• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurna l @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol . 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238|228 PENERAPAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKS I DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA PABRIK TAHU “W” DI DESA JAPANAN KECAMATAN

MOJOWARNO KABUPATEN JOMBANG Fakultas Ekonomi Universitas Darul ‘Ulum

Email:wiwin [email protected] ABSTRAK

Tujuan penelitian in i adalah : mengetahui perhitungan harga pokok produksi yang dila kukan di pabrik tahu “W” di Desa Japanan Mojowarno Jombang dengan menggunakan metode full costing. Jenis Penelitian in i berupa study kasus, dengan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dipero leh hasil: pabrik tahu “W” belum membebankan seluruh biaya overhead pabrik sehingga hasilnya pun kurang tepat dan akurat, perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing pada pabrik tahu “W” sudah membebankan seluruh biaya overhead pabrik sehingga hasilnya lebih tepat dan akurat. Perbedaan antara perhitungan metode full costing dengan metode pabrik tahu “W” terletak pada biaya overhead pabrik. Perh itungan yang dihitung oleh Pabrik tahu “W” belu m membebankan seluruh biaya overhead pabrik sedangkan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing sudah membebankan biaya overhead pabrik sehingga hasilnya lebih tepat.

PENDAHULUAN

Persaingan dunia bisnis antar perusahaan merupakan hal yang wajar, setiap perusahaan berusaha menawarkan produk mereka dengan keunggulan masing-masing. Selain bersaing dalam hal kualitas, mereka juga bersaing dalam masalah harga, karena hanya produk dengan kualitas terbaik dan harga paling murah yang paling diminati dan di cari oleh konsumen.

Sebelu m perusahaan menentukan harga jual suatu produk, perusahaan terlebih dahulu harus menghitung harga pokok produksinya. Hal ini mengingat bahwa harga jual d i tentukan dengan men ju mlah harga pokok produksi per unit dengan tingkat harga yang di inginkan perusahaan sehingga tanpa adanya penentuan harga pokok produksi per unit perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menentukan harga jual produk yang di hasilkan.

Harga pokok produksi merupakan keseluruhan biaya produksi yang terserap kedalam setiap unit produk yang di hasilkan perusahaan. Secara u mu m b iaya produksi dibagi men jadi tiga elemen yaitu b iaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi lainnya (b iaya overhead pabrik). Untuk pengumpulan biaya produksi di tentukan oleh karakteristik proses produksi yang di hasilkan perusahaan. Karakteristik kegiatan perusahaan menggunakan metode pengumpulan biaya produksi. Ada dua macam metode pengumpulan biaya produksi yaitu : metode harga pokok proses dan metode harga pokok pesanan.

Untuk menentukan kepentingan jangka pendek, manajemen memerlu kan informasi biaya yang di pisahkan menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume keg iatan. Menurut Mulyadi (2010: 17-18) Penentuan harga pokok produksi dapat di lakukan dengan dua pendekatan yaitu metode full costing dan variable costing. Full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang memperh itungkan semua unsur biaya produksi baik variabel maupun tetap. Harga pokok produksi dengan metode ini terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik tetap dan variable ditambah b iaya non produksi seperti : biaya pemasaran, biaya ad ministrasi dan u mu m. Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memasukkan biaya produksi variabel. Biaya produksi terdiri dari b iaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel.

Dalam menentukan perhitungan harga pokok produksi pabrik tahu W masih menggunakan metode yang sederhana karena masih ada b iaya overhead pabrik yang belu m di perhitungkan dalam penentuan harga pokok produksi seperti biaya air, listrik, bahan bakar, biaya transportasi, dan biaya penyusutan mesin. Dari beberapa elemen biaya yang sebenarnya masuk pada perhitungan harga pokok produksi sangat memepengaruhi besarnya laba yang di dapat pabrik tahu W. Hal in i terjadi karena pabrik tahu W tidak terperincinya dalam menghitung biaya produksi. Pabrik tahu W belum sepenuhnya memeperhatikan biaya overhead pabrik. Pabrik tahu W hanya berfokus pada bahan baku kedelai dan b iaya tenaga kerja saja. Sedangkan biaya-biaya yang dikeluarkan pabrik tahu W tidak hanya biaya bahan baku kedelai dan

(2)

Jurna l @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol . 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238|229 biaya tenaga kerja saja, tetapi masih banyak biaya overhead pabrik yang belum di perhitungkan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan menitik beratkan pada masalah utama yaitu bagaimana perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan di pabrik tahu “W”? dengan menggunakan metode full costing?.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Biaya dan Akuntansi Biaya

Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang di ukur dalam satuan uang, yang telah terjad i atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. (Mulyadi, 2010 : 8). Dalam arti sempit biaya dapat diartiakan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva (Mulyadi, 2010 : 10). Biaya adalah pengorbanan ekonomi yang di buat untuk mempero leh barang atau jasa. Biaya adalah aliran keluar pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang (atau komb inasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.

Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya (Mulyadi, 2000 : 6). Fungsi utama akuntansi biaya adalah mengumpulkan dan menganalisis data mengenai biaya yang telah maupun akan terjadi. Informasi yang dihasilkan berguna bagi manajemen sebagai alat kontrol atas kegiatan yang telah d ilakukan dan bermanfaat untuk memb uat rencana dimasa mendatang. Halim dkk (2013 : 2) menyatakan bahwa akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang menyajikan informasi, terutama yang bersifat keuangan, mengenai suatu keadaan ekonomi yang digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan info rmasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. (Soemarso, 2004 : 8)

Pengertian Harga Pokok Produksi

Menurut (Hansen dan Mowen 2009 : 60 ) harga pokok produksi adalah total harga pokok produk yang diselesaikan selama periode berjalan. Harga pokok produksi adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk selesai selama satu periode. Menurut Mulyadi (2000 : 10) harga pokok merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang mempero leh aktiva, selain itu harga pokok juga d igunakan untuk menunjukkan pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan baku penjadi produk jadi. Namun karena pembuatan produk tersebut bertujuan mengubah aktiva (berupa persediaan bahan baku) menjad i aktiva lain (persediaan produk jad i), maka pengorbanan bahan baku tersebut yang berupa bahan baku akan membentuk harga pokok produksi.

Unsur-Unsur Biaya Produksi

Biaya produksi yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Unsu-unsur biaya produksi yaitu:

a. Biaya bahan baku. Menurut Hanggana (2008 : 47) bahan baku adalah sesuatau benda berwujud yang memiliki nilai yang digunakan untuk membuat barang jadi. Biaya bahan baku adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku yang diproduksi menjadi produk jadi,

b. Biaya tenaga kerja langsung. Menurut Mulyadi (2012 : 343) biaya tenaga kerja merup akan salah satu biaya konversi, disamp ing biaya overhead pabrik, yang merupakan salah satu biaya untuk mengubah bahan baku men jadi produk jad i. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang terlihat langsung dalam proses produksi. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja yang tidak terlihat langsung dalam proses produksi, biaya tenag kerja tidak langsung ini termasuk dalam biaya overhead pabrik.

c. Biaya overhead pabrik .Biaya overhead pabrik adalah ele men biaya produksi sela in biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang terdiri dari biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya (Hansen, mo wen, 2004: 51). Secara u mu m yang termasuk dalam biaya overhead pabrik antara lain : bahan tidak langsung, energi dan listrik, pajak bu mi dan bangunan, asuransi pabrik dan biaya lainnya yang bertujuan untuk mengoperasikan pabrik. Penghitungan tarif biaya overhead pabrik dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

(3)

Jurna l @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol . 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238|230 Tarif BOP = x100%

d. Biaya pemasaran

Biaya pemasaran yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai pengumpulan p iutang men jadi kas. Biaya ini meliputi: fungsi penjualan, fungsi penggudangan produk selesai, fungsi pengepakan dan pengiriman, fungsi pembuatan faktur dan administrasi penjualan.

e. Biaya administrasi dan umum

Biaya ad min istrasi dan u mu m, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi umu m. Biaya in i terjad i dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan.

f. Biaya keuangan

Biaya keuangan adalah semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keuangan. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi (Mu lyadi, 2010 : 17-18). Dalam memperhitungkan unsu-unsur biaya kedalam harga pokok produksi terdapat dua pendekatan, yaitu:

1) Full Costing

Full costing adalah metode penentuan harga pokok yang memperh itungkan semua unsur biaya

produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap, dengan demikian harga pokok p roduksi menurut full costing terdiri dari insur biaya produksi.

Berikut ini adalah format perhitungan dengan metode full costing: - Biaya bahan baku Rp. xxx

- Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx

- Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx +

Total biaya produksi variabel Rp. xxx

- biaya overhead tetap Rp. xxx +

Harga pokok produk Rp. xxx

2) Variable Costing

Variabel costing adalah penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya

produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi. Pada u mu mnya terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.

