• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi(S1) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi(S1) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

SUMATERA BARAT

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi(S1) Jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

Oleh:

DEKA NANDA SAPUTRA NIM. 1630 4030 18

JURUSAN EKONOMI SYARIAH/MANAJEMEN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

2020M/1441H

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

DEKA NANDA SAPUTRA, NIM 1630403018, judul SKRIPSI

“STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI OLAHAN COKELAT BERBASIS KELOMPOK TANI DI KELURAHAN KAPALO KOTO KECAMATAN PAYAKUMBUH SELATAN-KOTA PAYAKUMBUH SUMATERA BARAT”. Jurusan Ekonomi Syariah/ Manajemen Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Batusangkar.

Permasalahan dalam skripsi ini adalah strategi produksi yang dilakukan oleh pabrik coklat chokato ini masih kurang bagus yang di karenakan: (1) Tidak terpenuhinya permintaan konsumen, yang disebabkan oleh; Kapasitas produksi mesin yang terbatas sehingga tidak maksimalnya terpenuhi permintaan konsumen.

(2) Tidak tercapainya target produksi. (3) Dalam pensortiran bahan baku produk yang di peroleh dari petani, masih adanya terdapat bahan baku cacao yang dicampurkan dengan benda asing seperti; pasir, kerikil dan kotoran yang dapat menambah berat bahan baku cacao/coklat menjadi bertambah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengembangan strategi dari Pabrik Coklat Chokato di Kelurahan Kapalo Koto Kecamatan Payakumbuh Selatan–Kota Payakumbuh.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research.Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah wawancara langsung. Data yang penulis gunakan adalah data primer yang penulis dapatkan secara langsung dari Manajer pengelola dan Karyawan pabrik coklat Chokato di Kelurahan Kapalo Koto Kecamatan Payakumbuh Selatan – Kota Payakumbuh.

Berdasarkan hasil penelitian penulis, untuk mengembangkan strategi produksi Olahan Cokelat Berbasis Kelompok Tani di pabrik coklat Chokato ini, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Mengembangkan strategi produksi yaitu dengan menambah mesin produksi sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi mesin. (2) Lebih hati-hatinya dalam proses pengawasan sehingga meminimalisir terjadinya penyimpangan yang dilakukan petani cacao/coklat. (3) Menonjolkan keunggulan produk dalam artian meningkatkan kualitas produk.

Kata Kunci: Strategi Produksi, Sreategi pengembangan Produksi, Coklat

(6)

DAFTAR ISI

HALAM JUDUL ABSTRAK

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN………………...………..……….1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat dan Luaran Penelitian ... 8

F. Definisi Operasional ... 9

BAB II KAJIAN TEORI……….……….11

A. Strategi ... 11

1. Konsep Strategi ... 10

2. Fungsi Strategi... 15

3. Tujuan Strategi ... 16

4. Tingkatan Strategi ... 16

5. Komponen Strategi ... 17

6. Prinsip-prinsip untuk Menyukseskan Strategi... 18

B. Produksi ... 19

1. Konsep Produksi ... 19

2. Faktor Produksi ... 20

3. Fungsi Produksi ... 22

4. Kriteria Produksi Ekonomis ... 23

5. Karakteristik Sistem Produksi ... 23

C. Manajemen Produksi ... 26

1. Pengertian Manajemen Produksi………...………….26

2. Tujuan Manajemen Produksi...28

(7)

3. Perkembangan Manajemen Produksi...29

D. Strategi Pengembangan Produk/Produksi………...29

1. Pengertian Pengembangan Produk...29

2. Tujuan Pengembangan Produk...30

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Produk...32

E. Penelitian yang Relevan ... 34

BAB III METODE PENELITIAN………...……….37

A. Jenis Penelitian ...37

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...37

C. Instrumen Penelitian ...38

D. Sumber Data ...38

E. Teknik Pengumpulan Data ...39

F. Teknik Analisis Data ...39

G. Teknik Penjamin Keabsahan Data ...40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………41

A. Gambaran Umum Pabrik Cokelat “Chokato” Berbasis Kelompok Tani Di Kelurahan Kapalo Koto Kecamatan Payakumbuh Selatan Kota Payakumbuh...41

1. Sejarah Pabrik Coklat Chokato...41

2. Visi dan misi Pabrik Coklat Chokato...42

3. Struktur Organisasi Pabrik Coklat Chokato...43

4. Tempat/ Lokasi...44

B. Hasil Penelitian...44

1. Strategi produksi pabrik coklat chokato...44

2. Bahan Baku...45

3. Produk (Product)...46

4. Proses Produksi ...47

5. Harga ...49

C. Pembahasan...49

1. Bahan Baku ...50

(8)

2. Proses Produksi ...51

3. Tindakan Korektif Perusahaan ...52

BAB V PENUTUP………54

A. Kesimpulan...54

B. Implikasi...55

C. Saran...55 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Permen cokelat yang di produksi semimggu sekali………..5

Tabel 1.2 Jenis Produk dan Penjualan Produk-Produk di Pabrik Pengolahan CoklatChokato……….….6

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian……..………37

Tabel 4.1 Standar mutu proses produksi pabrik coklat chokato………..48

Tabel 4.2 Harga jual produk Pabrik Coklat Chokato……….49

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur organisasi pabrik mini chokato...43 Gambar 4.2 Ilustrasi proses produksi choklat chokato ...48

(11)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Tugas Seminar Proposal Skripsi Lampiran 2 : Surat Mohon Izin Penelitian

Lampiran 3 : Surat Tugas Sidang Munaqasyah Lampiran 4 : Surat Balasan dari penelitian Lampiran 5 : Daftar Pertanyaan Wawancara Lampiran 6 : Catatan Hasil Wawancara Lampiran 7 : Dokumentasi Penelitian

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem agribisnis adalah suatu sistem dalam pengelolaan usaha tani yang ditujukan untuk melahirkan dan mendapatkan nilai tambah yang tinggi dari aktifitas pengadaan dan penyaluran sarana produksi, proses produksi, penanganan pasca panen dan pengelolaan hasil serta pemasaran. Salah satu subsistem agribisnis adalah agroindustri. Agroindustri dapat didefenisikan sebagai industri yang memanfaatkan 2 hasil pertanian sebagai bahan baku dengan jumlah minimal 20% dari jumlah bahan baku yang digunakan (Soekartawi, 2001: 7).

Agroindustri merupakan bagian dari enam subsistem agribisnis yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan, pembibitan, usaha tani, pengolahan hasil (agroindustri), dan pemasaran. Pentingnya agroindustri dalam pembangunan dan dalam perekonomian nasional telah diyakini oleh semua pihak. Agroindustri mampu meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis, mampu banyak menyerap tenaga kerja, mampu meningkatkan perolehan devisa melalui peningkatan ekspor dan mampu memunculkan industri baru. Karena keunggulan agroindustri inilah maka agroindustri dapat dipakai sebagai salah satu pendekatan pembangunan bagi suatu negara yang berbasis agraris (Soekartawi, 2005:9).

Salah satu produk agroindustri yang memiliki potensi bisnis yang besar dalam perekonomian sehingga dapat meningkatkan nilai tambah, lapangan pekerjaan, dan kesejahteraan masyarakat adalah agroindustri cokelat.

Peningkatan nilai tambah biji kakao dilakukan melalui agroindustri yang diolah menjadi produk makanan dan minuman. Cokelat adalah sebutan untuk hasil olahan makanan dan minuman dari biji kakao (Theobroma cacao).

Kakao (Theobroma cacao) adalah salah satu tanaman tahunan yang sangat potensial (Kristanto, 2010: 38-112). Proses pengolahan dari biji kakao

(13)

menjadi kunci utama kualitas produk cokelat, karena dalam proses tersebut terjadi pembentukan fisik, cita rasa, serta faktor lain yang menjadi standar produk kakao berkualitas (Kristanto, 2011:32).

