• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR MODEL PROBABILITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGANTAR MODEL PROBABILITAS"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR MODEL PROBABILITAS

(PMP, Minggu 8-14)

Sri Haryatmi Kartiko

Universitas Gadjah Mada

Juni 2014

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Outline

1 Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM

Mean dan Variansi

Fungsi Pembangkit Momen (MGF)

2 Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL

Distribusi Spesial Diskrit Distribusi Spesial Kontinu

3 Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM

Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Sifat Variabel Random

4 Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Persaman Chapman Kolmogorov Klasifikasi State

(2)

Outline

1 Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM

Mean dan Variansi

Fungsi Pembangkit Momen (MGF)

2 Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL

Distribusi Spesial Diskrit Distribusi Spesial Kontinu

3 Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM

Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Sifat Variabel Random

4 Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Persaman Chapman Kolmogorov Klasifikasi State

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Outline

1 Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM

Mean dan Variansi

Fungsi Pembangkit Momen (MGF)

2 Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL

Distribusi Spesial Diskrit Distribusi Spesial Kontinu

3 Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM

Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Sifat Variabel Random

4 Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Persaman Chapman Kolmogorov Klasifikasi State

(3)

Outline

1 Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM

Mean dan Variansi

Fungsi Pembangkit Momen (MGF)

2 Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL

Distribusi Spesial Diskrit Distribusi Spesial Kontinu

3 Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM

Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Sifat Variabel Random

4 Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Persaman Chapman Kolmogorov Klasifikasi State

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM

Dalam bab ini, diperkenalkan konsep tentang momen dari variabel, mean dan variansi dari variabel random.

Definisi 1.1

Momen ke n di sekitar titik asal dari suatu variabel random X , ditulis E (Xn), adalah E (Xn) = ( P x ∈RX x nf (x ) jika X diskrit, R∞ −∞x nf (x ) jika X kontinu. untuk n = 0, 1, 2, 3, . . .,

Jika n = 1, maka E (X ) merupakan momen pertama di sekitar titik nol. Untuk n = 2, maka E (X2) merupakan momen kedua dari variabel random X di sekitar titik nol. Secara umum, momen suatu variabel random tidak selalu ada. Bila suatu variabel random tidak punya mean, dikatakan variabel random tersebut tidak punya

momen pertama. Ada dua hal yang penting untuk suatu variabel random, yakni, mean dan variansi yang akan dibahas dalam subbab berikut ini.

(4)

Mean dan Variansi

Definisi 1.2

Misalkan X adalah variabel random yang mempunyai fungsi densitas probabilitas (pdf) f (x ). Mean dari variabel random X didefinisikan sebagai

µX = sumx ∈RXxf (x )jika X diskrit (1)

=

Z ∞

−∞

xf (x )dx jika X kontinu (2)

bila harganya berhingga.

Mean adalah ukuran tendensi sentral dari suatu distribusi variabel random X . Mean juga biasa disebut sebagai harga harapan dari variabel random X dan ditulis E (X ) dari kata Expectation of X.

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Mean dan Variansi

Contoh 1.3

Variabel random X berdistribusi uniform pada interval (2, 7), berapa mean dari X ?

Jawab:

Pdf dari variabel random X adalah f (x ) =

(1

5 jika 2 < x < 7,

0 untuk harga x yang lain

Sehingga, mean atau harga harapan dari X adalah

µX = E (X ) = Z ∞ −∞ xf (x )dx = Z 7 2 x1 5dx =  1 10x 2 7 2 = 1 10(49 − 4) = 45 10 = 9 2 = 2 + 7 2

(5)

Mean dan Variansi

Teorema 1.4

Misal X adalah suatu variabel random dengan pdf f (x ). Jika a dan b adalah dua bilangan riil, maka

E (ax + b) = aE (X ) + b (3)

Definisi 1.5

Misal X adalah suatu variabel random dengan mean µX. Variansi dari X , ditulis Var (X ) atau σX2, didefinisikan sebagai

Var (X ) = σ2X = E (X − µX)2 (4)

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Mean dan Variansi

Teorema 1.6

Jika X adalah suatu variabel random dengan mean µX dan variansi

σX2, maka

σX2 = E (X2) − µ2X (5)

Teorema 1.7

Jika X adalah suatu variabel random dengan mean µX dan variansi

σX2, maka

Var (aX + b) = a2Var (X ) (6)

(6)

Mean dan Variansi

Contoh 1.8

Misal X mempunyai fungsi peluang:

f (x ) = (2x

k2 untuk 0 ≤ x ≤ k,

0 yang lainnya.

Berapa nilai k, bila Var (X ) = 2?

Contoh 1.9

Jika pdf dari variabel random X diberikan oleh:

f (x ) = (

1 − |x | untuk |x | < 1

0 yang lainnya,

Maka, berapa variansi dari X ?

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Fungsi Pembangkit Momen (MGF)

Fungsi pembangkit momen (MGF) adalah fungsi riil yang dapat dibangkitkan untuk semua momen dari variabel radom.

