• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

7

2.1.1 Pengertian Kemampuan

Munandar (dalam Ahmad Susanto, 2011:97) mengatakan, bahwa kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Seseorang dapat melakukan sesuatu karena adanya kemampuan yang dimilikinya, sedangkan menurut Asmani (1996:102), bahwa kemampuan adalah kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.

Menurut Iskandar (2011), kemampuan atau skill adalah berasal dari kata dasar mampu yang dalam hubungan dengan tugas/pekerjaan berarti dapat (kata sifat/keadaan) melakukan tugas/pekerjaan sehingga menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan dengan sendirinya juga kata sifat/keadaan ditujukan kepada sifat atau keadaan seseorang yang dapat melaksanakan tugas/pekerjaan atas dasar ketentuan yang ada.

Dari beberapa pendapat diatas kemampuan dapat disimpulkan sebagai daya untuk melakukan suatu tindakan atau pekerjaan untuk menghasilkan sesuatu sesuai yang diharapkan, seseorang dapat melakukan sesuatu karena adanya kemampuan yang dimilikinya

(2)

2.1.2 Pengertian Konsep Bilangan

Dalam menyampaikan materi pembelajaran bilangan untuk anak usia dini, memerlukan tahapan-tahapan dalam penyampaiannya, dan dilakukan secara bertahap.

Menurut Pakasi, terdapat dua cara membilang. Pertama, membilang dengan menyentuh benda-benda itu dengan jari. Kedua, membilang dan menunjukan benda-benda yang dibilang. Dan kedua cara ini yang paling tepat untuk anak-anak adalah cara pertama.

Sedangka menurut Piaget bahwa siswa belajar melalui tiga tahap yaitu enaktif, ikonik dan simbolik. Pada tahap pertama enaktif siswa memerlukan alat peraga. Setelah belajar menggunakan benda konkret siswa dapat belajar dengan menggunakan gambar lalu dilanjutkan dengan menggunakan symbol.

Sejalan dengan pendapat diatas, Burns dan Lorton (Sudono:22) bahwa kelompok matematika yang sudah dapat diperkenalkan mulai usia tiga tahun adalah kelompok bilangan, seperti aritmatika dan menghitung. Mereka mengemukakan bahwa ada tiga tahap dalalm pembelajaran mengenal bilangan pada anak, yaitu tingkat pemahaman konsep, tingkat menghubungkan konsep konkret dengan lambang bilangan dan tingkat lambang bilangan.

Pengenalan lambang bilangan tentang perkembangan konsep bilangan pada anak menurut Fatimah (2009:10) :

(3)

1. Pengenalan Kuantitas Anak-anak mengitung sejumlah benda yang dilakukan secara bertahap.

2. Menghafal urutan nama bilangan, menyebutkan nama bilangan dalam urutan yang benar.

3. Menghitung secara rasional anak disebut memahami bilangan bila dapat:

1) Meghitung benda sambil menyebutkan urutan nama bilangan 2) Membuat korespondensi satu-satu

3) Menyadari bilangan terakhir yang disebut total benda dalam satu kelompok

4. Menghitung maju menghitung dua kelompok benda yang digabungkan degan cara:

1) Menghitung semua, dimulai dari benda pertama sampai benda terakhir

2) Menghitung melanjutkan

3) Menghitung benda dengan cara melanjutkan dari jumlah salah satu kelompok.

5. Menghitung mundur berhitung mundur dapat dilakukan dalam operasi pengurangan, namun efektif bila pengurangan angka kecil saja.

6. Berhitung melompat menyebutkan bilangan dengan cara melompat dengan beda bilangan tertentu yang sama. Yang akan dijadikan sebagai dasar konsep perkalian.

(4)

Pada tahap pemahaman konsep, anak memahami berbagai konsep melalui pengalaman bekerja dan bermain dengan benda-benda kongkrit, pada tahap transisi guru dapat mengenalkan lambing konsep dengan menghubungkan antara konsep konkrit dengan lambang bilangan dan pada tahap lambang guru dapat mengenalkan berbagai lambing yang ada dalam matematika.

