• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN PASCA SARJANA DANA ITS TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN PASCA SARJANA DANA ITS TAHUN 2020"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENELITIAN PASCA SARJANA

DANA ITS TAHUN 2020

PENGARUH PENGGUNAAN KONSEP BANGUNAN HIJAU

TERHADAP KEPUTUSAN KEBERLANJUTAN EKONOMI

PROPERTI DI SURABAYA

Tim Peneliti :

Ketua: Christiono Utomo, ST, MT, PhD / Teknik Sipil / FTSPK Anggota1: Rezi Berliana Yasinta / Manajemen Konstruksi / 03111950030011

Anggota 2: Jeri Adin Ardani / Manajemen Konstruksi / 03111950035003

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

(2)

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL 1 DAFTAR ISI 2 DAFTAR TABEL 3 DAFTAR GAMBAR 4 DAFTAR LAMPIRAN 5 BAB 1 RINGKASAN 6

BAB 2 LATAR BELAKANG 7

BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA 11

3.1 Posisi Penelitian 11

3.2 Konsep dan Peta Jalan 11

3.2 Penelitian Terdahulu 12

BAB 4 METODE PENELITIAN 16

4.1 Model Penelitian 16

4.2 Variabel Penelitian 17

4.3 Metode 19

4.4 Bagan Alir 20

4.5 Organisasi Tim Peneliti dan Tugas 21

BAB 5 JADWAL DAN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA 22

5.1. Jadwal 22

5.2. Anggaran Biaya 22

BAB 6 DAFTAR PUSTAKA 24

BAB 7 LAMPIRAN 26

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penelitian Terdahulu 13

Tabel 4.1 Anggota Tim dan Penugasan 21

Tabel 5.1 Jadwal Penelitian 22

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Posisi Penelitian 11

Gambar 3.2 Peta Jalan Tahap 1 12

Gambar 4.1 Tahap 1 Penelitian 16

Gambar 4.2 Model Teori 1 Biaya Konstruksi 17

Gambar 4.3 Model Teori 2 Biaya Operasional 18

Gambar 4.4 Model Teori 3 Nilai Properti 18

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

(6)

BAB I RINGKASAN

Sebagai bentuk dari lingkungan terbangun, sektor konstruksi dan properti memiliki kontribusi besar dalam merubah keseimbangan lingkungan di alam. Sehingga, bisnis di sektor ini memiliki tanggung jawab untuk ikut berkontribusi menjaganya keseimbangan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan konsep bangunan hijau, yang merupakan salah satu solusi dari pembangunan berkelanjutan. Kendala utama pelaku di industri ini adalah kesalahpahaman bahwa beban modal lebih penting dibanding biaya siklus hidup selama masa ekonomis. Biaya awal berhubungan erat dengan biaya operasional bangunan, artinya kecenderungan penggunaan solusi teknis yang lebih baik berkonsekuensi pada tingginya beban modal, namun lebih ringan pada biaya operasional.

Dari fenomena ini terdapat peluang penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan konsep green terhadap keputusan ekonomi (investasi) dan keberlanjutannya oleh para pelaku industri properti di Surabaya dengan melihat aspek bangunan hijau. Obyek propertinya meliputi empat tipe properti yaitu residensial, komersial ritel, perkantoran, dan kawasan industri di Surabaya. Dua model penelitian direncanakan yaitu model generalisasi empiris, dan model matematika keuangan. Model pertama akan menggunakan metode survey untuk pengumpulan data dan analisa statistik untuk penarikan kesimpulan. Populasinya adalah para pelaku di industri properti di Surabaya. Model kedua menggunakan studi kasus perhitungan analisa investasi pada empat contoh tipe properti obyek yang direncanakan. Analisanya menggunakan penganggaran modal, struktur modal, dan biaya modal.

Hasil penelitian diharapkan dapat diketahui besar pengaruh penggunaan konsep bangunan hijau terhadap keputusan keberlanjutan ekonomi bagi yang menerapkannya. Sensitifitas terhadap analisa keuangan investasi diharapkan dapat diperoleh batas pengaruhnya pada masa pengembalian dan perannya dalam meringankan biaya modal selama masa ekonomis properti tersebut. Hasil ini akan memberi implikasi manajerial pada keputusan pelaku industri properti untuk lebih mengembangkan propertinya dalam bentuk bangunan hijau. Penelitian ini adalah penelitian pascarjana mahasiswa S2, dengan luaran direncanakan publikasi jurnal internasional Scopus Q2 dan tesis magister.

