• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lita Mandasari, Kusni Hidayati, Widya Susanti Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lita Mandasari, Kusni Hidayati, Widya Susanti Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

71

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA

PERUSAHAAN REAL ESTATE STUDI KASUS

PADA PT. SURYA MUTIARA PROPERTINDO DI SURABAYA

Lita Mandasari, Kusni Hidayati, Widya Susanti

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

litamandasr@yahoo.com

ABSTRAK

Metode full costing dalam penelitian ini difungsikan sebagai analisa dalam menghitung rancangan serta hasil laporan keuangan harga pokok produksi dari pelaksanaan proyek real estate. Dampak perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing yang sesuai dengan ketentuan PSAK No.44 dan metode yang sebelumnya digunakan oleh PT. Surya Mutiara Propertindo sangat tampak signifikan perbedaannya. Pengklasifikasian yang kurang tepat dalam pembebanan biaya yang dilakukan oleh perusahaan menimbulkan selisih sebesar Rp 96.172.779,-. Dalam hal ini, masalah pembebanan biaya merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh dalam penentuan harga pokok produksi proyek yang selanjutnya juga akan mempengaruhi terhadap penentuan harga pokok penjualan.

Kata Kunci : Analisis Harga Pokok Produksi, Harga Pokok Produksi, Metode Full Costing.

ABSTRACT

Full costing method in this research functioned as an analysis in calculating the draft financial statements and the results of the cost of production of the implementation of real estate development projects. Impact of calculation of the cost of production with a full costing method in accordance with the provisions of PSAK 44, and the method previously used by PT. Surya Mutiara Propertindo looks very significant difference. Less precise classification of the charges made by the company to a difference of Rp 96,172,779, -. In this case, the problem of expense charges is very important and influential in determining the cost of production projects, which in turn will affect the price fixing cost of sales.

Keywords : Analysis of Cost of Production, Cost of Production, Full Costing

Method.

PENDAHULUAN

Pertambahan jumlah penduduk yang ada di Kota Surabaya diikuti dengan meningkatnya volume konsumsi masyarakat yang mengakibatkan diversifikasi kebutuhan masyarakat, termasuk pada tempat tinggal. Kondisi ini dimanfaatkan

(2)

72 bagi pengusaha bidang properti di Kota Surabaya demi mendapatkan keuntungan dari kebutuhan masyarakat akan rumah tinggal. Selain mendapatkan keuntungan yang optimal, para pengusaha dibidang properti salah satunya PT. Surya Mutiara Propertindo harus memperhatikan daya beli masyarakat dalam menentukan harga jual. Dimana PT. Surya Mutiara Propertindo harus mampu menghasilkan produk-produk yang bermutu dengan memperhatikan harga jual yang cukup bersaing dan tetap meminimalkan harga produk untuk mendapatkan laba yang sesuai dan bisa bertahan dipangsa pasar.

Berdasarkan alasan dan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada perusahaan tersebut untuk mengetahui dan menghitung besarnya harga pokok dari pelaksanaan proyek pembangunan real estate. Sebagai objek penelitian dalam penyusunan skripsi, maka dengan ini diambil sebuah judul “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Full Costing pada Perusahaan Real Estate Studi Kasus pada PT. Surya Mutiara Propertindo”. Dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing pada perusahaan real estate PT. Surya Mutiara Propertindo.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah, maka pengolahan yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu data yang berbentuk uraian kalimat data dan mencari bentuk yang baru untuk menjelaskan objek studi, menemukan metode untuk penyelesaian masalah. Peneliti mencoba untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian serta membandingkan dengan teori yang ada, serta kemudian dianalisis penerapannya dalam praktik.

Penelitian ini hanya sebatas tentang ulasan analisis perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode full costing di dalam menentukan harga pokok produksi. Pembatasan pada penelitian ini dilakukan agar hasil pembahasan mencapai sasaran dan lebih terfokus. Mengingat dalam suatu kegiatan terdapat permasalahan yang begitu luas dan kompleks.

(3)

73 Peneliti memilih menggunakan metode full costing dalam penelitian ini dengan pertimbangan bahwa dengan metode full costing biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk jadi atau ke harga pokok produksi berdasarkan tarif yang ditentukan pada aktivitas normal atau aktivitas yang sesungguhnya terjadi sehingga meningkatkan akurasi analisis biaya. Analisis data selanjutnya adalah pengklasifikasian/penggolongan biaya dapat dipisahkan antara biaya produksi dan biaya non produksi. Dalam menggolongkan biaya produksi, metode yang digunakan adalah berdasarkan fungsi pokok perusahaan yang terdiri dari :

a. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah total biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik dalam rangka memproduksi produk.

b. Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka memasarkan produk yang dihasilkan.