Konsep menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah rancangan atau ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret, Bakir (2006). Menurut Permendiknas nomor 58 tahun 2009 Tingkat pencapaian perkembangan disusun berdasarkan kelompok usia anak: 0 – <2 tahun, 2 – <4 tahun, dan 4 – ≤ 6 tahun. Sedangkan kemampuan mengenal konsep bilangan yaitu mengenal konsep bilangan pada usia 4-6 tahun, adalah menyebutkan lambang bilangan 1-10, mengetahui konsep banyak dan sedikit, dan membilang banyak benda dari 1-10.

Depdiknas (2007:8) menjelaskan bahwa bilangan yang mulai dipelajari oleh anak-anak adalah bilangan untuk menghitung kuantitas, artinya bilangan itu menunjuk besarnya kumpulan benda. Penggunaan jari dapat dilakukan untuk menyebut urutan bilangan. Dalam mengenalkan bilangan pada anak, diharapkan mampu mengenal dan memahami konsep bilangan, transisi, dan lambang sesuai dengan jumlah benda-benda pengenalan bentuk lambang sehingga akhirnya dapat mencocokannya sesuai dengan lambang bilangannya.

(5)

Menurut Andri Saleh (2009:103) bahwa bilangan adalah sebuah konsep dan pemikiran manusia terhadap perhitungan banyaknya suatu benda misalnya setelah satu ada dua, setelah dua ada tiga, setelah tiga ada empat dan seterusnya.

Adapun yang dimaksud dengan kemampuan mengenal konsep bilangan ialah sebuah konsep dan pemikiran manusia terhadap perhitungan banyaknya suatu benda dengan jumlah benda-benda pengenalan bentuk lambang sehingga dapat mencocokannya sesuai dengan lambang bilangannya.

2.1.3 Tujuan Mengenal Konsep Bilangan

Dalam Depdiknas (2007:1) Mengenal Konsep Bilangan pada anak memiliki tujuan antara lain :

a) Dapat berfikir logis dan sistematis melalui pengamatan terhadap benda-benda kongrit, gambar-gambar atau angka-angka yang ada di sekitar anak.

b) Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariaanya membutuhkan keterampilan berhitung.

c) Memahami pemahamam konsep ruang dan waktu serta dapat daln memperkirakan kemungkinan urutan suatu peristiwa yang terjadi disekitarnya.

d) Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan suatu secara spontan.

(6)

2.1.4 Prinsip-Prinsip Konsep Bilangan

Menurut Depdiknas, (2000:8) bahwa prinsip-prinsip dalam mengenal konsep bilangan untuk mengembangkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak dikenalkan melalui permainan berhitung, dikenal ada beberapa prinsip mendasar yang perlu di pahami dalam menerapkan permainan berhitung, yaitu :

a) Dimulai dari menghitung benda

b) Berhitung dari yang lebih mudah ke yang lebih sulit

c) Anak berpartisipasi aktif dan adanya rangsangan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri

d) Suasana yang menyenangkan

e) Bahasa yang sederhana dan menggunakan contoh-contoh f) Anak dikelompokkan sesuai dengan tahapan berhitungnya g) Evaluasi dari mulai awal sampai akhir kegiatan.

Prinsip-prinsip lain yang perlu diperhatikan dalam mengajarkan berhitung yaitu kepandaian anak sudah lebih meningkat, namun proses intelektual masih sempit dan cara berfikirnya msih belum terarah, dan harus diingat pula anak usia 6 tahun sudah dapat memecahkan persoalan-persoalan sederhana, seperti dapat menghitung 1-10 s(Ahmad Susanto , 2011:103).

