PENGARUH FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) DAN NON PERFORMING FINANCING (NPF)
TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BRI SYARIAH TBK
SKRIPSI
Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
IAIN Batusangkar
Oleh :
MAIDI NISA ADELA 163 0401 100
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR
1441 H / 2020 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap : Maidi Nisa Adela Nama panggilan : Nisa
Tempat/tanggal lahir : Padang Laweh/21 Mei 1996 Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Jurusan : Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Nim : 1630401100
Alamat : Sijunjung
Riwayat pendidikan
SD : SD N 14 Padang Laweh (2003-2009) SLTP : MTsN 3 Sijunjung (2010-2013) SLTA : SMA N 2 Sijunjung (2013-2016)
Perguruan Tinggi : Institut Agama Islam Negeri Batusangkar (2016-2020)
Batusangkar, 29 Juni 2020
Maidi Nisa Adela 1630401100
HALAMAN PERSEMBAHAN Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia
Yang mengajar manusia dengan pena,
dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. Al-Alaq: 1-5)
“Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Lukman: 27)
“Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan, maka apabila telah selesai (dari sesuatu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)
dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap” (QS. Al- Insyirah: 6-8)
“Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (QS. An- Najm:39)
Alhamdulillah…alhamdulillah…alhamdulillahirobbil’alamin. Sujud syukur kupersembahkan kepada tuhan yang Maha Agung dan Maha Tinggi dan Maha
Penyayang atas takdirmu kau jadikan aku manusia berfikir, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini akan
menjadi langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.
Lantunan sholawat beriring salam kepada Rasulullah SAW Lantunan al-fatihah beserta salam dalam silahku merintih
Menadahkan doa syukur yang tiada terkira
Semoga sebuah karya kecil ini menjadi amal soleh bagiku Dan menjadi kebanggaan bagi kelurgaku tercinta
Kupersembahkan sebuah karya kecil ini Ibunda dan Ayahanda
Untukmu Ibunda (Ratna Wilis) dan Ayahanda (Suardi) tercinta yang tiada hentinya memberiku semangat, doa, nasehat dan kasih sayang
Serta pengorbanan yang tak tergantikan
Hingga aku kuat dalam menjalani setiap rintangan yang ada di depanku Dalam setiap langkah aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang
kalian impikan dari diriku, meski belum semua itu kuraih
Insha Allah atas dukungan doa dan restu semua impian itu akan terjawab dimasa penuh kehangatan nanti
Dosen Pembimbing Skripsi Dan Dosen Penguji Skripsi
Salam hormat dan terimakasih yang sedalam-dalamya ku ucapkan kepada dosen pembimbing ku Ibunda Desy Farina, SE., M. Si terimakasih atas
nasihat, motivasi, Ilmu dan doamu yang penuh kasih sayang telah mengantarkanku sampai detik ini. Kemudian juga buat pengujiku Ayahanda
Khairul Marlin, SE., M. KOM,. MM terimakasih atas waktu dan ilmu yang sangat bermanfaat dan juga motivasi serta nasehat yang luar biasa semoga
ilmu yang diberikan menjadi suatu keberkahan.
My Brother
Saudara se ayah se ibu satu-satunya yang paling aku punya, baru sepenggal kalimat yang ku tulis, namun air mataku tak bisa lagi kubendung mengingat
semua pengorbanan yang telah kau berikan untukku. Kau pendam setiap keinginanmu hanya untuk memenuhi keinginanku.
Terimakasih adik.
Terimakasih untuk pengorbananmu selama ini.
Kepada sahabat sahabat tercinta
Rebilia Dewi Prastika, Nelly Febrianti, Nofia Risda, Mezi Syafdillah, Elsa Khairiah, Syofiana Hidayat, Irma Tikasari, Nur Azizah, terimakasih atas bantuan dan suportnya selama ini, semoga kalian semua diberikan kemudahan
dan kelancaran dalam setiap urusannya. Tetap semangat jangan pantang menyerah kita memiliki rintangan yang berbeda-beda.
Perbankan Syariah 16’C
Terimaksih buat teman-teman yang telah memberikan semangat dan doa untuk pembuatan skripsi ini. Kalian teman-teman yang luar biasa yang tak
bisa kusebut satu-persatu, rindu untuk bisa kembali belajar, bercanda dan bergurau bersama, semoga kita bisa bersama-sama malangkah untuk
menggapai kesuksesan.
Someone Special
Teruntuk Someone Special (Yusrizal), terimakasih atas motivasinya ya, terimakasih atas nasehat yang diberikan dan selama ini, yang selalu sabar merima kekurangan dan selalu ada saat suka maupun duka, bahkan kadang-
kadang menjadi tempat pelampiasan dari kejenuhan yang dirasakan. Tetapi kamu tetap sabar dan selalu memberi dukungan yang tiada henti. Sekali lagi
terimakasih untuk semuanya.
“Kaki yang akan berjalan lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak, mata yang akan menatap lebih lama, leher yang lebih sering melihat keatas, lapisan tekad yang seribu kali lebih besar dari baja, dan hati yang akan bekerja
lebih keras, serta mulut yang akan selalu berdoa..” -5 cm
Untuk ribuat tujuan yang harus dicapai , untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan agar hidup jauh lebih bermakna. Hidup tanpa mimpi ibarat arus sungai. Mengalir tanpa tujuan. Teruslah belajar dan
berdoa untuk menggapainya.
Hanya sebuah karya kecil ini dan untaian kata ini yang dapat kupersembahkan kepada kalian semua. Terimakasih beribu terimakasih ku
ucapkan. Atas segala kekhilafan dan salah salah dan kekuranganku kerendahkan hati serta untuk berjabat tangan meminta beribu kata-kata maaf
tercurahnya skripsi ini kupersembahkan…
Maidi Nisa Adela, SE
i ABSTRAK
Maidi Nisa Adela. NIM 1630401100. Judul Skripsi “Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Pada PT. BRI Syariah Tbk.”
