• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS MANUAL PADA USAHA CUCIAN MOBIL “STATIC CAR WASH” JL. DAMAI NO.9, SLEMAN, YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS MANUAL PADA USAHA CUCIAN MOBIL “STATIC CAR WASH” JL. DAMAI NO.9, SLEMAN, YOGYAKARTA."

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

RIZKA PUTRI PRANANDARI 12812141029

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali (Anonim).

PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, tugas akhir skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Ayah saya yang selalu mengingatkan saya akan arti pentingnya pendidikan, Alm. Bapak Agung Brahmono.

2. Ibu saya yang selalu memberi dukungan, Ibu Ninik Yuliati.

(6)

vi

RIZKA PUTRI PRANANDARI 12812141029

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk:(1) mengetahui sistem akuntansi penerimaan kas yang saat ini diterapkan oleh Static Car Wash serta; (2) merancang sistem akuntansi penerimaan kas yang sesuai dan seharusnya diterapkan oleh Static Car Wash.

Penelitian ini berbentuk penelitian research and development (R&D). Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Static Car Wash. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini meliputi: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul tersebut selanjutnya dianalisis dengan cara membandingkannya dengan kajian teori untuk menentukan apakah masih terdapat kesenjangan antara teori dengan realitas atau tidak. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu: (1) kuesioner, serta (2) dokumen dan catatan yang terkait dengan penerimaan kas. Tahapan yang dilakukan untuk pengembangan sistem meliputi tahap analisis, desain, serta implementasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) sistem akuntansi penerimaan kas Static Car Wash memiliki spesifikasi sebagai berikut: (a) fungsi yang terkait dengan penerimaan kas ada empat yaitu fungsi order, fungsi pelayanan jasa, fungsi kas serta fungsi pencatatan; (b) catatan yang digunakan yaitu laporan harian Static Car Wash; (c) dokumen yang digunakan yaitu nota serba guna; (d) prosedur yang terkait dengan penerimaan kas meliputi: prosedur order jasa, prosedur pelayanan jasa, prosedur penerimaan kas, serta prosedur pencatatan penjualan dan penerimaan kas; (e) bagan alir penerimaan kas menggambarkan aktifitas terkait penerimaan kas dari proses menerima order hingga proses pencatatan penjualan dalam Laporan Harian; (f) sistem pengendalian internal yang tersedia masih sangat terbatas dan belum sesuai dengan kajian teori. (2) Perancangan sistem akuntansi penerimaan kas pada Static Car Washmeliputi: (a) tahap analisis sistem yang terdiri dari: analisis sistem lama yang hasilnya menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa informasi yang belum mampu disediakan sistem yang lama; serta analisis kelayakan sistem baru yang hasilnya menunjukkan bahwa sistem yang baru layak untuk dikembangkan; (b) tahap desain sistem yang terdiri dari: perancangan prosedur, catatan akuntansi, dokumen, bagan alir sistem, serta sistem pengendalian internal; (c) tahap implementasi sistem yang terdiri dari: pelatihan karyawan, uji coba sistem yang baru, analisis hasil uji coba sistem yang baru, serta konversi sistem.

(7)

vii

RIZKA PUTRI PRANANDARI 12812141029

ABSTRACT

This study was aimed to: (1) determine the accounting system for cash receipt currently applied by Static Car Wash; and (2) design an appropriate accounting system for cash receipt to be applied by Static Car Wash.

This study is a research and development (R&D) study. The research subject was Static Car Wash located in Jalan Damai No. 9, Sleman, Yogyakarta. The data collection techniques were: observation, interview, and documentation. The author analyzed the data to determine whether there are still discrepancy between theoretical review and reality, or not. The research instruments were: (1) questionnaire, (2) documents related to cash receipt, and (3) notes related to cash receipt. The stages to develop the system were: analysis, design, and implementation stages.

This research results showed that: (1) the current accounting system for cash receipt in Static Car Wash had the following spesifications: (a) four functions related to cash receipt, i.e. order, service, cash, and bookkeeping function; (b) there was one accounting note, i.e. daily report of Static Car Wash; (c) there was one document i.e. multipurpose note; (d) procedures related to cash receipt were: order, service, cash receipt, sales bookkeeping, cash depositing, and cash receipt bookeeping procedure; (e) cash receipt flowchart describe several activities related to cash receipt, from order reception process to sales recording process; (f) the internal control system was limited and not consistent with theoretical review. (2) The designing of cash receipt accounting system in Static Car Wash included the following stages: (a) system analysis stage comprised of: old system analysis which showed that there are several informations that can t be provided by the old system; and new system feasibility analysis which showed that the development of the new system is feasible; (b) system design stage comprised of: designing procedures, accounting notes, documents, flowchart, and internal control system; (c) system implementation stage comprised of: employee training, new system trial, trial result analysis, and system conversion.

(8)

viii

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini yang berjudul Perancangan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada Usaha Cucian Mobil Static Car Wash Jl. Damai No. 9, Sleman, Yogyakarta . Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan tak lepas dari bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu:

1. Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dr. Sugiharsono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Yogyakarta.

3. Rr. Indah Mustikawati, S.E., Akt., M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Dr. Denies Priantinah M.Si., Ak., CA., Ketua Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

5. Siswanto, M.Pd., dosen pembimbing yang telah dengan sabar memberikan bimbingan selama masa penyusunan skripsi.

6. Diana Rahmawati, M.Si., dosen narasumber yang telah memberikan nasehat selama masa penyusunan dan penyelesaian skripsi.

(9)
(10)

!! " " " #

$ %& ' ( ) *#

+ &$,' ) ) *

-.

& / $ ) ) *

-&%00) ) *

010 &&$ 2

" , $&& $

2

3

1 &4%3

#

)$ &'0$ )3

5 )$ &'0$ )&&% )6

7 &% 8 ( )$&79

: &(& / ( )$&73

&& $ ; (&&

-<

. &% (' &%='%-5

(11)

G K bW`c NVS QTF`cNVH NT NX?R?QTKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKLd DK E NVT?VH NT eWOPWX QTGQR QKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKLd fK BTZR]WONTH NT NX?R?QTKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKLg hK E NVT?VAT QX? Z? ZG QRQKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKMi @A@B_jA b B JHD IDJBEBA IG A IHDC@A jA b AIKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKMk A K GNZV]?PZ ?lOWOHN]WZQm QQTKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKMk @K j QZ ?XH NT NX?R?QTKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKMa

n K b? ZR NOAVWT R QTZ?H NT N]?O QQTo QZPQSQlZQmQ[W p?QTC^ `?Xb R QR?pqrs tru vKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKMa w K H N]QT pQTeQTb? ZR NOAVWT RQTZ ?HNT N]?OQQToQZPQS QlZQmQ[W p?QTC^ `?X

(12)

¥Œ „Ž„Š ‰z‡ z ‘ ’“…” “Š“‡z…„„Š•„‘– — ˜™ š›œ ˜š žŸ  ›˜™ š¡¢£ ˜¤(¦„Š§¨’„Š)ŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ¥¥ ©Œ „Ž„Š ‰z‡ z ‘ ’“…” “Š“‡z…„„Š•„‘– — ˜™ š›œ ˜š žŸ  ›˜™ š¡¢£ ˜¤(¦„Š§¨’„Š)ŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ¥© ªŒ «„¬’¨‡”“Š§¨„‰„Š­¨Š„zŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ¥ª ®Œ ” z ’ „¯“Žz‘’“ ‡•„‘ŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ¥® °Œ ™ ˜±²›¢™± ¡¢£˜¤ ¡£²³ ŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ¥® ´Œ µ²£ £ ž ¶ · ¢±²  ¸ ŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ ¥° ¹Œ «„¬’¨‡”“Š§¨„‰„Šº » ¼ŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ ¥´ ½Œ ¨ ¬’z “ ’¾ ‡„Š¬ŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ¥´ ‹¿ŒÀ ¨‡Š „‰” “Š§¨„‰„ŠŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ¥½ ‹‹Œ

À ¨‡Š „‰

” “Š“ ‡z … „„Š•„‘ŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ¥½ ‹¥ŒÀ ¨‡Š „‰Á…¨…ŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ©¿ ‹©ŒÀ ¨‡Š „‰” “Š§¨„‰„ŠŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ©‹ ‹ªŒÀ ¨‡Š „‰” “Š“ ‡z … „„Š•„‘ŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ©‹ ‹®ŒÀ ¨‡Š „‰Á…¨…ŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ©¥ ‹°Œ”„‡„ÂzŽ… „” “Š“‰z ’z „ŠŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ®ª ‹´Œ’‡¨ ¬’¨‡»‡Ž „Šz ‘ „‘zÁ‘ „à „’„’z ĝ¢™Å¢ ¤œŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ°® ‹¹Œ¦„ƾ‡„Šˆ „‡z „Š’ „’zĝ¢™Å¢ ¤œŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ´¿ ‹½ŒÇ¾ ’„È„Š Ž¼zŽ¨Š „¬„Š¾ ‰“Ð’„’z ĝ¢™Å¢ ¤œŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ´‹ ¥¿Œ„Ž„Š ‰z‡ z‘’“ …¬¨Š ’„Š ‘z” “Š“ ‡z…„„Š•„‘’ „’zĝ¢™Å¢ ¤œŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ´ª ¥‹Œ„Ž„Š ‰z‡ z‘’“ …¬¨Š ’„Š ‘z” “Š“ ‡z…„„Š•„‘’ „’zĝ¢™Å¢ ¤œ(¦„Š§¨’„Š)ŒŒŒŒŒŒŒ´® ¥¥ŒÇ¾ ’„È„Š Ž¼zŽ¨Š „¬„Š’ „’z ĝ¢™Å¢ ¤œŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ¹‹ ¥©Œ¦„ƾ‡„Šˆ „‡z „Š’ „’zĝ¢™Å¢ ¤œŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ¹‹ ¥ªŒ¼“ ‘„z ŠÀ¨‡Š „‰” “Š§¨„‰„ŠŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ½° ¥®Œ¼“ ‘„z ŠÀ¨‡Š „‰” “Š“‡z…„„Š• „‘ŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒŒ½´ ¥°Œ¼“ ‘„z Š

