IV. STABILITAS LERENG
I. Umum
• Lereng alam → Bukit
Galian → Basement • Lereng buatan →
Timbunan → tanggul jalan bendung Dorong → membuat tanah longsor
Gaya-gaya
Lawan → kuat geser tanah - Berat sendiri tanah (γb, γd, γsat, γ′) - Tekanan air pari / tekanan rembesan - Gempa
- Getaran
- Beban diatas tanah → kendaraan ϕ
Gaya gesek tanah
C
- Gaya gesekan : N tg ϕ / N′ tg ϕ′
- Kohesi : AC / AC′ → A : luas bidang geser c dan c’ = kohesi A. Lereng Alam :
- terjadi bertahun-tahun, tapi masih dimungkinkan terjadi longsor • Perubahan sifat tanah
• Perubahan berat Vol. Tanah → terutama karena air • Gangguan yang terjadi
→ * alam
* manusia →menggali * pembuatan saluran
* penebangan pohon → akar-aar pohon stabilitas air tanah B. Lereng Buatan
• Galian vertikal (H) γ, muka air tanah, ϕ , c • Galian biasa (m) d o r o n g N tg ϕ
• Bendungan
• Tanggul Perlu data : • Jalan - Badan tanah
- Syarat yang harus dipenuhi : 1. D200 ≤ 50 %
2. O M C & MDD
3. berapa % kepadatan → 95 % 4. ϕ, C dan ϕ′, C′
5. lereng hulu (up stream) 6. lereng hilir (down stream) Hitungan :
Ada 3 tinjauan:
1. Pada saat setelah selesai dibuat 2. Pada saat waduk penuh air
→ hulu tergenang air → hilir ada rembesan air 3. tinjauan pada lereng hulu → rapid draw - down
Bila k < 10-4 cm/dt, pada umumnya tanah belum dapat mengikuti turunnya air waduk. Hal Penting :
a. Tanggul / Bendungan
→ spill way (peluap)
b. Bendungan dari tanah homogen Cofferdam
tanggul
c. Bendungan dari tanah heterogen
d. Pelindung lereng
Bag. hulu dilindungi :Rip Rap” (batu kosongan) → melindungi gelombang.
Cara untuk memperbaiki/mengamankan lereng alam yang tidak stabil
a.
b.
c. Beri bahan tambahan core Rock fill Filter/transisi Dibuat balon/teras sering Counter weigth Drain
→ JKA
II. Hitungan Stabilitas
1. Untuk tanah non kohesive
(pasir, kerikil) ⇒ Rock fill dam ⇒ longsor permukaan , surface sliding α < x masih stabil. tg r m F= ϕ
r
m
tg
sat=
=
'
1
γ
γ
α
• Faktor aman untuk surface sliding, bila ada gaya gempa Koef gempa : k k = 0,1 - 0,25 tg
α
m k k m F ) . 1 ( ) ( + − = → m = ctg α • Ada gempa, ada air // permukaan lereng Batu kosongan dengan ijuk F = ) . . 1 ( ) . ( m r k r k m +− tg ϕ m = kemiringan sudut lereng k = koef. Gempa r =
'
γ
γ
satContoh :
Bendungan Rock Fill → disyaratkan F ≥ 1,2 Rock Fill → ϕ = 25o – 45o γsat = 2 – 2,5 γ′ = 1 – 1,5 Misal ditetapkan : k = 1,2 γsat = 2,1 ϕ = 40o Up stream slope : 1 : 3 Down stream slope : 1 : 2 Hitung : F = ? r =
1
,
91
1
,
1
1
,
2
'
=
=
γ
γ
satUp stream → surface down + gempa F = .) . . 1 ( ) ( r m k kr m + − tg ϕ = 91 , 1 3 12 , 0 1 91 , 1 12 , 0 3 x x x + − . tg 40o
F1 = 1,3 > F = 1,2 → dapat sedikit curam Down Stream ⇒ (gempa saja)
F = tgϕ km k m ) 1 ( ) ( + − = ) 3 2 , 1 1 ( ) 2 , 1 3 ( x + − tg 40o F2 = 1,27 ≥ F = 1,2 → okey
2. Lereng Tanah kohesive a. Longsoran Translasional
b. Bentuk longsoran dengan garis lengkung. - bentuk tidak teratur
- hitungan sulit
- anggap sebagai “garis lengkung lingkaran
→ dibuat pias kecil2, karena tanah tidak homogen → untuk tanah Homogen.