Definisi 1.10

Misal X adalah suatu variabel random dengan fungsi pdf f (x ). Fungsi riil M : R → R yang didefinisikan sebagai

M(t) = E (etX) (7)

disebut fungsi pembangkit momen dari X , jika mean-nya ada untuk semua t dalam selang interval −h < t < h untuk suatu h > 0. Pada umumnya,tidak semua variabel random mempunyai fungsi pembangkit momen. Tetapi, jika fungsi pembangkit momen dari suatu variabel random ada, maka fungsi pembangkit momennya unique.

Dengan menggunakan definisi mean dari variabel random, diperoleh representasi dari M(t) secara eksplisit, yakni:

M(t) = (P x ∈RX etxf (x ) jika X diskrit R∞ −∞e txf (x ) jika X kontinu

(7)

Fungsi Pembangkit Momen (MGF)

Contoh 1.11

Misal X adalah variabel random yang mempunyai fungsi pembangkit momen M(t) dan n adalah suatu bilangan asli. Berapa turunan ke-n dari M(t) pada t = 0?

Contoh 1.12

Tentukan MGF dari variabel random X yang mempunyai pdf:

f (x ) = (

e−x untuk x > 0,

0 yang lainnya.

Kemudian, tentukan mean dan variansi-nya!

Contoh 1.13

Misal variabel random X mempunyai MGF, M(t) = (1 − t)−2

untuk t < 1. Berapa moment ketiga dari X ? Penyelesaian:

Hitung turunan ketiga dari M(t) pada t = 0 untuk menghitung momen ketiga dari X ,

M(t) = (1 − t)−2

M0(t) = 2(1 − t)−3 M00(t) = 6(1 − t)−4 M000(t) = 24(1 − t)−5 Dengan demikian, momen ketiga dari X adalah

E (X3) = 24

(1 − 0)5 = 24

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Fungsi Pembangkit Momen (MGF)

Teorema 1.14

Misal X adalah suatu variabel random dengan fungsi pembangkit momen MX(t). Jika a dan b adalah dua bilangan riil konstanta, maka MX +a(t) = eatMX(t) (8) MbX(t) = MX(bt) (9) MX +a b (t) = eabtMX t b  (10)

(8)

Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL

Dalam bab ini dibahas beberapa distribusi penting. Dalam aplikasi, memungkinkan untuk menentukan bahwa distribusi mempunyai bentuk spesial yang diketahui. Biasanya distribusi spesial

tergantung pada satu atau lebih dari satu parameter dan apabila harga numeris dari parameter diketahui, distribusi tertentu dengan lengkap.

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Distribusi Spesial Diskrit

Distribusi Bernoulli

Sebuah eksperimen terdiri hanya satu trial, misal terdapat hanya 2 kejadian yaitu E dan Ec yang dapat direpresentasikan sebagai ”head” dan ”tail” pada lemparan uang satu kali, mendapatkan barang ”rusak” atau ”bagus” pada pengambilan satu item dari suatu lot barang produksi pabrik, atau secara umum ”sukses” atau ”gagal” pada trial suatu eksperimen. Misal pada suatu eksperimen, probabilitas E terjadi dengan probabilitas p = P(E ) dan Ec terjadi dengan probabilitas q = P(Ec) = 1 − p.

Variabel random X yang berharga 0 atau 1 ini disebut variabel Bernoulli, dan hasil eksperimen yang hanya mempunyai 2 outcome disebut Bernoulli trial. Khususnya bila suatu eksperimen

mempunyai 2 hasil yaitu ”sukses”(E ) atau ”gagal”(Ec) maka variabel Bernoulli yang berkorespondensi dengannya adalah

X (e) = (

1 bila e ∈ E , 0 bila e ∈ Ec.

Pdf X dapat disajikan sebagai f (0) = q dan bila f (1) = p. Disebut distribusi Bernoulli, yang secara matematis disajikan sebagai

f (x ) = px(1 − p)1−p, x = 0, 1 (11)

atau ditulis dengan notasi X ∼ B(1, p) dibaca X berdistribusi Bernouli

(9)

Distribusi Spesial Diskrit

Contoh 2.1

Eksperimen melempar sebuah dadu bersisi 4. Taruhan diletakkan pada hasil mata dadu 1 . Jadi E = {1}, Ec = {2, 3, 4}, dan p = 1/4.

Contoh 2.2

Eksperimen mengambil kelereng secara random dari koleksi 10 kelereng hitam dan 20 kelereng putih. Dalam hal ini dapat

dipandang ”hitam” sabagai sukses dan ”putih” sebagai gagal atau sebaliknya.Mendapatkan kartu hitam yang dikatakan sukses,

p = 10/30 = 1/3 dan q = 20/30 = 2/3

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Distribusi Spesial Diskrit

Distribusi Binomial

Kadang diperlukan eksperimen yang lebih kompleks, misalnya sejumlah trial Bernoulli yang diulang n kali secara independen, masing-masing dengan probabilitas sukses p. X menunjukkan banyaknya sukses, dikenal dengan pdf Binomial, dengan pdf dari X disajikan sebagai f (x ) =  n x  pxqn−x x = 0, 1, 2, ...n (12)

atau ditulis dengan notasi X ∼ B(n, p) dibaca X berdistribusi Binomial dengan banyak trial n dan probabilitas sukses untuk satu trial p, 0 ≤ p ≤ 1

