BAB II KAJIAN TEORI
E. Penelitian yang Relevan
SkripsiLibervo Edlino, NIM 14232037, JurusanEkonomi Syariah/Manajemen Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Batusangkar. Dengan judul skripsi “Strategi Pengembangan Pemasaran Perumahan Pada PT. Mitra Bangun Selaras di Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto”.
Hasil penelitianya bahwa strategi pengembangan pemasaran perumahan ini adalah unggul dalam produk yaitu dalam hal kekuatan atau kokohnya bangunan yang dihasilkan serta kebersihan yang terjamin.
Persamaan yang akan penulis teliti yaitu sama-sama menggunakan strategi pengembangan, perbedaannya penulis meneliti tentang strategi pengembangan Produksi.
35
Skripsi Nita MandasariNIM. 092323006, Jurusan Syari’ah Dan Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto. Dengan Judul Skripsi “Manajemen Produksi Kerajinan Serabut Kelapa Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada Ud Risno Serabut Kelapa Mergawati Kroya Cilacap)“
Hasil penelitiannya bahwa Dalam mempertahankan kualitas produk maka yang dihasilkan oleh perusahaan ini melalui tiga tahapan yaitu: 1) pengendalian terhadap bahan baku. 2) Pengendalian terhadap proses produksi. 3) Pengendalian terhadap produk jual jadi.
Permasalahan yang akan penulis teliti sama-sama menggunakan Strategi Produksi. Perbedaannya penulis meneliti tentang strategi pengembangan Produksi olahan Coklat berbasis kelompok tani Pabrik Coklat mini “CHOKATO”, sedangkan peneliti terdahulu meneliti tentang Manajemen Produksi Kerajinan Serabut Kelapa Dalam Perspektif Ekonomi Islam.
Skripsi Gollden Sancoyo Adi, NIM H 0304020, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.
Dengan judul skripsi “Strategi Pengembangan Pemasaran Usaha Tani Lele Dumbo Di Kabupaten Boyolali”. Hasil penelitianya bahwa strategi pengembangan usaha tani lele dumbo ini dapat meningkatkan kualitas sumber daya petani secara teknis, moral, dan spriritual melalui kegiatan pembinaan untuk memaksimalkan produksi dan daya saing ikan lele dumbo .
Persamaan yang akan penulis teliti yaitu sama-sama menggunakan strategi pengembangan pemasaran, namun penulis meneliti tentang strategi pengembangan produksi. Perbedaannya terletak yaitu pada fokus masalahnya, penulis membahas strategi pengembangan produksi olahan Coklat berbasis kelompok tani di Kelurahan Kapalo Koto Kecamatan Payakumbuh Selatan Kota Payakumbuh, sedangkan penelitian terdahulu di atas membahas strategi pengembangan ikan lele dumbo di Boyolali.
Skripsi Mustaqimah Nur, NIM : 11525201314 Program Studi Ekonomi Syari’ah Fakultas Syari’ah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, dengan judul : “Manajemen Produksi Keripik Incor-Incor Dalam Menjaga Stabilitas Produk Pada Usaha Dagang Harapan Bunda Di Kabupaten Mandailing Natal itinjau Menurut Ekonomi Syariah”
Persamaannya dengan yang penulis teliti yaitu sama sama membahas tentang manajemen produksi, namun yang penulis teliti yaitu Strategi Pengembangan Produksi Olahan Cokelat Berbasis Kelompok Tani Di Kelurahan Kapalo Koto Kecamatan Payakumbuh Selatan-Kota Payakumbuh Sumatera Barat
37 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif (menggambarkan kondisi apa adanya, tanpa memberi perlakuan atau manipulasi pada variable yang diteliti. Jenis penelitian deskriptif kualitatif merupakan jenis penelitian dengan proses memperoleh data bersifat apa adanya. Penelitian ini lebih menekankan makna pada hasilnya). Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif seperti ucapan/ tulisan dan prilaku yang dapat di amati dari orang-orang atau subjek itu sendiri (Ahmadi, 2014, hal. 15).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan kegiatan penelitian ini mulai dari bulan Januari 2020 – Maret 2020, dengan lokasi penelitianya di Kelurahan Kapalo Koto Kecamatan Payakumbuh Selatan, Kota Payakumbuh-Sumatera Barat.