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang memegang peranan cukup penting dalam bidang perekonomian yakni sebagai penghasil devisa negara, penyedia lapangan kerja serta mendorong pengembangan agribisnis dan agroindustri. Luas areal perkebunan kakao di Indonesia pada tahun 2017 tercatat 1.691.334 ha atau 1,7 juta ha per tahun dengan jumlah produksi 688.345 ton per tahun. Produksi kakao di Indonesia, dihasilkan dari perkebunan rakyat yang sangat mendominasi sebesar 652.397 ton per tahun, perkebunan milik BUMN sebesar 13.447 ton per tahun dan perkebunan swasta sebesar 22.471 ton per tahun dan Indonesia merupakan produksi kakao nomor 3 setelah Pantai Gading dan Ghana (Statistik Perkebunan Indonesia, 2016)

Produk pengolahan kakao yang paling banyak digemari adalah cokelat. Dalam hal ini cokelat merupakan kategori makanan yang mudah dicerna oleh tubuh dan mengandung banyak vitamin seperti vitamin A1, B1, B2, C, D, dan E serta beberapa mineral seperti fosfor, magnesium, zat besi, zinc, dan juga tembaga. Selain itu cokelat terkenal mengandung antioksidan dan flavonoid yang sangat berguna untuk mencegah masuknya radikal bebas ke dalam tubuh yang bisa menyebabkan kanker. Beberapa kandungan senyawa aktif cokelat seperti kafein, theobromine, methyl-xanthine, dan phenylethylalanine dipercaya dapat mengurangi kelelahan sehingga bisa digunakan sebagai obat anti depresi (Wahyudi dkk, 2008).

Salah satu usaha yang melakukan pengolahan kakao adalah Chokato.Pabrik Pengolahan Cokelat Chokato ini melakukan pengolahan kakao fermentasi menjadi beberapa produk olahan cokelat.Pabrik Pengolahan Cokelat Chokato ini berada di Kecamatan Payakumbuh Selatan, Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat.

Saat ini produk Chokato telah dipasarkan ke berbagai daerah di Payakumbuh dan diluar Payakumbuh diantaranya Bandung, Bekasi dan

(14)

3

Banten. Adanya pemasaran di dalam maupun diluar Payakumbuh yang dilakukan oleh Pabrik Pengolahan Cokelat Chokato ini tentunya membutuhkan saluran distribusi yang baik agar produk sampai ke konsumen.

Tanpa adanya saluran distribusi, produk yang dihasilkan oleh konsumen tidak akan sampai ke tangan konsumen. Saat ini saluran distribusi pada Pabrik Pengolahan Cokelat Chokato ini adalah saluran distribusi langsung yang mana saluran distribusi tersebut menjadi prioritas utama perusahaan. Selain itu, pada distribusi tidak langsung Pabrik Pengolahan Cokelat Chokato ini tidak memiliki pengecer resmi, hanya konsumen tetap Chokato yang membeli produk dalam jumlah besar dan menjualnya kembali ke konsumen akhir.

Selain itu Pabrik Pengolahan Cokelat Chokato ini juga membuka pelayanan dengan pengiriman barang kepada konsumen.

Menurut Kotler (2007) saluran distribusi yang baik akan memperluas penyebaran produk dan jangkauan daerah pemasaran. Disamping itu dalam menyalurkan suatu produk, perusahaan tidak hanya memikirkan bagaimana memproduksi barang atau jasa sebanyak mungkin, tetapi perusahaan juga berfikir bagaimana cara memasarkan barang dan jasa yang dihasilkan dengan baik sampai ke tangan konsumen dan meraih pangsa pasar yang luas.

Pabrik Chokato merupakan salah satu agroindustri yang berada di Kota Payakumbuh Selatan yang didirikan pada tahun 2011. Pendirian pabrik mini Chokato ini merupakan salah satu bantuan pemerintah melalui Program Hibah Pembinaan (PHP) anggaran 2011 melalui Dinas Perkebunan Sumatera Barat. Usaha ini dikelola oleh kelompok tani Tanjung Subur dengan ketua Joni Saputra. Pabrik Mini “Chokato” telah mampu memproduksi berbagai macam produkdari olahan biji kakao, berupa bubuk cokelat, bubuk cokelat 3 in1, lemak coklat, Milk coklat batang.

Adapun dasar pendirian pabrik ini adalah untuk memenuhi permintaan konsumen akan Coklat sebagai produk pangan derivat dari kakao yang mengandung 3 kaya senyawa fenolik dari biji tanaman Theobroma cacao, dan merupakan salah satu sumber konsentrat senyawa flavanol, yang berfungsi sebagai anti oksidan alami yang disebut flavonoid yang dipercaya dapat

(15)

mengurangi risiko penyakit jantung atau kardiovaskular, selain itu coklat juga memiliki bermacam rasa, bentuk dan harga yang terjangkau (Sudibyo, 2012:

24).

Dari hasil wawancara di lapangan produk coklat Pabrik chokato mendapat respon yang bagus dari konsumen, terbukti dengan adanya permintan 100 kg bubuk cokelat / bulan dari satu pengusaha di kota Bandung, tetapi belum dapat terpenuhi permintaan tersebut karena usaha chokato harus mengisi toko yang terletak di sebelah pabrik dan permintaan konsumen dalam daerah.

Usaha Pabrik chokato ini memiliki beberapa kendala dalam melaksanakan usahanya. Dari segi operasional, harga bahan baku biji kakao yang sering berfluktuasi. Selain permasalahan harga bahan baku biji kakao, perbandingan kapasitas terpasang dengan kapasitas terpakai mesin juga mempengaruhi produksi, besarnya bahan baku yang masuk tidak dapat diolah semua karena keterbatasan mesin dan daya listrik yang ada di pabrik. Dengan kondisi yang ada di lapangan, perubahan harga bahan baku yang terjadi dan terbatasnya produksi dapat mempengaruhi kondisi usaha dan keuntungan yang diperoleh. Karena hal tersebut produk ini sulit untuk memasuki pasar modern yang disebabkan banyaknya brand produk pesaing, sehingga pasar dari produk ini banyak dikenal dari mulut ke mulut dan pesan via telpon langsung karena tidak memiliki resseller. Analisis keuntungan menjadi penting dilakukan untuk mengetahui kondisi keuangan usaha dan melihat apakah usaha sudah berada di atas titik impasnya.

(16)

5

Tabel 1.1

Permen cokelat yang di produksi seminggu sekali pada bulan Januari- Februari 2020

No Tanggal Produk Bahan Baku (kg) Hasil Produksi Produksi Permen Coklat Pasta Lemak Jadi (kg)

1 06/07/19 Milk 4 5,8 20

2 12/07/19 Dark 10,5 5,5 20

3 14/07/19 Milk 4 5,8 20

4 27/07/19 Milk 4 5,8 20

5 03/08/19 Milk 4 5,8 20

6 10/08/19 Milk 4 5,8 20

7 17/08/19 Dark 10,5 5,5 20

8 25/08/19 Milk 4 5,8 20

Jumlah 45 45,8 160

(Sumber : Pabrik Pengolahan Coklat Chokato, 2020)

Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa pada bulan Januari-Februari Chokato memproduksi permen cokelat sebanyak 160 kg. Jumlah bahan baku pasta yang digunakan untuk menghasilkan 160 kg permen cokelat adalah sebanyak 45 kg pasta dan 45,8 kg lemak. Permen cokelat tersebut diproduksi sebanyak 8 kali produksi dengan jumlah 20 kg/produksi.

Pabrik Pengolahan Coklat Chokato memproduksi berbagai produk olahan coklat seperti bubuk coklat murni, lemak coklat, lulur/masker coklat, bubuk coklat 3 in 1, dan permen coklat.Sebagian besar produk merupakan olahan coklat murni (Dark Chocolate) yang mengandung banyak manfaat bagi kesehatan. Menurut buku yang diterbitkan oleh pusat data dan informasi Departemen Perindustrian (2007) beberapa manfaat coklat murni bagi kesehatan yaitu :

1. Mencegah penyakit cardiovascular.

2. Mengurangi resiko penyakit jantung.

(17)

3. Mengurangi resiko kanker.

4. Melindungi tubuh dari radikal bebas.

5. Banyak mengandung vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan seperti kalium, tembaga, magnesium, dan zat besi.

Jenis produk dan penjualan produk-produk di pabrik pengolahan coklat ini dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Jenis Produk dan Penjualan Produk-Produk di Pabrik Pengolahan Coklat Chokato

No Jenis Produk Produksi Penjualan/

Hari

Permintaan Konsumen

Persediaan Minimal Stok Toko

Harga Jual Produk

1 Lemak Coklat 4 kg/hari 3 kg 6 kg 1 kg Rp. 35.000

(100gr)

2 Lulur Coklat 2 kg/hari 1 kg 3 kg 1 kg Rp. 50.000

(1 bks) 3 Permen

Coklat

5 kg/hari 3 kg 6 kg 1 kg Rp. 100.000

(500 gr) 4 Bubuk Coklat

Murni

5 kg/hari 3 kg 8 kg 2 kg Rp. 50.000

(200 gr) 5 Bubuk Coklat

3 in1

5 kg/hari 3 kg 7 kg 2 kg Rp. 30.000

(250 gr) (Sumber : Pabrik Pengolahan Coklat Chokato, 2020)

Dari tabel diatas pihak pengelola pabrik tidak menjual keseluruhan dari total produksi perhari di karenakan pabrik juga harus menyediakan ketersediaan stok produk sebagai sampel di toko guna memenuhi permintaan konsumen nantinya.