(10)

Distribusi Spesial Diskrit

Akan diturunkan beberapa sifat umum distribusi binomial. Bila X ∼ B(n, p), maka MX(t) = E (etX) = n X x =0 etxf (x ) = n X x =0 n x ! etxpxqn−x = n X x =0 n x ! (pet)xqn−x = n X x =0 n x ! (pet)xqn−x = (pet + q)n

MX0 (t) = n(pet + q)n−1pet, dengan demikian E (X ) = MX0 (0) = np. Selanjutnya

MX”(t) = n(n − 1)(pet + q)n−2p2e2t + n(pet + q)n−1pet, yang

berarti E (X ) = MX”(0) = n(n − 1)p2+ np, sehingga Var (X ) = E (X2) − [E (X )]2 = npq

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Distribusi Spesial Diskrit

Distribusi Hipergeometri

Misal populasi terdiri dari N item, M diantaranya tipe 1, sisanya N − M item dari tipe 2. Misal n item diambil secara random tanpa pengembalian, dan X banyaknya item tipe 1 yang terambil. Dalam hal ini X dikatakan berdistribusi hipergeometri, sering ditulis

dengan notasi X ∼ H(n, M, N). Pdf diskrit dari X diberikan oleh

f (x ) = M x ! N − M n − x ! N n ! , x = 0, 1, 2, ... min(n, m) (13)

Dapat ditunjukkan bahwa

E (x ) = nM/N

(11)

Distribusi Spesial Diskrit

Teorema 2.3

Apabila X berdistribusi Hipergeometri

X ∼ H(n, M, N), x = 0, 1, ...n maka untuk N → ∞ dan M → ∞ dengan MN → p, konstanta positif berlaku

lim N,M→∞ M x ! N − M n − x ! N n ! = n x ! px(1 − p)n−x, (14)

yang berarti bahwa distribusi binomial merupakan pendekatan dari distribusi hipergeometri.

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Distribusi Spesial Diskrit

Distribusi Geometri

Pandang kembali trial bernoulli dengan probabilitas sukses

p = E (X ). Pada distribusi binomial banyaknya trial tertentu yaitu n, dan variabel yang menjadi perhatian adalah banyaknya sukses. Sekarang pandang banyaknya trial yang diperlukan untuk

menghasilkan sejumlah sukses yang ditentukan.

Misal banyaknya trial yang diperlukan untuk mendapatkan sukses yang pertama adalah X , maka X dikatakan berdistribusi Geometri dengan parameter p, diberi notasi X ∼ Geo(p) dengan bentuk pdf sebagai berikut:

g (x ) = pqx −1, x = 1, 2, 3, ... dan p = 1 − q (15) Sifat probabilitas dipenuhi karena 0 < p < 1 dan

∞ X x =1 g (x ; p) = p ∞ X x =1 qx −1 = p(1 + q + q2 + ...) = p p = 1

(12)

Distribusi Spesial Diskrit

Teorema 2.4

Apabila X berdistribusi Geometri, X ∼ Geo(p) maka X mempunyai sifat memoryless yaitu

P(X > j + k/X > j ) = P(X > k) (16)

Contoh 2.5

Sampel dengan pengembalian. Lima buah kelereng diambil dari koleksi 10 kelereng hitam dan 20 kelereng putih, pengambilan dengan pengembalian. X merupakan banyaknya kelereng hitam yang terambil. Hitung P(X = 2) dan tulis pdf dari X .

Penyelesaian :

Untuk mengambil 2 kelereng hitam, dengan konsekuensi 3 kelereng putih karena diambil 5 kelereng maka didapat

P(X = 2) = 5 2 !  10 30 2 20 30 3

Dengan cara yang sama pdf dari X adalah

P(X = x ) = 5 x !  10 30 x  20 30 5−x

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Distribusi Spesial Kontinu

Distribusi Uniform

Variabel random kontinu terbatas pada interval (a, b) dan berharga konstan dalam interval tersebut. Dengan sifat probabilitas

berakibat c = 1/(b − a) karena 1 = Rabcdx = c(b − a). Distribusi spesial ini disebut distribusi uniform pada interval (a, b) dengan pdf

f (x ; a, b) = 1

b − a a < x < b (17)

dan nol untuk X yanf lain, diberi notasi X ∼ Unif (a, b) CDF dari X ∼ unif (a, b) mempunyai bentuk

F (x ; a, b) =    0 x ≤ a x −a b−a a < x < b 1 b (18) E (X ) = a + b 2 Var (X ) = (b − a) 2 12

(13)

Distribusi Spesial Kontinu

Distribusi Gamma

Distribusi kontinu yang sering terjadi pada aplikasi disebut

distribusi Gamma. Nama ini diambil dari adanya hubungan dengan suatu fungsi yang disebut fungsi Gamma.