Tabel 3.1
C. Instrumen Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti langsung jadi instrumen kuncinya dengan cara peneliti langsung berada di lapangan untuk meneliti yaitu dengan mengadakan wawancara. Kemudian untuk instrumen pendukungnya, peneliti menggunakan alat seperti kamera, buku, dan berupa dokumen - dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil peneliti.
D. Sumber Data
Sumber data adalah subjek penelitian yang di manfaatkan untuk mencari informasi tentang situasi dan kondisi penelitian, jadi sumber data yang penulis gambarkan :
1. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah manajer pengelola Pabrik Coklat “CHOKATO” yang bernama Joni Saputra, SE dan pengelola bidang produksi bernama Susan Citra yang dapat memberikan informasi - informasi dan data - data mengenai permasalahan yang penulis teliti.
2. Sumber data Sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangan Bibingan proposal
Seminar Proposal Pebaikan pasca seminar proposal Pengumpulan data Analisis data Pembuatan laporan penelitian
Bimbingan skripsi Munaqasah
39
atau melalui dokumen seperti data rekapitulasi penjualan Pabrik Coklat
“CHOKATO”
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data seperti metode wawancara dan dokumentasi. Metode ini mencakup cara yang dipergunakan seseorang untuk suatu tujuan tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendapat secara lisan langsung dari seseorang atau informan. Sesuai dengan rencana yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus, maka pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang diwawancarai. Dengan wawancara ini kreatifitas pewawancara sangat diperlukan. Hasil wawancara banyak bergantung pada pewawancara.
Untuk mengumpulkan data penulis melakukan wawancara langsung, penulis lakukan terhadap Manager Pengelola Pabrik Coklat
“CHOKATO” dengan menggunakan alat bantu seperti kamera, Handphone, serta buku dan pena sebagai alat tulis di Kelurahan Kapalo Koto - Kecamatan Payakumbuh Selatan, Kota Payakumbuh-Sumatera Barat.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah - milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari, dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa langkah awal dari analisis data adalah mengumpulkan data yang ada, menyusun secara sistematis kemudian mempresentasikan hasil penelitian kepada orang lain (Moleong, 2007, hal 245).
Strategi pengembangan produksi merupakan suatu cara untuk dapat untuk mengembangkan sebuah produksi, yang mana dari produksi yang awalnya kurang bagus kemudian dikembangkan menjadi lebih bagus.
Tujuan dari pengembangan produksi ini adalah untuk meningkatkan penjualan yang dilakukan oleh Pabrik Coklat “CHOKATO” di Kelurahan Kapalo Koto - Kecamatan Payakumbuh Selatan, Kota Payakumbuh-Sumatera Barat.
Dalam penelitian ini, penulis akan mengolah data kualitatif yaitu dengan memberikan gambaran atau berupa uraian. Berikut ini adalah langkah-langkah yang penulis lakukan dalam menganalisis data.
1. Penulis melakukan wawancara dengan pihak Pabrik Coklat
“CHOKATO” untuk memperoeh data berupa informasi yang diperlukan.
2. Mengumpulkan informasi mengenai gambaran umum Pabrik Coklat
“CHOKATO”.
3. Menarik kesimpulan secara umum mengenai permasalahan yang diteliti pada Pabrik Coklat “CHOKATO”
G. Teknik Penjaminan Keabsahan Data
Untuk memperoleh kredibilitas dan tingkat kepercayaan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dimana penulis menggali kebenaran tertentu melalui wawancara yang dilakukan dengan berbagai pihak terkait di Pabrik Coklat “CHOKATO”.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pabrik Cokelat “Chokato” Berbasis Kelompok Tani Tanjung Subur Di Kelurahan Kapalo Koto Kecamatan Payakumbuh Selatan Kota Payakumbuh
1. Sejarah Pabrik Coklat Chokato
Pabrik Chokato merupakan salah satu agroindustri yang berada di Kota Payakumbuh Selatan yang didirikan pada tahun 2011 yang di resmikan tahun 2012. Pendirian pabrik Chokato ini merupakan salah satu bantuan pemerintah melalui Program Hibah Pembinaan (PHP) anggaran 2011 melalui Dinas Perkebunan Sumatera Barat. Usaha ini dikelola oleh kelompok tani Tanjung Subur dengan ketua bapak Joni Saputra. Pabrik
“Chokato” telah mampu memproduksi berbagai macam produkdari olahan biji kakao, berupa bubuk cokelat, bubuk cokelat 3in1, lemak coklat, Milk coklat batang.
