BAB I PENDAHULUAN
G. Defenisi Operasional
Anggaran adalah hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan tugas perencanaan. Perencanaan tersebut disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi smua aktivitas perusahaan untuk jangka waktu pada masa yang akan datang.
Penyusunan Anggaran adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menentukan suatu rencana dan pengendalian yang dinyatakan dalam satuan moneter untuk jangka waktu tertentu.
Anggaran Operasional adalah deskripsi rinci mengenai pendapatan dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai laba yang diinginkan oleh suatu perusahaan. Anggaran operasional berisi tentang rencana kegiatan-kegiatan selama periode tertentu yang akan datang.
Ruang lingkup Anggaran Operasional adalah terdiri dari laporan laba rugi yang dianggarkan serta beberapa anggaran pendukung seperti, anggara penjualan, anggaran produksi, anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja, anggaran overhead pabrik, anggaran biaya umum dan administrasi, anggaran persediaan barang jadi, anggaran harga pokok produksi, dan anggaran harga pokok penjualan.
11 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Anggaran
a. Pengertian Anggaran
Yang dimaksudkan dengan Bussines Budget (Anggaran Perusahaan) atau Budget (Anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruhegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam satuan keuangan (unit meter), dan berlaku untuk jangka waktu terterntu yang akan datang. Dari pengertian tersebut, terlihat bahwa suatu budget mempunyai empat unsur pokok yaitu : 1) Rencana
Yaitu suatu penentuan terlebih dahulu atau penentuan di muka, tentang suatu aktifitas atau kegiatan yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Budget termasuk sebagai sebuah rencana, karena budget juga merupakan penentuan terlebih dahulu atau penentuan dimuka tentang kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang. Hanya saja budget merupakan sebuah rencana yang mempunyai spesifikasi khusus, yaitu disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan, dinyatakan dalam satuan keuangan (unit moneter), dan berlaku untuk jangka waktu tertentu untuk yang akan datang. Apabila ada sebuah rencana yang tidak memenuhi spesifikasi tersebut, maka rencana semacam itu tidak dapat disebut sebagai sebuah Budget (Anggaran). Dengan demikian budget hanyalah merupakan salah satu bagian saja dari berbagai rencana yang dibuat oleh perusahaan. (Munandar, 2013, hal. 1)
2) Meliputi Seluruh Kegiatan Perusahaan
Yaitu, mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian yang ada dalam perusahaan. Secara garis besar kegiatan-kegiatan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi lima
kelompok, yaitu kehiatan pemasaran (Marketing), kegiatan produksi (Producing), kegiatan keuangann atau pembelanjaan (Financing), kegiatan administrasi (administrating) dan kegiatan pengelolaan Sumber Daya Manusia (pesonel). Mengingat bahwa Budget adalah suatau rencana yang nantinya akan dijadikan pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasikan kerja, dan sebagai alat evaluasi (pengawasan) kerja, maka sudah semestinyalah bahwa budget harus mencakup seluruh kegiatan perusahaan. Apabila ada sebagian dari kegiatan perusahaan yang tidak diikutkan dalam rencana (tidak mencakup dalam budget), berarti ada sebagian kegiatan perusahaan yang tidak mempunyai pedoman dan arah, sehingga tidak dapat diharapkan partisipasinya dalam menunjang kehiata-kegiatan yang lain secara terkoordinasi. (Munandar, 2013, hal. 4)
3) Dinyatakan dalam satuan keuangan
Yaitu satuan yang dengan mudah diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka-ragam. Satuan keuangan (unit moneter) yang berlaku di Indonesia adalah satuan “rupiah”. Satuan keuangan ini sangat diperlukan, mengingat bahwa masing-masing kegiatan perusahaan yang beraneka macam itu memiliki satuan ukur sendiri-sendiri yang berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Misalnya, bahan mentah mempunyai satuan ukur berat (kilogram dan sebagainya), satuan panjang (meter dan sebagainya), satuan volume (liter dan sebagainya), satuan luas (meter, persegi dan sebagainya). Tenaga kerja mempunyai satuan ukur jam kerja atau satuan waktu (harian, mengguan, bulanan dan sebagainya), tenaga listrik menggunakan satua watt, transportasi menggunaka satuan jarak (kilometer), dan sebagainya. Dengan satuan keuangan dapat diseragamkan satuan uku yang berbeda-beda tersebut, sehingga memudahkan untuk menganalisis, untuk membandingkan nilai kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain, dan sebagainya.
4) Berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang
Yaitu bahwa budget berlaku untuk masa yang akan datang, dengan batas waktu tertentu. Diluar batas waktu tersebut, budget yang bersangkutan tidak berlaku, sehinggan tidak dapat dijadikan sebagai pedoman kerja sebagai alat evaluasi (pengawasan) kerja, bagi para karyawan. Budget berlaku untuk masa yang akan datang, juga berarti bahwa apa yang tertuang didalam sebuah budget merupakan taksiran-taksiran (forecast) tentang apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang. (Munandar, 2013, hal. 5)
Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan.
Anggaran merupakan rencana tertulis mengnai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitaif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan barang/jasa. Dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
a) Pengetahuan tentang tujuan dalam kebijakan umum perusahaan.
b) Data masa lalu
c) Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
d) Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak gerik pesaing.
e) Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah.
f) Penelitian untuk pengembangan perusahaan. (Nafarin, 2017, hal.
12)
Anggaran (budget) adalah rencana terperinci tentang pemerolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama satu periode waktu tertentu. Anggaran menunjukkan rencana masa depan yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif yang formal. Tindakan penyusunan anggaran disebut penganggaran (budgetting) .Penggunaan anggaran untuk
mengendalikan aktifitas perusahaan disebut pengendalian anggaran (budget control)(Garisson, 2013, hal. 4)
Ketika rencana menjadi lebih terlibat, arti darai mendapatkan hasil yang diinginkan harus didokumentasikan karena kecenderungan manusia untuk lupa dan sulitnya secara mental untuk memperoses bagitu banyaknya fakta dan hubungannya pada waktu yang sama, sebuah rencana harus meliputi narasi tujuan, sasaran, dan arti dari pencapaian yang sifatnya kualitatif, perbandingan antara hasila ktual dan ekspektasi umumnya akan samar-samar, dan tidak akan ada cara untuk menghitung bagaimana organisasi bertemu/disesuaikan dengan tujuan-tujuan tertentunya. Proses dari peresmian rencana-rencana dan menerjemahkan narasi kualitatif kedalam sebuah dokumentasi dalam bentuk kuantitatif disebut dengan penganggaran (budgeting).
Penganggaran merupakan sebuah bagian yang penting dari proses perencanaan organisasi. Sebagian karena pengaggaran menentukan sebuah arah atau jalur yang dipilih dari berbagai macam altrnatif. Disertakannya jumlah yang dapat diukur memberikan kriteria spesif terhadap kinerja dimasa depan (juga dicatat dalam istila akuntansi) yang dapat diperbandingkan. Sehingga sebuah anggaran merupakan sebuah jenis standar yang memungkinkan perbedaan-perbedaan (varians) dapa dihitung dan tanggapan mengenai varians tersebut harus diberikan pada orang yang tepat.
(Kinney, 2011, hal. 406)
b. Fungsi dan Kegunaan Anggaran Fungsi anggaran antara lain
1) Fungsi pelaksanaan
Anggaran sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan, artinya sebelum pekerjaan dilaksanakan terlebih dahulu mendapat persetujuan yang berwenang (terutama dalam hal keuangan).
Pekerjaan disetujui untuk dilaksanakan bila ada anggarannya atau
tidak menyimpang dari anggaran. Anggaran bertujuan agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalama mencapi tujuan atau laba.
2) Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian (controling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan cara membandingkan relisasi dengan rencana dan melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu (atatu bila terdapat penyimpangan yang merugikan). (Nafarin, 2017, hal. 29-30)
Fungsi dan kegunaan anggaran antara lain 1) Sebagai pedoman kerja
Anggaran dapat digunakan sebagai pedoman yang dapat memberikan arah dan target yang harus dicapai dari pelaksanaan kegiatan pada masa yang akan datang.
2) Sebagai alat pengkoordinasian kerja
Setiap unit dalam perusahaan selalu melaksankanan kegatan sesuai dengan fungsi masing walaupun demikian, masing-masing tujuan tersebut akan mengarah pada tujuan yang menyeluruh sebagai alat koordinasi kerja.
3) Sebagai alat evaluasi (pengawasan) kerja
Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Ini berarti bahwa anggaran berfungsi sebagai alat manajemen untuk menilai kinerja para karyawan dalam menjalankan tugas dan kewajiban yang telah dibebankan kepada mereka. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang di dalam anggaran, dengan apa yang telah dicapai oleh realisasi kerja karyawan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja ataukah kurang sukses bekerja. (Munandar, 2013, hal. 10)
c. Tujuan dan Manfaat Anggaran
Anggaran mempunyai beberapa tujuan yaitu:
1) Digunakan untuk landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.
2) Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
3) Merinci jenis dan sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.
4) Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal
5) Menyempurnakan renacana yang disusun karena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat
6) Menampung dang menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan
Adapun manfaat anggaran, antara lain:
1) Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapainan tujuan bersama.
2) Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai
3) Dapat memotivasi karyawan
4) Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan 5) Sebagai alat pengendalian bagi para manajer
6) Menghindari pemborosan dan pembiayaan yang kurang perlu
7) Sebagai sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan dan dana) dapat dimanfaatkan seefisien mungkin
8) Alat pendidikan bagi para manajer. (Nafarin, 2017, hal. 19)
Menurut (Garisson, 2013, hal. 10). Perusahaan menyadari adanya banyak manfaat dari program penganggaran. Diantara manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1) Anggaran merupakan alat komunikasi bagi rencana manajemen pada seluruh organisasi
2) Anggaran mamaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan masa depan. Tanpa penyusun anggaran, maka akan terlalu banyak
manajer yang akan menghabiskan waktunya untuk mengatasi berbagai masalah darurat.
3) Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada berbagai bagian dari organisasi agara dapat digunakan seefektif mungkin.
4) Proses penganggaran dapat mengungkap adanya potensi masalah sebelum masalah itu terjadi
5) Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan cara mengintegrasikan rencana dari berbagai bagian. Penganggaran ikut memastikan agara setiap orang dalam organisasi meunuju tujuan yang sama.
6) Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang dapat dijadikan tolak ukur untuk mengevaluasi kinerja selanjutnya.
d. Kelemahan dan Keunggulan Anggaran
Dalam menyusun anggaran, terdapat beberapa kelemahan antara lain:
1) Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dang anggapan sehingga mengandung unsur ketidakpastian.
2) Menyusun anggaran yang cermat memerlukan banyak waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat.
3) Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapay mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang sehingga anggaran tidak akan efektif. (Nafarin, 2017, hal. 20)
Disamping kelemahan tersebut, terdapat juga beberapa kelebihan, antara lain:
1) Anggaran dibuat berdasarkan taksiran da anggapan, sehingga mengandung unsur ketidakpastian
2) Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat
3) Dlaam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan keadaan yang sebenarnya
4) Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian sebyektif pembuat kebijakan terutama pada saat data informasi tidak lengkap/cukup 5) Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksankan anggaran dapat
mengakibatkan mereka menentang sehingga naggaran tidak akan efektif. (Nafarin, 2017, hal. 21)
e. Langkah Penyusunan Anggaran
Anggaran yang baik tidak dapat disusun begitu saja secara serta merta, melainkan harus melalui tahapan-tahapan berikut:
1) Tahap mengumpulkan data dan informasi
Langkah pertama dalam menyusun budget adalah mengumpulkan selengkap mungkin data dan informasi yang dibutuhkan. Secara garis besar, data dan informasi dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
a) Data dan informasi internal, yaitu data dan informasi yang terdapat dalam perusahaan itus nediri, sehingga jika ia mengetahui dan mengumpulkannya, cukup dengan melihat catatan-catatan perusahaan sendiri. Data internal semacam ini misalnya:
(1) Data penjualan pada waktu yang lalu.