Definisi 2.6

Fungsi Gamma yang dinotasikan dengan Γ(κ) untuk setiap κ > 0, diberikan oleh

Γ(κ) =

Z ∞

0

tκ−1e−tdt (19)

Sebagai contoh, jika κ = 1, maka Γ(1)R0∞e−tdt = 1. Fungsi

Gamma mempunyai beberapa sifat yang bermanfaat yang disajikan dalam teorema berikut:

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Distribusi Spesial Kontinu

Teorema 2.7

Fungsi Gamma memenuhi beberapa sifat:

Γ(κ) = (κ − 1)Γ(κ − 1) ; κ > 1 (20) Γ(n) = (n − 1)! ; n = 1, 2, . . . (21) Γ 1 2  = √π (22)

(14)

Distribusi Spesial Kontinu

Contoh 2.8

Banyaknya penguapan dalam inci di suatu sungai merupakan variabel random X yang berdistribusi Gamma, X ∼ Gam(0, 2; 6). Hitung probabilitas banyaknya penguapan melebihi suatu level, misalnya 2 inci. Penyelesaian: P[X > 2] = Z ∞ 2 1 (0, 2)6Γ(6)x 6−1e−x/0.2dx = 1 − F (2; 0, 2 , 6) = 5 X i =0 10i i ! e −10 = 0.067

Contoh 2.9

Hitung mean dan variansi dari distribusi Γ(κ) Penyelesaian: MX(t) = Z ∞ 0 etxx κ−1e−x/θ θκΓ(κ) dx = 1 θκΓ(κ) Z ∞ 0 xκ−1e(t−1/θ)xdx Dengan substitusi u = −(t − 1/θ)x , didapat

MX(t) = ( 1 θ − t) −κ 1 θκΓ(κ) Z ∞ 0 uκ−1e−udu MX(t) = (1 − θt)−κ t < 1/θ

Dengan memasukkan t = 0 pada derivatif pertama dan kedua dari MXt didapat

MX0 (0) = κθ(1 − θt)−κ−1 = κθ

MX”(0) = κ(κ + 1)θ2(1 − θt)−κ−2 = κ(κ + 1)θ2

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Distribusi Spesial Kontinu

Distribusi Eksponensial

Variabel random kontinu X mempunyai distribusi Eksponensial dengan parameter θ > 0 diberi notasi X ∼ Exp(θ) bila mempunyai pdf berbentuk

f (x ; θ) = 1 θe

−x/θ, x > 0 (23)

dan nol untuk x yang lain. CDF dari X adalah

F (x ; θ) = 1 − e−x/θ, x > 0 (24)

(15)

Distribusi Spesial Kontinu

Distribusi eksponensial adalah keadaan kusus distribusi Gamma yaitu X ∼ Exp(θ) identik dengan X ∼ Gam(θ, 1) sehingga pdf Eksponensial mempunyai mean dan variansi

E (X ) = 1θ = θ

Var (X ) = 1θ2 = θ2

Theorem 1

Untuk variabel random kontinu X , X ∼ Exp(θ) berlaku

P[X > a + t/X > a] = P[X > t] (25)

untuk semua a > 0 dan t > 0. Bukti : P[X > a + t/X > a] = P[X > a + t dan X > a] P[X > a] = P[X > a + t] P[X > a] = e −(a+t)/θ e−a/θ = P[X > t]

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Distribusi Spesial Kontinu

Contoh 2.10

Misal komponen tertentu, sebut K mempunyai waktu tahan hidup X dalam jam yang berdistribusi X ∼ Exp(100). Hitung

probabilitas komponen berusia paling sedikit 50 jam. Penyelesaian:

Probabilitas komponen berusia paling sedikit 50 jam adalah

P[X ≥ 50] = 1 − F (50; 100)

= e−0,0,5

(16)

Distribusi Spesial Kontinu

Distribusi Normal

f (x ; µ, σ) = 1 σ√2πexp ( 1 2  x − µ σ 2) (26) untuk −∞ < x < ∞, dimana −∞ < µ < ∞ dan 0 < σ < ∞. Biasa diberi notasi X ∼ N(µ, σ2).

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL

RANDOM

Definisi 3.1

Fungsi densitas probabilitas bersama (pdf bersama) dari variabel random diskrit berdimensi k, X = (X1, X2, . . . Xk) adalah

f (x1, x2, . . . xk) = P[X1 = x1, X2 = x2, . . . Xk = xk (27) untuk semua harga x = (x1, x2, . . . xk) dari X .

(17)

Contoh 3.2

Dari 1 dek kartu bridge diambil 5 buah kartu. x1 banyaknya kartu merah.

x2 banyaknya kartu daun.

pdf bersama dari (x1, x2) adalah

f (x1, x2) =  25 x1   13 x2   13 5 − x1− x2   52 5  x1 = 0, 1, ...5 x2 = 0, 1, ...5.