Nama Chokato merupakan nama usaha yang disingkat dari kata
“Cokelat Kapalo Koto”. Kapalo Koto diambil dari nama kelurahan tempat berdirinya usaha Chokato sebelum adanya penggabungan Kelurahan Kapalo Koto dengan Kelurahan ampangan pada tahun 2014. Nama Chokato menjadi nama pabrik sekaligus merek dagang untuk produk-produk cokelat yang dihasilkan oleh kelompok tani Tanjung Subur.
Pabrik pengolahan cokelat Chokato merupakan satu-satunya industri pengolahan kakao yang ada di kota Payakumbuh. Pabrik pengolahan cokelat Chokato memproduksi dua jenis cokelat, yaitu cokelat bubuk (cacao powder) dan cokelat batangan. Cokelat bubuk (cacao powder) dan cokelat batangan diproduksi dalam satu pabrik yang sama. Proses produksi cokelat bubuk (cacao powder) dan cokelat batangan dilakukan secara paralel dalam satu pabrik.
Adapun dasar pendirian pabrik ini adalah untuk memenuhi permintaan konsumen akan Coklat sebagai produk pangan derivat dari
kakao yang mengandung kaya senyawa fenolik dari biji tanaman Theobroma cacao, dan merupakan salah satu sumber konsentrat senyawa flavanol, yang berfungsi sebagai anti oksidan alami yang disebut flavonoid yang dipercaya dapat mengurangi risiko penyakit jantung atau kardiovaskular, selain itu coklat juga memiliki bermacam rasa, bentuk dan harga yang terjangkau (Sudibyo, 2012: 24)
Pengelola Chokato sangat antusias dalam mengembangkan usaha cokelat yang merupakan satu - satunya pabrik pengolahan cokelat yang sangat berkembang dari 13 pabrik cokelat di Sumatera Barat meskipun baru beroperasi selama 9 tahun. Hal ini dibuktikan dengan terpilihnya pabrik pengolahan cokelat Chokato menjadi Produk Pertanian Berdaya Saing di tahun 2013 dibidang Pengolahan Perkebunan.
Dalam kesungguhan kelompok tani Tanjung Subur dalam mengoperasikan usaha cokelat terlihat semakin hari semakin meningkat atau lebih bagus. Dengan begitu, kelompok tani tanjung Subur mengurus legalitas usaha tersebut. Pengurusan legalitas usaha mulai dilakukan seperti SITU, SIUP, TDP, TDI pada tahun 2012, P-IRT pada tahun 2013, sertifikat halal dari MUI tahun 2014.
2. Visi dan misi Pabrik Coklat Chokato
Adapun visi dan misi pabrik pengolahan cokelat Chokato yang selaras dengan kelompok tani Tanjung Subur adalah sebagai berikut :
a. Visi
Adapun visi yang dimiliki oleh Pabrik Pengolahan Cokelat Chokato sekaligus Kelompok Tani Tanjung Subur yaitu “menjadikan kelompok tani Tanjung Subur menjadi kelompok tani yang tangguh dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani”.
b. Misi
Selain visi, juga ada misi yang dimiliki oleh Pabrik Pengolahan Cokelat Chokato sekaligus Kelompok Tani Tanjung Subur yaitu:
1. Meningkatkan sumberdaya manusia petani dan para anggota 2. Mengembangkan usaha tani mulai dari hulu sampai hilir.
43
c. Struktur Organisasi Pabrik Coklat Chokato
Gambar 4.1
Struktur organisasi Pabrik Coklat Chokato
Struktur organisasi masih sederhana hanya terdiri dari ketua kelompok, sekretaris, bendahara, seksi pemasaran, seksi - seksi lainnya dan anggota kelompok tani. Hubungan dan segala bentuk kegiatan yang dilakukan bersifat kekeluargaan tanpa ada kecurigaan satu sama lain.
PELINDUNG
1. Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat 2. Dinas DISPERINDAG SUMBAR
3. DinasPertanian Kota Payakumbuh
4. DinasKoperasi, Perdagangandan UKMKota Payakumbuh
Ketua kelompok Tani sekaligus Manager Pengelola (Joni Saputra, SE)
d. Tempat/ Lokasi
Pabrik Coklat Chokato berada di Kelurahan Kapalo Koto Kecamatan Payakumbuh Selatan Kota Payakumbuh Sumatera Barat. Lokasi ini sangat strategis dengan tempat wisata yaitu kolam Pemandian yang langsung bersebelahan dengan lokasi pabrik coklat.
