• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

PERLINDUNGAN ANAK DAN

PENGENDALIAN PENDUDUK

Jalan Tentara Rakyat Mataram Nomor 31 Yogyakarta

Telepon (0274) 562714, Faksimile (0274) 558402

Website:www.dp3ap2.jogjaprov.go.id E-mail

LAPORAN KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH

TAHUN

2019

(2)

Kata Pengantar

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LkjIP) Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian penduduk DIY Tahun 2019 disusun berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2019. LKjIP Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian penduduk DIY Tahun 2019 merupakan bentuk akuntabilitas publik dari pelaksanaan tugas dan fungsi dan penggunaan anggaran yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah. Laporan ini sebagai media informasi publik atas capaian kinerja yang terukur. Capaian kinerja disajikan melalui pengukuran dan evaluasi kinerja serta pengungkapan (disclosure) secara memadai atas hasil analisis pengukuran kinerja.

Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis berdasarkan indikator-indikator yang ditetapkan. Diharapkan penyajian LKjIP ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan kinerja agar lebih berorientasi pada hasil, relevan, efektif, efisien dan berkelanjutan di masa mendatang.

Yogyakarta, Februari 2020 KEPALA DP3AP2 DIY

dr. RA. ARIDA OETAMI,M.Kes NIP .19600408 198802 2 001

(3)

Ikhtisar Eksekutif

Capaian kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY Tahun 2019 dalam mewujudkan sasaran strategis dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Capaian sasaran strategis 1 “Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak”:

- Diukur dengan indikator Prevalensi Kekerasan terhadap perempuan dan anak (Jumlah korban kekerasan terhadap perempuan dan anak dibagi jumlah penduduk perempuan dan anak dikali 1000).

- Capaian indikator dimaksud didukung oleh kinerja 2 (dua) Program, yakni Program perlindungan perempuan dan anak dan Program Kesetaraan Gender Dan Pemberdayaan Perempuan.

- Target capaian indikator sasaran tahun 2019 sebesar 0,47; sampai dengan bulan Desember 2019 terealisir 0,50. Dengan demikinan capaian ini belum mencapai target. Prosentase realisasi terhadap target (capaian dibagi target dikalikan 100%) mencapai 94%.

- Dibandingkan dengan capaian target tahun 2018 sebesar 0,61 terjadi peningkatan sebesar 0,11

2. Capaian sasaran strategis 2 “meningkatnya rata-rata usia kawin pertama perempuan”:

- Diukur dengan indikator Umur menikah pertama perempuan (Rata-rata umur menikah pertama Perempuan)

- Capaian indikator dimaksud didukung oleh kinerja Program Pengendalian Pertumbuhan Penduduk

- Target capaian indikator sasaran tahun 2019 adalah 24,4 tahun; sampai dengan akhir Bulan Desember 2019 terealisir 24,61 tahun. Dengan demikian capaian ini telah melampaui target. Prosentase realisasi terhadap target (capaian dibagi target dikalikan 100%) mencapai 100,86%.

(4)

- Dibandingkan dengan capaian target tahun 2018 yang rata-rata umur menikah perempuannya 25,32 tahun terjadi penurunan 0,71 tahun

3. Capaian sasaran strategis 3 “Meningkatnya keberdayaan keluarga dari balita hingga lansia”:

- Diukur dengan indikator Persentase legalitas keluarga (perkawinan dan kelahiran) (Jumlah persentase legalitas perkawinan ditambah persentase legalitas kelahiran dibagi 2)

- Capaian indikator dimaksud didukung oleh kinerja Program Peningkatan Kualitas keluarga

- Target capaian indikator sasaran tahun 2019 adalah 98%; sampai dengan akhir Bulan Desember 2019 terealisir 98,05%. Dengan demikian capaian ini telah melampaui target. Prosentase realisasi terhadap target (capaian dibagi target dikalikan 100%) mencapai 100,05%.

- Dibandingkan dengan capaian target tahun 2018 sebesar 98,15% terjadi penurunan 0,10 tahun

Terhadap capaian kinerja sebagaimana terseebut di atas terdapat beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian bagi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY ke depan, sebagai berikut: 1. Meningkatnya data kasus kekerasan perempuan dan anak di DIY disebabkan

oleh tingginya kesadaran masyarakat untuk melaporkan terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak berdampak tingkat kecepatan proses penyelesaian kasus kekerasan perempuan dan anak.;

2. Rata-rata usia kawin pertama perempuan yang sudah mencapai kisaran angka 24,61 tahun menunjukkan kesiapan dan kematangan fisik maupun psikis perempuan dalam menyiapkan generasi penerus yang berkualitas, namun kalau tidak diiringi dengan edukasi tentang kesehatan reproduksi dan pemahaman tentang keluarga yang terencana maka akan mempengaruhi kestabilan jumlah anak di dalam keluarga.

3. Tingkat kepemilikan legalitas keluarga berupa akte perkawinan dan akte kelahiran menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya legalitas kependudukan, namun masih adanya sebagian penduduk yang belum memiliki

(5)

legalitas tersebut menjadi tugas berat untuk memberikan kepastian hukum bagi warga masyarakat yang akan berdampak pada ketahanan keluarganya.

(6)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ... 2 IKHTISAR EKSEKUTIF ... 3 DAFTAR ISI ... 6 DAFTAR TABEL ... 7 DAFTAR GAMBAR ... 7 BAB I PENDAHULUAN ... 8

1.1 Cascading Kinerja sebagai Dasar Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah ... 9

1.2 Mandat Kinerja, Peta Proses Bisnis dan Struktur DP3AP2 DIY... 10

1.3 Tugas, Fungsi dan Peta Jabatan ... 12

1.4 Isu-isu Strategis ... 14

1.5 Dukungan SDM, Sarana-Prasarana dan Anggaran ... 15

1.6 Tindak Lanjut atas Laporan Hasil Evaluasi SAKIP 2018 ... 18

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 19

2.1 Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja OPD ... 19

2.2 Strategi dan Arah Kebijakan ... 21

2.3 Struktur Program dan kegiatan 2019 ... 21

2.4 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 ... 23

2.5 Instrumen Pendukung Capaian Kinerja... 24

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 25

3.1. Capaian Kinerja Tahun 2019 ... 25

3.2. Analisis Ketercapaian Kinerja Tahun 2019 ... 29

3.3. Realisasi Anggaran ... 33

3.4.Inovasi ... 34

BAB IV PENUTUP ... 38

(7)

Daftar Tabel

Tabel I.5.1 Jumlah Pegawai Menurut Kualifikas Jabatan, Jenis Kelamin ... 15

Tabel I.5.2 Sarana-Prasarana ... 17

Tabel I.5.3 Perbandingan Anggaran Tahun 2018 dan 2019 ... 17

Tabel I.6.1 Saran, Rekomendasi dan Tindak Lanjut ... 18

Tabel II.1.1 Sasaran Strategis DP3AP2 DIY, 2017-2022 ... 20

Tabel II.2.1 Strategi dan Arah Kebijakan ... 21

Tabel II.3.1 Struktur Program dan Kegiatan terkait Langsung Pencapaian Sasaran Tahun 2019 ... 22

Tabel II.3.2 Struktur Program dan Kegiatan Pendukung Pencapaian Sasaran Tahun 2019 ... 22

Tabel II.4.1 Perjanjian Kinerja Kepala DP3AP2 DIY Tahun 2019 ... 23

Tabel III.1.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja ... 25

Tabel III.1.2 Capaian Kinerja Tahun 2019 ... 26

Tabel III.1.3 Pengukuran Capaian Sasaran 1 ... 27

Tabel III.1.4 Pengukuran Capaian Sasaran 2 ... 28

Tabel III.1.5 Data rata-rata usia menikah perempuan ... 28

Tabel III.1.6 Pengukuran Capaian Sasaran 3 ... 29

(8)

Daftar Gambar

Gambar I.1. Cascading Kinerja ... 10

Gambar I.2. Mandat Kinerja Peta Proses Bisnis dan Struktur DP3AP2 DIY ... 11

Gambar I.3. Tugas, Fungsi dan Peta Jabatan pada Organisasi DP3AP2 DIY ... 12

(9)

