KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK
MEMENUHI TARGET PRODUKSI 780.000 TON/BULAN DI
PT SEMEN PADANG INDARUNG SUMATERA BARAT
Rifani Faisal, Kresno, Dwi Poetranto W.A.Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Yogyakarta 55283 Indonesia
Abstrak
PT. Semen Padang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industry semen, dan merupakan perusahaan semen terlama di Indonesia. Lokasi penambangan batugamping terletak di Bukit Karang Putih, Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Padang, Provinsi Sumatera Barat.
Tujuan penelitian yaitu mengkaji kemampuan produksi dari alat muat dan alat angkut yang digunakan pada penambangan batugamping di kuari bukit karang putih, mengkaji factor-faktor serta hambatan yang mempengaruhi penyebab tidak tercapainya produksi pada penambangan batugamping di kuari bukit karang putih, melakukan upaya peningkatan produksi dengan memperbaiki waktu kerja efektif dari alat mekanis. Permasalahan yang terjadi adalah kurang tercapainya sasaran produksi yang telah di rencanakan. Hal tersebut di karenakan berkurangnya waktu kerja efektif yang disebabkan adanya hambatan-hambatan yang dapat mengurangi waktu kerja yang sudah disediakan. Sehingga produktivitas dari peralatan mekanis tidak dapat memenuhi sasaran produksi yang diinginkan perusahaan.
Kemampuan produksi alat mekanis meningkat setelah dilakukan peningkatan waktu kerja efektif, penambahan jumlah pengisian material ke bak truck dan penambahan alat angkut. Sehingga kemampuan produksi meningkat dari 680.638,68 ton/bulan menjadi 907.195,41 ton/bulan dan target produksi sebesar 780.000 ton/bulan.
Kata Kunci : Produktivitas, Waktu Kerja Efektif
1. PENDAHULUAN
PT. Semen Padang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri semen, dan merupakan perusahaan semen terlama di Indonesia yang didirikan tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV. Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij ( NV. NIPCM ). PT. Semen Padang terletak di Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Padang, Provinsi Sumatera Barat. Penambangan batugamping terletak di Kuari Bukit Karang Putih yang dilakukan dengan cara tambang terbuka dengan sistem Side Hill Quarry. Sistem ini adalah suatu sistem penambangan terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan mineral industri yang terletak di lereng bukit atau berbentuk bukit.
Sejalan dengan meningkatnya pembangunan, maka kebutuhan semen juga mengalami peningkatan, sehingga penggunaan batugamping sebagai bahan utama proses pembuatan semen juga meningkat. Untuk itu sangat diperlukan adanya kajian teknik terhadap kebutuhan alat muat dan alat angkut demi tercapainya sasaran produksi yaitu sebesar 780.000 ton/bulan.
Peneltian ini memiliki tujuan mengetahui kemampuan produksi dari alat muat dan alat angkut yang
digunakan pada penambangan batugamping di kuari bukit karang putih, mengetahui faktor-faktor serta hambatan yang mempengaruhi penyebab tidak tercapainya produksi pada penambangan batugamping di kuari bukit karang putih, dan melakukan upaya peningkatan produksi dengan memperbaiki waktu kerja efektif dari alat mekanis. Di samping itu, penelitian ini Penelitian hanya di lakukan di site bukit karang putih pada front 1 dan 4. Alat gali muat yang di teliti adalah Excavator Backhoe Komatsu PC 1800 dengan 2 alat angkut Dump Truck Caterpillar 777D dan Excavator Backhoe Hitachi EX 2500 dengan 3 alat angkut Komatsu HD 785. Penelitian hanya mencakup pada kebutuhan produksi alat gali muat dan alat angkut berdasarkan kondisi actual dalam upaya pemenuhan target produksi batugamping.
PT Semen Padang berlokasi di Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kotamadya Padang, Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis terletak pada 100 o 27’ 20” BT - 100 o 32’ 12” BT dan 00 o 57’
47” LS - 01 o 00’ 48” LS. Dengan jarak sekitar 15 km
sebelah timur kota padang dan 45 km sebelah barat kota solok.