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Perluasan distribusi hipergeometri:

N item terdiri dari M1 tipe 1, M2 tipe 2 dst Mk tipe k.

xi = banyaknya item tipe i . x = (x1, . . . , xk). f (x1, . . . , xk) =  M1 x1   M2 x2  . . .  N −P Mi n −P xi   N n  (28)

(18)

Contoh 3.3

Distribusi Multinominal

(k + 1) kejadian saling asing E1, . . . , Ek+1

pi = P(Ei) i = 1, 2, . . . , k + 1 xi = n(Ei) x = (x1, . . . , xk) berdistribusi multinominal X ∼ Mult(n, p1, . . . , pk) f (x1, . . . xk) = n! x1! . . . xk+1! px1 1 p x2 2 . . . p xk+1 k+1 (29)

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Teorema 3.4

Fungsi f (x1, . . . , xk) adalah pdf bersama untuk vektor random diskrit X = (X1, . . . , Xk) bhb dipenuhi a. f (x1, . . . , xk) ≥ 0 untuk setiap (x1, . . . , xk) b. P x1 . . .P xk f (x1, . . . , xk) = 1

Definisi 3.5

Pasangan (X1, X2) dari variabel random diskrit mempunyai pdf

bersama f (x1, x2), pdf marginal dari X1 & X2 adalah f1(x1) = P x2 f (x1, x2) & f2(x2) = P x1 f (x1, x2) (30)

(19)

Definisi 3.6

Pasangan (X1, X2) dari variabel random kontinu mempunyai pdf

bersama f (x1, x2), pdf marginal dari X1 & X2 adalah

f1(x1) =Rx 2 f (x1, x2) & f2(x2) = R x1 f (x1, x2) (31)

Definisi 3.7

Sebarang fungsi f (x1, x2, . . . , xn) dikatakan pdf bersama vektor

random berdimensi k bila dan hanya bila

a. f (x1, . . . , xk) ≥ 0 untuk setiap (x1, . . . , xk)

b. R−∞∞ . . .R−∞∞ f (x1, . . . , xk)dx1. . . dxk = 1

Definisi 3.8

Cumulative Distribution Function (CDF), atau fungsi distribusi kumulatif, bersama dari k variabel random X1, X2, . . . , Xk didefinisikan sebagai

F (x1, x2, . . . , xn) = P[X1 ≤ x1, X2 ≤ x2, . . . , Xn ≤ xn] (32)

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Definisi 3.9

Vektor random berdimensi k, X = (X1, X2, . . . , Xk) disebut kontinu bila terdapat fungsi f (x1, x2, . . . , xk) yang merupakan fungsi densitas probabilitas (pdf) bersama sedemikian hingga CDF bersamanya dapat ditulis

F (x1, x2, . . . , xk) = Z xk −∞ . . . Z x1 −∞ f (t1, . . . , tk)dt1, . . . , dtk (33) untuk setiap x = (x1, x2, . . . , xn).

Teorema 3.10

Fungsi F (x1, x2) adalah CDF bivariat bila dan hanya bila memenuhi lim x1→−∞ F (x1, x2) = F (−∞, x2) = 0, ∀ x2 lim x2→−∞ F (x1, x2) = F (x1, −∞) = 0, ∀ x1 lim x1→∞ x2→∞ F (x1, x2) = F (∞, ∞) = 1

F (b, d ) − F (b, c) − F (a, d ) + F (a, c) ≥ 0, ∀ a < b & c < d lim

(20)

Contoh 3.11

X1 adalah konsentrasi zat pada trial pertama suatu eksperimen, sedangkan X2 adalah konsentrasi zat pada trial kedua. Dianggap pdf bersama kedua variabel random adalah

f (x1, x2) = 4x1x2; 0 < x1 < 1, 0 < x2 < 1. Hitung CDF F (x1, x2) Penyelesaian: CDF bersama adalah F (x1, x2) = Z x2 −∞ Z x1 −∞ f (t1, t2)dt1dt2 = Z x2 −∞ Z x1 −∞ 4t1t2dt1dt2 = x12x22 ; 0 < x1 < 1, 0 < x2 < 1

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi

Definisi 3.12

Probabilitas bersyarat

Bila X1 dan X2 variabel random diskrit atau kontinu dengan pdf

bersama f (x1, x2), maka fungsi densitas probabilitas bersyarat untuk X2 disyaratkan X1 = x1 didefinisikan sebagai:

f (x2/x1) =

f (x1, x2) f (x1)

(34) untuk setiap x1 sedemikian hingga f (x1) > 0, dan nol untuk yang

(21)

Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi

Contoh 3.13

Pdf bersama pasangan X1 dan X2 adalah

f (1, 1) = 0, 5 f (1, 2) = 0, 1 f (2, 1) = 0, 1 f (2, 2) = 0, 3 Hitung probabilitas X1 = 1 degan syarat X2 = 1

Penyelesaian : fX2(1) = X x1 f (x1, 1) = f (1, 1) + f (2, 1) = 0, 6 f (X1 = 1/X2 = 1) = P(X1 = 1, X2 = 1) P(X2 = 1) = f (1, 1) fX2(1) = 0, 5 0, 6 = 5 6

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi

Definisi 3.14

Variabel Random Independen.

Variabel random X1, X2, . . . , Xk dikatakan independen bila untuk

setiap ai < bi P(a1 ≤ X1 ≤ b1, . . . , ak ≤ Xk ≤ bk) = k Y i =1 P(ai ≤ Xi ≤ bi(35))

Teorema 3.15

Variabel random X1, X2, . . . , Xk independen bila dan hanya bila

F (x1, x2, . . . , xk) = F (x1)F (x2) . . . F (xk) (36)

(22)

Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi

Akan disajikan bagaimana menghitung harga harapan fungsi

variabel random U(X ) yang merupakan fungsi dari variabel random X1, X2, . . . , Xn.

