ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
AYU SEKAR CAKE BERLIAN ASTRARINI Jurusan akuntansi, Fakultas ekonomi, Universitas Gunadarma, 2010 Email: berlianastarini@yahoo.com Pembimbing : Dr. Imam Subaweh, SE., AK., MM Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAC ANALYSIS AND DESIGN INFORMATION SYSTEM ACCOUNTING INVENTORY OF MERCHANTABILITY AYU SEKAR CAKE accounting majors thesis Gunadarma University economics faculty keyword : analisys,system of. Information accounting,stock good (xiii + 115 + enclouser)
The purpose of this research is to help solve problems faced by Sekar Ayu Cake, especially in the merchandise inventory accounting system that was running by designing computerized information systems
In conducting the research, writer use method of analysis and design methods. The method of analysis done with the study of literature, especially studying the books of literature relating to accounting information system inventory of merchandise at libraries, surveying the current system, including interviews with company managers and direct observation on the object of research to collect research results and then proceed by studying and analyzing the research results followed by studying and analyzing the results of the study of accounting information system inventory of merchandise that long to find solutions for the development of better systems.
In designing the new accounting information system used structured design methods that include analysis of systems that collect data on inventory accounting information system Ayu Sekar Cake merchandise, conceptual design that makes DFD, ERD, Normalization, and physical design of the output and database design
From the results penelitiaan, it can be concluded that the existing system in Cake Sekar Ayu there are some weaknesses, the system records turnover of merchandise transactions that are executed manually are still less efficient, the occurrence of errors and slow process because kalambatan in terms of sales revenue info products of this company. The authors suggest to use a computerized accounting information system inventory of merchandise to help control the transaction management through Bibliography (2000–2008)
Abstrak Berlian Astrarini. 20206173.
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN AYU SEKAR CAKE
Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2010
Kata Kunci : Analisis, Perancangan, Sistem Informasi Akuntansi, Persediaan Barang (xiii + 115 + Lampiran)
Tujuan penelitian adalah untuk membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh Ayu Sekar Cake, khususnya pada sistem akuntansi persediaan barang dagangan yang sedang berjalan dengan merancang sistem informasi terkomputerisasi.
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode analisis dan metode perancangan. Adapun metode analisis dilakukan dengan studi kepustakaan terutama mempelajari buku-buku literatur yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi persediaan barang dagangan pada perpustakaan, survey pada sistem yang sedang berjalan, meliputi wawancara dengan pimpinan perusahaan dan observasi langsung pada objek penelitian untuk mengumpulkan hasil penelitian kemudian dilanjutkan dengan mempelajari dan menganalisis hasil penelitian kemudian dilanjutkan dengan mempelajari dan menganalisis hasil penelitian terhadap sistem informasi akuntansi persediaan barang dagangan yang lama untuk mencari solusi pengembangan sistem yang lebih baik.
Pada perancangan ini sistem informasi akuntansi yang baru digunakan metode perancangan terstruktur yang meliputi sistem analisis yaitu mengumpulkan data tentang sistem informasi akuntansi persediaan barang dagangan Ayu Sekar Cake, conceptual design yaitu pembuatan DFD, ERD, Normalisasi, dan physical design yaitu perancangan output dan database.
Dari hasil penelitiaan, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem yang ada pada Ayu Sekar Cake terdapat beberapa kelemahan, sistem pencatatan transaksi keluar masuknya barang dagangan yang dijalankan secara manual masih kurang efisien, terjadinya kesalahan-kesalahan dan lambatnya proses penjualan disebabkan kalambatan dalam hal penerimaan info barang pada perusahaan ini. Penulis menyarankan untuk menggunakan sistem informasi akuntansi persediaan barang dagangan yang terkomputerisasi untuk membantu manajemen mengendalikan transaksi persediaan dengan melalui perbaikan struktur informasi pada laporan, dan membuat laporan yang sudah terstandarisasi membuat pekerjaan menjadi efisien dan efektif.
Daftar Pustaka (2000–2008)
PENDAHULUAN
perusahaan, persediaan barang dagang sangat berperan penting dalam menunjang jalannya perdagangan. Oleh karena itu para pengusaha atau pedagang tersebut harus dapat mengelola persediaan dengan efektif dan efisien.