BAB I

Pendahuluan

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan bentuk pertanggung-jawaban setiap instansi Pemerintah/Pemerintah Daerah yang menyusun Perjanjian Kinerja, atas penggunaan anggaran yang bersumber dari APBD dan/atau APBN. Dasar hukum penyusunan meliputi: 1. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2. Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

3. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 94 Tahun 2016 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Adapun tujuan penyusunan LKjIP sebagai berikut:

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai,

2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja instansi

1.1 Cascading Kinerja sebagai Dasar Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah

Selaras dengan paradigma Organisasi Berbasis Kinerja (Performance

Based Organization) yang diterapkan Pemerintah Daerah DIY, setiap

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dibentuk untuk memberikan kontribusi pada pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah DIY tahun 2017 – 2022. Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY dibentuk dengan skema kinerja sebagai berikut: Bab I berisi :

1. Cascading Kinerja 2. Mandat Kinerja, Proses

Bisnis dan Struktur Organisasi

3. Tugas, Fungsi dan Peta Jabatan

4. Isu-Isu Strategis 5. Dukungan SDM,

Sarana-Prasarana dan Anggaran 6. Tindak Lanjut atas Rekomendasi LHE SAKIP Tahun sebelumnya

(10)

Gambar I.1 Cascading Kinerja

1.2 Mandat Kinerja, Peta Proses Bisnis dan Struktur DP3AP2 DIY

Hubungan antara mandat kinerja, peta proses bisnis dan desain struktur organisasi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan

(11)

Gambar I.2 Mandat Kinerja Peta Proses Bisnis dan Struktur DP3AP2 DIY

(12)

1.3 Tugas, Fungsi dan Peta Jabatan

Dalam upaya mewujudkan kinerja sebagaimana telah dimandatkan dalam RPJMD, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY memiliki tugas dan fungsi yang kemudian menjadi dasar penempatan personil dalam jabatan sebagaimana gambar berikut:

Gambar I.3. Tugas, Fungsi dan Peta Jabatan pada Organisasi DP3AP2 DIY

Berdasarkan Peraturan Gubernur DIY Nomor 73 Tahun 2018 tentang Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta urusan pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana. Adapun fungsi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY sebagai berikut

1. penyusunan program kerja Dinas.

2. perumusan kebijakan teknis bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan pengendalian penduduk.

3. pelaksanaan sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan Pemerintah Daerah dalam rangka pengarusutamaan gender, pengarusutamaan hak anak, pemberdayaan perempuan, perlindungan perempuan dan anak, peningkatan kualitas keluarga, penduduk dan Keluarga Berencana.

4. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan pengarusutamaan gender, pengarusutamaan hak anak, pemberdayaan perempuan, perlindungan perempuan dan anak, peningkatan kualitas keluarga, pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana.

5. pelaksanaan fasilitasi kelembagaan pemberdayaan perempuan, perlindungan perempuan dan anak, peningkatan kualitas keluarga, pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana berbasis masyarakat. 6. pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, penyediaan, pengelolaan, dan pemanfaatan data dan informasi

pemberdayaan perempuan, perlindungan perempuan dan anak. 7. pemenuhan hak anak dalam peningkatan kualitas hidup anak.

8. pelaksanaan fasilitasi penanganan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak. 9. pelaksanaan fasilitasi pemetaan perkiraan pengendalian kuantitas penduduk 10. pelaksanaan jejaring antar instansi/lembaga,

11. pelaksanaan koordinasi, pemantauan, evaluasi, pembinaan, dan pengawasan urusan pemerintahan bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan pengendalian penduduk

12. pelaksanaan fasilitasi pengembangan desain, program, pengelolaan, dan pelaksanaan advokasi komunikasi, informasi, dan edukasi pemberdayaan perempuan, perlindungan perempuan dan anak, peningkatan kualitas keluarga, pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana sesuai kearifan lokal DIY,

13. pengelolaan, pelaksanaan, pengembangan desain program pembangunan keluarga, Keluarga Berencana, dan kesejahteraan keluarga

14. pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan dalam pengelolaan pelayanan dan pembinaan kesertaan ber-Keluarga Berencana, pembangunan keluarga, melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga

15. peningkatan kualitas sumber daya manusia pengarusutamaan gender, pengarusutamaan hak anak, pemberdayaan perempuan, perlindungan perempuan dan anak, peningkatan kualitas keluarga, pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana.

16. pelaksanaan kegiatan kesekretariatan.

17. pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan,

18. pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan pengendalian penduduk,

19. penyusunan laporan pelaksanaan tugas Dinas, dan

(13)

Sumber: Perdais DIY No. 1 Tahun 2018 dan Pergub DIY No. 73 Tahun 2018

Sesuai Pelaksanaan tugas fungsi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY dibagi habis ke dalam jabatan struktural dan jabatan pelaksana berdasarkan Peraturan Gubernur DIY Nomor 104 tahun 2018 tentang Kualifikasi Jabatan Pelaksana dengan komposisi sebagai berikut:

Jabatan Struktural Jabatan Pelaksana

1. Kepala Dinas 2. Sekretaris

3. Kabid Kesetaraan gender dan Pemberdayaan Perempuan: 1) Kasi Peningkatan Kualitas hidup

perempuan dan Pengarusutamaan Gender 2) Kasi Data, Informasi, Gender dan

Kerjasama

4. Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak:

1) Kasi Perlindungan Perempuan 2) Kasi Perlindungan dan

Pemenuhan Hak-Hak Anak 5. Kabid Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana:

1) Kasi Pengendalian Penduduk 2) Kasi Keluarga Berencana 6. Kabid Peningkatan Kualitas Keluarga

1) Kasi Keluarga Sejahtera 2) Kasi Advokasi dan Komunikasi,

Informasi, Edukasi 7. Jabatan Fungsional

1. Dibawah Kasubbag Program:

1) Penyusun Program Anggaran dan Pelaporan 2) Pengelola Sistem dan Jaringan

2. Dibawah Kasubbag Keuangan: 1) Bendahara

2) Pengadministrasi keuangan 3) Pengelola Gaji

4) Pengelola Akuntansi

5) Verifikator data laporan keuangan 3. Dibawah Kasubbag Umum:

1) Pengadministrasi umum 2) Pendaministrasi Persuratan 3) Pranata Kearsipan

4) Pengadministrasi Kepegawaian 5) Teknisi Sarana dan Prasarana 6) Pengelola Barang Milik Negara 7) Pengemudi

4. Dibawah Kasi Kualitas Hidup Perempuan dan Pengarusutamaan Gender:

1) Pengadministrasi Umum

2) Pengelola Penguatan Pengarusutamaan Gender 5. Dibawah Kasi Data Informasi Gender dan Kerjasama: 1) Pengelola Penguatan Pengarusutamaan Gender 6. Dibawah Kasi Perlindungan Perempuan:

1) Pengadministrasi Umum 2) Analis Perlindungan Perempuan

7. Dibawah Kasi Perlindugan dan Pemenuhan Hak Anak: 1) Pengelola Perlindungan Sosial

8. Dibawah Kasi Pengendalian Penduduk 1) Pengadministrasi Umum 2) Pengawas Kependudukan 9. Dibawah Kasi Keluarga Berencana

1) Analis keluarga Berencana

10. Dibawah Kasi Advokasi dan Komunikasi, Informasi edukasi

1) Pengadministrasi Umum 11. Dibawah Kasi Ketahanan Keluarga

(14)

1.4 Isu-Isu Strategis

Eksistensi sebuah institusi bergantung sejauh mana institusi tersebut mampu menemukenali dan merespon isu strategis dengan berbagai kebijakan dan tindakan yang tepat. Secara umum isu strategis dapat bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Isu-isu strategis yang melingkupi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY sebagai bagian dari Perangkat Daerah yang memiliki tujuan ”Meningkatnya kualitas hidup, kehidupan dan penghidupan masyarakat dengan tatanan sosial yang menjamin kebhinekaan serta mampu menjaga dan mengembangkan budaya”, antara lain sebagai berikut:

1. Kesetaraan Gender

Pemahaman keseteraan gender yang masih parsial di masyarakat sehingga berdampak pada implementasi pengarusutamaan gender, perlindungan perempuan dan anak dan ketahanan keluarga dalam kehidupan masyarakat.

2. Pengendalian Penduduk

Permasalahan yang masih belum terselesiakan di DIY adalah: distribusi penduduk yang tidak merata, perubahan komposisi penduduk, tingginya pasangan usia subur yang tidak ber-KB.