c. Biaya Administrasi dan Umum

Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengarahkan, mengendalikan dan mengoperasikan perusahaan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PT. Surya Mutiara Propertindo mengumpulkan biaya produksi dengan menghitung besarnya biaya produksi proyek pada periode tertentu, dimana biaya tersebut akan dibebankan kepada masing-masing unit produk yang dihasilkan. Pada satu periode, PT. Surya Mutiara Propertindo hanya memproduksi satu tipe rumah pada satu proyek. Dalam menghitung besarnya harga pokok produksi proyek, PT. Surya Mutiara Propertindo mengelompokan biaya produksi menjadi dua bagian yaitu biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Perusahaan menjelaskan bahwa pada tahun 2014 dilakukan pembangunan pada proyek “Oma Indah Menganti”. Perusahaan memiliki persediaan tanah awal matang 9.186 m2 sebesar Rp 3.680.252.035,- dan melakukan pembelian tanah mentah 4.460 m2 sebesar Rp 1.090.000.000,-. Untuk menghitung total persediaan tanah matang, perusahaan menjumlahkan persediaan tanah awal matang, tanah

(4)

74 mentah, biaya pematangan tanah dan biaya prasarana umum. Jumlah harga total sebesar Rp 6.664.099.510,- dibagi dengan total persediaan tanah matang yang tersedia sebesar 11.862 m2 menghasilkan harga rata-rata Rp 561.850,- per m2.

Untuk menghitung besarnya harga pokok produksi proyek, perusahaan menghitung pemakaian tanah matang 2.930 m2 sebesar Rp 1.646.220.500,- ditambahkan dengan total biaya bahan material dan upah kerja sebesar Rp 2.492.476.805,-.

Sedangkan berdasarkan beberapa pernyataan para ahli dan didukung dengan peraturan pada PSAK no.44 seharusnya perusahaan mengalokasikan biaya langsung dan juga biaya tidak langsung yang berhubungan dengan proyek ke dalam biaya pokok produksi proyek. Pada laporan harga pokok produksi proyek yang telah dikoreksi, peneliti menggolongkan menjadi dua yaitu biaya langsung yang terdiri dari pemakaian tanah matang sebesar Rp 1.646.220.500,- dan biaya pembangunan sebesar Rp 2.492.476.805,- . Biaya tidak langsung terdiri dari biaya pengurusan perizinan proyek, biaya transportasi proyek, opname proyek, atk proyek, perlengkapan proyek, biaya pemeliharaan perlengkapan proyek, listrik proyek, pdam proyek, biaya pemeliharaan kendaraan, biaya penyusutan kendaraan dan biaya tidak langsung lainnya. Penentuan komponen-komponen yang ada pada biaya tidak langsung didasarkan dari data laba rugi pada PT. Surya Mutiara Propertindo.

Jumlah dari total biaya langsung sebesar Rp 4.138.697.305,- dengan biaya tidak langsung sebesar Rp 96.172.779,- menghasilkan total harga pokok produksi proyek sebesar Rp 4.234.870.084,- Penetuan harga pokok proyek sangat mempengaruhi laporan laba rugi suatu perusahaan. Setelah dianalisis adanya kesalahan dalam penentuan dan pengalokasian biaya mengakibatkan laporan laba rugi pada tahun 2014 juga berubah. Akibat dari kesalahan ini juga akan mempengaruhi harga pokok produksi proyek yang dilakukan oleh perusahaan terlalu kecil yaitu sebesar Rp 4.138.697.305,- sedangkan harga pokok produksi proyek yang telah dikoreksi sebesar Rp 4.234.870.084,- .

“Menurut PSAK No.44 (2009: 44.9) menjelaskan bahwa biaya yang berhubungan langsung dengan aktivitas pengembangan real estate dan biaya

(5)

75 proyek tidak langsung yang berhubungan dengan beberapa proyek real estate dialokasikan dan dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estate. Biaya yang tidak jelas hubungannya dengan suatu proyek real estate, seperti biaya umum dan administrasi, diakui sebagai beban saat terjadinya.”

Dari kutipan PSAK No.44 di atas membuktikan bahwa perhitungan harga pokok produksi yang seharusnya dilakukan adalah mengalokasikan biaya langsung dan juga biaya tidak langsung yang berhubungan dengan proyek ke dalam biaya pokok produksi proyek. Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa masalah yang ditemukan pada PT. Surya Mutiara Propertindo adalah kekurangtepatan atas perhitungan harga pokok produksi proyek. Perusahaan kurang merinci dalam menghitung biaya produksinya sehingga hasilnya dinilai lebih kecil yaitu Rp 4.138.697.305,- dibandingkan dengan perhitungan yang menggunakan metode full costing yang hasilnya adalah Rp 4.234.870.084,- . Hal ini dikarenakan metode full costing merinci semua biaya yang jelas, baik itu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung maupun biaya overhead pabrik. Sedangkan pada perhitungan harga pokok produksi proyek yang dilakukan perusahaan menghasilkan nilai yang lebih kecil karena perusahaan tidak memisahkan biaya langsung dan biaya tidak langsung ke dalam biaya produksinya. Perusahaan hanya menghitung biaya langsung ke dalam perhitungan biaya produksi sedangkan biaya tidak langsung dihitung sebagai beban yang akan mengurangi laba kotor di dalam laporan laba rugi.