Jurusan Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri Batusangkar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Pada PT. BRI Syariah Tbk periode 2013-2019. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dokumentasi berupa laporan keuangan PT. BRI Syariah Tbk. Teknik analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS 2.2. Uji statistik yang terdiri dari uji determinasi, uji T untuk menguji secara parsial, serta uji F untuk menguji antar variabel secara bersama- sama. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dengan thitung < ttabel (-0,812 < 2,069) dan signifikani >0,05 (0,425 >
0,05). CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dengan thitung < ttabel (- 1,421 < 2,069)dan signifikansi > 0,05 (0,169 > 0,05). BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA dengan thitung < ttabel (-6,641 < 2,069)dan signifikansi <
0,05 (0,000 < 0,05). NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dengan thitung < ttabel (-0,862 < 2,069)dan signifikansi > 0,05 (0,398 > 0,05). Secara simultan FDR, CAR, BOPO dan NPF berpengaruh terhadap ROA dengan Fhitung >
Ftabel (23,337 > 2,80).
Kata kunci: Return On Asset (ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF).
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Allah Swt. yang melimpahkan yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyusun skripsi ini. Shalawat beserta salam tidak lupa pula penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw, yang telah membawa umatnya dari zaman yang tidak berilmu pengetahuan kepada zaman yang berilmu pengetahuan seperti saat sekaang ini.
Penulisan SKRIPSI ini adalah untuk melengkapi syarat-syarat dan tugas untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar dengan judul “Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Pada PT. BRI Syariah Tbk.”
Selanjutnya dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil yang penulis terima. Oleh sebab itu, dalam konteks ini penulis mengucapkan terimakasih yang amat banyak dan tulus dari keluarga tercinta terutama Ibunda Ratna Wilis, Ayahanda Suardi dan saudara ananda Rido Kurniawan yang telah mendukung dan mendoakan dengan sepenuh hati kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Dan penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Kasmuri, MA selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
2. Bapak Ulya Atsani, S. H., M. Hum selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
iii
3. Bapak Elfadhli, S.EI. M.Si selaku ketua Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
4. Ibuk Nailur Rahmi, M. AG selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
5. Ibuk Desy Farina, SE., M. Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga selesainya skripsi ini.
6. Bapak Khairul Marlin, SE., M.Kom., MM selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan masukan-masukan dan saran-saran sehingga penulis bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan dan bisa memperbaikinya.
7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Perbankan Syariah yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.
8. Pimpinan PT BEI Kantor Perwakilan Sumatera Barat dan juga kak Putri pengurus Galeri Investasi dan Bursa Efek Indonesia di IAIN Batusangkar yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian.
9. Teman-teman angkatan 2016 terkhusus untuk PERSYA 16 C yang tidak bisa disebutkan satu persatu, selanjutnya kepada teman-teman kos Buk Yen yang tidak bisa disebutkan satu persatu, special man dan semua pihak yang selalu memberikan dorongan, motivasi dan semangat kepada penulis yang selalu membantu dalam keadaan susah dalam pembuatan skripsi ini, serta semua pihak yang telah membantu dalam proses perkuliahan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
iv
Akhirnya, kepada Allah Swt jualah penulis berserah diri, semoga bantuan, motivasi dan bimbingan serta nasehat dari berbagai pihak menjadi amal ibadah yang ikhlas handaknya, dan dibalas oleh Allah Swt dengan balasan yang berlipat ganda. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin ya Rabbal A’lamin.
Batusangkar, Mei 2020
Maidi Nisa Adela 1630401100
v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Batasan masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian dan Luaran Penelitian ... 8
G. Definisi Operasional ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. Landasan Teori ... 11
1. Bank Syariah ... 11
a. Pengertian Bank Syariah ... 11
b. Asas dan Fungsi Bank Syariah ... 13
c. Tujuan dan Peranan Bank Syariah ... 15
d. Prinsip Dasar Operasional Bank Syariah ... 17
e. Ciri-Ciri Bank Syariah ... 18
f. Produk-Produk Bank Syariah ... 19
2. Laporan Keuangan ... 22
a. Pengertian Laporan Keuangan ... 22
b. Tujuan dan Sifat Laporan Keuangan ... 24
3. Analisis Laporan Keuangan ... 29
a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 29
b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ... 29
vi
c. Prosedur dan Jenis Analisis Laporan Keuangan ... 29
4. Rasio Keuangan Bank Syariah ... 31
a. Rasio Profitabilitas ... 31
1) Pengertian Rasio Profitabilitas ... 31
2) Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas ... 31
3) Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas ... 34
b. BOPO ... 35
c. Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 37
d. Financing to Deposit Ratio (FDR) ... 39
e. Non Performing Financing (NPF) ... 41
f. Pengaruh Variabel ... 42
B. Penelitian Relevan ... 45
C. Kerangka Berfikir... 48
D. Hipotesis ... 50
BAB III METODE PENELITIAN ... 51
A. Jenis Penelitian ... 51
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 51
C. Sumber Data ... 53
D. Teknik Pengumpulan Data ... 53
E. Teknik Analisis Data ... 53
1. Asumsi Klasik ... 53
a. Uji Normalitas ... 54
b. Uji Autokorelasi ... 54
c. Uji Multikolinearitas ... 55
d. Uji Heteroskedastisitas ... 55
2. Metode Regresi Linear Berganda... 56
3. Uji Hipotesis... 56
a. Koefisien Determinasi (R2) ... 56
b. Hipotesis Uji t. Test (Uji Secara Parsial) ... 57
c. Hipotesis Uji F. Test ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
A. Gambaran Umum PT. BRI Syariah tbk ... 60
1. Sejarah Berdirinya PT. BRI Syariah tbk ... 60
2. Visi dan Misi PT. BRI Syariah tbk ... 62
3. Nilai- Nilai PT. BRI Syariah tbk ... 62
4. Produk-Produk PT. BRI Syariah tbk ... 63
B. Hasil Analisis Data ... 73
1. Asumsi Klasik ... 74
a. Uji Normalitas ... 74
b. Uji Autokorelasi ... 75
c. Uji Multikolinearitas ... 76
d. Uji Heteroskedastisitas ... 77
2. Metode Regresi Linear Berganda ... 78
vii
3. Uji Hipotesis ... 81
a. Koefisien Determinasi (R2) ... 81
b. Hipotesis Uji t. Test (Uji Secara Parsial) ... 82
c. Hipotesis Uji F. Test ... 87
C. Pembahasan ... 89
BAB V PENUTUP ... 92
A. Kesimpulan ... 92
B. Saran ... 93 DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Persentase Perkembangan Tingkat FDR, CAR, BOPO, NPF, dan ROA
pada Bank BRI Syariah TbkPer Triwulan 2013-2019... 5
Tabel 3.1 Rancangan waktu penelitian ... 52
Tabel 4.1 Persentase Perkembangan Tingkat FDR, CAR, BOPO, NPF, dan ROA pada Bank BRI Syariah TbkPer Triwulan 2013-2019... 73
Tabel 4. 2 Hasil Uji Autokorelasi ... 76
Tabel 4. 3 Hasil Uji Multikolinearitas... 77
Tabel 4. 4 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 79
Tabel 4. 5 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 81
Tabel 4. 6 Hasil Uji t ... 83
Tabel 4. 7 Hasil Uji F ... 88
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir ... 49 Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas... 75 Gambar 4. 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 78
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Bank dibagi menjadi dua yaitu bank konvensional dan bank syariah. Bank konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Kovensional (BUK) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Umum Konvensional merupakan bank konvensional yang dalam kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan Bank Perkreditan Rakyat adalah bank konvensional yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Ikit, 2015: 44)
Menurut (Arwani, 2016: 76) Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Adapun Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Pasal 1 angka 7-9)
Bank syariah memiliki sistem operasional yang berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah memberikan layanan bebas bunga kepada para nasabahnya. Dalam sistem operasional bank syariah, pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam semua bentuk transaksi.