(7)

BAB II

LATAR BELAKANG

Meningkatnya jumlah bangunan di perkotaan dewasa ini berdampak jangka panjang pada lingkungan dan sumber daya alam. Menurut survei [1] bangunan bertanggung jawab sebanyak 32% dari total penggunaan energi di dunia. Sektor bangunan secara perlahan namun konstan memiliki kontribusi terbesar dalam menyumbang emisi karbon di alam sehingga memperparah pemanasan global yang makin memburuk akhir-akhir ini.Termasuk di dalamnya adalah sektor pembangunan untuk bangunan baru [2] dimana bangunan menghasilkan 50% total pengeluaran energi di Indonesia dan lebih dari 70% konsumsi listrik keseluruhan. Bangunan juga bertanggung jawab bagi 30% emisi gas rumah kaca, serta menggunakan 30% bahan baku yang diproduksi. Menurut [3] penggunaan energi di seluruh dunia saat ini khususnya pada bangunan tinggi diprediksikan meningkat sebesar 70% antara tahun 2000 sampai 2030 dan seterusnya. Konsep bangunan hijau atau bangunan ramah lingkungan memiliki kontribusi dengan membenahi iklim mikro [4].

Menurut [5], Sekitar 50% penggunaan energi pada bangunan disebabkan oleh proses-proses yang diperlukan untuk menciptakan iklim dalam ruangan buatan melalui pemanasan, pendinginan, ventilasi, dan pencahayaan. Konsumsi energi bangunan pada umumnya memakai sekitar 25% dari total biaya operasi bangunan. Secara umum, penelitian [6] pada bangunan perkantoran menunjukkan bahwa bangunan dan konstruksi terhitung untuk setidaknya menghasilkan 30% dari emisi gas rumah kaca dunia. Dampak dari biaya energi ini secara langsung mempengaruhi penyewa dan pemilik bangunan. Energi merupakan 30% dari biaya operasional pada gedung perkantoran.

Dampak sistem bangunan harus dipertimbangkan sebagai keseluruhan sistem untuk keberlanjutan [7]. Sebuah laporan [8] berkesimpulan bahwa dunia perlu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebagai pencegahan terhadap kemungkinan efek pemanasan global. Mereka [8] menunjukkan bahwa bangunan dan sektor properti dapat memainkan peran sentral dalam pengurangan ini. Sangat penting untuk mempertimbangkan keuntungan jangka panjang lingkungan dan manfaat ekonomis dari pertumbuhan perkotaan dan pengembangan untuk desain bangunan [7]. Hal ini diperkuat oleh laporan [5] bahwa perkiraan menunjukan bahwa desain yang ramah lingkungan dengan menggunakan teknologi yang tersedia di dalam bangunan dapat mengurangi konsumsi energi ventilasi dan pendinginan hingga 30% dan keperluan energi pencahayaan hingga setidaknya 50%.

(8)

Penelitian lain oleh [9] lebih jauh mengemukakan bahwa bangunan hijau didesain untuk kelangsungan ekonomi dan lingkungan, dengan mempertimbangkan iklim setempat dan kebutuhan budayanya, yang dapat memfasilitasi kesehatan, keamanan, dan produktivitas dari penghuninya. Kemudian [10] menjelaskan bahwa gerakan bangunan hijau sekarang cukup matang untuk menunjukkan bukti nilai green economy di pasar real estate bagi pemilik bangunan dan penyewanya dengan peningkatan pesat penggunaan energi terbarukan, dan konversi dari teknologi informasi dan pembangunan teknologi dalam pembangunan kota cerdas, eco-district, dan eco-campus.

Kendala utama bagi pengembang bangunan adalah kesalahpahaman bahwa pengeluaran modal lebih penting dibandingkan biaya siklus hidup bangunan. Mayoritas pemilik dan pengembang bangunan lebih peduli akan biaya awal tanpa menyadari bahwa biaya awal berhubungan erat dengan biaya operasional bangunan. Penggunaan desainer, material konstruksi dan peralatan mekanik/listrik yang tidak layak dan tahan lama akan berdampak terhadap biaya operasional dan pemeliharaan bangunan seiring waktu. Menurut [11] ada beberapa kesalahpahaman dalam proses investasi yang membuat para investor menunda investasi pada bidang ini yang menjadi hambatan dalam investasi dibidang

sustainable property, antara lain merasa investasi dibidang ini tidak relevan atau bahkan

merugikan untuk resiko pengembalian keuangannya, kurang ada bukti akademis yang kredibel untuk mendukung penelitian investasi yang berkelanjutan, dan merasa faktor keberlanjutan ‘harus’ menambah nilai ‘sepanjang waktu’; jika tidak mereka jelas akan bangkrut, tidak berharga. Padahal energi operasional yang dikonsumsi untuk fungsi bangunan dari waktu ke waktu hidupnya merupakan pangsa tertinggi penggunaan energi di gedung-gedung karena energi yang dibutuhkan untuk memberikan kenyamanan dan berbagai layanan di gedung-gedung yang memiliki waktu hidup yang lama.

