• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORI - Kesiapan Ibu Pramenopause Dalam Menghadapi Menopause di Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORI - Kesiapan Ibu Pramenopause Dalam Menghadapi Menopause di Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN TEORI

1. Menopause

1.1. Defenisi

Menurut Wahyunita (2010), kata menopause berasal dari bahasa Yunani

yang berarti “bulan” dan “penghentian sementara” yang secara linguistik lebih

tepat disebut “menocease”. Secara medis istilah menopause mengandung arti

berhentinya masa menstruasi dikarenakan penurunan fungsi organ-organ

kewanitaan seorang wanita.

1.2. Usia menopause

Wanita yang memilki berat badan yang rendah, wanita multipara, wanita

yang merokok, dan pajanan terhadap bahan toksik (seperti kemoterapi)

menyebabkan menopause terjadi lebih dini. Menurut Wahyunita (2010), seorang

wanita dianggap memasuki menopause jika wanita tersebut tidak mengalami

menstruasi lagi dalam kurun waktu 12 bulan tanpa disertai intervensi tertentu.

Tidak ada perhitungan yang tepat mengenai usia pastinya seorang wanita akan

mengalami menopause, hal ini tergantung dari setiap individu. Rata-rata wanita

(2)

1.3. Fisiologi menopause

Setiap wanita lahir dengan folikel dalam jumlah tertentu yang berkurang

melalui ovulasi dan jika terjadi atresia. Ketika jumlah folikel menurun, estrogen

dan progesterone yang diproduksi ovarium menurun sebagai respon terhadap FSH

(folikel-stimulating-hormone) yang dikeluarkan hipofisis, sampai lama-kelamaan

tidak terjadi lonjakan LH (luteinizing hormone). Selama siklus tanpa ovulasi

selanjutnya, hipofisis meningkatkan produksi FSH sebagai upaya untuk

meningkatkan produksi estrogen. Kadar LH juga ikut meningkat. Siklus ini dapat

memanjang dan haid menjadi lebih ringan. Siklus menjadi lebih sering tanpa

ovulasi dan tidak teratur, dengan perdarahan per vaginam terjadi pada akhir fase

luteal yang tidak adekuat atau setelah kadar estradiol mencapai puncak tanpa

ovulasi atau terbentuk korpus leteum. Lonjakan estrogen dapat menyebabkan haid

lebih banyak dan pembesaran fibroid uterus. Hormon-hormon terus berfluktuasi

dengan cara ini selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Setelah kurang

lebih 400 kali ovulasi, kapasitas reproduksi menjadi aus, dan terjadilah

menopause.

Ovarium terus memproduksi sedikit estrogen. Prekursor hormon

androstenedion diubah menjadi estrone, suatu bentuk estrogen, dalam sel-sel

lemak. Estron (E1) adalah estrogen dominan pascamenopause. Estriol (E3)

merupakan estrogen yang secara biologis lemah, yang dihasilkan dari metabolism

estron. Ovarium terus memproduksi testosterone dalam jumlah hanya sedikit lebih

kecil daripada yang diproduksi selama masa reproduksi, dan kemudian dalam

(3)

Sekitar 75% wanita mengalami gejala menopause. Dua puluh lima persen

hingga tiga puluh persen wanita berkonsultasi dengan pemberi layanan kesehatan

tentang gejala-gejala ini. Kadar FSH dan LH digunakan secara klinis untuk

memastikan awitan menopause. Kadar maksimumnya dicapai 1-2 tahun setelah

menopause yang alami dan tetap meningkat selama 10-15 tahun. Menopause

akibat pembedahan terjadi jika ovarium diangkat atau jika kegagalan ovarium

terjadi setelah histerektomi sebagai akibat gangguan aliran darah di dalam

ovarium. Setelah menopause karena pembedahan, kadar FSH dan LH meningkat

dalam 20-30 hari.

