• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. tidak perlu repot untuk membeli perabotan dan sejenisnya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. tidak perlu repot untuk membeli perabotan dan sejenisnya."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM BERJALAN

3.1. Kost

Kost merupakan salah satu tempat favorit bagi beberapa orang yang keluar dari kota asalnya dan pergi ke kota lain baik untuk kerja ataupun untuk melanjutkan sekolah mereka. Tempat kost atau rumah kost menjadi tempat favorit sebagai tempat tinggal sementara karena cukup praktis dan tidak perlu repot untuk membeli perabotan dan sejenisnya.

Pertumbuhan rumah kost dari tahun ke tahun semakin meningkat karena selain kebutuhan akan rumah kost semakin meningkat, juga karena bisnis rumah kost dianggap dapat memberikan keuntungan yang besar bagi para pemiliknya. Berikut merupakan data jumlah rumah kost di Jakarta pada tahun 2011 :

Kost Jumlah

Kost Jakarta Barat 1096

Kost Jakarta Pusat 708

Kost Jakarta Timur 780

Kost Jakarta Utara 265

Kost Jakarta Selatan 1497

Tabel 3.1 Tabel Jumlah Rumah Kost di Jakarta Sumber : www.infokost.net

Menurut data di atas jumlah rumah kost di Jakarta Barat ada 1096 unit, 708 di Jakarta Pusat, 780 di Jakarta Timur, 265 di Jakarta Utara, dan 1497 di Jakarta Selatan. Tentu saja data ini belum mencakup semua rumah

(2)

kost yang ada sebenarnya, masih banyak rumah-rumah kost yang tidak terdaftar dalam website tersebut.

3.2. Internet

Internet pertama kali masuk Indonesia pada tahun 1995, pada saat itu pengguna internet masih sangat terbatas dan belum banyak orang yang dapat menggunakan teknologi tersebut. Pada awal masuk Indonesia penggunaan internet hanya sebatas untuk hiburan saja, kemudian fungsi internet berkembang menjadi sebuah sarana untuk mengikuti perkembangan dunia.

Dengan perkembangan yang ada, internet juga dimanfaatkan sebagai sarana untuk promosi usaha, perusahaan-perusahaan membuat situs mereka masing-masing agar lebih dikenal oleh masyarakat. Perkembangan internet menjadi semakin pesat dan hingga sekarang ini internet juga dimanfaatkan untuk melakukan transaksi bisnis secara online atau biasa lebih dikenal dengan e-commerce.

Perkembangan e-commerce di Indonesia semakin lama semakin meningkat karena dinilai cukup memberikan banyak kemudahan bagi konsumennya.

(3)

3.3. Analisis Sistem yang Berjalan

1. Mengidentifikasi Kebutuhan Konsumen

Gambar 3.1 : Proses pemilihan tempat kost

Pada problem recognition dapat dilihat bahwa ada kebutuhan dari pemilik kost untuk memasang iklan dan kebutuhan pencari kost untuk mencari rumah kost.

Pada bagian information gathering dapat diketahui sumber-sumber informasi yang digunakan oleh konsumen untuk memperoleh informasi, bagi pemilik kost mengiklankan produknya dari mulut ke mulut atau referensi teman atau keluarga, koran, internet, dan informasi papan depan kost. Demikian juga bagi pencari kost mereka juga memperoleh informasi

(4)

mengenai rumah kost melalui referensi teman atau keluarga, koran, internet, dan papan informasi depan kost.

Pada bagian evaluation konsumen akan mengevaluasi dan berpikir tentang produk yang akan mereka beli atau rumah kost yang akan mereka pilih, harga, fasilitas, dan ukuran kamar menjadi faktor penting yang mempengaruhi mereka dalam memilih rumah kost.

Pada tahap purchase decission akan dilakukan pembayaran baik secara online atau offline.

Pada tahap satisfication dapat dilihat apakah pelanggan puas atau tidak terhadap jasa yang ditawarkan dan fasilitas yang menjadi tolak ukur utama apakah konsumen merasa puas atau tidak.

Pada bagian loyalty, apabila pelanggan merasa puas, maka pelanggan akan loyal dari pelanggan terhadap jasa tersebut misalnya dengan mereferensikan produk kepada orang lain.

(5)

Mencari informasi kepada teman atau

keluarga

Datang ke lokasi sekitar dan berkeliling

melihat tempat kost

Memilih tempat kost

Pembayaran cash

Registrasi

Informasi tidak lengkap

Gambar 3.2 : Unmet dan Undeserved Needs

Dari gambar di atas dapat dilihat mengenai kebutuhan yang belum terpenuhi dari konsumen ketika mereka mencari tempat kost. Kebutuhan yang belum terpenuhi di antaranya :

- Kebutuhan akan informasi

Kebutuhan akan informasi yang dimaksudkan adalah kurangnya informasi mengenai tempat kost yang ada di suatu daerah, kebanyakan orang akan menanyakan kepada teman atau keluarga yang mengetahuinya dan informasi yang didapat biasanya kurang lengkap. - Proses pencarian rumah kost yang tidak efektif

Kebanyakan orang akan datang langsung ke daerah atau wilayah tempat mereka akan tinggal dan akan berkeliling daerah tersebut untuk mencari tempat kost sesuai dengan keinginan mereka. Tentu saja hal ini sangat

Membutuhkan effort yang  lebih dari segi waktu, biaya,  dan tenaga  Kesulitan untuk membandingkan  satu tempat dengan tempat lain  Pembayaran yang dilakukan  terbatas oleh waktu 

(6)

tidak efektif dan efisien dan sangat membutuhkan effort yang besar dari segi biaya, waktu, dan tenaga.

- Kesulitan dalam melakukan perbandingan

Kesulitan untuk membandingkan fasilitas-fasilitas yang ada antara satu rumah kost dengan rumah kost yang lain secara konvensional.

2. Mengidentifikasi Konsumen yang akan Dituju

Dalam menganalisa segmen target pasar pada website ini, parameter yang digunakan adalah parameter geographic, demographic, dan occassion. • Geographic

Gambar 3.3 diagram daerah asal responden Sumber : kuesioner

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa responden yang juga merupakan penyewa kost berasal dari berbagai daerah di Indonesia, sebagian besar berasal dari Pulau Jawa sebanyak 63 responden baik dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan wilayah Jabodetabek. 24 responden dari Pulau Sumatra, 9 responden dari Kalimantan, 4 dari Sulawesi, dan dari Ambon dan Papua masing-masing 1 responden. Oleh

Daerah asal

Jawa Sumatra Kalimantan Sulawesi Maluku Papua

(7)

karena itu segmentasi pasar dari website ini adalah Pulau Jawa dan Sumatra. Sedangkan jika dilihat dari sisi klien atau pemilik kost, segmentasi yang dipilih adalah wilayah Jakarta.

• Demographic

Segmentasi secara demographic dibagi berdasarkan usia.

Gambar 3.3 Diagram usia responden

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata penyewa kost berusia antara 17 sampai 26 tahun dengan rata-rata berprofesi sebagai mahasiswa dan pegawai swasta.

Usia

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

(8)

Gambar 3.4 Harga rumah kost responden

Data memperlihatkan bahwa tempat kost yang menjadi favorit adalah tempat kost dengan kisaran harga di bawah 1juta rupiah dengan dipilih oleh 45 responden, dan 1juta-1,5juta dipilih oleh 40 orang responden, 1,5jt-2jt rupiah dipilih oleh 10 orang responden, dan sisanya 6 orang responden yang harga sewa tempat kostnya di atas 2 jt. Dapat dilihat dari data di atas, segmentasi berdasarkan pendapatan adalah orang dengan pendapatan di atas 1jt per bulannya.