• longsor melalui kaki lereng → umum Biasanya untuk ϕ >>>
• Untuk tanah kohesive murni (ϕ = 0)
⇓
longsoran terjadi bila sudut α agak curam
⇓
Penelitian α ≥ 53o → longsoran lewat bawah kaki
- tanah keras jauh
- terjadi tanah lempung x = 0 - sudut lantai α < 53o
→ Longsoran lain Tanah keras
Hampir // dengan tanah keras
longsor
→ bid. Longsor menyinggung tanah keras Ada beberapa kemungkinan
a. menyinggung kaki
b. menyinggung di bawah lereng a b
III. PRINSIP HITUNGAN STABILITAS
Anggapan : longsoran berbentuk garis lengkung lingkaran Gaya geser pendorong > kuat geser
Kesulitan : dimana letak garis lengkung
⇓
perlu coba2 (trial and Error)
pada setiap lingkaran dihitung F = ?
⇓
kuat geser > gaya geser lawan
⇓
F tertentu
⇓
lereng stabil F yang dipakai → F kecil
Kriteria F ⇒ • jika tanpa gempa F ≥ 1,5 • jika dengan gaya gempa F ≥ 1,2
• Sudden drawdown + gaya gempa F ≥ 1,1 1. Lengkung tanah Cohesive (ϕ = 0)
• Keadaan tanah homogen
• Tidak ada genangan air → dipakai c (bukan c’) Diket : γ, c
Lihat ∆ lengkung ABC
• Berapa luas lengkung. ABC = A • Dimana pusat berat bid. ABC
• Berapa panjang garis lengkung AC = l
Belum pasti untuk ancer-ancer d r r B C O A W c
Dalam hitungan → dipandang ⊥ bid. Gambar = 1 m • Berat tanah yang akan longsor → W = (1 . A) γ
↓ momen
↓ M = W. d • Gaya yang melawan : C ⇒ l . C
• Momen yang melawan = r . l . c • Sehingga angka keamanan F =
d W c l r medorong yang momen melawan yang momen . . . = Catatan :
a. Sebenarnya ada gaya lain, yaitu reakasi gaya normal yang besarnya dari titik satu ke titik lain tidak sama, tetapi semuanya menuju titik O
b. Mencari titik berat
c. Mencari pusat berat longsoran
Po = 2 sin . 3 2 . 360 α π α r Pusat berat yang dicari
• Dibagi menjadi segitiga-segitiga • Dicari pusat berat tiap ∆ = (
3 1 .t) • Ap = Ao . Po – A1 P1 – A2P2 O • O α Po
d. Berapa panjang garis lengkung (l)
l = 360
α . 2 π r.
e.
muka tanah ada beban → Q
f. Tanah lempung pada musim kemarau → pecah2 ↓
Tanah Homogen (ϕ - C ) 1.
2. Cara penyelesaian :
• Kohesi yang melawan • Kohesi sepanjang lengkung • Panjang lengkung AC = l1 • Penjang garis lurus AC = l2
• Gaya kohesi total pada bid. Lengkung = l1. C a l
Q = q. a Ditambahkan pada berat
Panjang l → l′
Retak2 → hujan → terisi pada bongkah2 tek. Hidrostatis →
P = 2 1 h2. 1 l c 2 A B C W r r
Gaya yang bekerja pada benda W = A. γ B C r r A O 2 l l1 l3.C
• Untuk memudahkan dapat dianggap lurus yaitu l2.C yang arahnya // AC. • Momen terhadap O → didapat
Mo = O ⇒ ( l1.C). r = U2. C) l3 l3 = C r C . . . 2 1 l l l3 = 2 1 l l . r 3. Keseimbangan Gaya
Perlu coba-coba supaya ke tiga gaya seimbang, karena : W
C1
Kaitan dengan c & tg ϕ ⇒ • Kohesi ⇒ c
• Gesekan ⇒ tg ϕ Sebelum longsor → c
tg ϕ yang terpakai baru c1 → c1 =
F c
tg ϕ1 → tg ϕ1 = F tg ϕ
• Gaya reaksi tanah dasar terhadap bid. Longsor terhadap benda ABC
• Gaya reaksi merupakan kombinasi dari : - gaya normal (N)
- gaya gesekan (N tg ϕ)
• Dihitung pada setiap segmen atau elemen N tg ϕ
⇒ R membentuk sudut thd N N
Diketahui, tapi R = ?