(7)

2.1.5 Indikator/Tingkat Pencapaian Perkembangan Konsep Bilangan Kelompok Usia 5-6 Tahun

Indikator yang dicapai dalam penelitian ini mengacu pada Permen Diknas 58 Tahun 2009, sebagai berikut :

Lingkup Perkembangan Indikator/Tingkat Pencapaian Perkembangan

I. KOGNITIF

a. Konsep bilangan/lambing bilangan dan huruf

1. Menyebutkan lambang bilangan 1-10.

2. Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan.

3.

Mengenal berbagai macam

lambang huruf vokal dan konsonan.

2.2.5 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Mengenal Konsep Bilangan

Dalam mengenalkan konsep bilangan pada anak orang tua maupun guru harus memperhatikan beberapa hal agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang kita inginkan. Hal tersebut setara dengan pendapat Nurani (2005:11.8) bahwa hal-hal yang perlu diingat dalam mengenalkan konsep bilangan adalah sebagai berikut:

a) Mendapatkan konsep bilangan adalah proses yang berjalan perlahan-lahan, anak mengenal benda dengan menggunakan bahasa untuk menjelaskan pikiran mereka sehingga mulai membangun arti angka.

(8)

b) Belajar dengan trial and error dalam mengembangkan kemampuan menghitung dan menjumlahkan.

c) Menggunakan sajak, permainan tangan, dan beberaapa lagu yang sesuai untuk memperkuat hubungan dengan bilangan

2.1.6 Mengenal Konsep Bilangan Bagian dari Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Pengertian kognitif sendiri sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu. Piaget dalam Singgih (2012:134), mengemukakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan saja, melainkan interaksi antara keduanya.

Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal didalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berfikir (Gagne, 1976). Kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada dipusat susunan syaraf Martini Jamaris, (2003:17).

Piaget dalam Yuliani (2008:3.6) tahapan perkembangan kognitif dibagi menjadi beberapa periode yaitu :

1) Tahap sensorimotor (0-2 tahun)

Pada tahap ini bayi menggunakan kemampuan perasaan dan motor untuk memahami dunia. Berawal dari refleks dan berakhir dengan kombinasi kompleks dari kemampuan sensori motor.

(9)

2) Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

Tahap ini anak mempunyai gambaran mental dan mampu untuk berpura-pura, langkah pendek untuk menggunakan simbol. 3) Tahap konkret-operasional (7-11 tahun)

Dalam tahap ini anak tidak hanya menggambarkan simbol, tetapi dapat memanipulasi simbol secara logika.

4) Tahap Formal-operasional (11 tahun - dewasa)

Tahap Formal operasional, anak mempunyai waktu yang sulit menggunakan kemampuan logika barunya untuk peristiwa tidak konkret (abstrak) jika ibu berkata kepada junior “Kamu tidak seharusnya mempermainkan hidung anak itu”.

Sedangkan menurut Susanto (2011) kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.

2.2 Pengertian Metode Praktek Berkebun

Menurut Juono (2013), metode praktek merupakan metode pembelajaran dimana peserta didik/ siswa melaksanakan kegiatan latihan atau praktek agar memiliki ketegasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari teori yang telah dipelajari. Metode pembelajaran praktek/praktek lapangan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Kegiatan ini dilakukan di lapangan, yang bisa berarti di tempat kerja, maupun di masyarakat.

(10)

Praktek merupakan upaya untuk memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan pengalaman langsung. Ide dasar belajar berdasarkan pengalaman mendorong peserta didik untuk merefleksi atau melihat kembali pengalaman-pengalaman yang mereka pernah alami. Selama praktek, peserta didik diharapkan mampu melihat, mengamati, memahami, membandingkan dan memecahkan suatu masalah saat kegiatan praktek dilaksanakan.