Bank syariah tidak mengenal sistem bunga, baik bunga yang diproleh dari
nasabah yang meminjamua ng atau bunga yang dibayar kepada penyimpan dana di bank (Ismail, 2010: 25)
Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan. Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya. Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien. Efisiensi diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba.
Semakin tinggi profitabilitas suatu bank, maka semakin baik pula kinerja bank tersebut. Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank (Zulfiah & Susilowibowo, 2014: 759)
Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas adalah Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA). Indikator yang penulis gunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas bank adalah Return On Asset (ROA). Alasan dipilihnya Return On Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja keuangan adalah karena ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan (Harianto, 2017: 43). Dalam menentukan kinerja atau kesehatan perbankan, Bank Indonesia (BI) lebih merujuk ROA (Return On Asset) dari pada ROE (Return On Equity). BI lebih mengutamakan profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA dinilai lebih mewakili dalam pengukuran profitabilitas perbankan (Munir, 2018: 92) Semakin besar ROA bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam segi penggunaan aset.
Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank diantaraya ialah faktor permodalan, likuiditas, kualitas aktiva, efisiensi operasional serta tata kelola perusahaan. Terdapat alat ukur yang dapat dijadikan pengukur dari faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas, yaitu Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya
3
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequency Ratio (CAR), dan Good Corporate Governance (GCG) (Suwarno & Muthohar, 2018:95). Dari beberapa alat ukur tersebut penulis menggunakan Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital Adequency Ratio (CAR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) sebagai alat ukur untuk mengukur profitabilitas.
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank. Dalam perbankan syariah, rasio FDR dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas pembiayaan yang disalurkan, sehingga apabila rasio FDR meningkat maka laba bank juga akan meningkat dengan asumsi bahwa bank dapat menyalurkan pembiayaan secara efektif (Widyaningrum, 2015: 974)
Capital adequacy ratio (CAR) adalah rasio yang berkaitan dengan faktor permodalan bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menanggung aktiva yang berisiko. Apabila modal yang dimiliki oleh bank tersebut mampu menanggung risiko-risiko yang tidak dapat dihindari, maka bank dapat mengelola seluruh kegiatannya secara efisien, sehingga kekayaan yang dimiliki bank diharapkan semakin meningkat dan begitu pula sebaliknya. Maka dapat disimpulkan hubungan CAR (Capital Adequacy Ratio) dan ROA (Return On Asset) adalah positif semakin besar rasio CAR maka semakin baik ROA suatu bank (Suwarno
& Muthohar, 2018: 99). Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) berarti bank tersebut mampu membiayai operasional bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (Hakim, 2016: 67)
Peraturan Bank Indonesia terkait dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) menyatakan bahwa besarnya CAR minimum yang harus dipenuhi bank sebesar 8%. Sehingga bank harus selalu menjaga rasio CAR agar selalu di atas 8%. Namun, jika CAR yang terlalu tinggi berarti terdapat dana yang menganggur. Sehingga, kesempatan bank untuk memperoleh laba akan menurun, akibatnya akan menurunkan profitabilitas bank (Wahyuni, 2016: 46).
Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional, semakin rendah rasio ini akan semakin bagus, karena semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan (Simatupang & Denis, 2016:470).
Rasio BOPO bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Jika rasio ini rendah maka kinerja bank yang bersangkutan menunjukan tingkat efisiensi yang tinggi. Tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya, berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang dihasilkan oleh bank.
Sehingga hubungan antara ROA dan BOPO adalah negatif (Suwarno &
Muthohar, 2018: 98).
Non Performing Financing (NPF) merupakan bagian dari rasio keuangan bank yang digunakan untuk mengukur terjadinya risiko kerugian yang terkait dengan kemungkinan kegagalan debitur dalam melunasi kewajiban utang-utangnya kepada bank. Menurut (Granita: 2011) dalam jurnal (Husaeni, 2017: 6) pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing adalah suatu pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan debitur yang dapat diukur dari kolektabilitas.