Besarnya manfaat coklat murni (Dark Chocolate) belum sepenuhnya disadari oleh masyarakat. Dalam pemikiran sebagian besar masyarakat Indonesia masih tertanam anggapan bahwa coklat sebagai penyebab kegemukan (obesitas). Selain itu masyarakat lebih cenderung menyukai Milk Chocolate karena dari segi rasa coklat olahan jenis ini memang sedikit lebih

(18)

7

unggul. Hal ini menjadi salah satu tantangan dalam perkembangan industri ini.

Dengan keadaan yang demikian maka perusahaan membutuhkan suatu strategi yang tepat dan berkelanjutan untuk menjangkau setiap lapisan masyarakat dalam meningkatkan penjualan. Demikian, strategi penjualan yang tepat bagi perusahaan ini merupakan hal terpenting dan menjadi prioritas utama bagi kelangsungan penjualan perusahaan. Strategi penjualan yang kurang matang dapat menjadi sebuah kelalaian dan kelemahan perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lainnya yang telah menerapkan strategi yang matang dan modern.

Berdasarkan kondisi di atas muncul pertanyaan yaitu dengan kondisi konsumen pasar yang luas tetapi hasil kondisi produksi terbatas, bagaimana pengembangan strategi produksi dalam memenuhi permintaan konsumen pada pabrik coklat cokato ini. Untuk itu maka penulis tertarik untuk menganalisa atau melakukan penelitian terhadap usaha dengan judul

“Strategi Pengembangan Produksi Olahan Cokelat Berbasis Kelompok Tani Di Kelurahan Kapalo Koto Kecamatan Payakumbuh Selatan-Kota Payakumbuh Sumatera Barat”

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis memfokuskan masalahnya yaitu, cara untuk mengembangkan strategi produksi yang sebaiknya dilakukan oleh pemilik Pabrik Coklat “CHOKATO”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahannya yaitu:

1. Bagaimana strategi produksi yang sudah dilakukan oleh Pabrik Coklat

“CHOKATO”.

2. Apa strategi pengembangan dalam meningkatkan produksi yang sebaiknya dilakukan oleh Pabrik Coklat “CHOKATO”

(19)

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana produksi dari Pabrik Coklat Chokato.

2. Mengembangkan strategi produksi yang sudah dilakukan pada Pabrik Coklat “CHOKATO”

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian yang dilakukan yaitu:

a. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

b. Bagi Penulis

1) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar S.E pada jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Manajemen Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

2) Untuk menambah pengetahuan penulis dalam bidang manajemen dalam mengelola secara efektif seluruh sumber daya yang ada.

3) Sebagai acuan bagi penulis dalam meniti karir berbisnis dan bekerja di dunia nyata.

c. Bagi Perusahaan atau Instansi

Sebagai informasi dan landasan bagi pimpinan serta manajemen perusahaan atau instansi pemerintah dalam mengambil keputusan ataupun kebijakan untuk perkembangan perusahaan atau instansi pemerintah.

2. Luaran Penelitian

Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan bagi pemerintah terutama

(20)

9

dalam pembangunan industri coklat, bagi usaha dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan kedepanya. Selain itu digunakan sebagai bahan kajian dalam peningkatan usaha pembuatan coklat dalam rangka mencapai keuntungan yang maksimal.

F. Definisi Operasional

Strategi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitanya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Kemudian strategi juga alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Jadi strategi disini dimaksudkan seperti apa Pabrik Coklat Chokato mengelola bahan mentah dan sumber daya untuk menghasilkan kualitas yang baik.

Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan perkerjaan.

Produksi atau memproduksi adalah menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Jadi produksi disini menjelaskan tentang bagaimana produksi Coklat Chokato dan prosesnya.

Manajemen produksi dan operasional adalah berbagai usaha pengelolaan secara optimal penggunaan semua sumberdaya (faktor-faktor produksi); tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah, dan lain sebagainya, didalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa.

Produk adalah barang atau jasa yang berdaya guna, hasil dari proses produksi. Jadi maksud produk disini adalah hasil dari kegiatan usaha pabrik coklat chokato sebagai output proses produksi yang kemudian ditawarkan dan dijual kepada konsumen.

Cokelat atau Coklat adalah sebutan untuk hasil olahan makanan atau minuman dari biji kakao. Coklat pertama kali dikonsumsi oleh penduduk

(21)

Mesoamerika kuno sebagai minuman, walaupun dipercaya bahwa dahulu cokelat hanya bisa dikonsumsi oleh para bangsawan.

Strategi pengembangan produksi merupakan suatu cara untuk dapat untuk mengembangkan sebuah produksi, yang mana dari produksi yang awalnya kurang bagus kemudian dikembangkan menjadi lebih bagus dengan cara meggunakanmanajemen produksi yang baik. Tujuan dari pengembangan produksi ini adalah untuk meningkatkan penjualan yang dilakukan oleh Pabrik Coklat “CHOKATO”.

(22)

11 BAB II KAJIAN TEORI

A. Strategi

1. Konsep Strategi

Menurut Chandler (dalam Umar,2010:16), strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Sedangkan menurut porter , strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Menurut Stephanie K.Marrus, strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya begaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Menurut Griffin mendefinisikan strategi sebagai rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi (Saefullah, 2006, hal.

132). Jadi strategi merupakan suatu cara untuk bisa mencapai tujuan dari perusahaan ataupun instansi dan supaya bisa menjadi pesaing yang unggul.

Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar.

Selain itu, strategi mempengaruhi perkembangan jangka panjang perusahaan perusahaan, biasanya lima tahun ke depan, dan karenanya berorientasi ke masa yang akan datang (David, 2012, h. 18). Menurut Stephanie K. Marrus (dalam Umar, 2010), strate gi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi, melalui misi (Rudianto, 2013,h.5).

(23)

Strategi membentuk pola pengambilan keputusan dalam mewujudkan visi organisasi. Dengan tindakan berpola, perusahaan dapat mengerahkan dan mengarahkan seluruh sumber daya organisasi secara efektif ke perwujudan visi organisasi. Shank & Govindrajan (dalam Soewarno, 2013, h. 98) mendefinisikan strategi sebagai suatu proses di mana manajer menggunakan periodesasi atau jangka waktu 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) tahun untuk mengevaluasi peluang lingkungan eksternal dan kekuatan internal serta sumber daya yang dimiliki organisasi untuk menetapkan tujuan maupun suatu perangkat tindakan dalam rangka mencapai suatu tujuan.

Mulyadi (2007:434), strategi pola pengerahan seluruh sember daya perusahaan unutk mewujudkan visi melalui misi perusahaan.Starategi membentuk polapengambilan keputusan dalam mewujudkan visi perusahaan.Dengan pola tertentu, perusahaan mengarahkan dan mengarahkan seluruh sumber daya ke perwujudan visi perusahaan. Menurut Herawati strategi “pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi. Strategi adalah sasaran untuk mencapai tujuan akhir atau sasaran akhir, bersifat rencana yang disatukan, mengikat semua pihak atau sebagian perusahaan. Starategi juga bersifat menyeluruh meliputi semua pihak aspek penting perusahaan dan sifat terpadu, yaitu semua bagian rencana serasi satu sama lain dan bersesuaian”. Stategi adalah prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi.

Menurut webster’s New WorldDictionary dalam buku Jusuf Udaya (2013:6) strategi, adalah :

a. Ilmu merencanakan serta mnegarahkan kegiatan-kegiatan militer dalam skala besar dan skala besar dan memanuver kekuatan- kekuatan ke dalam posisi yang paling menguntungkan sebelum bertembur dengan musuhnya

b. Sebuah keterampilan dalam mengelola atau merencanakan suatu strategi atau cara yang cerdik untuk mencapai suatu tujuan.

