BAB I PENDAHULUAN
F. Definisi Operasional
Strategi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitanya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Kemudian strategi juga alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Jadi strategi disini dimaksudkan seperti apa Pabrik Coklat Chokato mengelola bahan mentah dan sumber daya untuk menghasilkan kualitas yang baik.
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan perkerjaan.
Produksi atau memproduksi adalah menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Jadi produksi disini menjelaskan tentang bagaimana produksi Coklat Chokato dan prosesnya.
Manajemen produksi dan operasional adalah berbagai usaha pengelolaan secara optimal penggunaan semua sumberdaya (faktor-faktor produksi); tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah, dan lain sebagainya, didalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa.
Produk adalah barang atau jasa yang berdaya guna, hasil dari proses produksi. Jadi maksud produk disini adalah hasil dari kegiatan usaha pabrik coklat chokato sebagai output proses produksi yang kemudian ditawarkan dan dijual kepada konsumen.
Cokelat atau Coklat adalah sebutan untuk hasil olahan makanan atau minuman dari biji kakao. Coklat pertama kali dikonsumsi oleh penduduk
Mesoamerika kuno sebagai minuman, walaupun dipercaya bahwa dahulu cokelat hanya bisa dikonsumsi oleh para bangsawan.
Strategi pengembangan produksi merupakan suatu cara untuk dapat untuk mengembangkan sebuah produksi, yang mana dari produksi yang awalnya kurang bagus kemudian dikembangkan menjadi lebih bagus dengan cara meggunakanmanajemen produksi yang baik. Tujuan dari pengembangan produksi ini adalah untuk meningkatkan penjualan yang dilakukan oleh Pabrik Coklat “CHOKATO”.
11 BAB II KAJIAN TEORI
A. Strategi
1. Konsep Strategi
Menurut Chandler (dalam Umar,2010:16), strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Sedangkan menurut porter , strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Menurut Stephanie K.Marrus, strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya begaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Menurut Griffin mendefinisikan strategi sebagai rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi (Saefullah, 2006, hal.
132). Jadi strategi merupakan suatu cara untuk bisa mencapai tujuan dari perusahaan ataupun instansi dan supaya bisa menjadi pesaing yang unggul.
Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar.
Selain itu, strategi mempengaruhi perkembangan jangka panjang perusahaan perusahaan, biasanya lima tahun ke depan, dan karenanya berorientasi ke masa yang akan datang (David, 2012, h. 18). Menurut Stephanie K. Marrus (dalam Umar, 2010), strate gi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi, melalui misi (Rudianto, 2013,h.5).
Strategi membentuk pola pengambilan keputusan dalam mewujudkan visi organisasi. Dengan tindakan berpola, perusahaan dapat mengerahkan dan mengarahkan seluruh sumber daya organisasi secara efektif ke perwujudan visi organisasi. Shank & Govindrajan (dalam Soewarno, 2013, h. 98) mendefinisikan strategi sebagai suatu proses di mana manajer menggunakan periodesasi atau jangka waktu 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) tahun untuk mengevaluasi peluang lingkungan eksternal dan kekuatan internal serta sumber daya yang dimiliki organisasi untuk menetapkan tujuan maupun suatu perangkat tindakan dalam rangka mencapai suatu tujuan.
Mulyadi (2007:434), strategi pola pengerahan seluruh sember daya perusahaan unutk mewujudkan visi melalui misi perusahaan.Starategi membentuk polapengambilan keputusan dalam mewujudkan visi perusahaan.Dengan pola tertentu, perusahaan mengarahkan dan mengarahkan seluruh sumber daya ke perwujudan visi perusahaan. Menurut Herawati strategi “pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi. Strategi adalah sasaran untuk mencapai tujuan akhir atau sasaran akhir, bersifat rencana yang disatukan, mengikat semua pihak atau sebagian perusahaan. Starategi juga bersifat menyeluruh meliputi semua pihak aspek penting perusahaan dan sifat terpadu, yaitu semua bagian rencana serasi satu sama lain dan bersesuaian”. Stategi adalah prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi.