3. Mengidentifikasi Pesaing Perusahaan

Pesaing-pesaing yang dihadapi oleh website ini adalah website-website yang menyediakan informasi atau menjual produk sejenis, dalam hal ini adalah informasi mengenai tempat kost. Pesaing dari website ini adalah infokost.net, kostjakarta.com, infokostjakarta.com, kostexpo.com, karena sama-sama menyediakan informasi mengenai tempat kost di wilayah Jakarta.

Kisaran Harga

< 1.000.000 1.000.000‐1.500.000 1.500.000‐2.000.000 > 2.000.000

(9)

Fitur Infokost .net Kostjakarta. com Infokostjakarta. com Kostexpo .com Kelengkapan informasi tempat kost Pencarian berdasar lokasi, harga, fasilitas √ - - - Informasi ketersediaan kamar - - - - Peta lokasi √ - √ - Testimonial penghuni √ - - - Compare √ - - - Booking online - - - -

Tabel 3.2 Tabel perbandingan fitur dari website pesaing

Dari table di atas dapat dilihat perbandingan fitur-fitur yang dimiliki oleh pesaing-pesaing dari perusahaan. Dapat dilihat bahwa keempat website di atas sama-sama menyediakan informasi rumah kost yang lengkap, sedangkan untuk fitur pencarian berdasarkan harga, lokasi, fasilitas, hanya dimiliki oleh infokost.net, fitur ini memudahkan pencari kost untuk mencari rumah kost berdasarkan kriteria-kriteria yang mereka inginkan. Untk fitur yang menyediakan peta lokasi dimiliki oleh infokost.net dan infokostjakarta.com, selanjutnya fitur testimonial atau pendapat-pendapat dari penghuni tentang rumah kost yang mereka tempati atau rumah kost terdapat pada website tersebut hanya dimiliki oleh infokost.net. Fitur compare untuk memudahkan pencari kost dalam membandingkan rumah kost yang satu dengan yang lain juga hanya dimiliki oleh infokost.net, sedangkan fitur booking online dan informasi ketersediaan kamar tidak dimiliki oleh website-website pesaing.

(10)

4. Menilai Sumber Daya Perusahaan Untuk Melakukan Penawaran Untuk saat ini perusahaan ini belum beroperasi sehingga belum memiliki sumber daya untuk menyampaikan penawaran. Namun untuk ke depannya, sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan di antaranya adalah :

- Web administrator

Secara teknis, website ini membutuhkan seorang web administrator yang memiliki kemampuan dan menguasai tentang website ini secara teknis untuk memaintain website dan melakukan pengembangan-pengembangan lebih lanjut.

- Marketing team

Website ini juga membutuhkan tenaga marketing untuk mencari klien atau para pemilik kost untuk menawarkan dan menerangkan kepada mereka mengenai website ini. Selain mencari klien, tim marketing juga bertuga untuk menarik perhatian para pencari kost untuk memperkenalkan website ini dan menarik perhatian para pencari kost untuk mau menggunakan website ini. Selain itu juga tim juga bertuga untuk membantu pelanggan dalam hal ini adalah pemilik kost yang kesulitan menggunakan website ini.

5. Menilai Kesiapan Pasar terhadap Teknologi

Agar aplikasi e-commerce dapat diterima dan dapat bermanfaat secara maksimal, maka perlu dilakukan penilaian apakah pasar siap dengan teknologi e-commerce yang akan diterapkan. Analisis kesiapan pasar ini terdiri dari :

(11)

‐ Kepekaan teknologi

Gambar 3.5 Diagram intensitas penggunaan internet

Menurut hasil kuesioner, dari 102 responden didapatkan hasil dari intensitas penggunaan internet dalam kurun waktu 1 minggu diperoleh hasil bahwa 95 responden menjawab menggunakan internet setiap hari atau sebanyak 93,14%, 2 kali sehari dan 3 kali sehari masing-masing 2 responden atau 1,96%, dan 4 hari-1 minggu sekali 3 responden atau sebesar 2,94%. Berdasarkan hasil riset pada awal 2010, 6 dari 10 anak muda di Indonesia lebih sering mengakses internet daripada media konvensional lainnya, dan rata-rata mereka menghabiskan 3-5 jam setiap hari untuk mengakses internet.

‐ Adopsi teknologi

Dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini, penggunaan internet menjadi semakin luas dan semakin beraneka ragam. Pengguna internet menggunakan internet seusai dengan kebutuhan mereka masing-masing.

Penggunaan internet

setiap hari 2 hari sekali 3 hari sekali 4 hari‐1minggu  sekali

(12)

Gambar 3.6 Diagram penggunaan internet

Banyak hal yang pengguna internet lakukan dalam mengakses internet, mulai dari mengakses jejaring sosial atau social media (facebook, twitter, google+), chatting (skype, yahoo messenger, msn), mencari informasi, forum (kaskus, indowebster,dll). Menurut data dari kuesioner sebanyak 47 orang mengakses jejaring sosial ketika menggunakan internet, 37 orang mencari informasi, 11 orang mengakses forum, dan 7 orang chatting. Dapat dilihat bahwa masyarakat peka dengan teknologi-teknologi yang ada saat ini.

‐ Pengaruh teknologi baru

Penggunaan teknologi baru secara online dengan fitur-fitur yang ada diharapkan dapat mempermudah konsumen dalam mencari kebutuhannya. Dengan dukungan gambar-gambar, animasi, dan tampilan yang menarik diharapkan dapat lebih menarik minat dari pengguna website tersebut.

Penggunaan internet

Jejaring sosial Chatting Mencari  informasi/browsing Forum

(13)

6. Menentukan Peluang Secara Jelas

Untuk memspesifikasi kesempatan atau peluang yang ada, maka dibuatlah suatu opportunity story yang menjelaskan tentang gambaran umum mengenai website ini. Website ini merupakan suatu website yang menyediakan tempat bagi pemilik kost untuk mengiklankan rumah kost mereka dan membantu pemilik kost untuk melakukan transaksi secara online, juga merupakan suatu website yang menyediakan informasi mengenai rumah kost untuk para pencari kost. Target segmen dari website ini adalah pemilik rumah kost yang berada si wilayah Jakarta dan para pencari kost yang berada di seluruh Indonesia yang mencari kost di Jakarta yang sebagian besar berprofesi sebagai mahasiswa atau pegawai swasta.

Website ini memberikan berbagai kemudahan bagi para pencari kost dan pemilik rumah kost. Keuntungan yang diperoleh pencari kost, seperti yang disebutkan di atas yaitu kemudahan dalam mencari informasi tempat kost dan kemudahan melakukan transaksi tanpa dibatasi tempat dan waktu. Sedangkan keuntungan yang diperoleh oleh pemilik kost adalah kemudahan dalam mengiklankan tempat kost mereka dan juga pangsa pasar menjadi lebih luas dan tidak dibatasi dengan tempat dan waktu, seperti apabila pemilik kost mengiklankan lewat koran atau papan depan kost akan terbatas dwngan tempat dan waktu, hanya beberapa orang di wilayah tersebut yang akan melihat iklan mereka.

Website ini memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh website pesaing yaitu mengenai informasi ketersediaan kamar, fasilitas booking

(14)

secara online, referensi ke teman melalui email, dan pengisian data diri bagi calon penghuni kost secara online..