Isu-isu strategis tersebut juga berdampak dengan munculnya isu-isu yang lebih spesifik seperti:

1. Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender yang belum sesuai dengan harapan

2. Tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan, terlihat dari jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan jumlah kasus KDRT.

3. Rendahnya perlindungan terhadap tenaga kerja dan buruh migran perempuan, ditunjukkan dengan terjadinya kasus-kasus perlakuan buruk terhadap buruh migran

4. Terjadinya berbagai praktik buruk yang mengancam hak-hak anak, seperti pekerja anak perkawinan anak, dan anak berhadapan dengan hukum (ABH) 5. Belum terpenuhinya hak-hak anak seperti akte kelahiran, PAUD, hidup

sehat, sekolah ramah anak, Puskesmas ramah anak, dan pengasuhan yang aman.

(15)

1.5 Dukungan SDM, Sarana-Prasarana dan Anggaran

Dukungan sumberdaya manusia, sarana-prasarana dan anggaran pada tahun 2019 sebagaimana tabel berikut:

Tabel I.5.1 Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Jabatan, Jenis Kelamin

No Jabatan Formasi Pegawai yang ada Jenis Kelamin Jml Kualifikasi Jml Kualifikasi Laki Peremp 1 2 3 4 5 6 7 8 A JABATAN STRUKTURAL 1. Kepala Dinas 1 S2, S1 1 S2 1 2. Sekretaris 1 S2, S1 1 S2 - 1 3. Kepala Bidang Kesetaraan Gender dan

Pemberdayaan Perempuan

1 S2, S1 1 S1 - 1 4. Kepala Bidang Perlindungan Perempuan

dan Anak

1 S2, S1 1 S1 - 1 5. Kepala Bidang Pengendalian Penduduk

dan Keluarga Berencana

1 S2, S1 - - - - 6. Kepala Bidang Peningkatan Kualitas

Keluarga

1 S2, S1 1 S1 1 - 7. Kepala Subbag. Program 1 S1 1 S1 1 8. Kepala Subbag. Keuangan 1 S1 1 S1 - 1 9. Kepala Subbag. Umum 1 S1 1 S1 - 1 10. Kepala Seksi Kualitas Hidup Perempuan

dan Pengarusutamaan Gender

1 S1 1 S1 - 1 11. Kepala Seksi Data, Informasi, Gender dan

Kerjasama

1 S1 1 S2 1 - 12. Kepala Seksi Perlindungan Perempuan 1 S1 1 S2 - 1 13. Kepala Seksi Perlindungan dan

Pemenuhan Hak Anak

1 S1 1 S1 - 1 14. Kepala Seksi Pengendalian Penduduk 1 S1 1 S2 1 - 15. Kepala Seksi Keluarga Berencana 1 S1 1 S2 1 - 16. Kepala Seksi Keluarga Sejahtera 1 S1 1 S1 - 1 17. Kepala Seksi Advokasi dan Komunikasi,

Informasi, Edukasi

1 S1 1 S1 1 -

B. JABATAN FUNGSIONAL

18. Arsiparis 1 D3 - - - - 19. Penatalaksana Barang 1 D3 - - - - 20. Penggerak Swadaya Masyarakat Pertama 3 S1 2 1

C. JABATAN PELAKSANA PENDUKUNG/ADMINISTRATIF

21. Penyusun Program Anggaran dan Pelaporan

3 S1 2 S1, S2 - 2 22. Pengelola Sistem dan Jaringan 1 S1 - - - - 23. Bendahara 1 S1 1 SMA - 1 24. Pengadministrasi Keuangan 2 D3 - - - - 25. Pengelola Gaji 1 D3 1 S1 - 1 26. Pengelola Akuntansi 2 D3 1 SMA - 1

(16)

No Jabatan Formasi Pegawai yang ada Jenis Kelamin Jml Kualifikasi Jml Kualifikasi Laki Peremp 1 2 3 4 5 6 7 8 27. Verifikator Data Laporan Keuangan 2 D3 1 S1 1 - 28. Pengadministrasi Umum 1 D3 1 SMA - 1 29. Pengadministrasi Persuratan 1 D3 - - - - 30. Pranata Kearsipan 1 D3 - - - - 31. Pengadministrasi Kepegawaian 1 D3 1 S1 - 1 32. Teknisi Sarana dan Prasarana 1 D3 1 SMA 1 - 33. Pengelola Barang Milik Negara 2 D3 2 D3, SMA 1 1 34. Pengemudi 1 SMA 1 SMA 1 - 35. Pengadministrasi Umum 1 D3 1 SMA - 1 36. Pengelola Penguatan Pengarusutamaan

Gender

3 S1 - - - - 37. Pengelola Penguatan Pengarusutamaan

Gender

3 S1 1 S1 - 1 38. Pengadmiinistrasi Umum 1 D3 1 SD 1 - 39. Analis Perlindungan Perempuan 3 S1 1 S1 - 1 40. Pengelola Perlindungan Sosial 3 S1 1 S1 - 1 41. Pengadministrasi Umum 1 D3 1 SMA - 1 42. Pengawas Kependudukan 3 S1 1 SMA - 1 43. Analis Keluarga Berencana 3 S1 2 S1, SMA 1 1 44. Pengadministrasi Umum 1 D3 - - - - 45. Pengelola Bina Kesejahteraan Keluarga 3 S1 2 S1, SMA - 2 46. Pengelola Pembinaan Ketahanan

Keluarga

3 S1 2 S1, SMA 1 1 Jumlah 67 44 15 29

Sumber: Data Kepegawaian Biro Desember 2019

Berdasarkan data pada tabel I.5.1, tingkat pendidikan SDM Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY relatif tinggi namun kurang seimbang antara laki-laki dan perempuan, didominasi oleh jenjang pendidikan S1 sebanyak 23 orang (52,27%) , disusul oleh jenjang pendidikan SLTA sebanyak 12 orang (27,27%), S2 sebanyak 7 orang (15,91%), serta D3 dan SD masing-masing 1 orang (2,27%). Komposisi pegawai perempuan lebih banyak dibanding pegawai laki-laki dengan perbandingan 65,90% dengan 34,10%; bahkan untuk jabatan struktural pun lebih banyak dijabat perempuan. Hal ini menunjukkan adanya sistem merit dan kesetaraan gender dalam manajemen SDM aparatur.

Apabila merujuk pada formasi maka Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY masih kekurangan pegawai sebanyak 23 orang yang 1 orang pejabat struktural dan 22 pelaksana substantif. 1 jabatan kepala bidang dirangkap oleh kepala bidang lain selama 8

(17)

bulan dan ada beberapa formasi jabatan yang belum terisi sama sekali, hal ini tentunya berdampak pada kinerja dan capaian kinerja dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY yang kurang maksimal.

Tabel I.5.2 Sarana-Prasarana

No Klasifikasi Jumlah Barang Nilai Aset (Rp)

1 2 3 4 5 Tanah

Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Aset tetap lainnya Aset tidak berwujud

1 1.648 10 475 17 254.810.000 6.676.895.625 20.776.244.720 41.418.900 662.762.750 Jumlah 28.412.131.995

Sumber: Data Aset DP3AP2 DIY, 2019

Kebutuhan Kendaraan dinas relatif sudah terpenuhi karena kendaraan dinas jabatan dan kendaraan dinas operasional untuk bidang dan sekretariat sudah ada. namun untuk lebih ideal masih diperlukan adanya kendaraan operasional yang memiliki kapasitas yang banyak. kendaraan dinas roda dua juga sudah ada di masing-masing bidang meskipun idealnya masing-masing seksi dan subbag disediakan kendaraan dinas roda dua untuk operasional kegiatan kantor.

Kebutuhan ruangan kantor umum relatif sudah tersedia meliputi ruang rapat, ruang kerja, ruang pengelola keuangan, ruang arsip, ruang mushola, ruang perpustakaan, ruang gudang, ruang tunggu, ruang laktasi, ruang bermain anak, ruang kesehatan, tempat merokok dan toilet. Adapun perlengkapan kantor berupa meja, kursi, lemari, filling cabinet, pendingin ruangan, alat pemadam kebakaran dan lain-lain sudah tersedia dalam kondisi baik. Rasio personal computer/laptop dibanding jumlah pegawai mendekati 1 : 1 namun secara kualitas sebagian besar sudah kurang memadai. Dengan demikian ketersediaan sarana dan prasarana sudah cukup meskipun dalam keterbatasan.

