• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MEDIA GAMBAR MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN NEGERI PEMBINA KOTA MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MEDIA GAMBAR MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN NEGERI PEMBINA KOTA MOJOKERTO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MEN INGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA D ENGAN MED IA GAMBAR MELALUI METODE BERCAKAP-C AKAP PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN NEGERI PEMBINA KOTA MOJOKERTO

Nunik Wahyuni nunikwahyuni80yahoo.com

Program Studi PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Rachma Hasibuan

rachmahasibuan@.yahoo.com

Dosen, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya ABS TRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keterampilan berbicara anak Kelompok Bermain Negeri Pembina Kota M ojokerto yang masih relatif rendah dalam mengenal nama, ciri-ciri dan manfaat binatang. Anak mengalami kesulitan dalam menyatakan kata nama gambar binatang, belum mampu menyebutkan ciri-ciri binatang dan belum mampu melakukan percakapan dengan guru tentang manfaat binatang. Hal ini dikarenakan materi pembelajaran dalam aspek berbicara tidak menggunakan media pembelajaran yang menarik perhatian anak sehingga anak hanya diarahkan untuk berbicara mengulangi nama, ciri-ciri dan manfaat binatang. Sebagai pemecahan dari masalah tersebut salah satu metode yang digunakan adalah metode bercakap -cakap melalui media gambar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana media gambar melalui metode bercakap -cakap dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak Kelompok Bermain.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah anak Kelompok Bermain Negeri Pembina Kota M ojokerto yang berjumlah 15 anak, yang terdiri atas 8 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. M etode pengumpulan data yang dipakai adalah observasi dan dokumentasi, sedangkan metode analisis data menggunakan statistik deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I diperoleh keterampilan berbicara anak sebesar 67%. Hasil penelitian ini belum sesuai dengan kriteria pencapaian tingkat perkembangan anak sebesar 76%. M aka penelitian ini berlanjut pada siklus II. Hasil penelitian pada siklus II diperoleh bahwa keterampilan berbicara anak mengalami peningkatan sebesar 85%. Berdasarkan hasil terebut dapat disimpulkan bahwa media gambar melalui metode bercakap -cakap dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak.

Kata Kunci : M edia Gambar, Bercakap -Cakap, Keterampilan Berbicara.

ABSTRACT

This research is motivated by the speak ing sk ills of preschool children Mojok erto State Trustees are still relatively low in familiar names, characteristics and benefits of animals. Children have difficulty expressing words name pictures of animals, has not been able to mention the characteristics of animals, and have not been able to have conversations with teachers about the benefits of animal. This is because the learning materials improve speak ing sk ills in children less interesting because the teacher does not use the media and children were only ask ed to speak repeat-ngulang the names, characteristics, and benefits the animals. For solving these problems is to use the media image and use the method chatted to improve speak ing sk ills in children. The purpose of this study was to determine the increased sk ills speak to media images through the method of

conversing State Trustees preschool children in Mojok erto ..

This study uses action research conducted in the form of a cyc le. Each cycle consists of: planning, implementation, observation and reflection. The subjects of this study were students of Trustees of State Play Group Mojok erto totaling 15 students, with details of a number o f boys and girls 8 number 7. Data collectio n methods used were observation and documentation, while the method of data analysis using descriptive qualitative.

Based on the results of research data on the data obtained prasik lus child speak ing skills by 40%, the data obtained in cycle 1 child speaking sk ills by 67%. This research shows this has not been successful because it has not reached the criteria of success is 76%. This research is continuing in cycle 2. At cycle 2 data showed a child speak ing sk ills by 85%. Based on the results of the d ata analysis cycle 2, this study declared successful and it can be concluded that the media images and converse method can improve speaking sk ills. Keywords: Media Images, conversation, Speak ing Sk ills.

(2)

PENDAHULUAN

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, ayat (14) dijelaskan bahwa pendidikan anak usia din i merupakan upaya pe mbinaan yang di tunjuk kepada anak sejak ia lahir sa mpai dengan usia enam tahun yang dilakukan me lalu i pe mb inaan rangsangan pendidikan untuk me mbantu pertumbuhan dan perke mbangan jasmani dan rohani anak, agar me miliki kesiapan dala m me masuki pendidikan leb ih lan jut.