Gambaran teoritis dan studi yang telah dilakukan oleh [5], [9], [10] membuktikan bahwa biaya awal investasi maupun operasional dan benefit yang akan diperoleh merupakan pertimbangan utama dalam berinvestasi pada bangunan hijau. Telah banyak studi mengenai pengaruh konsep bangunan hijau terhadap biaya dan benefit dalam investasinya. Salah satu alasan yang melatar belakangi penelitian ini adalah saat ini keputusan tentang berinvestasi atau tidak dalam bangunan hijau biasanya didasarkan pada biaya awal ditambah, dalam beberapa kasus, nilai tagihan energi dan air diturunkan. Artinya bahwa analisa keuangan yang dilakukan sebatas analisa biaya, belum mencakup keseluruhan variabel investasi. Dan penghitungan selama masa ekonomis belum benar-benar dilakukan sehingga belum diketahui secara pasti bagaimana aspek-aspek dalam bangunan hijau mempengaruhi

(9)

investasi properti, khususnya di Surabaya. Sehingga mengetahui lebih khusus mengenai pengaruh penggunaan konsep bangunan hijau pada keputusan keberlanjutan ekonomis investasi properti akan memperjelas mengenai posisi dan gap terhadap keputusan pengembang untuk berinvestasi.

Penelitian ini perlu dilakukan untuk menggali lebih lanjut faktor dalam konsep bangunan hijau yang berpengaruh pada keputusan keberlanjutan investasi properti di empat tipe properti yaitu residensial, komersial ritel, perkantoran, dan kawasan industri di Surabaya. Selain diharapkan hasil penelitian dapat memberikan informasi empiris, juga menyajikan simulasi skenario sensitifitas terhadap batas batas keputusan melalui studi kasus dan pemodelan keuangan. Pada akhirnya diharapkan mendorong pelaku industri properti mengembangkan proyek-proyek nya dengan konsep yang ramah lingkungan. Penelitian ini adalah penelitian pascarjana mahasiswa S2, dengan luaran direncanakan publikasi jurnal internasional Scopus Q2 dan tesis magister

Latar belakang yang dijelaskan memunculkan rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh penggunaan konsep bangunan hijau terhadap keputusan keberlanjutan investasi properti residensial, komersial ritel, perkantoran, dan kawasan industri di Surabaya, serta bagaimana mendapatkan batas batas keputusan investasi selama masa ekonomis properti yang dikembangkan dengan konsep bangunan hijau. Penelitian ini akan menjawab masalah untuk mencapai tujuan dan relevansi penelitian melalui penemuan pengaruh penggunaan konsep bangunan hijau terhadap keputusan keberlanjutan ekonmi investasi properti di Surabaya, dan mendapatkan batas batas keputusan selama masa ekonomis properti. Untuk mencapai tujuan ini dilakukan pemenuhan sasaran, yaitu:

1. Menganalisa dan mendapatkan data empiris terhadap awareness pelaku bisnis pada keputusan penggunaan konsep Bangunan hijau dalam pengembangan proyek proyeknya. 2. Memperoleh bukti empiris pengaruh penggunaan konsep Bangunan hijau pada keputusan

pengembangan proyek properti.

3. Mendapatkan batas batas keputusan penganggaran modal penggunaan konsep bangunan hijau dalam pengembangan proyek selama masa ekonomis dengan pemodelan keuangan. Pada akhirnya manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini terutama memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan di bidang lingkungan terbangun khususnya pada area penelitian keberlanjutan penerapan konsep bangunan hijau, bagaimana pengaruh aspek dalam konsep bangunan hijau terhadap keputusan keberlanjutan ekonomi dengan pendekatan yang bersifat konstruktif. Serta memberikan pendekatan yang

(10)

inovatif mengenai bagaimana penggunaan konsep bangunan hijau mempengaruhi nilai properti yang sangat penting untuk pengambilan keputusan keberlanjutan proyek.

(11)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Posisi Penelitian

Dari penelitian-penelitian terdahulu, telah banyak dilakukan penelitian yang mengkaji mengenai topik bangunan hijau dan hubungannya terhadap keputusan keberlanjutan investasi properti seperti terlihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Posisi Penelitian

3.2 Konsep dan Peta Jalan

Ada dua tahapan dalam konsep penelitian ini. Yang pertama adalah pengukuran pengaruh penggunaan konsep bangunan hijau pada pengembangan properti. Kedua adalah pengujian penggunaan pada tahap pertama melalui pengukuran penganggaran modal pada batas batas keputusan keberlanjutan investasi dengan penggunaan konsep bangunan hijau pada rencana investasi

Initial Cost Peningkatan biaya investasi pada struktur baru Penurunan Biaya Performa

Bangunan Nilai Properti Penurunan lebih besar pada penggunaan energi dan penghematan pada bangunan bersertifikat hijau daripada bangunan konvensional

Nilai properti akan meningkat, selain biaya sewa yang naik, manfaat lain yang bermacam-macam pada ekonomi, sosial dan lingkungannya Bangunan yang sehat meningkatkan

kualitas kerja, mengurangi biaya operasional, mengurangi biaya perawatan dan peningkatan biaya investasi yang lebih besar