Menurut webster’s New WorldDictionary dalam buku Jusuf Udaya (2013:6) strategi, adalah :
a. Ilmu merencanakan serta mnegarahkan kegiatan-kegiatan militer dalam skala besar dan skala besar dan memanuver kekuatan-kekuatan ke dalam posisi yang paling menguntungkan sebelum bertembur dengan musuhnya
b. Sebuah keterampilan dalam mengelola atau merencanakan suatu strategi atau cara yang cerdik untuk mencapai suatu tujuan.
13
Menurut kamus bahasa Indonesia dalam buku Jusuf Udaya (2013:6) strategi, adalah rencana yang cermat untuk mencapai sasaran khusus. Menarik untuk mengetahui pendapat agak berbeda dengan definisi-definisi di ats seperti diungkapkan oleh Bob de Wit dan Ron Meyer dalam stratrgy, process, content and context.Kedunya mengatakan bahwa strategi harus dilihat dan dipahami berdasarkan tiga dimensi, yaitu process, content, dan context.
a. Strategi process
Cara bagaimana strategi-strategi timbul, di mana letak Strategi Process (atau strategi proses). Proses strategi menyangkut bagaimana, siapa, dan bilamana stetegi itu. Sendiri;
bagaimna strategi tersebut, dan bagaimana seharusnya stategi itu dibuat, dianalisis, dibentuk, diformulasi, diimplementasi, diubah, dan dikontrol; siapa yang tersangkut, kapankah kegiatan-kegiatan yang diperlukan dilaksanakan.
b. Stategi content
Hasil produk proses stategi disebut startegi content. Jika dinyatakan sebagai sebuah pertanyaan, strategi content berhubungan dengan apa dari strategi, apa itu strategi, dan bagaimana isi yang seharusnya dari strategi tersebut bagi perusahaan serta untuk unitnya masing-masing.
c. Strategi context
Sekumpulan keadaan berbagai proses strategi dan strategi content ditentukan disebut strategi context. Bila dinyatakan sebuah pertanyaan, strategi context tersebut terkait dengan di mana strategi berada; di perusahaan mana dan di lingkungan apa proses strategi dan strategi content itu berada.
Berdasarkan pengertiannya dapat disimpulkan bahwa strategi memiliki beberapa dimensi atau bersifat multidimensional. Dimensi-dimensi yang dimaksud adalah:
a. Dimensi Keterlibatan Manajemen Puncak Salah satu sifat keputusan strategik ialah bahwa keputusan tersebut menyangkut seluruh segi organisasi. Karena hanya pada tingkat manajemen puncaklah akan tampak segala bentuk implikasi dan remifikasi berbagai tantangan dan tuntutan lingkungan internal dan eksternal yang sangat mungkin tidak terlihat oleh para manajer tingkat yang lebih rendah. Selain itu hanya manajemen puncaklah yang memiliki wewenang untuk mengalokasikan sarana, prasarana, dan sumber lainnya yang diperlukan untuk mengimplementasikan keputusan yang telah diambil.
b. Dimensi Alokasi Dana, Sarana dan Prasarana Disini manajemen puncak berperan selaku integrator dari berbagai satuan kerja yang merasa berhak atas pengelolaan dana, sarana, prasarana maupun tenaga kerja dari satuan-satuan kerja lainnya dalam organisasi. Hal ini tergantung pada sifat penugasan, sasaran dan pembatasan waktu, mungkin saja satu satuan kerja diperlukan sebagai “yang terpenting” pada momen tertentu, tetapi pada momen lain satuan kerja lainlah yang bersifat strategik.
c. Dimensi Waktu Keputusan Strategik Salah satu ciri keputusan strategik ialah jangkauan waktunya yang relatif jauh kedepan, apakah itu lima tahun ataupun sepuluh tahun, bahkan bisa lebih.
Penting untuk diperhatikan bahwa sekali manajemen puncak membuat suatu keputusan strategik, atas dasar keputusan itulah citra organisasi diciptakan dan dipelihara.