Dalam hal ini yang paling penting adalah bagaimana perusahaan mengelola persediaannya baik perencanaannya maupun pengendaliannya. Dengan membuat perencanaan barang dagangan yang baik, akan sangat membantu masyarakat atau konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kegiatan perencanaan ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, karena dalam perencanaan tersebut haruslah ditentukan jumlah yang tepat, barang dagangan yang akan dijual harus sesuai dengan selera konsumen dan harus disediakan dalam waktu yang tepat.
Untuk itu pengendalian atas persediaan akan sangat membantu perusahaan mencegah terjadinya kesalahan dalam penanganan persediaan. Hal ini sangat ditunjang oleh sustem informasi akuntansi perusahaan tersebut terutama fungsi pencatatan dan penilaian persediaannya. Jika prosedur pencatatan dan penilaian persediaan sejak awal sampai akhir sudah dilakukan dengan benar, penjumlahan dalam laporan keuangan akan baik dan benar pula.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi pertanyaan penelitian dalam penelitian ini antara lain:
1. Apakah terdapat kelemahan dari sistem informasi akuntansi persediaan pada Ayu Sekar Cake ?
2. Bagaimana pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi persediaan pada Ayu Sekar Cake ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan sistem informasi akuntansi persediaan pada Ayu Sekar Cake.
2. Untuk memberikan alternatif perancangan sistem informasi akuntansi persediaan di Ayu Sekar Cake.
LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem
Menurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi (2008) sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya berkaitan, tidak terpisah juga yang mempunyai fungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
2.2 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Hall (2001) sistem informasi adalah serangkaian dari prosedur formal dimana data yang telah didapat dikumpulkan dan di proses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai yang membutuhkannya
2.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Azhar (2001) Sistem informasi akuntansi adalah sistem informasi formal mencakup semua komponen yang dapat menghasilkan laporan mengenai keuangan yang untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan perusahaan.
2.4 Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting dan mempunyai peranan yang sangat besar bagi perusahaan, seperti memperlancar jalannya operasi perusahaan yang dilakukan secara berurut-urut mulai dari bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi yang selanjutnya akan didistribusikan kepada konsumen. Bagi banyak perusahaan, terutama yang berkiprah dalam bisnis eceran dan grosir. Persediaan merupakan aktiva paling besar yang dimiliki oleh perusahaan dibanding dengan unsur aktiva lancar lainnya.
2.5 Sistem Akuntansi Persediaan
Jaringan prosedur yang bersangkutan dengan sistem persediaan bahan baku
adalah :
1. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan yang dibeli Dokumen yang digunakan :
a. Laporan penerimaan barang
Laporan penerimaan barang digunakan oleh bagian gudang sebagai dasar pencatatan tambahan kuantitas barang dari pembelian kedalam kartu gudang. b. Bukti kas keluar
Bukti kas keluar yang dilampiri dengan laporan penerimaan barang, surat order pembelian, dan faktur dari pemasok sebagai dokumen sumber dalam pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli dalam register bukti kas keluar, bukti kas keluar juga dipakai sebagai dasar pencatatan tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan
2. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok Jika persediaan yang telah dibeli dikembalikan kepada pemasok,maka akan mengurangi jumlah persediaan dalam kartu gudang yang diselenggarkan oleh bagian gudang dan harga pokok persediaan yang dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan yang bersangkutan.
Dokumen yang digunakan : a. Laporan pengiriman barang
Digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat jumlah persediaan yang dikirimkan kembali kepada pemasok kedalam kartu gudang
b. Memo debit yang diterima dari bagian pembelian
Digunakan oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat jumlah dan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok dalam kartu gudang
3. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang
Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai pabrik, yang dipakai dalam kegiatan produksi dan kegiatan non produksi.
Dokumen yang digunakan :
a. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang
Bukti ini digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat pengurangan persediaan karena pemakaian intern, digunakan juga oleh bagian kartu persediaan untuk
mencatat berkurangnya jumlah dan harga pokok persediaan, digunakan juga sebagai dokumen sumber dalam pencatatan pemakaian persediaan kedalam jurnal bahan baku atau jurnal umum.
4. Prosedur pengembalian barang gudang
Pengembalian barang gudang akan mengurangi biaya dan menambah persediaan barang di gudang
Dokumen yang digunakan :
a. Bukti pengembalian barang gudang
Bukti ini digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat tambahan jumlah persediaan kedalam kartu gudang, digunakan juga oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat tambahan jumlah dan harga pokok persediaan kedalam kartu persediaan, untuk mencatat berkurangnya biaya kedalam kartu biaya dan untuk mencatat pengembalian barang gudang tersebut kedalam jurnal umum.