Hubungan aspek bangunan hijau dan keputusan keberlanjutan investasi properti

(12)

Gambar 3.2 Peta Jalan Tahap 1

3.3 Penelitian Terdahulu

Dari kajian pustaka, didapatkan kriteria pembentuk investasi yang akan digunakan dalam penelitian yaitu (1) biaya investasi awal (initial cost), yaitu peningkatan pada saat konstruksi proyek berlangsung. (2) biaya operasional dan perawatan, yaitu biaya yang dikeluarkan pada saat bangunan beroperasi dan perawatan bangunan selama umur pakai bangunan dan (3) nilai Properti, yaitu bagaimana nilai properti bangunan yang menerapkan konsep bangunan hijau. Terkait dengan penerapan konsep bangunan hijau didapatkan bahwa konsep bangunan hijau secara umum dapat (1) meningkatkan biaya awal investasi/pada saat konstruksi [9, 11]. (2) menurunkan biaya operasional dan perawatan bangunan [9, 12] dan (3) meningkatkan nilai properti [9, 11].

Ada beberapa komponen utama dalam membentuk sebuah konsep bangunan hijau menurut [12]. Hal ini selaras dengan konsep bangunan hijau yang diterapkan oleh [2] yang digunakan sebagai tolok ukur penilaian bangunan hijau di Indonesia. Yaitu Penggunaan lahan & desain arsitekturalnya, efisiensi dan konservasi energi, efisiensi dan konservasi airnya, pemilihan material yang ramah lingkungan dan konstruksinya seperti apa, juga perlindungan kesehatan maupun kenyamanan bagi pengguna bangunan.

Berikut adalah kajian teori mengenai kaitan antara peningkatan biaya investasi awal/pada masa konstruksi bangunan pada penerapan bangunan berkonsep bangunan hijau.

(13)

Tabel 3.1 Penelitian Terdahulu

Aspek Desain & Material dalam Bangunan hijau

Definisi Operasional Literatur

Aspek desain Desain bentukan massa bangunan tipis secara vertikal

Bangunan memiliki bentang yang memanjang vertikal (lebih dari 10 lantai) tidak melebar lebih dari 27,5m yang berfungsi untuk memudahkan penghawaan silang dalam bangunan [13], [14], [15] Desain bentukan massa bangunan tipis secara horizontal

Bangunan memiliki bentang yang memanjang horizontal (tidak lebih dari 10 lantai) tidak melebar lebih dari 27,5m untuk memudahkan penghawaan silang dalam bangunan

[13], [14], 15]

Arah area bukaan untuk

pencahayaan alami yang lebihbanyak disisi utara-selatan

a. Pencahayaan alami adalah pencahayaan bersumber dari alam yang pada umumnya dikenal sebagai cahaya matahari.

b. Dilihat dari arah bukaan yang lebih banyak menghadap sisi utara-selatan (tidak searah pergerakan matahari)

c. Jumlah cahaya yang masuk sesuai dengan tabel rekomendasi daylight factor

[11], [15], [16] Penggunaan selubung bangunan dengan secondary skin

a. Elemen bangunan yang menyelubungi bangunan gedung, yaitu dinding dan atap transparan atau yang tidak transparan dimana sebagian besar energi termal berpindah melalui elemen tersebut.

b. Untuk mengefisienkan beban pendingin ruangan, perencanaan selubung bangunan harus

merencanakan selubung bangunan dengan

menghitung OTTV tidak melebihi 45 (empat puluh lima) watt/m2

(14)

Aspek Material Penggunaan material ramah lingkungan dengan bata ringan

a. Material yang menyerupai beton dan memiliki sifat kuat, tahan air dan api, awet dan dibuat di pabrik

b. Dapat meringankan beban struktur bangunan c. harga relatif lebih mahal dari bata merah

[17]

Penggunaan panel surya (PV)

Panel surya / solar cell digunakan untuk sebagian penerangan (dalam hal ini menggunakan arus searah DC) dan memerlukan inverter (aki) untuk dapat digununakan menyalakan perangkat AC

[13], [15], [18] Penggunaan sistem pencahayaan Buatan dengan sitem penerangan pintar

a. Nyala lampu dimatikan secara otomatis oleh

motion sensor & lux sensor.

b. Perencanaan pencahayaan buatan pada bangunan gedung perkantoran menggunakan dimmer untuk menghemat konsumsi energi listrik.