Apabila estrogen berkurang, aliran darah ke saluran reproduksi dan

saluran kemih ikut menurun. Aktivitas mitosis pada epitel berkurang, dan di

dinding vagina, produksi sel-sel epitel vagina superficial secara bertahap

berkurang, mengakibatkan dinding vagina memendek, sempit, dan rapuh. pH

meningkat, jumlah laktobasili menurun, dan ketahanan terhadap vaginitis

menurun. Kandung kemih dan jaringan uretra atropi, mengakibatkan peningkatan

jarak antara urine dan saraf sensoris. Peningkatan frekuensi berkemih, disuria,

nokturia, dan inkontinensia urgensi dapat timbul sebagai akibatnya. Muara uretra

dan muara vagina bersama-sama bergerak mendekat dan dengan pH yang lebih

mendasar, risiko infeksi saluran kemih (ISK) meningkat. Sintesis kolagen, yang

juga distimulasi oleh estrogen, menurun. Inkontinensia stress dan prolaps organ

(4)

1.4. Periode menopause dalam fase klimakterium

Klimakterium adalah periode kehidupan seorang wanita saat ia berpindah

dari tahap reproduktif ke tahap tidak reproduktif, disertai regresi fungsi ovarium

(Bobak, 2004).

Masa klimakterium menurut Manuaba (2009), dimulai dari fase

pramenopause yaitu ketika terjadi penurunan estrogen, meningkatnya hormon

gonadotropin, gangguan keseimbangan hormon (menstruasi tidak teratur,

menstruasi anovulatoir [haid tanpa ovulasi], hanya terdapat rangsangan estrogen,

menimbulkan gejala psikologis [takut tua, takut tidak menarik, emosi labil, cepat

marah, sering marah, sering sedih, sukar tidur] dan kardiovaskular (hot flushes

[terasa panas pada pipi, wajah, dan tengkuk], sering berdebar, dan kulit terasa

kering dan panas).

Selanjutnya di ikuti fase menopause yaitu periode disaat terjadi haid

terakhir atau saat menstruasi terakhir, tenggang waktu sekitar 1 sampai 2 tahun.

Fese yang ketiga adalah pascamenopause yaitu ketika keadaan masih

terdapat kegoncangan hormonal, masih ada gejala klinis berkelanjutan dari

premenopause. Diakhiri fase senium yaitu keadaan keseimbangan hormonal

tercapai sehingga wanita tidak mengalami kegoncangan psikologis. Gangguan

organik dapat terjadi berupa kulit terasa kering, epitel vagina tipis yang

menimbulkan dispareunia, mudah infeksi sistisis senilis, atau vagininitis senilis,

(5)

1.5. Gejala menopause

Sindrom klimakterium terjadi bila keluhan karena penurunan estrogen

dengan gejala psikosomatik dan kardiovaskuler. Menurut Morgan (2009), gejala

klimakterium dimulai dengan perubahan dalam menstruasi seperti siklus

menstruasi sering kali tidak menghasilkan sel telur, perdarahan tiba-tiba yang

disertai bercak selama hari ke-19 sampai ke-25 dapat terjadi, diikuti oleh

menstruasi pada waktu rutin. Lebih 60% ibu mengalami menstruasi yang jarang

dan siklus yang berlompatan dan sebagian besar ibu mengalami perdarahan yang

sebentar dan sedikit disertai bekuan dan rasa kram.

Peningkatan tanda dan gejala IMS yaitu seperti bengkak,

ketidaknyamanan panggul, sakit kepala, iritabilitas dan perubahan mood.

Gangguan Vasomotor (hot flushes, berkeringat di malam hari) terjadi pada 45%

wanita. Sebesar 25% wanita mengalami rasa panas lebih dari 5 tahun, 2%

mengalami sepanjang hidup. Hot flushes yang terjadi selama tidur menimbulkan

keringat berlebihan. Perubahan kulit seperti penipisan dan penurunan lapisan

lemak subkutan, kekeringan, kerontokan rambut, hirsutisme ringan di wajah.

Masalah psikologis, sosial, dan seksual seperti depresi dan perubahan

mood disebabkan oleh perubahan hormon dan insomnia merupakan hal yang

sering dialami.

Sikap sosial , latar belakang kebudayaan, keluarga, dan perasaan pribadi

semuanya direfleksikan pada respon wanita terhadap menopause. Keinginan

(6)

2. Kesiapan menghadapi menopause

2.1.Defenisi kesiapan

Kesiapan berasal dari kata “siap” mendapat awalan ke- dan akhiran –an.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2003) kesiapan adalah suatu keadaan

bersiap-siap untuk mempersiapkan sesuatu. Kesiapan seorang perempuan

menghadapi masa menopause akan sangat membantu dalam menjalani masa

menopause ini dengan lebih baik.