Tabel I.5.3 Perbandingan Anggaran Tahun 2018 dan 2019

Tahun Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Jumlah

2018 Rp. 3.796.141.284,00 Rp. 9.594.840.910,00 Rp. 13.390.982.194,00 2019 Rp. 3.204.096.559,00 Rp. 9.568.408.194,00 Rp. 12.772.504.753,00

(18)

Dukungan anggaran untuk melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY berasal dari APBD Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dana Keistimewaan. Terlihat pada tabel I.3, untuk tahun 2019 dibanding tahun 2018 terdapat kenaikan anggaran belanja langsung sebesar Rp. 618.477.441. Hal ini menunjukkan tidak ada kendala anggaran untuk membiayai program/kegiatan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY.

1.6 Tindak Lanjut atas Laporan Hasil Evaluasi SAKIP 2018

Tabel I.6.1 Saran, Rekomendasi dan Tindak Lanjut

No Saran/Rekomendasi Tindak lanjut

1. Surat Inspektur DIY

Nomor : 700/01355 tanggal 6 Mei 2019, perihal Laporan Hasil Evaluasi atas Implementasi Sistem AKIP Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat DIY

Rekomendasi:

1. Penyampaian laporan kinerja tepat waktu.

2. Seluruh Jajaran agar lebih optimal dalam melakukan tindakan perbaikan terkait pencapaian Sasaran /Kinerja Organisasi 3. Agar meningkatkan kinerja yang

dilaporkan pada capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya

Upaya untuk menindaklanjuti rekomendasi tersebut adalah: 1. Melakukan pengiriman

laporan kinerja sebelum batas waktu yang sudah di tetapkan; 2. Semua bidang melaksanakan

program dan kegiatan dengan semaksimal mungkin, sehingga capaian kinerja OPD bisa tercapai;

3. Membuat inovasi-inovasi pelayanan seperti jemput bola penyelesaian kasus kekerasan yang di laporkan sebagai salah satu upaya untuk

meningkatkan capaian kinerja agar lebih baik dari tahun sebelumnya .

(19)

BAB 2

Perencanaan

dan Perjanjian Kinerja

Tahun 2019 merupakan tahun pertama penerapan Organisasi Berbasis Kinerja (Performance

Based Organization). Melalui Peraturan Daerah

Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, kelembagaan Pemerintah Daerah DIY didesain paralel (inline) dengan alur (cascading) kinerja visi, misi, tujuan, sasaran, progarm Pemda, dan program OPD yang diamanatkan dalam dokumen RPJMD 2017 – 2022. Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY yang merupakan penjabaran operasional RPJMD 2017 - 2022 telah mengakomodir dinamika program/kegiatan selama kurun waktu 2017 – 2022. Renstra ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 20 Tahun 2018 tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2017 – 2018 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 39 Tahun 2019.

2.1. Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja OPD

Sesuai cascade kinerja, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY mendukung pencapaian sasaran Pemerintah Daerah Meningkatnya Derajat Kualitas Hidup Sosial Masyarakat. Terkait hal tersebut tujuan jangka menengah Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY yang juga merupakan tujuan dari Pemerintah Daerah selama lima tahun adalah :

“Meningkatnya kualitas hidup, kehidupan dan penghidupan masyarakat dengan tatanan sosial yang menjamin kebhinekaan serta mampu menjaga

dan mengembangkan budaya Yogyakarta”

Bab 2 Berisi :

1. Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja OPD

2. Strategi dan Arah Kebijakan 3. Struktur Program dan Kegiatan 2019 4. Perjanjian Kinerja Tahun 2019 5. Instrumen Pendukung Capaian Kinerja OPD

(20)

Tujuan Pemerintah Daerah tersebut kemudian dijabarkan dalam tujuan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY sebagai berikut:

a. Terwujudnya masyarakat inklusif gender dan aman bagi perempuan dan anak serta kelompok rentan yang lain. Sasaran yang dicapai dari tujuan pertama adalah Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak. b. Tercapainya laju pertumbuhan penduduk yang seimbang. Sasaran yang

dicapai dari tujuan adalah Meningkatnya rata-rata usia kawin pertama perempuan

c. Terciptanya keluarga tangguh DIY yang mampu menjadi pilar kehidupan masyarakat DIY yang berkarakter, religius, berbudaya, maju, mandiri dan sejahtera, menyongsong peradaban baru. Sasaran yang dicapai adalah Meningkatnya keberdayaan keluarga dari balita sampai lansia.

d. Terwujudnya kemandirian masyarakat dalam pembangunan desa. Sasaran yang dicapai adalah meningkatnya keberdayaan organisasi / lembaga masyarakat

e. Terwujudnya kinerja instansi yang akuntabel. Sasaran yang dicapai adalah Meningkatnya akuntabilitas kinerja instansi

Adapun sasaran Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY dalam waktu lima tahun sebagai berikut:

Tabel II.1.1 Sasaran Strategis DP3AP2 DIY, 2017-2022

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN Baseline 2017

TARGET TAHUNAN Target Akhir Renstra 2018 2019 2020 2021 2022 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak Prevalensi Kekerasan terhadap perempuan dan anak Rasio 0,515 0,48 0,47 0,46 0,46 0,45 0,45 2 Meningkatnya Rata-rata Usia Kawin Pertama Perempuan Umur menikah pertama perempuan Umur 24,3 24,4 24,4 24,4 24,4 24,4 24,4 3 Meningkatnya keberdayaan keluarga dari balita sampai lansia Persentase legalitas keluarga (perkawinan dan kelahiran) % 97,65 98 98 98 98 98 98

(21)

2.2. Strategi dan Arah Kebijakan

Strategi dan kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah, diuraikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel II.2.1 Strategi dan Arah Kebijakan

NO. SASARAN

STRATEGIS STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 3 4

1 Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak

1. Membentuk Kelompok Desa Prima Sejahtera baru 2. Meningkatkan partisipasi

perempuan di ranah publik melalui advokasi dan penguatan kapasitas dan peningkatan kesadaran masy utk memilih perempuan.

3. Menurunkan prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak melalui pencegahan, penanganan dan pemberdayaan.

4. Meningkatkan level capaian KLA di DIY melalui peningkatan kapasitas gugus tugas KLA di prov dan kab/kota

5. Meningkatkan kualitas pelayanan dan penanganan korban melalui lembaga layanan (P2TPA, LPPA, Rifka Annisa, lembaga lain)

1. Pembentukan Desa Prima Sejahtera baru di fokuskan di daerah tertinggal/miskin.

2. Peningkatan perempuan pengambil keputusan di ranah publik dengan diprioritaskan pada penguatan kapasitas pada perempuan dan advokasi lembaga.

3. Percepatan penurunan prevalensi pada perempuan dan anak diprioritaskan pada kegiatan pencegahan dengan memperkuat jejaring antar lembaga.

4. Peningkatan level capaian KLA di DIY melalui peningkatan kapasitas gugus tugas KLA terutama di Kab. Bantul yang belum mencapai level terendah KLA (pratama)

5. Peningkatan kualitas pelayanan dan penanganan korban terutama RDU.

2 Meningkatnya Rata-rata Usia Kawin Pertama Perempuan

1. Peningkatan rata2 usia kawin pertama perempuan melalui KIE

1. Penyusunan kebijakan daerah dalam upaya pengendalian penduduk pada usia kawin perempuan

3 Meningkatnya keberdayaan keluarga dari balita sampai lansia

1. Membentuk sistem konseling keluarga yang lebih holistik dan integratif

2. Optimalisasi peran kelembagaan dalam pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

1. Pembentukan sistem konseling keluarga yang holistik dan integratif sesuai dengan rancangan Grand Design Ketahanan Keluarga. 2. Pengembangan model kelembagaan

ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Sumber Data: DP3AP2 DIY, 2019

2.3. Struktur Program dan Kegiatan 2019

Struktur program dan kegiatan yang berkaitan langsung dengan tercapainya sasaran Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak

(22)

dan Pengendalian Penduduk DIY tahun 2019 maupun program dan kegiatan pendukung sebagaimana tabel berikut:

Tabel II.3.1. Struktur Program dan Kegiatan terkait Langsung Pencapaian Sasaran Tahun 2019