Ǿ ’ „

(13)
(14)

ïïïï ÿý ïïü

ýü ÿðüï

ýü üü ü ÿü

üïüü üÿü

ûüï üü üï !" #

$ ÿ ïü % ï$

& û'ü üý ( üï !"# &

) ÿü * ï ïïü )

(15)

/. 7atar . 8lakang 9asalah

:;< ;=> ;?=@= A =B= @ @ C ><=B= >D= > EFG= >H I =IH JHI >HI =A=B =K ;>?;D

@C >A= L= ?D= > DC ;>? ;>G= >M NC ;>?;>G= > A HA=L= ? E FG=>HI =I H @CB=B;H DC GH= ?=>

E LC F=IHE >=B JHI>HI ICI;=H AC >G= > <C >HI = D?HOH ?=I ;I=K= >P= M QFG= >HI =I H JH I >HI

@C@J;?;K D= > JC FJ= G= H I;@ JC F A=P= P= >G @=@ L; @ C@ J= >? ; E FG= > HI =IH

A=B=@ @ CR ;< ;A D=> ? ;<;= > ?C FI CJ;? M S C T= F= ;@ ;@ I ;@JC F A=P= ;? =@= P= >G

@C ><=A H @E ?E F LC >GGCF=D A=FH I;= ?; JHI>HI =A=B=K J=K= > J= D;U @ EA=BU A= >

?C >= G= DC F< = M V=@ ;> IC HFH >G AC> G=> LC FDC@ J= >G= > W =@= > A= > ?;>? ;?= > J=GH

E FG=>HI =IH ;>?;D A= L= ? ?CF;I DE@ LC ? H?HO A=B=@ LC FI = H>G= >U@= D= I ;@ JC F A =P=

H>OE F@=IH <;G= A H= >GG=L I C J=G=H I ;@JCF A=P= ?C FLC >?H >G J= GH E FG= >H I =I H

JHI>HI M

X>OE F@=IH @ CF;L= D=> I;@ JC F A= P= P= >G I HO =? > P= I? F= ? C GHI D=FC >= A = L=?

A H<=A HD= > B= >A=I => J= G H LC>GCB EB= ;I =K= A=B= @ LC>G=@JHB= > DC L;?;I = >M

:C FA=L= ? JC FJ= G=H @ =T=@ H >OE F@=IH P= >G A= L= ? A HG;>= D= > EB CK @= >= <C F

I CJ= G= H B= >A=I= > A =B =@ LC >G=@JHB => DCL;? ;I =>M S =B=K I = ?; P= >G ?CFLC >?H>G

=A=B=K H>OEF@=IH DC ;= >G= >M X>OE F@=IH DC ;= >G=> A= L=? A HD= ?= D=> LC>?H>G

D= FC >= DE >A HI H DC ;=>G=> I C >AHFH @ C F;L= D= > I =B =K I= ? ; H>A H D=?E F ?C FLC >? H>G

A=B=@ @C >HB = H DH >C F<= I;= ?; JHI>HIM X>OEF@ = I H DC ;= >G=> IC >A HFH A=L= ?

(16)

Z [\ ]^_ `abc] `c\[ d `e `] d [d^f[ c[\[a`c \^g `h`[ \^g b`i j k h`c[\ `\ [ l` ch

]^kd [k [ d `k [ fjk_ bm [kn o `] `]`cn d `c m`ejk `c l` ch d [ ajjkd [ c`\ [ \ ^d^_[a[ `c kbe `

bc]ba _^ cl^ d [`a`c [ cfjk_ `\[ a^b`ch `c l`ch d [g b]bi a`c _`c`p^ k b c]ba

_^_bd `i a`c e^ ch^ mj m``c e^ kb\`i ` `cq r ^ ch`c _^_ `cf ``] a`c \ [ \ ]^_

`abc]`c\[nd [i `k`e a`ce`k `e^ ch `_g [ ma^e b]b\`c d `e `]_ ^_e^ kj m^i[cfj k _ `\[

l`c h o^e`] \ ^k ]` `abk` ] _^ ch^ c `[ `a] [f[] `\ b\`i `c l`q Z^i [ chh` d ^ ch`c

[cfjk_ `\[ ]^k\ ^g b] e `k` _ `c`p^k d `e `] _^ ch`_ g [ m a^g [p`a`c \ ]k`]^h[\ l`ch

o^e `]d `c ] ^e `]e bm `qZ [\ ]^_`abc]`c\[ \ ^ cd [k [ _ ^_[m [a[g^kg `h`[_ `o `_ p^ c[\

l`[ ]bs \[\ ]^_ `abc] `c\ [ e^ cpb`m `c ak ^d []n \[\]^_ `abc] `c\ [ e [b] `chn \ [\ ]^_

`abc]`c\[ e^_g^ m[ `cn \[ \ ]^_ `abc]`c\[ b]`chn \[\]^_ `abc]`c\ [ e^ chh`p[ `cn

\[\]^_ `abc]`c\[ g [ `l`n \ [\ ]^_ `abc] `c\ [ e^ c^k[_ ``c a`\ n \ [\ ]^_ `abc]`c\ [

e^ ch^ mb`k`c a`\ n \[\]^_ `abc] `c\ [ e^k\^d [ ` `cn d `c \ [\]^_ `abc]`c\ [ ` a][t `

]^ ] `e q

u^kg`h`[ p ^c[\ b\`i ` d `e `] _ ^c^k `e a `c \[\ ]^_ `abc] `c\ [ bc]ba

_^ cl^ d [`a`c[ cfjk_`\ [a^ b`ch`cl`chg ^k_ `cf `` ] qv`a]^k a^o b `m [p ^ c[\b\ `i `

p `\` o bo [` c _ jg [m q w\`i ` p`\ ` o bo [ `c _jg [ m _^_[m [a[ a`k`a]^k [\ ] [a l` [ ]b

\ ^g `h`[ \b`]b b\`i` aj_ ^k\[`m l`ch _ ^_ g^k[ a `c p `\` e^ m ` l`c `c d^ ch`c o`k `

_^ co bo [ d`c _^_ g^ k\[i a`c a^ cd`k` `c _ [ m[ a e^ m `chh `cq w\`i ` obo [`c _jg [ m

Z ] `] [o x yz {y| } _ ^k be` a`c \ ^g b`i b\`i ` l`ch g ^k h^k`ad [ g [d `chp`\ ` l`[ ]b

_^_ g^k[ a`ce^ m` l` c`cg ^kbe `_ ^c obo [ a`ca^ cd `k ``c_ [ m[ ae^ m`chh`cq w\`i `

[c[g^k `m`_`]d [~`m `cr `_ `[ j q€nZ m^_`cjhl`a`k ]`qZ^] [`e i `k[ cl`Z ] `] [o

x yz{y|}_ ^ m ` l`c[e^ m ` chh`cd `k[e babm‚ƒq‚‚i[chh`e babm„…q‚‚qw\ `i`[ c[

(17)

