ANALISIS PENERAPAN FORECASTING DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN PADA UKM TUNGKU DAKAK-DAKAK NI NUN NAGARI SIMABUR KECAMATAN
PARIANGAN
SKRIPSI
Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Batusangkar
Oleh :
HAMDANI PUTRA NIM. 1630402043
JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR
2020 M /1441
i
Batusangkar, Tahun 2020. Dibimbing oleh Yeni Melia, SE., MM.
Permasalahan yang dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah melakukan penyusunan anggaran operasional perusahaan yang sebelumnya belum dibuat pada UKM Tungku Dakak-Dakak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun anggaran operasional perusahaan pada UKM Tungku Dakak- Dakak Ni Nun agar operasional perusahaan berjalan optimal.
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian field researce (penelitian lapangan). Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian pada UKM Tungku Dakak-Dakak Ni Nun dan penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk memberikan gambaran nyata mengenai keadaan yang ada, dengan mengolah data-data penjualan dan menyusunnya ke dalam anggaran operasional untuk tahun 2020. Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan dokumentasi berupa data penjualan Bulan Januari sampai Desember tahun 2019.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, UKM tungku Dakak-Dakak Ni Nun belum melakukan penyusunan anggaran operasional.
Penyusunan anggaran operasional berguna untuk merencanakan tujuan di masa yang akan datang. Penelitian ini memberikan gambaran penyusunan anggaran operasional untuk produk dakak-dakak, kue bungo durian, dan karupuak lado.
UKM Tungku Dakak-Dakak Ni Nun bisa merencanakan penjualan, produksi, biaya produksi, serta dapat merencanakan laba yang akan diperoleh di masa yang akan datang. Semua anggaran yang terkait dalam anggaran operasional disusun untuk tahun 2020 ke dalam anggaran bulanan.
Kata Kunci : Penyusunan anggaran, Anggaran Operasional
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi. Selanjurnya, shalawat dan salam kepada pucuk bimbingan umat sedunia, yakninya Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah yang benar dan telah meninggalkan pedoman hidup untuk manusia sebagai petunjuk jalan yang benar, yakni Al-Qur’an dan Sunnah.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar. Adapun judul skripsi ini adalah “ANALSISIS PENERAPAN FORECASTING DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN PADA UKM TUNGKU DAKAK-DAKAK NI NUN NAGARI SIMABUR KECAMATAN PARIANGAN”.
Penyelesaian skripsi ini tidak akan berwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dengan ikhlas membantu penulis dari awal hingga terselesainya skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada kedua orang tua (Ayah Nasrul dan (Alh) Ibu Yusra) yang selalu memberikan motivasi serta dukungan baik secara moril maupun materil. Terima kasih atas do’a dan kasih sayang yang tulus pada setiap langkah penulis.
Penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Kasmuri, MA selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Batusangkar
2. Bapak Dr. Ulya Atsani, SH., M.Hum selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Batusangkar
iii
3. Bapak Gampito, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan Penasehat Akademik yang telah banyak memeberikan dorongan dan motivasi kepada penulis selama mengikuti pendidikan, organisasi maupun dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Yeni Melia, MM yang telah memberikan sumbangan pemikiran dan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan skripsi ini.
5. Kepala perpustakaaan IAIN Batusangkar yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan staff administrasi IAIN Batusangkar khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang menaruh perhatian dan bantuan kepada penulis sehingga selesainya skripsi ini.
7. Kepada Ibu Nur Jannah selaku pemilik Tungku Dakak-Dakak Ni Nun yang banyak membantu penulis dalam memberikan informasi dan bantuan kepada penulis sehingga selesainya skripsi ini.
8. Seluruh teman-teman Jurusan Akuntansi Syariah angkatan 2016 khususnya teman-teman lokal akuntansi syariah lokal B yang selalu menjadi penyemangat dan tim sukses yang selalu menemani, mendukung, dan meberikan motivasi dari awal kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh teman-teman organisasi baik itu HMJ Ekonomi Syariah 2018 dan DEMA FEBI 2019, terimkasih sudah berjuang bersama dalam meningkatkan potensi diri dan telah memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada senior orang-orang terdekat yang telah membantu memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.
iv
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kritikan dan saran yang sifatnnya membangun sangat diharapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.
Batusangkar, 22 Juni 2020 Penulis,
Hamdani Putra NIM. 1630402043
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGESAHAN TIM PENGUJI SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C.Batasan Masalah ... 9
D.Rumusan Masalah ... 9
E. Tujuan Penulisan ... 9
F. Manfaat dan Luaran Penelitian ... 9
G.Defenisi Operasional ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A.Landasan Teori ... 11
1. Anggaran ... 11
2. Anggaran Operasional ... 23
3. Penjualan ... 24
4. Anggaran Penjualan ... 26
5. Anggaran Produksi ... 30
6. Anggaran Bahan Baku ... 31
7. Anggaran Tenaga Kerja ... 32
8. Anggaran Biaya Overhead Pabrik ... 33
vi
9. Anggaran Beban Usaha ... 34
10.Harga Pokok dan Proyeksi Laba Rugi ... 36
B. Penelitian yang Relevan ... 38
C.Kerangka Berpikir ... 41
BAB III METODE PENELITIAN ... 43
A.Jenis Penelitian ... 43
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43
C.Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 44
D.Teknik Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 51
A.Gambaran Umum Berdirinya Tungku Dakak-Dakak Ni Nun ... 51
1. Sejarah Berdirinya Tungku Dakak-Dakak Ni Nun ... 51
2. Visi dan Misi Tungku Dakak-Dakak Ni Nun ... 51
3. Struktur Organisasi Tungku Dakak-Dakak Ni Nun ... 52
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 52
1. Data Penjualan Produk Tungku Dakak-Dakak Tahun 2019 ... 52
2. Peramalan Penjualan menggunakan Analisis Least Square ... 54
3. Penyusunan Anggaran Penjualan ... 60
4. Penyusunan Anggaran Produksi ... 64
5. Penyusunan Anggaran Biaya Bahan Baku ... 67
6. Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 94
7. Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik ... 107
8. Penyusunan Anggaran Harga Pokok Produksi ... 121
9. Penyusunan Anggaran Persediaan Tungku Dakak-Dakak Ni Nin 124 10.Penyusunan Anggaran Harga Pokok Penjualan ... 137
11.Penyusunan Biaya Administrsi ... 146
12.Penyusunan Anggaran Biaya Pemasaran ... 148
13.Penyusunan Anggaran Laba Rugi ... 150
BAB V PENUTUP ... 153
A.Kesimpulan ... 153
B. Saran ... 153
vii DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Data Penjualan Dakak-Dakak UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun ... 4
Tabel 1. 2 Data Penjualan Kue Bungo Durian UKM Tungku Dakak-Dakak Ni Nun ... 5