Menurut Chaplin (2005) kesiapan (readiness) adalah tingkat

perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan dalam

mempraktikkan sesuatu. Dapat juga diartikan sebagai keadaan siap siaga untuk

mereaksikan atau menanggapi sesuatu. Kesiapan disini diartikan sebagai suatu

keadaan ibu untuk mempersiapkan dirinya dalam menghadapi menopause, baik

secara fisik maupun mental atau psikologisnya.

2.2.Kesiapan menghadapi menopause

Menurut Manuaba (2004), wanita yang tidak siap menghadapi menopause

akan mengalami: menurunnya kemampuan berfikir dan ingatan, gangguan emosi

berupa rasa takut bila disebut tua, rasa takut menjadi tua dan tidak menarik, sukar

tidur atau cepat bangun, mudah tersinggung dan mudah marah, sangat emosional

dan spontan, merasa tertekan dan sedih tampa diketahui sebabnya. Rasa takut

kehilangan suami, anak, dan ditinggalkan sendiri. Wanita menopause juga akan

mengalami penurunan berbagai fungsi tubuh, sehingga akan berdampak pada

ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupannya. Untuk itu, penting bagi seorang

(7)

sifatnya alami, seperti halnya keluhan yang muncul pada fase kehidupannya yang

lain. Tentunya sikap yang positif ini bisa muncul jika diimbangi oleh informasi

atau pengetahuan yang cukup, sehingga ibu lebih siap baik siap secara fisik,

mental, dan spiritual. Perlu diketahui, kehidupan yang dijalani pada masa

sebelumnya memiliki pengaruh yang kuat pada masa yang akan datang (Kasdu,

2002).

Menopause merupakan proses alamiah yang terjadi pada semua

perempuan, namun efek sampingnya banyak mempengaruhi keharmonisan rumah

tangga apabila tidak siap menghadapinya. Masa perubahan ini akan dapat dilalui

dengan baik, tanpa gangguan yang berarti, jika wanita tersebut mampu

menyesuaikan diri dengan kondisi baru yang muncul. Faktor penentu apakah

wanita tersebut siap dengan datangnya masa menopause ini ada di tangan wanita

itu sendiri. Di sini faktor pengetahuan mengenai menopause sangat berpengaruh

dalam menghadapi masa tersebut (Kusmiran, 2011).

Menurut Morgan (2009), masa premenopause bukan sesuatu yang harus

ditakuti, jika para wanita yang memiliki umur senja mengetahui dengan benar

proses menopause, sehingga bisa lebih siap menghadapi segala kemungkinan.

Sehingga diperlukan kesiapan dalam menghadapi masa menopause. Secara umum

melalui wawancara yang efektif dan pendidikan tentang masa menopause

diharapkan para wanita akan lebih tabah menghadapi. Kesiapan seorang wanita

menghadapi masa menopause akan sangat membantu ia menjalani masa ini

dengan lebih baik. Mengacu beberapa pendapat diatas, kesiapan wanita mengatasi

(8)

untuk mengatasi keluhan menopause yang sedang dihadapinya sehingga wanita

menopause tersebut dapat menjalani masa menopause dengan nyaman tampa

merasa keluhan menopause tersebut sebagai sesuatu yang mengganggu.

Berdasarkan Kasdu (2002) terdapat beberapa hal yang sebaiknya

dilakukan ketika wanita hendak memasuki masa menopause antara lain:

2.2.1. Mengkonsumsi makanan bergizi

Beberapa nutrisi yang disarankan untuk dikonsumsi wanita yang

akan menghadapi menopause diantaranya adalah: (1) Kalsium, asupan

kalsium yang cukup (1200 sampai 1500 mg perhari) dapat membantu

menurunkan risiko osteoporosis serta mengurangi keluhan hot flushes.