(24)

13

Menurut kamus bahasa Indonesia dalam buku Jusuf Udaya (2013:6) strategi, adalah rencana yang cermat untuk mencapai sasaran khusus. Menarik untuk mengetahui pendapat agak berbeda dengan definisi-definisi di ats seperti diungkapkan oleh Bob de Wit dan Ron Meyer dalam stratrgy, process, content and context.Kedunya mengatakan bahwa strategi harus dilihat dan dipahami berdasarkan tiga dimensi, yaitu process, content, dan context.

a. Strategi process

Cara bagaimana strategi-strategi timbul, di mana letak Strategi Process (atau strategi proses). Proses strategi menyangkut bagaimana, siapa, dan bilamana stetegi itu. Sendiri;

bagaimna strategi tersebut, dan bagaimana seharusnya stategi itu dibuat, dianalisis, dibentuk, diformulasi, diimplementasi, diubah, dan dikontrol; siapa yang tersangkut, kapankah kegiatan-kegiatan yang diperlukan dilaksanakan.

b. Stategi content

Hasil produk proses stategi disebut startegi content. Jika dinyatakan sebagai sebuah pertanyaan, strategi content berhubungan dengan apa dari strategi, apa itu strategi, dan bagaimana isi yang seharusnya dari strategi tersebut bagi perusahaan serta untuk unitnya masing-masing.

c. Strategi context

Sekumpulan keadaan berbagai proses strategi dan strategi content ditentukan disebut strategi context. Bila dinyatakan sebuah pertanyaan, strategi context tersebut terkait dengan di mana strategi berada; di perusahaan mana dan di lingkungan apa proses strategi dan strategi content itu berada.

(25)

Berdasarkan pengertiannya dapat disimpulkan bahwa strategi memiliki beberapa dimensi atau bersifat multidimensional. Dimensi- dimensi yang dimaksud adalah:

a. Dimensi Keterlibatan Manajemen Puncak Salah satu sifat keputusan strategik ialah bahwa keputusan tersebut menyangkut seluruh segi organisasi. Karena hanya pada tingkat manajemen puncaklah akan tampak segala bentuk implikasi dan remifikasi berbagai tantangan dan tuntutan lingkungan internal dan eksternal yang sangat mungkin tidak terlihat oleh para manajer tingkat yang lebih rendah. Selain itu hanya manajemen puncaklah yang memiliki wewenang untuk mengalokasikan sarana, prasarana, dan sumber lainnya yang diperlukan untuk mengimplementasikan keputusan yang telah diambil.

b. Dimensi Alokasi Dana, Sarana dan Prasarana Disini manajemen puncak berperan selaku integrator dari berbagai satuan kerja yang merasa berhak atas pengelolaan dana, sarana, prasarana maupun tenaga kerja dari satuan-satuan kerja lainnya dalam organisasi. Hal ini tergantung pada sifat penugasan, sasaran dan pembatasan waktu, mungkin saja satu satuan kerja diperlukan sebagai “yang terpenting” pada momen tertentu, tetapi pada momen lain satuan kerja lainlah yang bersifat strategik.

c. Dimensi Waktu Keputusan Strategik Salah satu ciri keputusan strategik ialah jangkauan waktunya yang relatif jauh kedepan, apakah itu lima tahun ataupun sepuluh tahun, bahkan bisa lebih.

Penting untuk diperhatikan bahwa sekali manajemen puncak membuat suatu keputusan strategik, atas dasar keputusan itulah citra organisasi diciptakan dan dipelihara.

Dimensi Orientasi Masa Depan Disini sebuah organisasi membutuhkan seorang manajer handal yang memiliki sikap antisipatif dan proaktif. Karena dengan sikap yang antisipatif dan proaktif, manajemen akan lebih siap menghadapi tanggapan

(26)

15

perubahan yang akan terjadi dan tidak akan dihadapkan kepada situasi “dadakan”.

d. Konsekuensi Isu Strategik Yang Multifaset Salah satu dimensi keputusan strategik ialah bersifat integratif dan koordinatif, karena keputusan strategik biasanya menjangkau semua komponen atau unsur organisasi.

e. Dimensi Lingkungan Eksternal Suatu organisasi biasanya mempengaruhi lingkungannya dan pasti dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang faktor-faktornya umumnya berada diluar kendali organisasi yang bersangkutan. Untuk itu agar organisasi berhasil meraih keberhasilan yang di dambakannya dimasa depan faktorfaktor eksternal tersebut harus diperhitungkan dengan matang (Siagian, Jakarta, hal. 18-20).

2. Fungsi Strategi

Fungsi dari strategi pada dasarnya adalah berupaya agar strategi yang disusun dapat di implementasikan secara efektif. Untuk itu, terdapat lima fungsi yang harus dilakukan secara simultan, yaitu : a. Mengkomunikasikan suatu maksud (visi) yang ingin dicapai

kepada orang lain.

b. Menghubungkan atau mengaitkan kekuatan atau keunggulan organisasi dengan peluang dari lingkunganya.

c. Memanfaatkan atau mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan yang didapat sekarang, sekaligus menyelidiki adanya peluang- peluang baru.

d. Menghasilkan dan membangkitkan sumber-sumber daya yang lebih banyak dari yang digunakan sekarang.

e. Menanggapi serta bereaksi atas keadaan yang baru dihadapi sepanjang waktu (Assauri, 2013, hal. 7).

(27)

3. Tujuan Strategi

Tujuan dari strategi ini adalah untuk menggapai suatu posisi unggul dalam pesaingnya dalam bank-bank lain (Jusuf Udayana, 2013, hal. 7). Serta tujuan dari sebuah strategi yaitunya untuk mempertahankan keberlasngsungan kehidupan bank dalam jangka panjang (Saefullah, 2006, hal. 135).

Implementasi strategi dapat dilakukan dengan baik dengan cara mengembangkan struktur organisasi yang mampu mendukung strategi dan pengembangan perencanaan serta kebijakan yang tepat.

Selain pengembangan pada struktur organisasi, implementasi strategi lebih efektif apabila diupayakan melalui penciptaan budaya perusahaan, pola kepemimpinan, dan pengelolaan sumber daya manusia yang mendukung terhadap perencanan strategi. Pengendalian strategi kemudian dilakukan untuk mengetahui kinerja organisasi atas strategi yang dipilih untuk kemudian mencari bentuk umpan balik bagi pengembangan strategi di masa datang (Utomo, hal. 8).

4. Tingkatan Strategi

Dalam manajemen startegi, perusahaan pada umumnya mempunyai tiga level tingkatan strategi, yaitu:

a. Strategi Korporasi

Strategi ini menggambarkan arah perusahaan keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa

b. Strategi Unit Bisnis

Strategi ini biasanya dikembangkan pada level divisi dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa perusahaan dalam industrinya atau segmen pasar yang dilayani oleh divisi tersebut. Strategi bisnis umumnya menekankan pada peningkatan laba produksi dan penjualan.

(28)

17

Strategi bisnis yang di implementasikan biasanya merupakan salah satu strategi overall cost leadership, atau diferensiasi.

c. Straregi Fungsional

Strategi ini menekankan terutama pada pemaksimalan sumber daya produktivitas. Dalam batasan oleh perusahaan dan strategi bisnis yang ada disekitar mereka, departemen fungsional seperti fungsi-fungsi Pemasaran, SDM, Keuangan, Produksi- Operasi mengembangkan strategi untk mengumpulkan bersama- sama berbagai aktivitas dan kompetensi mereka guna meningkatkan kinerja perusahaan (Umar, 2010, hal. 17-18).

5. Komponen Strategi

Secara umum, sebuah strategi memiliki komponen-komponen strategi yang senantiasa dipertimbangkan dalam menentukan strategi yang akan dilaksanakan. Komponen-komponen tersebut adalah:

a. Kompetensi yang Berbeda

Yang dimaksud dengan kompetensi yang berbeda adalah sesuatu yang dimiliki oleh bank dimana bank itu melakukanya dengan baik dibandingkan dengan bank lainnya.

b. Ruang Lingkup

Yang dimaksud dengan ruang lingkup adalah lingkungan dimana organisasi tersebut beraktivitas. Strategi yang akan dilakukan mencakup ruang lingkup yang dihadapi oleh organisasi.

c. Distribusi Sumber Daya

Yang dimaksud dengan distribusi sumber daya adalah bagaimana sebuah organisasi memanfaatkan dan mendistribusikan sumber daya yang dimilikinya dalam menetapkan strategi organisasi (Saefullah, 2006, hal. 133).