Dengan adanya website ini diharapkan dapat menjadi jawaban atas masalah yang belum terpenuhi sekarang ini yaitu dapat membantu orang-orang yang berasal dari luar kota tidak perlu mengeluarkan effort yang lebih untuk mencari rumah kost, selain itu juga dapat mendatangkan keuntungan bagi pemilik kost.

Dengan target pasar mahasiswa dan pegawai swasta yang sebagian besar mengetahui dan menguasai tentang teknologi maka kemungkinan keberhasilan e-commerce menjadi semakin besar. Juga kemudahan yang ditawarkan untuk dapat melakukan transaksi secara online menjadi suatu nilai tambah atau added value bagi website ini.

7. Menilai Peluang yang Menarik

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam analisis peluang pasar, di mana tahap ini akan menentukan apakah perusahaan akan “Go” atau “No Go” dalam menerapkan aplikasi e-commerce. Dalam tahap ini terdapat delapan acuan untuk menilai kesiapan penerapan aplikasi e-commerce, jika dari delapan acuan tersebut lebih banyak positifnya maka perusahaan tersebut memiliki kemungkinan positif atau “Go” untuk menerapkan e-commerce.

• Competitive Vulnerability

Dilihat dari jumlah pesaing website ini, jumlah website yang sejenis yaitu website yang menyediakan informasi mengenai rumah kost memang cukup banyak, sehingga untuk faktor ini bernilai positif.

(15)

• Technical Vulnerability

Untuk sekarang ini website ini masih dalam tahap perancangan dan sumber daya manusia untuk menjalankan aplikasi ini masih terbatas, tetapi untuk ke depannya website ini akan merekrut tenaga yang ahli di bidangnya seperti web administrator, database administrator, dan web programmer. Sehingga faktor ini bisa digolongkan menjadi faktor positif.

• Magnitude of Unmeet Need

Dengan sistem yang berjalan saat ini, kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi cukup besar, sehingga faktor ini merupakan faktor positif bagi perusahaan untuk menerapkan e-commerce. Faktor yang belum terpenuhi itu di antaranya keterbatasan informasi mengenai informasi mengenai rumah kost, effort atau usaha yang harus dilakukan oleh para pencari kost yang berada di luar Jakarta yang biasanya mereka harus datang jauh-jauh ke Jakarta untuk mencari langsung rumah kost untuk tempat tinggal mereka dan juga keterbatasan dalam membandingkan rumah kost karena hanya terbatas pada beberapa wilayah saja.

• Interaction Between Segments

Faktor ini tidak memiliki pengaruh dalam website ini, sehingga faktor ini dinyatakan netral.

(16)

• Likely Rate of Growth

Karena perusahaan ini tergolong dalam perusahaan baru atau sedang dalam perancangan, sehingga penilaian faktor ini tidak dapar diperhitungkan sehingga dianggap netral.

• Technology Vulnerability

Perusahaan memiliki kemampuan dalam mengadaptasi perkembangan teknologi karena perusahaan ini berbasis teknologi informasi atau berbasis komputer sehingga untuk mengikuti perkembangan teknologi atau beradaptasi dengan teknologi baru bukan merupakan suatu hal yang susah untuk dilakukan.

• Market Size

Perusahaan ini atau website ini memiliki target pasar calon mahasiswa, mahasiswa, dan pegawai di seluruh Indonesia khususnya di Pulau Jawa dan Sumatra yang akan mencari rumah kost di Jakarta dan para pemilik rumah kost di wilayah Jakarta.

• Level of Profitability

Faktor ini belum dapat diukur karena perusahaan ini masih dalam tahap perancangan dan belum beroperasi sehingga faktor ini dianggap netral.

(17)

Faktor Positif

Faktor Netral

Faktor Negatif

Gambar 3.8 Kostsweetkost.com Opprtunity Assestment

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa dari 8 acuan yang ada, 5 di antaranya bernilai positif yang berarti bahwa website e-commerce ini siap untuk dijalankan.

3.4. Business Model

Sebuah bisnis model online memerlukan empat tahapan dalam bagian manajemen senior, yang terdiri dari : value proposition or value cluster for targeted customers; an online offering; a unique, defendable resource system ; dan revenue model.

1. Value Propositions atau Value Cluster

Tahap pertama dalam pengembangan bisnis online adalah menspesifikasikan dengan jelas perencanaan nilai untuk bisnis. Pembangunan value proportion mewajibkan manajemen untuk menentukan tiga hal : target segment, focal customer benefits, dan mendapatkan keuntungan dengan cara yang lebih baik dari pesaing.

Competitive Vulnerability Technical vulnerability Magnitude of unmeet Interaction between needs Likely Rate of Growth Technology vulnerability Market size Level of Profitability

(18)

• Target segment (Pemilihan Segmen)

Target dari website atau perusahaan ini adalah calon mahasiswa, mahasiswa, dan para pegawai yang berada di Indonesia terutama Pulau Jawa dan Sumatra yang akan mencari tempat kost di Jakarta, dan juga para pemilik kost yang memiliki rumah kost di wilayah Jakarta.

• Focal customer benefits (manfaat yang diperoleh konsumen) Manfaat yang didapat dengan adanya website ini adalah : Untuk pencari kost :

- Informasi mengenai tempat kost lebih banyak dan beragam

- Mempermudah proses transaksi (mencari, melihat lokasi, dan booking bisa dilakukan melalui website ini)

- Transaksi dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja

Untuk pemilik kost :

- Pangsa pasar lebih luas, tidak terbatas tempat dan waktu

- Dengan adanya fitur testimonial, apabila konsumen merasa puas dengan tempat kost pemilik, dapat memberikan nilai lebih bagi kost tersebut.

- Kemudahan dalam melakukan transaksi booking dan registrasi. • Pemilihan sumber daya yang unik dan berbeda

- Website mudah diakses dan memiliki kecepatan akses yang cepat - Menyediakan informasi yang akurat dan selalu terupdate

- Menyediakan fitur-fitur tambahan (seperti referensi ke teman, booking online, registrasi online) yang belum dimiliki oleh pesaing.

(19)

2. Penawaran Online

Setelah menentukan value proporsition, langkah selanjutnya adalah menentukan penawaran produk, jasa, atau informasi yang ditawarkan. Pada tahap ini terdiri dari tiga hal, yaitu :

• Ruang lingkup dari penawaran

Website yang dirancang dalam hal ini menawarkan jasa yaitu tempat untuk memasang iklan bagi pemilik kost dan informasi-informasi tentang rumah kost untuk para pencari kost. Maka website ini dikategorikan sebagai category-specific-dominance karena penjualan hanya berfokus kepada satu produk saja yaitu rumah kost.

• Identifikasi Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Problem Recognition Information Search Evaluation of Alternatives Purchase Decision Satisfication Loyalty Disposal

(20)

Gambar 3.9 Proses pengambilan keputusan konsumen

Proses pengambilan keputusan konsumen dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses prepurchase, purchase, dan postpurchase. Pada prepurchase pada awalnya konsumen menghadapi suatu masalah dalam hal ini adalah kebutuhan akan rumah kost sebagai tempat tinggal, yang kemudian akan dilanjutkan dengan information search atau pencarian informasi mengenai rumah-rumah kost yang ada, dan kemudian setelah informasi-informasi tadi terkumpul, akan dilanjutkan dengan tahap evaluation of alternatives atau mengevaluasi informasi-informasi yang ada yang kemudian akan dilanjutkan dengan pengambilan keputusan atau tahap purchase. Selanjutnya pada tahap postpurchase, setelah melakukan pembelian atau dalam kasus ini adalah membayar tempat kost yang dipilih, konsumen akan mengevaluasi apakah layanan yang diberikan oleh website ini sesuai dengan keinginan konsumen dan memberikan kepuasan bagi konsumen, jika konsumen merasa puas bisa dipastikan konsumen akan kembali menggunakan jasa dari website ini lagi.