Teorema 3.16

X = (X1, . . . , Xk) mempunyai pdf bersama f (x1, . . . , xk).

Bila Y = u(x1, . . . , xk) merupakan fungsi dari X , maka

E (Y ) = EX(u(x1, . . . , xk)) dengan EX(u(x1, . . . , xk)) = X x1 · · ·X xk

u(x1, . . . , xk)f (x1, . . . , xk) untuk X diskrit

EX(u(x1, . . . , xk)) = Z xk . . . Z x1

(23)

Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi

Teorema 3.17

X = (X1, . . . , Xk) mempunyai pdf bersama f (x1, . . . , xk).

Bila Y = u(x1, . . . , xk) merupakan fungsi dari X , maka

E (Y ) = EX(u(x1, . . . , xk)) dengan

EX(u(x1, . . . , xk)) = Px1 · · ·Pxk u(x1, . . . , xk)f (x1, . . . , xk) ; untuk X diskrit

EX(u(x1, . . . , xk)) =

R

xk . . .

R

x1 u(x1, . . . , xk)f (x1, . . . , xk)dx1. . . dxk ; untuk X kontinu

Teorema 3.18

Bila X1 dan X2 mempunyai pdf bersama f (x1, x2), maka

E (X1+ X2) = E (X1) + E (X2) (38)

Teorema 3.19

Bila X dan Y variabel random independen, maka untuk sebarang fungsi g (x ) dan h(y ) berlaku:

E (g (X )h(Y )) = E (g (X ))E (h(Y )) (39)

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi

Definisi 3.20

Kovariansi antara dua variabel random X1 dan X2, diberi notasi

Cov (X , Y ) = σXY = E [(X − µX)(Y − µY)] (40)

Teorema 3.21

X = (X1, . . . , Xk) mempunyai pdf bersama f (x1, . . . , xk).

Bila Y = u(x1, . . . , xk) merupakan fungsi dari X , maka

E (Y ) = EX(u(x1, . . . , xk)) dengan

EX(u(x1, . . . , xk)) = Px1 · · ·Pxk u(x1, . . . , xk)f (x1, . . . , xk) ; untuk X diskrit

EX(u(x1, . . . , xk)) = Rx

k . . .

R

x1 u(x1, . . . , xk)f (x1, . . . , xk)dx1. . . dxk ; untuk X kontinu

Teorema 3.22

Bila X dan Y dua variabel random, a dan b konstanta, maka

Cov (aX , bY ) = ab · Cov (X , Y ) (41)

Cov (X + a, Y + b) = ab · Cov (X , Y ) (42)

(24)

Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi

Teorema 3.23

Bila X dan Y dua variabel random independen, maka Cov (X , Y ) = 0

Teorema 3.24

Bila X1 dan X2 dua variabel random dengan pdf bersama f (x1, x2)

maka

Var (X1+ X2) = Var (X1) + Var (X2) + 2Cov (X1, X2) (44) dan

Var (X1+ X2) = Var (X1) + Var (X2) (45)

bila X1 dan X2 independen.

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi

Definisi 3.25

Bila X dan Y variabel random dengan variasi σX2 dan σY2 dan kovariansi σXY = Cov (X , Y ), maka koefisien korelasi antara X dan

Y adalah

ρ = σXY

(25)

Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi

Contoh 3.26

Pdf bersama pasangan X dan Y adalah f (x , y ) = 1

20 ; 0 < x < 10, x − 1 < y < x + 1 Hitung korelasi antara variabel random X dan Y .

Penyelesaian :

Variansi dari X adalah σ12 = (10)122 = 253 , variansi dari Y adalah σ22 = (10)122 + 2122 = 263 , dan kovariansi antara X dan Y adalah σ12 = E (XY ) − E (X )E (Y ) = 253 .

Sehingga, koefisien korelasi antara X dan Y adalah

ρ = 25 3 q 25 3 q 26 3 = r 25 26 = 0, 981

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi

Definisi 3.27

Bila X dan Y variabel random dengan pdf bersama f (x , y ), maka harga harapan bersyarat dari Y untuk X = x diberikan oleh

E (Y /x ) =

(P

y yf (y /x ) ; bila X dan Y diskrit

R

(26)

Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Proses Stokasik adalah koleksi variabel random [X (t), t ∈ T ], yaitu X (t), t ∈ T merupakan variabel random. Indeks t merupakan waktu, X (t) dikatakan state dari proses pada waktu t. Misal X (t) bisa merupakan banyaknya pelanggan yang memasuki supermarket pada waktu t, atau banyaknya pelanggan pada waktu t, atau total penjualan pada waktu t.

Himpunan T disebut indeks set dari proses. Bila T merupakan himpunan kontabel, proses disebut proses waktu diskrit. Bila T merupakan interval bilangan real, proses stokastik disebut proses waktu kontinu. Misal {Xn, n = 1, 2, . . . , n} disebut proses stokastik waktu diskrit dengan indeks bilangan bulat non-negatif, sementara {X (t), t ≥ 0} disebut proses stokastik waktu kontinu dengan indeks bilangan real non-negatif.