[13], [19], [20] Penggunaan AC hemat energi dengan VRV system

a. Perencanaan sistem pengkondisian udara harus mempertimbangkan desain yang efisien

b. Vrv adalah AC inverter dengan satu outdoor untuk beberapa unit indoor. Contoh AC Daikin VRV III

[13]

Penggunaan sistem air daur ulang

berfungsi untuk mengolah air kotor dan air bekas sehingga dapat digunakan kembali untuk konsumsi air sekunder (flushing toilet/sistem penyiraman tanaman)

[12], [13]

Penggunaan kaca arsitektural low-emision

a. Jenis kaca yang memiliki emisivitas rendah yang dapat mereduksi panas dari luar dengan

penghematan mencapai 30%

b. uk. 2134 mm x 3048 mm Rp 287.000- Rp 745.000

(15)

Aspek Material Penggunaan material yang rendah VOC pada cat dinding

a. Bila cat mengeluarkan bau yang menyengat, artinya cat tersebut mengandung VOC dengan kadar yang cukup tinggi. Kalau ada bau tapi tidak terlalu menyengat, artinya cat tersebut

mengandung solvent, tapi tidak terialu tinggi. Cat yang benar-benar tidak mengandung solvent harusnya benar-benar tidak mengeluarkan bau. b. Tidak mengandung timbal dan merkuri

[12], [13]

Penggunaan

green roof

Atap bangunan yang sebagian atau seluruhnya ditutupi dengan vegetasi dan media tumbuh, ditanam di atas membran kedap air. Hal ini juga dapat

mencakup lapisan tambahan seperti penghalang akar dan drainase dan irigasi.

(16)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Model Penelitian

Penelitian ini bertujuan pertama untuk mendapatkan model konseptual dan model empiris tentang pengaruh penggunaan konsep bangunan hijau pada keputusan keberlanjuan investasi properti. Kedua adalah untuk mendapatkan pembuktian penganggaran modal melalui perhitungan keuangan dan batas batas perubahan terhadap keputusan melalui analisa sensitifitas. Kedua tujuan dirangkum ke dalam dua tahap riset, dan direncanakan dapat diselesaikan dalam 8 bulan waktu penelitian, yaitu

Tahap 1 Model konseptual dan model empiris

Gambar 4.1 Tahap 1 Penelitian

Tahap 2 Perhitungan penganggaran modal pada kasus penggunaan konsep bangunan hijau pada empat jenis properti yaitu residensial, komersial ritel, perkantoran, dan kawasan industri.

Telah banyak penelitian mengenai topik bangunan hijau dan investasinya, sehingga penelitian ini tergolong penelitian konfirmatif. Konsep penelitian yang digunakan adalah penelitian konfirmatori, untuk membuktikan dan menilai atau menguji hubungan sebab-akibat antar variabel. Alat statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas (bangunan hijau) terhadap variabel terikat (investasi) adalah analisis regresi berganda.

(17)

4.2 Variabel Penelitian

Identifikasi variabel penelitian ini didapatkan dari kajian studi literatur. Penelitian ini mengukur pengaruh pada variabel bebas sebagai variabel X yang dalam penelitian ini adalah kriteria bangunan hijau, terhadap variabel terikat sebagai variabel Y yaitu investasinya. Didapatkan sebanyak 12 variabel-variabel penerapan bangunan hijau seperti tersaji pada Tabel 4.2.

Variabel-variabel investasi (Y), yang direncanakan dalam penelitian ini ditentukan oleh 3 kriteria, yaitu (Y1) peningkatan biaya konstruksi (investment cost), (Y2) penurunan biaya operasional & perawatan dan (Y3) peningkatan nilai propertinya. Yang kemudian akan diuji untuk mengenatahui bagaimana pengaruhnya pada masing-masing varibael bangunan hijaunya.

Gambar 4.2 Model Teori 1 Biaya Konstruksi

Selain itu model teori ke 2 adalah pengaruh dari penerapan konsep bangunan hijau terhadap penurunan biaya operasionalnya yang terlihat pada Gambar 4.3.

(18)

Gambar 4.3 Model Teori 2 Biaya Operasional

Model teori untuk melihat bagaimana pengaruh penerapan konsep bangunan hijau terhadap peningkatan nilai properti dapat terlihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Model Teori 3 Nilai Properti

Gambar 4.5. menunjukkan model teori pengaruh penerapan bangunan hijau pada investasinya. Nilai dari variabel investasi diperoleh dari rata-rata nilai data setiap variabel investasinya.

(19)

4.3 Metode

Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah para pelaku bisnis/praktisi, yang pernah dan/atau sedang terlibat langsung dalam proyek bangunan tinggi pada manajemen konstruksi dan pengembangan properti di Surabaya. Sampel pada penelitian ini adalah para pelaku bisnis/praktisi, yang terdiri dari Project Manager, Manajer Teknik, Marketing Manager, Design Manager, Research & Development Manager, Research & Development Marketing Manager, General Manager, Senior Manager, Associate Director, hingga Direktur Utama yang pernah dan/atau sedang terlibat langsung dalam proyek bangunan tinggi pada manajemen konstruksi dan pengembangan properti di Surabaya.