• Memetakan proses pengambilan keputusan konsumen

Pada tahap ini akan digambarkan bagaimana proses pengambilan keputusan pembelian konsumen dan gambaran tentang proses yang terjadi secara offline atau proses yang berjalan sekarang ini dan secara online sesuai yang akan diimplementasikan pada website ini. Ada beberapa tahap yang akan dilakukan sesuai dengan gambar di bawah

(21)
(22)

Gambar 3.10 online/offline egg pada kostsweetkost.com

Secara Online

a. Melihat tempat kost

Secara online proses ini dapat dilakukan dengan sangat mudah, hanya dengan mencari pada website ini, website ini juga dilengkapi dengan fitur pencarian berdasarkan pada lokasi, harga, dan fasilitas. Dan juga informasi yang diberikan dalam website ini lengkap dan akurat seperti informasi ketersediaan kamar, ukuran kamar, alamat, fasilitas-fasilitas umum yang dekat dengan tempat kost tersebut.

b. Mengevaluasi

Setelah melihat-lihat produk-produk yang ada atau tempat kost yang ada, langkah selanjutnya adalah membandingkan dan mengevaluasi tempat kost yang ada, website ini menyediakan fitur compare yang dapat memudahkan pengguna untuk membandingkan tempat kost yang satu dengan yang lain.

c. Keputusan pembelian

Keputusan pembelian atau pengambilan keputusan dari konsumen pada website secara online dapat dengan langsung mem-booking tempat kost yang mereka inginkan melalui website tersebut.

d. Pembayaran

Proses pembayaran pada transaksi secara online tidak berbeda jauh dengan proses pembayaran secara offline, di mana konsumen dapat membayar dengan mentransfer langsung ke pemilik kost dengan menggunakan ATM atau e-banking.

(23)

e. Registrasi di tempat kost

Setelah semua proses di atas dilakukan, pada umumnya pada saat penghuni menempati tempat kost, penghuni akan diminta oleh pemilik kost untuk mengisi data diri sebagai data untuk pemilik kost, pada transaksi secara online proses ini akan dilakukan secara online juga, sehingga memberikan kemudahan kepada penghuni dengan tidak perlu mengisi formulir lagi pada saat masuk ke tempat kost tersebut, dan juga kemudahan bagi pemilik kost yaitu mengurangi kemungkinan hilangnya data dan memudahkan dalam pencarian data dibandingkan dengan cara manual dengan kertas.

Secara Offline

a. Melihat tempat kost

Secara offline pencarian tempat kost biasanya diawali dengan mencari informasi dari teman atau kerabat atau melihat iklan di Koran atau internet. Selain itu juga ada beberapa konsumen yang langsung mendatangi daerah yang mereka inginkan dan mengelilingi daerah tersebut dan berpatokan pada informasi di papan depan kost.

b. Mengevaluasi

Setelah melihat-lihat produk-produk yang ada atau tempat kost yang ada kemudian konsumen akan mengevaluasi tempat-tempat yang sudah mereka lihat berdasarkan ingatan mereka atau catatan yang mereka buat.

(24)

c. Keputusan pembelian

Setelah mengevaluasi tempat-tempat kost tersebut kemudian akan dipilih satu di antara beberapa tempat tersebut dan konsumen akan mengambil keputusan pembelian.

d. Pembayaran

Setelah menetapkan keputusan pembelian, selanjutnya konsumen akan membayar tempat kost pilihan mereka tersebut baik untuk booking terlebih dahulu atau langsung menempati tempat tersebut. Proses pemmbayaran dapat dilakukan dengan pembayaran cash atau dengan mentransfer langsung ke pemilik kost dengan menggunakan ATM.

e. Registrasi di tempat kost

Setelah semua proses di atas dilakukan, pada umumnya pemilik kost akan memberikan formulir data diri kepada penghuni baru tersebut untuk diisi yang kemudian akan digunakan oleh pemilik kost sebagai data tempat kost mereka. 3. Resource System

Sistem sumber daya menunjukkan sumber daya yang harus dimiliki perusahaan agar dapat mendapatkan keuntungan dari pelanggan. Keuntungan yang ditawarkan oleh website ini kepada pelanggannya adalah :

- Menyediakan informasi yang lengkap dan akurat - Akses pemesanan 24 jam

- Kemudahan dalam melakukan transaksi

- Produk yang ditawarkan merupakan produk yang beranekaragam dan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan konsumen

(25)

Sedangkan sumber daya pendukungnya adalah :

- Website yang unik dari pesaingnya dan dapat diakses kapan saja dan di mana saja

- Produk yang ditawarkan merupakan produk yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat

4. Revenue Model

Model pendapatan dari website ini terdiri dari beberapa sumber, di antaranya adalah penjualan produk yaitu penjualan tempat untuk memasang iklan bagi para pemilik rumah kost. Pada produk ini akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pemasangan iklan gratis dan berbayar. Untuk produk yang gratis pemilik kost dapat mengiklankan rumah kostnya secara gratis, tetapi fiturnya lebih terbatas seperti jumlah gambar lebih terbatas dan lama iklan tersebut ditampilkan juga hanya 3 minggu saja, tetapi ketika ada transaksi booking dari customer tetap akan dikenakan charge kepada pemilik kost. Untuk produk berbayar, pemilik kost akan mendapatkan fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan dengan produk yang gratis, sepert jumlah gambar yang ditawarkan lebih banyak, masuk dalam kategori kost terpopuler, dan lama tayang iklan selama 6 bulan. Jika ada pencari kost yang melakukan booking melalui website ini, pemilik kost akan dikenakan charge sebesar Rp. 25.000,- per transaksi.

Selain itu juga pendapatan bersumber dari iklan dari perusahaan-perusahaan lain yang memasang iklan di website ini, dan juga penghasilan dari transaksi yaitu dari setiap transaksi akan didapat komisi dari para pemilik kost tersebut.

(26)

5. Model Bisnis Online

Setelah menentukan value proposition, penawaran online (online offering), sistem sumber daya (resource system) dan model pendapatan (revenue model), kemudian akan ditentukan model bisnis perusahaan. Model bisnis dari perusahaan atau website ini adalah Metamarket switchboard model, karena website ini merupakan wadah yang menyatukan pembeli dan penjual untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing, di mana penjual dalam website ini merupakan pemilik rumah kost yang memasang iklan rumah kost mereka dan pembeli atau dalam website ini adalah para pencari kost.

3.5. Analisis kuesioner

3.5.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Nilai r tabel product moment untuk n=102 dengan tingkat kesalahan 5% maka diperoleh r tabel adalah 0,16.

3.5.1.1. Uji Validitas Perilaku Penelusuran Informasi Eksternal

Pertanyaan R Hitung Keterangan

Pertanyaan 1 0,522 Valid

Pertanyaan 2 0,330 Valid

Pertanyaan 3 0,480 Valid

Pertanyaan 4 0,223 Valid

Tabel 3.3 Uji Validitas Penelusuran Informasi Eksternal Jika dibandingkan nilai r hitung dari setiap butir pertanyaan dengan nilai r tabel= 0,16 maka semua pertanyaan adalah valid.