Berikut ini adalah format penghitungan dengan metode variable costing : Biaya produksi :

- Biaya bahan baku Rp. xxx

- Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx - Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx +

Harga pokok produk Rp. xxx

Perbedaan Metode Full Costing dan Variable Costing 1. Ditinjau dari Sudut Penentuan Harga Pokok Produk

a. Metode Full Costing

Dalam metode full costing, biaya overhead pabrik baik yang berperilaku tetap maupun variabel, dibebankan pada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan dimuka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Metode ini menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya sampai saat produk yang bersangkutan dijual. Jad i biaya

overhead pabrik yang terjad i baik yang berperilaku tetap maupun variabel masih d ianggap sebagai

aktiva (karena melekat pada persediaan) sebelum persediaan tersebut dijual. Berikut ini adalah perhitungan dengan metode full costing:

BOP yang dianggarkan Taksiran dasar pembebanan

(4)

Jurna l @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol . 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238|231

- Biaya bahan baku Rp. xxx

- Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx

- Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx +

Total biaya produksi variabel Rp. xxx

- biaya overhead tetap Rp. xxx +

Harga pokok produk Rp. xxx

b. Variable Costing

Dalam metode variabel costing, biaya overhead pabrik tetap di perlakukan sebagai biaya periode dan bukan sebagai elemen harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode. Dengan demikian biaya overhead pabrik tetap di dalam metode

variable costing tidak melekat pada persediaan produk yang belum laku dijual, tetapi langsung

dianggap sebagai biaya dalam periode.

Berikut ini adalah penghitungan dengan metode variable costing : Biaya produksi :

- Biaya bahan baku Rp. xxx

- Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx

- Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx +

Harga pokok produk Rp. Xxx

2. Ditinjau dari Sudut Penyajian Laporan Laba Rugi

Perbedaan pokok antara mrtpde full costing dengan variable costing adalah terletak pada klasifikasi pos-pos yang disajikan dalam laporan laba rugi tersebut. Laporan laba rugi yang disusun dengan metode full costing menitik beratkan pada penyajian elemen-elemen biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi-fungsi pokok yang ada dalam perusahaan. Sedangkan metode variable costing men itikberatkan pada penyajian biaya sesuai dengan perilakunya dalam hubungannya denagan perubahan volume kegiatan.

3. Perbandingan dampak metode full costing dan variabelcosting terhadap laba (Hansen dan Mowen, 2009: 164)

Hubungan antara

produksi dan penjualan Dampak persediaan terhadap Hubungan antara laba dengan metode full costing dan variabel costing

. Produksi = penjualan Tidaj ada perubahan persediaan

Laba full costing = laba bersih variabel costing Produksi > penjualan Persediaan meningkat Laba full costing > laba

bersih variabel costing Produksi < penjualan Persediaan menurun Laba full costing < laba

bersih variabel costing

a. Pada saat produksi dan penjualan sama, laba bersih yang dihasilkan sa ma tanpa dipengaruhi oleh metode yang digunakan. Dengan menggunakan full costing seluruh biaya overhead pabrik, tetap dibebankan ke unit produk sebagai dari harga pokok penjualan. Oleh karenanya dengan metode manapun, jika produksi sama dengan penjualan (tidak ada perubahan dalam persediaan), seluruh

overhead pabrik tetap yang terjadi pada tahun tersebut akan dimasukkan dalam dalam laporan

laba rugi sebahai beban, sehingga laba bersih dengan kedua metode tersebut hasilnya sama. b. Pada saat produksi me lebihi penjua lan, laba bersih yang dilaporkan dengan menggunakan full

costing biasanya lebih tinggi daripada laba bersih yang dilaporkan dengan menggunakan variabel costing. Hal ini terjad i karena menggunakan full costing, sebagian biaya overhead

pabrik tetap pada periode tersebut ditangguhkan dalam persediaan. Dalam menggunakan

variabel costing, seluruh biaya overhead pabrik terap akan dibebankan langsung sebagai

(5)

Jurna l @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol . 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238|232 Pada saat produksi lebih rendah daripada pernjualan, laba bersih yang dilaporkan dengan metode full costing lebih rendah daripada laba bersih yang dilaporkan dengan menggunakan metode

variable costing. Hal ini terjadi karena ada persediaan yang diterima dari tahun sebelumnya dan

biaya overhead pabrik tetap yang sebelunmya ditangguhkan dalam persediaan berdasarkan metode

full costing dikeluarkan dan ditandingkan dengan pendapatan.

c. Setelah beberapa periode, laba bersih yang dilaporkan dengan menggunakan metode full costing dan variable costing akan cenderung sama. Alasannya adalah bahwa dalam jangka panjang, penjualan tidak mungkin melebihi produksi ataupun produksi meleb ihi penjualan. Dalam jangka pendek, laba rugi akan cenderung berbeda.