Dimensi Orientasi Masa Depan Disini sebuah organisasi membutuhkan seorang manajer handal yang memiliki sikap antisipatif dan proaktif. Karena dengan sikap yang antisipatif dan proaktif, manajemen akan lebih siap menghadapi tanggapan
15
perubahan yang akan terjadi dan tidak akan dihadapkan kepada situasi “dadakan”.
d. Konsekuensi Isu Strategik Yang Multifaset Salah satu dimensi keputusan strategik ialah bersifat integratif dan koordinatif, karena keputusan strategik biasanya menjangkau semua komponen atau unsur organisasi.
e. Dimensi Lingkungan Eksternal Suatu organisasi biasanya mempengaruhi lingkungannya dan pasti dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang faktor-faktornya umumnya berada diluar kendali organisasi yang bersangkutan. Untuk itu agar organisasi berhasil meraih keberhasilan yang di dambakannya dimasa depan faktorfaktor eksternal tersebut harus diperhitungkan dengan matang (Siagian, Jakarta, hal. 18-20).
2. Fungsi Strategi
Fungsi dari strategi pada dasarnya adalah berupaya agar strategi yang disusun dapat di implementasikan secara efektif. Untuk itu, terdapat lima fungsi yang harus dilakukan secara simultan, yaitu : a. Mengkomunikasikan suatu maksud (visi) yang ingin dicapai
kepada orang lain.
b. Menghubungkan atau mengaitkan kekuatan atau keunggulan organisasi dengan peluang dari lingkunganya.
c. Memanfaatkan atau mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan yang didapat sekarang, sekaligus menyelidiki adanya peluang-peluang baru.
d. Menghasilkan dan membangkitkan sumber-sumber daya yang lebih banyak dari yang digunakan sekarang.
e. Menanggapi serta bereaksi atas keadaan yang baru dihadapi sepanjang waktu (Assauri, 2013, hal. 7).
3. Tujuan Strategi
Tujuan dari strategi ini adalah untuk menggapai suatu posisi unggul dalam pesaingnya dalam bank-bank lain (Jusuf Udayana, 2013, hal. 7). Serta tujuan dari sebuah strategi yaitunya untuk mempertahankan keberlasngsungan kehidupan bank dalam jangka panjang (Saefullah, 2006, hal. 135).
Implementasi strategi dapat dilakukan dengan baik dengan cara mengembangkan struktur organisasi yang mampu mendukung strategi dan pengembangan perencanaan serta kebijakan yang tepat.
Selain pengembangan pada struktur organisasi, implementasi strategi lebih efektif apabila diupayakan melalui penciptaan budaya perusahaan, pola kepemimpinan, dan pengelolaan sumber daya manusia yang mendukung terhadap perencanan strategi. Pengendalian strategi kemudian dilakukan untuk mengetahui kinerja organisasi atas strategi yang dipilih untuk kemudian mencari bentuk umpan balik bagi pengembangan strategi di masa datang (Utomo, hal. 8).
4. Tingkatan Strategi
Dalam manajemen startegi, perusahaan pada umumnya mempunyai tiga level tingkatan strategi, yaitu:
a. Strategi Korporasi
Strategi ini menggambarkan arah perusahaan keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa
b. Strategi Unit Bisnis
Strategi ini biasanya dikembangkan pada level divisi dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa perusahaan dalam industrinya atau segmen pasar yang dilayani oleh divisi tersebut. Strategi bisnis umumnya menekankan pada peningkatan laba produksi dan penjualan.
17
Strategi bisnis yang di implementasikan biasanya merupakan salah satu strategi overall cost leadership, atau diferensiasi.
c. Straregi Fungsional
Strategi ini menekankan terutama pada pemaksimalan sumber daya produktivitas. Dalam batasan oleh perusahaan dan strategi bisnis yang ada disekitar mereka, departemen fungsional seperti fungsi-fungsi Pemasaran, SDM, Keuangan, Produksi-Operasi mengembangkan strategi untk mengumpulkan bersama-sama berbagai aktivitas dan kompetensi mereka guna meningkatkan kinerja perusahaan (Umar, 2010, hal. 17-18).