Kalsium dapat diperoleh dengan mengkonsumsi makanan sehari-hari

yang mengandung kalsium misalnya sayuran hijau yang segar, makanan

atau sari buah yang mengandung kalsium tinggi dan susu. (2) Vitamin D,

diperlukan untuk membantu proses penyerapan kalsium. Sumber vitamin

D dijumpai pada sinar matahari dan sejumlah makanan misalnya susu,

hati, keju, yogurt dan ikan tuna. (3) Asam lemak omega 3 dan asam folat,

berguna untuk mengurangi keluhan depresi. Sumber makanan dari

sayuran berwarna hijau, jus jeruk, dan produk susu yang banyak

mengandung asam omega 3 dan asam folat. (4) Zat besi, berperan dalam

mencegah osteoporosis dan diperlukan pada pembentukan kolagen yaitu

protein berserat yang merupakan komponen penting untuk tulang. Zat

besi didapatkan dari daging, hati sapi dan ayam, tiram, kerang, cokelat,

(9)

jalar. (5) Antioksidan, zat yang menghambat proses oksidasi atau reaksi

kimia yang melibatkan oksigen atau peroksida. Yang termasuk

antioksidan utama adalah vitamin A, C dan E. Vitamin A terdapat pada

kuning telur, hati, susu, mentega, sayuran waran hijau, tomat, kol serta

selada. Vitamin C dapat diperoleh dengan mengkonsumsi sayuran hijau,

seperti brokoli dan bayam serta buah segar berwarna kuning/merah

seperti jambu klutuk/biji, jeruk, tomat, dan anggur. Mengkonsumsi

vitamin E selain dapat mengurangi gejala menopause juga sebagai suatu

upaya untuk mencegah penurunan daya ingat. Vitamin E diperoleh dari

ubi jalar, kacang-kacangan, sayur, buah, red clover dan black cohosh

(Yuliastutik, 2013).

2.2.2. Menghindarkan stress

Salah satu cara untuk menghindarkan stress adalah dengan

membiasakan gaya hidup rileks dan menghindari tekanan yang dapat

membebani pikiran. Hal ini penting untuk mengatasi dampak psikologis

akibat menopause. Wanita yang memasuki menopause, sebagian besar

merasa tidak sempurna lagi sebagai wanita. Kondisi ini sering

menimbulkan tekanan psikologis. Jika tekanan tidak diatasi akan

berkembang menjadi stress yang berdampak buruk pada kehidupan

berumah tangga dan sosial seorang wanita. Kemampuan seseorang untuk

mengatasi dampak menopause (stres, ketegangan, dan takut menjadi tua)

berbeda-beda, ada yang mampu dan ada yang berkepanjangan. Dalam hal

(10)

menopause, yaitu: Rehabilitasi fisik, dapat dilakukan dengan olahraga

yang teratur, stabilitas kejiwaan/ mental-emosional, dapat berkonsultasi

pada dokter atau psikiater, dimana akan diberikan terapi berupa

obat-obatan (anti depresi atau anti cemas dan lain sebagainya) atau dapat juga

dengan psikoterapi (termasuk psikoterapi keagamaan): untuk

memulihkan rasa kepercayaan diri, harga diri, tahu arti hidup yang

berguna (meaningful life). Teknik relaksasi merupakan salah satu cara

yang dapat dilakukan sendiri oleh individu untuk mengurangi stress,

kekalutan emosi dan bahkan dapat mereduksi pelbagai

gangguan-gangguan fisiologis dalam Tuhan. Teknik manajemen stress yang baik,

yang tidak hanya memberikan perasaan damai atau ketenangan di dalam

diri individu, teknik ini juga dapat menjadi sebuah hobby yang positif

bila dilakukan secara rutin. Melakukan Teknik relaksasi sangat

menguntungkan terutama bagi wanita yang mengalami sindrome pre

menopause karena dengan ini dapt memberikan perasaan tenang dan

terhindar dari rasa panik. Beberapa teknik relaksasi yang dapat mencegah

terjadinya sindrom menopause, diantaranya: (1) Yoga, salah satu cara

meditasi yang menenangkan pikiran. Dengan melakukan pada saat pre

menopause dapat mengurangi kecemasan dan membuat tubuh menjadi

lebih rileks. Manfaat dari melakukan yoga adalah mencegah

osteoporosis, melancarkan peredaran darah, melindungi jantung, menjaga

memori, menurunkan berat badan, menurunkan gula darah dan kolesterol

(11)

gangguan fisik yang dapat menggangu ketenangan jiwa, jadi teknik

meditasi sangat berguna untuk memberikan ketenangan jiwa. Gerakan

meditasi dapat dilakukan dengan bersila dan memejamkan mata

mendengarkan alam sekitar serta melakukan nafas dalam.