Manfaat Informasi yang Dihasilkan oleh Metode Full Costing dan Variable Costing

a. Dala m Perencanaan Laba Jangka Pendek. Untuk kepentingan laba jangka pendek, manaje men memerlukan informasi b iaya yang dipisahkan menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Dalam jangka pendek, b iaya tetap tidak berubah dengan adanya volume kegiatan, sehingga hanya biaya variabel yang perlu d ipertimbangkan oleh manajemen dalam pengambilan keputusannya. Oleh karena itu, metode variable costing yang menghasilkan laporan laba-rugi yang menyajikan info rmasi b iaya variabel yang terpisah dari informasi biaya tetap dapat memenuhi kebutuhan manajemen untuk perencanaan laba jangka pendek.

b. Dala m Pengendalian Biaya. Variabel costing menyediakan informasi yang lebih ba ik untuk mengendalikan periode costs dibandingkan informasi yang dihasilkan oleh full costing. Dalam full

costing biaya overhead pabrik tetap diperhitungkan dalam tarif biaya overhead pabrik dan dibebankan

sebagai unsur biaya produksi sehingga manajemen keh ilangan perhatian terhadap period costs (biaya

overhead pabrik tetap) tertentu yang dapat dikendalikan.. Di dalam variabal costing, periode costs

yang terdiri biaya yang berperilaku tetap diku mpulkan dan disajikan secara terpisah dalam laporan laba-rugi sebagai pengurang terhadap laba kontribusi. Biaya tetap in i dapat dikelo mpokkan kedalam dua golongan: discretionary fixed costs dan committed fixed costs. Discretionary fixed costs merupakan biaya yang berperilaku tetap karena kebijakan manajemen sehingga dapat dikendalikan oleh manajemen. Contohnya biaya iklan. Committed fixed costs merupakan biaya yang timbul dari kepemilikan pabrik, equip ment dan organisasi pokok. Biaya ini merupakan semua biaya yang tet ap dikeluarkan,, yang tidak dapat diku rangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan jangka panjang perusahaan. Dalam jangka pendek committed fixed costs tidak dapat dikendalikan o leh manajemen. Contohnya biaya depresiasi, sewa, asuransi, dan gaji karyawan inti. Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam kelo mpok tersendiri dalam laporan laba -rugi variable

costing, manajemen dapat memperoleh informasi discretionary fixed costs terpisah dari committed fixed costs, sehingga pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh manajemen.

c. Dala m Pengamb ilan Keputusan. Variabel costing menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek. Dalam pembuatan keputusan jangka pendek, yang menyangkut volume kegiatan, period costs tidak relevan karena tidaak berubah dengan adanya perubahan volume keg iatan.

Variable costing khususnya bermanfaat untuk penentuan harga jual jangka pendek. Ditinjau dari sudut

penentuan harga, perbedaan pokok antara full costing dan variable costing adalah terletak pada konsep penutupan biaya. Menurut metode full costing, harga jual harus dapat menutup total biaya, termasuk biaya tetap didalamnya. Didalam metode variable costing, apabila harga jual tersebut telah menghasilkan laba kontribusi guna menutup biaya tetap adalah lebih baik daripada haarga jual yang tidak menghasilkan laba kontribusi sama sekali.

Kelemahan-kelemahan metode variable costing adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2000: 407): a. Pe misahan biaya-biaya ke dala m variabe l dan tetap sebenarnya sulit dilaksanakan, karena jarang

sekali suatu biaya benar-benar variabel atau benar-benar tetap. Suatu biaya digolongkan sebagai suatu biaya variabel jika asumsi ini dipenuhi :

1) Bahwa harga barang atau jasa tidak berubah. M isalkan konsumsi solar untuk diesel listrik tergantung pada kegiatan pabrik, maka b iaya solar adalah b iaya variabel dengan asumsi harga belinya tidak berubah, karena apabila harganya berubah, makaa biaya bahan bakar tersebut tidak lagi berubah sebanding dengan perubahan kegiatan produksi.

2) Bahwa metode dan prosedur produksi tidak berubah -ubah. Bahwa tingkat efisiensi tidak berfluktuasi.

Sedangkan biaya tetap dapat dibagi menjadi dua kelompok:

(6)

Jurna l @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol . 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238|233 pemasaran, keuangan serta gaji manajer akuntansi.

2) Biaya tetap yang dalam jangka panjang konstan, misalnya biaya depresiasi dan sewa kantor yang dikontrakkan untuk jangka panjang.

b. Metode variabel costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim, sehingga laporan keuangan untuk kepentingan pajak dan masyarakat umum harus dibuat atas dasar metode full costing. c. Dala m mrtode variabel costing, naik turunnya laba dihubungkan dengan perubahan -perubahan dalam

penjualan. Untuk perusahaan yang kegiatan us ahanya bersifat musiman, variabel costing akan menyajikan kerugian yang berlebih-lebihan dalam periode-periode tertentu, sedangakan dalam periode lainnya akaan menyajikan laba yang tidak normal.

d. Tidak d iperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dala m persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan leb ih rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisis keuangan.