Keteramp ilan berbica ra pada masa ini sangat

penting karena berb icara merupakan alat ko munikasi bagi manusia. Untuk dapat berko munikasi dengan orang la in, semua individu harus dapat menguasai dua fungsi yang berbeda, ke ma mpuan menangkap maksud yang ingin diko munikasikan orang lain dan ke ma mpuan untuk berko munikasi dengan orang lain sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti, berbicara merupakan hal yang sangat penting dalam berko munikasi karena dengan berbicara seseorang dapat mengungkapkan apa yang ada dalam p ikirannya, perasaan yang sedang di rasakan, menyatakan segala sesuatu yang dilihatnya, serta menyampa ikan berbagai bentuk informasi.

Seorang anak biasanya telah ma mpu menge mbangkan ketera mp ilan berbica ranya me la lui percakapan yang dilaku kan sehari-hari dengan orang-orang di sekitarnya. Dala m berca kap-cakap diperlukan ke ma mpuan berbahasa baik secara representif maupun ekspresif. Ke ma mpuan bahasa representif me liputi ke ma mpuan mendengarkan dan me maha mi bica ra orang, sedang ke ma mpuan bahasa ekspresif meliputi ke ma mpuan menyatakan gagasan, perasaan, dan kebutuhan kepada orang lain.

Berdasarkan uraian diatas, ma ka dapat disimpulkan bahwa ada t iga kriteria yang dapat digunakan untuk me mutuskan apakah anak sudah dapat berbicara dengan benar. Pertama, anak ma mpu menyatakan dengan 4-5 kata. Kedua, anak ma mpu menyebutkan nama benda dan fungsi. Ketiga, anak ma mpu mela kukan perca kapan dengan teman sebaya atau orang dewasa.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada prasiklus bahwa anak-anak di Kelo mpok Bermain rata-rata belu m me miliki ketera mpilan berb icara yang baik da la m menyatakan kata na ma ga mbar binatang dengan benar,belum ma mpu menyebutkan ciri binatang dengan benar, belum ma mpu mela kukan percakapan dengan guru tentang manfaat binatang . Dari 18 anak hanya sekitar 3 anak saja yang mencapai hasil bela jar dengan baik (me mpe roleh bintang tiga ).

Saat pe mbelaja ran dilaku kan, peneliti t idak menggunakan media, sehingga (1) ana k terlihat kurang antusias mengikuti apa yang dia jarkan oleh pendidik, (2) anak tertentu saja yang mampu

mengikuti keg iatan, (3) cenderung tidak me mpe rhatikan, (4) hanya berbicara sendiri dengan teman, (5) bosan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, (6) anak kurang berminat untuk mengikuti p roses pembela jaran.

Da la m proses pembelaja ran mengenalkan nama, c iri-ciri, dan manfaat binatang berkaki 4 seperti: Ke linci, ka mb ing, sapi, ga jah. Di depan anak. Peneliti hanya menulis hurufnya di papan tulis, dan anak di suruh mengulang-ulang nama-nama, ciri-c iri dan manfaat binatang berka ki 4 seperti: kelinci, ka mb ing, sapi dan gajah tersebut. Sehingga 3 anak saja yang ma mpu mengikuti kegiatan berlangsung.

Sebagai pemecahan dari permasalahan tersebut di atas, maka patut kiranya dicarikan metode yang paling tepat untuk meningkat kan ketera mp ilan berbicara sejak sedini mungkin. Metode ini harus dapat me menuhi tuntutan kebutuhan sesuai dengan perke mbangan ja man, namun tanpa mengabaikan kepentingan serta kebutuhan anak. Jadi seorang anak dapat belajar tanpa merasa dipaksa, sehingga me rasa bahwa bela jar me rupakan suatu proses yang menyenangkan. Da la m metode yang akan digunakan tersebut harus juga dimasukkan unsur-unsur bermain yang menyenangkan bagi anak. Dengan demikian proses belajar a kan menjadi lebih efektif.

Sebagai seorang pendidik anak usia din i, khususnya anak Ke lo mpok Berma in, pendidik juga perlu me miliki ke ma mpuan seni mendidik yang dapat me mikat anak d idik dala m pe mbela jaran untuk bersama-sama mencapai tujuan dala m proses pembela jaran yang efe ktif dan efisien. Oleh karena itu, penelit ian in i bertujuan untuk mengetahui apakah me lalu i media ga mbar dan metode bercakap-cakap ma mpu menja wab tuntutan jaman terhadap peningkatan ketera mpilan berb icara anak yang baik dala m mengenal na ma, ciri-c iri, dan manfaat b inatang berkaki 4, seperti : kelinci, ka mbing, sapi, dan gajah.