Sedangkan lokasi penambangan berjarak 2 km dari Pabrik Semen Padang ke arah selatan yang dihubungkan dengan jalan yang terbuat dari beton.
Bukit Karang Putih ini secara geografis terletak pada 100 22’ 05” BT – 100 31’ 20” BT dan 00 50’ 00” LS – 00 55’ 40” LS. Dimana membujur dari arah utara ke selatan dengan puncak tertinggi 554 m dan puncak terendah 400 m di atas permukaan laut
2. HASIL PENELITIAN Waktu Edar
Dari pengukuran dan pengamatan dilapangan pada lampiran C dan lampiran D didapat waktu edar untuk alat gali muat excavator backhoe Hitachi EX2500 adalah 0,61 menit dan waktu edar alat angkut yang melayani nya adalah 14,15 menit, waktu edar alat gali muat excavator backhoe Komatsu PC 1800 adalah 0,53 menit, dan waktu edar alat angkut yang melayani nya adalah 12,6 menit.
Waktu Kerja Efektif
Waktu kerja efektif adalah waktu yang benar-benar digunakan untuk operator bersama alat yang digunakan untuk operasi produksi. Waktu kerja efektif berpengaruh terhadap efisiensi kerja. Waktu kerja yang tersedia 1260 menit waktu kerja efektif untuk 3 shift kerja perhari.
Tabel 1. Hambatan-Hambatan Kerja
JENIS ALAT ANGKUT 777-D HD785-5
WAKTU YANG
TERSEDIA (MENIT) 1260 1260
Hambatan yang tidak
dapat dihindari (Wtd)
Persiapan Oprasional 40 40
Pemeriksaan dan
pemanasan alat 15 15
Peledakan 110 110
Kerusakan dan perbaikan
alat 190 150
Perjalanan ke kauri 15 15
Persiapan pulang 30 30
Jumlah (menit) 400 360
Hambatan yang dapat
dihindari (Whd)
Keperluan Operator 10 10
Waktu istirahat lebih awal 16 17
Terlambat kerja setelah
istirahat 16 17
Berhenti sebelum akhir
kerja 22 26
Jumlah (menit) 64 70
Tabel 2. Efisiensi Kerja Alat Muat dan Alat Angkut
Kondisi Jalan Angkut
Kondisi jalan angkut yang baik akan memperkecil waktu edar alat angkut. Jalan angkut yang ada merupakan jalan yang yang bermaterial keras. Berdasarkan data peta jalan angkut dari perusahaan pada lampiran P, segment jalan angkut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 3. Segment Jalan Angkut
Kemampuan Produksi Alat Muat Dan Alat Angkut
Kemampuan produksi nyata alat muat dan alat angkut adalah besarnya produksi yang dapat dicapai dalam kenyataan kerja alat muat dan alat angkut, berdasarkan kondisi yang dapat dicapai saat ini. JENIS ALAT MUAT EX2500 PC1800
WAKTU YANG TERSEDIA
(MENIT) 1260 1260
Hambatan yang tidak dapat
dihindari (Wtd)
Persiapan Oprasional 40 40
Pemeriksaan dan pemanasan alat 10 10
Peledakan 110 110
Kerusakan dan perbaikan alat 165 165
Perjalanan ke kauri 15 15
Persiapan pulang 30 30
Jumlah (menit) 370 370
Hambatan yang dapat
dihindari (Whd)
Waktu istirahat lebih awal 16 20
Terlambat kerja setelah istirahat 16 18
Berhenti sebelum akhir kerja 25 26
Jumlah (menit) 57 64
No Jenis Alat Lokasi
Efisiensi Kerja ( % ) 1 Backhoe Hitachi EX2500 Front 1 66.11% 2 Dump Truck Caterpillar 777-D Front 4 63.10% 3 Backhoe Komatsu PC1800 Front 4 65.55% 4 DumpTtruck Komatsu HD 785 Front 1 65.87% SEG PJG LBR KEMIRINGAN (m) (m) (%) A 128 27 0,2 B 73 28 0,2 C 83 27 0,1 D 127 29 0,2 E 132 30 0,2 F 112 31 0,1 H 117 28 7,10 I 274 25 7,56 J 249 29 6,70 K 297 25 12,80 L 79 23 12,82 M 170 26 12,80