B. Hasil Penelitian
1. Strategi produksi pabrik coklat chokato
Dalam memproduksi produk perlu adanya menyusun strategi, cara dan upaya dalam memproduksi guna mengembangkan suatu produk dan meningkatkan jumlah konsumennya. Dalam sebuah industri ada yang namanya sebuah Strategi produksi yang digunakan untuk mengatur kapan harus produksi kapan stop produksi. Tanpa adanya sebuah strategi produksi, tentunya akan berakibat fatal bagi industri itu sendiri.
Pabrik Coklat Chokato merupakan usaha kelompok tani yang memproduksi sekaligus memasarkan langsung hasil olahan coklat kepada masyarakat sekitar yang berada di Kelurahan Kapalo Koto Kecamatam Payakumbuh Selatan Kota Payakumbuh Sumatera Barat maupun kepada masyarakat luar.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dengan cara melakukan wawancara langsung kepada manajer sekaligus pengelola Pabrik Coklat Chokato, maka penulis menemukan tentang bagaimana strategi yang dilakukan oleh pabrik coklat chokato dalam memproduksi olahan choklat pada pabrik choklat chokato di Kelurahan Kapalo Koto Kecamatan Payakumbuh Selatan Kota Payakumbuh.
Strategi yang dilakukan adalah melalui proses Produksi Terus – Menerus, ini merupakan suatu kegiatan atau aktivitas produksi yang melakukan pengolahan berbagai bahan baku dengan secara bertahap hingga menjadi suatu barang jadi, yang mana prosesnya berlangsung dengan secara terus menerus. Contohnya seperti, pabrik yang memproduksi kertas, gula, makanan, karet, dan lain sebagainya. Strategi lain yang dilakukan adalah
45
strategi melalui proses Flowshop, yaitu adalah proses penentuan urutan pekerjaan yang memiliki lintasan produk yang sama. Pada pola flowshop, operasi dari suatu job hanya dapat bergerak satu arah, yaitu dari proses awal di mesin awal sampai proses akhir di mesin akhir dan jumlah tahapan proses umumnya sama dengan jumlah jenis mesin yang digunakan. (Saputra, wawancara, 18 April 2020)
2. Bahan Baku
Kualitas bahan baku Pabrik Coklat Chokato dilakukan saat biji kakao yang diantarkan supplier masuk ke pabrik, yaitu dengan memperhatikan berat biji kakao, bentuk biji kakao, kadar air, ukuran biji, dan beberapa karakteristik lain yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
Proses ini dinamakan proses sortasi apabila biji kakao yang diterima tidak sesuai dengan standar yang ada maka akan di reject oleh pihak Quality Control Departement yang melakukan inspeksi terhadap biji kakao yang baik. Dari segi operasional, harga bahan baku biji kakao yang sering berfluktuasi atau berubah ubah. Pabrik Chokato mendapatkan bahan baku dari hasil usaha tani kelompok tani kakao Tanjung Subur, kelompok tani lainnya serta dari masyarakat sekitar. Pabrik menerima biji kakao fermentasi dan biji kakao yang mentah, biji kakao yang mentah akan difermentasi oleh anggota kelompok tani yang mengelola pabrik, khususnya dibagian fermentasi.
Proses fermentasi dilakukan dalam kotak khusus yang berukuran ± 40 kg biji kakao selama 4-5 hari. Dalam proses fermentasi kotak akan dibolak-balikan 1 kali setiap hari selama proses fermentasi dan biasanya akan menghasilkan biji kakao ± 13 Kg pada akhir proses fermentasi.