‰Š‹ŒŽ‘ Œ’“ Š Ž”Š “ Š“•– •Š— ˜”Š™š Ž›Œ ‹ ‹œŒ “ Š Šž‘Œ ŽŒ ™˜™ 

Ÿ ‹ ‹ Š•  ¡¢ £¡¤ ¥ œŠ‹– ‹– ‹ – ‹– › — Œ—Š™Š›Š “Œ ”–  “Š “ ‹Œ— ›– ‹ “ Š šŽ

—Œ—œŠ – ‹– › — ŒŽ  “ Š™› Š¦˜’— “ Š šŽ œ Š”– ‹– ›§ Ÿ ™  “‹– ¨Œ Š “

“ Š“ ‹Œ— ›– ‹  “ Š š Ž ‹ Œ’œ‘ ‹ ‘ œ  – “  •– •Š —˜”Š™ Ÿ‹ ‹ Š•   ¡¢ £¡¤ ¥

œ™  “ Š “‹Œ— ›– ‹  “ Š ‘ŒŒ’ Š— › “§ © ›‹Š¦ Š‹ “ šŽ ‹Œ’ › Š‹ œŒ Ž

‘ŒŒ’Š—  ›“ œ‘ ‹ œŠ›‹› “Œ ”ŽŠ ›‹Š¦ Š ‹“ š Ž “  Ž ‹ ‘Œ ‹Š Ž œ ™—

“Œ”– ˜’Ž Š“ “Š”Š “ Š “ ›’Œ —Œš Ž›– ‹œŒ Ž ”ŽŠ— – “ ‹Œ’“ Œ ”– ‹

—Œ— ‘Œ’˜™ Œ ‘Œ œ ‘ ‹§ ‰  Š¦ ˜’—“Š ‘Œ Œ’Š— ›“ šŽ  œ™   š

œ‘ ‹œŠ “Œ œŠ ›˜™ Œ“ Œ”–“Š “ ‹Œ—›– ‹  “ Š‘Œ Œ’ Š—›“š Ž—Œ—  œŠ§

ªŒ’œ“ ’› Š¦˜’—“ Š š Ž ‘Œ–™ Š “ œ‘ ‹ › œ’Š ‘ Š› —  ¨Œ— Œ ž

œŠ›Œ ‹ – Š ” “Š “ ‹Œ — ›– ‹  “Š š Ž œ  “ ‹ Š Š ”Œ™–— ——‘–

—Œ—Š“ › Š¦ ˜’—“Š  ‹’ ›“ š Ž œŠ‘Œ’˜™ Œ  œ’Š ‹’  “›“ Š ‹– Š œŒŽ

›“ š Ž ”Œ’ “™ œ’ Š “–— ”Œ’ š Ž ™ Š§ « ’ Œ  ‘ œ ‘’ ›‹ Š› š “ Œ —– 

‹’  “ ›“ Š ‘ŒŒ ’Š—  › “ ”Š ›š Ž ”Œ ’ “ ™ œ’Š ‘ Œ ¨– ™ ‹– Š —–‘– œ ’ Š

“–— ”Œ’ ™Š š “Œ•’ ‘Œ •‹‹ š ‹Š œ› œŠ ”Œ œ› ˜™Œ  ›’š  ž

“ŒŠŽŽ ‘ Š› — ¨ Œ —Œ ‹ Šœ› —Œ— ‘Œ’ ˜™ Œ Š¦ ˜’—“Š ›–’ ‹ ‹Œ’ ›Š ‹ ™

‹Œ’ “Œ”– ‹§ ‰Œ Ž ”Œ ŽŠ ‹– œ‘ ‹ œŠ ›Œ ‹– Š ” “ Š “‹Œ— ›– ‹  “Š ‘ŒŒ’Š— 

›“š ŽœŠ‹Œ’‘ › ˜™Œ Ÿ ‹ ‹Š • ¡¢£¡¤ ¥— “ Š—Œ— Š™ Š ›Š‘Œ’—“™šŠ‹–

”Œ™–— œš ‘ Œ ŽŒ™ ˜™ ‘Œ • ‹ ‹  ›“ š Ž œŠ‘Œ’˜™ Œ  œ’ Š ‹’ “›“ Š ‹– Š

“Œ ŠŽŽ ‘ Š › — ¨ Œ—Œ ”Œ™–— — Œ—‘Œ’˜™ Œ  Š¦˜’—“ Š ‹Œ’ ›Š‹ œŒŽ  ›“

šŽœŠ ‹Œ ’ Š—œ’ Š‹’ “  ›“ Š‹– Š§

¬ Š › —  ¨Œ— Œ ¨–Ž —ŒšŒ ”– ‹› ” — Œ’Œ ›  ”Œ™–— — Œ—‘Œ ’˜™Œ 

(18)

®¯°±² ®²³²° ²³ ²´ ®¯° ¯µ¶ · ²²° ¸²¹ ± ¯° º²° ®¯»²° ºº²° ¼ ½ ¯»²¶ ° ¶ ³´ ¾´º² ±¶ ¸ ¯³²¿´¶

À¯»´ · ²±²°Á² ¹¶ ¹ ³¯· ®¯°ºÂ³ µ¶¹ ²¹¶ ²° Á² ° º ¾¯»² ¹ ³ ¯µ¸ ²¶ ³ ± ¯° º²° ¹¶¹ ³ ¯·

²¸´° ³²° ¹¶ ®¯°¯µ¶ ·²²° ¸²¹ ¼ à ¯° º²° À¯º¶ ³´Ä ±¶¸ ¯³ ² ¿´¶ À²¿Å² ¹¶ ¹ ³ ¯· ²¸´° ³² ° ¹¶

®¯° ¯µ¶·²²° ¸² ¹ Á²° º ±¶ ³ ¯µ² ®¸²° »¯¿ ½ ³² ³¶ Æ ÇÈÉ ÊÈ Ë Ì ·² ¹¶¿ ·¯·¶ »¶¸¶

®¯µ·² ¹² »²¿²° »²¶ ° À¯ µ´®² À¯»´ · ²±²°Á² ®¯ µ³² °ºº´° º¾²Å ² À²° Á² ° º ¾ ¯»²¹

³¯µ¸²¶ ³ ³ µ²° ¹²¸ ¹¶ ®¯°±² ®²³²° ² ³²´ ®¯° ¯µ¶ ·² ²° ¸² ¹ ± ¯°º²° ®¯»²° ºº²° ¹ ¯¿¶°ºº²

¹¶ ¹ ³¯·®¯°º¯°± ² »¶ ²°¶° ³ ¯µ°² »À¯»´ ·À¯µ¾² »²°±¯° º² °À²¶¸ ¼

Í ¯µ·² ¹² »²¿²°Î®¯µ· ²¹² »²¿²° ³¯ µ¹¯À´ ³ · ¯° º²¸¶À² ³¸²° ®¶¿²¸ ·²°² ¾ ¯ ·¯°

À¯»´ · ·¯·®¯µÂ»¯¿ ¶° Ï µ·² ¹¶ Á²° º ·¯·²±²¶ ·¯°º ¯°²¶ ¿ ² »Î¿²» Á² ° º ³¯ µ¸²¶³

± ¯°º²° ®¯° ¯ µ¶ ·²²° ¸²¹¼ Ͳ±²¿² » ¶° ϵ·² ¹¶ Á² ° º ²¸´µ² ³ ±²° · ¯·²±²¶

·¯µ´ ®²¸²° ² »² ³ À²° ³´ Á²°º ®¯° ³¶° º À² º¶ ·²°² ¾¯· ¯° ±² »²· ·¯·À´² ³ ¹´² ³´

¸ ¯®´ ³´ ¹²° À¶¹° ¶ ¹ Á²° º ³¯®² ³¼ в » ¶ ³´ »²¿ Á²° º · ¯·À´² ³ ®¯µ²° Ʋ° º²° ¹ ¯À´²¿

¹¶ ¹ ³¯· Á²° º À²µ´ · ¯° ¾²±¶ ¹´² ³´ ¿ ² » Á²° º · ¯°± ¯¹²¸ ¼ ѯµ± ² ¹² µ¸²°

®¯µ·² ¹² »²¿²°Î®¯ µ·² ¹² »² ¿²° Á²° º ³¯»²¿ ±¶´ µ²¶¸²° ±¶ ² ³² ¹ ¹ ¯µ³² ·¯»¶ ¿² ³

®¯° ³¶ °º°Á² ®¯° º¯· À²° º²° ¹¶¹³ ¯· ²¸´° ³²° ¹¶ ®¯°¯µ¶·²²° ¸ ² ¹ ®²±² ½ ³² ³¶ Æ ÇÈÉ

ÊÈ Ë ÌÄ ·²¸² ®¯°´ »¶¹ À¯ µ°¶ ² ³ ´° ³´¸ · ¯° ÆÂÀ² · ¯»²¸´¸²° ® ¯µ²°Æ²° º²° ¹¶ ¹ ³¯·

²¸´° ³²° ¹¶ ®¯° ¯µ¶ ·² ²° ¸ ² ¹ ®²±² ´ ¹ ²¿² ³ ¯µ¹ ¯À´ ³¼ в » ³¯µ¹¯À´ ³ ²¸²° ® ¯° ´ »¶¹

²°º¸ ²³ · ¯° ¾²±¶ ³Â®¶ ¸ ±² »²· ®¯° ¯»¶ ³¶ ²° Á²° º À ¯µ¾´±´ » ÒÓÔrancangan ÕÔistm

Ökuntansi ÓÔnÔrimaan ×as paØa Ùsaha Ú ucian Ûobil ÒÕtatic Üar Wash

(19)

å. æç èntifikasi éasalah

êëìí îïîìð îñòì îóî ñôîõîìö ëôî ðî ñ ÷íó î õîï øùîðîóíëñõó úó ðî ïóùîïîôîû üîñ÷

ýëñòôóïî þ òðî ñîíîô îûïë öî ÷îóöëìó ðòõÿ

êëôòù î íî ñ üî ýëñ ÷ëô ôî î ñ ýëñî õî õî ñ ðî ï üî ñ ÷ íó ýëìôëû íîìó õìîñï î ðïó

õòñîó ï ëûó ñ ÷÷î ýó ûî ð ù îñî þ ëùëñ öëô òù ù ëùý ëìô ëû ó ñú ì ùî ïó õëì ðîó õ

íëñ÷î ñðî ïüî ñ÷íóõëìó ùîíîìóõìî ñï î ðïóõ òñîó

êëôòù î íîñüî ýëì õî ñ ÷÷òñ ÷þî îöî ñ üî ñ ÷ þ ëôî ï õëìð îóõ õìîñï î ðïó

ýëñíî ýî õî ñ î õî ò ýëñ ëìóùîî ñ ðîï íëñ ÷îñ ýëôîñ÷÷î ñ ï ëûóñ÷÷î ïóïõ ëù

ýëñ÷ëñíîôó î ñó ñõ ëìñîôöëôòùöëì þîô îñíëñ ÷î ñöîó ð

. èmbatasan éasalah

ëñëôóõó îñ óñó íóöîõî ï ó ûî ñ üî ýî íî õ ýó ð ïóïõ ë ù î ðòñõî ñïó ýëñ ëìóùîî ñ ðî ï

íîìóýëñþòîôî ñ õòñ îó þî ïî òó ðëñíî ìî îñ íó õî õó ýî íîõî ûòñ

íî ýòñ ûîôûîô õëì ðîóõ ýëñëìóùîî ñ ðî ï íîìó õìî ñïî ðïó ðì ëíó õ ùî òýòñ íîìó

ýëñþòîô îñùó ñòùî ñõóíîðî ðî ñíó öî ûî ïô ëöó ûô î ñþòõíîôî ùýëñëô ó õóî ñó ñó

. èrumusan éasalah

òù òïî ñ ýëì ùî ïîôî ûî ñ íîôî ù ýëñëô ó õóî ñ ó ñó ý ëñòôóï úì ùòô î ïóðîñ ï ëöî÷îó

öëìóðòõÿ

êî÷îóùî ñî ýëñëì î ýîñ ïóï õ ëù îðòñõîñïó ýëñ ëìó ùîî ñ ðî ï íó òïî ûî òóî ñ

ù öó ô õîõó

êî÷îóùî ñî ýëì î ñîñ ÷î ñ ïó ï õëù î ðòñõîñïó ýëñëìó ùîî ñ ðî ï üîñ ÷ ï ëïòîó íó

(20)

. ujuan nlitian

! "# !# $ %& % ''"( ) * % %&# +# # # !# + " ) ! & , $%-'#

-%"# ( + .

/0 1% ' %+ ,# $ #$ + %2 ( + $ # *% %"#2 ($ ) ' $+ # # !# + % " *(

3 &%,$ ,4 4# 23 -# &5 ++#467897:;0

<0 1%" 4 ' $# $+%2 ( + $ # *% %"# 2 ($ ) ' $%$ # ! $ %, "$ )

!#+%" *( 3 &%,$ ,4 4# 23 -# &5 ++ # 46 7897 :; 0

=. >anfaatnlitian

1 ?+ ! "# !# $ %& % ''"( ) *% %&#+ # # # *% &# $ "# ( $ %- '#

-%"# ( + .