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Pandang proses stokastik {Xn, n = 0, 1, 2, . . . } yang harganya sebanyak berhingga atau kontabel. Bila Xn = i , maka proses dikatakan pada state i pada waktu n. Misal proses pada state i , probabilitas pada waktu berikutnya pada state j dinotasikan

dengan Pij tanpa memandang state pada waktu sebelumnya.

P{Xn+1 = j /Xn = i , Xn−1 = in−1, . . . , X1 = i1, X0 = i0} = Pij

(47) untuk semua state i0, i1, . . . , in−1 dan semua n > 0. Proses

stokastik semacam ini disebut Rantai Markov. Persamaan 47 dapat diberi interpretasi sebagai berikut, untuk suatu rantai Markov, distribusi bersyarat state yad Xn+1 diberikan state yang lalu X0, X1, . . . , Xn−1 dan state sekarang Xn, adalah independen

terhadap state yang lalu, dan hanya tergantung pada state sekarang. Karena probabilitas non-negatif dan karena Harga Pij menunjukkan bahwa proses dari state i akan berpindah ke state j . Karena probabilitas non-negatif dan karena proses harus membuat transisi ke suatu state maka

Pij ≥ 0, i , j ≥ 0,

X

j =0

(27)

P adalah matriks probabilitas transien satu step Pij         P00 P01 P02 · · · P10 P11 P12 · · · .. . ... ... Pi 0 Pi 1 Pi 2 · · · .. . ... ...        

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Contoh 4.1

Ramalan Cuaca

Misal kemungkinan hari hujan besok tergantung pada kondisi cuaca sebelumnya yaitu dari hari ini hujan atau tidak, dan tidak tergantung pada hari kemarin. Misal bila bari ini hujan,

probabilitas besok hujan adalah α, sedang bila hari ini tidak hujan, probabilitas besok hujan adalah β. Hitung matriks probabilitas transisi situasi di atas

Penyelesaian :

P00 = Probabilitas hari ini hujan, besok hujan

P01 = Probabilitas hari ini hujan, besok tidak hujan

P00 = Probabilitas hari ini tidak hujan, besok hujan

P01 = Probabilitas hari ini tidak hujan, besok tidak hujan Jadi, matriks probabilitas transisinya adalah

P = α 1 − α

β 1 − β

(28)

Contoh 4.2

Sistim Komunikasi

Pandang sistem komunikasi yang mentransmit digit 0 dan 1. Setiap digit yang ditransmit melalui beberapa fase, pada setiap fase mempunyai probabilitas p untuk tidak berubah. Misal {Xn, n = 0, 1, . . . } adalah rantai Markov dengan matriks

probabilitas transisi: P =  p 1 − p 1 − p p 

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV

Contoh 4.3

Seekor kucing bernama Gery bertempramen ceria(C), sedang(S) atau murung(M). Bila dia ceria hari ini, maka ia akan C ,S , atau G dengan probabilitas 0, 5; 0, 4; 0, 1. Bila dia sedang-sedang hari ini, probabilitas akan C ,S , atau G adalah 0, 3; 0, 4; 0, 3. Bila dia murung hari ini, probabilitas akan C ,S , atau G adalah

0, 2; 0, 3; 0, 5. Tulis matriks probabilitas transisinya. Penyelesaian :

P00 = 0, 5

P01 = 0, 4

P02 = 0, 1

dan seterusnya, sehingga matriks probabilitas transisinya adalah

P =   0, 5 0, 4 0, 1 0, 3 0, 4 0, 3 0, 2 0, 3 0, 5  

(29)

Persaman Chapman Kolmogorov

Telah didefinisikan probabilitas transisi satu step Pi ,j, yang akan

dikembangkan menjadi probabilitas transisi n step Pijn yaitu

probabilitas proses dari state i akan berada pada state j setelah n transisi.

Pijn = P[Xn+m = j /Xm = i ], n ≥ 0; i , j ≥ 0 (49)

Tentu saja Pij1 = Pij.

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV Persaman Chapman Kolmogorov

Teorema 4.4

Persamaan Chapman Kolmogorov memberikan metode untuk menghitung probabilitas transisi n step. Persamaan ini adalah

Pijn+m =

X

k=0

PiknPkjm , untuk setiap n, m dan setiap i , j (50)

Bukti :

Pernyataan ini dapat dibuktikan sebagai berikut: Pijn+m = P[Xn+m = j /Xm = i ] = ∞ X k=0 P[Xn+m = j , Xn = k/X0 = i ] = ∞ X k=0 P[Xn+m = j /Xn = k, X0 = i ]P[Xn = k/X0 = i ] = ∞ X k=0 PiknPkjm

(30)

Persaman Chapman Kolmogorov

Bila P(n) adalah matriks probabilitas transisi n step Pijn maka dari persamaan 50 didapat

Pn+m = Pn · Pm

dengan ” · ” menyatakan perkalian matriks. Khususnya P(2) = P(1 + 1) = P · P = P2