Sedangkan untuk biji kakao yang sudah difermentasi akan dilakukan pengeringan hingga kadar air yang tersisa sudah mencapai 7-8 % yang biasanya dilakukan dengan mesin pengeringan atau dengan menggunakan sinar matahari, setelah itu dilakukan penyimpanan di gudang penyimpanan oleh pabrik terlebih dahulu sebelum digunakan. Untuk biji kakao fermentasi
yang sudah dikeringkan ini kadar air yang tersisa sudah mencapai 7-8 % sehingga untuk penyimpanan tidak memiliki risiko kerusakan pada bahan baku. Selanjutnya, biasanya untuk biji kakao yang akan diproduksi pabrik pada hari esok akan dilakukan penyortiran terlebih dahulu pada sore hari dari stock bahan baku yang ada yang berukuran besar, sedang, kecil kemudian disangrai dan dilakukan pemisahan biji kakao dari kulit biji (nip) yang dilakukan oleh bagian pengolahan kakao dengan mesin pengolahan untuk setiap prosesnya. Selanjutnya proses yang dilakukan biasanya diawali pada pagi harinya adalah pembuatan coklat pasta yang pada pabrik pengolahan ini hanya menghasilkan ± 1 kg pasta setiap kali proses dengan waktu ± 1 jam untuk setiap prosesnya. Dari segi operasional, harga bahan baku biji kakao yang sering berfluktuasi. Awal tahun 2013 sampai bulan juni 2013 harga biji kakao berkisar antara Rp. 20.000/kg dan terus meningkat sampai Maret 2020 menjadi Rp. 32.000/kg. Selain permasalahan harga bahan baku biji kakao, perbandingan kapasitas terpasang dengan kapasitas terpakai mesin juga mempengaruhi produksi, besarnya bahan baku yang masuk tidak dapat diolah semua karena keterbatasan mesin dan daya listrik yang ada di pabrik. Dengan kondisi yang ada di lapangan, perubahan harga bahan baku yang terjadi dan terbatasnya produksi dapat mempengaruhi kondisi usaha dan keuntungan yang diperoleh. Proses pengendalian produksi dan produk akhir hanya menggunakan lembar pemeriksaan/ check sheet, hal ini tentunya kurang spesifik karena tidak dapat mengidentifikasi jenis kerusakan dan faktor-faktor penyebab kerusakan produk. (Saputra, wawancara, 18 April 2020)
3. Produk (Product)
Produk adalah sesuatu yang berupa (barang, jasa, tempat, ide, informasi, dan organisasi) yang bisa di tawarkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. (Tjiptono:2012)
Produk-produk olahan yang dihasilkan oleh Pabrik Chokato terdiri dari beberapa jenis, yaitu lemak coklat, bubuk coklat, bubuk murni, bubuk 3
47
in 1, lulur dan permen milk produk olahan yang dihasilkan termasuk berkualitas baik. Hal ini dibuktikan dengan telah diperolehnya izin dari Departemen Kesehatan. Dengan adanya izin ini membuat konsumen merasa lebih aman untuk mengkonsumsi produk olahan tersebut. (Saputra, & Citra, wawancara, 18 April 2020)
4. Proses Produksi
Pabrik Coklat Chokato dalam mengolah biji kakao menjadi cokelat utuh secara umum proses produksi dilakukan oleh mesin. Setelah dilakukan sortasi dalam memilih biji kakao dengan standar perusahaan, maka proses selanjutnya adalah pembuatan pasta cokelat/ cocoa liquor, bubuk cokelat/
cocoa powder, dan lemak cokelat/ cocoa butter untuk menghasilkan produk Chocolate Chokato.
Tahapan utama dalam pembuatan Chocolate Chokato adalah proses penyangraian/ roasting dan penggilingan/ grinders. Setelelah biji kakao di sortasi, biji kakao yang sesuai standar perusahaan akan masuk ke mesin roasting. Biji kakao yang akan diolah menjadi cokelat membutuhkan proses sangrai yang lebih intensif dibandingkan dengan biji kakao yang akan dijadikan bubuk cokelat dan lemak cokelat. Apapun proses penyangraian yang dipilih tidak boleh menghanguskan kulit biji cokelat karena akan merusak flavor.
Setelah mendapatkan pasta cokelat/ cocoa liquor maka sebagian lemak cokelat di dalam pasta cokelat harus dikeluarkan dengan mengepress pasta menggunakan mesin press. Lemak cokelat panas dilewatkan ke filter press untuk memisahkan dari kotoran yang mungkin terbawa, selanjutnya dicetak dan didinginkan.Bungkil biji hasil dari pengepressan dihaluskan dengan menggunakan alat penghalus (breaker) yang menghasilkan bubuk cokelat.
Tahapan selanjutnya setelah mengolah biji kakao menjadi pasta cokelat, bubuk cokelat, dan lemak cokelat. Untuk mendapatkan cokelat utuh semua bahan yang didapatkan dari proses sebelumnya masuk ke dalam
mesin mixer bersamaan dengan bahan pelengkap lainnya, sehingga dihasilkan pasta cokelat yang kental. Melalui mesin refining pasta cokelat yang kental akan diolah menjadi lebih lembut dengan tekstur yang halus.