Sasaran Program/Kegiatan Jumlah Anggaran (Rp)

1. Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak

1.1. Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

3.642.557.250,00

1.1.1. Pembinaan Perempuan di bidang Politik, Hukum, Sosial dan Ekonomi pada Organisasi kemasyarakatan

3.412.698.000,00 1.1.2. Pelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) pada

lembaga pemerintah

229.859.250,00 1.2. Program Perlindungan Perempuan dan Anak 872.650.950,00

1.2.1. Pelayanan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan 193.836.500,00 1.2.2. Pengelolaan Data Gender dan Anak 253.658.500,00 1.2.3. Pemenuhan Hak-Hak Anak 425.155.950,00 Total Nilai Anggaran yang mendukung Sasaran 1 4.515.208.200,00

2. Meningkatnya Rata-rata Usia Kawin Pertama

Perempuan

2.1. Program Pengendalian Pertumbuhan Penduduk 768.573.500,00

2.1.1. Pembinaan Keluarga Berencana 493.342.500,00 2.1.2. Pembinaan Kesehatan Reproduksi Remaja 275.231.000,00 Total Anggaran yang Mendukung Sasaran 2 768.573.500,00

3. Meningkatnya keberdayaan keluarga dari balita sampai lansia

3.1. Program Peningkatan Kualitas Keluarga 1.789.372.000,00

3.1.1. Pembinaan Ketahanan Keluarga 1.227.522.000,00 3.1.2. Pengelolaan Bina Keluarga Sejahtera 561.850.000,00 Total Anggaran yang Mendukung Sasaran 3 1.789.372.000,00 Total Anggaran yang Berkaitan Langsung dengan Pencapaian Sasaran 7.073.153.700,00

Sumber Data: DP3AP2 DIY, 2019

Tabel II.3.2. Struktur Program dan Kegiatan Pendukung Pencapaian Sasaran Tahun 2019

No. Program/Kegiatan Jumlah Anggaran (Rp)

1 2 3

1. 1. Program Administrasi Perkantoran 1.396.259.014,00 1.1. Penyediaan Jasa, Peralatan dan Perlengkapan Kantor 763.405.014,00 1.2. Penyediaan Jasa Pengelola Pelayanan Perkantoran 441.722.000,00 1.3. Penyediaan Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi 191.132.000,00 2. 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 842.068.980,00 2.1. Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan 400.464.000,00 2.2. Pemeliharaan Rumah dan Gedung Kantor 168.650.000,00 2.3. Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan 38.950.000,00 2.4. Pemeliharaan Kendaraan Dinas/Operasional 234.004.980,00

(23)

No. Program/Kegiatan Jumlah Anggaran (Rp)

1 2 3

3. 3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian KInerja dan Pelaporan Keuangan

256.926.500,00 3.1. Peyusunan Laporan Kinerja SKPD 12.537.000,00 3.2. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 27.455.000,00 3.3. Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta Pengembangan

Data dan Informasi

208.658.500,00

3.4. Monitoring dan Evakuasi Pelaksanaan Program/Kegiatan SKPD 8.276.000,00

Total Anggaran Pendukung 2.495.254.494,00

Sumber Data: DP3AP2 DIY, 2019

2.4. Perjanjian Kinerja Tahun 2019

Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerjanya. Adapun Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY yang merepresentasikan kinerja instansi dengan Bapak Gubernur DIY sebagai berikut:

Tabel II.4.1 Perjanjian Kinerja DP3AP2 DIY Tahun 2019

Sumber Data: DP3AP2 DIY, 2019

No. Sasaran

Strategis

Indikator

Kinerja Satuan

Target

Tahunan Triwulan Target

1 2 3 4 5 6 7 1 Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak Prevalensi Kekerasan terhadap perempuan dan anak Rasio 0,47 I - II - III - IV 0,47 2 Meningkatnya Rata-Rata Usia Kawin Pertama Perempuan Umur menikah pertama perempuan Tahun 24,4 I - II -III -IV 24,4 3 Meningkatnya keberdayaan keluarga dari balita sampai lansia Persentase legalitas keluarga (perkawinan dan kelahiran) % 98 I - II - III - IV 98

(24)

2.5. Instrumen Pendukung Capaian Kinerja

Instrumen pendukung penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) di lingkungan Pemerintah Daerah DIY adalah aplikasi sengguh.jogjaprov.go.id yang mengintegrasikan perencanaan termasuk Rencana Operasional Pelaksanaan Kegiatan (ROPK), anggaran kas, monitoring dan evaluasi capaian kinerja bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan OPD.

Gambar II.5.1. Sistem Integrasi ROPK, Monitoring dan Evaluasi, E-SAKIP

(25)

BAB 3

Akuntabilitas Kinerja

3.1. Capaian Kinerja Tahun 2019

Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY telah melaksanakan pengukuran kinerja atas kinerja yang diperjanjikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY dengan Bapak Gubernur DIY tahun 2019. Pengukuran mengacu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah dengan skala nilai peringkat kinerja sebagaimana tabel berikut: Tabel III.1.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja

❖ Sumber: Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 No. Interval Nilai Realisasi

Kinerja

Kriteria Penilaian Realisasi

Kinerja Kode

1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua

2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda

3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua

4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda

5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah

Bab 3 Berisi : 1. Capaian Kinerja Tahun 2019 2. Analisis Ketercapaian Kinerja 3. Realisasi Anggaran 4. Inovasi

(26)

Tabel III.1.2 Capaian Kinerja Tahun 2019 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR/META INDIKATOR SATUAN Base line 2017 Capaian 2018 TAHUN 2019 TAR GET REALI SASI PERSEN TASE KRITERIA / KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak Indikator: Prevalensi Kekerasan terhadap perempuan dan anak

Meta Indikator:

Jumlah korban kekerasan terhadap perempuan dan anak dibagi jumlah penduduk perempuan dan anak dikali 1000 Rasio 0,515 0,61 0,47 0,50 94,00 Sangat Baik 2 Meningkatnya Rata-Rata Usia Kawin Pertama Perempuan Indikator:

Umur menikah pertama perempuan

Meta Indikator:

Rata-rata umur menikah pertama Perempuan tahun 24,3 25,32 24,4 24,61 100,86 Sangat Baik 3 Meningkatnya keberdayaan keluarga dari balita sampai lansia Indikator: Persentase legalitas keluarga (perkawinan dan kelahiran)

Meta Indikator:

Jumlah persentase legalitas perkawinan ditambah persentase legalitas kelahiran dibagi 2

% 97,65 98,15 98 98,05 100,05 Sangat Baik

Sumber Data: DP3AP2 DIY, 2019

Adapun analisis capaian kinerja per sasaran stategis diuraikan sebagai berikut:

3.1.1. Sasaran 1: Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak

Kinerja sasaran meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak diukur dengan indikator prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak. Indikator prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak diukur dengan rumus penghitungan Jumlah korban kekerasan terhadap perempuan dan anak dibagi jumlah penduduk perempuan dan anak dikali 1000.

(27)

Tabel III.1.3 Pengukuran Capaian Sasaran 1

No Indikator Sasaran Capaian 2018 2019 Target Akhir Renstra (2022) Capaian s/d 2019 terhadap target 2022 (%) Target Realisasi % Realisasi* 1 2 3 4 5 6 7 1 Prevalensi Kekerasan terhadap perempuan dan anak 0,61 0,47 0,50 94,00 0,45 90,00

Sumber data: DP3AP2 DIY diolah

3.1.1.1. Data Dukung Hasil pencapaian sasaran Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak

Pada tahun 2019 Jumlah kasus kekerasan perempuan dan anak sebanyak 1.218, jumlah kasus dalam proses sebanyak 237, dan jumlah kasus yang selesai sebanyak 981, sedangkan jumlah penduduk perempuan dan anak 2.400.907, sehingga apabila dilakukan penghitungan terhadap capaian kinerja prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak maka hasilnya adalah sebagai berikut: 1.218/2.400.907 x 1000 = 0,50.

Sumber data yang dipergunakan untuk melakukan penghitungan capaian sasaran Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak tersebut adalah dari Sistem Data Gender dan Anak pada Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlidnungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY untuk data jumlah kasus kekerasan, sedangkan data jumlah penduduk diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).