Tabel 4. Produksi Alat Muat Tempat
kerja Alat muat
Produksi ton/hari Front 1 Hitachi EX2500 28.219,38 Front 4 Komatsu PC1800 21.140.69 Jumlah 49.360.07 ton/hari = 1.332,721,18 ton/bulan
Dari table sebelumnya maka di proleh data produksi alat sebagai berikut:
Produksi total alat muat
= 28.219,38 ton/hari + 21.140,69 ton/hari = 49.360,07 ton/hari x 27 hari/bulan = 1.332.721,18 ton/bulan
Tabel 5. Produksi Alat Angkut Tempat
kerja Alat angkut
Produksi ton/hari Front 4 Caterpillar 777-D 10.663,59 Front 1 Komatsu HD785-5 14.545,25 Jumlah 25.208,84 ton/hari = 680.638,68 ton/bulan
Dari table diatas maka di proleh data produksi alat sebagai berikut:
Produksi total alat angkut
= 10.663,59 ton/hari + 14.545,25 ton/hari = 25.208,84 ton/hari x 27 hari/bulan = 680.638,68 ton/bulan
Untuk sasaran target pencapaian produksi sebesar 780.000 ton/ bulan, untuk produksi alat muat sudah dapat memenuhi sebesar 1.332.721,18 ton/bulan, sedangkan untuk produksi alat angkut hanya sebesar 680.638,68 ton/bulan sehingga target belum tercapai. Swell Factor
Berdasarkan data dari perusahaan faktor pengembangan yang digunakan sebesar 0,64%. Faktor Isian Mangkuk
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan terhadap volume nyata bucket, maka besarnya faktor pengisian bucket untuk alat gali muat excavator backhoe komatsu pc 1800 adalah 79,80%, dan untuk alat excavator backhoe Hitachi EX 2500 adalah 81.04 %.
Faktor Keserasian Alat
Angka keserasian kerja (MF) untuk rangkaian kerja antara Excavator backhoe Hitachi EX2500 dengan dump truck yang beroperasi adalah 0,51. Dan untuk rangkaian kerja Antara Excavator Backhoe Komatsu
PC1800 dengan dump truck yang beroperasi adalah sebessar 0,42.
3. PEMBAHASAN
Usaha untuk meningkatkan produksi Baugampng adalah dengan melakukan kajian teknis terhadap kemampuan produksi alat gali-muat dan alat angkut yang ada saat ini. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap keadaan lapangan dan faktor yang mempengaruhi kemampuan produksi alat. Untuk meningkatkan kemampuan produksi alat gali-muat dan alat angkut dilakukan dengan cara :
a. Meningkatkan waktu kerja efektif dan melakukan penekanan terhadap waktu hambatan yang dapat dihindari sehingga diperoleh peningkatan efisiensi kerja dari alat gali-muat dan alat angkut.
b. Mengupayakan sistem kerja alat yang lebih baik yaitu dengan menserasikan kombinasi kerja dari alat yang digunakan.
Geometri Jalan Angkut
Kondisi jalan angkut sangat berpengaruh dalam menunjang aktifitas produksi, terutama mempengaruhi waktu edar dari alat angkut, Dari pengukuran di lapangan lebar jalan angkut 28 meter pada keadaan lurus dan 38 meter pada kondisi tikungan. Berdasarkan perhitungan lebar jalan angkut minimum pada jalan lurus adalah 25 meter dan lebar jalan angkut minimum pada tikungan adalah 38 meter (lampiran E), Kondisi jalan angkut yang ada sudah sesuai dengan tipe dan dimensi alat angkut yang di gunakan dan memenuhi syarat untuk lebar jalan angkut minimum.
.