Proses penghalusan/ counching adalah proses pencampuran untuk menghasilkan cokelat dengan flavor yang lebih halus. Tahapan terakhir adalah pencetakan/ moulding, pada tahapan ini suhu dalam melakukan pendinginan cokelat sangat perlu di perhatikan agar mendapatkan kualitas cokelat yang maksimal. (Saputra, wawancara, 18 April 2020)
Sumber: http://bbihp.kemenperin.go.id Gambar 4.2
Ilustrasi Proses Produksi Chocolate Chokato
Ilustrasi di atas menunjukan bahwa proses produksi Pabrik Chocolate Chokato secara umum dilakukan oleh mesin, dan manusia pada proses ini sebagai pengawas jalannya proses produksi yang berlangsung.
Adapun standar mutu proses produksi Chocolate Chokato dalam mengolah biji kakao sampai menjadi cokelat utuh dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Standar Mutu Proses Produksi Pabrik Coklat Chokato NO Standar Mutu Proses Produksi
1 Proses penyangraian dilakukan pada suhu maksimal 150oC, selama 10-35 menit sampai kadar air biji kakao turun menjadi 2%.
2 Proses pengepressan dengan tekanan 400-500 bar dengan suhu 90-100oC.
49
3 Kadar lemak cokelat berkisar antara 10-22% dan terbebas dari kotoran/
benda asing.
4 Proses penghalusan/ conching dilakukan pada suhu 80oC selama 24-96 jam.
5 Pendinginan dan pemanasan suhu cokelat dilakukan bertahap dari suhu 50oC menjadi 18oC dalam waktu 10 menit dan kemudian dinaikan menjadi 29-31oC selama 5 menit.
6 Proses molding/ pencetakan untuk memadatkan cokelat dan cokelat dikeluarkan dari cetakan setelah suhu mencapai 10oC.
7 Kristal lemak cokelat halus dan permukaan yang mengkilap.
5. Harga
Berikut merupakan Tabel harga jual dari Produk yang di hasilkan oleh Pabrik Coklat Mini Chokato : (Citra, wawancara, 21 April 2020)
Tabel 4.2
Harga jual produk Pabrik Coklat Chokato
No Jenis Produk Produksi/hari Harga Jual Produk 1 Lemak Coklat 4 kg Rp. 35.000 (100gr)
(Sumber : Pabrik Pengolahan Coklat Chokato, 2020)
C. Pembahasan
Selama ini diketahui Pabrik Pengolahan Cokelat Chokato melakukan pengendalian kualitas pada penerimaan bahan baku, proses produksi dan produk akhir hanya menggunakan lembar pemeriksaan/ check sheet, hal ini tentunya kurang spesifik karena tidak dapat mengidentifikasi jenis kerusakan dan faktor-faktor penyebab kerusakan produk. Berdasarlan hasil analisis pengendalian kualitas statistik yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Bahan Baku
a. Pabrik Pengolahan Cokelat Chokato melakukan pengendalian kualitas bahan baku Hasil menyatakan pelaksanaan pengendalian perusahaan yang ada di antara batas kendali atas dan batas kendali bawah masih dalam kendali perusahaan dan dilakukan dengan baik, namun masih adanya kerusakan yang tidak terlalu banyak seperti bahan baku yang kadar air tinggi di karenakan kondisi cuaca ketika curah hujan tinggi maka kadar air biji kakao pada saat penjemuran bisa tinggi di karenakan kurangnya panas dari matahari untuk menurunkan kadar air dalam biji kakao. Hal ini menyulitkan para petani untuk melakukan proses penjemuran biji kakao agar kadar airnya sesuai dengan standar yang ada. Hal ini menunjukan proses pengawasan belum berjalan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Dalam seminggu dibutuhkan ± 40 kg - 45 kg bahan baku berupa biji kakao baik itu yang di peroleh dari kelompok tani Tanjung Subur, masyarakat sekitar, dan petani lainnya yang nantinya bahan baku tersebut akan mengalami penyusutan setelah dilakukan pengolahan bahan baku.
b. supplier masih sering melakukan kecurangan yang mencampurkan benda asing/ kotoran yang bisa mempengaruhi berat pada proses
b. supplier masih sering melakukan kecurangan yang mencampurkan benda asing/ kotoran yang bisa mempengaruhi berat pada proses