Metode Pengambilan dan Pengumpulan data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer untuk analisa tahap 1 dengan mengukur persepsi para responden penelitian. Data sekunder untuk analisa tahap 2 dari beberapa sumber termasuk laporan riset pasar. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah:

1. Survei kuisioner pendahuluan, yaitu melakukan survei dengan menanyakan melalui kuisioner awal yang dilakukan untuk mendapatkan variabel-variabel baru/tambahan/ perubahan dari opini ahli yang diberikan kepada orang pakar, yang ahli dalam bidangnya. Setelah didapatkan hasil mengenai penambahan dan perubahan variabel kuisioner kemudian dilakukan perbaikan.

2. Survei kuisioner kedua, yaitu setelah melakukan perbaikan isi maupun format penulisan dari survei pendahuluan, kemudian kuisioner kedua disebar kepada pada responden penelitian. Penyebaran kuisioner dilakukan dengan penyerahan kuisioner secara pribadi.

Teknik Analisa Data

Analisis regresi akan digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dan memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory). Variabel pertama disebut juga sebagai variabel tergantung dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas lebih

(20)

dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linear berganda. Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel tergantung.

4.4 Bagan Alir

Diagram alir penelitian seperti yang terlihat pada Gambar 4.6 berikut ini.

Gambar 4.6 Bagan Alir Penelitian LATAR BELAKANG

a. Sektor bangunan memiliki kontribusi terbesar dalam menyumbang ketidakseimbangan lingkungan terbangun. Konsep bangunan hijau merupakan salah satu solusi dari pembangunan berkelanjutan.

b. Banyak kesalahpahaman bahwa mayoritas pemilik dan pengembang bangunan lebih peduli akan biaya awal tanpa menyadari bahwa biaya awal

RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN

Bagaimana pengaruh penggunaan konsep bangunan hijau terhadap keputusan keberlanjutan investasi properti residensial, komersial ritel, perkantoran, dan kawasan industri di Surabaya, serta bagaimana mendapatkan batas batas keputusan investasi selama masa ekonomis properti yang dikembangkan dengan konsep bangunan hijau.

Studi Literatur:

Identifikasi Variabel & Indikator penelitian

Identifikasi Populasi dan Sampel Penelitian

Perumusan kembali Variabel Penelitian

Pengumpulan Data melalui kuisioner Survey Pendahuluan

Analisa dan intrepretasi data dengan deskriptif dan statistik inferensial

Hasil dan Pembahasan tahap 1: model konseptual dan model empris

Hasil dan Pembahasan tahap 2: sensitifitas batas keputusan, studi kasus

(21)

4.5 Organisasi Tim Peneliti dan Tugas

Tabel 4.1 Anggota Tim dan Penugasan No Nama / NIDN Kompetensi

Bidang Ilmu

Tanggung Jawab dan Uraian Tugas 1 Christiono Utomo, ST., MT., Ph.D/ 0019036707 Teknik Sipil / Manajemen Konstruksi

1. Membuat penjadualan dan pembagian tugas. 2. Melakukan monitoring perkembangan tahap

pengumpulan data, analisa dan hasil penelitian 3. Studi pustaka; membuat rumusan masalah;

membuat rancangan metodologi;

4. Supervisi untuk rancangan kuisioner, analisa dan perumusan hasil

2 Mahasiswa:

Rezi Berliana Yasinta Jeri Adin Ardani

Manajemen Konstruksi

1. Pelaksana Survey 2. Kompilasi Data 3. Analisa Data

4. Membuat laporan penelitian.

5. Pembagian fokus obyek diantara mahasiswa yang berbeda yaitu pada properti residensial, properti komersial ritel dan perkantoran, properti kawasan industri.

(22)

BAB V

JADWAL DAN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

5.1 Jadwal Penelitian

Tabel 5.1 Jadwal Penelitian

No Nama Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Penelitian pendahuluan kajian pustaka v v 2 Perumusan masalah penelitian v v

3 Kajian pustaka model teoritis v v

4 Definisi operasional penelitian v v

5 Pengajuan rencana penelitian v

6 Rancangan survey kinerja berbasis nilai v

7 Pelaksanaan survey v v

8 Kompilasi data v

9 Analisa tahap 1 v

10 Pengukuran penganggaran modal (tahap 2) v v

11 Sintesa dan simpulan kedua tahap v v

12 Paper model konseptual v v

13 Paper model keuangan keberlanjutan v v

14 Penulisan laporan penelitian v v

15 Penulisan laporan tesis v v

5.2 Anggaran Biaya

Tabel 5.2 Rencana Anggaran Biaya Jenis

Pembelan- jaan

Komponen Item Satuan Vol Biaya

satuan (Rp) Sub Total (Rp) Bahan Bahan Penelitian (Habis Pakai) CD penyimpanan data Box 1 250.000 250.000