Perbandingan Produksi Aktual dan Target Produksi
Sasaran produksi yang direncanakan oleh perusahaan pada bulan Oktober 2013 sebesar 780.000ton/bulan. Berdasarkan hasil perhitungan, produksi batugampng saat ini hanya 680.638 ton/bulan, sehingga terjadi kekurangan sebesar 99.362 ton/bulan. Kekurangan tersebut disebabkan efisiensi kerja yang kurang optimal, kesediaan dan keserasian kerja alat yang belum baik. Sehingga perlu dilakukan perbaikan-perbaikan agar target produksi dapat tercapai. Upaya Peningkatan Waktu Kerja Efektif
Agar produksi alat muat dan alat angkut yang ada saat ini dapat bekerja lebih optimal maka dapat dilakukan upaya peningkatan waktu kerja efektif dengan cara melakukan pengurangan terhadap waktu-waktu hambatan. Kenaikan waktu kerja efektif alat terjadi karena adanya penekanan waktu hambatan yang dapat di hindari pada masing-masing alat mekanis baik alat gali muat dan alat angkut saat kegiatan penambangan berlangsung.
Tabel 6. Hambatan Setelah di Kurangi
Hambatan yang terjadi
Hambatan setelah di tingkatkan JENIS ALAT MUAT
Hitachi Kom Hit Kom EX 2500 PC 1800 EX 2500 PC 1800 WAKTU YANG TERSEDIA (MENIT) 1260 1260 1260 1260 Hambatan yang tidak dapat dihindari (Wtd) Persiapan Oprasional 40 40 40 40 Pemeriksaan dan pemanasan alat 10 10 10 10 Peledakan 110 110 110 110 Kerusakan dan perbaikan alat 165 165 165 165 Perjalanan ke kuari 15 15 15 15 Persiapan pulang 30 30 30 30 Jumlah (menit) 370 370 370 370 Hambatan yg dpt dihindari (Whd) Waktu istirahat lebih awal 16 20 10 10 Terlambat kerja setelah istirahat 16 18 10 12 Berhenti sebelum akhir kerja 25 26 10 12 Jumlah (menit) 57 64 30 34
Tabel 7. Peningkatan Waktu Kerja Efektif dan efisiensi kerja
Produski Setelah Ditingkatkan
Kemampuan produksi alat mekanis meningkat setelah dilakukan peningkatan waktu kerja efektif dan penambahan jumlah alat angkut. Produksi alat muat Hitachi EX 2500 menjadi 29.132,85 ton/hari dan produksi 4 alat angkut yang bekerja pada alat muat tersebut menjadi 20.212,23 ton/hari. Sedangkan produksi alat muat Komatsu PC 1800 menjadi 21.979,65 ton/hari dan poduksi 3 alat angkut yang bekerja pada alat muat tersebut sebesar 13.387,60 ton/hari, sehingga total produksi adalah 907.195,41 ton/bulan. Dan target produksi tercapai.
Tabel 8. Produksi alat muat dan alat angkut Produksi ton/bulan Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan Alat Muat 1.332.721.18 ton/bulan 1.380.037,5 ton/bulan Alat Angkut 680.638,68 ton/bulan 907.195,41 ton/bulan N
o Jenis Alat Lok
Efisiensi Kerja Efisiensi Kerja Sebelum perbaikan Setelah perbaikan 1 Beckhoe Hitachi Front 1 66.11% 68.25% EX2500 2 Dump Truck Front 4 63.10% 65.74% Caterpillar 777-D 3 Beckhoe Hitachi Front 4 65.55% 67.93% PC1800 4 Dump Truck Front 1 65.87% 68.65% Komatsu HD785-5
4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan perhitungan dari bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil pengamatan , analisa dan pembahasan terhadap kegiatan penambangan batugamping di Kuari Bukit Karang Putih di PT. Semen Padang Area I, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Berdasarkan penelitian kemampuan produksi alat muat yaitu 1.332.721.18 ton/bulan dan kemampuan produksi alat angkut 680.638,68 ton/bulan. Sasaran produksi dari perusahaan yaitu 780.000 ton/bulan
b. factor penyebab tidak tercapainya produksi pada penambangan batugamping di kuari bukit karang putih disebabkan oleh hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan baik yang dapat di hindari dan yang tidak dapat dihindari.