METODE PENELITIAN

Objek atau lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana untuk digunakan sebagai penelitian dalam keg iatan untuk memperoleh data atau keterangan yang diperlukan. Dalam hal in i penelitian dilakukan pada pabrik tahu “W” yang terletak di Jl. Su mberboto, Ds. Japanan. Kec. Mojowarno, Kab. Jombang.

Jenis Penelitian ini berupa study kasus yaitu melaku kan suatu pendekatan yang mengamb il suatu objek penelitian untuk di cermati secara intensif dan mendalam sehingga diperoleh gambaran lengkap mengenai objek penelitian dan permasalahan yang berkaitan dengan objek tersebut.

Teknik pengumpulan data: Metode wawancara, metode observasi, doku mentasidan Studi kepustakaan

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu analisis dengan mereko mendasikan penyusunan harg a pokok produksi yang dinyatakan dengan angka-angka atau pendekaytan kualitatif yang di angkakan (Sugiyono, 2008 : 23 ). Metode yang digunakan adalah dengan pendekatan full costing.

Berikut ini adalah perhitungan dengan metode full costing:

- Biaya bahan baku Rp. xxx

- Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx - Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx + Total biaya produksi variabel Rp. xxx

- biaya overhead tetap Rp. xxx +

Harga pokok produk Rp. xxx HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perhitungan Biaya Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan adalah kedelai putih. Penggunaan jenis bahan baku harus mengutamakan kualitas untuk produknya, jadi bahan baku yang dipilih harus kacang kedelai putih yang memiliki pati bagus.

Perhitungan biaya bahan baku pada pembuatan tahu W di Japanan ditentukan dengan cara mengalikan ju mlah bahan baku yang dipakai dengan harga pokok bahan. Di pero leh total bahan baku tahu yang dikeluarkan sebesar Rp. 8.167.500.000. Biaya bahan baku tersebut sudah bersih karena supplier datang mensuplai bahan baku sampai ditempat pembuatan tahu.

Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung

Pada pabrik tahu “W” di Japanan tenaga kerja langsung yang terlibat dalam proses produksi adalah biaya tenaga kerja harian. Tenaga kerja harian berjumlah 31 orang. Perhitungan tenaga kerja langsung di tentukan dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja dengan jumlah hari

mereka bekerja serta tarif upah yang telah ditetapkan. Biaya tenaga kerja langsung selama tahun 2014 seperti pada tabel beriktu:

(7)

Jurna l @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol . 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238|234 Biaya Tenaga Kerja Langsung selama tahun 2014

pada pabrik tahu “W” di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno

No. Bagian Jumlah TKL Total Biaya

1. Ketel 2 58.080.000 2. Penimbangan dan perendaman 1 29.040.000 3. Giling 5 145.200.000 4. Masak 16 464.640.000 5. Pemotongan 7 153.300.000 Jumlah 31 850.260.000

Sumber data : pabrik tahu “W” (diolah) Perhitungan Biaya Overhead Pabrik

Unsur utama dari biaya yang ketiga adalah biaya overhead pabrik. Biaya yang termasuk dalam biaya

overhead pabrik adalah b iaya-biaya yang tidak langsung berpengaruh dalam penentuan harga pokok

produksi. Biaya-biaya ini terjadi karena adanya aktivitas -aktivitas yang dilakukan dalam memp roduksi tahu mulai dari mengolah bahan mentah menjadi produk jadi.

Perhitungan biaya overhead pabrik, meliputi :

a. Biaya bahan penolong (cuka) pertahuan Rp. 30.000.000,-

b. Biaya tenaga kerja tidak langsung (sekretaris/pengawas) peertahun Rp. 30.000.000, - c. Perhitungan kain mori per bulan Rp. 96.768.000,-

d. Selisih biaya overhead pabrik

Biaya listrik dan Jam Tenaga Kerja Langsung pada tahun 2014 pada pabrik tahu ”W” di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno

Aktivitas Total biaya

Tertinggi (Agustus) 279 Rp. 10.521.000 Terendah (Februari) 252 Rp. 10.091.700 Selisih 27 Rp. 429.300 429.300 Tarif variabel : --- = 15.900 27

No. Bulan Biaya listrik Jam tenaga kerja

langsung 1. Januari 10.450.500 279 2. Februari 10.091.700 252 3. Maret 10.270.000 279 4. April 10.310.000 270 5. Mei 10.400.000 279 6. Juni 10.200.000 270 7. Juli 10.105.000 261 8. Agustus 10.521.000 279 9. September 10.375.000 270 10. Oktober 10.210.000 279 11. November 10.157.500 270 12. Desember 10.319.700 279 Jumlah 123.410.400 3.285

(8)

Jurna l @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol . 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238|235