ATK Alat tulis Paket 2 250.000 500.000

ATK Tinta hitam putih

dan berwarna Buah 5 250.000 1.250.000

ATK Kertas Rim 10 45.000 450.000

Bahan Penelitian

(Habis Pakai) Kuosioner Eksemplar 250 5.000 1.250.000 Bahan Penelitian (Habis Pakai) Amplop balasan berperangko Eksemplar 250 20.000 5.000.000 Pengumpulan Data

Uang harian rapat di dalam kantor

Koordinasi pelaksanaan

Orang

kegiatan 20 100.000 2.000.000 Biaya konsumsi Rapat koordinasi Orang

(23)

Transport Survey dalam kota

Surabaya hari 25 100.000 2.500.000 HR pembantu

peneliti Kompilasi data Jam 100 25.000 2.500.000 HR petugas survei Survey dalam kota

Surabaya Kuosioner 250 2.500 625.000 Analisa Data HR pengolah data Analisa data Jam 50 30.000 1.500.000

Pelaporan, Luaran Wajib dan Luaran Tambahan Biaya seminar internasional Registrasi mahasiswa Paper 2 3.000.000 6.000.000 Biaya seminar internasional Konferensi dalam negeri luar Surabaya berupa tiket pp, penginapan, transpor dalam kota dan harian

Orang

kegiatan 2 2.000.000 4.000.000

Biaya penyusunan buku laporan penelitian

Laporan tesis Paket per

buku 2 1.000.000 2.000.000 Biaya publikasi

jurnal internasional Scopus Q2

Open Accsess Q2 Paper 1 17.000.000 15.000.000 Biaya publikasi jurnal internasional Scopus Q2 Proofreading Lembar 5 250.000 1.250.000 HR sekretariat/Adminis trasi peneliti Administrasi dan penyusunan laporan kegiatan penelitian Jam 100 25.000 2.500.000 Total 49.975.000 Terbilang: Empat puluh sembilan juta sembilan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah

(24)

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

[1] International Energy Agency (IEA) (2012) Annual Report 2012. (online) tersedia dari:<https://www.iea.org/publications/freepublications/publication/IEA_Annual_Re port_publicversion.pdf> (diakses 1 Maret 2020)

[2] Green Building Council Indonesia (GBCI) (2012) Greenship for New Building V 1.1, Green Building Council Indonesia: Divisi Rating dan Teknologi.

[3] Rahmawati, F., Setijanti, P., Utomo, C. (2015) the effect of green building application to property value. IPTEK Journal of Proceedings Series 2(1): C218-71

[4] Lipu, S. M., Jamal, T., & Karim, F. T. (2013). An approach towards sustainable energy performance by green building: a review of current features, benefits and barriers.

International Journal of Renewable and Sustainable Energy 2(4): 180-190.

[5] Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia (EECCH) (2012) Buku

Pedoman Energi Efisiensi; untuk Desain Bangunan Gedung di Indonesia. Edisi

Pertama. Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia di bawah Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia.

[6] Royal Institution Chartered Surveyors (RICS) (2005) Green Value. London and Vancouver: RICS.

[7] Rahmawati, Y., Anwar, N., & Utomo, C. (2013). A concept of successful collaborative design towards sustainability of project development. International Journal of Social,

Education, Economics and Management Engineering 7(4): 1042-1048

[8] Eichholtz, P., Kok, N., dan Quigley, J.M. (2010) The Economics of Green Buildings. University of California. Berkeley Program on Housing and Urban Policy Working Paper W10-003.

[9] O'mara, M., dan Bates, S. (2012). Why Invest in High-Performance Green Buildings? USA: Schneider Electric.

[10] Miller, N., Pogue, Gough, Q., & Davis, S. (2009) Green buildings and productivity.

The Journal of Sustainable Real Estate 1(1).

[11] Building Owners and Managers Association International (BOMA) (2015)

[12] Kubba, S. (2010). Green Construction Project Management and Cost Oversight. Oxford: Architectural Press.

(25)

[13] Froeschle, L. (1999). Environmental Assessment and Specification of Green Building

Materials. California Department of Resources Recycling and Recovery (CalRecycle).

Tersedia dari http://www.calrecycle.ca.gov/ greenbuilding/materials/csiarticle.pdf. (Diakses 5 Maret 2020).

[14] Hadas, G., Meirb, A. I., Schwartzc, M., & Werzbergerd, E. (2014). Cost-benefit

Analysis of Green Buildings: An Israeli Office Buildings Case Study. Elsevier, BV.

[15] Building and Construction Authority Singapore (BCA) (2010) Building Planning and

Massing. Singapore: The Centre for Sustainable Buildings and Construction, Building

and Construction Authority.

[16] Nielson, C., Wolfe, B. C., Conine, D. (2009) Green Building Guide: Design

Techniques, Construction Practices & Materials for Affordable Housing. California:

Rural Community Assistance Corporation.

[17] Ismail, M. K., Fathi, M., & Manaf, N. (2004) Study of Lightweight Concrete

Behaviour. Universiti Teknologi Malaysia. Malaysia.