5. Komponen Strategi
Secara umum, sebuah strategi memiliki komponen-komponen strategi yang senantiasa dipertimbangkan dalam menentukan strategi yang akan dilaksanakan. Komponen-komponen tersebut adalah:
a. Kompetensi yang Berbeda
Yang dimaksud dengan kompetensi yang berbeda adalah sesuatu yang dimiliki oleh bank dimana bank itu melakukanya dengan baik dibandingkan dengan bank lainnya.
b. Ruang Lingkup
Yang dimaksud dengan ruang lingkup adalah lingkungan dimana organisasi tersebut beraktivitas. Strategi yang akan dilakukan mencakup ruang lingkup yang dihadapi oleh organisasi.
c. Distribusi Sumber Daya
Yang dimaksud dengan distribusi sumber daya adalah bagaimana sebuah organisasi memanfaatkan dan mendistribusikan sumber daya yang dimilikinya dalam menetapkan strategi organisasi (Saefullah, 2006, hal. 133).
6. Prinsip-prinsip untuk Menyukseskan Strategi
Para pengambil kebijakan strategi perlu menjamin strategi yang mereka tetapkan dapat berhasil dengan baik, bukan saja dalam tatanan konseptual saja, tetapi dapat dilaksanakan. Untuk itu Hatten &
Hatten memberi bebrapa petunjuk mengenai cara pembuatan startegi sehingga bisa berhasil, di antaranya yaitu di bawah ini:
a. Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya. Ikutilah arus perkembangan yang begerak di masyarakat (jangan melawan arus), dalam lingkungan yang memberi peluang untuk bergerak maju.
b. Setiap strategi tidak hanya membuat suatu strategi. Tergantung pada ruang lingkup kegiatannya. Apabila banyak strategi yang dibuat, maka strategi yang satu haruslah konsisten dengan strategi yang lainnya.
c. Strategi yang efektif hendaknya menfokuskan dan menyatukan semua sumber daya dan tidak mencerai beraikan satu dengan yang laiinya.
d. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya dan tidakpada titik-titik yang justru pada kelemahannya. Selain itu, hendaknya juga memanfaatkan kelemahan persaingan dan membuat langkah-langkah yang tepat untuk menepati posisi kompetitif yang lebih kuat.
e. Sumber daya adalah suatu yang kritis. Mengingat strategi adalah suatu yang mungkin, maka harus membuat sesuatu yang layak dan dapat dilaksankan.
f. Strategi hendaknya memperhitungkan risiko yang tidak terlalu besar. Memang setiap strategi mengandung risiko, tetapi haruslah berhati-hati sehingga tidak menjerumuskan organisasi ke dalam lobang yang besar. Oleh sebab itu, suatu strategi harus dapat dikontrol.
g. Strategi hendaknya disusun di atas landasan keberhasilan yang telah dicapai. Jangan menyusun strategi di atas kegagalan.
19
h. Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari pihak-piahak yang terkait, terutama dari para eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi (Purwanto, 2008, hal. 76-77).
B. Produksi
1. Konsep Produksi
Produksi adalah produk atau output, produk atau produksi dalam bidang pertanian atau lainnya dapat bervariasi, antara lain disebabkan karena perbedaan kualitas. Hal ini dapat dimengerti karena kualitas yang baik dihasilkan oleh proses produksi yang baik yang dilaksanakan dengan baik dan begitu pula sebaliknya. Kualitas produksi menjadi kurang baik apabila usaha tersebut dilaksanakan dengan kurang baik.(Soekartawi:1994)
Istilah produksi diartikan sebagai penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama sekali berbeda, baik dalam pengertian apa, dan dimana atau kapan komoditi-komoditi itu dilokasikan, maupun dalam pengertian apa yang dapat dikerjakan oleh konsumen terhadap komoditi itu. Istilah produksi berlaku untuk barang maupun jasa, karena istilah komoditi memang mengacu pada barang dan jasa.