c. Upaya meningkatkan produksi alat angkut dilakukan dengan cara melakukan pengurangan terhadap hambatan-hambatan waktu kerja yang dapat dihindari dengan cara menekan hambatan yang dapat dihindari berdasarkan data minimum. Hal ini akan dapat meningkatkan waktu kerja efektif sehingga efisiensi kerja dari alat muat dan angkut yang digunakan juga meningkat. Untuk backhoe Hitachi EX2500 EH5 meningkat dari 66.11% menjadi 68.25%; backhoe Komatsu PC1800 dari 65.55% menjadi 67.93%; dump truck 777-D dari 63.10% menjadi 65.74%; dump truck HD785-5 dari 65.87% menjadi 68.65%. Dengan peningkatan waktu kerja efektif maka produksi dari alat muat dan angkut juga meningkat. Setelah dilakukan upaya-upaya seperti peningkatan waktu kerja efektif dan penambahan jumlah pengisian, maka produksi alat muat menjadi 1.380.037,5 ton/bulan dan produksi alat angkut menjadi 907.195,41 ton/bulan. Sehingga sasaran produksi sebesar 780.000 ton/bulan dapat terpnuhi
d. Dari perbaikan yang dilakukan nilai keserasian berubah dari 0,51 menjadi 1,07 untuk alat muat Hitachi EX2500 melayani Dump truck Komatsu 785 dan dari 0,42 menjadi 1.00 untuk alat muat Komatsu PC1800 melayani Dump truck Caterpillar 777-D.
Saran
Dari hasil perhitungan dan pengamatan dilapangan maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
a. Meningkatkan disiplin operator agar waktu efektif dan effisiensi penggunaan alat muat dan alat angkut meningkat.
b. Perawatan secara berkala bagi alat muat dan alat angkut.
c. Perawatan jalan yang sudah ada perlu di lakukan secara rutin agar alat angkut dapat bekerja secara maksimal dan menambah umur alat itu sendiri.
5. DAFTAR PUSTAKA
Awang Suwandhi. 2014. Perencanaan Jalan Tambang. Diktat Perencanaan Tambang Terbuka, UNISBA. Bandung.
EP. Pfleider, (1972), “Surface Mining”, 1st Edition. USA :. The American Institute of Mining, Metallurgical, and Petroleum Engineers, Inc., New York.
Hartman H. 1987. Introductory Mining Enginering. The University of Alabama. Tuscaloska Alabama.Hustrulid, W. And Kuchta M. 1998. Open Pit Mine Planning & Design Volume 1. A Balkema.
Hustrulid, W., M. Kutcha (1995), Open Pit Mine Planning and design, Volume 1 Fundamental, A.A. Balkema/Roterdam/Brookfield.
Partanto Prodjosumarto, (1983), “Pemindahan Tanah Mekanis”. Bandung : Departemen Tambang, ITB.
R.L ,Peurifoy, (1998), “Construction Planning Equipment and Methods”, 7th
Edition. USA : Mc-Graw Hill.
Silvia Sukirman,(1999), “Dasar-dasar Perencanaan Geometri Jalan”,
Cetakan III. Bandung : Nova.
Walter W. Kaufman and James C. Ault, (1977), “Design of Surface Mine Haulage Roads – A Manual”. USA : United States Department of The Interior, Bureau of Mines.
Yanto Indonesianto, (2005), “Pemindahan Tanah Mekanis”. Yogyakarta : Jurusan Teknik Pertambangan – FTM, UPN “Veteran” Yogyakarta.
Waterman, S., 2011, “Perencanaan Tambang”, Jurusan Teknik pertambangan, FTM-UPN “Veteran” Yogyakarta.
_____________, Caterpillar, “Specifications & Application Handbook”, Edition 38.