Maka dengan induksi,

P(n) = P(n − 1 + 1) = Pn−1· P = Pn

Contoh 4.5

Dari contoh 4.1, α = 0, 7 dan β = 0, 4. Hitung probabilitas akan hujan setelah 4 hari bila diketahui hari yang ditentukan hujan. Penyelesaian :

Matriks probabilitas transisi 1 step adalah

P = 0, 7 0, 3 0, 4 0, 6  Dengan demikian, P(2) = P2 = 0, 7 0, 3 0, 4 0, 6  .0, 7 0, 3 0, 4 0, 6  = 0, 61 0, 39 0, 52 0, 48  = 0, 5749 0, 4251 0, 5668 0, 4332 

Probabilitas yang diinginkan adalah P004 = 0, 5749

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV Klasifikasi State

State j dikatakan asesibel untuk state i bila Pijn > 0 untuk suatu n > 0. Hal ini mengakibatkan state j asesibel dari state i bila dan hanya bila mulai dari i ada kemungkinan proses akan berada di state j . Hal ini benar karena jika j tidak asesibel dari i , maka

P(memasuki state j /berawal dari state i ) = P

∞ [ n=0 (Xn = j ) , X0 = 1 ! = ∞ X n=0 P(Xn = j /X0 = i ) = ∞ X n=0 Pijn = 0

Dua state i dan j yang asesibel satu dengan yang lain disebut berkomunikasi dan ditulis i ↔ j .

Sebagai catatan, setiap state berkomunikasi dengan dirinya sendiri karena dengan definisi:

(31)

Klasifikasi State

Relasi komunikasi memenuhi tiga sifat berikut

1 State i komunikasi dengan state i , untuk setiap i ≥ 0. 2 State i komunikasi dengan state j , maka state j komunikasi

dengan state i .

3 State i komunikasi dengan state j , state j komunikasi dengan state k, maka state i komunikasi dengan state k.

Sifat 1 dan 2 dapat diturunkan langsung dari sifat komunikasi, sedang untuk sifat 3 misal i komunikasi dengan state j , state j komunikasi dengan state k, maka terdapat n dan m sedemikian hingga Pijn > 0,Pjkm > 0. Dengan Chapman Kolmogorov didapat:

Pikn+m =

X

n=0

PirnPrkm ≥ PijnPjkm (51)

Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Minggu 13,14:RANTAI MARKOV Klasifikasi State

Dengan demikian, state k asesibel dari state i . Dengan cara yang sama, dapat ditunjukkan bahwa state i asesibel dari state k. Sehingga state i dan k berkomunikasi.

Dua state saling berkomunikasi dikatakan berada dalam satu kelas. Suatu akibat yang mudah diturunkan dari 1, 2, dan 3, bahwa dari setiap kelas dari state adalah sama atau saling asing. Dengan kata lain, konsep komunikasi membagi ruang state menjadi sejumlah kelas yang separabel. Rantai markov disebut iredusibel bila hanya terdapat satu kelas yaitu jika semua state berkomunikasi satu dengan yang lain.

(32)

Klasifikasi State

Contoh 4.6

Pandang rantai Markov terdiri dari 3 state 0, 1, 2 dengan matriks probabilitas transisi P =   1 2 1 2 0 1 2 1 4 1 4 0 13 23  

Tunjukkan bahwa rantai Markov ini iredusibel. Penyelesaian:

Sebagai contoh adalah memungkinkan untuk pergi dari state 0 ke state 2 yaitu dari state 0 ke 1 dengan probabilitas 12 kemudian dari state 1 ke state 2 dengan probabilitas 14. Dengan demikian rantai Markov ini iredusibel.

Referensi

Dokumen terkait

 Gelembung nivo yang terdapat pada lingkaran skala mendatar ditengah- tenagah gelembung nivo akan tetap ditengah-tengah meskipun theodolit diputar-putar

Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan game ini, antara lain : metode analisis yang terdiri dari kuesioner untuk mendapatkan permasalahan yang akan dihadapi dan

Telah dilunasinya sebagian dari utang yang dijamin tidak berarti terbebasnya sebagian obyek hak tanggungan dari beban hak tanggungan, melainkan hak tanggungan itu

Dalam penelitian ini, objek yang diteliti adalah kartu halo karena kartu halo merupakan tolak ukur dari perusahaan terhadap kualitas produk dan nilai yang

Sehubungan dengan peribadahan Hari Minggu, Rumah Tangga dan PELKAT yang dilangsungkan di rumah, maka majelis jemaat mengimbau agar pemberian persembahan,

Keluarga Gang-Soeroso menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh Warga Jemaat &amp; Majelis Jemaat GPIB Martin Luther atas dukungan doa bagi keluarga besar

Hasil analisa proyek selama 34 minggu, pada awal – awal minggu yaitu dari minggu ke -1 sampai minggu ke – 8 proyek sesuai jadwal sedangkan mingggu ke – 9 sampai minggu

Akan dilaksanakan pada hari Minggu, 18 Juli 2021 pukul 09.00 dan 18.00 Syukur HUT ke-27 Yayasan Diakonia dan HUT ke-40 PELKAT PKB GPIB dengan menggunakan Tata