Orang tua dan guru menganggap bahwa men ingkatkan ketera mpilan berbica ra pada usia dini sangat susah dilakukan, apalag i tanpa menggunakan med ia. Dengan demikian ma ka penelitian mencoba mengajarkan mengenal na ma, ciri-c iri, dan manfaat binatang berka ki 4, seperti : kelinci, ka mb ing, sapi, dan gajah, dengan menggunakan med ia salah satunya dengan menggunakan med ia ga mbar dan metode bercakap -cakap. Karena dengan menggunakan media ga mbar dan metode bercakap-cakap, pembe laja ran akan lebih mudah dipaha mi oleh anak.

Peneliti me mpunyai ketertarikan untuk mengetahui peningkatan ketera mpilan berb icara anak dala m yang baik dala m mengenal na ma, ciri -ciri, dan manfaat b inatang berkaki 4, seperti : kelinci, ka mbing, sapi, dan gajah.

Dengan menggunakan media ga mbar dan metode bercakap-ca kap diharapkan 15 anak yang

(3)

belum mencapai hasil bela jar dengan baik dan 3 anak yang mencapai hasil belajar dengan baik lebih di t ingkatkan lagi, da la m mengenal na ma , c iri-ciri, dan manfaat binatang berkaki 4, seperti : kelinci, ka mbing, sapi, dan gajah. Dan lebih meningkat lagi ketera mpilan berbica ranya.

Ga mbar me rupakan media untuk berko munikasi dengan orang lain, bagi anak norma l ketika melihat suatu gambar ma ka terjadi proses berpikir, dimana cita-rasa dan angan-angannya akan tumbuh terus. Pada saat ini ga mbar berfungsi sebagai stimulasi munculnya ide, p ikiran, maupun gagasan baru. Gagasan ini selanjutnya mendorong anak untuk berbuat, mengikut i pola berpikir seperti gambar atau justru muncul ide baru dan menggugah rasa. Jadi manfaat media ga mbar adalah sebagai alat untuk mengutarakan isi hati, pendapat maupun gagasannya, media berma in fantasi, a lat untuk men jelaskan bentuk serta situasi.

Me laksanakan kegiatan belaja r dengan menggunakan metode bercakap-cakap sesuai dengan tujuan dan tema yang ditetapkan oleh guru. Beberapa manfaat penting yang dapat dirasakan dala m penerapan metode bercakap-cakap antara lain (1) Men ingkatkan keberanian anak untuk mengaktualisasi diri dengan menggunakan ke ma mpuan berbahasa (2) Meningkatkan keberanian anak untuk menyatakan secara lisan (3) men ingkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan anak lain atau orang dewasa (4) dengan seringnya kegiatan bercakap-cakap diadakan, se makin banyak info rmasi baru yang diperoleh anak yang bersumber dari guru atau dari anak la in.

Be rdasarkan uraian pada latar bela kang masalah dala m penelitian ini, maka pe rmasalahan berbicara pada anak usia dini bisa me manfaatkan berbagai suasana yang me mbuat anak me rasa senang dan tidak bosan salah satunya yaitu dengan med ia ga mbar dan bercakap-cakap. Oleh karena itu peneliti meru muskan sebagi permasalahan sebagai berikut : Apakah Dengan Media Ga mbar Me lalu i Metode Bercakap-Cakap Dapat Meningkatkan Ketera mpilan Be rbicara Pada Anak Ke lo mpok Bermain Negeri Pe mb ina Kota Mojokerto ?

Tu juan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan ketera mpilan berb icara dengan media gambar me la lui metode bercakap-ca kap pada anak Kelo mpok Bermain Negeri Pe mbina Kota Mojokerto.Adapun manfaat dari penelit ian in i :

Manfaat Teo rit is, Penelit ian ini diharapkan dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, khususnya dala m pengembangan aspek bahasa dala m pengembangan berbicara dengan media gambar menggunakan metode bercakap-cakap. Manfaat Pra ktis, Bag i Guru Hasil penelitian in i diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu cara dala m men ingkatkan ketera mp ilan berb icara pada anak di Ke lo mpok Bermain. Bagi Orang TuaHasil Penelit ian ini d iharapkan dapat digunakan sebagai

alternatif dala m men ingkatkan ketera mp ilan berbicara anaknya.Bagi MahasiswaHasil Penelitian ini d iharapkan dapat me mbantu mahasiswa sebagai calon pendidik da la m menyelesaikan masalah yang dihadapi ket ika mengajar dala m meningkatkan ketera mpilan berbica ra anak Ke lo mpok Bermain.