Tabel 1. 3 Data Penjualan Karupuak Lado UKM Tungku Dakak-Dakak Ni Nun . 6 Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian... 43
Tabel 4. 1 Data Penjualan Dakak-Dakak UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun ... 52
Tabel 4. 2 Data Penjualan Kue Bungo Durian UKM Tungku Dakak-Dakak Ni Nun ... 53
Tabel 4. 3 Data Penjualan Karupuak Lado UKM Tungku Dakak-Dakak Ni Nun 54 Tabel 4. 4 Peramalan Penjualan Dakak-Dakak 2019 ... 55
Tabel 4. 5 Hasil Ramalan Penjualan dakak-daklak tahun 2020 ... 56
Tabel 4. 6 Peramalan Penjualan Kue Bungo Durian 2019... 57
Tabel 4. 7 Hasil Ramalan Penjualan Kue Bungo Durian tahun 2020 ... 58
Tabel 4. 8 Peramalan Penjualan Karupuak Lado 2019 ... 58
Tabel 4. 9 Hasil Ramalan Penjualan Karupuak Lado tahun 2020 ... 59
Tabel 4. 10 Hasil Penyusunan Aggaran dalam Upaya Meningkatkan Penjualan UKM Tungku Dakak-Dakak produk Dakak-Dakak dengan analisis Least Square tahun 2020 ... 60
Tabel 4. 11 Hasil Penyusunan Aggaran dalam Upaya Meningkatkan Penjualan UKM Tungku Dakak-Dakak produk Kue Bungo Durian dengan analisis Least Square tahun 2020 ... 61
Tabel 4. 12 Hasil Penyusunan Aggaran dalam Upaya Meningkatkan Penjualan UKM Tungku Dakak-Dakak produk Karupuak Lado dengan analisis Least Square tahun 2020 ... 63
Tabel 4. 13 Anggaran Produksi Produk Dakak-Dakak Tahun 2020 ... 64
Tabel 4. 14 Anggaran Produksi Produk Kue Bungo Durian Tahun 2020 ... 65
Tabel 4. 15 Anggaran Produksi Produk Karupuak Lado Tahun 2020 ... 66
Tabel 4. 16 Anggaran Produksi Jumlah Satu Kali Produsi Tahun 2020 ... 67
Tabel 4. 17 Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Produk Dakak-Dakak Januari – Desember 2020 ... 68
ix
Tabel 4. 18 Persediaan Akhir Bahan Baku Produk Dakak-Dakak Januari –
Desember 2019 ... 69 Tabel 4. 19 Pembelian Bahan Baku Tepung Beras Produk Dakak-Dakak Januari –
Desember 2020 ... 70 Tabel 4. 20 Pembelian Bahan Baku Garam Produk Dakak-Dakak Januari –
Desember 2020 ... 71 Tabel 4. 21 Pembelian Bahan Baku Minyak Produk Dakak-Dakak Januari –
Desember 2020 ... 72 Tabel 4. 22 Anggaran Pembelian Bahan Baku Produk Dakak-Dakak (Tepung
Beras) Januari – Desember 2020 ... 73 Tabel 4. 23 Anggaran Pembelian Bahan Baku Produk Dakak-Dakak (Garam)
Januari – Desember 2020 ... 74 Tabel 4. 24 Anggaran Pembelian Bahan Baku Produk Dakak-Dakak (Minyak)
Januari – Desember 2020 ... 75 Tabel 4. 25 Anggaran Biaya Bahan Baku Produk Dakak-Dakak Januari –
Desember 2020 ... 76 Tabel 4. 26 Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Produk Kue Bungo Durian Januari – Desember 2020 ... 77 Tabel 4. 27 Persediaan Akhir Bahan Baku Produk Bungo Durian Januari –
Desember 2019 ... 78 Tabel 4. 28 Pembelian Bahan Baku Tepung Beras Produk Kue Bungo Durian
Januari – Desember 2020 ... 79 Tabel 4. 29 Pembelian Bahan Baku Garam Produk Kue Bungo Durian Januari –
Desember 2020 ... 80 Tabel 4. 30 Pembelian Bahan Baku Minyak Produk Kue Bungo Durian Januari –
Desember 2020 ... 81 Tabel 4. 31 Anggaran Pembelian Bahan Baku Produk Kue Bungo Durian
(Tepung Beras) Januari – Desember 2020 ... 82 Tabel 4. 32 Anggaran Pembelian Bahan Baku Produk Kue Bungo Durian (Garam)
Januari – Desember 2020 ... 83
x
Tabel 4. 33 Anggaran Pembelian Bahan Baku Produk Kue Bungo Durian
(Minyak) Januari – Desember 2020 ... 84 Tabel 4. 34 Anggaran Biaya Bahan Baku Produk Kue Bungo Durian Januari –
Desember 2020 ... 85 Tabel 4. 35 Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Produk Karupuak Lado Januari –
Desember 2020 ... 86 Tabel 4. 36 Persediaan Akhir Bahan Baku Produk Karupuak Lado Januari –
Desember 2019 ... 87 Tabel 4. 37 Pembelian Bahan Baku Ubi Talas Produk Karupuak Lado Januari –
Desember 2020 ... 88 Tabel 4. 38 Pembelian Bahan Baku Cabe Merah Produk Karupuak Lado Januari
– Desember 2020 ... 89 Tabel 4. 39 Pembelian Bahan Baku Minyak Produk Karupuak Lado Januari –
Desember 2020 ... 90 Tabel 4. 40 Anggaran Pembelian Bahan Baku Produk Karupuak Lado (Ubi Talas)
Januari – Desember 2020 ... 91 Tabel 4. 41 Anggaran Pembelian Bahan Baku Produk Karupuak Lado (Cabe
Merah) Januari – Desember 2020 ... 92 Tabel 4. 42 Anggaran Pembelian Bahan Baku Produk Karupuak Lado (Minyak)
Januari – Desember 2020 ... 93 Tabel 4. 43 Anggaran Biaya Bahan Baku Produk Karupuak Lado Januari –
Desember 2020 ... 94 Tabel 4. 44 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Produk Dakak-Dakak
Januari – Desember 2020 ... 95 Tabel 4. 45 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Dapartemen Produksi
Produk Dakak-Dakak Januari – Desember 2020 ... 96 Tabel 4. 46 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Dapartemen Produksi
Produk Dakak-Dakak Januari – Desember 2020 ... 97 Tabel 4. 47 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Keseluruhan Departemen
Produk Dakak-Dakak Januari – Desember 2020 ... 98
xi
Tabel 4. 48 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Produk Kue Bungo Durian
Januari – Desember 2020 ... 99
Tabel 4. 49 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Dapartemen Produksi Produk Kue Bungo Durian Januari – Desember 2020 ... 100
Tabel 4. 50 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Dapartemen Produksi Produk Kue Bungo Durian Januari – Desember 2020 ... 101
Tabel 4. 51 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Keseluruhan Departemen Produk Kue Bungo Durian Januari – Desember 2020 ... 102
Tabel 4. 52 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Dapartemen Produksi Produk Karupuak Lado Januari – Desember 2020... 104
Tabel 4. 53 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Keseluruhan Departemen Produk Karupuak Lado Januari – Desember 2020... 106
Tabel 4. 54 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Tungku Dakak-Dakak Ni Nun Januari – Desember 2020 ... 107
Tabel 4. 55 Biaya Plastik Produk Dakak-Dakak Januari – Desember 2020 ... 108
Tabel 4. 56 Biaya Plastik Kue Bungo Durian Januari – Desember 2020 ... 109
Tabel 4. 57 Biaya Plastik Karupuak Lado Januari – Desember 2020 ... 110
Tabel 4. 58 Biaya Plastik Produk Keseluruhan Produk Januari – Desember 2020 ... 111
Tabel 4. 59 Biaya Gas LPG 3 Kg Januari – Desember 2020 ... 112
Tabel 4. 60 Biaya Gas LPG 3 Kg Keseluruhan Produk Januari – Desember 2020 ... 113
Tabel 4. 61 Biaya Listrik dan Air Januari – Desember 2020 ... 114
Tabel 4. 62 Biaya Penyusutan Wajan Januari – Desember 2020 ... 116
Tabel 4. 63 Biaya Penyusutan Mesin Press Plasti Januari – Desember 2020 ... 117
Tabel 4. 64 Anggaran Biaya Overhead Pabrik Produk Dakak-Dakak Januari – Desember 2020 ... 118
Tabel 4. 65 Anggaran Biaya Overhead Pabrik Produk Kue Bungo Durian Januari – Desember 2020 ... 119
Tabel 4. 66 Anggaran Biaya Overhead Pabrik Produk Karupuak Lado Januari – Desember 2020 ... 120
xii
Tabel 4. 67 Anggaran Biaya Overhead Pabrik keseluruhan Januari – Desember 2020 ... 121 Tabel 4. 68 Anggaran Harga Pokok Produksi Produk Dakak-Dakak Januari –
Desember 2020 ... 122 Tabel 4. 69 Anggaran Harga Pokok Produksi Produk Kue Bungo Durian Januari
– Desember 2020 ... 123 Tabel 4. 70 Anggaran Harga Pokok Produksi Produk Karupuak Lado Januari –
Desember 2020 ... 124 Tabel 4. 71 Persediaan Bahan Baku (Tepung Beras) Produk Dakak-Dakak