5. Perhitungan fisik persediaan
Sistem penghitungan fisik persdiaan umumnya digunakan oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang disimpan di gudang, yang hasilnya digunakan untuk meminta pertanggung jawaban bagian gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan, dan pertanggung jawaban bagian kartu persediaan mengenai keandalan catatan persediaan yang diselenggarakan, serta untuk melakukan penyesuaian terhadap catatan persediaan di bagian kartu persediaan.
Dokumen yang digunakan dalam sistem perhitungan fisik persediaan : a. Kartu penghitungan fisik
Digunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan. Dalam penghitungan fisik persediaan, setiap jenis persediaan dihitung dua kali secara independent oleh penghitung dan pengecek.
b. Daftar hasil penghitungan fisik
Digunakan untuk meringkas data yang telah direkam dalam bagian kartu persediaan fisik yang diisi oleh pengecek. Data yang disalin kedaftar ini adalah : nomer kartu persediaan fisik, nomer kode persediaan, nama persediaan, kuantitas dan satuan.
c. Bukti memorial
Digunakan untuk membukukan penyesuaian rekening persediaan sebagai akibat dari hasil penghitungan fisik kedalam jurnal umum.
Data yang digunakan seebagai dasar pembuatan bukti memorial adalah selisih jumlah harga pokok total dalam daftar hasil penghitungan fisik dengan saldo harga pokok persediaan yang bersangkutan menurut kartu persediaan.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penghitungan fisik adalah sebagai berikut :
a. Kartu persediaan
Digunakan untuk mencatat penyesuaian terhadap data (jumlah dan harga pokok total) yang tercamtum dalam kartu persediaan oleh bagian kartu persediaan berdasar hasil penghitungan fisik persediaan.
b. Kartu gudang
Digunakan untuk mencatat penyesuaian terhadap data persediaan (jumlah) yang tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian gudang berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
c. Jurnal umum
Digunakan untuk mencatat jurnal penyesuaian rekening persediaan karena adanya perbedaan antara saldo yang dicatat dalam rekening persediaan dengan saldo menurut penghitungan fisik
2.6 Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yg baru untuk menggantikan sistem yg lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yg telah
ada. Sebab perlunya pengembangan sistem adalah sebagai berikut :
1. Adanya permasalahan (problems) yg timbul pada sistem yg lama. Permasalahan yg timbul dapat berupa :
a. Ketidakberesan
Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem lama tidak beroperasi sesuai dengan yg diharapkan. Ketidakberesan ini dapat berupa :
1) Kecurangan yg disengaja yg menyebabkan tidak amannya harta. 2) Kesalahan yg tidak disengaja.
4) Tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang berlaku.
b. Pertumbuhan Organisasi
Setiap perusahaan akan mengalami perkembangan, dan perkembangan itu pasti kearah yang lebih baik dan maju oleh sebab itu maka dibutuhkan sistem yang baru pula untuk memperbaiki sistem yang telah usang dalam hal proses jalannya perusahaan
2. Untuk meraih kesempatan (opportunities)
Teknologi informasi telah berkembang dengan cepatnya. Organisasi mulai merasakan bahwa teknologi informasi ini perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen.
3. Adanya instruksi-instruksi (directives)
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
2.7 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Tahapan siklus hidup pengembangan sistem dalam sebuah perusahaan atau organisasi terdiri dari:
1. Perencanaan Sistem (systems planning). 2. Analisis Sistem (systems analysis). 3. Perancangan Sistem (systems design).
4. Implementasi & pemeliharaan sistem (system implementation & maintenance).
2.8 Perencanaan Sistem
Perencanaan sistem mengidentifikasikan sistem informasi penting yang strategis dalam organisasi. Tujuannya untuk melihat kesempatan memanfaatkan teknologi informasi dan membuat suatu sistem untuk kemajuan bisnis.
Proses perencanaan sistem dapat dikelompokkan kedalam tiga proses utama, yaitu sebagai berikut:
1. Merencanakan proyek sistem yang dilakukan oleh staff perencanaan
Proses perencanaan sistem ini bertujuan untuk merencanakan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan nantinya. Hasil dari proses perencanaan sisten ini adalah laporan perencanaan sistem yang dapat berupa perencanaan sistem jangka pendek maupun perencanaan sistem jangka panjang.