Menurut Co x (1999) da la m (Ha riyani, 2011:10) berbica ra merupakan suatu alat untuk mengekspresikan, menyatakan, atau mengko munikasikan pikiran ide maupun perasaan kepada orang lain secara lisan.

Hurloc k (1993:176) mengungkapkan bahwa berbicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artiku lasi atau kata-kata yang digunakan untuk menya mpaikan ma ksud. Be rbicara juga merupakan bentuk ko munikasi yang paling efe ktif sehingga penggunaannya paling luas dan paling penting.

Se lanjutnya Tarigan (1990:15) Berb icara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menya mpaikan ma ksud. Karena b icara merupakan bentuk ko munikasi yang paling efe ktif, penggunaannya paling luas dan penting.

METO DE PEN ELITIAN

Pene lit ian ini menggunakan pendekatan Penelit ian Tindakan Ke las (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Ke las (PTK) in i dila kukan langsung oleh guru sebagai peneliti, sekaligus menjad i subyek dimana guru sangat berperan sekali dala m proses penelitian tindakan kelas. Da la m bentuk in i, tujuan uta ma penelitian tindakan ke las ialah untuk men ingkatkan pra ktek-praktek pe mbela jaran di kelas. Da la m keg iatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refle ksi. Kehadiran pihak lain dala m penelitian in i peranannya tidak do minan dan sangat kecil.

Dengan PTK in i peneliti secara langsung berharap dapat mengetahui perubahan yang terjadi setelah siklus perta ma dan siklus kedua da la m tindakan yang telah dilaksanakan. Sehingga penelit i benar–benar me maha mi bagaimana penerapan med ia ga mbar me la lui metode berca kap-cakap dan mengetahui bagaimana perubahan perkembangan ketera mpilan berbica ra pada anak setelah anak me lihat media ga mbar. Dengan demikian penelit i dapat mengetahui seberapa keberhasilan men ingkatkan ketera mp ilan berbicara dengan med ia ga mbar mela lui metode bercakap-cakap.

Desain penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, ma ka penelit ian in i menggunakan model penelit ian tindakan dari Ke mmis dan Taggart (dala m Arikunto, 2010: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Set iap siklus melipu ti planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direfisi, tindakan, pengamatan, dan refle ksi. Sebelu m masuk pada siklus 1 dila kukan tindakan

(4)

pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan ke las dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1 Alur PTK

(Sumber :Arikunto, 2010:137)

Subyek penelit ian adalah anak Ke lo mpok Bermain Negeri Pe mb ina Kota Mojoke rto Tahun Pela jaran 2013/ 2014 dengan jumlah 15 anak. Terdiri dari 7 anak pere mpuan dan 8 anak la ki-laki.Penelitian in i berte mpat di KB Negeri Pe mbina Kota Mojoke rto terletak pada Peru m La wu III Wates Kota Mojoke rto.Penelitian ini d ila ksanakan pada semester II tanggal 17 – 26 Pebruari 2014 tahun Pelajaran 2013/2014. Su mber data da la m penelitian ini terd iri dari beberapa sumber, yaitu : 1. Anak, untuk mendapatkan data tentang hasil

belajar dan akt ivitas anak dala m proses belajar mengaja r.

2. Gu ru, untuk me lihat tingkat keberhasilan imple mentasi penggunaan metode bercakap -cakap dala m meningkat kan ketera mp ilan berbicara anak.

3. Teman seja wat, dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat imp le mentasi PTK secara ko mprehensif dari anak maupun guru.

Penelit ian ini dila ksanakan pada kelompok A KB Negeri Pe mb ina Kota Mojo kerto yang berju mlah 15 anak. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian ketera mpilan berb icara anak yang dibagi da la m indikator dan beberapa ite m instrumen :

Tabel 1

Kisi-kisi Instrume n Ke terampilan Ber bicar a No Indikator Aspek Yang Dinila i

1. Menyatakan dengan 4-5 kata. Anak menyatakan kata na ma ga mbar binatang. 2. Menyebutkan nama benda dan fungsi

Anak ma mpu

menyebutkan ciri-c iri binatang

3. Melakukan percakapan dengan teman sebaya atau orang dewasa

Anak mela kukan percakapan dengan guru tentang manfaat binatang

(Sumber : Menu Pembelajaran Generik (2002) Dala m penelitian ini, te knik pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi Teknik analisis data yang digunakan adalah diskriptif kualitatif . Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan ru musan sebagai berikut:

( Sumber : Sudjiono, 2010:43)

Keterangan :

P = Presentase

f = Ju mlah Nila i yang diperoleh

N = Nila i Maksima l (nila i seluruhnya dika likan ju mlah anak)

HAS IL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh berupa pengamatan pembela jaran dengan menggunakan metode bercakap-cakap dan media ga mbar dengan observasi anak pada tiap siklus.