/0 1 ?+ %3 "# +# $

@% %&#+ # # # !#, " *( ! *+ 2 % 2 -, ( %() ( ,$ ,

( %#&2 ) ' - %"2 ?+ +%"+ 2 ) ' +%"( # + !% ' * %" 4 '

$ %- ,$ #$ + %2( + $# 0

<0 1 ?+@"(+ #$

0 A '#@% '%&3 &B$ ,% "(#+

C$ # & *% %&# +# # # ! *+ !#' ( 3 &%, *#,( *% '%&3 & $ ,

44# 23 -#&5++#467897:;$ %- '# 4 ! &22 %" 4 '$# $ + %2

( + $ #*% %"#2 ( $) ', ! &- '#-# $ # $+ %"$ %-+0

-0 A '#@% &#$

@% %&# +# # # !*+ !# !# ( D , -'# *% &# $ +(

(21)

FGHI GJ KLM KH NKH I FGHMOPQ FGRSO GL QGO KT K T GH G TFML QJ MU P Q KRV KH KW

NKPJMPO TMKXMHJ KHQPXLM Q MQ HNKYPU KH IQPQ JGTKXM HJ KHQ PZ

[Z \KIP] PL KX^KPH

_KFKJ U P VKU PX KH QGY KI KP K[MKH U KH RG` GR GHQ P YKIP F GH GO PJ P OKPH

NKHIPH IPHTGO KXQKH KXKHFGH GO PJ P KHU KO KTYPU KHI NKH IQ GVGH PQ Za GRJK

TGT YGRPX KH TSJ Pb KQ P YKIP FGH GOPJP O KPHHNK MHJ MX U KFKJ

(22)

e. gajian mnori

op listnm ekuntansi

qr s tuvtwxy quz y { x t|} ~u x qu {y

zq€ q{qx { |‚twƒ q „qxtw… tu xy uvƒ q€q|{ t‚ q†w vquy{ q{y{ qq

qƒq€ q yu ‡†w| q{y r ˆu ‡†w|q{y ƒy …tw€ ~qu { t‚qv qy ƒq{ qw ‚qvy | qu q‰ tw

ƒq€ q| | tuv q| ‚y€ { t‚q ~t…x{ qu { xw qxtvy {r Šu x~ |t| …tw†€t

yu ‡†w |q{y „qu v | t|q ƒqy x tw~qyx ƒtu vqu q ~x ‡yxyxq{ ~tquv qu

…tw{ qq qu‹|qu q‰ t|tu|t|tw€ ~qu{ t‚q{y{x t |q~u xqu {yr z y{xt|

q~u xqu {y { tŒ qwq || ƒq…qx ƒy…qq|y { t‚qv qy { qx  {y {xt| „qu v

|tuv q{y€~quy u ‡†w |q{y ~tqu vqu „qu vuqu xyu„q ƒq…qxƒy | qu ‡ qqx~qu

†€ t t~{ t~xy‡ … tw{ q qqu {t‚ qvqy €qu ƒ q{qu ƒq€q| …tu vq|‚y € qu

~t…x{ qu ‚y{uy{r€„qƒy Žc‘ ’“ | tu ƒt‡yuy{y ~qu {y{x t| q~u x qu {y

{ t‚qvqy‚twy ~x‘

z y{x t| q~u xqu {y qƒq€ q †wvquy {q{y ‡†w| €y w‹ Œ qxqx qu ƒqu €q…†wqu „quv ƒy~††wƒy uq{y~qu {tƒt|y~y qu w …q u x  ~ |tu„t ƒy q~qu yu ‡†w |q{y ~tqu vqu „q uv ƒy ‚x ~qu †€ t | qu q‰ t| tu vu q |t| ƒq~qu…tu v t€†€ qqu…tw { qqqur

”qwyƒt ‡yuy{y xtw {t‚xƒ q …qxƒy~txqy ‚q • q{t‚ q {y{ xt|q~u x qu {y

xtw ƒywy ƒqwy ‚ t‚tw q…q u { w ƒy qu x qwqu„q‘ ‡†w |€ yw‹ Œ qx qxqu‹ { twx q

€ q…†w qur Šu { w–u { w xtw {t‚x u qu xyu„q ƒy ~ t€†€ q {tƒt|y ~y qu w …q

(23)

˜™š ›œ š ›žŸ  ž¡¢£šŸ ¤ £ ¤¢ž¥ š¦œŸ ¢ šŸ ¤£ § ž¨ ©žžªž ž ¢ š «

¬­®¯¯°­­ ±² ™£¥šŸ š ¤£ ¤ ¢ž¥ š¦œŸ ¢ šŸ ¤£ ™£ ™ž³£Ÿ £¤ £¦šŸ ¤ž´ š š£ ¥ž ¢ §™ž

™šŸ › ¡§¤ž™œ ¡ œŸ ¢œ ¦ ¥ žŸ  œ¥›œ¦šŸ µ ¥žŸ  ž §¥ ›§¦¦šŸ µ ¥ ž¡šŸ  ¦œ¥ µ

¤ž¡¢ š ¥žš› §¡¦ šŸ £Ÿ ³§¡¥š¤ £ ¦žœ šŸ  šŸ ™šŸ §›ž ¡š¤ £ ›ž ¡œ ¤ š¨ š šŸ «

¶ž ³£Ÿ £ ¤£  š£Ÿ ™£ ¦ž¥ œ ¦š¦šŸ §ž¨ · £¤¸ §Ÿ ž¡ ž ¢ š« ¬¯ ———° ¯¹­ ² ºšŸ  

¥ž¥š¦Ÿ š£¤ £¤ ¢ž¥š¦œŸ ¢ šŸ ¤ £¤ž´ š š£¤œ š¢œ ¥ž ¢ §™ž™šŸ› ¡§¤ž ™œ ¡œŸ ¢œ¦

¥žŸ œ¥ ›œ ¦šŸ µ ¥ žŸ   ¦š¤£ ³£ ¦š¤£ ¦šŸ µ ¥žŸ £¦¨ ¢ £¤ š¡¦šŸ ™šŸ

¥žš› §¡¦šŸ£Ÿ ³§¡¥š¤ £¥ žŸ žŸ š£¦žœšŸ  šŸ™ šŸ§› ž ¡š¤ £›ž ¡œ ¤ š¨ š šŸ «

¶š¡£ ™ž ³£Ÿ £ ¤£ »™ž ³£Ÿ £ ¤ £ ™ £ š¢š¤ ™š› š¢ ™£ ¦ž¢š¨œ £ ´ š¨¸š ºšŸ  

™£¥š¦¤œ ™ ™žŸ  šŸ ¤£ ¤¢ž¥ š¦œŸ ¢ šŸ ¤£ š™šš¨ ›žŸ  § ¡  šŸ £¤ š¤£ šŸ ¼š¢š¢šŸ µ

³§¡¥ œ £ ¡µ ¤ž ¡¢ š š› §¡ šŸ ºšŸ   ¢ž¡¦š£ ¢ ™žŸ šŸ š¦¢ £³£ ¢š¤ ž ¦§Ÿ §¥ £

›ž ¡œ ¤ š¨ š šŸ œŸ ¢œ ¦ ¦ž¥œ ™£ šŸ ™£§š¨ ¤ž ™ž¥ £ ¦£šŸ ¡œ› š ¤œ› š ºš ™š›š¢

¥žŸ ¨š¤ £¦šŸ£Ÿ ³§¡¥ š¤ £ ¦žœ šŸ  šŸ ºšŸ  ŸšŸ ¢ £Ÿºš ™š› š¢™£¥šŸ ³ šš¢¦šŸ

§ž¨› £¨ š¦»› £¨ š¦ºšŸ  ´ ž¡¦ž›žŸ ¢ £Ÿ  šŸ «

½¾ ¿istÀm Ákuntansi ÂÀnÀrimaan Ãas

š« ĞŸ ž¡¢ £šŸÅ £ ¤ ¢ž¥˜ ¦œŸ ¢šŸ ¤ £ÄžŸž ¡£¥ ššŸÆš¤

Å £ ¤¢ž¥š¦œŸ ¢šŸ ¤ £ ¤žŸ ™£ ¡£ ¢ž ¡™£¡£™š¡£´ž ¡´š š£ ǞŸ £¤ «Å š š¨¤ š¢œŸºš

š™š š¨¤ £¤ ¢ž¥š¦œŸ ¢šŸ ¤ £›žŸž ¡£¥ššŸ¦ š¤ «Å ž¼ š¡ š¤ž ™ž ¡¨ šŸšŸºšµ¤ £¤ ¢ž¥

š¦œŸ ¢šŸ ¤ £›žŸž ¡£¥ š šŸ ¦š ¤¥ ž ¡œ› š¦šŸ¤£ ¤¢ž¥ ºšŸ   ¦¨œ ¤œ ¤¥žŸ šŸ  šŸ £

š¦¢£ ³£ ¢š¤» š¦¢£ ³£ ¢ š¤ œ ¤ š¨ š ºšŸ   ¢ž ¡¦ š£ ¢ ™žŸ  šŸ ¦š¤ « ƚ¤ ¤žŸ ™£ ¡£ ™š› š¢

™£› š¨ š¥£ ¤ž´ š š£ š š¢ ›ž ¡¢œ ¦š¡šŸ ºšŸ   ™š›š¢ ™£ ¢ž ¡£¥š œŸ ¢œ ¦

(24)