Januari – Desember 2020 ... 125 Tabel 4. 72 Persediaan Bahan Baku (Garam) Produk Dakak-Dakak Januari –
Desember 2020 ... 126 Tabel 4. 73 Persediaan Bahan Baku (Minyak) Produk Dakak-Dakak Januari –
Desember 2020 ... 127 Tabel 4. 74 Anggaran Persediaan Barang Jadi Produk Dakak-Dakak Januari –
Desember 2020 ... 128 Tabel 4. 75 Persediaan Bahan Baku (Tepung Beras) Produk Kue Bungp Durian
Januari – Desember 2020 ... 129 Tabel 4. 76 Persediaan Bahan Baku (Garam) Produk Kue Bungo Durian Januari –
Desember 2020 ... 130 Tabel 4. 77 Persediaan Bahan Baku (Minyak) Produk Kue Bungo Durian Januari – Desember 2020 ... 131 Tabel 4. 78 Anggaran Persediaan Barang Jadi Produk Kue Bungo Durian Januari – Desember 2020 ... 132 Tabel 4. 79 Persediaan Bahan Baku (Ubi Talas) Produk Karupuak Lado Januari – Desember 2020 ... 133 Tabel 4. 80 Persediaan Bahan Baku (cabe merah) Produk Karupuak Lado Januari – Desember 2020 ... 134 Tabel 4. 81 Persediaan Bahan Baku (Minyak) Produk Karupuak Lado Januari –
Desember 2020 ... 135
xiii
Tabel 4. 82 Anggaran Persediaan Barang Jadi Produk Karupuak Lado Januari – Desember 2020 ... 136 Tabel 4. 83 Anggaran Harga Pokok Penjualan Produk Dakak-Dakak Tungku
Dakak-Dakak Ni Nun Januari – Desember 2020 ... 137 Tabel 4. 84 Anggaran Harga Pokok Penjualan Produk Kue Bungo Durian Tungku Dakak-Dakak Ni Nun Januari – Desember 2020 ... 140 Tabel 4. 85 Anggaran Harga Pokok Penjualan Produk Karupuak Lado Tungku
Dakak-Dakak Ni Nun Januari – Desember 2020 ... 143 Tabel 4. 86 Anggaran Biaya Administrasi dan Umum Tungku Dakak-Dakak Ni
Nun Januari – Desember 2020 ... 147 Tabel 4. 87 Anggaran Biaya Pemasaran Tungku Dakak-Dakak Ni Nun Januari –
Desember 2020 ... 149 Tabel 4. 88 Anggaran Laba Rugi Tungku Dakak-Dakak Ni Nun Tungku Dakak-
Dakak Ni Nun Januari – Desember 2020 ... 150
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ... 42 Gambar 4. 1 Struktur Organisasi ... 52
xv
DAFTAR LAMPIRAN Surat Tugas Pembimbing Skripsi Pra-seminar
Surat Tugas Seminar Proposal Skripsi Surat Tugas Pembimbing Skripsi Surat mhon izin penelitian
Kartu Monitoring Kegiatan Bimbingan Surat Izin Tempat Penelitian
Data Penjualan dan Produk Perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan suatu perusahaan seiring dengan semakin meningkatkatnya aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan dan megakibatkan semakin kompleknya masalah dalam perusahaan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dibutuhkan perencanaan yang matang dalam setiap kegiatan operasionalnya.
Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal yang berguna sebagai sumber pembiayaan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan belum bisa memastikan akan memperoleh laba yang tinggi jika menghasilkan penjualan yang tinggi. Untuk itu perlu adanya anggaran operasional dalam perencanaan laba yang ingin dihasilkan dari aktivitas penjualan.
Anggaran operasional (operating budget ) merupakan deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil laba yang memuaskan. Operating budget berisi tentang rencana kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu yang akan datang, baik kegiatan yang berhubungan dengan sektor penghasilan maupun kegiatan yang berhubungan dengan sektor biaya. (Herlianto, 2011, hal. 22)
Anggaran Operasional (Operating Budget ) secara terperinci disusun dalam Income Statement Supporting Budget , yang pada dasarnya berisi Budget tentang penghasilan, yaitu tentang Anggaran Penjualan, dan anggarananggaran tentang biaya, yaitu Anggaran Produksi serta Anggaran Biaya Administrasi dan Anggaran Biaya Penjualan. (Herlianto, 2011, hal.
18)
Terkait dengan teknik penyusunan anggaran operasional, dalam aplikasinya penyusunan anggaran operasional perusahaan, biasanya kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah membuat Anggaran Penjualan.
Anggaran Penjualan umumnya menggambarkan penghasilan yang diterima
karena ada penjualan. Agar Anggaran Penjualan dapat disusun, langkah awal yang harus ditempuh adalah menetapkan target penjualan. Dari target penjualan dipakai sebagai dasar untuk membuat Sales Forecasting (Ramalan Penjualan). Forecast penjualan merupakan perkiraan penjualan pada suatu waktu yang akan datang dalam keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan data- data yang pernah terjadi dan/atau mungkin akan terjadi. (Herlianto, 2011, hal.
19-20)
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang sangat signifikan ternyata tidak lepas dari peran dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang menopang pertumbuhan ekspor dan impor (Meliala, 2014, hal. 644).
Mengingat peran UKM dalam pembangunan nasional tidak dapat diremehkan, karena berperan sebagai tulang punggung kehidupan masyararkat. Keberadaan usaha kecil memang mewakili hampir seluruh unit usaha di berbagai sektor ekonomi yang hidup dalam perekonomian, karena jumlahnya yang amat besar (LPPM-UNY, 2013, hal. 2).
Disamping itu banyak sekali tantangan yang harus dihadapi oleh UKM dalam rangka meningkatkan produknya baik dalam bentuk kualitasnya ataupun kuantitasnya. Tantangan ini bisa datang dari internal ataupun eksternal UKM sendiri. Oleh karena itu, manajer perusahaan perlu merumuskan bagaimana proses perencanaan strategis guna merumuskan tujuan atau arah perusahaan. Manajer harus merumuskan harus merumuskan strategi yang harus dipakai, pasar mana yang harus diorioritaskan (Sulastri, 2016, hal. 61).
Perencanaan adalah pandangan kedepan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan tertentu.
Sedangkan pengendalian adalah melihat kebelakang, menetukan apakah sebenarnya telah terjadi, dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya. Salah satu tujuan dari perencanaan ini dalam hal penjualan adalah untuk mengetahui seberapa besar penjualan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang berdasarkan pada panjualan yang terjadi diperiode sebelumnya. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya dalil-
dalil Alquran yang menganjurkan untuk melakukan pencatatan terhadap setiap transaksi yang telah dilakukan. Salah satunya ada didalam QS Al- Hasyar Ayat 18
:
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S Al Hasyar : 18)
Imam Al-Ghozali kemudian menafsirkan ayat tersebut sebagai berikut: bahwa manusia diperintahkan untuk memperbaiki dirinya, untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt, di mana proses kehidupan manusia tidak boleh sama dengan kehidupan yang sebelumnya (kemarin), di samping itu kata perhatikanlah menurut Iman Al-Ghazali mengandung makna bahwa manusia harus memperhatikan dari setiap perbuatan yang dia kerjakan, serta harus mempersiapkandiri (merencanakan) untuk selalu berbuat yang terbaik demi hari esok. Sebagaimana hadits Rasulullah saw. (Kurniawan, 2015, hal. 23)
Penyusunan rencana peramalan penjualan dilakukan untuk menentukan dan meningkatkan laba/keuntungan perusahaan, oleh karena itu agar perusahaan dapat bersaing dengan baik perlu program, dan perencanaan untuk mencapai tujuan perusahaan, seperti merencanakan penjualan dimasa yang akan datang, sehingga perusahaan dapat meramal dan menentukan perkiraan penjualan pada waktu yang akan datang.