2.2.3. Menghentikan kebiasaan merokok, minum kopi, dan minuman

beralkohol

Merokok dapat merusak kesehatan seseorang, selain itu merokok

juga akan merusak kecantikan. Asap nikotin dapat membuat kulit wajah

kering dan kusam. Bibir dan gusi menghitam, bahkan kuku dan jemari

akan kehilangan keindahannya karena kandungan nikotin yang dipegang

setiap hari. Merokok juga dapat mempercepat terjadinya sindrom

menopause karena penelitian membuktikan bahwa wanita yang merokok

mempunyai kadar estrogen yang lebih rendah daripada wanita yang tidak

merokok. Konsumsi kopi secara berlebihan dapat menyebabkan

gangguan kesehatan, seperti jantung berdebar, gelisah, insomnia (sulit

tidur), gugup, tremor (tangan bergemetar), bahkan mual sampai

muntah-muntah. Minuman kopi juga berbahaya bagi penderita hipertensi karena

senyawa kafein bisa menyebabkan tekanan darah meningkat tajam. Kopi

juga bisa meningkatakan aliran darah ke ginjal dengan akibat produksi

urin bertambah. Mengkonsumsi kopi terlalu banyak dapat mengurangi

kesuburan wanita dan jika dikombinasikan dengan alkohol. Bagi wanita

(12)

resiko keroposan tulang (osteoporosis). Dan penggunaan alkohol dalam

proses ekstraksi menghasilkan kadar isoflavon yang rendah.

2.2.4. Olahraga secara teratur

Meski menopuase adalah sesuatu yang alami, menurut Melani

dalam Varney (2007), untuk mencegah berbagai keluhan yang mungkin

terjadi di masa menopause yang disebabkan oleh kekurangan hormon

estrogen, adalah pengaturan menu makanan yang tepat sedini mungkin,

selain itu olahraga juga dapat mengatasi keluhan menopause, Olahraga

yang sesuai dengan usia tengah baya, dengan olahraga produksi

endorphine dalam otak meningkat, kondisi ini dapat memelihara

keceriaan dan kegembiraan, pengiriman oksigen ke otakpun meningkat,

sehingga ketegangan otot dan berbagai gangguan fisik berkurang.

Olahraga juga dapat menyehatkan jantung dan tulang, mengatur berat

badan, menyegarkan tubuh dan dapat memperbaiki suasana hati,

sehingga stres dan depresi akibat menopause dapat diatasi. Olahraga

yang teratur merupakan hal, olahraga juga sudah terbukti bisa mencegah

penyakit jantung, diabetes, jenis kanker tertentu, dan juga mengusir stres.

Olahraga yang dianjurkan yaitu menggunakan beban tubuh untuk

bergerak, seperti jalan kaki atau jalan santai. Dengan melakukan paling

sedikit 3 kali dalam seminggu minimal 30 menit sekali latihan. Untuk

yang baru memulai, lakukan secara perlahan. Di mulai dengan jalan kaki

ringan selama 20 menit tiga kali dalam seminggu.

(13)

Masa menopause merupakan peristiwa normal yang akan terjadi

pada setiap wanita, salah satu yang dapat dilakukan untuk

mempersiapakan diri menghadapi menopause adalah mendapatkan

informasi yang benar. Hal ini dapat diperoleh dengan beberapa cara

antara lain membaca buku yang berkaitan dengan menopause, melakukan

kujungan rutin ke petugas kesehatan mengatasi keluhan yang menggangu

kenyamanan seseorang yang disebabkan oleh gejala-gejala yang akan

menghadapi menopause terutama jika gaya hidup yang memunculkan

(14)

Menurut Suryani (2010), persiapan secara psikologis pada wanita

yang akan menghadapi menopause:

a. Dukungan informatif, seperti:

1. Adanya memberikan konseling bahwa berhentinya haid

adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua

wanita.