[18] Langdon, D. (2010). The Road to Green Property. Ver. 2. Sydney: Davis Langdon Press.

[19] Isaa, M., Rahman, M.G.M., Sipan, I., & Hwaa, K.T. (2013) Factors affecting green office building investment in Malaysia. Proceeding Asia Pacific International

Conference on Environment-Behaur Studies. University of Westminster. London.

Procedia: Social and Behavioral Sciences 105: 138–14.

[20] Sinopoli, J. (2010) Smart Building Systems for Architects, Owners, and Builders, Butterworth-Heinemann, United States.

[21] Castleton, H., Stovin, V., Beck, S., & Davison, J. (2010) Green roofs; building energy savings and the potential for retrofit. Energy and Buildings 42: 1582-1591

(26)

BAB VII

LAMPIRAN

Biodata Tim Peneliti

1. Ketua

a Nama Lengkap Christiono Utomo, ST. MT. PhD b NIP / NIDN 196703192002121005 /0019036707 c Fungsional/Pangkat/Gol. Lektor Kepala /IIID /Penata Tingkat 1 d Bidang Keahlian Manajemen konstruksi dan keuangan proyek e Departemen /Fakultas Teknik Sipil / FTSPK

f Alamat Rumah dan No.Telp Jl. Manyar Tirtoyoso Selatan I, 031-5940289, 087773336036

g Riwayat Penelitian 1. Pengembangan model kinerja properti residensial bertingkat tinggi pada peningkatan keberlanjutan tata ruang perkotaan, tahun 2018. Penelitian berbasis Kompetensi Ristek Dikti dengan nilai kontrak Rp 80 juta, sebagai Ketua Tim peneliti. 2. Pengembangan Konfigurasi Spasial dan Nilai

Ekonomi Urban Heritage yang Adaptif dan Kolaboratif, riset tahun 2014-2015 dengan dana BOPTN ITS, total kontrak Rp 190 juta sebagai Ketua Tim peneliti.

h Publikasi 1. Agreement options for negotiation on material location decision of housing development (2020). Construction Innovation, Emerald (Scopus Q1) – Article in Press

2. Theoretical framework of collaborative design issues (2014). Jurnal Teknologi 70(7): 47-53

i Paten -

j Tugas Akhir 1. Analisa Life Cycle Cost Pada Green Building Diamond Building Malaysia (2012). Trixy Firsani, S1 Teknik Sipil, ITS.

2. Analisa Pengaruh Penerapan Konsep Green Building Terhadap Keputusan Investasi pada

(27)

National Hospital Surabaya (2014). Rizki Andini, S1 Teknik Sipil, ITS.

Tesis 1. Analisa Faktor Pengaruh Penerapan Konsep Green Building Terhadap Keputusan Investasi pada Pengembangan Properti Residensial di Indonesia (2017). Wawan Setioko, S2 Manajemen Konstruksi, Teknik Sipil, ITS

2. Pengaruh Penerapan Konsep Green Building Terhadap Investasi Pada Bangunan Tinggi di Surabaya (2015). Fitri Rahmawati, S2 Real Estate, Arsitektur, ITS

Disertasi 1. Model Kolaborasi Desain Proyek Konstruksi di Indonesia (2015). Yani Rahmawati, S3 Teknik Sipil, bidang Manajemen Konstruksi

2. Model Kerja Sama Pemerintah-Swasta-Masyarakat Pada Pembangunan Infrastruktur Pariwisata (2015). Ida Bagus Putu Adnyana, S3 Teknik Sipil, bidang Manajemen Konstruksi

2. Anggota Mahasiswa

a Rezi Berliana Yasinta 03111950030011 Manajemen Konstruksi b Jeri Adin Ardani 03111950035003 Manajemen Konstruksi

Gambar

Gambar 3.1 Posisi Penelitian
Gambar 3.2 Peta Jalan Tahap 1   3.3  Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1 Penelitian Terdahulu  Aspek Desain &amp;
Gambar 4.1 Tahap 1 Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang keperawatan yang berkaitan

Hidrogel polimer superabsorben ramah lingkungan berbasis selulosa dan citric acid sebagai cross-linker ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi pemakaian polimer sintetis

Melalui penelitian sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa data kualitas udara di Kota Surabaya memiliki pola musiman dan penelitian menggunakan metode GSTAR tidak dapat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memperkuat data base dalam mempresentasikan pengaruh interferensi komponen hambatan pada lambung kapal katamaran dan

Pada mobil dengan bahan bakar BBM atau Listrik, suplai energi untuk lighting support system diambil dari batrai.. 3.2

Hidrogel polimer superabsorben ramah lingkungan berbasis selulosa dan citric acid sebagai cross-linker ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi pemakaian polimer sintetis

Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan di bidang manajemen sumber daya manusia MSDM terutama yang berkaitan dalam pengaruh

Manfaat teoritis Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penerapannya, khususnya pada bidang Kesehatan yaitu Gizi