Ë Ì ÍÎ ÏÐÑÒÏÍÏ ÓÔÊÊÕÖ Ô×ØÙ ÚÛÍÜÛÐÝ ÏÜ ÏÑ ÚÏÒÞÏ ßÏÐàÝÎ á ÏâãäÝ Ý ÛÐà ÏÐ

ãÎ ã ÑÛá Ïâä ÐÑ ÏÐãÎ Ü ÛÐÛ ÍÎáÏÏÐ âÏã ÏÝ Ïå ÏÒ ãÛÚä ÏÒ ãÎ ã ÑÛá Ïâä ÐÑ ÏÐãÎ

ßÏÐ àÝÎÍ ÏÐæ ÏÐàä ÐÑä âáÛ ÐÏÐà ÏÐÎÑÍÏÐãÏâãÎÜ ÛÐ ÛÍÎ áÏÏÐâÏãç

èÎãÑ Ûá Ïâä ÐÑÏÐãÎ Ü ÛÐÛÍÎá ÏÏÐ âÏã ã ÛÑÎÝ ÏâÐ ßÏ Ý ÏÜÏÑ

ÝÎ âÛåéáÜé ââÏÐáÛÐê ÏÝÎÑÎàÏÜ Íé ãÛÝä Í ßÏÎ Ñä ÖÜÍé ãÛÝä ÍÜ ÛÐÛÍÎ á Ï ÏÐâÏã

Ý ÏÍÎ ëìíîïð ñíïò ëóôð íî õ ö ÷ íõø Ü Íé ã ÛÝä Í ÜÛÐÛ ÍÎ á ÏÏ Ð âÏã Ý ÏÍÎ òöõ ñïëô ï

ùí÷ ú ìíî û õ ö÷ íõø ã ÛÍÑÏ Ü Íé ãÛÝä Í Ü ÛÐÛÍÎáÏÏÐ âÏã Ý ÏÍÎ ò î íùúð òö î ù õ ö÷ íõ ç

üÏá ä Ð ÝÎ ãÎ ÐÎ Ü ÛÐä åÎ ã Ò ÏÐßÏ ÏâÏÐ Ú ÛÍýé âä ã ÑÛÍÒ ÏÝ ÏÜ ÜÛÐ àÛÍÑÎÏÐ

ãÎ ã ÑÛá ßÏÐà Ñ ÛÍâÏÎ Ñ Ý ÛÐàÏÐ Ü ÛÐêäÏå ÏÐ Ñä ÐÏÎ ßÏÎÑä ãÎãÑ Ûá Ïâä ÐÑ ÏÐãÎ

Ü ÛÐÛÍÎ á ÏÏÐâ Ïãëì íî ïðñíïò ëóôð íîã ÏåÛãç

èÎãÑ Ûá Ïâä ÐÑ ÏÐãÎ Ü ÛÐÛÍÎáÏÏÐ âÏã ëìíî ïðñ íïòëóôðíî õö÷íõ Ý ÏÜ ÏÑ

ÝÎÜ ÏÒ Ïá Îã ÛÚÏà ÏÎ ãÎãÑ ÛáÏâä ÐÑÏÐãÎÝÎ á ÏÐÏ ÜÛá ÚÛ åÎÝ ÏÑÏÐà âÛÑ ÛáÜ ÏÑ

ä ã ÏÒ Ïø áÛáÎåÎ Ò Ü ÍéÝä â ø å Ïåä áÛåÏâä âÏÐ Ü ÛáÚÏ ßÏ ÍÏÐ ÝÎ âÏãÎÍç

þä å ßÏÝÎ Ó ÔÊÊÕÖÿ Ù áÛÐêÛå Ïã âÏÐ ëì íî ïð ñíïò ëó ôðíî ïõ ö÷ íõ ãÛÚÏàÏÎ

ÚÛÍÎâä ÑÖ Ïå Ïá ëì íî ïðñíïò ëóôðíî ïõ ö÷í Î ÐÎø Ü ÛÍä ãÏÒ ÏÏÐ á ÛÐ ÛÍÎáÏ

ä ÏÐà Ñä ÐÏÎ ø æÛâ Ü ÍÎÚÏÝÎ ( íîõëôö÷ ò ñíò)ø ÏÑ Ïä Ü ÛáÚÏßÏ ÍÏÐ å ÏÐàãä Ðà

Ý ÏÍÎ Ü ÛáÚÛåÎ Ý ÛÐà ÏÐ òîí ùúð òö îù ø ãÛÚÛåäá ÚÏÍ ÏÐà ÝÎ ã ÛÍÏÒ âÏÐ âÛÜ ÏÝÏ

Ü Ûá ÚÛåÎ . Jika dikaitkan dengan konteks perusahaan jasa, maka

sistem akuntansi penerimaan kas jenis ini dapat dipahami sebagai

sistem akuntansi dimana pelanggan datang ke tempat usaha, memilih

produk jasa, mendapatkan pelayanan jasa, lalu membayar jasa

(25)

Adapun pengertian sistem akuntansi penerimaan kas menurut

Narko (1994:117) yaitu sistem akuntansi yang terkait dengan

penerimaan kas yang bersumber dari hasil penagihan piutang,

penjualan tunai, penerimaan dari bunga dan investasi, penarikan

pinjaman, setoran modal, serta penjualan aktiva tetap.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat penulis pahami bahwa yang

dimaksud dengan sistem akuntansi penerimaan kas yaitu sebuah

sistem akuntansi yang terkait dengan aktifitas penerimaan kas yang

diperoleh perusahaan baik dari transaksi penjualan tunai maupun

sumber lainnya.

b. Informasi yang Dibutuhkan Manajemen

Seorang manajer memerlukan informasi tertentu yang

berhubungan dengan keputusan yang akan diambil. Sebagai wahana

penghasil informasi, sistem akuntansi penerimaan kas pun dituntut

untuk menghasilkan informasi tertentu yang diperlukan manajer

terkait dengan penerimaan kas.

Secara umum penulis memahami informasi yang diperlukan oleh

manajemen yaitu informasi yang harus tersedia sebagai syarat

minimal suatu sistem dapat berjalan. Jika dikaitkan dengan sistem

akuntansi penerimaan kas, maka informasi-informasi yang

dibutuhkan manajemen juga spesifik terkait dengan proses-proses

(26)

Mulyadi (2008:462) menjabarkan bahwa setidaknya terdapat

tujuh buah informasi yang diperlukan manajemen terkait dengan

sistem akuntansi penerimaan kas yaitu sebagai berikut:

1) Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau

kelompok produk selama jangka waktu tertentu.

Yaitu informasi terkait besarnya nilai pendapatan yang

berasal dari aktifitas penjualan untuk masing-masing produk

yang ditawarkan. Besaran nilai pendapatan tersebut

diperhitungkan untuk suatu jangka waktu yang ditentukan.

2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.

Yaitu informasi terkait besaran kas yang diterima perusahaan

dari aktifitas menjual barang secara tunai.

3) Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu

tertentu.

Yaitu informasi terkait harga pokok produk yang dihitung

oleh pihak manajemen dengan cara menghitung biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk satu unit layanan. Besaran HPP tersebut

diperhitungkan untuk suatu jangka waktu yang ditentukan.

4) Nama dan alamat pembeli.

Merupakan informasi yang diperlukan dalam penjualan

(27)

5) Kuantitas produk yang dijual.

Merupakan informasi terkait jumlah penjualan produk

tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu.

6) Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.

Yaitu informasi mengenai wiraniaga atau karyawan yang

menangani suatu transaksi penjualan dengan pelanggan.

7) Otorisasi pejabat yang berwenang.

Merupakan informasi yang terkait dengan aktifitas

pengotorisasian yang dilakukan oleh pejabat yang memiliki

kewenangan atau tanggung jawab tertentu.

Sedangkan menurut Narko (1994:71), informasi yang diperlukan

manajemen adalah sebagai berikut:

1) Jumlah penerimaan kas dari penjualan tunai setiap hari.

Yaitu informasi terkait besaran penerimaan kas dari aktifitas

penjualan tunai secara harian.

2) Jumlah kas yang disetorkan ke bank setiap hari.

Yaitu informasi yang terkait dengan jumlah kas yang

disetorkan ke bank secara harian.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat penulis pahami bahwa

informasi yang diperlukan manajemen meliputi: jumlah pendapatan

dalam jangka waktu tertentu, jumlah kas dari penjualan tunai, harga

pokok produk yang terjual dalam jangka waktu tertentu, nama dan

(28)

melakukan transaksi penjualan, otorisasi pejabat yang berwenang,

serta jumlah kas yang disetorkan ke bank setiap hari.

c. Fungsi yang Terkait

Secara umum, dalam sistem akuntansi penerimaan kas tunai

terdapat beberapa fungsi yang terlibat dan membentuk sistem

akuntansi penerimaan kas tunai itu sendiri. Tiap ahli memiliki

pendapat yang relatif berbeda mengenai fungsi-fungsi tersebut

meskipun secara garis besar sama. Fungsi yang terkait dengan sistem

akuntansi penerimaan kas tunai menurut Mulyadi (2008:462) yaitu:

1) Fungsi Penjualan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari

pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur

tersebut kepada pembeli. Fungsi ini merupakan tanggung jawab

dari Bagian Order Penjualan. Jadi urut-urutannya pesanan dari

pelanggan diterima oleh Bagian Order Penjualan. Setelah

pesanan mulai diproses oleh perusahaan, bagian ini pun membuat

faktur penjualan tunai. Setelah barang yang dipesan dikirimkan

ke pelanggan, maka faktur tersebut dikirimkab oleh Bagian

Order Penjualan kepada pelanggan. Namun dalam konteks

perusahaan jasa skala kecil, fungsi ini hanya bertugas menerima

(29)

2) Fungsi Kas

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima kas dari

pembeli. Fungsi ini merupakan tanggung jawab dari Bagian

Kasa. Dalam fungsi ini setelah pelanggan membeli barang,

pelanggan memberikan uang kepada kasir/kasa. Dalam konteks

perusahaan jasa, setelah pelanggan mendapatkan pelayanan,

maka pelanggan tersebut membayar tarif jasa ke bagian kasir.

3) Fungsi Gudang

Dalam konteks perusahaan dagang, fungsi ini bertanggung

jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, dan

menyerahkan barang tersebut ke bagian pengiriman. Fungsi ini

merupakan tanggung jawab dari bagian gudang. Namun dalam

konteks perusahaan jasa skala kecil fungsi ini tidak diperlukan

karena usaha jasa tidak menjual barang yang memerlukan

penyimpanan. Jikalau ada sesuatu yang harus disimpan seperti

bahan habis pakai maupun peralatan, maka itupun tidak

memerlukan sebuah fungsi gudang.