(27)

Pertanyaan R Hitung Keterangan Pertanyaan 5 0,246 Valid Pertanyaan 6 0,364 Valid Pertanyaan 7 0,333 Valid Pertanyaan 8 0,448 Valid Pertanyaan 9 0,438 Valid

Tabel 3.4 Uji Validitas Kognisi

Jika dibandingkan nilai r hitung dari setiap butir pertanyaan dengan nilai r tabel= 0,16 maka semua butir pertanyaan dalam variable kognisi dianggap valid.

3.5.1.3. Uji Validitas Afeksi

Pertanyaan R Hitung Keterangan

Pertanyaan 10 0,494 Valid

Pertanyaan 11 0,649 Valid

Pertanyaan 12 0,651 Valid

Pertanyaan 13 0,181 Valid

Tabel 3.5 Uji Validitas Afeksi

Jika dibandingkan nilai r hitung dari setiap butir pertanyaan dengan nilai r tabel= 0,16 maka semua pertanyaan dianggap valid.

3.5.1.4. Uji Validitas Kesiapan terhadap Teknologi e-commerce

Pertanyaan R Hitung Keterangan

(28)

Pertanyaan 15 0,554 Valid

Pertanyaan 16 0,636 Valid

Tabel 3.6 Uji Validitas Kesiapan terhadap teknologi e-commerce Jika dibandingkan nilai r hitung dari setiap butir pertanyaan dengan nilai r tabel= 0,16 maka semua pertanyaan pada variable kesiapan terhadap teknologi e-commerce dianggap valid.

3.5.2. Uji Realibilitas

Uji realibilitas instrument dilakukan dengan membandingkan nilai reliabilitas (Cronbach’s Alpha) yang diperoleh. Jika nilai reliabilitas yang diperoleh lebih kecil dari 0,6 maka butir pertanyaan tersebut dianggap tidak reliable, sedangkan jika nilai reiliabilitas lebih besar dari 0,6 maka instrument dalam perilaku konsumen tersebut dianggap reliable.

3.5.2.1. Uji Reliabilitas Perilaku Penelusuran Informasi Eksternal

Tabel 3.7 Reliabilitas Penelusuran Informasi Eksternal Nilai realibiltas yang diperoleh dari variable perilaku penelusuran informasi eksternal adalah 0,603. Di mana 0,603 > 0,6, ini berarti bahwa instrument dalam perilaku penelusuran informasi eksternal adalah reliable.

(29)

Tabel 3.8 Realibilitas Kognisi

Nilai realibiltas yang diperoleh dari variable kognisi adalah 0,604. Di mana 0,604 > 0,6, ini berarti bahwa instrument dalam kognisi adalah reliable.

3.5.2.3. Uji Reliabilitas Afeksi

Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Afeksi

Nilai realibiltas yang diperoleh dari variable afeksi adalah 0,700. Di mana 0,700 > 0,6, ini berarti bahwa instrument dalam afeksi adalah reliable.

3.5.2.4. Uji Reliabilitas Kesiapan Teknologi e-commerce

Tabel 3.10 Uji Reliabilitas Kesiapan Teknologi e-commerce Nilai realibiltas yang diperoleh dari variable kesiapan teknologi e-commerce adalah 0,705. Di mana 0,705 > 0,6, ini berarti bahwa instrument dalam kesiapan teknologi e-commerce adalah reliable.

(30)

3.6. Transformasi Data Ordinal ke Data Interval

Data yang diperoleh dari hasil analisis kuesioner masih merupakan data dalam bentuk ordinal, sehingga perlu dirubah untuk menjadi data dalam bentuk interval untuk memenuhi asumsi yang mendasari path analysis, yaitu variable dalam skala ukur interval.

3.6.1. Perilaku Penelusuran Informasi Eksternal

Berikut merupakan hasil dari transformasi data ordinal ke skala interval variable perilaku penelusuran informasi eksternal :

Pertanyaan  Alternatif Jawaban  Total Frekuensi 

1  2  3  4  5  1  12  13  27  31  19  102  2  12  20  11  29  30  102  3  11  25  24  20  22  102  4  1  22  9  34  36  102  Frekuensi  36  80  71  114  107  408  Proporsi  0.088235  0.19607843  0.17402  0.279412  0.262255     Proporsi Kumulatif  0.088235  0.28431373  0.458333 0.737745  1     Zi  ‐1.3517  ‐0.57007409  ‐0.10463  0.636409  ∞     Densitas  0.1604  0.3391  0.397  0.3292  0     Scale Value  ‐1.81787  ‐0.91137  ‐0.33272  0.242653  1.255267     Transformasi  1.000003  1.9065  2.485149 3.060523  4.073137    

Tabel 3.11 Transformasi Data Ordinal ke Interval variabel Perilaku Penelusuran Informasi Eksternal

3.6.2. Kognisi

Berikut merupakan hasil dari transformasi data ordinal ke skala interval variable kognisi :

(31)

Pertanyaan  Alternatif Jawaban  Total  Frekuensi  1  2  3  4  5  5  0  0  15  42  45  102  6  0  0  9  50  43  102  7  1  1  13  45  42  102  8  0  2  4  47  49  102  9  0  0  5  46  51  102  Frekuensi  1  3  46  230  230  510  Proporsi  0.001960784  0.005882  0.090196  0.45098  0.45098     Proporsi  Kumulatif  0.001960784  0.007843  0.098039  0.54902  1     Zi  ‐2.88440275  ‐2.41613  ‐1.29281  0.123185 ∞     Densitas  0.0063  0.0224  0.1736  0.3961  0     Scale Value  ‐3.213  ‐2.737  ‐1.67635  ‐0.49337  0.878309     Transformasi  1  1.476  2.536652  3.71963  5.091309    

Tabel 3.12 Transformasi Data Ordinal ke Interval variabel Kognisi 3.6.3. Afeksi

Berikut merupakan hasil dari transformasi data ordinal ke skala interval variable afeksi :

Pertanyaan  Alternatif Jawaban  Total 

Frekuensi 1  2  3  4  5  10  3  23  18  30  28  102  11  6  11  15  39  31  102  12  6  18  16  30  32  102  13  2  7  23  37  33  102  Frekuensi  17  59  72  136  124  408  Proporsi  0.0416667 0.144607843  0.176470588  0.333333333  0.303921569    Proporsi  Kumulatif  0.0416667 0.18627451  0.362745098  0.696078431  1     Zi  ‐1.731664  ‐0.89170883  ‐ 0.351130835  0.513154662  ∞     Densitas  0.0909  0.2685  0.3752  0.3778  0     Scale Value  ‐2.1816  ‐ 1.228149153  ‐ 0.604633333  ‐0.0078  1.243083871    Transformasi  1  1.953450847  2.576966667  3.1738  4.424683871   

(32)

Tabel 3.13 Transformasi Data Ordinal ke Interval variable afeksi

3.6.4. Kesiapan terhadap teknologi e-commerce

Berikut merupakan hasil dari transformasi data ordinal ke skala interval variable kesiapan terhadap teknologi e-commerce :

Pertanyaan  Alternatif Jawaban  Total 

Frekuensi 1  2  3  4  5  23  0  2  7  46  47  102  25  0  2  15  41  44  102  27  1  3  10  43  45  102  Frekuensi  1  7  32  130  136  306  Proporsi  0.003268 0.022876 0.104575 0.424837 0.444444     Proporsi  Kumulatif  0.003268 0.026144 0.130719 0.555556 1     Zi  ‐ 2.719607 ‐1.94076  ‐1.123  0.13971  ∞     Densitas  0.0101  0.0608  0.2131  0.3956  0     Scale Value  ‐3.0906  ‐2.21631  ‐1.45637  ‐0.42958  0.8901     Transformasi  1  1.874286 2.634231 3.661023 4.9807    