3.1.2. Sasaran Meningkatnya Rata-Rata Usia Kawin Pertama Perempuan

Tolok ukur capaian sasaran Meningkatnya Rata-Rata Usia Kawin Pertama Perempuan diukur dengan indikator Umur menikah pertama perempuan. Indikator umur menikah pertama perempuan dihitung dengan rumus rata-rata umur menikah pertama perempuan melalui perhitungan statistik rata rata mean dan nilai tengah.

(28)

Tabel III.1.4 Pengukuran Capaian Sasaran 2

No Indikator Sasaran Capaian 2018 2019 Target Akhir Renstra (2022) Capaian s/d 2019 terhadap target 2022 (%) Target Realisasi % Realisasi* 1 2 3 4 5 6 7 1 Umur menikah pertama perempuan 25,32 24,40 24,61 100,86 24,4 100,86 Sumber data: DP3AP2 DIY diolah

3.1.2.1. Data Dukung Hasil pencapaian sasaran Meningkatnya Rata-Rata Usia Kawin Pertama Perempuan

Penghitungan data capaian sasaran Meningkatnya Rata-Rata Usia Kawin Pertama Perempuan menggunakan rumus rata-rata umur menikah pertama perempuan melalui perhitungan statistik rata rata mean dan nilai tengah.

Pada tahun 2019 data capaian sasaran ini diperoleh dari Sistem Data Gender dan Anak pada Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlidnungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY yang telah diolah, data tersebut tercantum dalam table dibawah ini

Tabel III.1.5 Data rata-rata usia menikah perempuan

No Usia Menikah Jumlah Menikah Nilai Tengah

F x n Rata" Usia Nikah (Fxn/Jml Menikah ) 1 16 – 16 78 16 1.248 16 2 17 – 21 4.512 19 85.728 19 3 22 -25 9.016 23,5 211.876 23,5 4 26 – 30 5.768 28 61.504 28 5 31 – 35 1.964 33 64.812 33 21.338 120 25.168 24,61

Sumber Data : SIGA DP3AP2 DIY

(29)

3.1.3. Sasaran Meningkatnya keberdayaan keluarga dari balita sampai lansia

Tolok ukur capaian sasaran Meningkatnya keberdayaan keluarga dari balita sampai lansia diukur dengan indikator persentase legalitas keluarga (perkawinan dan kelahiran) dihitung Jumlah persentase legalitas perkawinan ditambah persentase legalitas kelahiran dibagi 2.

Tabel III.1.6 Pengukuran Capaian Sasaran 3

No Indikator Sasaran Capaian 2018 2019 Target Akhir Renstra (2022) Capaian s/d 2019 terhadap target 2022 (%) Target Realisasi % Realisasi* 1 2 3 4 5 6 7 1 Meningkatnya keberdayaan keluarga dari balita

98,15 98,00 98,05 100,05 98,00 100,05

Sumber data: DP3AP2 DIY diolah

3.1.3.1. Data Dukung Hasil pencapaian sasaran Meningkatnya Keberdayaan Keluarga dari Balita

Penghitungan data capaian sasaran Meningkatnya Keberdayaan Keluarga dari Balita menggunakan rumus dengan menjumlahkan persentase legalitas perkawinan ditambah persentase legalitas kelahiran dibagi 2.

Pada tahun 2019 Jumlah Penduduk yang memiliki akte perkawinan 1.116.787; Jumlah KK 1.136.357; Persentase Legalitas Perkawinan 98,20%; Persentase anak yang memiliki akte 97,90%; 98,20+97,90/2 = 98,05.

Sumber data terkait jumlah penduduk yang memiliki akte perkawinan dan akte kelahiran diperoleh dari Biro Tata pemerintahan Setda DIY.

3.2. Analisis Ketercapaian Kinerja Tahun 2019

Berdasarkan Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2019, dapat dilakukan analisis sebagai berikut:

(30)

3.2.1. Sasaran 1: Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak

Target dari indikator prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak pada tahun 2019 adalah sebesar 0,47 dengan capaian sebesar 0,50, maka target pada tahun 2019 belum tercapai dengan persentase capaian sebesar 94,00% . apabila dibandingkan dengan kondisi tahun lalu maka capaian tahun 2019 ini sudah ada kenaikan sebesar 21,08%. meskipun pada tahun 2019 ini prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak masih tinggi akan tetapi dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui berbagai program dan kegiatannya maka target pada akhir Renstra sebesar 0,45 tersebut optimis tercapai.

Meningkatnya data kasus kekerasan perempuan dan anak di DIY disebabkan oleh tingginya kesadaran masyarakat untuk melaporkan terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak. Hal tersebut merupakan keberhasilan dalam pelaksanaan sosialisasi perlindungan terhadap perempuan dan anak. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, sosialisasi Perda No 3 Tahun 2012 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya data kasus yang terungkap, hal ini dikarenakan semakin banyak orang yang tahu dan faham terhadap Perda No 3 Tahun 2012 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak maka akan semakin banyak korban kekerasan yang melapor sehingga angka korban kekerasan semakin bertambah, namun apabila nanti sudah mencapai titik kesadaran bagi semua orang, maka angka kekerasan akan mulai menurun, karena kalau semua orang sudah mengetahui dan memahami Perda tersebut maka akan semakin sedikit orang yang melakukan tindak kekerasan.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan diantaranya :

o Adanya pelayanan kasus korban kekerasan terhadap perempuan dan anak melalui jejaring dengan Forum Perlindungan Korban Kekerasan (FPKK)

o Adanya Pusat Perlindungan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan (P2TPAKK) baik di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota

(31)

o Adanya Telepon Sahabat Anak (TeSa 129) yang dikembangkan menjadi Telepon Sahabat Anak dan Keluarga (TeSaGa)

o Dilaksanakannya Komunikasi, Informasi dan Edukasi tentang perlindungan perempuan dan anak

o Banyaknya lembaga yang menangani (Pergub Nomor 67 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan )

o Adanya sistem kerja berjenjang yang sudah berjalan bagus (Pergub DIY Nomor 66 Tahun 2012 tentang Forum Perlindungan Korban Kekersan

o Payung hukum cukup lengkap (Perda No 3 Tahun 2012 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan)

Meskipun sudah banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, tetapi dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang cepat dan membuat dunia tanpa batas, potensi ancaman kekerasan semakin tinggi di tambah dengan belum terbangunnya sistem pencegahan yang komprehensif.

3.2.2. Sasaran 2: Meningkatnya Rata-Rata Usia Kawin Pertama Perempuan

Target dari indikator umur menikah pertama perempuan pada tahun 2019 adalah umur 24,40 dengan capaian sebesar umur 24,61. berdasarkan data capaian tersebut maka target pada tahun 2019 sudah tercapai dengan persentase capaian pada tahun 2019 mencapai 100,86%. Apabila dibandingkan dengan kondisi tahun lalu maka capaian tahun 2019 ini mengalami penurunan. Capaian pada tahun 2019 tersebut apabila dibandingkan dengan target akhir renstra pada tahun 2022 dengan target umur 24,4 tahun sebenarnya sudah tercapai. tugas selanjutnya adalah mempertahankan umur ideal menikah pertama perempuan antara umur 21 sampai dengan 25 tahun, sehingga diharapkan bisa meningkatkan kualitas keluarga. Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya peluang perempuan untuk mendapatkan akses di ranah publik yang semakin terbuka, sudah terusunnya media advokasi bagi remaja tentang kesehatan

(32)

reproduksi, Tingginya kesadaran penduduk untuk mempersiapkan keluarga yang tangguh dengan tidak menikah diusia muda, Keberhasilan Sosialisasi program pendewasaan usia perkawinan serta sudah adanya koordinasi yang lebih baik pada forum kespro yang ada di Provinsi.