4) Fungsi Pengiriman

Dalam konteks perusahaan dagang, fungsi ini bertanggung

jawab untuk membungkus barang dan mengirimkannya ke

pembeli. Fungsi ini merupakan tanggung jawab dari Bagian

Pengiriman. Dalam konteks perusahaan jasa, fungsi ini tidak

(30)

5) Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggunjawab untuk mencatat transaksi

penjualan dan penerimaan kas, serta membuat laporan penjualan.

Fungsi ini merupakan tanggung jawab dari Bagian Jurnal. Dalam

konteks perusahaan jasa, Bagian Akuntansi melakukan

pencatatan transaksi penjualan dan penerimaan yang terjadi

dalam satu hari ke dalam buku jurnal transaksi.

Adapun Ikhsan & Prianthara (2008:240) menyebutkan bahwa

fungsi-fungsi yang terkait dengan sistem akuntansi penerimaan kas

adalah sebagai berikut:

1) Fungsi Penjualan. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggungjawab untuk melaksanakan menerima order pembeli, mengisi faktur penjualan tunaidan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran ke fungsi kas. Dalam struktur organisasi fungsi ini berada di bagian ,

F ,F & , , Telepon.

2) Fungsi Kas. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggungjawab sebagai penerima kas dari pembeli, meyetor kas yang diterima ke bank dalam jumlah penuh. Dalam struktur organisasi fungsi ini berada di bagian

.

3) Fungsi Akuntansi. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggungjawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporan keuangan. Dalam struktur organisasi fungsi ini berada di

bagian .

Ada pula Baridwan (1981:96) yang menyebutkan bahwa

fungsi-fungsi yang terkait dengan prosedur penerimaan kas yaitu: fungsi-fungsi

bagian surat masuk, fungsi bagian kasir, fungsi bagian piutang, serta

(31)

d. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Sistem akuntansi terbentuk dari beberapa prosedur yang saling

sambung-menyambung hingga membentuk suatu jaringan. Tak

terkecuali dengan sistem akuntansi penerimaan kas tunai yang juga

terdiri dari berbagi prosedur. Ikhsan & Prianthara (2008:255)

memaparkan bahwa setidaknya terdapat enam prosedur yang saling

terkait membentuk jaringan sistem akuntansi penerimaan kas tunai

yaitu sebagai berikut:

1) Prosedur Order Penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order, serta

membuat faktur untuk pelanggan. Dalam konteks perusahaan

jasa berukuran sedang misalnya hotel, pada prosedur ini fungsi

penjualan menerima order dari tamu lalu membuatkan faktur

penjualan tunai untuk mereka sehingga memungkinkan tamu

melakukan pembayaran ke fungsi kas. Namun dalam konteks

perusahaan jasa skala kecil seperti tempat cucian mobil, fungsi

order hanya menerima pelanggan dan mencatat pesanan mereka

secara sederhana.

2) Prosedur Penerimaan Kas

Dalam prosedur ini, fungsi kas menerima pembayaran dari

pelanggan, serta memberikan tanda pembayaran pada faktur

pelanggan. Dalam konteks perusahaan jasa perhotelan, pada

(32)

lalu memberikan cap Lunas pada faktur penjualan tunai milik

tamu tersebut. Dalam konteks usaha jasa skala kecil, fungsi kasir

menerima pembayaran dari pelanggan, sesaat setelah pelayanan

jasa diberikan.

3) Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat transaksi tunai

dalam jurnal-jurnal terkait. Dalam konteks usaha jasa perhotelan,

fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai

jasa hotel dalam jurnal penjualan dan penerimaan kas. Adapun

dalam usaha jasa skala kecil seperti tempat cucian mobil, fungsi

akuntansi mencatat transaksi penjualan jasa dalam satu hari ke

dalam jurnal-jurnal yang terkait.

4) Prosedur Penyetoran Kas ke Bank

Dalam prosedur ini, fungsi kas menyetorkan uang yang

diterima dari transaksi tunai ke bank secara penuh. Namun dalam

konteks usaha jasa skala kecil seperti tempat cucian mobil, uang

hasil pendapatan dapat disetorkan ke bank atau hanya dikelola

oleh pemilik sendiri.

5) Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan

kas ke dalam jurnal penerimaan kas. Sama halnya dengan usaha

(33)

6) Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi

harga pokok penjualan. Sama halnya dengan usaha jasa skala

kecil seperti tempat cucian mobil dimana fungsi akuntansi

melakukan perhitungan harga pokok penjualan.

Sedangkan Mulyadi (2008:469) menyebutkan bahwa setidaknya

terdapat tujuh jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan

kas dari penjualan tunai yaitu sebagai berikut:

1) Prosedur Order Penjualan

Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari

pelanggan lalu membuatkan faktur penjualan tunai untuk

pelanggan sehingga memungkinkan mereka untuk melakukan

pembayaran ke fungsi kas. Dalam konteks usaha jasa skala kecil

seperti tempat cucian mobil, fungsi penjualan bertugas menerima

pesanan dari pelanggan lalu mencatatnya secara sederhana.

2) Prosedur penerimaan kas

Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran dari

pelanggan dan memberikan tanda pembayaran kepada pembeli

sehingga memungkinkan pembeli tersebut memperoleh barang

yang dibelinya dari fungsi pengiriman. Namun dalam usaha jasa

skala kecil seperti tempat cucian mobil, fungsi kas hanya

menerima pembayaran jasa lalu memberikan tanda pembayaran

(34)

3) Prosedur penyerahan barang

Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman nengirimkan barang

kepada pelanggan. Dalam konteks usaha jasa skala kecil,

prosedur ini tidak diperlukan.

4) Prosedur pencatatan penjualan tunai

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan transaksi

penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan

kas. Sama halnya yang terjadi pada usaha jasa skala kecil.

5) Prosedur penyetoran kas ke bank

Sistem pengendalian internal terhadap kas mengharuskan kas

yang diterima dalam satu hari untuk disetorkan ke bank dengan

segera. Namun dalam usaha jasa skala kecil dengan jumlah kas

yang terbatas, prosedur ini tidak diharuskan.

6) Prosedur pencatatan penerimaan kas

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat penerimaan

kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank

yang diterima dari bank lewat fungsi kas.

7) Prosedur pencatatan harga pokok penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi

harga pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu

persediaan. Namun dalam konteks perusahaan jasa, prosedur ini

(35)

e. Bagan Alir Dokumen

Bagian Order Penjualan Bagian Kasa

Keterangan:

[image:35.595.112.517.134.705.2]

FPT = Faktur Penjualan Tunai PRK = Pita Register Kas

Gambar 1. Sistem Penerimaan Kas ! "#$ "%&' (# ! ")*+,(Mulyadi

2008:476) Via Pembeli Mulai Menerima Order Pembeli Mengisi Faktur Penj. Tunai 3 2 FPT 1 1 2 1 FPT 1 Menerima Uang dari Pembeli Mengope-rasikan Reg. Kas Copy PRK PRK Mengisi Bukti Setor Bank BSB 3 BSB 2 Bukti Setor Bank

1

Setor Kas ke Bank

BSB 3 BSB 2 Bukti Setor Bank 1

(36)

Bagian Gudang Bagian Pengiriman

Keterangan:

[image:36.595.107.518.112.695.2]

FPT = Faktur Penjualan Tunai PRK = Pita Register Kas

Gambar 2. Sistem Penerimaan Kas- ./0 12 3 /145672/0 189: /;

(Lanjutan) (Mulyadi 2008:476) 2 FPT 2 Kartu Gudang Menyerah-kan Barang FPT 2 4 4 PRK FPT 1 FPT 2 Membanding-kan FPT lb 1 dan lb 2

(37)

Bagian Jurnal Bagian Kartu Persediaan

Keterangan:

FPT = Faktur Penjualan Tunai PRK = Pita Register Kas

[image:37.595.107.519.109.715.2]

RHPP = Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

Gambar 3. Sistem Penerimaan Kas< =>? @A B >@CDEFA>? @GHI >J

(Lanjutan) (Mulyadi 2008:477)

6 4 8

(38)

f. Dokumen yang Digunakan

Dalam sistem akuntansi penerimaan kas tunai,

dokumen-dokumen berfungsi sebagai bukti bahwa proses-proses dalam

pembelian telah dilaksanakan. Mulyadi (2008:463) menyebutkan

bahwa terdapat tujuh macam dokumen yang digunakan dalam sistem

penerimaan kas dari penjualan tunai yaitu sebagai berikut:

1) Faktur Penjualan Tunai

Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai macam

informasi yang diperlukan manajemen terkait dengan transaksi

[image:38.595.199.530.387.635.2]

penjualan tunai.

(39)

2) Pita Register Kas

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas yang dimanfaatkan

sebagai bukti penerimaan kas dan sebagai dokumen pendukung

faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.

Gambar 5. Pita Register Kas (Mulyadi 2008:464)

3) KL MNOPKQLNR QS MTRS OU

Dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat

[image:39.595.197.534.495.706.2]

menagih utang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit.

(40)

4) VW X XYZ[ \]W ^_

Dalam konteks perusahaan dagang, dokumen ini digunakan

sebagai bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan

[image:40.595.197.531.223.513.2]

barang kepada perusahaan angkutan umum.

Gambar 7.VW X XYZ[ \]W ^_(Mulyadi 2008:466)

5) Faktur Penjualan COD

Dalam konteks perusahaan dagang, dokumen ini berfungsi

(41)
[image:41.595.194.530.113.362.2]

Gambar 8. Faktur Penjualan COD (Mulyadi 2008:467)

6) Bukti Setor Bank

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran

kas ke bank.

[image:41.595.197.528.485.660.2]
(42)

7) Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk

meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode.

Sedangkan menurut Narko (1994:119), dokumen-dokumen

transaksi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas

tunai meliputi:

1) Faktur/nota penjualan tunai 2) Bukti kas masuk

3) Pita kas register 4) Kwitansi penagihan

5) Fotokopi bukti transfer bank 6) Bukti setor bank

Dalam konteks perusahaan jasa, dokumen-dokuemn terkait

dengan `a b b (jumlah nominal yang harus dibayar pelanggan) dapat

berbeda tergantung karakteristik produk jasa dari usaha tersebut.