Tabel 3.14 Transformasi Data Ordinal ke Interval variable kesiapan terhadap teknologi e-commerce

3.7 Hasil Analisis Jalur 3.7.1. Analisis Sub-Struktur-1

Perilaku Penelusuran 

Informasi (X1)  Kognisi (Y1) 

ρY1X1 

(33)

Gambar 3.11 Sub-struktur-1

Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS pada sub-struktur-1 terlihat pada table berikut :

Tabel 3.15 Model Summary Sub-Struktur-1

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variable perilaku penelusuran informasi eksternal dengan variable kognisi, dapat dilihat R square pada model Summary. Besarnya R square sebesar 0.632, besarnya pengaruh variable perilaku penelusuran informasi dan kognisi dapat dilihat dengan menggunakan rumus koefisien determinasi (KD) dengan rumus :

KD= r2 x 100% KD = 0.632 x 100% KD = 63.2%

Hal ini menunjukkan bahwa perilaku penelusuran informasi berpengaruh terhadap kognisi seseorang sebesar 63,2%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor eksternal sebesar

(34)

Tabel 3.16 Tabel Anova Sub-Struktur-1

Tabel 3.17 Coefficients Sub-Struktur-1

Untuk mengetahui perilaku penelusuran informasi berpengaruh terhadap kognisi perlu dilakukan pengujian hipotesa. Hipotesis untuk sub-struktur-1 sebagai berikut :

Ha : Penelusuran informasi ekternal berhubungan secara signifikan dan sangat kuat dengan kognisi.

Ho : Penelusuran informasi eksternal tidak berhubungan secara signifikan dan sangat kuat dengan kognisi.

Dalam melakukan pengujian tersebut dapat dilihat dalam table anova. Pada table anova diketahui nilai F sebesar 9.550 dengan nilai probabilitas sig sebesar 0.03, di mana nilai sig yang diperoleh lebih kecil dari 0.05 (0.03 < 0.05), maka keputusan yang diambil adalah Ho ditolak dan Ha diterima , yaitu bahwa perilaku penelusuran informasi eksternal berpengaruh kepada kognisi. Penelusuran informasi eksternal

(35)

mempengaruhi kognisi atau pengetahuan seseorang karena dengan adanya informasi-informasi yang diterima akan menambah pengetahuan seseorang tentang suatu produk.

Pengaruh antarvariabel Koefisien Jalur (Beta) Nilai t Nilai F Hasil Pengujian Koefisien Determinan R Square Koefisien Variabel Lain X1 terhadap Y1 0.795 3.090 9.550 Ho ditolak 0.632 0.368

Tabel 3.18 Tabel Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-Struktur-1 3.7.2. Analisis Sub-Struktur-2

Gambar 3.12 Sub-struktur-2

Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS pada sub-struktur-2 terlihat pada table berikut :

Tabel 3.19 Model Summary Sub-Struktur-2

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variable perilaku penelusuran informasi dengan variable afeksi, dapat dilihat R square pada

Perilaku Penelusuran  Informasi (X1)  Afeksi (Y2)  ρY2X1  2  Kognisi (Y1)  ρY2Y1 

(36)

model Summary. Besarnya R square sebesar 0.245, besarnya pengaruh variable perilaku penelusuran informasi eksternal dan kognisi dapat dilihat dengan menggunakan rumus koefisien determinasi (KD) dengan rumus :

KD= r2 x 100% KD = 0.245 x 100% KD = 24.5%

Hal ini menunjukkan bahwa perilaku penelusuran informasi eksternal berpengaruh terhadap kognisi seseorang sebesar 24.5%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor eksternal sebesar

= 1 - 0.245 = 0.755 = 75.5%

Tabel 3.20 Tabel Anova Sub-Struktur-2

Tabel 3.21 Coefficients Sub-Struktur-2 3.7.2.1. Pengujian secara keseluruhan

(37)

Untuk mengetahui perilaku penelusuran informasi eksternal dan kognisi berpengaruh terhadap afeksi perlu dilakukan pengujian hipotesa. Hipotesis untuk sub-struktur-2 sebagai berikut :

Ha : Penelusuran informasi eksternal dan kognisi berpengaruh kepada afeksi atau kepercayaan seseorang.

Ho : Penelusuran informasi eksternal dan kognisi tidak berpengaruh kepada afeksi atau kepercayaan seseorang.

Dalam melakukan pengujian tersebut dapat dilihat dalam table anova. Pada table anova diketahui nilai F sebesar 4.704 dengan nilai probabilitas sig sebesar 0.011, di mana nilai sig yang diperoleh lebih kecil dari 0.05 (0.011 < 0.05), maka keputusan yang diambil adalah Ho ditolak dan Ha diterima , yaitu bahwa perilaku penelusuran informasi eksternal dan kognisi berpengaruh kepada afeksi. Perilaku penelusuran informasi eksternal dan kognisi mempengaruhi afeksi atau perasaan dari seseorang, informasi yang diterima seseorang akan mempengaruhi pengetahuan seseorang, dan juga pengetahuan tersebut akan mempengaruhi perasaan mereka, misalnya jika seseorang menerima informasi bahwa rumah kost yang dia tempati tidak aman pasti akan memunculkan perasaan tidak nyaman.

3.7.2.2. Pengujian secara individual

Pengujian data secara individual dapat dilihat dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS pada table coefficients.

(38)

Pengujian pengaruh penelusuran informasi eksternal terhadap afeksi perlu dilakukan dengan menguji hipotesis sebagai berikut :

Ha : Perilaku penelusuran informasi eksternal berpengaruh terhadap afeksi.

Ho : Perilaku penelusuran informasi eksternal tidak berpengaruh terhadap afeksi.

Pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan uji t. Pada table coefficients dapat dilihat nilai t adalah 2.294, dengan nilai probabilitas (sig) sebesar 0.024. Nilai sig diperoleh lebih kecil dari 0.05 (0.024 < 0.05) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, yaitu perilaku penelusuran informasi eksternal berpengaruh kepada afeksi. Perilaku penelusuran informasi eksternal berpengaruh kepada afeksi karena informasi yang diterima konsumen akan mempengaruhi perasaan seseorang.

3.7.3.2.2.Pengaruh Kognisi terhadap afeksi

Pengujian pengaruh kognisi terhadap afeksi perlu dilakukan dengan menguji hipotesis sebagai berikut :

Ha : Persepsi (kognisi) berpengaruh terhadap afeksi. Ho : Persepsi (kognisi) tidak berpengaruh terhadap afeksi.

Pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan uji t. Pada table coefficients dapat dilihat nilai t adalah 1.334, dengan nilai probabilitas (sig) sebesar 0.016. Nilai sig diperoleh lebih kecil dari 0.05 (0.016<0.05) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, yaitu persepsi (kognisi) berpengaruh kepada afeksi.