(2) Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran produk yang dijual dan saluran distribusi
(3) Kapasitas produk yang dimiliki perusahaan
(4) Tenaga kerja (karyawan) yang dimiliki perusahaan (5) Modal kerja yang dimiliki perusahaan
(6) Fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam perusahaan seperti gudang, kendaraan dan sebagainya.
(7) Kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaak fungsi-fungsi perusahaan.
b) Data dan informasi eksternal, yaitu data dan informasi yang terdapat di luar lingkungan perusahaan itu sendiri. Data eksternal semacam ini misalnya:
(1) Kondisi perusahaan pesaing (2) Keadaan pesaing
(3) Jumlah penduduk
(4) Tingkat pertumbuhan penduduk (5) Tingkat penghasilan penduduk (6) Tingkat pendidikan penduduk (7) Tingkat penyebaran penduduk (8) Selera dan keinginan konsumen
(9) Agama, Adat istiadat dan kebiasaan masyarakat (10) Ekspor dan impor barang
(11) Berbagai kebijaikan pemerintah, baik dalam bidang ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya dan keamanan.
(12) Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (13) Keadaan ekonomi nasional maupun internasional 2) Tahap mengolah data dan informasi
Dalam tahap ini berperan ilmu penunjang yaitu statistika dan matematika.
3) Tahap menyusun budget sementara
Berdasarkan hasil pengolahan data dan informasi, kemudian disusun budget sementara yang nantinya masih memungkinkan untuk diubah, ditambah, dikurangi atau disempurnakan. Budget sementara ini sering disebut dengan konsep budget atau rancangan budget.
4) Tahap mendiskusikan budget sementara
Karena anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasikan kerja dan sebagai alat evaluasi bagi seluruh karyawan, maka sudah seharusnya para karyawan diminta
tanggapan, pendapat serta berbagai masukan terhadap anggaran sementara yang telah selesai disusun.
5) Tahap menyusun budget definitive
Tahap ini yaitu anggaran yang sudah dinyatakan cukup baik dan sempurna, yang kemudian disahkan sebagai budget untuk periode tertentu yang akan datang.
6) Tahap sosialisasi budget definitive
Setelah budget definitive selesai disusun maka perlu disosialisasikan kepada seluruh karyawan yang akan melaksanakan jika telah tiba waktunya. (Munandar, 2013, hal. 11)
f. Jenis-jenis dan isi Anggaran
Menurut Munandar, jenis-jenis anggaran dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
a. Anggaran operasional, ialah anggaran yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.
b. Anggaran finansial, ialah anggaran yang berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu di masa yang akan datang.
Isi anggaran secara garis besar terdiri atas :
a. Anggaran taksiran , yaitu anggaran yang berisi taksiran-taksiran kegiatan perusahaan dalam periode tertentu di masa yang akan datang, serta taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu di masa yang akan datang.
b. Anggaran variabel, yaitu anggaran yang berisi tingkat perubahan biaya atau tingkat variabilitas biaya, khususnya biaya semi variabel, sehubungan dengan adanya perubahan produktivitas perusahaan.
c. Analisis statistika dan matematika pembantu, yaitu analisis yang dipergunakan untuk membuat taksiran-taksiran serta yang dipergunakan untuk mengadakan penelitian dalam rangka mengadakan pengawasan kerja.
d. Laporan anggaran , yaitu tentang realisasi pelaksanaan anggaran yang dilengkapi dengan berbagai analisis perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan, baik yang bersifat menguntungkan maupun yang bersifat merugikan, sehingga dapat ditarik kesimpulan dan beberapa tindak lanjut yang segera perlu dilakukan. (Herlianto, 2011, hal. 9)
g. Prosedur Penyusunan Anggaran
Dalam penyusunan anggaran (budget), yang berwenang dan bertanggung jawab atas penyusunan anggaran serta kegiatan penganggaran lainnya adalah di tangan pimpinan tertinggi perusahaan.