Keduanya sama-sama dihasilkan dengan mengerahkan modal dan tenaga kerja. Produksi merupakan konsep arus (flow concept), maksudnya adalah produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkat-tingkat output per unit periode/waktu, sedangkan outputnya sendiri senantiasa diasumsikan konstan kualitasnya.(Miller:2000)
Produksi juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan baik bentuk barang (goods) maupun jasa (service) dalam suatu periode waktu yang selanjutnya dihitung sebagai nilai tambah bagi perusahaan. Bentuk hasil produksi dengan kategori
barang (goods) dan jasa (service) sangat tergantung pada kategori aktivitas bisnis yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan. Bagian produksi dalam suatu organisasi bisnis memegang peran penting dalam usaha mempengaruhi suatu organisasi. Bagian produksi sering dilihat sebagai salah satu fungsi manajemen yang menentukan penciptaan produk serta turut mempengaruhi peningkatan dan penurunan penjualan. Artinya produk yang diproduksi harus selalu mengikuti standart pasar yang diinginkan, bukan diproduksi atas dasar mengejar target semata, karena dengan kontinuitas yang stabil diharapkan mampu mewujudkan perolehan keuntungan yang stabil.
Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran, kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses produksi disebut produsen.
2. Faktor Produksi
Faktor produksi (factors of production) adalah input yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.(Gregory Mankiw:2006)
Faktor-faktor produksi terdiri atas : a. Faktor Produksi Alam
Adalah sumber daya ekonomi berupa segala bentuk sumber alam dan lingkungan hidup yang dapat dibudidayakan secara produktif. Contoh faktor produksi alam adalah tanah, air, udara, juga faktor alam yang penting yang selalu menjadi perhatian manusia adalah lingkungan alam di sekitar kita baik berupa tata ruang, tempat hunian, paduan semua unsur alam dan kehidupan sekitar kita. Faktor produksi alam terbagi atas dua bagian:
1) Faktor produksi alam yang tak terbaharui (tak dapat diganti) Faktor produksi ini hanya dapat digunakan sekali saja dan kemudian akan habis atau tak dapat dimanfaatkan lagi. Jadi,
21
faktor produksi ini perlu digunakan dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi agar tidak menimbulkan kerusakan atau pengurasan sumber daya alam secara habis-habisan. Misalnya sumber daya mineral baik batu bara, minyak tanah, tembaga, hutan lindung, hutan tropis, hutan pohon bakau di pantai-pantai daerah tropis.
Kesemuanya akan merupakan sumber daya alam yang tak terbaharui (tak dapat diganti).
2) Faktor produksi alam yang terbaharui (dapat diganti)
Faktor produksi ini merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (diganti) atau digunakan berulang-ulang dengan tetap adanya keharusan untuk membudidayakannya dengan sebaik-baiknya. Contoh faktor produksi alam yang dapat diganti adalah sumber daya alam yang dibudidayakan dengan cara mendaur ulang atau dogunakan berulang-ulang, sehingga dapat dimanfaatkan berkali-kali. Misalnya tanah pertanian, perkebunan, tambak ikan, air danau, hutan wisata, sungai, danau, dan lautan untuk lalu lintas yang kesemuanya merupakan faktor produksi yang dapat digunakan berulang-ulang.Syaratnya adalah perlu adanya pemeliharaan yang berencana dan teratur, sehingga sumber daya alam itu tetap dapat berfungsi dan syarat yang terpenting lainnya adalah perlu upaya pelestarian alam lingkungan secara terusmenerus.
b. Faktor Produksi Tenaga Kerja
Faktor produksi ini adalah sumber daya yang bukan diciptakan oleh kondisi keadaan ekonomi, tetapi merupakan sumber daya manusia yang secara fungsional siap berada untuk berperan serta dalam budidaya ekonomi untuk menghasilkan produk.Faktor tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat menentukan dalam kehidupan ekonomi.Baik berbentuk tenaga, pikiran, dan keterampilan yang ada dan mampu
memperkaya manusia untuk kegiatan produktif. Jenis faktor produksi tenaga keja dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Jenis tenaga kerja fisik yakni kerja yang didasarkan pada kekuatan jasmaniah atau kerja otot atau anggota badan berupa tangan dan kaki semata-mata.