Keterangan Tertinggi Terendah

Total biaya Rp.10.521.000 Rp.10.091.700

Biaya variabel Rp. 4.436.100 Rp. 4.006.800

Biaya tetap Rp. 6.084.900 Rp. 6.084.900

Biaya variabel : 15.900 x 279 = 4.436.100 Tertinggi Biaya variabel : 15.900 x 252 = 4.006.900 Terendah

Biaya Telepon dan Jam Tenaga Kerja Langsung pada tahun 2014 Pada pabrik tahu “W” di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno

Sumber data : pabrik tahu “W”

Aktivitas Total biaya

Tertinggi (Oktober) 279 Rp. 344.400 Terendah (Februari) 252 Rp. 312.000 Selisih 27 Rp. 32.400 32.400 Tarif variabel : --- = 1.200 27

Keterangan Tertinggi Terendah

Total Biaya Rp. 344.400 Rp. 312.000

Biaya Variabel Rp. 334.800 Rp. 302.400

Biaya Tetap Rp. 9.600 Rp. 9.600

Biaya variabel : 1.200 x 279 = 334.800 Tertinggi Biaya variabel : 1.200 x 252 = 302.400 Terendah c. Penyusutan mesin

Berdasarkan keb ijakan perusahaan untuk penyusutan mesin dengan masa manfaat 10 tahun dengan tarif 10%. Harga perolehan untuk 1 mesin Rp 10.000.000 dengan nilai sisa Rp 5.000.000 dan u mur ekonomis 10 tahun.

d. Penyusutan gedung

Berikut perhitungan penyusutan gedung perusahaan

Harga perolehan Rp 150.000.000 dengan nilai sisa Rp 50.000.000 dan umur ekonomis 20 tahun. e. Perhitungan bakan bakar

Dalam pembuatan tahu di pabrik tahu “W”, perusahaan menggunakan bakan bakar berupa kayu bakar dan janggel.

No. Bulan Biaya telepon Jam tenaga

kerja langsung 1. Januari 329.000 279 2. Februari 312.000 252 3. Maret 319.500 279 4. April 320.000 270 5. Mei 313.500 279 6. Juni 330.000 270 7. Juli 327.500 261 8. Agustus 335.000 279 9. September 338.000 270 10. Oktober 344.400 279 11. November 325.500 270 12. Desember 341.200 279 Jumlah 3.935.600 3.285

(9)

Jurna l @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol . 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238|236 Biaya bahan bakar Kayu selama tahun 2014

pada pabrik tahu “W” di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno No. Bulan Biaya perhari (Rp) Biaya perbulan

(Rp) 1. Januari 800.000 24.800.000 2. Februari 800.000 22.400.000 3. Maret 800.000 24.800.000 4. April 800.000 24.000.000 5. Mei 800.000 24.800.000 6. Juni 800.000 24.000.000 7. Juli 800.000 24.800.000 8. Agustus 800.000 24.800.000 9. September 800.000 24.000.000 10. Oktober 800.000 24.800.000 11. November 800.000 24.000.000 12. Desember 800.000 24.800.000 Jumlah 292.000.000

Sumber data : pabrik tahu “W” (diolah)

Biaya bahan bakar Janggel selama tahun 2014

pada pabrik tahu “W” di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno

Sumber data : pabrik tahu “W” (diolah)

Perhitungan biaya overhead pabrik selama tahun 2014 disajikan dalam tabel berikut ini : Biaya overhead pabrik tetap tahun 2014

pada pabrik tahu “W” di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno

Tabel di atas

No. Bulan Biaya perhari (Rp) Biaya perbulan (Rp) 1. Januari 500.000 15.500.000 2. Februari 500.000 14.000.000 3. Maret 500.000 15.500.000 4. April 500.000 15.000.000 5. Mei 500.000 15.500.000 6. Juni 500.000 15.000.000 7. Juli 500.000 15.500.000 8. Agustus 500.000 15.500.000 9. September 500.000 15.000.000 10. Oktober 500.000 15.500.000 11. November 500.000 15.000.000 12. Desember 500.000 15.500.000 Jumlah 182.500.000

No. Jenis biaya Total biaya (Rp)

1. Biaya bahan penolong : cuka 30.000.000

2. BTKTL 30.000.000

3. Kain mori 8.064.000

4. Penyusutan mesin 500.000

5. Penyusutan gedung 5.000.000

6. Biaya kayu bakar 292.000.000

7. Biaya janggel 182.500.000

8. Biaya listrik 6.084.900

9. Biaya telepon 9.600

(10)

Jurna l @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol . 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238|237 menunjukkan bahwa total biaya overhead pabrik tetap pada pabrik tahu “W” di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno pada tahun 2014 adalah Rp. 554.158.500

Biaya overhead pabrik variabel tahun 2014

pada pabrik tahu “W” di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno

No. Jenis biaya Total biaya (Rp)

1. Biaya listrik 117.325.500

2. Biaya telepon 3.926.000

Total biaya overhead pabrik variabel 121.251.500 Sumber data : pabrik tahu “W” (diolah)

Tabel d i atas menunjukkan bahwa total b iaya overhead pabrik variabel tahu pada tahun 2014 adalah Rp. 121.251.500. Ju mlah tersebut hasil dari total semua biaya listrik dikurangi biaya tetap (Rp.123.410.400 - Rp. 6.084.900 = Rp. 117.325.500) dan semua total b iaya telepon dikurangi biaya tetap (Rp. 3.935.600 - Rp. 9600 = Rp. 3.926.000).