Menurut Wikipedia, Kebun dalam pengertian di Indonesia adalah sebidang lahan, biasanya di tempat terbuka, yang mendapat perlakuan tertentu oleh manusia, khususnya sebagai tempat tumbuh tanaman. Pengertian kebun bersifat umum karena lahan yang ditumbuhi tumbuhan secara liar juga dapat disebut kebun, asalkan berada di wilayah permukiman, dan berkebun adalah seseorang yang mengusahakan atau mengelola kebun.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode praktek berkebun adalah metode pembelajaran dimana peserta didik di berikan kesempatan untuk mendapat pengalaman langsung melaksanakan kegiatan latihan atau praktek langsung di lahan yang ditanamani sayur/buah/bunga. Atau dengan kata lain dalam penelitian ini praktek langsung dilaksanakan peserta didik untuk mempraktekkan pembelajaran dengan menghitung sayur/bunga ataupun buah langsung yang ada berkebun.

(11)

2.3 Kerangka Berpikir

Pembelajaran mengenal konsep bilangan yang diterapkan guru di TK Ngudi Rahayu II Kopeng masih menggunakan cara yang konvensional yaitu dengan menulis angka di papan tulis atau menggunakan jari sebagai media belajar berhitung anak. Guru juga masih kurang dalam menggunakan media pembelajaran untuk menarik minat anak dalam belajar berhitung permulaan karena minimnya media yang tersedia disekolah.

Adanya hal tersebut maka guru dituntut untuk dapat memberikan pembelajaran dengan metode yang menarik dan menyenangkan sehingga anak dapat mengalami peningkatan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan yaitu dengan menggunakan metode praktek berkebun, dimana metode praktek berkebun ini akan menjadikan pengalaman baru bagi anak. Anak akan lebih tertarik dalam pembelajaran berhitung, karena pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, sehingga tujuan bermain sambil belajar dapat tercapai dan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan dapat meningkat.

(12)

Gambar 2.1 Kerangka berfikir

2.4 Hipotesis

Adapun hipotesis tindakan yang akan dibuktikan adalah : “Ada peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan dengan menggunakan metode Praktek berkebun pada kelompok B TK Ngudi Rahayu II Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang ”.

Kondisi Awal Guru belum menggunakan metode praktek berkebun Kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak rendah Menggunakan metode praktek berkebun Siklus I Menggunakan metode praktek berkebun dalam mengenal konsep bilangan, tetapi belum tuntas

Siklus II

Menggunakan metode praktek berkebun dalam mengenal konsep bilangan lebih meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal angka. Peningkatan kemampuan berhitung permulaan pada anak. Tindakan

Kondisi Akhir

(13)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka berfikir

Referensi

Dokumen terkait

jika harga mutlak selisih rata-rata yang dibandingkan lebih dari atau sama dengan nilai kritisnya, maka dapat dikatakn bahwa kedua rata-rata tersebut berbeda nyata

bisnisnya seperti adanya permasalahan terhadap lingkungan dalam operasi bisnisnya yang mengakibatkan adanya ketidaknyamanan terhadap masyarakat sehingga pelaku usaha

Beberapa penelitian tentang matematika realistik (Maulana, 2009; Dewi, 2010; Ananda, 2012) menunjukkan bahwa penerapan pendekatan matematika realistik ternyata

X1 Volume Produksi Budidaya laut (Ton) X10 RTP (rumah tangga perikanan) Budidaya Tambak X2 Volume Produksi Budidaya Kolam (Ton) X11 RTP (rumah tangga perikanan) Budidaya Sawah

Pekerjaan : Pembangunan Jalan Dalam Negeri Haruru Satuan Kerja : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Sumber Dana : APBDP (Tambahan DAK IPD).. Tahun Anggaran

Karena Aceh telah membentuk Wilayah al-Hisbah di bawah naungan Dinas Syariat Islam, 21 dan telah sukses melaksanakan sesuai fungsi dan wewenangnya di dalam menegakkan amar

untuk meneliti metode bermain peran sebagai salah satu cara meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan dan dapat memperbaiki kondisi pembelajaran yang

Untuk lebih meningkatkan kreativitas guru PAI dalam penggunaan. metode pembelajaran, maka dalam hal ini diberikan saran-saran