Data le mba r obs ervasi digunakan untuk mengetahui peningkatan ketera mpilan berb icara anak yaitu menyatakan dengan 4-5 kata, menyebutkan nama benda dan fungsi, mela kukan percakapan dengan teman sebaya atau orang dewasa me lalu i med ia ga mbar dan metode bercakap-cakap.

Hasil prasiklus meupakan data yang menunjukkan bahwa perke mbangan ketermp ilan berbicara anak usia dini yang masih kurang. Berikut ini adalah indikator bahasa yang terkait dengan perke mbangan ketera mpilan berb icara anak Kelo mpok Bermain Negeri Pe mbina Kota Mojokerto.

a. Menyatakan dengan 4-5 kata = B. 9.

b. Menyebutkan nama benda dan fungsi = B. 13. c. Melakukan perca kapan dengan teman sebaya atau orang dewasa = B.14.

Ke ma mpuan ketera mp ilan berbicara anak yang berke mbang sangat baaik ada 3 anak.

Refleksi Refleksi Tindakan observasi Tindakan Observasi Refleksi Rencana Direvisi/Siklus II Rencana Awal/Siklus I P = f X 100% N

(5)

Sedangkan kema mpuan ketera mp ilan berbicara anak yang belu m berke mbangt ada 12 anak. Sehingga jika dihitung ju mlah presentasenya dibagi ju mlah seluruh anak la lu dika likan 100% ma ka pada pra siklus ini presentasenya yaitu 40%.

Dari hasil perhitungan data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru siklus 1 perte muan perta ma dala m proses pembelaja ran didapat skor 75 % sehingga dapat dikatakan bahwa da la m proses pembela jaran sudah termasuk cu kup baik. Hasil observasi aktivitas anak sela ma proses pembela jaran pada siklus 1 perte muan perta ma, diperoleh penghitungan prosentase adalah me mbagi skor total yang diperoleh dengan 180 d ika likan 100%, ma ka 55,5%. Da ri hasil perhitungan data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru siklus 1 pertemuan kedua dala m proses pembelajaran didapat skor 80% sehingga dapat dikatakan bahwa dala m proses pembela jaran sudah termasuk cukup baik. Hasil observasi aktiv itas anak pada siklus 1 pertemuan kedua, dipero leh hasil penghitungan presentase adalah me mbagi skor total yang diperoleh dengan 180 dika likan 100%, ma ka 64,4%. Ke ma mpuan ketera mpilan berbica ra anak yang berkembang sangat baik sebanyak 8 anak dan ke ma mpuan ketera mpilan berb icara anak yang belum berke mbang sebanyak 7 anak. Seh ingga jika dihitung jumlah prosentase dibagi ju mlah anak lalu dika likan 100% maka pada siklus 1 in i prosentasenya yaitu 67%. Hasil penga matan terhadap aktivitas guru dalam proses pembelajaran siklus 2 perte muan perta ma didapat skor 80% sehingga dapat dikatakan bahwa da la m proses pembela jaran sudah termasuk cukup baik. hasil observasi aktivitas anak sela ma proses pembela jaran pada siklus 2 perte muan perta ma, diperoleh gambaran penghitungan presentase adalah me mbagi skor total yang diperoleh dengan 180 dikalikan 100%, ma ka 72% . Hasil observasi kegiatan guru pada siklus 2 perte muan kedua diperoleh ga mbaran sebagai berikut hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dalam proses pembela jaran didapat skor 90% sehingga dapat dikatakan bahwa dala m proses pembelaja ran sudah sangat baik.Hasil observasi aktiv itas anak sela ma proses pembela jaran pada siklus 2 perte muan kedua, dipero leh ga mbaran sebagai berikut penghitungan presentase adalah me mbagi skor total yang diperoleh dengan 180 d ikalikan 100%, ma ka 81,6%. Ke ma mpuan ketera mpilan berbica ra anak pada siklus 2 perte muan kedua ini dipero leh hasil ke ma mpuan ketera mpilan berb icara anak yang berke mbang sangat baik ada 13 ana k, sedangkan ke ma mpuan ketera mpilan berbicara anak be lu m berke mbang sebanyak 2 anak. Sehingga jika dihitung jumlah prosentase di bagi ju mlah seluruh anak lalu dika likan 100% maka pada siklus 2 in i presentasenya yaitu 85% dikategorikan sangat baik.Ha l ini menunjukkan bahwa pela ksanaan siklus 2 di rasa cukup mewa kili dari tujuan yang

telah direncanakan yaitu untuk meningkatkan ketera mpilan berbicara dengan med ia ga mbar me la lui metode bercakap-cakap. Hasilnya 13 dari 15 anak te lah meningkat ketera mpilan berbica ranya