(39)

Pengaruh antarvariabel Koefisien Jalur (Beta) Nilai t Nilai F Hasil Pengujian Koefisien Determinan R Square Koefisien Variabel Lain X1 terhadap Y2 0.229 2.294 4.704 Ho ditolak 0.245 0.755 Y1 terhadap Y2 0.173 1.334 Ho ditolak

Tabel 3.22 Tabel Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-Struktur-2

3.7.3. Analisis Sub-Struktur-3

Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS pada sub-struktur-3 terlihat pada table berikut :

Gambar 3.13 Sub-struktur-3

Tabel 3.23 Model Summary Sub-Struktur-3 Afeksi (Y2)  Kognisi (Y1) Kesiapan  terhadap  teknologi e‐ commerce(Z)  ρZY1  ρZY2  3  Perilaku Penelusuran  Informasi (X1)  ρZX1 

(40)

Tabel 3.24 Tabel Anova Sub-Struktur-3

Tabel 3.25 Coefficients Sub-Struktur-3 3.7.3.1. Pengujian secara Keseluruhan

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variable perilaku penelusuran informasi eksternal, kognisi ,dan afeksi dengan variable kesiapan teknologi e-commerce, dapat dilihat R square pada model Summary. Besarnya R square sebesar 0.759, besarnya pengaruh variable perilaku penelusuran informasi dan kognisi dapat dilihat dengan menggunakan rumus koefisien determinasi (KD) dengan rumus :

KD= r2 x 100% KD = 0.759 x 100% KD = 75.9%

(41)

Hal ini menunjukkan bahwa kognisi dan afeksi berpengaruh terhadap kesiapan teknologi e-commerce sebesar 75.9%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor eksternal sebesar

= 1 - 0.759 = 0.241 = 24.1%

Untuk mengetahui perilaku penelusuran informasi berpengaruh terhadap afeksi perlu dilakukan pengujian hipotesa. Hipotesis untuk sub-struktur-3 sebagai berikut :

Ha : Perilaku penelusuran informasi eksternal, persepsi (kognisi) ,dan afeksi berpengaruh terhadap kesiapan teknologi e-commerce.

Ho : Perilaku penelusuran informasi eksternal, persepsi (kognisi) ,dan afeksi tidak berpengaruh terhadap kesiapan teknologi e-commerce.

Dalam melakukan pengujian tersebut dapat dilihat dalam table anova. Pada table anova diketahui nilai F sebesar 2.352 dengan nilai probabilitas sig sebesar 0.00, di mana nilai sig yang diperoleh lebih besar dari 0.05 (0.00 < 0.05), maka keputusan yang diambil adalah Ha diterima dan Ho ditolak yaitu bahwa penelusuran informasi eksternal, kognisi ,dan afeksi mempengaruhi seseorang dalam kesiapan penerimaan teknologi e-commerce.

3.7.3.2. Pengujian secara Individual

Pengujian data secara individual dapat dilihat dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS pada table coefficients.

3.7.3.2.1.Pengaruh Perilaku Penelusuran Informasi Eksternal Terhadap Kesiapan Teknologi e-commerce

(42)

Pengujian pengaruh kognisi terhadap kesiapan teknologi e-commerce perlu dilakukan dengan menguji hipotesis sebagai berikut : Ha : Perilaku penelusuran informasi ekstenal berpengaruh terhadap kesiapan teknologi e-commerce.

Ho : Perilaku penelusuran informasi eksternal tidak berpengaruh terhadap kesiapan teknologi e-commerce.

Pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan uji t. Pada table coefficients dapat dilihat nilai t adalah 1.378, dengan nilai probabilitas (sig) sebesar 0.03. Nilai sig diperoleh lebih besar dari 0.05 (0.03 < 0.05) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, yaitu perilaku penelusuran informasi berpengaruh kepada kesiapan teknologi e-commerce.

3.7.3.2.2.Pengaruh Kognisi terhadap Kesiapan Teknologi e-commerce

Pengujian pengaruh kognisi terhadap kesiapan teknologi e-commerce perlu dilakukan dengan menguji hipotesis sebagai berikut : Ha : Persepsi (kognisi) berpengaruh terhadap kesiapan teknologi e-commerce.

Ho : Persepsi (kognisi) tidak berpengaruh terhadap kesiapan teknologi e-commerce.

Pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan uji t. Pada table coefficients dapat dilihat nilai t adalah 2.520, dengan nilai probabilitas (sig) sebesar 0.018. Nilai sig diperoleh lebih kecil dari 0.05 (0.018<0.05) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, yaitu persepsi (kognisi) berpengaruh kepada kesiapan teknologi e-commerce. Hal ini

(43)

dikarenakan pada proses pengambilan keputusan, konsumen selalu menilai dan mengevaluasi suatu produk atau jasa berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki yang kemudian akan berpengaruh terhadap keputusan yang mereka ambil.

3.7.3.2.3.Pengaruh Afeksi terhadap Kesiapan Teknologi e-commerce

Pengujian pengaruh afeksi terhadap kesiapan teknologi e-commerce perlu dilakukan dengan menguji hipotesis sebagai berikut : Ha : Afeksi berpengaruh terhadap kesiapan teknologi e-commerce. Ho : Afeksi tidak berpengaruh terhadap kesiapan teknologi e-commerce. Pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan uji t. Pada table coefficients dapat dilihat nilai t adalah 1.438, dengan nilai probabilitas (sig) sebesar 0.00. Nilai sig diperoleh lebih kecil dari 0.05 (0.00 < 0.05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu afeksi berpengaruh kepada kesiapan teknologi e-commerce. Afeksi atau perasaan seseorang berpengaruh terhadap kesiapan teknologi e-commerce karena dalam melakukan transaksi secara online membutuhkan kepercayaan antara pihak penjual dan pembeli.

(44)

Pengaruh

antarvariabel Koefisien Jalur (Beta) Nilai t Nilai F Hasil Pengujian Koefisien Determinan R Square Koefisien Variabel Lain X1 terhadap Z 0.266 1.378 2.352 Ho ditolak 0.759 0.241 Y1 terhadap Z 0.360 2.520 Ho ditolak Y2 terhadap Z 0.215 1.438 Ho ditolak

Tabel 3.26 Tabel Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-Struktur-3 3.8.4. Diagram Jalur

Gambar 3.14 Diagram Jalur

Hasil persamaan strukturnya adalah sebagai berikut :

Persamaan sub-struktur-1 : Y1 = ρY1x1X1 + ρY1 1 1

(45)

Persamaan sub-struktur-2 : Y2 = ρY2X1X1 Y2Y1Y1+ ρY2 2 2

Y2 =0.229X1 + 0.173Y1 + 0.755 2

Persamaan sub-struktur-3 : Z = ρZx1X1 + ρZY1Y1 + ρZY2Y2+ ρZ 3 3

Z = 0.360 X1 + 0.266Y1 + 0.215Y2 + 0.241 3

Pengaruh Antarvariabel

Pengaruh Kausal

Langsung Tidak Langsung

Melalui Y1

Melalui Y2

Melalui Y1 dan Y2 Total

X1 terhadap Y1 (1) - - - (1) X1 terhadap Y2 (3) (1)(6) - - (3) Y1 terhadap Y2 (6) - - - (6) Y1 terhadap Z (4) - - - (4) Y2 terhadap Z (5) - - - (5) X1 terhadap Z (2) (1)(4) (3)(5) (1)(6)(5) (2)+ (1)(4)+ (3)(5)+ (1)(6)(5) Tabel 3.27 Rangkuman Hasil Penelitian Proses 1

(46)

Pengaruh Antarvariabel

Pengaruh Kausal

Langsung Tidak Langsung

Melalui Y1 Melalui Y2 Melalui Y1 dan Y2 Total X1 terhadap Y1 0.795 - - - 0.795 X1 terhadap Y2 0.229 0.137535 - - 0.366535 Y1 terhadap Y2 0.173 - - - 0.173 Y1 terhadap Z 0.360 - - - 0.360 Y2 terhadap Z 0.215 - - - 0.215 X1 terhadap Z 0.266 0.2862 0.049235 0.02957 0.631005

Tabel 3.28 Rangkuman Hasil Penelitian Proses 2

Hasil analisis

1. Pengaruh langsung variable Penelusuran informasi eksernal (X1) terhadap

kognisi (Y1) adalah 0.795 atau 79,5%. Penelusuran informasi eksternal memiliki

pengaruh yang sangat besar terhadap kognisi atau pengetahuan dari seseorang. Informasi yang diperoleh seseorang dari pihak eksternal, seperti dari teman atau keluarga, marketer-controlled (internet, sales, iklan), media, dan orang yang pernah menggunakan produk tersebut memiliki pengaruh besar terhadap

(47)

pengetahuan seseorang tentang suatu produk. Sehingga dalam website yang akan dirancang perlu menyediakan informasi yang lengkap dan detil mengenai rumah kost, dan juga akan dilengkap dengan fitur testimoni untuk menambah pengetahuan dari pengguna.