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada Usaha Kecil Menengah atau UKM Tungku Dakak-Dakak Ni Nun yang berlokasi di Nagari Simabur, Kecamatan Pariangan, merupakan penghasil kue kering yang biasa disebut dakak-dakak, bungo durian, dan karupuak lado. Berdasarkan wawancara penulis dengan Ni Nun pada hari Jum’at tanggal 10 Januari 2020 pemilik UKM diketahui bahwa produk yang paling banyak peminatnya yaitu
dakak-dakak, kue bungo durian dan karupuak lado. Oleh karena itu peaneliti melakukan penelitian terhadap tiga produk terbesar di UKM Tungku Dakak- Dakak Ni Nu. Pemilik UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun mengatakan, memiliki target penjualan dakak-dakak setiap minggunya yaitu 900 kg dengan harga Rp.50.000/Kg. Target penjualan kue bungo durian setiap minggunya yaitu 450 kg dengan harga Rp.40.000/Kg dan target penjualan karupuak lado setiap minggunya yaitu 90 kg dengan harga Rp.35.000/Kg.
Penulis melakukan penelitian di Tungku Dakak-dakak Ni Nun karena penulis sering membeli produk-produk yang diproduksi dan sudah menjadi pelanggan sejak lama. Selain itu, UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun telah berdiri sejak Tahun 1989. Seiring dengan perkembangannya, UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun telah memproduksi dan menjual produk ke luar daerah seperti Bukittinggi, Padang dan Payakumbuh.. Namun, seiring dengan perkembangannya yang pesat sampai saat sekarang ini, UKM Tungku Dakak- dakak Ni Nun belum pernah menyusun anggaran penjualan untuk produk- produk yang diproduksi dan dijualnya, serta tidak mempunyai target penjualan untuk beberapa bulan maupun beberapa tahun kedepan.
Berikut adalah data penjualan produk UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun dari bulan Januari sampai Desember 2019
Tabel 1. 1
Data Penjualan Dakak-Dakak UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun
No.
Data Penjualan Dakak-Dakak Ukm Tungku Dakak-Dakak Ni Nun
Januari – Desember 2019 Bulan Jumlah
(Kg)
Harga (Kg)
Total Penjualan
1. Januari 3.600 Rp. 50.000 Rp.180.000.000 2. Februari 3.120 Rp. 50.000 Rp.156.000.000 3. Maret 3.160 Rp. 50.000 Rp.158.000.000 4. April 4.800 Rp. 50.000 Rp.240.000.000 5. Mei 3.280 Rp. 50.000 Rp.164.000.000 6. Juni 5.700 Rp. 50.000 Rp.285.000.000
7. Juli 5.450 Rp. 50.000 Rp.272.500.000 8. Agustus 3.200 Rp. 50.000 Rp.160.000.000 9. September 3.950 Rp. 50.000 Rp.197.500.000 10. Oktober 1.020 Rp. 50.000 Rp.51.000.000 11. November 3.800 Rp. 50.000 Rp.190.000.000 12. Desember 5.750 Rp. 50.000 Rp.287.500.000
Jumlah 46.830 Rp.2.341.000.000
Sumber data : Data Penjualan Dakak-dakak Kecil UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun
Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa penjualan dakak-dakak UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun pada bulan Juni dan Desember mengalamai peningkatan penjualan. Pada Bulan Juni mengalami peningkatan disebebkan karena banyaknya permintaan konsumen terhadap produk dakak-dakak karena kondisi lebaran dan pada Bulan Desember mengalami kenaikan karena permintaan konsumen. Pada bulan Oktober mengalami penurunan yang sangat signifikan disebabkan karena pada saat pendistribusian produk ke daerah Bukittinggi, Padang, dan Payakumbuh ada produk yang rusak sehingga tidak tercapai terget penjualan.
Berikut adalah data penjualan kue bungo durian UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun dari bulan Januari sampai Desember 2019
Tabel 1. 2
Data Penjualan Kue Bungo Durian UKM Tungku Dakak-Dakak Ni Nun
No.
Data Penjualan Kue Bungo Durian Ukm Tungku Dakak- Dakak Ni Nun
Januari – Desember 2019 Bulan Jumlah
(Kg)
Harga
(Kg) Total Penjualan 1. Januari 1.800 Rp.40.000 Rp.71.000.000 2. Februari 1.880 Rp.40.000 Rp.75.200.000
3. Maret 900 Rp.40.000 Rp.36.000.000
4. April 1.120 Rp.40.000 Rp.44.800.000
5. Mei 995 Rp.40.000 Rp.39.800.000
6. Juni 1.920 Rp.40.000 Rp.76.800.000
7. Juli 1.990 Rp.40.000 Rp.79.600.000
8. Agustus 1.000 Rp.40.000 Rp.40.000.000 9. September 900 Rp.40.000 Rp.36.000.000 10. Oktober 1.825 Rp.40.000 Rp.73.000.000 11. November 1.890 Rp.40.000 Rp.75.600.000 12. Desember 2.000 Rp.40.000 Rp.80.000.000
Jumlah 18.220 Rp.727.800.000
Sumber data : Data Penjualan Kue Bungo Durian UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun
Berdasarkan tabel 1.2 terlihat bahwa penjualan kue bungo durian UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun mengalami peningkatan penjualan pada Bulan Juli dan Desember hal ini disebabkan karena pada Bulan Juli kondisi setelah lebaran dan banyaknya pemudik yang membeli produk kue bungo durian dan pada Bulan Desember.
Sedangkan pada Bulan Mei dan September mengalami penurunan penjualan karena adanya produk yang rusak karena terbanting yang menyebabkan produk pecah dan cahaya matahari langsung sehingga tidak bisa dijual kekonsumen.
Tabel 1. 3
Data Penjualan Karupuak Lado UKM Tungku Dakak-Dakak Ni Nun No.
Data Penjualan Karupuak Lado Ukm Tungku Dakak- Dakak Ni Nun
Januari – Desember 2019 Bulan Jumlah
(Kg)
Harga
(Kg) Total Penjualan 1. Januari 360 Rp.35.000 Rp.12.600.000 2. Februari 373 Rp.35.000 Rp.13.055.000
3. Maret 546 Rp.35.000 Rp.19.110.000
4. April 440 Rp.35.000 Rp.15.400.000
5. Mei 486 Rp.35.000 Rp.17.010.000
6. Juni 324 Rp.35.000 Rp.11.340.000
7. Juli 400 Rp.35.000 Rp.14.000.000
8. Agustus 628 Rp.35.000 Rp.21.980.000 9. September 546 Rp.35.000 Rp.19.110.000 10. Oktober 240 Rp.35.000 Rp.8.400.000
11. November 320 Rp.35.000 Rp.11.200.000 12. Desember 690 Rp.35.000 Rp.24.150.000
Jumlah 5.353 Rp.187.335.000
Sumber data : Data Penjualan Karupuak Lado UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun
Berdasarkan tabel 1.3 terlihat bahwa penjualan karupuak lado UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun mengalami peningkatan penjualan pada Bulan Agustus dan Desember. Pada Bulan Agustus mengalami peningkatan penjualan karena pemilik memberikan beberapa varian rasa pada produknya dan pada Bulan Desember karena peminat konsumen yang meningkat.
Penurunan penjualan terjadi pada Bulan Oktober disebabkan karena ketersediaan bahan baku Ubi Talas sehingga menyebabkan terbatasnya produksi karupuak lado pada UKM Tungku Dakak-Dakak Ni Nun.
Dari permasalahan tersebut, maka penulis ingin menyusun anggaran operasionalnya, karena dengan adanya perencanaan yang lebih rinci mengenai kegiatan operasional maka permasalahan seperti produk pecah, kena sinar matahari dapat diatasi oleh pemilik Tungku Dakak-Dakak Ni Nun.