Dengan demikian Penelitian Tindakan Ke las dapat dilakukan sampai pada siklus 2. Sehubungan dengan hal tersebut maka kua litas pembela jaran dala m tindakan ke las semakin men ingkat pada setiap siklusnya sesuai tabel perbandingan perke mbangan di bawah in i :

Berdasarkan hasil observasi dan pembahasan diatas dapat terlihat adanya peningkatan siklus 1 dan siklus 2 yaitu sebagai berikut:

Tabel.2

Rekapitulasi Akti vitas Gur u dan Anak Ke terampil an Ber bicar a Anak

(Sumber : Hasil Rekapitulasi Aktifitas Gur u dan Anak Keter ampilan Ber bic ara Anak)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 pra siklus siklus 1 siklus 2 Gr afik. 1

Per banding an Aktifitas Gur u, Anak, Ke terampil an Ber bicar a anak antara pr asiklus,

Siklus 1, dan Siklus 2

N o Lembar obse rvasi Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Ke terangan 1 Guru 80 % 90% Meningkat 10% 2 Anak 64,4% 81,6% Meningkat 17,2% 3 Keterampilan Berbicara Anak 40% 67% 85% Meningkat 45%

(6)

Berdasarkan grafik di atas ma ka pada prasiklus data pengamatan keteramp ilan berb icara skor yang diperoleh sebanyak 40%.

Berdasarkan grafik di atas ma ka pada siklus 1 data pengamatan pada aktivitas guru, skor yang diperoleh sebanyak 80%, sedangkan dari data pengamatan aktivitas anak sebanyak 64,4% dan Ketera mpilan berbica ra anak sebanyak 67 %.

Berdasarkan grafik di atas pada siklus 2, perolehan skor pada aktivitas guru sebesar 90%, perolehan skor pada akt ivitas anak sebesar 81,6% dan perolehan ketera mpilan berb icara anak sebesar 85% .

Dari hasil penelit ian ini, keg iatan men ingkatkan ketera mp ilan berbicara dengan med ia ga mbar dan metode bercakap-cakap diharapkan sudah dapat meningkatkan Ketera mpilan Be rbicara Pada Anak Ke lo mpok Bermain Negeri Pe mb ina Kota Mojokerto.

Pene lit ian Tindakan Kelas ini telah d ila kukan secara bertahap, dimana perencanaan tindakan pada siklus 1 bersu mber dari masalah-masalah yang mengha mbat ketera mp ilan berbicara anak sehingga ke ma mpuan awal dala m be rbicara anak re latif rendah. Dengan menggunakan media ga mbar dan metode bercakap-cakap pada penelitian tindakan kelas ini, d iharapkan ana k ma mpu meningkatkan ke ma mpuan ketera mp ilan berbicaranya.

Menurut Hurlock (1993:176) Berbica ra adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampa ikan ma ksud. Be rbicara juga merupakan ko mb inasi yang paling efekt if sehingga penggunaannya paling luas dan paling penting.

Ketera mpilan berb icara yang dicapai anak telah menunjukkan hasil yang signifikan, baik yang berhubungan dengan aktivitas guru maupun pembela jaran yang diraih anak. Keadaan ini men jelaskan bahwa dala m proses pembela jaran harus bersifat dinamis dan ke ma mpuan bahasa anak yang berkaitan dengan keteramp ilan berb icara sangat ditentukan oleh media ga mbar dan metode bercakap-cakap. Da la m a rti metode pembela jaran akan sangat me mbantu pengembangan potensi yang dimiliki ana k secara optimal sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.