Setelah perencanaan sistem jangka panjang disetujui oleh manajemen, maka komite pengarah harus mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan terlebih dahulu sesuai dengan prioritasnya. Persiapan ini meliputi penunjukkan team analisis yang akan menganalisis kelayakan dari proyek dan disusul dengan mengumumkan proyek pengembangan sistem ini kepada semua pemakai sistem di perusahaan.
3. Mendefinisikan proyek sistem yang dikembangkan oleh analis sistem.
Setelah suatu proyek sistem prioritas sitentukan dan analisis sistem telah ditunjuk, maka tahap perencanaan sistem berikutnya adalah mendefinisikan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan ini. Mendefinisikan proyek-proyek sistem ini berarti melakukan suatu studi untuk mencari alternatif-alternatif terbaik yang paling layak untuk dikembangkan. Hasil dari studi ini nantinya akan dimintakan persetujuan kepada manajemen dalam bentuk laporan usulan proyek sistem yang akan dikembangkan. Yang akan melakukan tahap ini adalah team analis.
2.9 Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbarui. Tahap analisis sistem ini merupakan tahap yang sangat kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Tugas utama analis sistem dalam tahap ini adalah menemukan kelemahan-kelemahan dari sistem yang berjalan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
2.9.1 Langkah-langkah Analisis Sistem
Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem :
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah
Mengidentifikasi (mengenal) masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisis sistem. Masalah (problem) dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan. Masalah inilah yang menyebabkan sasaran dari sistem tidak dapat dicapai. Oleh karena itulah pada tahap analisis sistem, langkah pertama yang harus dilakukan oleh analis sistem adalah mengidentifikasi terlebih dahulu masalah-masalah yang terjadi.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
Langkah kedua dari tahap analisis sistem adalah memahami kerja dari sistem yang ada. Langkah ini dapat dilakukan dengan mempelajari secara terinci bagaimana sistem yang ada beroperasi. Untuk mempelajari operasi dari sistem ini diperlukan data yang dapat diperoleh dengan cara melakukan penelitian. Bila di tahap perencanaan sistem juga pernah dilakukan penelitian untuk memperoleh data, penelitian ini sifatnya adalah penelitian pendahuluan (preliminary survey). Sedang pada tahap analisis sistem, penelitian yang dilakukan adalah penelitian terinci (detailed survey). Analis sistem
perlu mempelajari apa dan bagaimana operasi dari sistem yang ada sebelum mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan, kelemahan-kelemahan dan kebutuhan-kebutuhan pemakai sistem untuk dapat memberikan rekomendasi pemecahannya. Sejumlah data perlu dikumpulkan menggunakan teknik pengumpulan data yang ada, yaitu wawancara, observasi, daftar pertanyaan dan pengambilan sampel. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem
Langkah ini dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Menganalisis hasil penelitian sering sulit dilakukan oleh analis sistem yang masih baru.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
Setelah proses analisis sistem ini selesai dilakukan, tugas berikutnya dari analis sistem dan timnya adalah membuat laporan hasil analisis. Laporan ini diserahkan kepada steering committe (komite/panitia pengarah pengembangan sistem) yang nantinya akan diteruskan ke manajemen. Pihak manajemen bersama-sama dengan panitia pengarah dan pemakai sistem akan mempelajari temuan-temuan dan analisis yang telah dilakukan oleh analis sistem yang disajikan dalam laporan ini.
2.10 Perancangan Sistem
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan sistem . Perancangan Sistem dapat dibagi dalam dua bagian yaitu : perancangan sistem secara umum dan perancangan sistem terinci.
2.10.1 Perancangan Sistem Secara Umum
Tujuan dari perancangan sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Perancangan sistem secara umum merupakan persiapan dari desain secara terinci. Perancangan secara umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan dirancang secara rinci. Perancangan terinci dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem. Tahap perancangan sistem secara umum dilakukan setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan dan hasil analisis disetujui oleh manajemen.
METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan penulisan ilmiah ini penulis menggunakan beberapa metode dalam hal pengumpulan data sebagai sumber utama antara lain :
a. Pengumpulan Data Primer
Yaitu data yang merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan bukti utama dari suatu kejadian. Pengumpulan data primer terdiri dari :
- Wawancara
Yaitu dengan Tanya jawab dengan karyawan dan pejabat yang berwenang. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dan gambaran tentang Sistem Informasi Akuntansi persediaan yang sedang berjalan pada Ayu Sekar Cake.
- Observasi
Yaitu dengan pengamatan langsung terhadap keadaan dan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.
b. Pengumpulan Data Sekunder
Yaitu catatan tentang adanya suatu peristiwa ataupun catatan yang jaraknya telah jauh dari sumber-sumber original. Dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan Perancangan dan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan.