(29)

6. Prinsip-prinsip untuk Menyukseskan Strategi

Para pengambil kebijakan strategi perlu menjamin strategi yang mereka tetapkan dapat berhasil dengan baik, bukan saja dalam tatanan konseptual saja, tetapi dapat dilaksanakan. Untuk itu Hatten &

Hatten memberi bebrapa petunjuk mengenai cara pembuatan startegi sehingga bisa berhasil, di antaranya yaitu di bawah ini:

a. Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya. Ikutilah arus perkembangan yang begerak di masyarakat (jangan melawan arus), dalam lingkungan yang memberi peluang untuk bergerak maju.

b. Setiap strategi tidak hanya membuat suatu strategi. Tergantung pada ruang lingkup kegiatannya. Apabila banyak strategi yang dibuat, maka strategi yang satu haruslah konsisten dengan strategi yang lainnya.

c. Strategi yang efektif hendaknya menfokuskan dan menyatukan semua sumber daya dan tidak mencerai beraikan satu dengan yang laiinya.

d. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya dan tidakpada titik-titik yang justru pada kelemahannya. Selain itu, hendaknya juga memanfaatkan kelemahan persaingan dan membuat langkah-langkah yang tepat untuk menepati posisi kompetitif yang lebih kuat.

e. Sumber daya adalah suatu yang kritis. Mengingat strategi adalah suatu yang mungkin, maka harus membuat sesuatu yang layak dan dapat dilaksankan.

f. Strategi hendaknya memperhitungkan risiko yang tidak terlalu besar. Memang setiap strategi mengandung risiko, tetapi haruslah berhati-hati sehingga tidak menjerumuskan organisasi ke dalam lobang yang besar. Oleh sebab itu, suatu strategi harus dapat dikontrol.

g. Strategi hendaknya disusun di atas landasan keberhasilan yang telah dicapai. Jangan menyusun strategi di atas kegagalan.

(30)

19

h. Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari pihak-piahak yang terkait, terutama dari para eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi (Purwanto, 2008, hal. 76-77).

B. Produksi

1. Konsep Produksi

Produksi adalah produk atau output, produk atau produksi dalam bidang pertanian atau lainnya dapat bervariasi, antara lain disebabkan karena perbedaan kualitas. Hal ini dapat dimengerti karena kualitas yang baik dihasilkan oleh proses produksi yang baik yang dilaksanakan dengan baik dan begitu pula sebaliknya. Kualitas produksi menjadi kurang baik apabila usaha tersebut dilaksanakan dengan kurang baik.(Soekartawi:1994)

Istilah produksi diartikan sebagai penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama sekali berbeda, baik dalam pengertian apa, dan dimana atau kapan komoditi-komoditi itu dilokasikan, maupun dalam pengertian apa yang dapat dikerjakan oleh konsumen terhadap komoditi itu. Istilah produksi berlaku untuk barang maupun jasa, karena istilah komoditi memang mengacu pada barang dan jasa.

Keduanya sama-sama dihasilkan dengan mengerahkan modal dan tenaga kerja. Produksi merupakan konsep arus (flow concept), maksudnya adalah produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkat-tingkat output per unit periode/waktu, sedangkan outputnya sendiri senantiasa diasumsikan konstan kualitasnya.(Miller:2000)

Produksi juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan baik bentuk barang (goods) maupun jasa (service) dalam suatu periode waktu yang selanjutnya dihitung sebagai nilai tambah bagi perusahaan. Bentuk hasil produksi dengan kategori

(31)

barang (goods) dan jasa (service) sangat tergantung pada kategori aktivitas bisnis yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan. Bagian produksi dalam suatu organisasi bisnis memegang peran penting dalam usaha mempengaruhi suatu organisasi. Bagian produksi sering dilihat sebagai salah satu fungsi manajemen yang menentukan penciptaan produk serta turut mempengaruhi peningkatan dan penurunan penjualan. Artinya produk yang diproduksi harus selalu mengikuti standart pasar yang diinginkan, bukan diproduksi atas dasar mengejar target semata, karena dengan kontinuitas yang stabil diharapkan mampu mewujudkan perolehan keuntungan yang stabil.

Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran, kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses produksi disebut produsen.

2. Faktor Produksi

Faktor produksi (factors of production) adalah input yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.(Gregory Mankiw:2006)

Faktor-faktor produksi terdiri atas : a. Faktor Produksi Alam

Adalah sumber daya ekonomi berupa segala bentuk sumber alam dan lingkungan hidup yang dapat dibudidayakan secara produktif. Contoh faktor produksi alam adalah tanah, air, udara, juga faktor alam yang penting yang selalu menjadi perhatian manusia adalah lingkungan alam di sekitar kita baik berupa tata ruang, tempat hunian, paduan semua unsur alam dan kehidupan sekitar kita. Faktor produksi alam terbagi atas dua bagian:

1) Faktor produksi alam yang tak terbaharui (tak dapat diganti) Faktor produksi ini hanya dapat digunakan sekali saja dan kemudian akan habis atau tak dapat dimanfaatkan lagi. Jadi,

(32)

21

faktor produksi ini perlu digunakan dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi agar tidak menimbulkan kerusakan atau pengurasan sumber daya alam secara habis-habisan. Misalnya sumber daya mineral baik batu bara, minyak tanah, tembaga, hutan lindung, hutan tropis, hutan pohon bakau di pantai-pantai daerah tropis.

Kesemuanya akan merupakan sumber daya alam yang tak terbaharui (tak dapat diganti).

2) Faktor produksi alam yang terbaharui (dapat diganti)

Faktor produksi ini merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (diganti) atau digunakan berulang-ulang dengan tetap adanya keharusan untuk membudidayakannya dengan sebaik-baiknya. Contoh faktor produksi alam yang dapat diganti adalah sumber daya alam yang dibudidayakan dengan cara mendaur ulang atau dogunakan berulang-ulang, sehingga dapat dimanfaatkan berkali-kali. Misalnya tanah pertanian, perkebunan, tambak ikan, air danau, hutan wisata, sungai, danau, dan lautan untuk lalu lintas yang kesemuanya merupakan faktor produksi yang dapat digunakan berulang-ulang.Syaratnya adalah perlu adanya pemeliharaan yang berencana dan teratur, sehingga sumber daya alam itu tetap dapat berfungsi dan syarat yang terpenting lainnya adalah perlu upaya pelestarian alam lingkungan secara terusmenerus.

b. Faktor Produksi Tenaga Kerja

Faktor produksi ini adalah sumber daya yang bukan diciptakan oleh kondisi keadaan ekonomi, tetapi merupakan sumber daya manusia yang secara fungsional siap berada untuk berperan serta dalam budidaya ekonomi untuk menghasilkan produk.Faktor tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat menentukan dalam kehidupan ekonomi.Baik berbentuk tenaga, pikiran, dan keterampilan yang ada dan mampu

(33)

memperkaya manusia untuk kegiatan produktif. Jenis faktor produksi tenaga keja dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Jenis tenaga kerja fisik yakni kerja yang didasarkan pada kekuatan jasmaniah atau kerja otot atau anggota badan berupa tangan dan kaki semata-mata.

2) Jenis tenaga kerja yang didasarkan atas kerja mental, rohaniah ini berfungsi di mana orang lebih mengandalkan kerja otak, akal dan pikirannya lebih dari kegiatan fisiknya.

c. Faktor Produksi Modal atau Kapital

Modal adalah faktor yang dimiliki oleh seseorang berkeinginan membangun dan mengembangkan usaha, dimana modal ini digunakan untuk membeli faktorfaktor produksi dan perlengkapan serta peralatan yang membantu proses produksi.

d. Faktor Produksi Keahlian

Faktor produksi keahlian lazim juga disebut faktor produksi manajemen. Faktor ini adalah faktor produksi yang berupa kemampuan, keahlian professional atau kecakapan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat untuk merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengawasi seluruh kegiatan produksi.

3. Fungsi Produksi

Fungsi produksi disebut juga korbanan produksi (input) yaitu unsur-unsur produksi yang secara spesifik telah dipergunakan untuk menjadikan barang-barang baru. Barang-barang baru yang diperoleh dari proses produksi atau hasil proses produksi disebut dengan produk atau output (Soekartawi:2003). Fungsi produksi mencerminkan teknologi yang digunakan untuk mengubah modal dan tenaga kerja menjadi output. Jika seseorang menemukan cara yang lebih baik untuk

(34)

23

memproduksi barang, hasilnya adalah lebih banyak output yang diperoleh dari jumlah modal dan tenaga kerja yang sama. Jadi, perubahan teknologi mempengaruhi fungsi produksi(Gregory Mankiw:2006).