Semakin tinggi Non Performing Financing (NPF) suatu bank, maka resiko bank tersebut terhadap pembiayaan bermasalah akan semakin tinggi. Hal tersebut akan mempengaruhi pendapatan bank sehingga
5
menurutkan laba bank dan juga ikut menurunkan Return On Asset (ROA) dari bank tersebut (Yusuf, 2017: 143)
Adapun dinamika pergerakan rasio keuangan PT BRI Syariah antara periode 2014-2018 di tunjukan dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1
Persentase Perkembangan Tingkat FDR, CAR, BOPO, NPF, dan ROA
Pada Bank BRI Syariah Tbk
Per Triwulan Maret 2013-Desembar 2019
Tahun/Triwulan Persentase Kenaikan dan Penurunan FDR
(%)
CAR (%)
BOPO (%)
NPF (%)
ROA (%) 2013
I 100,90 11.81 85.54 2.01 1.71
II 103,67 15.00 87.55 1.94 1.41
III 106,67 14.66 80.80 2.14 1.36
IV 102,70 14.49 95.24 3.26 1.15
2014
I 102,13 14.15 92.43 3.36 0.46
II 95,14 13.99 99.84 3.61 0.03
III 94,85 13.86 97.35 4.19 0.20
IV 93,90 12.89 99.14 3.65 0.08
2015
I 88,24 13.22 96.20 3.96 0.53
II 92,05 11,03 93,84 4,38 0,78
III 86.61 13.82 93.91 3.86 0.80
IV 84.16 13.94 93.79 3.89 0.76
2016
I 82.73 14.66 90.70 3.90 0.99
II 87.92 14.06 90.41 3.83 1.03
III 83.98 14.30 90.99 3.89 0.98
IV 81.42 20.63 91.33 3.19 0.95
2017
I 77.56 21.14 93.67 3.33 0.65
II 76.79 20.38 92.78 3.50 0.71
III 73.14 20.98 92.03 4.02 0.82
IV 71.87 20.29 95.24 4.72 0.51
2018
I 68.70 23.64 90.75 4.10 0.86
II 77.78 29.31 89.92 4.23 0.92
III 76.40 29.79 91.49 4.30 0.77
IV 75.49 29.72 95.32 4.97 0.43
2019
I 79.55 27.82 95.67 4.34 0.43
II 85.25 26.88 96.74 4.51 0.32
III 90.40 26.55 96.78 3.97 0.32
IV 80,12 25,26 96,80 3,38 0,31
Sumber: https://www.ojk.go.id
Pada Tabel 1.1 terlihat bahwa FDR dan CAR cenderung mengalami kenaikan, sedangkan BOPO, NPF dan ROA cenderung mengalami penurunan . Dari Fenomena tersebut terjadi ketidak sesuaian antara teori dan kenyataan dilapangan, dimana seharusnya FDR dan CAR berbanding lurus dengan ROA dan sebaliknya BOPO dan NPF berbanding terbalik dengan ROA. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan dijadikan karya ilmiah yaitu tentang “Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Pada PT. BRI Syariah Tbk.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikiasi masalah penelitian dalam pembahasan ini adalah:
1. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap ROA (Return On Asset) pada PT. BRI Syariah Tbk. periode 2013-2019
2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap ROA (Return On Asset) pada PT. BRI Syariah Tbk. periode 2013-2019
3. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap ROA (Return On Asset) pada PT. BRI Syariah Tbk. periode 2013-2019
4. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap ROA (Return On Asset) pada PT. BRI Syariah Tbk. periode 2013-2019
5. Pengaruh FDR, CAR, BOPO dan NPF terhadap ROA (Return On Asset) pada PT. BRI Syariah Tbk. periode 2013-2019
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka batasan masalah dalam pembahasan ini adalah “Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional Pendapatan
7
Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Pada PT. BRI Syariah Tbk. Periode 2013-2019.”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang penulis paparkan sebelumnya, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap ROA (Return On Asset) pada PT. BRI Syariah Tbk periode 2013-2019?
2. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap ROA (Return On Asset) pada PT. BRI Syariah Tbk periode 2013-2019?
3. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap ROA (Return On Asset) pada PT. BRI Syariah Tbk periode 2013-2019?
4. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap ROA (Return On Asset) pada PT. BRI Syariah Tbk periode 2013-2019?
5. Bagaimana pengaruh FDR, CAR, BOPO, dan NPF terhadap ROA (Return On Asset) pada PT. BRI Syariah Tbk periode 2013-2019?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini merupakan suatu pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Adapun tujuan yang igin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisi pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap ROA (Return On Asset) pada PT.BRI Syariah Tbk. periode 2013-2019
2. Untuk menganalisi pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap ROA (Return On Asset) pada PT.BRI Syariah Tbk. periode 2013- 2019
3. Untuk menganalisi pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap ROA (Return On Asset) pada PT.BRI Syariah Tbk. periode 2013-2019
4. Untuk menganalisi pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap ROA (Return On Asset) pada PT.BRI Syariah Tbk. periode 2013-2019
5. Untuk menganalisi pengaruh FDR, CAR, BOPO dan NPF terhadap ROA (Return On Asset) pada PT.BRI Syariah Tbk. periode 2013- 2019
F. Manfaat Penelitian dan Luaran Penelitian 1. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca, yaitu sebagai berikut:
a. Manfaat teori
1) Menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan, pemahaman pembaca mengenai pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Net Performing Ratio (NPF) terhadap Profitabilitas pada PT.BRI Syariah Tbk.
2) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi serta menjadi sumber informasi dan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
b. Manfaat Praktisi
1) Pihak akademik, hasil penelitian ini agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian.
2) Perusahaan Perbankan Syariah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam pembuat keputusan dalam bidang keuangan terutama dalam rangka memaksimumkan kinerja perusahaan.
9
2. Luaran Penelitian
Luaran penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar dapat diterbitkan pada jurnal ilmiah dan bisa menambah khazanah perpustakaan IAIN Batusangkar.
G. Definisi Operasional
Ada beberapa istilah pokok yang digunakan penelitian ini dan perlu diberi penjelasan. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami judul proposal skripsi ini, maka penulis akan memaparkan beberapa istilahsebagai berikut:
1. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan.
2. Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan perbandingan antara total pembiayaan dengan total dana pihak ketiga. Semakin tinggi FDR tersebut memberikan indikasi semakin rendah kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk pembiayaan menjadi semakin besar.
3. BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional.
Semakin rendah tingkat rasio BOPO maka semakin baik kinerja manajemen bank karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya.
4. Non Performing Financing (NPF) adalah pembiayaan yang sedang mengalami kemacetan dalam pelunasannya yang terjadi karena faktor yang disengaja atau yang tidak disengaja. Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu permasalahan terbesar bagi perbankan karena Non Performing Financing (NPF) merupakan penyebab utama kegagalan bank (Rizal, 2016: 182)
5. Profitabilitas adalah alat ukur menganalisa atau mengukur tingkat efisien usaha dan profitabilitas (laba) yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Alat ukur yang penulis gunakan untuk mengkur profitabilitas dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA).
Alasan penulis memilih ROA (Return On Asset) sebagai ukuran kinerja keuangan adalah karena Return On Asset digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. ROA (Return On Asset) adalah salah satu alat penilaian profitabilitas terbaik dalam menilai tingkat kesehatan bank yang digunakan oleh Bank Indonesia. Semakin besar persentase yang ditunjukan oleh rasio ROA menandakan kemampuan manajemen bank semakin optimal dalam meningkatkan produktifitas bank atau semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Bank Syariah
a) Pengertian Bank Syariah
Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 menyatakan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang berdiri sendiri sesuai dengan akta pendiriannya, bukan merupakan bagian dari bank konvensional. Beberapa contoh Bank Umum Syariah antara lain Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mega, Bank Syariah Bukopin, Bank BCA Syariah, dan Bank BRI Syariah (Ismail, 2011: 26)
Unit Usaha Syariah merupakan unit usaha syariah yang masih di bawah pengelolaan bank konvensional. Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat bank konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prisip syariah, atau unit dikantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari cabang pembantu syariah dan atau unit syariah (Ismail, 2011: 26)
Pada umumya yang dimaksud dengan bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.
Kegiatan dan usaha bank akan selalu terkait dengan komoditas antara lain; pemidahan uang, menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran, mendiskontokan surat wesel, surat order maupun surat-surat berharga lainnya, membeli dan menjual surat-surat berharga, membeli dan menjual cek wesel, surat kertas dagang, memberi kredit dan memberi jaminan kredit (Sudarsono, 2003: 27)
Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan pelayanan yang lain atau peredaran uang yang pelaksanaannya disesuaikan dengan asas Islam. Said Sa’ad Marthan, pemerhati ekonomi islam Timur Tengah, mengungkapkan bahwa bank syariah adalah lembaga investasi yang beroperasi sesuai dengan asas-asas syariah. Sumber dana yang dikelola harus sesuai dengan syar’i dan tujuan alokasi investasi yang dilakukan yaitu membangun ekonomi dan sosial masyarakat serta melakukan pelayanan perbankan yang sesuai dengan nilai-nilai syariah (Elfadhli, 2016: 2-3)
Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 yang diperbarui dengan Undang-Undang No.21 Tahun 2008 memberikan definisi bank syariah sebagai bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bab 1 pasal 1 Undang-Undang No.21 Tahun 2008 memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai Bank Umum Syariah yaitu bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan Bank Pembiayaan
13
Rakyat Syariah yaitu bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak hanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran namun juga memberikan jasa dalam bidang pembiayaan (Nik Amah, 2013: 50)
b) Asas dan Fungsi Bank Syariah
Bab 2 pasal 2 Undang-Undang No 21 Tahun 2008 menjelaskan tentang asas yang melandasi perbankan syariah sebagai berikut, perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prisip kehati-hatian. Asas ini mendasari setiap kegiatan perbankan syariah yang juga menjadikan bank syariah mampu bertahan ditengah krisis. Bank Syariah memiliki tujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat (pasal 3 Undang-Undang No. 21 Tahun 2008) (Nik Amah, 2013: 50)
Berbicara mengenai fungsi dan tujuan bank syariah di Indonesia tentu saja harus mengacu pada ketentuan Undang- Undang Perbankan yang berlaku di Indonesia. Sebagai bagian dari sistem perbankan nasional, fungsi dan tujuan bank syariah tentu saja tidak bisa dilepaskan dari ketentuan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan di Indonesia. Menurut ketentuan pasal 3 dan 4 UU tersebut dinyatakan bahwa fungsi utama perbankan di Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak (Basir, 2009:40)
Fungsi bank syariah menurut menurut Undang-Undang No.
21 Tahun 2008 dalam pasal 4 yang terdiri dari:
1) Menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarkat.
2) Menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah atau dana sosial lainnya dan menyalurkan kepada organisasi pengelola zakat.
3) Bank syariah dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
4) Pelaksanaan sosial.
Selain itu terdapat juga fungsi bank syariah yang lain diantaranya adalah:
1) Fungsi manager investasi, dimana bank syariah bertindak sebagai manager investasi dari pemilik dana (shahibul maal) kemudian bank syariah menyalurkan dana tersebut kepada usaha-usaha yang produktif sehingga bank dapat menghasilkan keuntungan.
2) Fungsi investor, bank syariah dapat melakukan penanaman atau menginvestasikan dana kepada sektor-sektor yang produktif dengan resiko yang kecil.
3) Fungsi sosial, artinya bank syariah dapat menghimpun dana dalam bentuk Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF).
4) Fungsi jasa keuangan, fungsi ini merupakan pelayanan yang diberikan oleh bank syariah kepada masyarakat umum. Jasa keuangan merupakan penunjang kelancaran kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana. Semakin lengkap jasa keuangan bank syariah akan semakin baik dalam pelayanan kepada nasabah (Ikit, 2015: 46-47)
15
c) Tujuan dan Peranan Bank Syariah
Bank syariah mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
1) Mengarahkan kegiatan ekonomi untuk ber-muamalah secara islam, khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan agar terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis- jenis usaha/perdagangan lain yang mengandung unsur gharar (tipuan).
2) Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana.
3) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang usaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian usaha.
4) Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan program utama dari negara-negara yang sedang berkembang. Upaya bank syariah di dalam mengentaskan kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjolkan sifat kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti program pembinaan pengusaha produsen, pembinaan perdagangan perantara, program pembinaan konsumen, program pengembangan modal kerja dan program pengembangan usaha bersama.
5) Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktifitas bank syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi di akibatkan adanya inflasi, menghindari persaingan yang tidak sehat antara lembaga keuangan (Sudarsono, 2003:
40)
Adanya bank syariah diharapan dapat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah.
Melalui pembiayaan bank syariah dapat manjadi mitra masyarakat, sehingga hubungan bank syariah dengan masyarakat tidak lagi sebagai kreditur dan debitur tetapi menjadi hubungan kemitraan.
Menurut Muhammad dalam buku Ikit (Analisis Penghimpunan Dana Bank Syariah) meyebutkan secara khusus mengenai peran bank syariah secara nyata dapat terwujud dalam aspek-aspek sebagai berikut:
1) Menjadi perakat nasionalisme baru, artinya bank syariah dapat menjadi fasilitator aktif bagi terbentuknya jaringan usaha ekonomi kerakyatan.
2) Memberdayakan ekonomi umat dan beroperasi secara transparan, artinya pengelolaan bank syariah harus didasarkan pada visi ekonomi kerakyatan, dan upaya ini terwujud jika ada mekanisme operasi yang transparan.
3) Memberikan return yang lebih baik, artinya investasi di bank syariah tidak memberikan janji yang pasti mengenai return (keuntungan) yang diberikan kepada investor. Oleh karena itu bank syariah harus mampu memberikan return yang lebih baik di bandingkan dengan bank konvensional.
4) Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan, artinya bank syariah mendorong terjadinya transaksi produktif dari dana masyarakat. Dengan demikian spekulasi dapat diperkecil.
5) Mendorong pemerataan pendapatan, artinya bank syariah bukan hanya mengumpulkan dana dari pihak ketiga, namun dapat mengumpulkan dana dari pihak ketiga, namun dapat mengumpulkan dana zakat, infak, dan shadaqah (ZIS). Dana ZIS dapat disalurkan melalui pembiayaan Qardul Hasan,
17
sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, pada akhirnya terjadi pemerataan ekonomi.
6) Peningkatan efisiensi mobilisasi dana artinya adanya produk al-Mudharabah al-muqayyadah, berarti terjadi kebebasan bank untuk melakukan investasi atas dana yang diserahkan oleh investor maka bank syariah sebagai financial arranger, bank memperoleh komisi atau bagi hasil dari kesepakatan awal kedua belah pihak.
7) Uswah Hasanah implementasi moral dalam penyelenggaraan usaha bank.
8) Salah satu penyebab terjadinya krisis adalah adanya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) (Ikit, 2015:50-51)
d) Prisip Dasar Operasional Bank Syariah
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perbankan syariah memiliki prinsip dasar yang harus dipatuhi. Hal ini dikarenakan bahwa perbankan syariah menjalankan kegiatan syariahnya harus dijalankan oleh beberapa unsur yang diikat dalam prisip dasar. Unsur-unsur tersebut meliputi unsur kesesuaian dengan syariah islam dan unsur legalitas operasi sebagai lembaga keuangan.
Prisip-prinsip telah menjadi landasan yang kuat bagi pengelola perbankan syariah. Adapun prinsip dasar dalam perbankan syariah tersebut antara lain:
1) Larangan terhadap transaksi yang mengandung Barang atau Jasa yang diharamkan.
2) Larangan terhadap transaksi yang diharamkan sistem dan prosedur perolehan keuntungannya (Andrianto & Firmansyah, 2019: 31)
Mengawali pembahasan tentang prinsip operasional Bank Syariah, Sistem keuangan dan perbankan Islam sendiri adalah
merupakan bagian dari konsep yang telah luas tentang ekonomi Islam, yang tujuannnya memperkenalkan sistem nilai dan etika Islam ke dalam lingkungan ekonomi. Karena dasar etika ini maka keuangan dan perbankan Islam bagi kebanyakan muslim adalah bukan sekedar sistem transaksi komersial, tapi juga merupakan wadah masyarakat muslim untuk menerapkan prinsip keislaman disemua aspek kehidupan termasuk dalam kegiatan ekonomi mereka. Prinsip utama yang ada dalam Bank Syariah diantaranya:
1) Prinsip Al Ta’awun, yaitu saling membantu dan saling bekerja sama diantara anggota masyarakat untuk kebaikan.
2) Prinsip meghindari Al Iktinaz, yaitu menahan uang (dana) dan membairkannya menganggur dan tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat umum.
3) Larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk transaksi.
4) Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada memperoleh keuntungan yang sah menurut syariah serta memberikan zakat (Elfadhli, 2016:11-12)
e) Ciri-Ciri Bank Syariah
Bank syariah mempunyai ciri-ciri berbeda dengan bank konvensional, adapun ciri-ciri bank syariah adalah:
1) Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang besarnya tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan untuk tawar-menawar dalam batas wajar.
2) Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan pembayaran selalu dihindari, karena persentase bersifat melekat pada sisa utang meskipun batas waktu perjanjian telah berakhir.
3) Didalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah tidak menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang
19
pasti yang ditetapkan di muka, karena pada hakikatnya yang mengetahui tentang ruginya suatu proyek yang dibiayai bank hanyalah Allah semata.
4) Pengerahan dana dalam bentuk deposito tabungan oleh penyimpan dianggap sebagai titipan (al-wadiah) sedangkan bagi bank dianggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-proyek yang dibiayai bank yang beroperasi sesuai dengan prisip syariah sehingga pada penyimpanan tidak dijanjikan imbalan yang pasti.
5) Dewan Pengawas Syariah (DPS) bertugas untuk mengawasi operasionalisasi bank dari sudut syariahnya. Selain itu manager dan pimpinan bank Islam harus menguasai dasar-dasar muamalah Islam.