Misalnya dalam konteks usaha jasa perhotelan. Ikhsan & Prianthara

(2008:246) menyebutkan setidaknya terdapat lima dokumen yang

digunakan terkait dengan sistem penerimaan kas tunai yaitu:

1) cdef g`a b b

2) hif jke lea mg

3) n id opqrna f g

4) se bemjtoe uFivna f g

5) Fttpiop` ewe q ix e f

g. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Ikhsan & Prianthara (2008:247) memaparkan bahwa setidaknya

terdapat tujuh buah catatan-catatan yang terkait dengan sistem

(43)

1) Jurnal Penjualan

Jurnal ini berfungsi untuk mencatat transaksi penjualan baik

[image:43.595.197.532.196.341.2]

yang bersifat kredit maupun tunai.

Gambar 10. Jurnal Penjualan (Ikhsan & Prianthara 2008:248)

2) Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal ini berfungsi untuk mencatat berkurangnya dari

transaksi penerimaan kas dari debitur.

[image:43.595.198.532.465.629.2]
(44)

3) Voucher Jurnal Penerimaan Kas

Catatan akuntansi ini berfungsi untuk mencatat semua data

dan jumlah dari jurnal penerimaan kas.

4) Jurnal Umum

Catatan akuntansi ini berfungsi untuk mencatat berkurangnya

[image:44.595.194.534.279.415.2]

piutang dari transaksi penghapusan piutang.

Gambar 12. Jurnal Umum (Ikhsan & Prianthara 2008:251)

5) yz{ |}~€‚ ‚z ƒ

Dalam konteks usaha jasa perhotelan, catatan ini dibuat oleh

kasir untuk mengetahui jumlah penerimaan yang diperoleh

berdasarkanyz{|„~ …~}† ‡yang dibuat per{|}ˆ‡.

6) €‚ ‚z ƒ‰ƒyz{ |

Merupakan catatan yang dibuat oleh Š‹… Œ ‚~  Ž }‡ yag berisi

perincian penjualan harian usaha.

7) Rekapitulasi Penerimaan Kas

Merupakan laporan yang dibuat ~‹~z  yz{ |}~

(45)

Adapun menurut Mulyadi (2008:469), catatan-catatan akuntansi

yang digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan kas tunai

adalah sebagai berikut:

1) Jurnal Penjualan

Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan

[image:45.595.197.531.279.419.2]

meringkas data penjualan.

Gambar 13. Jurnal Penjualan (Mulyadi 2008:108)

2) Jurnal Penerimaan Kas

Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan

kas dari berbagai macam sumber.

[image:45.595.198.532.544.684.2]
(46)

3) Jurnal Umum

Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga

[image:46.595.197.535.198.327.2]

pokok produk yang dijual.

Gambar 15. Jurnal Umum (Mulyadi 2008:102)

4) Kartu Persediaan

Dalam konteks perusahaan dagang, digunakan oleh fungsi

akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk

yang dijual.

5) Kartu Gudang

Disediakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan

persediaan barang yang disimpan dalam gudang.

Sedangkan Narko (1994:119) menyebutkan bahwa terdapat tiga

macam catatan akuntansi yang dipergunakan dalam sistem

penerimaan kas yaitu:

1) Jurnal penerimaan kas

2) Rekening buku besar kas dan rekening-rekening yang berhubungan

(47)

h. Unsur Pengendalian Internal Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Unsur pengendalian internal suatu sistem akuntansi dirancang

untuk mencapai tujuan pokok pengendalian internal akuntansi. Dalam

sistem akuntansi penerimaan kas tunai, unsur-unsur pengendalian

internalnya menurut Mulyadi (2008:470) meliputi:

1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas. Dengan begitu

maka setiap penerimaan kas dari penjualan tunai dilaksanakan

oleh dua fungsi yang saling mengecek. Penerimaan kas yang

dilakukan oleh Bagian Kasa akan dicek kebenarannya oleh

Bagian Order Penjualan. Hal ini karena dalam sistem penjualan

tunai, transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai tidak akan

terjadi tanpa diterbitkannya faktur penjualan tunai oleh Bagian

Order Penjualan.

2) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. Hal tersebut

dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan serta

menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi perusahaan.

Karena suatu sistem yang menggabungkan fungsi akuntansi

dengan fungsi kas akan membuka kesempatan bagi karyawan

untuk melakukan kecurangan dengan mengubah catatan

akuntansi untuk menutupi kecurangan yang dilakukannya.

3) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi

penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.

(48)

bersama-sama oleh fungsi-fungsi tersebut akan menciptakan adanya

pengecekan intern pekerjaan setiap fungsi tersebut oleh fungsi

lainnya.

4) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan

dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai. Dalam

setiap transaksi penjualan disertai dengan diterbitkannya faktur

penjualan tunai oleh fungsi penjualan. Faktur penjualan harus

diotorisasi oleh fungsi penjualan supaya dapat menjadi dokumen

yang sahih sehingga dapat dapat dijadikan dasar bagi fungsi

penerimaan kas untuk menerima kas dari pembeli.

5) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara

membubuhkan cap lunas pada faktur penjualan tunai dan

penempelan pita register kas pada faktur tersebut. Hal ini sebagai

bukti bahwa fungsi penerimaan kas telah menerima kas dari

pelanggan.

6) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan

otorisasi dari bank penerbit kartu kredit. Otorisasi diperoleh

merchant dengan cara memasukkan kartu kredit pelanggan ke

dalam suatu alat khusus kartu kredit. Hal ini ditujukan agar para

merchant terhindar dari kemungkinan ketidakbonafidan

pemegang kartu kredit.

7) Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan

(49)

penjualan tunai. Cap tersebut menjadi bukti bahwa telah

diserahkannya barang kepada pembeli yang berhak. Dengan

bukti ini fungsi akuntansi telah mendapatkan bukti yang sahih

untuk mencatat adanya transaksi penjualan tunai.

8) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi

akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan

tunai. Hal ini untuk memastikan bahwa pencatatan ke dalam

buku jurnal telah dilakukan oleh fungsi akuntansi.

9) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya

dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. Salah satu bentuk

pengawasan terhadap formulir adalah dengan merancang

formulir yang bernomor urut tercetak. Untuk menciptakan

praktik yang sehat, penggunaan nomor urut tersebut harus

dipertanggungjawabkan oleh yang memiliki wewenang untuk

menggunakan formulir tersebut.

10) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya

ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai

atau hari kerja berikutnya. Jika kas yang diterima dari penjualan

tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan

transaksi penjualan tunai, maka bank akan mencatat setoran

tersebut ke dalam catatan akuntansinya. Dengan begitu jurnal kas

(50)

melakukan rekonsiliasi catatan kas perusahaan dengan rekening

koran bank.

11) Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara

periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.

Perhitungan kas secara periodik akan mengurangi risiko

penggelapan kas yang diterima oleh kasir.

Sedangkan Ikhsan & Prianthara (2008:256) menyebutkan bahwa

terdapat beberapa unsur pengendalian intern yang perlu diperhatikan

manajemen terkait dengan sistem akuntansi penerimaan kas tunai

yaitu: unsur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan,

praktek yang sehat serta karyawan yang cakap. Bentuk-bentuk

pengendalian dari masing-masing unsur tersebut diperinci seperti

berikut ini:

1) Organisasi

a) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas. b) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

c) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, dan fungsi akuntansi.

2) Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

a) Penerimaan order dari tamu diotorisasi oleh penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai. b) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara

membubuhkan cap lunas pada faktur penjualan tunai. c) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan

permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit. d) Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman

dengan membubuhkan cap sudah diserahkan pada faktur penjualan tunai.

(51)

3) Praktek yang Sehat

a) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.

b) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetorkan seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.

c) Perhitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periode dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.

4) Karyawan yang Cakap

a) Seleksi calon karyawan berdasarkan peersyaratan yang dituntun oleh pekerjaannya, untuk memperoleh karyawan yang mempunyai kecakapan yang sesuai dengan tuntutan tanggung jawab yang akan dipikulnya, manajemen harus mengadakan analisis jabatan yang ada dalam perusahaan dan menentukan syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon karyawan yang akan menduduki jabatan tersebut.

b) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan pekerjaannya.

Hampir sama seperti pendapat-pendapat sebelumnya, Narko

(1994:120) menyebutkan bahwa sistem pengendalian intern pada

sistem akuntansi penerimaan kas meliputi unsur-unsur seperti:

organisasi, otorisasi dan prosedur pencatatan, serta praktik sehat.

”• –—rancangan ˜—istm

Perancangan sistem dapat dipahami sebagai suatu aktifitas mendesain

detail-detail dari sebuah sistem baru yang akan dibuat untuk memenuhi

kebutuhan penggunanya. Satzinger, Jackson & Burd (2009:324)

mendefinisikan perancangan sistem sebagai proses mendeskripsikan,

mengorganisasi, serta menyusun komponen-komponen dari sistem baik

(52)

membangun sistem yang diajukan. Sedangkan Al-Fatta (2007:24)

mendefinisikan perancangan sistem sebagai menjelaskan dengan detail

bagaimana bagian-bagian dari sistem diimplementasikan. Laudon &

Laudon (2012:498) menyebutkan bahwa perancangan sistem akan

menunjukkan bagaimana cara agar sistem dapat memenuhi tujuannya

yaitu memenuhi persyaratan informasi.

Perancangan sistem akuntansi diperlukan karena proses bisnis yang

terdapat pada setiap perusahaan tidaklah sama. Karena itu diperlukan

pembuatan proses baku untuk menyusun laporan keuangan, mulai dari

proses bisnis, transaksi, bukti transaksi, jurnal, hingga terbentuknya

laporan keuangan (Suryanto, 2015:2). Suryanto (2015:4) menambahkan,

dampak yang diharapkan akan diperoleh dari sebuah perancangan sistem

adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan sistem pengendalian internal.

b. Meningkatkan kualitas laporan keuangan.

c. Menjadi dasar pengembangan sistem akuntansi di masa depan.