4. Kriteria Produksi Ekonomis

Harga suatu barang produk tergantung pada harga bahan baku yang digunakan, mesin, upah, biaya penjualan, penyimpanan overhead. Biaya, mesin dan upah berkaitan erat dan disamping harga bahan baku, merupakan bagian besar dari biaya produksi. Bila bahan dasar telah ditentukan proses termasuk mesinnya sudah ditetapkan atau apabila mesin tertentu, bahan baku yang mungkin digunakan pun terbatas. Dengan kata lain, tujuan produksi ekonomis adalah membuat suatu produk sedemikian rupa sehingga menguntungkan. Hal ini berarti bahwa biaya harus ditekan sehingga dapat diterima maupun bersaing, selain itu harus ada kebutuhan akan produk tersebut atau bila belum ada, perlu diciptakan kebutuhan dan pasaran produk tersebut.

Ada 3 kriteria dasar yang melandasi produksi ekonomis yaitu:

1. Suatu desain fungsional yang sederhana dan memiliki mutu estetika yang memadai

2. Pemilihan bahan yang tetap berdasarkan pertimbangan sifat fisis, penampilan harga dan pembuatan atau pemesinannya

3. Pemilihan proses memproduksi yang mampu menghasilkan produk dengan ketelitian dan penyelesaian permukaan yang memenuhi persyaratan dan dengan harga yang sederhana.

5. Karakteristik Sistem Produksi

a. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Produksi yaitu:

1) Produk

Selama permintaan difokuskan pada produk, maka situasi pasar penjualan dan persaingan dengan perusahaan lain akan memiliki pengaruh yang besar bagi suatu perusahaan manufaktur.

(35)

Untuk memenuhi permintaan tersebut maka jadwal induk produksi (master production schedule) merupakan syarat yang harus dipenuhi.Dewasa ini, permintaan pemesan memiliki karakteristik jenis produk yang bervariasi dan ukuran lot lebih kecil, waktu penyerahan pesanan lebih singkat dan kualitas produk lebih tinggi.

2) Teknik Produksi

Perusahaan dipengaruhi juga oleh perkembangan dan kemajuan teknik produksiseperti lahirnya teknologi baru dan penggunaan sistem otomasi dalam proses manufaktur. Selain itu terjadi kecenderungan meningkat pada masa yang akan datang untuk mengintegrasikan aliran informasi dan material. Kondisi tersebut ditandai melalui penerapan karakteristik Flexible Manufacturing System, Computer Integrated Manufacturing dan konsep logistik.

3) Kondisi Sosial

Perubahan kondisi kerja di perusahaan akan mempengaruhi sistem manufaktur. Perubahan tersebut meliputi penyingkatan jam kerja dalam seminggu, pengaturan baru terhadap waktu istirahat dan pergantian kerja (shift) dan penerapan metoda organisasi baru seperti memisahkan pekerjaan pada tahap perakitan. Pada saat merancang dan menjalankan pabrik, lingkungan kerja yang baru harus menemukan kebutuhan baru yang membatasi celah fisik dan mental yang terdapat pada pekerja.

b. Tujuan Sistem Produksi Yang Akan Dicapai 1) Produktivitas

Tujuan pertama keberhasilan industri manufaktur adalah keuntungan jangka panjang yang didasari produktivitas.Tujuan lainnya adalah melakukan efisiensi biaya pada tahap perancangan, perencanaan, pemrosesan, penyimpanan dan transportasi.Pendekatan

(36)

25

baru dewasa ini memiliki tujuan tambahan berupa pemendekan lead time proses manufaktur, inventory yang rendah dan hasil luaran total yang lebih baik. Lead time diusahakan lebih singkat atau paling sedikit sama dengan yang tercantum pada kontrak kerja. Inventory yang lebih rendah akan memberikan dampak bahwa working capital yang akan dikeluarkan dapat diinvestasikan menjadi peralatan produksi baru dan ruangan yang digunakan untuk penyimpanan menjadi lebih kecil, aliran manufaktur yang dihasilkan lebih transparan, resiko kerusakan lebih kecil dan lead time menjadi lebih pendek karena antrian pada pusat kerja (work center) lebih sedikit.

Perbaikan luaran secara total diwakili melalui lahirnya sistem FMS (Flexible Manufacturing System) atau FAS (Flexible assembly system). Jika perancangan tahap awal dan pengoperasian sistem tersebut salah atau tidak sesuai maka tujuan yang diinginkan tidak akan tercapai. Yang mana tujuan tersebut adalah menghasilkan tingkat kesalahan proses yang kecil dan kesalahan produk yang dapat ditoleransi, kompensasi selama pemberhentian produksi kecil dan pemeliharaan yang lebih mudah atau koreksi dilakukan dengan sendirinya.

2) Fleksibelitas

Fleksibelitas menjadi tujuan penting pada banyak perusahaan.Seringkali jadwal induk produksi (master production schedule) berubah sangat cepat berkenaan dengan jumlah dan jenis produk yang diterima. Untuk melakukan fleksibelitas akibat perubahan yang terjadi maka sumber kapasitas harus diatur melalui penerimaan pesanan yang lebih sedikit, produk yang masuk atau keluar ditentukan oleh unit produksi, melakukan subkontrak proses manufaktur atau mengadaptasi penggunaan mesin otomatis multi guna. Implementasi teknologi baru harus dilakukan secara bersamaan untuk aliran dan pengendalian informasi.Pada saat

(37)

merencanakan pemasangan suatu peralatan, perlu dipertimbangkan bahwa peralatan tersebut dapat ditata ulang kembali dengan biaya yang murah, sehingga menjamin tingkat fleksibelitas yang lebih besar. Fleksibelitas diperlukan juga pada penjadwalan dan pengendalian proses manufaktur.

3) Ketertarikan lingkungan kerja

Pada saat merancang awal atau merancang ulang fasilitas, perhatian harus ditujukan untuk membuat ketertarikan terhadap tempat kerja.Pertimbangan harus memperhatikan segi fisik dan mental pekerja.Segi fisik pekerja dikurangi melalui penggunaan mesin, dan segi mental dipengaruhi sistem informasi dan penggunaan teknologi komunikasi dalam mengendalikan dan mengarahkan pekerjaan. Komputer dirancang sebagai alat bantu untuk menyelesaikan pekerjaan, sedangkan operator akan menentukan pencapaian hasil pekerjaan. Pekerja harus dapat mengkaitkan hasil pekerjaan yang dilakukan tanpa merasa tertekan oleh aktivitas yang sangat padat. Struktur kerja baru akan memiliki efek yang harus dipertimbangkan dalam bentuk biaya. Perhatian terhadap kualitas produk dan pemberdayaan (utilization) mesin harus dipertimbangkan juga karena akan mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan perusahaan.

C. Manajemen Produksi 1. Pengertian

Menurut Mr. E.F.L. Brech dalam bukunya The Principles and Practice of Management,pengertian manajemen produksi adalah proses perencanaan yang efektif dan mengatur operasi bagian perusahaan yang bertanggung jawab atas transformasi aktual bahan menjadi produk jadi. Definisi ini menekankan proses transformasi input

(38)

27

menjadi output tanpa mempertimbangkan faktor manusia yang terlibat dalam proses produksi.

Manajemen produksi adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian kegiatan fungsi produksi. Ini menggabungkan dan mengubah berbagai sumber daya yang digunakan dalam subsistem produksi organisasi menjadi produk bernilai tambah secara terkendali sesuai kebijakan organisasi.

Seperti yang kita ketahui pada pengertian manajemen produksi, mereka tidak hanya melakukan proses produksi, tapi juga melakukan berbagai hal lainnya. Menurut Sofian Assauri (2004: 22), ada empat fungsi terpenting pada manajemen produksi, diantaranya:

a. Perencanaan

Ini adalah keterkaitan dan pengorganisasian kegiatan produksi yang akan dilakukan dengan dasar waktu atau periode tertentu.