6) Fungsi kelembagaan bank syariah selain menjembatani antara pihak pemilik modal dengan yang membutuhkan dana, juga mempunyai fungsi khusus yaitu fungsi amanah, artinya berkewajiban menjaga dan bertanggung jawab atas keamanan dana yang di simpan dan siap sewaktu-waktu apabila dana diambil pemiliknya (Sudarsono, 2003:41)
f) Produk-Produk Perbankan Syariah
Produk-produk bank syariah muncul karena didasari oleh operasionalisasi fungsi bank syariah. Dalam menjalankan operasinya bank syariah memiliki empat fungsi sebagai berikut:
1) Sebagai penerima amanah untuk melakukan investasi dana- dana yang dipercayakan oleh pemegang rekening investasi/deposan atas dasar prinsip bagi hasil sesuai dengan kebijakan investasi bank.
2) Sebagai pengelola investasi atas dana yang dimiliki pemilik dana atau shahibul mal sesuai dengan arahan investasi yang dikehendaki oleh pemilik dana.
3) Sebagai penyedia jasa lalu lintas pembayaran dan jasa-jasa lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
4) Sebagai pengelola fungsi sosial.
Secara garis besar, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah terbagi menjadi tiga bagian besar, yaitu produk penghimpunan dana (funding), produk penyaluran dana (financing), dan produk jasa (service) (M. Nur Rianto Al-Arif, 2007:133), yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Produk Penghimpunan Dana (Funding) (a) Tabungan
Menurut Undang-Undang perbankan syariah Nomor 21 Tahun 2008, tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadia’ah atau investasi dana berdasarkan mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau yang disamakan dengan itu (Apriani & Hartanto, 2019:74)
(b) Giro
Giro adalah simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat, artinya adalah bahwa uang yang disimpan direkening giro dapat diambil setiap waktu setelah memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan (Anshori, 2007:81)
Giro menurut undang-undang perbankan syariah nomor 21 tahun 2008 adalah simapanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran
21
lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan (Apriani &
Hartanto, 2019:75) (c) Deposito
Deposito menurut Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008 adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah, yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah dan/atau Unit Usaha Syariah (UUS). Deposito adalah bentuk simpanan nasabah yang mempunyai jumlah minimal tertentu, jangka waktu tertentu, dan bagi hasilnya lebih tinggi dari pada tabungan (Apriani & Hartanto, 2019:75)
2) Produk Penyaluran Dana/ Pembiayaan (Financing)
Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncana, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.
Secara garis besar, produk pembiayaan kepada nasabah yaitu sebagai berikut:
(a) Pembiayaan dengan prinsip jual beli, seperti bai’
Murabahah, bai’ as salam dan bai’ al istishna.
(b) Pembiayaan dengan prinsip sewa, meliputi ijarah dan ijarah mutahiya bit tamlik.
(c) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, meliputi musyarakah, mudharabah, muzara’ah, dan musaqah (Apriani & Hartanto, 2019:77)
3) Produk Jasa Perbankan
Produk-produk jasa perbankan dengan pola lainnya pada umumnya menggunakan akad-akad tabarru’ yang dimaksudkan tidak untuk mencari keuntungan, tetapi dimaksudkan sebagai fasilitas pelayanan kepada nasabah dalam melakukan transaksi perbankan. Oleh karena itu, bank sebagai penyedia jasa hanya membebani biaya administrasi. Jasa perbankan golongan ini yang bukan termasuk akad tabarru’ adalah akad sharf yang merupakan akad pertukaran uang dengan uang dan ujr yang merupakan bagian dari ijarah (sewa) yang dimaksudkan untuk mendapatkan upah (ujroh) atau fee (Ascarya, 2008: 128 )
2. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Penyajian laporan akuntansi entitas syariah telah diatur dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI). Oleh karena itu, laporan keuangan harus mampu memfasilitasi semua pihak yang terkait dengan bank syariah. Kekurangan perhatian PSAK dan PAPSI dalam masalah syariah juga terdapat dalam hal fungsi laporan keuangan memfasilitasi DPS untuk memeriksa dana non-halal yang diterima oleh bank. Dana non-halal berdasarkan PSAK no.59 dan PAPSI digabung dengan dana qardh.
Penggabungan dapat menimbulkan persoalan syariah berupa tercampurnya yang haq dan yang batil. Ketiadaan pemisahan akan menyebabkan kurangnya perhatian untuk mengupayakan pengeliminasian dana non-halal di masa yang akan datang (Muhammad, 2014: 83)
Pengertian laporan keuangan menurut Standart Akuntansi Keuangan (SAK) yaitu merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi laba-
23
rugi, laporan arus kas, neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai seperti sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga (Pardede, 2012:39)
Dari pengertian diatas laporan keuangan disebut sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen (Pardede, 2012:39)
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dan proses akuntansi yang dapat digunakan untuk alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dengan data keuangan suatu perusahaan.
Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut menurut (Najmudin, 2011: 68) adalah:
1) Pemilik perusahaan
Pihak ini sangat berkepentingan untuk mengetahui suatu laporan keuangan perusahaannya, karena dengan melihat laporan keuangannya maka pemilik dapat menilai apakah dia benar-benar dapat menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin. Kesuksesan ini biasanya dinilai dari laba yang diperoleh oleh perusahaan.
2) Manager perusahaan
Setelah mengetahui laporan keuangan, maka manager dapat menilai kebijakan-kebijakan yang telah dijalankannya, dan jika ada kekurangan bisa untuk menyususun sistem kebijaksanaan yang lebih baik lagi.
3) Investor
Laporan keuangan berguna dalam hal keperluan mereka untuk menanamkan modal mereka ke suatu perusahaan.
4) Kreditur dan Banker
Berhubungan dengan pemberian kredit bagi suatu perusahaan. Dengan melihat laporan keuangan mereka bisa mengambil keputusan apakah akan menyetujui atau bahkan menolak pemberian kredit kepada perusahaan yang bersangkutan.
5) Pemerintah
Pemerintah memerlukan laporan keuangan untuk menentukan berapa besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh pemilik perusahaan (Pardede, 2012:39)
b. Tujuan dan Sifat Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan dari suatu entitas syariah (Ikit, 2015: 144) Adapun tujuan laporan keuangan diantaranya adalah:
1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal perusahaan.
2) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3) Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4) Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan serta informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.
25
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan (Ikit, 2015: 144-145)
Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS) paragraf 30, dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan syariah adalah sebagai berikut:
Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha,
1) Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah serta informasi aset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya,
2) Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah terhadap amanah dalammengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak,
3) Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkah temporere dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak sedekah dan wakaf (Muthaher, 2012:27)
Berdasarkan PSAK No. 1 (Revisi 1998), tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan
pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (Sulistiyowati, 2010:5 )
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengembalian keputusan ekonomi. Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan (Rizal, 2017:3)
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter. Menurut Wastam Wahyu Hidayat (2018:4-5) tujuan laporan keuangan secara garis besar adalah:
1) Screening (sarana informasi), analisa hanya dilakukan berdasarkan laporan keuangannya, dengan demikian seorang analisis tidak perlu turun langsung kelapangan untuk mengetahui situasi serta kondisi perusahaan yang dianalisa.
2) Understanding (pemahaman), analisa dilakukan dengan cara memahami perusahaan, kondisi keuangannya dan bidang usahanya serta hasil dari usahanya.
3) Forecasting (peramalan), analisa dapat digunakan juga untuk meramalkan kondisi perusahaan pada masa yang akan datang.
27
4) Diagnosis (diagnose), analisa memungkinkan untuk dapat melihat kemungkinan terdapatnya masalah baik di dalam manajemen ataupun masalah yang lain dalam perusahaan.
5) Evaluation (evaluasi), analisa digunakan untuk menilai serta mengevaluasi kinerja perusahaan termasuk manajemen dalam meningkatkan tujuan perusahaan secara efisien.
Di samping memiliki tujuan seperti yang telah dikemukakan diatas, laporan keuangan juga memiliki sifat tertentu.
Demikian pula dengan pencacatan yang dilakukan dalam menyusun laporan keuangan harus dilakukan dengan kaidah- kaidah yang berlaku. Dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat bersifat historis dan menyeluruh.
Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya, laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahun kebelakang (tahun atau periode sebalumnya). Bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standart yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian (tidak lengkap), tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan (Kasmir, 2009: 90)
Hal-hal lain yang juga digunakan dalam menyusun laporan keuangan adalah kebiasaan seperti:
1) Menganggap perusahaan akan berjalan terus-menerus, dengan demikian nilai yang tercatat dalam laporan keuangan merupakan nilai untuk perusahaan yang masih berjalan dan harga didasarkan pada saat terjadi peristiwa. Artinya, jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan bukan harga nyata atau realisasi pada saat dijual sekarang atau dilikuidasi.
2) Menganggap daya beli uang akan tetap stabil. Artinya semua transaksi atau peristiwa dicatat dalam jumlah uang dan tidak mengadakan perbedaan antara nilai dari berbagai tahun-tahun sebelumnya. Sebenarnya hal ini bertentangan dengan kenyataan sebenarnya, karena dalam praktiknya justru daya beli uang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu (Kasmir, 2009: 91)
Secara umum laporan keuangan untuk bank syariah dijelaskan sebagai berikut:
1) Laporan keuangan yang menggambarkan fungsi bank islam sebagai investor, hak dan kewajibannya, dengan tidak memandang tujuan bank Islam dari masalah investasinya, apakh ekonomi atau sosial. Mekanisme investasi yang digunakan terbatas hanya kepada beberapa cara yang diperbolehkan syariah. Karenanya, laporan keuangan meliputi:
a) Laporan posisi keuangan/neraca b) Laporan laba rugi komprehensif c) Laporan arus kas
d) Laporan laba ditahan atau laporan perubahan pada saham pemilik (laporan perubahan ekuitas)
2) Sebuah laporan yang menggambarkan perubahan dalam investasi terbatas yang dikelola oleh bank Islam untuk kepentingan masyarakat, baik berdasaran kontrak mudharabah atau kontrak perwakilan. Laporan semacam ini akan dirujuk sebagai laporan perubahan dalam investasi terbatas.
3) Laporan keuangan yang menggambarkan peran bank Islam sebagai fiduciary dari dana yang tersedia untuk jasa sosial ketika jasa semacam itu diberikan melalui dana terpisah, yaitu:
a) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat dan dana sosial.
29
b) Laporan sumber dan penggunaan dana qardh (Arwani, 2016: 242)
3. Analisis Laporan Keuangan
a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan proses untuk membedah laporan keuangan, menelaah masing-masing unsur dan menelaah hubungan diantara unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan. Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertetu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan (Arifin, 2007: 30)
b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan suatu perusahaan dilakukan dengan beberapa tujuan diantaranya adalah:
1) Screening dalam memilih alternatif investasi atau merger.
2) Sebagai alat forecasting atau meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa mendatang.
3) Mendiagnosis adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan dan masalah lain.
4) Sebagai alat evaluasi kinerja manajemen, operasional dan efisiensi (Arifin, 2007: 31)
c. Prosedur dan Jenis Analisis Laporan Keuangan
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik analisis yang tepat. Tujuan dari penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal.
Sebelum melakukan analisis laporan keuangan, diperlukan langkah-langkah atau prosedur tertentu. Langkah atau prosedur ini diperlukan agar urutan proses analisis mudah untuk dilakukan.
Menurut (Kasmir, 2009: 97) adapun langkah atau prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan sebagai berikut:
1) Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin baik untuk 1 periode maupun beberapa periode.
2) Melakukan pengukuran atau perhitungan dengan rumus-rumus tertentu, secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar tepat.
3) Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan secara cermat.
4) Memberikan interprestasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat.
5) Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.
6) Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan analisis tersebut.
Selanjutnya, setelah dilakukan prosedur atau langkah untuk melakukan analisis keuangan, maka ditentukan metode analisisnya.
Dalam praktiknya tersebut terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang dibiasa dipakai, yaitu:
a) Analisis vertikal (statis)
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya 1 periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode, informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja tidak diketahui perkembagan dari periode ke periode.
b) Analisis Horizonal (Dinamis)
Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membendingkan laporan keuangan untuk beberapa