2. Pengaruh langsung variabel Penelusuran informasi eksternal (X1) terhadap afeksi

(Y2) adalah 0.229 atau 22,9%. Penelusuran informasi eksternal berpengaruh

secara signifikan terhadap afeksi atau perasaan seseorang, tetapi penelusuran informasi eksternal cenderung memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kognisi dibandingkan afeksi. Informasi-informasi yang diterima dari pihak eksternal atau lingkungan cenderung lebih berpengaruh terhadap pengetahuan atau kognisi.

3. Pengaruh langsung variable Penelusuran informasi ekternal (X1) terhadap

kesiapan teknologi e-commerce (Z) adalah 0.266 atau 26.6%. Penelusuran informasi eksternal berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan teknologi e-commerce.

4. Pengaruh langsung variabel kognisi (Y1) terhadap afeksi (Y2) adalah 0.173 atau

17.3 %. Kognisi berpengaruh secara signifikan terhadap afeksi seseorang karena pada umumnya perasaan seseorang dipengaruhi oleh kognisi atau pengetahuan yang dia miliki. Selain kognisi, biasanya afeksi seseorang juga mendapat pengaruh yang besar dari lingkungan.

5. Pengaruh langsung variable Kognisi(Y1) terhadap kesiapan teknologi

e-commerce(Z) adalah 0.360 atau 36%. Pengetahuan atau kognisi yang dimiliki oleh seseorang berpengaruh secara signifikan sebesar 36% terhadap kesiapan seseorang dalam menerima teknologi e-commerce karena persepsi atau kognisi

(48)

dari seseorang mempengaruhi sikap atau perilaku seseorang dalam pemanfaatan dan penggunaan teknologi.

6. Pengaruh langsung variabel afeksi (Y2) terhadap kesiapan teknologi

e-commerce(Z) adalah 0.215 atau 21.5%. Afeksi berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan teknologi e-commerce, tetapi pengaruh afeksi terhadap kesiapan teknologi e-commerce cenderung lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh yang diberikan kognisi.

7. Pengaruh tidak langsung variabel Penelusuran informasi eksternal (X1) melalui

kognisi(Y1) terhadap kesiapan teknologi e-commerce(Z) adalah 0.2862 atau

28.62%. Penelusuran informasi eksternal berpengaruh terhadap kognisi dan berdampak secara signifikan terhadap kesiapan teknologi e-commerce. Penelusuran informasi eksternal mempengaruhi pengetahuan seseorang secara signifikan dan mempengaruhi sikap seseorang dalam penggunaan teknologi. 8. Pengaruh tidak langsung variabel Penelusuran informasi eksternal (X1) melalui

afeksi(Y2) terhadap kesiapan teknologi e-commerce(Z) adalah 0.049235 atau

4.9%. Penelusuran informasi eksternal melalui afeksi berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan teknologi e-commerce, tetapi pengaruh yang diberikan cenderung lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh yg diberikan penelusuran informasi eksternal yang melalui kognisi.

9. Pengaruh tidak langsung variabel Penelusuran informasi eksternal (X1) melalui

kognisi (Y1) terhadap afeksi (Y2) adalah 0.366535 atau 36.65%. Penelusuran

informasi eksternal berpengaruh terhadap kognisi dan berdampak secara signifikan terhadap afeksi karena pada umumnya informasi yang diterima oleh

(49)

seseorang akan diolah menjadi kognisi atau pengetahuan dan pengetahuan tersebut akan mempengaruhi perasaan.

10. Pengaruh tidak langsung variabel Penelusuran informasi eksternal (X1) melalui

kognisi (Y1) dan afeksi(Y2) terhadap kesiapan teknologi e-commerce(Z) adalah

0.02957 atau 2.9%. Penelusuran informasi eksternal berpengaruh terhadap kognisi dan kognisi berpengaruh terhadap afeksi dan afeksi berdampak terhadap kesiapan teknologi e-commerce.

11. Pengaruh total Penelusuran informasi eksternal (X1) terhadap teknologi

e-commerce( Z) adalah 0.631005 atau 63.1%. Penelusuran informasi eksternal, kognisi, dan afeksi memiliki pengaruh yang besar terhadap kesiapan teknologi e-commerce, hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh kognisi, afeksi, dan lingkungan sekitar. Sehingga dalam website akan dikembangkan fitur yang mendukung penelusuran informasi eksternal seperti fitur rekomendasi ke teman, testimoni, dan rating. Sedangkan untuk kognisi, website ini akan menyediakan informasi yang lengkap dan akurat mengenai alamat, fasilitas, peta, peraturan dan segala informas tentang rumah kost dan juga informasi untuk melakukan transaksi booking online. Penelusuran informasi eksternal, kognisi, dan afeksi merupakan hubungan yang berkesinambungan, di mana setiap elemen menyebabkan dan disebabkan oleh elemen lain yang akan berakibat kepada perilaku konsumen atau kesiapan terhadap teknologi e-commerce.

Gambar

Tabel 3.1 Tabel Jumlah Rumah Kost di Jakarta  Sumber : www.infokost.net
Gambar 3.1 : Proses pemilihan tempat kost
Gambar 3.2 : Unmet dan Undeserved Needs
Gambar 3.3 diagram daerah asal responden  Sumber : kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

Inilah yang membedakan protocol frame relay dengan protocol pendahulunya (contoh : X.25, SNA, dll), bahwa mekanisme penecekan pada level frame data tidak terjadi, di level frame

26 Beberapa kota besar di eropa seperti Paris, New York, London dapat dikatakan sebagai sebuah kota yang berhasil dalam membangun karakter yang kuat dan membuat

Böylece Evliya Çelebi, farklı seyahatlere çıkıp, kırk yıldan fazla Osmanlı Ġmparatorluğu‟nun en önemli bölgelerini gezer ve onları “Seyahatname” adlı

Pada gambar diatas ada 72 sampel yang diambil pada Siswa SMP yang berusia 11-15 di Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi, mempunyai

Node merepresentasikan komputer yang akan ditambahkan sesuatu seperti protokol, aplikasi, dan peripheral card. Topology helper NodeContainer menyediakan sebuah cara

Selain itu dapat dilihat perbedaan karakteristik data pada setiap variabel pada masing-masing kategori perusahaan manufaktur yaitu perusahaan manufaktur yang tepat waktu dan

Hasil penelitian menunjukkan anak jalanan yang menggunakan narkoba inhalasi (ngelem) sebagian besar pada umur 15-18 tahun sebanyak 29 (67,4%) responden, dengan jenis kelamin

Syarikat pula menegaskan Syarikat tidak pada bila-bila masa menamatkan kontrak perkhidmatan PYM sebaliknya PYM sendiri yang telah mengemukakan surat perletakan jawatan