Kreativ itas dan inovasi guru untuk me mpe rbaiki ke le mahan-kele mahan yang terjadi, baik yang diala mi guru maupun anak sangat diperlukan dala m setiap proses pembelaja ran dala m semua tingkatan. Perba ikan media , metode dan langkah-langkah tindakan akt ivitas pembela jaran yang dilaku kan oleh guru, berpengaruh sangat signifikan pada kinerja anak. Sehubungan dengan hal tersebut maka kua litas pembe laja ran dala m tindakan ke las sema kin men ingkat pada setiap siklusnya

Dari hasil penelit ian ini, keg iatan men ingkatkan ketera mp ilan berbicara dengan med ia ga mbar dan metode bercakap-cakap

diharapkan sudah dapat meningkatkan Ketera mpilan Be rbicara Pada Anak Ke lo mpok Bermain Negeri Pe mb ina Kota Mojokerto.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelit ian mengenai ketera mpilan berbicara dengan med ia ga mbar me la lui metode bercakap-cakap pada anak Kelo mpok Bermain Negeri Pe mbina Kota Mojokerto, dapat diamb il kesimpulan sebagai berikut:

1. Aktivitas pembela jaran yang digunakan guru untuk meningkat kan

ketera mpilan berb icara anak me miliki kesimpulan sebagai berikut :

a. Aktivitas guru pada siklus 1 perte muan pertama telah mencapai dengan kriteria baik yaitu 75. Oleh karena itu, peneliti mela kukan perbaikan pada siklus 2.

b. Aktivitas guru pada siklus 1 perte muan kedua mengala mi peningkatan Nilai dari 75 men ingkat men jadi 80 dengan kriteria baik sekali.

c. Aktivitas guru pada siklus 2 perte muan pertama mencapai dengan kriteria baik sekali ya itu 80.

d. Aktivitas guru pada siklus 2 perte muan kedua mengala mi peningkatan Nilai dari 80 men ingkat men jadi 90 dengan kriteria baik sekali.

2. Ke ma mpuan ketera mpilan berb icara anak dengan media ga mbar dan metode bercakap-cakap pada anak Kelo mpok Berma in Negeri Pe mbina Kota Mojokerto me miliki kesimpulan bahwa pada siklus 2 ke ma mpuan ketera mp ilan berbicara anak meningkat sangat baik. Dengan perincian sebagai berikut :

a. Pada prasiklus ke ma mpuan ketera mp ilan berbicara anak yang berke mbang sangat baik ada 3 anak, sedangkan ke ma mpuan ketera mpilan berbica ra anak yang belu m berke mbang ada 12 anak.

b. Pada siklus 1 ke ma mpuan ketera mp ilan berbicara anak meningkat yaitu ke ma mpuan ketera mpilan berbica ra anak berke mbang sangat baik ada 8 anak dan ke ma mpuan ketera mpilan berbica ra anak yang belu m berke mbang ada 7 anak .

c. Pada siklus 2 ke ma mpuan ketera mp ilan berbicara anak meningkat yaitu ke ma mpuan ketera mpilan berbica ra anak berke mbang sangat baik 13 anak dan ke ma mpuan ketera mpilan berbica ra anak yang belu m berke mbang ada 2 anak.

3. Hasil pe mbe laja ran anak Ke lo mpok Berma in Negeri Pe mb ina mengala mi peningkatan ke ma mpuan ketera mpilan berb icara anak

(7)

dengan jumlah anak yang berhasil 13 ana k dari ju mlah keseluruhan yaitu 15 anak.

Saran

Da ri hasil penelit ian terdapat saran yang dapat diterapkan oleh pembaca, ya itu ketera mp ilan berbicara dapat me mbantu anak untuk mengungkapkan pikiran, ke inginan, dan pendapat seseorang oleh karena itu penelit i menganggap perlu diadakan penelit ian lebih mendala m mengenai ke ma mpuan bahasa pada materi la innya. Dari hasil kesimpulan te rsebut, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Sekolah d iharapkan dapat menyediakan berbagai media guna meningkatkan ketera mpilan berb icara anak dala m keg iatan belajar agar anak me rasa senang dalam kegiatan pembe laja ran.

2. Gu ru hendaknya termotivasi untuk mencari berbagai media pe mbela jaran yang lebih bervariasi agar dapat me mberikan keberhasilan yang optima l da la m upaya meningkatkan ketera mpilan berbicara dan dapat me mbantu keberhasilan dala m pe mbela jaran anak.

DAFTAR PUS TAKA

Aisyah, Siti, dkk. 2011. Perk embangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini.

Jakarta: Un iversitas Terbuka. Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran.

Jakarta: Rajagra findo Pe rsada.

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendek atan Prak tik . Jakarta: Asdi Mahasatya.

Aisyah, Siti, dkk. 2011. Perk embangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Un iversitas Terbuka.

Asep Heri Hermawan, Cucu Eliyawat i, 2005. Media dan Sumber Belajar TK Edisi I, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta.

Co x. 1999 . Civil Society & Alternative World Orders - Free download as PDF File (.pdf), Te xt file (.t xt) or read online for free. Depdikbud. 1997. Studi Kasus. Jakarta : Depdikbud. Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Bahasa di Taman Kanak -Kanak , Jakarta.