Dengan perencanaan yang baik maka akan meminimalisir biaya produksi sehingga perusahaan bisa menentukan harga yang sehat dan meraih untung yang besar.

b. Proses Pengolahan

Ini adalah metode atau teknik yang digunakan untuk mengolah masukan (input). Proses ini sangat penting untuk pemanfaatan sumber daya secara maksimal dan efisien.

c. Jasa Penunjang

Sarana yang diperlukan untuk penetapan dan metode yang digunakan agar proses pengolahan bisa dilakukan secara efektif dan efisien. Hal ini seringkali diperlukan guna membantu perusahaan bersaing secara sehat dengan meningkatkan produksi dan hasil yang berkualitas.

d. Pengendalian/ Pengawasan

Ini merupakan fungsi untuk menjamin pelaksanaan kegiatan sesuai dengan perencanaan, dengan begitu maksud dan tujuan dalam menggunakan dan pengolahan masukan (input) dapat dilaksanakan.

(39)

Proses ini akan membantu perusahaan mencapai visi dan misi, meningkatkan reputasi perusahaan, serta mempermudah pekerjaan departemen lain seperti marketing, finansial atau pun personalia.

Mereka memiliki tanggung jawab untuk memproduksi barang yang sesuai standar pasar sehingga penjualan bisa meningkat.

Peran manajemen produksi ini tentu saja sangat besar meskipun pada bisnis skala kecil.Ketika menejemen produksi dilakukan dengan tepat, bukan tidak mungkin biaya produksi mampu ditekan.

Di samping itu, hal ini juga penting untuk melihat apakah sumber daya yang dimiliki benar-benar efektif.Selain itu, kerjasama antara beberpaa bidang juga sangat diperlukan, khususnya bidang operasional yang nanti bersentuhan dengan konsumen secara langsung.

2. Tujuan manajemen produksi

Tujuan manajemen produksi adalah menghasilkan barang dengan kualitas dan kuantitas yang tepat pada waktu yang tepat dan biaya produksi yang tepat.Kualitas produk dibuat berdasarkan kebutuhan pelanggan.Kualitas yang tepat belum tentu kualitas terbaik.Hal ini ditentukan oleh biaya produk dan karakteristik teknis yang sesuai dengan persyaratan spesifik.perusahaandalam memproduksi harus menghasilkan produk dengan jumlah yang benar karena produksi melebihi permintaan akan menyebabkan modal tertumpuk dalam bentuk persediaan dan kekurangan persediaan akan menyebakan kekurangan produksi. Ketepatan waktu pengiriman merupakan salah satu parameter penting untuk menilai keefektifan departemen produksi. Jadi, departemen produksi harus memanfaatkan sumber input yang optimal untuk mencapai tujuannya. Biaya produksi ditetapkan sebelum produk diproduksi.Oleh karena itu, semua upaya harus dilakukan untuk menghasilkan produk dengan biaya yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga dapat mengurangi variasi antara biaya aktual dan standar (yang telah ditentukan sebelumnya).

(40)

29

3. Perkembangan Manajemen Produksi

Berikut ini terdapat beberapa perkembangan manajemen produksi, terdiri atas:

a. Adanya pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi

Agar produksi efektif dan efisien, produsen hendaknya menggunakan metode ilmiah dan azas-azas manajemen. Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik bila disertai dengan pengolahan yang baik.dan akan mengurangi biaya produksi sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi.

b. Revolusi Industri

Revolusi Industri merupakan suatu peristiwa penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Revolusi itu merupakan perubahan dan pembaharuan radikal dan cepat dibidang perdagangan, industri,dan teknik di Eropa. Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan perdagangannya, sedangkan pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang masih kuno,menjadi terdesak. (Assauri:2013) D. Strategi Pengembangan Produk/ Produksi

1. Pengertian Pengembangan Produk

Pengembangan produk adalah strategi dan proses yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan produk, memperbaiki produk lama atau memper banyak kegunaan produk ke segmen pasar yang ada dengan asumsi pelanggan menginginkan unsur- unsur baru mengenai produk.

Pengembangan produk adalah proses perubahan yang dilakukan terhadap produk yang sudah ada sekaligus proses pencarian inovasi untuk menambah nilai terhadap barang lama dengan mengkonversikannya ke dalam produk tersebut. Dengan adanya pengembangan produk berarti perusahaan sudah memahami tentang kebutuhan dan keinginan pasar.

(41)

Berikut definisi dan pengertian pengembangan produk dari beberapa ahli:

a. Menurut Tjiptono (2008), pengembangan produk adalah strategi untuk produk baru meliputi produk orisinil, produk yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi, dan merek baru yang dikembangkan melalui usaha riset dan pengembangan.

b. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pengembangan produk strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk memodifikasi atau produk baru ke segmen pasar yang ada sekarang pengembangan konsep produk menjadi produk fisik dalam upaya memastikan bahwa ide produk bisa diubah menjadi produk yang bisa diwujudkan secara efektif.

c. Menurut Simamora (2000), pengembangan produk adalah proses pencarian gagasan untuk barang dan jasa baru dan mengkonversikannya ke dalam tambahan lini produk yang berhasil secara komersial. Pencarian produk baru didasarkan pada asumsi bahwa para pelanggan menginginkan unsur - unsur baru dan pengenaan produk baru akan membantu mencapai tujuan perusahaan.

d. Menurut Alma (2002), pengembangan produk adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh pabrikan atau produsen dalam menentukan dan mengembangkan produknya, memperbaiki produk lama, memperbanyak kegunaan dari produk yang sudah ada dan mengurangi biaya produksi dan biaya pembungkus.

2. Tujuan Pengembangan Produk

Tujuan pengembangan produk adalah untuk memberikan nilai maksimal bagi konsumen, memenangkan persaingan perusahaan dengan memilih produk yang inovatif, produk yang dimodifikasi serta mempunyai nilai yang tinggi baik dalam desain warna, ukuran, kemasan, merek, dan ciri-ciri lain.

(42)

31

Menurut Kotler dan Keller (2008), umumnya tujuan pengembangan produk baru adalah:

a. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan sebagai investor, yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari pada produk sebelumnya.

b. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, yaitu dengan jalan menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan yang baru. Bentuknya bisa bertambah terhadap lini produk yang sudah ada maupun revisi terhadap produk yang telah ada.

Sedangkan menurut Alma (2002), terdapat beberapa alasan yang membuat perusahaan melakukan pengembangan produk, yaitu:

1) Untuk memenuhi keinginan konsumen.

2) Untuk menambah omzet penjualan.

3) Untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi.

4) Untuk memenangkan persaingan.

5) Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama.

6) Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan.

7) Untuk mencegah kebosanan konsumen.

8) Untuk menyederhanakan produk pembungkus.

Sedangkan menurut Tjiptono (2008), terdapat tiga strategi pengembangan produk, yaitu:

a) Strategi peningkatan kualitas. Produsen dapat meningkatkan daya tahan produk atau dengan meningkatkan kehandalan dan kecepatan pelayan terhadap konsumen.

b) Strategi peningkatan keistimewaan. Produk ada empat indikator yang dapat meningkatkan keistimewaan suatu produk, seperti kualitas bahan yang dipakai, keanekaragaman, kenyamanan dalam

(43)

pemakaian suatu produk bagi penggunaannya dan aksesoris tambahan.

c) Strategi peningkatan gaya produk. Produsen bisa meningkatkan nilai suatu produk dari segi pemilihan warna produk tersebut, rancangan atau desain yang menarik dan yang terakhir adalah kemasan yang dapat memberi nilai tambah bagi produk tersebut.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Produk a. Faktor Pendukung

Terdapat beberapa faktor yang mendorong perusahaan untuk melakukan pengembangan produk, faktor-faktor ini harus di pertimbangkan agar terlaksananya pengembangan produk yang berhasil. Menurut Stanton (1996) faktor pendorong atau pendukung pengembangan produk adalah sebagai berikut:

1) Perkembangan Teknologi. Perkembangan teknologi yang pesat memungkinkan terciptanya sarana produksi yang baru untuk di manfaatkan oleh perusahaan untuk membuat dan menyempurnakan produk, sehingga kualitas produk menjadi lebih baik dan jumlah produksi yang diperoleh akan dapat ditingkatkan.

2) Perubahan Selera Konsumen. Perubahan ini di pengaruhi oleh tingkat pendapatan, tingkat perkembangan penduduk, tingkat pendidikan, serta kesetiaan konsumen terhadap produk yang bersangkutan.

3) Persaingan. Adanya persaingan yang kuat di antara perusahaan yang sejenis akan menyebabkan perusahaan berusaha untuk selalu mengembangkan produknya dengan harapan dapat menyaingi volume produksi pesaing.