Berdasarkan wawancara penulis dengan Tek Nun, UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun, diketahui bahwa UKM Tungku Dakak-Dakak Ni Nun memiliki target penjualan dakak-dakak 900 Kg per minggu kue karambia 450 Kg per minggu, dan karupuak lado 90 Kg per minggu, tetapi UKM Tungku Dakak-Dakak Ni Nun tidak memiliki anggaran yang tepat untuk kedepannya.
Hal ini tidak dapat meprediksi pejualan untuk kedepannya. Dengan demikian, perusahaan tidak memiliki gambaran mengenai jumlah barang yang akan terjual, sehingga muncul kemungkinan dimasa yang akan datang seperti barang yang diproduksi habis terjual seluruhnya atau hanya sebagian terjual.
Oleh karena itu, penulis ingin menyusun target penjualan UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun dapat mengendalikan penjualan untuk tahun berikutnya, dan diharapkan dengan adanya anggaran penjualan tersebut, UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun dapat mencapai target penjualan yang diinginkan.UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun belum adanya pembukuan yang rinci, hanya pencataan kas masuk dan kas keluar setiap minggunya, Ni nun hanya
mencatat setiap pembelian yg terjadi setiap hari dan pengeluaran yang dibutuhkan untuk memenuhi bahan baku produk,serta UKM Tungku Dakak- dakak Ni Nun belum pernah menyusun anggaran untuk tahun-tahun berikutnya.
Melihat kondisi tersebut, maka dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan perhitungan forecast penjualan pada UKM Tungku Dakak- dakak Ni Nun dengan menggunakan teknik kuantitatif (statistical method).
Teknik kuantitatif yang penulis gunakan adalah metode Least Square.
Penggunaan metode Least Square ini dikarenakan data-data yang diberikan oleh UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun itu bersifat Tren Linear setelah penulis membuatkan grafik untuk data penjualan tungku dakak-dakak Ni Nun. Tren Linear tersebut merupakan tren yang diramalkan naik atau turun secara garis lurus, dan dapat dilihat pada data tersebut penjualan produk UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun mengalami kenaikan dan penuruan setiap bulannya.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis akan melakukan penelitian terhadap permasalahan yang berjudul “Penyusunan Anggaran Operasional Berbasis Forecasting Pada UKM Tungku Dakak-Dakak Ni Nun”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun belum memiliki pembukuan secara lebih rinci, hanya sekedar pencatatan kas masuk dan kas keluar dari penjualan setiap minggu.
2. Target penjualan Tungku Dakak-dakak Ni Nun belum bisa terukur sehingga terjadi penurunan penjualan dalam beberapa bulan.
3. UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun belum menyusun anggaran operasional secara forecasting atau belum menyusun anggaran penjualan berdasarkan teori yang sudah ada.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis membatasi untuk penyusunan anggaran operasional berbasis Forecasting pada UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun Periode tahun 2020.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas dapat dirumuskan masalah yaitu :
“Bagaimana penyusunan anggaran operasional berbasis Forecasting pada UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun”.
E. Tujuan Penulisan
Berdasarkan batasan dan rumusan masalah, yang menjadi tujuan dalam penelitian yang akan dilakukan yaitu : “untuk mengetahui dan menganalisis penerapan forecasting dalam penyusunan anggaran operasional untuk meningkatkan penjualan UKM Tungku Dakak-dakak Ni Nun”.
F. Manfaat dan Luaran Penelitian 1. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pemahaman penulis tentang penganggaran perusahaan, melalui penerapan ilmu dan teori-teori yang diperoleh selama masa perkuliahan dan membandingkan dengan keadaan yang terjadi diperusahaan, serta untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam pada Institut Agama Iskam Negeri (IAIN) Batusangkar.
b. Bagi Akademik
Penelitian ini semoga bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang penyusunan anggaran penjualan.
c. Bagi Perusahaan
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan atau masukan bagi perusahaan untuk menyusun anggaran penjualan.
2. Luaran Penelitian
Luaran penelitian dari penelitian ini adalah dapat diterbitkan dalam jurnal ilmiah.
G. Defenisi Operasional
Anggaran adalah hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan tugas perencanaan. Perencanaan tersebut disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi smua aktivitas perusahaan untuk jangka waktu pada masa yang akan datang.
Penyusunan Anggaran adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menentukan suatu rencana dan pengendalian yang dinyatakan dalam satuan moneter untuk jangka waktu tertentu.
Anggaran Operasional adalah deskripsi rinci mengenai pendapatan dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai laba yang diinginkan oleh suatu perusahaan. Anggaran operasional berisi tentang rencana kegiatan-kegiatan selama periode tertentu yang akan datang.
Ruang lingkup Anggaran Operasional adalah terdiri dari laporan laba rugi yang dianggarkan serta beberapa anggaran pendukung seperti, anggara penjualan, anggaran produksi, anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja, anggaran overhead pabrik, anggaran biaya umum dan administrasi, anggaran persediaan barang jadi, anggaran harga pokok produksi, dan anggaran harga pokok penjualan.
11 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Anggaran
a. Pengertian Anggaran
Yang dimaksudkan dengan Bussines Budget (Anggaran Perusahaan) atau Budget (Anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruhegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam satuan keuangan (unit meter), dan berlaku untuk jangka waktu terterntu yang akan datang. Dari pengertian tersebut, terlihat bahwa suatu budget mempunyai empat unsur pokok yaitu : 1) Rencana
Yaitu suatu penentuan terlebih dahulu atau penentuan di muka, tentang suatu aktifitas atau kegiatan yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Budget termasuk sebagai sebuah rencana, karena budget juga merupakan penentuan terlebih dahulu atau penentuan dimuka tentang kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang. Hanya saja budget merupakan sebuah rencana yang mempunyai spesifikasi khusus, yaitu disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan, dinyatakan dalam satuan keuangan (unit moneter), dan berlaku untuk jangka waktu tertentu untuk yang akan datang. Apabila ada sebuah rencana yang tidak memenuhi spesifikasi tersebut, maka rencana semacam itu tidak dapat disebut sebagai sebuah Budget (Anggaran). Dengan demikian budget hanyalah merupakan salah satu bagian saja dari berbagai rencana yang dibuat oleh perusahaan. (Munandar, 2013, hal. 1)
2) Meliputi Seluruh Kegiatan Perusahaan
Yaitu, mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian yang ada dalam perusahaan. Secara garis besar kegiatan-kegiatan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi lima
kelompok, yaitu kehiatan pemasaran (Marketing), kegiatan produksi (Producing), kegiatan keuangann atau pembelanjaan (Financing), kegiatan administrasi (administrating) dan kegiatan pengelolaan Sumber Daya Manusia (pesonel). Mengingat bahwa Budget adalah suatau rencana yang nantinya akan dijadikan pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasikan kerja, dan sebagai alat evaluasi (pengawasan) kerja, maka sudah semestinyalah bahwa budget harus mencakup seluruh kegiatan perusahaan. Apabila ada sebagian dari kegiatan perusahaan yang tidak diikutkan dalam rencana (tidak mencakup dalam budget), berarti ada sebagian kegiatan perusahaan yang tidak mempunyai pedoman dan arah, sehingga tidak dapat diharapkan partisipasinya dalam menunjang kehiata-kegiatan yang lain secara terkoordinasi. (Munandar, 2013, hal. 4)
3) Dinyatakan dalam satuan keuangan
Yaitu satuan yang dengan mudah diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka-ragam. Satuan keuangan (unit moneter) yang berlaku di Indonesia adalah satuan “rupiah”. Satuan keuangan ini sangat diperlukan, mengingat bahwa masing-masing kegiatan perusahaan yang beraneka macam itu memiliki satuan ukur sendiri-sendiri yang berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Misalnya, bahan mentah mempunyai satuan ukur berat (kilogram dan sebagainya), satuan panjang (meter dan sebagainya), satuan volume (liter dan sebagainya), satuan luas (meter, persegi dan sebagainya). Tenaga kerja mempunyai satuan ukur jam kerja atau satuan waktu (harian, mengguan, bulanan dan sebagainya), tenaga listrik menggunakan satua watt, transportasi menggunaka satuan jarak (kilometer), dan sebagainya. Dengan satuan keuangan dapat diseragamkan satuan uku yang berbeda-beda tersebut, sehingga memudahkan untuk menganalisis, untuk membandingkan nilai kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain, dan sebagainya.
4) Berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang
Yaitu bahwa budget berlaku untuk masa yang akan datang, dengan batas waktu tertentu. Diluar batas waktu tersebut, budget yang bersangkutan tidak berlaku, sehinggan tidak dapat dijadikan sebagai pedoman kerja sebagai alat evaluasi (pengawasan) kerja, bagi para karyawan. Budget berlaku untuk masa yang akan datang, juga berarti bahwa apa yang tertuang didalam sebuah budget merupakan taksiran-taksiran (forecast) tentang apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang. (Munandar, 2013, hal. 5)
Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan.
Anggaran merupakan rencana tertulis mengnai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitaif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan barang/jasa. Dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
a) Pengetahuan tentang tujuan dalam kebijakan umum perusahaan.
b) Data masa lalu
c) Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
d) Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak gerik pesaing.
e) Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah.
f) Penelitian untuk pengembangan perusahaan. (Nafarin, 2017, hal.
12)
Anggaran (budget) adalah rencana terperinci tentang pemerolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama satu periode waktu tertentu. Anggaran menunjukkan rencana masa depan yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif yang formal. Tindakan penyusunan anggaran disebut penganggaran (budgetting) .Penggunaan anggaran untuk
mengendalikan aktifitas perusahaan disebut pengendalian anggaran (budget control)(Garisson, 2013, hal. 4)
Ketika rencana menjadi lebih terlibat, arti darai mendapatkan hasil yang diinginkan harus didokumentasikan karena kecenderungan manusia untuk lupa dan sulitnya secara mental untuk memperoses bagitu banyaknya fakta dan hubungannya pada waktu yang sama, sebuah rencana harus meliputi narasi tujuan, sasaran, dan arti dari pencapaian yang sifatnya kualitatif, perbandingan antara hasila ktual dan ekspektasi umumnya akan samar-samar, dan tidak akan ada cara untuk menghitung bagaimana organisasi bertemu/disesuaikan dengan tujuan-tujuan tertentunya. Proses dari peresmian rencana-rencana dan menerjemahkan narasi kualitatif kedalam sebuah dokumentasi dalam bentuk kuantitatif disebut dengan penganggaran (budgeting).
Penganggaran merupakan sebuah bagian yang penting dari proses perencanaan organisasi. Sebagian karena pengaggaran menentukan sebuah arah atau jalur yang dipilih dari berbagai macam altrnatif. Disertakannya jumlah yang dapat diukur memberikan kriteria spesif terhadap kinerja dimasa depan (juga dicatat dalam istila akuntansi) yang dapat diperbandingkan. Sehingga sebuah anggaran merupakan sebuah jenis standar yang memungkinkan perbedaan-perbedaan (varians) dapa dihitung dan tanggapan mengenai varians tersebut harus diberikan pada orang yang tepat.
(Kinney, 2011, hal. 406)
b. Fungsi dan Kegunaan Anggaran Fungsi anggaran antara lain
1) Fungsi pelaksanaan
Anggaran sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan, artinya sebelum pekerjaan dilaksanakan terlebih dahulu mendapat persetujuan yang berwenang (terutama dalam hal keuangan).
Pekerjaan disetujui untuk dilaksanakan bila ada anggarannya atau
tidak menyimpang dari anggaran. Anggaran bertujuan agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalama mencapi tujuan atau laba.
2) Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian (controling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan cara membandingkan relisasi dengan rencana dan melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu (atatu bila terdapat penyimpangan yang merugikan). (Nafarin, 2017, hal. 29-30)
Fungsi dan kegunaan anggaran antara lain 1) Sebagai pedoman kerja
Anggaran dapat digunakan sebagai pedoman yang dapat memberikan arah dan target yang harus dicapai dari pelaksanaan kegiatan pada masa yang akan datang.
2) Sebagai alat pengkoordinasian kerja
Setiap unit dalam perusahaan selalu melaksankanan kegatan sesuai dengan fungsi masing-masing walaupun demikian, masing- masing tujuan tersebut akan mengarah pada tujuan yang menyeluruh sebagai alat koordinasi kerja.
3) Sebagai alat evaluasi (pengawasan) kerja
Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Ini berarti bahwa anggaran berfungsi sebagai alat manajemen untuk menilai kinerja para karyawan dalam menjalankan tugas dan kewajiban yang telah dibebankan kepada mereka. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang di dalam anggaran, dengan apa yang telah dicapai oleh realisasi kerja karyawan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja ataukah kurang sukses bekerja. (Munandar, 2013, hal. 10)
c. Tujuan dan Manfaat Anggaran
Anggaran mempunyai beberapa tujuan yaitu:
1) Digunakan untuk landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.
2) Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
3) Merinci jenis dan sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.
4) Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal
5) Menyempurnakan renacana yang disusun karena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat
6) Menampung dang menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan
Adapun manfaat anggaran, antara lain:
1) Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapainan tujuan bersama.
2) Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai
3) Dapat memotivasi karyawan
4) Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan 5) Sebagai alat pengendalian bagi para manajer
6) Menghindari pemborosan dan pembiayaan yang kurang perlu
7) Sebagai sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan dan dana) dapat dimanfaatkan seefisien mungkin
8) Alat pendidikan bagi para manajer. (Nafarin, 2017, hal. 19)
Menurut (Garisson, 2013, hal. 10). Perusahaan menyadari adanya banyak manfaat dari program penganggaran. Diantara manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1) Anggaran merupakan alat komunikasi bagi rencana manajemen pada seluruh organisasi
2) Anggaran mamaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan masa depan. Tanpa penyusun anggaran, maka akan terlalu banyak
manajer yang akan menghabiskan waktunya untuk mengatasi berbagai masalah darurat.
3) Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada berbagai bagian dari organisasi agara dapat digunakan seefektif mungkin.
4) Proses penganggaran dapat mengungkap adanya potensi masalah sebelum masalah itu terjadi
5) Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan cara mengintegrasikan rencana dari berbagai bagian. Penganggaran ikut memastikan agara setiap orang dalam organisasi meunuju tujuan yang sama.
6) Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang dapat dijadikan tolak ukur untuk mengevaluasi kinerja selanjutnya.
d. Kelemahan dan Keunggulan Anggaran
Dalam menyusun anggaran, terdapat beberapa kelemahan antara lain:
1) Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dang anggapan sehingga mengandung unsur ketidakpastian.
2) Menyusun anggaran yang cermat memerlukan banyak waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat.
3) Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapay mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang sehingga anggaran tidak akan efektif. (Nafarin, 2017, hal. 20)
Disamping kelemahan tersebut, terdapat juga beberapa kelebihan, antara lain:
1) Anggaran dibuat berdasarkan taksiran da anggapan, sehingga mengandung unsur ketidakpastian
2) Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat
3) Dlaam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan keadaan yang sebenarnya
4) Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian sebyektif pembuat kebijakan terutama pada saat data informasi tidak lengkap/cukup 5) Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksankan anggaran dapat
mengakibatkan mereka menentang sehingga naggaran tidak akan efektif. (Nafarin, 2017, hal. 21)
e. Langkah Penyusunan Anggaran
Anggaran yang baik tidak dapat disusun begitu saja secara serta merta, melainkan harus melalui tahapan-tahapan berikut:
1) Tahap mengumpulkan data dan informasi
Langkah pertama dalam menyusun budget adalah mengumpulkan selengkap mungkin data dan informasi yang dibutuhkan. Secara garis besar, data dan informasi dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
a) Data dan informasi internal, yaitu data dan informasi yang terdapat dalam perusahaan itus nediri, sehingga jika ia mengetahui dan mengumpulkannya, cukup dengan melihat catatan-catatan perusahaan sendiri. Data internal semacam ini misalnya:
(1) Data penjualan pada waktu yang lalu.