Belum bekerja max R1 C1 W a N R N tg ϕ N1 R N1 tg ϕ
Misal F = 1,6 → C1 = 6 , 1 C
⇒ Maka R1 harus menyinggung lingkaran, bila tidak menyinggung berarti F belum tepat → Perlu coba-coba
A. Stability Number →→→→ TAYLOR
• Keadaan homogen tidak tergenang untuk tanah C dan ϕ - C • Tanpa tekanan pori
Faktor-faktor yang diperhitungkan : • Tinggi lereng (H)
• Sudut lereng (α)
• Sifat tanah → γ, ϕ, & C
Faktor-faktor tersebut oleh TAYLOR digabung menjadi: • Sudut lereng (α)
• Sudut gesek intern total (ϕ) bukan (ϕ′) • Gabugan c, γ, H → Stability Number
Hubungan antara α, ϕ dan Ns digambarkan pada suatu grafik
• Kalau digunakan angka keamanan F, maka yang digunakan dalam grafik, yaitu:
F c c c digunakan juga digunakan selain F praktek dalam F tg tg arc F tg tg = → = = → = → 1 1 1 1 1 1 1 :
ϕ
ϕ
ϕ
ϕ
ϕ
ϕ
ϕ
ϕ
Stability Number Ns = H C .γ
H αBentuk longsoran
1. 0o < ϕ < 30o ===> Longsoran lewat kaki
2. 1 < D < ∼
\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
Contoh penggunaan:
1. Dibuat galian tanah H = 6. ϕ = 15o
γ = 1,7 t/m3 c = 0,15 kg/cm2
= 1,5 t/m2
Berapa miring lereng (α) agar F = 1,5 Untuk F = 1,5 → c1 = 5 , 1 5 , 1 = 1 t/m2 → ϕ1 = 5 , 1 5 , 1 = 10o α H
• Lonsoran selalu lewat kaki
• Tidak dipengaruhi oleh kedalaman lapisan keras. α H H1 Lap. keras D H H = 1
Dengan c1 = 1 t/m2 H = 6 m γ = 1,7 t/m3
Ns = 0,1 U = 10o
2. Seperti soal no. 1, tapi dibuat lereng < 45o Berapa Hmax. F = 1,5 ⇒ ϕ1 = 10o α = 45o c = 1 t/m2 γ = 1,7 t/m3 3. Mencari F Diket : c = 0,12 kg/cm2 γ = 1,8 ϕ = 18o H = 7 m Miring lereng 1 : 1,5 Jawab : Dengan coba2
Misal F = 1,5 → 1,5 12 0,11 18 = = = Ns diperoleh grafik dari o
α
ϕ
F1 = 1,5 → F1’ = 1,33 F2 = 1,33 → F2’ = …. F3 = F2’ → F3’ = …. 2 1 1 / 9 , 0 7 8 , 1 11 , 0 11 , 0 7 . 8 , 1 m t x x C C Ns H = = = = ⇒ γ
mula Fmula dengan sama harus C C F = = =... → − 9 , 0 2 , 1 1 Ns =γ
. 1 H C = 6 ) 7 , 1 ( 1 x ⇒ Ns = 0,1 Tabel/grafik → didapat α Ns = H ). 7 , 1 ( 1Dari grafik didapat Ns
Hmax didapat
B. Methode of Slices Untuk lereng galian Lereng alam
Lereng bendungan
Cara ini cocok untuk • tanah tidak homogen • ada tekanan air pori Misal : - lingkaran longsor belum diket
- perlu dibuat lingkaran uji - hitung faktor aman (F)
- beberapa harga F dicari yang F terkecil - sehingga perlu “ trial and error “
Contoh :
Diket :
I. Rock fill dengan batu2 ϕ = 40o γb = 1,96 C = 0 γsat = 2,10 II. Transisi → sandy gravel
ϕ = 350 γb = 1,80 C = 0 γsat = 1,96
III. Care → bahan rapat air “ Clayey Silt “ ϕ′ = 270 γb = 1,62 C = 0,2 γsat = 1,80 F2 F2 F1 F1 60 m 1 : 3 1:2 I II III II I
Prinsip / Cara :
• Buat beberapa lingkaran, sehingga memotong beberapa lereng • Lereng hulu dan hilir dihitung sendiri.