4) Adanya Kapasitas Produk Berlebihan. Dengan meningkatkan kapasitas mesin - mesin yang dimiliki perusahaan, maka

(44)

33

perusahaan berusaha untuk menggunakan kelebihan kapasitas tersebut dengan jalan memproduksi perusahaan.

5) Siklus Hidup Produk yang Pendek. Siklus kehidupan produk yang pendek mendorong perusahaan untuk terus mengembangkan produknya, sehingga konsumen tidak bosan dengan produk - produk yang diproduksi perusahaan.

6) Adanya Keinginan untuk Meningkatkan Laba. Perusahaan mempunyai keinginan untuk memperkuat posisi produknya di pasar, sekaligus untuk memperluas pasar.

b. Faktor Penghambat

Menurut Kotler dan Keller (2008), terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terhambatnya proses pengembangan produk, yaitu:

1) Kekurangan gagasan mengenai produk baru yang penting dibidang tertentu. Mungkin hanya ditemukan sedikit cara untuk memperbaiki beberapa produk dasar (seperti baja, deterjen).

2) Pasar yang terbagi-bagi karena persaingan yang ketat.

Perusahaan harus mengarahkan produk baru mereka ke segmen pasar yang lebih kecil, hal ini berarti penjualan dan laba yang lebih rendah untuk tiap produk.

3) Kendala sosial dan pemerintah. Produk baru harus memenuhi beberapa kriteria seperti keamanan konsumen dan keseimbangan lingkungan.

4) Mahalnya proses pengembangan produk baru. Suatu perusahaan pada umumnya harus menciptakan berbagai gagasan tentang produk baru untuk menemukan hanya satu produk yang layak dikembangkan. Selanjutnya, perusahaan sering menghadapi biaya litbang, manufaktur, dan pemasaran yang tinggi.

(45)

5) Kekurangan modal. Beberapa perusahaan yang memiliki gagasan-gagasan yang baik tidak dapat mengumpulkan dana yang diperlukan untuk melakukan riset dan meluncurkan produk baru.

6) Waktu pengembangan yang lebih singkat. Perusahaan- perusahaan yang tidak dapat mengembangkan produk-produk baru secara cepat akan berada di pihak yang tidak memiliki keunggulan. Perusahaan-perusahaan harus belajar bagaimana mempersingkat waktu pengembangan dengan menggunakan teknik perancangan yang dibantu komputer dan teknik manufaktur, mitra strategis, pengujian konsep awal, dan perencanaan pemasaran tingkat tinggi. Perusahaan yang waspada akan menggunakan pengembangan produk baru serentak, dimana kelompok lintas-fungsional bekerja sama untuk mendorong produk baru melalui pengembangan dan menuju pasar.

7) Siklus hidup produk yang lebih singkat. Ketika suatu produk yang baru berhasil, pesaing dengan cepat meniru.

E. Penelitian yang Relevan

SkripsiLibervo Edlino, NIM 14232037, JurusanEkonomi Syariah/Manajemen Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Batusangkar. Dengan judul skripsi “Strategi Pengembangan Pemasaran Perumahan Pada PT. Mitra Bangun Selaras di Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto”.

Hasil penelitianya bahwa strategi pengembangan pemasaran perumahan ini adalah unggul dalam produk yaitu dalam hal kekuatan atau kokohnya bangunan yang dihasilkan serta kebersihan yang terjamin.

Persamaan yang akan penulis teliti yaitu sama-sama menggunakan strategi pengembangan, perbedaannya penulis meneliti tentang strategi pengembangan Produksi.

(46)

35

Skripsi Nita MandasariNIM. 092323006, Jurusan Syari’ah Dan Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto. Dengan Judul Skripsi “Manajemen Produksi Kerajinan Serabut Kelapa Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada Ud Risno Serabut Kelapa Mergawati Kroya Cilacap)“

Hasil penelitiannya bahwa Dalam mempertahankan kualitas produk maka yang dihasilkan oleh perusahaan ini melalui tiga tahapan yaitu: 1) pengendalian terhadap bahan baku. 2) Pengendalian terhadap proses produksi. 3) Pengendalian terhadap produk jual jadi.

Permasalahan yang akan penulis teliti sama-sama menggunakan Strategi Produksi. Perbedaannya penulis meneliti tentang strategi pengembangan Produksi olahan Coklat berbasis kelompok tani Pabrik Coklat mini “CHOKATO”, sedangkan peneliti terdahulu meneliti tentang Manajemen Produksi Kerajinan Serabut Kelapa Dalam Perspektif Ekonomi Islam.

Skripsi Gollden Sancoyo Adi, NIM H 0304020, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.

Dengan judul skripsi “Strategi Pengembangan Pemasaran Usaha Tani Lele Dumbo Di Kabupaten Boyolali”. Hasil penelitianya bahwa strategi pengembangan usaha tani lele dumbo ini dapat meningkatkan kualitas sumber daya petani secara teknis, moral, dan spriritual melalui kegiatan pembinaan untuk memaksimalkan produksi dan daya saing ikan lele dumbo .

Persamaan yang akan penulis teliti yaitu sama-sama menggunakan strategi pengembangan pemasaran, namun penulis meneliti tentang strategi pengembangan produksi. Perbedaannya terletak yaitu pada fokus masalahnya, penulis membahas strategi pengembangan produksi olahan Coklat berbasis kelompok tani di Kelurahan Kapalo Koto Kecamatan Payakumbuh Selatan Kota Payakumbuh, sedangkan penelitian terdahulu di atas membahas strategi pengembangan ikan lele dumbo di Boyolali.

(47)

Skripsi Mustaqimah Nur, NIM : 11525201314 Program Studi Ekonomi Syari’ah Fakultas Syari’ah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, dengan judul : “Manajemen Produksi Keripik Incor-Incor Dalam Menjaga Stabilitas Produk Pada Usaha Dagang Harapan Bunda Di Kabupaten Mandailing Natal itinjau Menurut Ekonomi Syariah”

Persamaannya dengan yang penulis teliti yaitu sama sama membahas tentang manajemen produksi, namun yang penulis teliti yaitu Strategi Pengembangan Produksi Olahan Cokelat Berbasis Kelompok Tani Di Kelurahan Kapalo Koto Kecamatan Payakumbuh Selatan-Kota Payakumbuh Sumatera Barat

(48)

37 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif (menggambarkan kondisi apa adanya, tanpa memberi perlakuan atau manipulasi pada variable yang diteliti. Jenis penelitian deskriptif kualitatif merupakan jenis penelitian dengan proses memperoleh data bersifat apa adanya. Penelitian ini lebih menekankan makna pada hasilnya). Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif seperti ucapan/ tulisan dan prilaku yang dapat di amati dari orang-orang atau subjek itu sendiri (Ahmadi, 2014, hal. 15).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan kegiatan penelitian ini mulai dari bulan Januari 2020 – Maret 2020, dengan lokasi penelitianya di Kelurahan Kapalo Koto Kecamatan Payakumbuh Selatan, Kota Payakumbuh-Sumatera Barat.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

KEGIATAN

BULAN Jan

2020

Feb 2020

Mar 2020

Aprl 2020

Mei 2020

Juni 2020 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Mengumpul

Data

Survei Awal Menstabilasi Dan olah data Acc proposal

Gambar

Tabel 3.1  Jadwal Penelitian  KEGIATAN  BULAN Jan 2020 Feb 2020 Mar 2020  Aprl 2020  Mei  2020  Juni  2020  1  2  3  4  1  2  3  4  1  2  3  4  1  2  3  1  2  3  1  2  3  Mengumpul   Data  Survei Awal  Menstabilasi   Dan olah data  Acc proposal
Ilustrasi Proses Produksi Chocolate Chokato

Referensi

Dokumen terkait

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek yang segera jatuh tempo (Nofrivul, 2008:9). Fungsi dari rasio

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan pajak, sanksi pajak dan pelayanan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sedangkan kesadaran wajib pajak,

Pemerintah pusat kembali mengeluarkan regulasi tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, melalui UU No. Berlakunya UU Pajak dan Retribusi Daerah yang baru disatu sisi

Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha

1) Tingkat penjualan: perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil berarti memiliki aliran kas yang relatif stabil pula, maka dapat menggunakan utang lebih besar

1) Mengarahkan kegiatan ekonomi untuk ber-muamalah secara islam, khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan agar terhindar dari praktek-praktek riba atau

Menurut Sugiyono (2016:81), sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah peramalan (forecasting) jumlah produksi Tahu berdasarkan data yang penulis peroleh dari