2) Jenis tenaga kerja yang didasarkan atas kerja mental, rohaniah ini berfungsi di mana orang lebih mengandalkan kerja otak, akal dan pikirannya lebih dari kegiatan fisiknya.
c. Faktor Produksi Modal atau Kapital
Modal adalah faktor yang dimiliki oleh seseorang berkeinginan membangun dan mengembangkan usaha, dimana modal ini digunakan untuk membeli faktorfaktor produksi dan perlengkapan serta peralatan yang membantu proses produksi.
d. Faktor Produksi Keahlian
Faktor produksi keahlian lazim juga disebut faktor produksi manajemen. Faktor ini adalah faktor produksi yang berupa kemampuan, keahlian professional atau kecakapan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat untuk merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengawasi seluruh kegiatan produksi.
3. Fungsi Produksi
Fungsi produksi disebut juga korbanan produksi (input) yaitu unsur-unsur produksi yang secara spesifik telah dipergunakan untuk menjadikan barang-barang baru. Barang-barang baru yang diperoleh dari proses produksi atau hasil proses produksi disebut dengan produk atau output (Soekartawi:2003). Fungsi produksi mencerminkan teknologi yang digunakan untuk mengubah modal dan tenaga kerja menjadi output. Jika seseorang menemukan cara yang lebih baik untuk
23
memproduksi barang, hasilnya adalah lebih banyak output yang diperoleh dari jumlah modal dan tenaga kerja yang sama. Jadi, perubahan teknologi mempengaruhi fungsi produksi(Gregory Mankiw:2006).
4. Kriteria Produksi Ekonomis
Harga suatu barang produk tergantung pada harga bahan baku yang digunakan, mesin, upah, biaya penjualan, penyimpanan overhead. Biaya, mesin dan upah berkaitan erat dan disamping harga bahan baku, merupakan bagian besar dari biaya produksi. Bila bahan dasar telah ditentukan proses termasuk mesinnya sudah ditetapkan atau apabila mesin tertentu, bahan baku yang mungkin digunakan pun terbatas. Dengan kata lain, tujuan produksi ekonomis adalah membuat suatu produk sedemikian rupa sehingga menguntungkan. Hal ini berarti bahwa biaya harus ditekan sehingga dapat diterima maupun bersaing, selain itu harus ada kebutuhan akan produk tersebut atau bila belum ada, perlu diciptakan kebutuhan dan pasaran produk tersebut.
Ada 3 kriteria dasar yang melandasi produksi ekonomis yaitu:
1. Suatu desain fungsional yang sederhana dan memiliki mutu estetika yang memadai
2. Pemilihan bahan yang tetap berdasarkan pertimbangan sifat fisis, penampilan harga dan pembuatan atau pemesinannya
3. Pemilihan proses memproduksi yang mampu menghasilkan produk dengan ketelitian dan penyelesaian permukaan yang memenuhi persyaratan dan dengan harga yang sederhana.
5. Karakteristik Sistem Produksi
a. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Produksi yaitu:
1) Produk
Selama permintaan difokuskan pada produk, maka situasi pasar penjualan dan persaingan dengan perusahaan lain akan memiliki pengaruh yang besar bagi suatu perusahaan manufaktur.
Untuk memenuhi permintaan tersebut maka jadwal induk produksi (master production schedule) merupakan syarat yang harus dipenuhi.Dewasa ini, permintaan pemesan memiliki karakteristik jenis produk yang bervariasi dan ukuran lot lebih kecil, waktu penyerahan pesanan lebih singkat dan kualitas produk lebih tinggi.
2) Teknik Produksi
Perusahaan dipengaruhi juga oleh perkembangan dan kemajuan teknik produksiseperti lahirnya teknologi baru dan penggunaan sistem otomasi dalam proses manufaktur. Selain itu terjadi kecenderungan meningkat pada masa yang akan datang untuk mengintegrasikan aliran informasi dan material. Kondisi tersebut ditandai melalui penerapan karakteristik Flexible Manufacturing System, Computer Integrated Manufacturing dan konsep logistik.
3) Kondisi Sosial
Perubahan kondisi kerja di perusahaan akan mempengaruhi
Perubahan kondisi kerja di perusahaan akan mempengaruhi