(2) Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran produk yang dijual dan saluran distribusi
(3) Kapasitas produk yang dimiliki perusahaan
(4) Tenaga kerja (karyawan) yang dimiliki perusahaan (5) Modal kerja yang dimiliki perusahaan
(6) Fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam perusahaan seperti gudang, kendaraan dan sebagainya.
(7) Kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaak fungsi-fungsi perusahaan.
b) Data dan informasi eksternal, yaitu data dan informasi yang terdapat di luar lingkungan perusahaan itu sendiri. Data eksternal semacam ini misalnya:
(1) Kondisi perusahaan pesaing (2) Keadaan pesaing
(3) Jumlah penduduk
(4) Tingkat pertumbuhan penduduk (5) Tingkat penghasilan penduduk (6) Tingkat pendidikan penduduk (7) Tingkat penyebaran penduduk (8) Selera dan keinginan konsumen
(9) Agama, Adat istiadat dan kebiasaan masyarakat (10) Ekspor dan impor barang
(11) Berbagai kebijaikan pemerintah, baik dalam bidang ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya dan keamanan.
(12) Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (13) Keadaan ekonomi nasional maupun internasional 2) Tahap mengolah data dan informasi
Dalam tahap ini berperan ilmu penunjang yaitu statistika dan matematika.
3) Tahap menyusun budget sementara
Berdasarkan hasil pengolahan data dan informasi, kemudian disusun budget sementara yang nantinya masih memungkinkan untuk diubah, ditambah, dikurangi atau disempurnakan. Budget sementara ini sering disebut dengan konsep budget atau rancangan budget.
4) Tahap mendiskusikan budget sementara
Karena anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasikan kerja dan sebagai alat evaluasi bagi seluruh karyawan, maka sudah seharusnya para karyawan diminta
tanggapan, pendapat serta berbagai masukan terhadap anggaran sementara yang telah selesai disusun.
5) Tahap menyusun budget definitive
Tahap ini yaitu anggaran yang sudah dinyatakan cukup baik dan sempurna, yang kemudian disahkan sebagai budget untuk periode tertentu yang akan datang.
6) Tahap sosialisasi budget definitive
Setelah budget definitive selesai disusun maka perlu disosialisasikan kepada seluruh karyawan yang akan melaksanakan jika telah tiba waktunya. (Munandar, 2013, hal. 11)
f. Jenis-jenis dan isi Anggaran
Menurut Munandar, jenis-jenis anggaran dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
a. Anggaran operasional, ialah anggaran yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.
b. Anggaran finansial, ialah anggaran yang berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu di masa yang akan datang.
Isi anggaran secara garis besar terdiri atas :
a. Anggaran taksiran , yaitu anggaran yang berisi taksiran-taksiran kegiatan perusahaan dalam periode tertentu di masa yang akan datang, serta taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu di masa yang akan datang.
b. Anggaran variabel, yaitu anggaran yang berisi tingkat perubahan biaya atau tingkat variabilitas biaya, khususnya biaya semi variabel, sehubungan dengan adanya perubahan produktivitas perusahaan.
c. Analisis statistika dan matematika pembantu, yaitu analisis yang dipergunakan untuk membuat taksiran-taksiran serta yang dipergunakan untuk mengadakan penelitian dalam rangka mengadakan pengawasan kerja.
d. Laporan anggaran , yaitu tentang realisasi pelaksanaan anggaran yang dilengkapi dengan berbagai analisis perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan, baik yang bersifat menguntungkan maupun yang bersifat merugikan, sehingga dapat ditarik kesimpulan dan beberapa tindak lanjut yang segera perlu dilakukan. (Herlianto, 2011, hal. 9)
g. Prosedur Penyusunan Anggaran
Dalam penyusunan anggaran (budget), yang berwenang dan bertanggung jawab atas penyusunan anggaran serta kegiatan penganggaran lainnya adalah di tangan pimpinan tertinggi perusahaan.
Hal tersebut disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaanlah yang paling berwenang dan bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan secara keseluruhan. Namun dalam menyiapkan dan menyusun anggaran (budget) serta kegiatan-kegiatan penganggaran lainnya tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan.
Menurut Mas’ud Machfoedz dalam penyusunan anggaran, terdapat beberpa hal penting yang harus diperhatikan, diantaranya adalah:
a. Harus selalu diingat bahwa anggaran merupakan bagian dari sistem yang lebih besar.
b. Dalam penyusunan angaran harus sudah ditentukan terlebih dahulu tujuan pokok perusahaan.
c. Setelah ditentukan tujuan pokok perusahaan, maka disusun beberapa alternatif program, setelah itu ditentukan program- program mana yang paling mungkin dilaksanakan.
d. Program pada umumnya meliputi kegiatan untuk beberapa tahun, oleh karena itu program harus dibagi-bagi secara tahunan.
e. Setelah ditetapkan pembagian tersebut diterjemahkan dalam angkaangka pada tahun tertentu.
f. Bagian yang diserahi tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran tersebut sangat tergantung pada struktur organisasi dari masing- masing perusahaan, tugas ini dapat didelegasikan kepada :
1) Bagian administrasi. Biasa dilakukan oleh perusahaan kecil, karena kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan anggaran tidak perlu banyak melibatkan secara aktif seluruh bagian yang ada di perusahaan. Penunjukkan bagian administrasi dilakukan karena pada bagian ini terkumpul semua data dan informasi yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan. Dengan bekal data informasi tersebut, ditambah dengan informasi-informasi ekstern, maka bagian administrasi diharapkan mampu menyusun anggaran daripada bagian lain dalam perusahaan.
2) Panitia anggaran. Hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan besar, sebab pada perusahaan besar kegiatannya cukup kompleks, dengan ruang lingkup yang luas, sehingga bagian administrai sudah tidak mungkin dan tidak mampu untuk menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi dari bagian lain di perusahaan. Bagian-bagian yang terlibat di dalam panitia anggaran adalah antara lain :
a) Direksi, berperan memberikan bahan masukan mengenai berbagai kendala umum serta rencana perusahaan secara menyeluruh baik rencana jangka pendek maupun rencana jangka panjang.
b) Manajer perusahaan, bertugas menyusun anggaran penjualan dan anggaran biaya distribusi, termasuk biaya iklan dan promosi.
c) Manajer Produksi, bertugas menyusun anggaran anggaran yang berhubungan dengan seluruh kegiatan produksi,
seperti jumlah yang akan dihasilkan, tenaga kerja, bahan mentah, pembelian dan biaya overhead pabrik.
d) Manajer keuangan, bertugas menyusun anggaran anggaran yang berhubungan dengan posisi keuangan perusahaan seperti anggaran kas, anggaran rugi laba dan neraca.
e) Manajer umum, administrasi dan personalia, bertugas menyusun anggaran-anggaran yang berhubungan dengan biaya umum dan administrasi serta personalia. (Herlianto, 2011, hal. 10-11)
2. Anggaran Operasional
Menurut Munandar, jenis-jenis anggaran dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: anggaran opersional dan anggaran financial.