Perbandingan perhitungan harga pokok produksi proyek yang dilakukan perusahaan dan metode full costing terjadi selisih, maka yang terjadi adalah harga pokok produksi proyek yang diterapkan perusahaan dicatat terlalu rendah dan akan mengakibatkan harga jual terlalu rendah. Hal ini yang membuat peneliti menyimpulkan bahwa cara agar perusahaan dapat menghitung biaya produksi dengan tepat adalah:

1. Mengidentifikasi seluruh biaya yang digunakan dalam proses produksi proyek.

2. Mengadakan pengelompokan atau pengklasifikasian biaya agar biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dibebankan dengan tepat.

(6)

76 3. Memisahkan biaya produksi dengan biaya non produksi.

SIMPULAN

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya tentang bagaimana perusahaan dalam menentukan harga pokok produksi, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penentuan harga pokok produksi proyek pada PT. Surya Mutiara Propertindo dirasa kurang tepat karena tidak melakukan pengelompokan biaya dan tidak mengalokasikan biaya overhead ke dalam perhitungan harga pokok produksi proyek rumah, melainkan biaya ini dimasukkan ke dalam laporan laba rugi sebagai beban.

2. Pengklasifikasian yang kurang tepat dalam pembebanan biaya akan menimbulkan selisih yang cukup berarti antara perhitungan biaya produksi yang dilakukan peneliti dengan perhitungan yang dilakukan perusahaan dalam menentukan harga pokok penjualan proyek. Hal ini dibuktikan peneliti yaitu pada laporan harga pokok produksi proyek oma indah menganti menggunakan metode full costing tahun 2014 sebesar Rp 4.234.870.084,- dengan perhitungan perusahaan sebesar 4.138.697.305,- terjadi selisih sebesar Rp 96.172.779,- . Oleh sebab itu masalah pembebanan biaya merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh dalam penentuan harga pokok produksi proyek yang selanjutnya juga akan mempengaruhi terhadap penentuan harga pokok penjualan.

SARAN

Dari kesimpulan yang didapat, maka saran yang diberikan adalah metode perhitungan harga pokok produksi yang lebih tepat digunakan perusahaan adalah menggunakan metode full costing yang sesuai dengan ketentuan PSAK No.44 yang berlaku. Dalam menentukan harga pokok produksi yang tepat hendaknya perusahaan harus mengadakan pengelompokan dan pengklasifikasian biaya agar biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibebankan secara tepat sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual produk secara wajar. Sehingga dengan

(7)

77 penentuan harga pokok produksi yang tepat dan benar akan member gambaran yang realistis terhadap penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan standart akuntansi yang berlaku di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Muh. 2011. Analisis Penerapan Metode Activity Based Costing System dalam Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel pada Hotel Coklat Makasar, Skripsi. Universitas Hassanudin.

Bustami, Bastian., Nurlela. 2013. Akuntansi Biaya. Mitra Wacana Media, Jakarta. Carter, William K. 2012. Akuntansi Biaya. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Dispendukcapil, 2016. Jumlah Penduduk Kota Surabaya.

http://dispendukcapil.surabaya.go.id/

Garrison, dkk. 2009. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta.

Hansen dan Mowen. 2011. Akuntansi Manajemen, Edisi 7. Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no.44, tentang Akuntansi Aktivitas Pengembang Real Estat. Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya, Edisi ke 5. UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Rahayu, Ayu Tri. 2012. Pentingnya Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Penentuan Harga Jual pada UD. Rizky Collection. Skripsi. Universitas Bhayangkara.

Raiborn, Cecily A., Michael R. Kinney. 2011. Akuntansi Biaya: Dasar dan Perkembangan. Salemba Empat, Jakarta.

Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya. Salemba Empat, Jakarta.

Salman, Kautsar Riza. 2013. Akuntansi Biaya: Pendekatan Product Costing. Akademia, Jakarta.

Supriyono. 2004. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan Globalisasi. BPFE, Yogyakarta.

Surjadi, Lukman. 2013. Akuntansi Biaya. Indeks, Jakarta.

Widilestariningtyas, Sri Dewi, Dony Waluya. 2012. Akuntansi Biaya. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Untuk rasio likuiditas perusahaan, baik pada current ratio dan quick ratio sebaiknya perlu meningkatkan jumlah aktiva yang dimiliki agar kegiatan dalam

3) Penggolongan biaya produksi. Didalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi langsung.

Perhitungan harga pokok produksi dimulai dengan menjumlahkan biaya-biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik,

• Solusi diperoleh dengan mengembangkan solusi melalui suatu proses yang terdiri dari:. – Kelangsungan hidup dari fittest (paling tahan) – Keturunan campuran (crossbreeding) dan

Program ini mencakup seperangkat alat pemulihan mandiri yang membantu Anda mendiagnosis masalah komputer, mendapatkan bantuan, dan memulihkan dari kerusakan sistem, bahkan jika

Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi (biasanya akhir bulan). Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi

Hasil penelitian yang telah diperoleh menunjukkan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa SD pilot project kurikulum 2013 berada pada level kurang yakni

Dan tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 4,76% yakni dari tahun 2015 sebesar 7,01% menjadi 11,77%.Hal ini menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas yang dimiliki