Hal tersebut disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaanlah yang paling berwenang dan bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan secara keseluruhan. Namun dalam menyiapkan dan menyusun anggaran (budget) serta kegiatan-kegiatan penganggaran lainnya tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan.
Menurut Mas’ud Machfoedz dalam penyusunan anggaran, terdapat beberpa hal penting yang harus diperhatikan, diantaranya adalah:
a. Harus selalu diingat bahwa anggaran merupakan bagian dari sistem yang lebih besar.
b. Dalam penyusunan angaran harus sudah ditentukan terlebih dahulu tujuan pokok perusahaan.
c. Setelah ditentukan tujuan pokok perusahaan, maka disusun beberapa alternatif program, setelah itu ditentukan program-program mana yang paling mungkin dilaksanakan.
d. Program pada umumnya meliputi kegiatan untuk beberapa tahun, oleh karena itu program harus dibagi-bagi secara tahunan.
e. Setelah ditetapkan pembagian tersebut diterjemahkan dalam angkaangka pada tahun tertentu.
f. Bagian yang diserahi tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran tersebut sangat tergantung pada struktur organisasi dari masing-masing perusahaan, tugas ini dapat didelegasikan kepada :
1) Bagian administrasi. Biasa dilakukan oleh perusahaan kecil, karena kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan anggaran tidak perlu banyak melibatkan secara aktif seluruh bagian yang ada di perusahaan. Penunjukkan bagian administrasi dilakukan karena pada bagian ini terkumpul semua data dan informasi yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan. Dengan bekal data informasi tersebut, ditambah dengan informasi-informasi ekstern, maka bagian administrasi diharapkan mampu menyusun anggaran daripada bagian lain dalam perusahaan.
2) Panitia anggaran. Hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan besar, sebab pada perusahaan besar kegiatannya cukup kompleks, dengan ruang lingkup yang luas, sehingga bagian administrai sudah tidak mungkin dan tidak mampu untuk menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi dari bagian lain di perusahaan. Bagian-bagian yang terlibat di dalam panitia anggaran adalah antara lain :
a) Direksi, berperan memberikan bahan masukan mengenai berbagai kendala umum serta rencana perusahaan secara menyeluruh baik rencana jangka pendek maupun rencana jangka panjang.
b) Manajer perusahaan, bertugas menyusun anggaran penjualan dan anggaran biaya distribusi, termasuk biaya iklan dan promosi.
c) Manajer Produksi, bertugas menyusun anggaran anggaran yang berhubungan dengan seluruh kegiatan produksi,
seperti jumlah yang akan dihasilkan, tenaga kerja, bahan mentah, pembelian dan biaya overhead pabrik.
d) Manajer keuangan, bertugas menyusun anggaran anggaran yang berhubungan dengan posisi keuangan perusahaan seperti anggaran kas, anggaran rugi laba dan neraca.
e) Manajer umum, administrasi dan personalia, bertugas menyusun anggaran-anggaran yang berhubungan dengan biaya umum dan administrasi serta personalia. (Herlianto, 2011, hal. 10-11)
2. Anggaran Operasional
Menurut Munandar, jenis-jenis anggaran dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: anggaran opersional dan anggaran financial.