Perhitungan Harga pokok Produksi

a. Perhitungan harga pokok peoduksi menurut perusahaan.

Dalam perhitungan harga pokok produksi pabrik tahu W masih menggunakan cara perhitungan yang sederhana yaitu masih menggunakan perhitungan total biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya listrik, dan biaya telepon saja untuk menentukan harga pokok produksinya. Untuk biaya produksi, pabrik tahu W masih ada beberapa komponen biaya yang belum dimasukkan dalam proses produksi yaitu biaya overhead pabrik. Hal ini dapat mempengaruhi dalam penetapan harga pokok serta penentuan harga jual dan laba yang dihasilkan.

Harga Pokok Produksi Pabrik Tahu “W” tahun 2014 di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno

Sumber data : pabrik tahu “W”

Tabel di atas menunjukkan bahwa total b iaya produksi di pabrik tahu W selama tahun 2014 adalah Rp. 9.166.011.500 dengan ju mlah tahu yang dihasilkan dalam sehari adalah 350 b lek, dalam tahun 2014 terdapat 362 hari kerja, maka yang dihasilkan dalam tahun 2014 adalah 126.700 blek dengan jumlah 100 buah tahu perblek. Biaya produksi tahu per blek adalah Rp.72.344,22 merupakan pembagian dari total biaya produksi jumlah tahu yang dihasilkan.

b. Perhitungan harga pokok produksi menurut penulis

Setelah unsur-unsur biaya produksi dihitung baik b iaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang tetap maupun variabel, maka harga pokok produksi pembuatan tahu pada pabrik tahu “W” dapat ditentukan dalam tabel berikut ini :

Keterangan Total biaya (Rp)

Biaya bahan baku 8.167.500.000

Biaya tenaga kerja langsung 850.260.000

Biaya tenaga kerja tidak langsung 30.000.000

Biaya listrik 117.325.500

Biaya telepon 3.926.000

Total biaya produksi 9.166.011.500

Hasil produksi (blek) 126.700

Harga pokok produksi per blek 72.344,22

(11)

Jurna l @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol . 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238|238 Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Full Costing

pada tahun 2014

No. Jenis biaya Total biaya (Rp)

1. Biaya bahan baku 8.167.500.000

2. Biaya tenaga kerja langsung 850.260.000

3. Biaya overhead pabrik variabel 121.251.500

4. Biaya overhead pabrik tetap 554.158.500

Total biaya produksi 9.693.170.000

Hasil produksi (blek) 126.700

Harga pokok produksi per blek 76.504,90

Harga pokok produksi per unit tahu 765,049

Sumber data : diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa total biaya produksi tahu di pabrik tahu “W” selama tahun 2014 adalah Rp. 9.693.170.000 dengan jumlah tahu yang dihasilkan adalah 126.700 blek dengan 100 buah tahu perblek. Biaya produksi tahu per blek adalah Rp.76.504,90 merupakan pembagian dari total biaya produksi dengan jumlah tahu yang dihasilkan. Dan biaya produksi per unit tahu adalah Rp. 765,049

Perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi antara pabrik tahu “W” dengan metode full costing pada tahun 2014 Keterangan Biaya produksi

(Rp)

Harga pokok produksi per unit tahu (Rp)

Harga jual per unit tahu (Rp) Laba per unit tahu (Rp) Menurut pabrik tahu W 9.166.011.500 723,45 1000 275,55 Metode Full Costing 9.693.170.000 765,049 1000 234,96