Depdiknas. 2004. Pedoman Pengembangan Silabus dan Pembelajaran di Taman Kanak -kanak . Jakarta

Dhieni Nurbiana, d kk, 2005. Metode Pengembangan Bahasa Edisi Satu, Penerbit Universitas Terbuka, Ja karta.

Gardner, Howa rd. 2001. Kecerdasan Majemuk , Teori Dalam Prak tek . Bata m:Interaksa. Haryadi dan Za mza mi. 1996/1997. Peningk atan

Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta : Dirjen Dikti. Media Pendid ikan. Bandung : Cipta Aditya Bakt i.

Hein ich, R. dkk. 1985. Instructional Media and The New

Technologies of Instruction (Second Edition). New York: Mac millan Publishing Co mpany.

Hurloc k Elizabeth B. 1978. Child Growth and Development, 5th Edition, Thirteenth Reprint,

Hurloc k, E.B, 1990. Psik ologi Perk embangan Edisi V, Erlangga, Jaka rta.

Hurloc k, E.B. 1993, Perk embangan Anak Edisi k e VI, Erlangga, Jakarta.

Ke mentrian Pendidikan Nasional 2010. Media pembelajaran anak usia dini. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.

Ke mp & Dayton, 1985. Planning and Producing Instructional Media. New York: Harper. Kusuma, W ijaya dan Dedi, Dwitaga ma. 2010.

Mengenal Penelitian Tindak an Kelas. Jakarta: Indeks.

Lwin Khoo Lyen Sim, 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan, Penerbit Indeks, Jaka rta. Moeslichatoen R, 2004. Metode Pengajaran di

Taman Kanak -Kanak , Aneka Cipta, Ja karta. Permendiknas. 2009. Standart Pendidikan Anak

Usia Din i. Ja karta : Gra fika Mas. Sadiman, Dr. Arief. S. 2010. Media Pendidik an.

Jakarta: Raja wa li Pers .

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik pendidik an. Jakarta: Raja wali.

Suhartono, 2005. Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini, Depdiknas, Dirjen Pendidikan Tinggi. Direktorat Pendid ikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, Jaka rta.

Sudjana., Riva i (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Patin, Ronald L. 2005. Classroom ...

Suparman. Atwi, 2012. Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Bala i Pustaka. _____, 2013. Bu ku Panduan: Pelaksanaan

Sertifikasi Guru dala m(PLPG). Su rabaya. Panitia Sertifikasi Gu ru (PSG) Rayon 114. Universitas Negeri Surabaya.

Ya min, Mart inis, 2013. Strategi dan Metode dala m Model Pe mbela jaran. Ja karta: Re ferensi (GP Press Group).

http://kamarteduh.blogspot.com/2013/05/pembelaja ran-berbicara.html, diak ses 25 Nopember 2013.

http://www.ian43.wordpress.com/2010/12/17/penge rtiangambar, diak ses 25 Nopember 2013. http://www.sekolahdasar.net/2012/03/pengertian

dan karak teristik media gambar, diak ses 25 Nopember 2013.

(8)

Gambar

Gambar  1   Alur PTK

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa F hitung (30.500) lebih besar dari pada F tabel (19.330) yang berarti bahwa adanya variasi ekstrak etanol kelopak bunga rosella

Penimbangan Makanan di Instalasi Gizi

Kontribusi motivasi berprestasi terhadap kinerja guru PKN dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada SMP Negeri di Kota Semarang.. Sekolah

Untuk mengetahui karakteristik penderita abortus inkompletus di RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2010 – 2011, dilakukan penelitian dengan desain case series dan

Sedangkan para pedagang Jawa bergerak di bidang makanan jadi (warung, penjaja makanan). Para petani di Kupang agak kurang , hal ini disebab- kan sempitnya tanah

Dengan spesifikasi tersebut, ternyata video card ini memiliki kemampuan yang cukup baik, karena dari pengujian yang telah kami lakukan ternyata nilai yang mampu dihasilkan tidak

Waktu fermentasi terbaik 28 hari urin sapi sebagai pupuk organik cair dapat mempengaruhi pertumbuhan bibit karet pada pengamatan tinggi tanaman, diameter batang,

2) Al-Dārimī tidak menyatakan secara eksplisit kriteria-kriteria tertentu yang ia pakai untuk menyaring hadis-hadis yang ia masukan kedalam kitabnya tersebut. 3) Imam al-Dārimī