Ada 3 macam cara pandang :
1. Kondisi selesai dibangun Upstream, down stream dihitung 2. Waduk penuh air → dihitung
→ up stream, tergantung → down stream ada rembesan 3. Waduk turun mendadak → up stream Bila faktor gempa masuk → kondisi beda Aplikasi
Analisis :
• Buat pias-pias
• Tiap pias dibuat garis bagi ( ) • Ukur panjang garis tersebut
• Cari sudut α → dicari secara grafis Analisis Grafis : sudut pusat pada perpotongan lingkaran
r a = →sin
α
• Pendekatan : dasar pias dianggap garis lurus
α
cos b l = O a b r tembereng• Dipandang lebar 1 m ⊥ bid. Gbr. • Tembereng di bagi pias2
• Buat pias dengan luas tidak perlu harus sama
Gaya yang diperhitungkan :
∑
= → = → = → ⊥ → → → ' tg . N gesekan gesekan Gaya c' . l kohesi kohesi Gaya W . k E gempa Gaya dasar pada bekerja pori air Tekanan T N diuraikan W pias Beratϕ
TINJAUAN TANPA U DAN E
1. Buat pias W = berat total dari pias
2. Gaya yang melawan
• Cohesi selalu melawan arah longsoran c = l. c’ → l =
α
Cos b Terletak di dasar α W T N bBila tanah homogen W = b.h . γ
Bila terdiri dari beberapa lapisan : W =
∑
b.h.γ
= b (h . γ1 + h . γ2 + .... N = W cos α
• Gesekan → N tg ϕ’ = W Cos α. tg ϕ
Untuk bidang yang akan longsor → masing2
pias dijumlahkan
Stabilitas dilihat dengan menghitung momen terhadap σ. F = mendorong yang momen melawan yang momen = mendorong yang gaya x r melawan yang gaya x r
∑
∑
+∑
= T tg . N c Fϕ
3. Tekanan air pori (U)
U → diperhitungkan bila memang ada U U = l . u. → ⊥ arah ke atas
Perlu dihitung pada waktu Waduk penuh.
Waduk penuh U
l
• Gambar garis rembesan • Gambar flownet
• Gambar garis equipotensial • U = z. γw
• Akan mengurangi gaya Normal N → N′ = N – U F = T tg U N c Σ − Σ + Σ ( )
ϕ
4. Gaya GempaGaya ini merupakan horizontal yaitu E = k. W. → searah dengan arah longsoran k = faktor gempa
Gaya yang ada : E & U maka gaya yang mendorong ∑ (T + TE)
∑ (T + TE) = ∑ (W sin α + k. W.Cos α)
Gaya yang menahan = ∑C + ∑ (N – U) – NE tg ϕ = ∑
α
Cos b . C’ + ∑(W Cos α - U – k.W.Sin α) tg ϕ TE) Σ(T g NE) U Σ(N Σc F + − − + = tϕ
Persamaan Umum Ada 3 kondisi : row draw sudden 3. ada U penuh waduk . 2 ada E ada tidak U dibangun selesai 1. → → E NE TE αTE = memberikan tambahan terhadap T NE = mengurangi N
TE = E Cos α = k. W. Cos α NE = E Sin α = k. W.Sin α
Untuk memudahkan, perlu dibuat tabel : No. Pias B (m) α ϕ′ c′ h1 γ1 dst…. W N T U NE TE c F F10
→ trial ( uji I, II, III dst ) Catatan:
1. Pada lereng hulu
• Waduk penuh --- longsoran harus termasuk air air dibuat pias-pias
→ pias A : W = ( h1 . γw + h2 . γsat) b
→ pias B : W = b . h . γw dimana air →ϕ’ = 0; c = 0 jadi air akan menambah T dan TE
F10 = ? g.m.s
A B
2. Keadaan air turun mendadak (sudden drawdown)
3. Cara alternatif (agak sederhana)
- tanpa menggunakan : garis flownet
garis rembesan masih tetap ada disini berat pias dihitung dua kali
(1) berat total = Σ (h . γb + h. γsat) b
(2) berat efektif = (Σ h . γb + Σ h . γ’) b →γ’ = γsat – 1 Jika menggunakan cara tersebut : menghitung
(1) T dan E (NE dan TE) → berdasar gaya W total (2) N berdasar W’ dan langsung diperoleh N’ (3) U tidak diperhitungkan lagi
Sehingga rumus menjadi: ∑ +
∑ + ∑ = TE) (T ' tg NE) (N' c F
ϕ
α
α
α
α
cos W . k TE sin W . k NE W . k E sin W T cos W' N' = = = = = waduk penuh garis equipotensialMula-mula air penuh diperhitungkan sampai air habis.
Di dalam rockfill dan transisi turunnya sama, karena tanah permeable.
Untuk core ---- air turun, tapi core masih kenyang air
Berat air tidak dihitung tersendiri tapi di tanah air dihitung 2 x