Sumber data : diolah

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kedua metode perhitungan harga pokok produksi antara pabrik tahu “W” dengan metode full costing terdapat perbedaan hasil perhitungan. Perbedaan bisa dilihat dari b iaya produksi, harga poko k produksi dan laba yang dihasilkan. Dengan menggunakan metode full

costing harga pokok produksi yang dihasilkan lebih tinggi daripada perhitungan yang dilakukan o leh

pabrik tahu “W”. Hal in i d ikarenakan perhitungan metode full costing lebih rinci dalam memasukkan ko mponen biaya produksi. Sedangkan perhitungan yang dilaku kan pabrik tahu “W” belu m secara menyeluruh memasukkan ko mponen biaya yang seharusnya diperhitung kan dalam menetapkan harga pokok produksi seperti biaya overhead pabrik yang belu m semuanya dih itung, sehingga nilai yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing. Untuk perhitungan harga jual dengan metode full costing akan mengurangi ju mlah laba yang dihasilkan, hal ini disebabkan karena metode full costing memperhitungkan biaya lebih rinci dan ju mlahnya lebih tinggi.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis pada pabrik tahu W dapat disimpulkan bahwa : 1. Pabrik tahu “W” be lu m me mbebankan seluruh biaya overhead pabrik sehingga hasilnya pun

kurang tepat dan akurat. Dalam perhitungan harga pokok produksi pabrik tahu “W” masih menggunakan cara yang sederhana yaitu dengan mengumpulkan b iaya-biaya yang digunakan selama produksi dan masih ada beberapa komponen biaya yang belum dimasukkan dalam perhitungan, yaitu biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya bahan penolong, biaya kain mori, penyusutan mesin, penyusutan gedung, biaya bahan bakar, serta biaya listrik dan telepon yang masuk dalam perhitungan biaya tetap.

2. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing pada pabrik tahu “W” sudah membebankan seluruh biaya overhead pabrik sehingga hasilnya leb ih tepat dan

(12)

Jurna l @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol . 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238|239 akurat. Biaya-biaya tersebut adalah biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya bahan penolong, biaya kain mo ri, penyusutan mesin, penyusutan gedung, biaya bahan bakar, serta biaya listrik dan telepon yang masuk dalam perhitungan biaya tetap.

3. Perbedaan antara perhitungan metode full costing dengan metode pabrik tahu “W” terletak pada biaya overhead pabrik. Perhitungan yangdihitung oleh Pabrik tahu “W” belum membebankan seluruh biaya overhead pabrik sedangkan perhitungan harga pokok produksi dengan

menggunakan metode full costing sudah membebankan biaya overhead pabrik sehingga hasilnya lebih tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Bastian Bustami dan Nurlela.2012 .Akuntansi Biaya, Edisi Ketiga,Penerbit Mitra Wacana Media : Jakarta Garrison, Ray H., Noreen, dan Peter C. Brewer. (2006). Akuntansi Manajerial. Jilid I. Jakarta : Salemba

Empat

Halim Abdul, Bambang Supo mo, Muhammad Syam., 2013. Akuntansi Manajemen : Akuntansi

Manajerial. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE

Hanggana, Sri. 2008. Modul Akuntansi Biaya. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta.

Hansen, Don R dan Maryanne M Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Edisi kedelapan. Diterjemahkan: Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya, edisi 10. Yogyakarta: Aditya Media

Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Un it Penerbit dan Percetakan Seko lah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi kelima. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Rach mayanti, Dewi Kasita. 2011. Analisis Perhitumgan Harga Produksi Sepatu dengan Metode Full

Costing. Skripsi. Institut Pertanian:

Bogor.(http://eprints.dinus.ac.id/8554/1/jurnal_11859.pdf.Diakses pada tanggal 16 April 2015).

Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 5 Revisi, Jakarta: Salemba Empat Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Gambar

Tabel di atas
Tabel di atas  menunjukkan bahwa total b iaya produksi di pabrik tahu W selama tahun 2014 adalah   Rp
Tabel di atas menunjukkan  bahwa total biaya produksi tahu di pabrik tahu “W” selama  tahun 2014  adalah Rp

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode alokasi biaya bersama pada produk sampingan, maka terdapat kesimpulan yang berguna bagi pabrik Tahu

Dalam penyusunan anggaran harga pokok produksi diperlukan data anggaran biaya bahan baku, biya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Berikut anggaran

Dari kutipan PSAK No.44 di atas membuktikan bahwa perhitungan harga pokok produksi yang seharusnya dilakukan adalah mengalokasikan biaya langsung dan juga biaya tidak

Setelah dilakukan perhitungan beberapa biaya seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, maka menghasilkan harga pokok produksi dan harga

listrik,air,telepondan biaya sewa ojek. Hal ini menyebabkan kecilnya keuntungan yang di peroleh perusahaan karena penentuan harga pokok produksi yang lebih kecil.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran prosedur perhitungan harga pokok produksi, untuk menganalisis biaya-biaya yang termasuk dalam perhitungan

Dalam melakukan perhitungan harga pokok, pabrik sagu Ahai Desa Maini Darul Aman masih menggunakan metode yang relative sangat sederhana dan belum menerapkan perhitungan harga pokok

“Analisis Penerapan Metode Full Costing dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi untuk Penetapan Harga Jual Studi Kasus pada Pabrik Tahu Lestari”.. Dokumen Karya Ilmiah Universitas Dian