™š ›œnœmbangan žistœm

a. Gambaran Umum

Dalam mengembangkan sebuah sistem penerimaan kas

dibutuhkan metode-metode yang disebut metodologi pengembangan

sistem. Dalam Mulyadi (2008:39) diuraikan bahwa yang dimaksud

(53)

ditempuh oleh pengembang sistem untuk mengembangkan sebuah

sistem informasi. Pengembangan sistem ditempuh melalui beberapa

tahap. Pada umumnya para ahli membagi tahapan tersebut menjadi

empat yaitu: tahap analisis, tahap desain, tahap implementasi dan

tahap pemeliharaan.

b. Metode

1) Tahap Analisis Sistem

Al-Fatta (2007:27) menjelaskan apa yang dimaksud dengan

tahapan analisis sistem yaitu sebagai tahapan di mana sistem

yang sedang berjalan dipelajari dan sistem pengganti diusulkan.

Ada dua jenis analisis yang dijelaskan dalam bab ini yaitu

analisis sistem lama serta analisis kelayakan sistem baru.

a) Analisis Sistem Lama

Mulyadi (2008:41) membagi tahap analisis menjadi

empat bagian yaitu: analisis pendahuluan, penyusunan

usulan pelaksanaan analisis sistem, pelaksanaan analisis

sistem, serta penyusunan laporan hasil analisis sistem.

Analisis pendahuluan diawali dengan pengguna yang

meminta analis sistem untuk mengembangkan sistem yang

ada di perusahaan pengguna. Berdasarkan surat permintaan

jasa pengembangan sistem tersebut, analis sistem lalu

melakukan analisis pendahuluan sebagai dasar dibuatnya

(54)

sistem dalam analisis pendahuluan ini diantaranya adalah

mengumpulkan informasi untuk memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai perusahaan kliennya.

Selanjutnya dokumen Usulan Pelaksanaan Analisis

Sistem dibuat untuk mempertemukan pikiran pemakai

informasi dengan analis sistem mengenai pekerjaan

pengembangan sistem akuntansi yang akan dilaksanakan.

Tahap pelaksanaan analisis sistem dilakukan dengan

berdasar pada rencana kerja yang dituangkan dalam

dokumen Usulan Pelaksanaan Analisis Sistem . Mulyadi

(2008:46) memberikan contoh mengenai berbagai langkah

yang dilakukan oleh analis sistem dalam pelaksanaan

analisis diantaranya sebagai berikut:

(1) Menganalisis Laporan yang Dihasilkan oleh Sistem

Lama

Dalam tahap ini analis sistem mempelajari laporan

yang telah dihasilkan oleh sistem akuntansi yang lama.

Hal ini dilakukan untuk menemukan informasi apa saja

yang diperlukan oleh manajemen, namun belum mampu

(55)

(2) Menganalisis Transaksi-transaksi yang Ada pada Sistem

Lama

Analisis yang berikutnya dilakukan adalah analisis

terhadap setiap transaksi yang terkait pada sistem yang

lama. Analisis ini meliputi analisis terhadap formulir,

catatan, serta prosedur yang digunakan di dalam

melaksanakan setiap transaksi tersebut.

(3) Mempelajari Catatan Pertama

Catatan pertama yang dimaksud dalam sistem

akuntansi adalah jurnal. Analisis terhadap jurnal yang

digunakan sistem yang lama dilakukan untuk

menemukan kelemahan yang ada padanya serta

mempertimbangkan kemungkinan untuk dilakukan

perancangan ulang terhadap jurnal tersebut.

(4) Mempelajari Catatan Terakhir

Catatan terakhir yang dimaksud dalam sistem

akuntansi adalah buku besar dan buku pembantu. Hal ini

dilakukan untuk menemukan kelemahan yang ada

padanya serta mempertimbangkan kemungkinan untuk

dilakukan perancangan ulang terhadap buku besar serta

buku pembantu tersebut.

Hasil dari pelaksanaan analisis sistem kemudian

(56)

laporan tersebut diantaranya adalah: pernyataan kembali

alasan yang mendasari dan luas analisis sistem yang

dilaksanakan, daftar masalah besar dan utama yang

ditemukan, suatu pernyataan persyaratan informasi yang

diperlukan oleh pemakai, suatu pernyataan asumsi penting

yang dibuat oleh analis selama melaksanakan analisis

sistem, suatu proyeksi sumber daya serta biaya yang

diperlukan dalam perancangan sistem akuntansi yang baru,

dan yang terakhir rekomendasi yang berkaitan dengan sistem

yang diusulkan atau persyaratan yang harus dipenuhi oleh

sistem yang diusulkan.

Berdasarkan keterbatasan waktu serta tenaga, maka

dalam konteks penelitian ini tahapan analisis yang dilakukan

hanya pada tahap pelaksanaan analisis sistem saja yang

mencakup: analisis terhadap laporan yang dihasilkan sistem

lama, analisis transaksi pada sistem lama, serta analisis

terhadap catatan pertama dan terakhir dalam sistem lama.

b) Analisis Kelayakan Sistem Baru

Analisis kelayakan sistem dapat dipahami sebagai

penilaian terhadap sistem yang dikembangkan dengan cara

mengkaji apakah sistem tersebut layak direalisasikan atau

tidak. Analisis kelayakan sistem perlu dilakukan secara

(57)

dihasilkan. Menurut Al Fatta (2007:75), analisis kelayakan

sistem dilakukan dengan cara menilai aspek-aspek berikut:

(1) Kelayakan Teknis

Analisis kelayakan teknis dilakukan dengan menilai

apakah teknologi yang dikehendaki untuk

pengembangan sistem merupakan teknologi yang

mudah didapat, murah, dan pemakaiannya mudah. Jika

syarat-syarat tadi terpenuhi, maka dapat dikatakan

bahwa sistem tersebut layak secara teknis.

(2) Kelayakan Operasional

Analisis kelayakan operasional dilakukan untuk

menilai apakah sistem mampu untuk menyelesaikan

masalah yang ada di perusahaan. Studi ini dilakukan

dengan cara menilai apakah informasi yang dihasilkan

oleh sistem merupakan informasi yang benar-benar

dibutuhkan oleh pengguna.

(3) Kelayakan Ekonomis

Analisis kelayakan ekonomis dilakukan dengan

tujuan untuk menilai apakah sistem yang dikembangkan

memberikan manfaat yang lebih besar daripada biaya

yang harus dikeluarkan. Studi ini dapat dilakukan

dengan cara mengkalkulasi prakiraan biaya yang

(58)

operasional sistem yang lama, serta biaya operasional

sistem yang baru.

Analisis di atas perlu dilakukan oleh pengembang sistem

untuk menjustifikasi apakah kebutuhan sistem yang dibuat

layak untuk dilanjutkan menjadi sistem atau tidak. Ada pun

menurut Widjajanto (2001:547), analisis kelayakan terhadap

sistem yang baru dilakukan dengan menilai empat jenis

kelayakan sebagai berikut:

(1) Kelayakan Teknis

Analisis kelayakan teknis dilakukan dengan tujuan

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menerapkan teknologi atau sistem yang baru. Studi

kelayakan teknis dilakukan dengan cara mengevaluasi

apakah teknologi yang akan digunakan untuk

implementasi sistem yang baru telah memadai untuk

mendukung kinerja sistem secara optimal.

(2) Kelayakan Operasional

Analisis kelayakan operasional dilakukan dengan

tujuan untuk menilai apakah sistem yang diusulkan

dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan

manajemen. Faktor penting yang perlu dipertimbangkan

dalam menilai kelayakan operasional suatu sistem

(59)

dipertimbangkan karena terkadang karyawan sebagai

pengguna sistem merasa peran mereka terancam oleh

teknologi yang baru. Selain itu terkadang kenikmatan

mereka dalam bekerja berkurang dikarenakan adanya

teknologi baru tersebut.

(3) Kelayakan Waktu

Analisis kelayakan waktu terhadap sistem yang baru

dilakukan untuk menilai apakah sistem yang baru dapat

diterapkan dalam jangka waktu yang layak. Jangka

waktu pengembangan sistem dikatakan layak jika waktu

pengembangan dan implementasinya tidak melebihi

jangka waktu yang diharapkan perusahaan guna

memenuhi kebutuhannya. Analisis kelayakan waktu

dilakukan dengan memprediksi jangka waktu yang

diperlukan untuk mende

Gambar

Gambar 1. Sistem Penerimaan Kas ! "#$"%&'(# ! ")*+, (Mulyadi2008:476)
Gambar 2. Sistem Penerimaan Kas
Gambar 3. Sistem Penerimaan Kas
Gambar 4. Faktur Penjualan Tunai (Mulyadi 2008:464)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh pemindah-tanganan/penjualan olahan kayu gergajian dilengkapi dokumen angkutan hasil hutan berupa nota angkutan akan tetapi Laporan produksi yang tersedia tidak

(Tiga ratus delapan puluh tujuh juta dua ratus enam puluh ribu

Prinsip kerja sistem ini, yaitu user menurunkan robot kapal selam menggunakan kursor pada laptop saat dalam keadaan turun ketika robot kapal selam menerima

Masalah pertama, banyak orang yang meyakini bahwa selain petunjuk nabi SAW adalah lebih baik daripada petunjuk beliau dibantah dengan pendapat bahwa sunnah berdiri sendiri

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ROOMBOY DALAM MAKING BED PADA HOUSEKEEPING DEPARTMENT DI HOTEL SOECHI INTERNATIONAL MEDAN.. KERTAS KARYA

: Gambaran Radiografi Diabetes Mellitus Di Rongga Mulut, 2004... : Gambaran Radiografi Diabetes Mellitus Di Rongga

Sebab pada zaman mutahir ini kita masih sempat mengamati pemakaian kayu yang terbelakang dan primitif, tapi bagaimana ilmu dan teknologi penguasaan kayu yang canggih ini muncul,

a) Sehubungan dengan perkembnagan kognisi anak pada masa kanak-kanak awal, pendidik perlu mendorong anak melakukan kolaborasi dengan orang dewasa atau anak yang lebih besar