2. Memberikan nasehat agar wanita tersebut mau dan bisa

menerima status quo (keadaan dirinya pada saat ini) dan

diharapkan dapat memahami apa yang sedang terjadi pada

dirinya.

3. Memberi nasehat agar dapat menerima keadaannya dengan

lapang dada.

4. Memberikan nasehat agar selalu mengkomunikasikan setiap

masalah atau perubahan yang terjadi kepada suaminya.

5. Memberikan nasehat pada wanita tersebut untuk mencari tahu

lebih banyak tentang hal yang dihadapi melalui media cetak,

elektronik dan lain-lain.

6. Memberi nasehat untuk mencari dukungan spiritual.

7. Dengan cara mendekatkan diri pada kekuatan supranatural

contohnya ibadah teratur.

8. Memberikan contoh-contoh pengalaman positif tentang

wanita menopause.

(15)

10.Memberikan latihan penanganan stress.

11.Memberikan nasihat untuk konsulatsi ke dokter obygn atau

psikolog bila perlu.

12.Memberi nasihat agar aktifitas yang dilakukan dapat

mengarah ke hal-hal yang positif misalnya: mengikut

kegiatan sosial, banyak berkumpul dengan keluarga dan cucu,

berolahraga, menghadiri seminar atau ceramah, membaca

berita, rekreasi dan lain-lain.

13.Mengisi kegiatan dengan memperdalam kebudayaan atau

bakat misalnya, melukis dan lain-lain.

b. Dukungan emosional

1. Mempunyai perasan empati terhadap hal yang dialami oleh

wanita menopause.

2. Melibatkan anggota keluarga terutama suami dalam

memahami kondisi isterinya.

3. Memberikan perhatian dan kepedulian kepada wanita

tersebut.

4. Menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman, tenang,

harmonis, dan saling pengertian

(16)

c. Dukungan penghargaan

1. Memberikan penghormatan (rasa hormat) kepada wanita

tersebut sehingga wanita tersebut merasa dihargai.

2. Memberikan dorongan/support kepada wanita tersebut

sehingga wanita tersebut bisa percaya diri.

d. Dukungan instrumental

1. Memberikan bantuan tenaga terhadap apa yang dibutuhkan

oleh wanita menopause (yang dilakukan oleh keluarga,

teman, dan lain-lain).

2. Memberikan bantuan materi terhadap apa yang dibutuhkan

Referensi

Dokumen terkait

Mengenai hubungan antara karakteristik pasien pelayanan bedah dan kejelasan informasi dokter tentang PTM dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara umur pasien

Invensi ini berhubungan dengan proses ekstraksi daun jati belanda yang meliputi tahap-tahapan berikut: (a) maserasi serbuk daun jati belanda kering dengan pelarut organik

[r]

Sehingga hal ini dapat membuktikan bahwa hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat membuktikan hipotesis tindakan penerapan metode bercerita dapat meningkatkan

Persamaan pelaksanaan pengajaran antara guru A dan guru B adalah pada bagian pengantar adalah, keduanya memulai dengan salam, mempresensi siswa, mengulang materi, dan guru

[r]

Coronary Heart Diseases رﻮﺸﮐ رد CHD ﺮـﻫ زا 800 ،گﺮـﻣ 300 ـﻣ درﻮ ﺖـﻠﻋ ﻪـﺑ ﺪﺘﻓا ﯽﻣ قﺎﻔﺗا ﯽﻗوﺮﻋ ﯽﺒﻠﻗ يﺎﻬﯾرﺎﻤﯿﺑ ﺶﯾاﺰﻓا ﺎﺑ نآ طﺎﺒﺗرا ﻪﮐ ﺖﺑﺎﺛ اﺬﻏ لوﺮﺘﺴﻠﮐ و هﺪﺷ عﺎﺒﺷا ﯽﺑﺮﭼ ،ﯽﺘﻓﺎﯾرد

Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat

Two examples are presented here: a point cloud derived from Phantom 4 UAS images of the historic dock at Wormsloe; and second, the integration of aerial and terrestrial LiDAR