Sedangkan upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan usia perkawinan pertama bagi perempuan diantaranya melalui pendidikan kesehatan reproduksi remaja, sosialisasi program pengendalian penduduk dan fasilitasi forum penyelenggaran program kesehatan reproduksi remaja. Disisi lain adanya penurunan capaian sangat dipengaruhi oleh penggunaan Gadget pada era milenial yang tidak bisa dibatasi sehingga menyebabkan semua informasi masuk dan tidak tersaring dan mengakibatkan hal-hal buruk mempengaruhi anak serta masih banyaknya pernikahan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan

3.2.3. Sasaran 3: Meningkatnya Keberdayaan Keluarga dari Balita

Target dari indikator persentase legalitas keluarga (perkawinan dan kelahiran) pada tahun 2019 adalah sebesar 98,00% dengan capaian sebesar 98,05%. berdasarkan dari capaian tersebut maka target tahun 2019 tercapai dengan persentase capaian pada tahun 2019 mencapai 100,05%. apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka capaian tahun 2019 agak menurun 0,10%. sementara apabila dibandingkan dengan target akhir renstra sebesar 98% maka capaian tahun 2018 sudah melampaui, tetapi masih diperlukan program dan kegiatan yang mendukung agar bisa mempertahankan target yang sudah ditetapkan tersebut.

Kondisi ini bisa tercapai karena meningkatnya pemahaman masyarakat akan pentingnya dokumen kependudukan sehingga setiap pernikahan yang terjadi selalu sudah mendapatkan buku akte nikah dan ini prosentasenya hampir 99 % dari jumlah kepala keluarga mempunyai akte nikah. selain itu pemenuhan Hak-Hak Anak terutama Hak Sipil Anak sudah mendapatkan prioritas utama sehingga setiap anak wajib mendapatkan akte kelahiran. Adapun kendala yang dihadapi dalam mencapai target ini adalah masih adanya perkawinan tidak resmi dan kelahiran yang tidak dikehendaki sehingga tidak dilaporkan

(33)

tersebut adalah dengan melakukan Pembinaan Kabupaten/Kota Layak Anak, adanya Perda Ketahanan Keluarga No. 7 Tahun 2018 Tentang Revitalisasi Fungsi Keluarga serta Komunikasi, Informasi dan Edukasi Tentang Hak-Hak Anak.

3.3. Realisasi Anggaran

Tabel III.3.1 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2019

No Sasaran Indikator Kinerja Anggaran Target Realisasi % Realisa si Target (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi 1 Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak Prevalensi Kekerasan terhadap perempuan dan anak 0,47 0,50 94,00 4.515.208.200 4.013.059.379 88,88 2 Meningkatnya Rata-Rata Usia Kawin Pertama Perempuan Umur menikah pertama perempuan 24,4 24,61 100,86 768.573.500 697.742.350 90,78 3 Meningkatnya keberdayaan keluarga dari balita sampai lansia Persentase legalitas keluarga (perkawinan dan kelahiran) 98 98,05 100,05 1.789.372.000 1.690.385.006 94,47 Jumlah 7.073.153.700 6.401.186.735 90,50 Program pendukung 2.495.254.494 2.398.884.613 96,14 Total Belanja Langsung 9.568.408.194 8.800.071.348 91,97 Sumber data: DP3AP2 DIY diolah

Berdasarkan tabel III.5 di atas dari total belanja langsung program/kegiatan yang terkait langsung pencapaian sasaran sebesar Rp 7.073.153.700, terealisir Rp 6.401.186.735 atau 90,50%. Sisa anggaran sebesar Rp 671.966.965 atau 9,50% antara lain bersumber dari:

- Honorarium / Uang Saku Peserta dan Makan Minum Harian Umum (adanya SE No. 903/3396 tanggal 20 Maret 2019)

- Honor Narasumber ( Honor diberikan sesuai klasifikasi Narasumber yang hadir)

(34)

- Efisiansi Belanja Jasa Konsultansi

- Efisiensi Belanja perjalanan Dinas Dalam Daerah dan Laur Darah (dipergunakan sesuai kebutuhan)

- Efisiensi Belanja sewa (dipergunakan sesuai kebutuhan) - Efisiensi Belanja Cetak dan Penggandaan

- Efisiensi Belanja Publikasi

- Efisiensi Belanja sewa kamar/penginapan - Efisiensi Belanja sewa pakaian tradisional - Efisiensi Belanja sewa tenda

- Efisiensi Belanja Alat perlengkapan

- Efisiensi Belanja Transportasi dan Akomodasi

Belanja langsung program/kegiatan yang terkait langsung pencapaian sasaran tidak terserap 100% dikarenakan adanya efisiensi maupun kebijakan pemerintah darah terkait penggunaan keuangan daerah dengan adanya SE No. 903/3396 tanggal 20 Maret 2019. Sasaran strategis Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak tidak tercapai target bukan semata-mata efisiensi keuangan akan tetapi banyak faktor lain yang mempengaruhinya.

3.4. Inovasi

Dalam rangka untuk mencapai target kinerja sasaran yang sudah di tetapkan, maka dibuat inovasi-inovasi. Adapun inovasi-inovasi yang dibuat oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY tahun 2019 adalah sebagai berikut:

(35)

Telepon Sahabat Anak dan Keluarga (TESAGA) merupakan pengembangan dari Telepon Sahabat Anak (Tesa 29) dimana cakupan pelayanan yang semula hanya untuk anak berkembang menjadi pelayanan untuk anak dan keluarga sehingga bisa memberikan layanan yg lebih komprehensif terhadap kompleksitas permasalahan anak dan keluarga bagi masyarakat DIY

Tujuan TeSAGa adalah memberikan saran, masukan, maupun solusi untuk mendukung penyelesaian permasalahan anak dan keluarga melalui sambungan telepon dan media sosial

Adapun Fungsi layananTESAGA adalah: • Memberikan layanan penjangkauan

• Memberikan layanan bagi anak dan keluarga yang membutuhkan pendampingan dan perlindungan khusus.

• Menyediakan akses layanan lembaga rujukan yang dibutuhkan anak maupun keluarga.

• Mengembalikan fungsi anak agar dapat melaksanakan kembali perannya secara wajar.

• Mengembalikan peran dan fungsi keluarga secara optimal.

TESAGA hadir untuk Anak yang membutuhkan teman cerita, baik cerita senang, bahagia maupun sedih dan anak yang membutuhkan konseling terhadap permasalahan yang dialaminya.

Keluarga yang membutuhkan tempat. berbagi cerita, ingin berbagi pengalaman tentang membina keluarga, membutuhkan masukan

(36)

positif terhadap permasalahan yang dihadapinya, maupun permasalahan yang terjadi pada anaknya.

Layanan TESAGA melalui media Telepon setiap Senin-Jumat Pukul 08.00 WIB-17.00 WIB Melalui layanan telepon (0274) 565003, sedangkan untuk layanan melalui media sosial

3.4.2. Sistem Informasi Data Gender dan Anak (SIGA)

SIGA DIY MOBILE adalah aplikasi data dan informasi gender dan anak Daerah Istimewa Yogyakarta. Aplikasi ini di rancang untuk memudahkan pemanfaatan data dan memudahkan pencarian informasi tentang indikator impelementasi pengarusutamaan gender dan pemenuhan hak anak di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sesuai dengan slogannya “data gender dan anak dalam 1 genggaman” aplikasi ini memungkinkan pengguna data mengakses data kapanpun asalkan ada koneksi ke internet. Aplikasi ini di rancang berbasis

0877-1929-2111 @TeSAGaDIY Tesaga Diy

(37)

android dan dapat di install melalui google play sehingga siapa saya yang memerlukan dapat mengakses aplikasi ini.

Melalui Aplikasi ini dapat diakses:

1. Informasi Jumlah Korban Kekerasan terhadap perempuan dan anak serta Korban KDRT secara real time berdasarkan laporan 83 lembaga layanan terhadap perempuan dan anak yang tergabung dalam forum Perlindungan Korban Kekerasan DIY dan Kabupaten kota.

2. Data Rekap tentang indikator-indikator PUG dan PUHA. 3. Link Unduh Publikasi tentang PUG dan PUHA.

4. Berita tentang implementasi PUG dan PUHA di DIY Menu Aplikasi ini terdiri dari:

1. Home/grafik yg berisi grafik data korban kekerasan terhadap perempuan dan anak yg dilayani di lembaga layanan yg ada di DIY dan dilaporkan melalui sistem pencatatan online diy.

2. data yg berisi data-data indikator gender dan pemenuhan hak anak. Data di kelompokkan berdasarkan bidang dan jenis data serta terpilah berdasarkan jenis kelamin.

3. Publikasi berisi publikasi yg terkait gender dan anak yg dapat di unduh melalui link yg disediakan.

4. Berita berisi berita berita terkini tentang upaya pengarusutamaan gender dan pemenuhan hak anak di diy.

5. Panduan. Berisi pengenalan aplikasi dan indeks yg merupakan definisi operasional masing masing jenis data dalam data gender dan anak.