1. Anggaran Operasional
Pada dasarnya suatu perusahaan mempunyai tujuan untuk memperoleh laba atau penghasilan. Namun, semakin kompleksnya suatu masalah dalam perusahaan dapat mengakibatkan banyaknya aktivitas yang harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang tepat dan cermat, karena dengan dilaksanakannya rencana yang matang dalam setiap kegiatan operasionalnya, maka akan memudahkan perusahaan mencapai tujuan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen dalam mengelola perusahaan harus membuat perencanaan, pengendalian, pengawasan yang tepat dan cermat terhadap seluruh aktivitas perusahaan. Disamping hal tersebut manajemen juga harus dapat mengelola sumber-sumber ekonomi perusahaan secara efisien dan efektif. Perencanaan, pengendalian, dan pengawasan oleh manajemen perusahaan dapat disajikan dalam bentuk anggaran, baik anggaran yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. (Herlianto, 2011, hal. 15)
Anggaran operasional menjelaskan aktifitas yang menghasilkan pendapatan untuk perusahaan, yaitu penjualan, produksi dan barang jadi. Hasil utama dari anggaran operasional adalah laporan rugi laba
proforma atau proyeksi rugi laba. Ruang lingkup anggaran operasional terdiri dari laporan rugi laba yang dianggarkan serta beberapa anggaran pendukung seperti :
1) Anggaran penjualan 2) Anggaran produksi 3) Anggaran Bahan Baku 4) Anggaran Tenaga Kerja 5) Anggaran Overhead Pabrik
6) Anggaran Biaya Umum dan Administrasi 7) Anggaran Persediaan Barang Jadi
8) Anggaran Harga Pokok Produksi
9) Anggaran Harga Pokok Penjualan. (Herlianto, 2011, hal. 18) 3. Penjualan
a. Pengertian Penjualan
Penjualan adalah suatu proses kegiatan penyerahan barang atau jasa yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait dalam kegiatan tersebut.
b. Konsep Penjualan
Konsep penjualan adalah salah satu kecenderungan yang umum.
Konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen dan bisnis, jika dibiarkan begitu saja, tak akan membeli cukup banyak produk dari organisasi tertentu. Dengan demikian, organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Asumsi yang digunakan dalam konsep penjualan yaitu :
1) Konsumen cenderung membeli barang yang diaggap penting terlebih dahulu dan mengabaikan membeli barang yang dianggap kurang penting.
2) Konsumen perlu dipengaruhi dengan suatu alat yang dapat menimbulkan minat untuk membeli.
3) Tugas perusahaan adalah menarik minat dan mempertahankan langganan. (Widaningsih, 2008, hal. 74)
c. Tujuan Penjualan
Kemampuan perusahaan dalam menjual produknya mementukan keberhasilan dalam mencari keuntungan, apabila perusahaan tidak mampu menjual maka perusahaan akan mengalami kerugian. Menurut (Swastha, 2005, hal. 3)tujuan umum perusahaan dalam perusahaan yaitu:
1.) Mencapai volume penjualan.
2.) Mendapatkan laba tertentu.
3.) Menunjang pertumbuhan perusahaan.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjualan
Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor yang dapat meningkatkan aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu meperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut Basu Swastha sebagai berikut :
1.) Kondisi dan Kemampuan Penjual
Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenanga penjual adalah :
a.) Jenis dan karakterisitik barang atau jasa yang ditawarkan.
b.) Harga produk atau jasa 2.) Kondisi Pasar
Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah :
a.) Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar penjual, pasar pemerintah, atau pasar internasional
b.) Kelompok pembeli dan segmen pasar c.) Daya beli
d.) Frekuensi pembelinya
e.) Keinginan dan kebutuhannya 3.) Modal
Untuk memperkenalkan barangnya kepada pembeli atau konsumen diperlukan adanya usaha promosi, alat transportasi, tempat peragaan baik dalam perusahaan maupun diluar perusahaan dan sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.
4.) Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang oleh bagian-bagian teretentu atau ahli dibidang penjualan.
5.) Faktor-faktor lain
Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah yang sering mempengaruhi penjualan karena diharapkan dengan adanya faktor-faktor tersebut pembeli akan kembali lagi membeli barang yang sama.
e. Volume Penjualan
Perubahan standar ktedit dapat diharapkan akan mengubah volume penjualan. Bilamana standar kredit diperlunak maka diharapkan akan meningkatkan volume penjualan, sedangkan apabila sebaliknya yang terjadi dimana perusahaan memperketat standar kredit yang diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan menurun. Pengaruh dari perubahan-perubahan dari volume penjualan atas keuntungan perusahaan tergantung pengaruhnya atas biaya-biaya dan penghasilan yang diperoleh (cost and revenue).
4. Anggaran Penjualan
a. Pengertian Anggaran Penjualan
Anggaran jualan berarti anggaran hasil penjualan atau anggaran hasil proses menjual. Menjual (sell) berarti menyerahkan sesuatu kepada pembeli dengan harga tertentu dan pada saat tertentu. Penjualan (selling) berarti proses kegiatan menjual, yaitu dari kegiatan penetapan
harga jual sampai hasil proses menjual. Anggaran jualan disusun oleh fungsi penjualan (dalam hal ini fungsi manajer penjualan atau yang lebih luas lagi fungsi manajer pemasaran). Anggaran jualan merupakan rencana tertulis yang dinyatakan dalam angka dari produk yang akan dijual perusahaan pada periode tertentu. Jualan merupakan unsur dapatan (revenues) yang disebut dapatan jualan (sales revenue). Jualan terdiri dari jualan kotor dan jualan bersih. (Nafarin, 2017, hal. 166) b. Kegunaan Anggaran Penjualan
Secara khusus anggaran penjualan, mempunyai beberapa kegunaan penting yaitu:
1) Sebagai dasar untuk menyusun budget unit yang akan dipromosikan, karena jumlah satuan yang akan diproduksikan oleh perusahaan ditentukan oleh banyak perusahan yang bersangkutan mampu menjualnya.
2) Sebagai dasar untuk menyusun budget kas, karena penjualan tunai akan mengakibatkan pemasukan kas.
3) Sebagai dasar untuk menyusun budget piutang, karena penjualan kredit akan mengakibatkan bertambahnya piutang perusahaan.
(Munandar, 2013, hal. 42)
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Anggaran Penjualan
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi anggaran penjualan antara lain faktor pemasaran, faktor keuangan (modal kerja), faktor ekonomis, faktor teknis, faktor kebijakan perusahaan, faktor perkembangan penduduk, faktor kondisi negara dan faktor-faktor lannya.
1) Faktor pemasaran, yang perlu dipertimbangkan antara lain:
a) Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional atau internasional
b) Keadan persaingan, apakah bersifat monopoli, oligopoli atau bebas.
c) Keadaan konsumen, selera konsumen, tingkat daya beli konsumen
2) Faktor keuangan, (modal kerja) yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain mengenai kemampuan modal kerja mendukung mencapai target jualan yang dianggarkan, seperti unutk membeli bahan baku, membaya upah, biaya promosi produk, dan lain-lain
3) Faktor ekonomis, yang pelu diperhatikan perusahaan antara lain dengan meningkatnya jualan berarti meningkatkan laba (rentabilitas).
4) Faktor teknis yang perlu diperhatikan antara lain:
a) Kapasitas terpasang seperti, apakah mesin dan alat mampu memenuhi target penjualan yang dianggarkan
b) Apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah danmurah
5) Faktor kebijakan perusahaan, seperti kebijakan membuat produk dengan kualitas nomor satu sehingga kesempatan untuk menjual produk nomor dua dan nomor tiga menjadi tertutup
6) Faktor perkembangan penduduk juga mempengaruhi anggaran, misalnya peningkatan kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu, pakaian, mainan dan lain-lain
7) Faktor kondisi politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan juga mempengaruhi penjualan, misalnya dalam keadaan perang (tidak aman) akan menghambat barang yang dijual karena harus melalui pemeriksaan yang ketat, bahkan dirampas dan mengalami kecelakaan perang.
8) Faktor lainnya yang haru diperhatikan seperti apakah pada musim tertentu anggaran penjualan ditambah atau sampai beberapa lama anggaran yang disusun masih dapat dipertahankan. (Nafarin, 2017, hal. 168-170)
d. Langkah –langkah Penyusunan Anggaran Penjualan
Langkah awal menyusun sebuah budget yang baik adalah mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan. Data dan