1. Anggaran Operasional
Pada dasarnya suatu perusahaan mempunyai tujuan untuk memperoleh laba atau penghasilan. Namun, semakin kompleksnya suatu masalah dalam perusahaan dapat mengakibatkan banyaknya aktivitas yang harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang tepat dan cermat, karena dengan dilaksanakannya rencana yang matang dalam setiap kegiatan operasionalnya, maka akan memudahkan perusahaan mencapai tujuan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen dalam mengelola perusahaan harus membuat perencanaan, pengendalian, pengawasan yang tepat dan cermat terhadap seluruh aktivitas perusahaan. Disamping hal tersebut manajemen juga harus dapat mengelola sumber-sumber ekonomi perusahaan secara efisien dan efektif. Perencanaan, pengendalian, dan pengawasan oleh manajemen perusahaan dapat disajikan dalam bentuk anggaran, baik anggaran yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. (Herlianto, 2011, hal. 15)
Anggaran operasional menjelaskan aktifitas yang menghasilkan pendapatan untuk perusahaan, yaitu penjualan, produksi dan barang jadi. Hasil utama dari anggaran operasional adalah laporan rugi laba
proforma atau proyeksi rugi laba. Ruang lingkup anggaran operasional terdiri dari laporan rugi laba yang dianggarkan serta beberapa anggaran pendukung seperti :
1) Anggaran penjualan 2) Anggaran produksi 3) Anggaran Bahan Baku 4) Anggaran Tenaga Kerja 5) Anggaran Overhead Pabrik
6) Anggaran Biaya Umum dan Administrasi 7) Anggaran Persediaan Barang Jadi
8) Anggaran Harga Pokok Produksi
9) Anggaran Harga Pokok Penjualan. (Herlianto, 2011, hal. 18) 3. Penjualan
a. Pengertian Penjualan
Penjualan adalah suatu proses kegiatan penyerahan barang atau jasa yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait dalam kegiatan tersebut.
b. Konsep Penjualan
Konsep penjualan adalah salah satu kecenderungan yang umum.
Konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen dan bisnis, jika dibiarkan begitu saja, tak akan membeli cukup banyak produk dari organisasi tertentu. Dengan demikian, organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Asumsi yang digunakan dalam konsep penjualan yaitu :
1) Konsumen cenderung membeli barang yang diaggap penting terlebih dahulu dan mengabaikan membeli barang yang dianggap kurang penting.
2) Konsumen perlu dipengaruhi dengan suatu alat yang dapat menimbulkan minat untuk membeli.
3) Tugas perusahaan adalah menarik minat dan mempertahankan langganan. (Widaningsih, 2008, hal. 74)
c. Tujuan Penjualan
Kemampuan perusahaan dalam menjual produknya mementukan keberhasilan dalam mencari keuntungan, apabila perusahaan tidak mampu menjual maka perusahaan akan mengalami kerugian. Menurut (Swastha, 2005, hal. 3)tujuan umum perusahaan dalam perusahaan yaitu:
1.) Mencapai volume penjualan.
2.) Mendapatkan laba tertentu.
3.) Menunjang pertumbuhan perusahaan.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjualan
Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor yang dapat meningkatkan aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu meperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut Basu Swastha sebagai berikut :
1.) Kondisi dan Kemampuan Penjual
Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenanga penjual adalah :
a.) Jenis dan karakterisitik barang atau jasa yang ditawarkan.
b.) Harga produk atau jasa 2.) Kondisi Pasar
Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah :
a.) Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar penjual, pasar pemerintah, atau pasar internasional
b.) Kelompok pembeli dan segmen pasar c.) Daya beli
d.) Frekuensi pembelinya
e.) Keinginan dan kebutuhannya 3.) Modal
Untuk memperkenalkan barangnya kepada pembeli atau konsumen diperlukan adanya usaha promosi, alat transportasi, tempat peragaan baik dalam perusahaan maupun diluar perusahaan dan sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.
4.) Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang oleh bagian-bagian teretentu atau ahli dibidang penjualan.
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang oleh bagian-bagian teretentu atau ahli dibidang penjualan.