SIGA DIY MOBILE bisa diakses melalui link:

(38)

BAB 4

Penutup

Hasil laporan kinerja Dinas pemberdayaan Perempuan perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY 2019 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari analisis tiga(3) sasaran, terdapat tiga (3) indikator kinerja utama yang dipilih sebagai tolak ukur. Pada tahun 2019, indikator yang capaiannya telah memenuhi target yang ditetapkan sebanyak dua (2) indikator, sementara itu, sebanyak satu (1) indikator belum memenuhi target. Indikator kinerja yang telah memenuhi capaian target adalah umur menikah pertama perempuan dan persentase legalitas keluarga (perkawinan dan kelahiran), sementara indikator yang belum memenuhi capaian target yang ditetapkan adalah indokator prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak.

2. Keberhasilan capaian kinerja sasaran yang dicerminkan dari capaian indikator kinerja utama ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain dengan adanya dukungan sumber daya manusia, anggaran, sarana prasarana dan dukungan dari mitra kerja Dinas pemberdayaan Perempuan perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY.

3. Ketidak tercapaian indikator kinerja disebabkan karena indikator tersebut dalam pencapaiannya bukan mutlak berada di Dinas pemberdayaan Perempuan perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY sehingga dipengaruhi oleh instansi terkait lainnya.

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh Dinas pemberdayaan perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY dalam mencapai target dari indikator kinerja adalah:

Bab 4 Berisi : 1. Kesimpulan 2. Rekomendasi

(39)

1. Komitmen Kabupaten / kota terhadap pencapaian kabupaten / kota layak anak yang masih kurang, hal ini dapat dilihat dari masih minimnya penganggaran yang dipergunakan untuk mendukung program/kegiatan yang berkaitan dengan Kabupaten / Kota Layak Anak.

2. Sinergitas antar Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten / Kota yang masih kurang sehingga dukungan dari OPD terkait untuk mencapai indikator Kabupaten / Kota layak anak belum kelihatan.

3. Masih Adanya Kesenjangan Gender Dalam Pembangunan sejak dari proses perencanaan maupun dalam pelaksanaanya.

4. Tingginya kasus Kekerasan perempuan dan anak di DIY 5. Masih adanya perempuan yang menikah pada usia dini 6. Menurunnya Ketahanan Keluarga

Adapun rekomendasi langkah-langkah perbaikan ke depan sebagai berikut: 1. Advokasi dan Fasilitasi terhadap Kabupaten/kota terkait kabupaten / kota

layak anak

2. Peningkatan Peran Stakeholder dan Organisasi Perangkat Daerah terkait dalam mendukung tercapainya Kabupaten / Kota

3. Peningkatan Pemahaman Gender di semua sektor

4. Pencegahan, Penanganan dan Rehabilitasi kasus kekerasan 5. Implementasi edukasi kesehatan reproduksi

(40)
(41)
(42)

Lampiran 2. Perencanaan Strategis (matriks Renstra lima tahun)

NO. TUJUAN SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA SATUAN

Baseline 2017

TARGET TAHUNAN Target

Akhir Renstra 2018 2019 2020 2021 2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Terwujudnya masyarakat inklusif gender dan aman bagi perempuan dan anak serta kelompok rentan yang lain Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak Prevalensi Kekerasan terhadap perempuan dan anak Rasio 0,515 0,48 0,47 0,46 0,46 0,45 0,45 2 Tercapainya laju pertumbuhan penduduk yang seimbang Meningkatnya Rata-rata Usia Kawin Pertama Perempuan Umur menikah pertama perempuan Umur 24,3 24,4 24,4 24,4 24,4 24,4 24,4 3 Terciptanya keluarga tangguh DIY yang mampu menjadi pilar kehidupan masyarakat DIY yang berkarakter, religius, berbudaya, maju, mandiri dan sejahtera, menyongsong peradaban baru Meningkatnya keberdayaan keluarga dari balita sampai lansia Persentase legalitas keluarga (perkawinan dan kelahiran) % 97,65 98 98 98 98 98 98

(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)

Lampiran 6. Penghargaan-penghargaan tahun 2019 NO NAMA PENGHARGAAN TGL/BLN/TAHUN PEMBERIAN PENGHARGAAN PEMBERI PENGHARGAAN SKALA (INTERNASIONAL / NASIONAL) TINGKATAN/ JUARA KE- KETERANGAN (PENGHARGAAN DIBERIKAN TERKAIT APA) FOTO SERTIFIKAT/PIAGAM/ PIALA 1 Penghargaan kepada Gubernur DIY sebagai Pembina Forum Anak Terbaik tingkat Provinsi Tahun 2019 23 Juli 2019 Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia

NASIONAL Pembina Forum Anak Terbaik tingkat Provinsi Tahun 2019

2 Penghargaan kepada Pemerintah Provinsi DIY sebagai Pelopor Provinsi Layak Anak 2019 23 Juli 2019 Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia

NASIONAL Pelopor Provinsi Layak Anak 2019

(51)

3 Penghargaan kepada Satker Dekon DIY sebagai Satker terbaik I dalam Pelaporan Sistem Monitoring Evaluasi Kinerja Terpadu (E-Monev Bappenas) 2018 14 – 15 Februari 2019 Kepala Biro Perencanaan dan Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY

NASIONAL Terbaik I Satker terbaik I dalam Pelaporan Sistem Monitoring Evaluasi Kinerja Terpadu (E-Monev Bappenas) 2018 4 Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi 28 September 2019 Komisi Informasi Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

OPD Pemda DIY Terbaik II Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2019

(52)

Lampiran 7. Foto-Foto Kegiatan tahun 2019

NO GAMBAR/FOTO PELAKSANAAN KEGIATAN

TAHUN 2019

KETERANGAN/URAIAN SINGKAT FOTO

KEGIATAN

1

Peringatan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret bersamaan dengan Kegiatan Selasa Wage yang dihadiri oleh Gusti Putri Paku Alam X

2

Peringatan Hari Perempuan

Internasional dengan tema “Refleksi Gerakan Perempuan DIY”

(53)

3 Sosialisasi Pemahaman Gender untuk masyarakat di desa Segoroyoso, Pleret, Bantul 4 Sosialisasi Kebijakan Ketahanan Keluarga di desa Wonolelo, Pleret, Bantul dg narasumber ibu dr. RA Arida Oetami, M.Kes

(54)

5

Lauching TeSAGa (Telepon Sahabat Anak dan Keluarga) pada Peringatan Hari Anak Nasional di Jogjabay Oleh Wakil Gubernur DIY

(55)
(56)

Gambar

Gambar I.1 Cascading Kinerja
Gambar I.2 Mandat Kinerja Peta Proses Bisnis dan Struktur DP3AP2 DIY  Program Pembangunan Sosial Masyarakat
Tabel I.5.1 Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Jabatan, Jenis Kelamin
Tabel I.5.2 Sarana-Prasarana
+7

Referensi

Dokumen terkait

memecahkan masalah memiliki fungsi yang penting dalam pembelajaran. Maka dari itu dengan menggunakan blended learning dengan diskusi kelompok berbasis mobile learing

Mengapa medical error bisa terjadi, sebetulnya mudah diterangkan dengan beberapa hipotesis berikut (1) outcome dari medical error sering sulit dibedakan

Pada gambar 1 menunjukan bahwa untuk wilayah panakkukang untuk layanan jaringan 3G GSM secara umum sudah lumayan baik untuk provider Telkomsel, Three dan XL,

Menimbang, bahwa Permintaan Banding dari Terdakwa maupun Penuntut Umum kemudian Permintaan Pencabutan Banding dari Terdakwa maupun Penuntut Umum tersebut oleh Ketua

2.4.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor : KEP- 443/KMK.01/2001 tanggal 23

Hal ter- sebut didukung pula oleh Pujaningrum dan Sabeni (2012) yang menemukan bahwa lokus kendali eksternal memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan

Hal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan text mining pada postingan mengenai sistem e-Tilang pada media sosial Twitter menggunakan algoritma

Hal-hal tersebut tentunya membuat komunikasi dalam keluarga menjadi tidak baik, karena tidak adanya keterbukaan dan penjelasan masing-masing antara suami dan istri