Alat Analisis yang Digunakan
Alat analisis yang digunakan oleh penulis adalah analisa deskriptif kualitatif yaitu analisis yang menggunakan data yang diperoleh penulis, kemudian dibandingkan dengan teori-teori. Penulis berusaha untuk memberikan pemecahannya. Deskriptif merupakan penyajian data yang dihasilkan dari penelitian dengan memberikan gambaran apa adanya atau sesuai dengan kenyataan. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Sistem Analisis
Pada tahap ini penulis melakukan investigasi (pemeriksaan awal) dan survei sistem untuk mengumpulkan data tentang sistem informasi akuntansi manual atas transaksi persediaan Ayu Sekar Cake. Selain itu penulis juga melakukan identifikasi permasalahan beserta analisa kebutuhan informasi dan sistem atas alur persediaan barang tersebut.
2. Conseptual Design
Pada tahap ini penulis mulai merancang membuat pemodelan proses (dengan menggunakan Data Flow Diagram), pemodelan data (dengan menggunakan Entity Relationship Diagaram), dan Normalisasi.
3. Physical Design
Pada tahap terakhir penulis melakukan physical design yang meliputi design output (berupa laporan atau report) laporan ini terdiri dari laporan keluar dan masuk nya persediaan barang. Yang kedua design database (membuat tabel) tabel ini terdiri dari tabel pelanggan, tabel persediaan, tabel pengadaan bahan, dll .
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ini. 1. Terdapat beberapa kelemahan dan kekurangan dalam sistem persediaan barang dagangan
Ayu Sekar Cake. Seperti lambatnya info dan ketidaksamaan mengenai info stok yang ada pada gudang hal ini menyebabkan transaksi penjualan menjadi lambat dan buruk , format laporan dan dokumen yang masih seadanya, tidak lengkap, tidak dilakukannya pengarsipan, pencatatannya masih dilakukan secara manual dan rawan terjadi salah catat, serta laporan yang dihasilkan oleh sistem persediaan pada Ayu Sekar Cake masih belum memadai.
2. Alternatif perancangan sistem yang diusulkan penulis dirancang untuk mampu mengatasi kelemahan dan kekurangan seperti yang telah disebutkan di atas, serta mampu memenuhi kebutuhan dari para pengguna sistem. Perancangan sistem informasi akuntansi persediaan tersebut menghasilkan beberapa file komputer yang nantinya akan dicetak menjadi dokumen order penerimaan barang, tanda terima barang dan voucher. Sistem informasi akuntansi persediaan ini masih memakai cara manual dalam pendistribusian dokumen-dokumen tersebut. Tetapi dalam menghasilkan dokumen, mengolah data akuntansi dan membuat laporan-laporan, sistem informasi akuntansi persediaan yang diusulkan sudah memakai sistem yang terkomputerisasi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut. Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan untuk memakai sistem persediaan yang telah terkomputerisasi untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan sistem persediaan manual perusahaan. Sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik dapat memproses data secara cepat dan menghasilkan informasi yang memadai bagi perusahaan, mengurangi kesalahan dalam hal human error, dan waktu yang dibutuhkan untuk memproses data dapat lebih singkat dan akurat sehingga terjadi efisiensi waktu dan informasi yang dihasilkan dapat diandalkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bodnar, George H dan William S. Hopwood. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 8. Salemba Empat. Jakarta. 2003. Ema Utami dan Sukrisno. Konsep Dasar Pengolahan Dan Pemrograman Database Dengan Sql Server, Ms. Access dan Ms Visual Basic. Andi Offset. Jogjakarta. 2005. Hall, James A. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 4. Salemba Empat. Jakarta. 2007.
Jogiyanto. Analisis Dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori Dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi Offset. Jogjakarta. 2002.
Marimin, et al. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia. Grassindo. Jakarta. 2005. Mulyadi. Sistem Akuntansi, Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta. 2008.
La Midjan dan Azhar Susanto. Sistem Informasi Akuntansi I, Edisi 6. Lembaga Informatika Akuntansi. Bandung. 2001.
Romney, Marshall B dan Paul John Steinbart. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 9. Salemba Empat. Jakarta. 2005.
Teguh Wahyono. Sistem Informasi Akuntansi: Analisis, Desain Dan Pemrograman Komputer. Andi Offset. Jogjakarta. 2004.