• Tidak ada hasil yang ditemukan

Besaran Porsi, Citra Tubuh dan Perubahan Indeks Massa Tubuh (IMT) Remaja Putri Usia Tahun di Pondok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Besaran Porsi, Citra Tubuh dan Perubahan Indeks Massa Tubuh (IMT) Remaja Putri Usia Tahun di Pondok"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Besaran Porsi, Citra Tubuh dan Perubahan Indeks Massa Tubuh

(IMT) Remaja Putri Usia 14 – 17 Tahun di Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah Islamic College, Kedoya Utara, Jakarta Barat

Tuesday, April 29, 2014

http://www.esaunggul.ac.id/article/besaran-porsi-citra-tubuh-dan-perubahan-indeks-massa-tubuh-imt-rem aja-putri-usia-14-17-tahun-di-pondok-pesantren-asshiddiqiyah-islamic-college-kedoya-utara-jakarta-barat /

//

BESARAN PORSI, CITRA TUBUH DAN PERUBAHAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

REMAJA PUTRI USIA 14 – 17 TAHUN DI PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH ISLAMIC

COLLEGE,

KEDOYA UTARA, JAKARTA BARAT

Diana Sari1, Idrus Jus’at2, Titus Priyo H3 1

PT. Kalbe Nutritionals Jakarta 2

Department of Nutrition Faculty of Health Sciences, Esa Unggul University 3

Polytechnic of Health Jakarta II, Department of Nutrition, Ministry of Health, Republic of Indonesia Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510

idrus.jus’at@esaunggul.ac.id

Abstract

Adolescent is a period in which the teenagers become very concerned about their bodies’ appearance. Every woman’s dream is to have an ideal body shape. A person will feel more confident when they have an ideal body shape. The aims of this study is to determine the relationship between number of servings and body image with the change in body mass index in young women aged 14-17 years at boarding school Asshiddiqiyah Islamic College, North Kedoya, Jakarta. This study is an associative research experiment, which consisted of two groups; experimental group and control group. The samples of this study are 72 respondents. Pearson correlation test was used to analyze the data. We found that the relationship between the addition of energy intake (average 175 kcal) and nutrititional status were not

(2)

significant with r= 0.885 and p-value= 0.194. Whereas, the relationship between the addition of protein intake (average 95 kcal) and nutritional status were not significant with r= 0.890 and p-value= 0.146. Mostly the female student consumed additional food portion given by steward boarding school ASSHIDDIQIYAH ISLAMIC COLLEGE. However, this did not give more effect to the majority of female students at boarding school ASSHIDDIQIYAH ISLAMIC COLLEGE, because they did not concern about their body image.

Keywords: body image, body mass index, adolescent

Abstrak

Masa remaja merupakan masa dimana remaja sangat memperhatikan penampilan tubuh mereka. Bentuk tubuh yang ideal merupakan idaman bagi setiap remaja putri. Dengan bentuk tubuh yang ideal, seseorang akan merasa lebih percaya diri. Tujuan Penelitian ini mengetahui hubungan antara besaran porsi dan citra tubuh dengan perubahan Body Mass Index remaja putri usia 14-17 tahun di Pondok Pesantren ASSHIDDIQIYAH ISLAMIC COLLEGE. Penelitian ini bersifat asosiatif,yang merupakan penelitian eksperimen, dimana terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 72 responden. Analisa data yang digunakan adalah uji Korelasi Pearson. Dari hasil uji korelasi, didapatkan bahwa hubungan antara penambahan asupan energi (Rata-rata 175 kkal) dengan status gizi akhir responden tidak signifikan dengan nilai r = 0,885 dan nilai P = 0,194. Sedangkan hubungan antara penambahan asupan protein (Rata-rata 95 kkal) dengan status gizi akhir responden, diperoleh hasil yang tidak signifikan dengan nilai r = 0,890 dan nilai P = 0,146. Siswi di Pondok Pesantren ASSHIDDIQIYAH ISLAMIC COLLEGE, pada umumnya menghabiskan penambahan porsi yang diberikan. Hal ini tidak memberikan pengaruh kepada sebagian besar siswi di Pondok Pesantren ASSHIDDIQIYAH ISLAMIC COLLEGE, karena siswi tersebut tidak terlalu memperhatikan dan mempermasalahkan bentuk tubuh mereka.

Kata kunci: citra tubuh, bentuk tubuh, remaja

Pendahuluan

Pada masa remaja terjadi pertumbuhan yang cepat disertai perubahan fisiologis dan mental. Remaja

(3)

umumnya bertambah dalam tinggi dan berat badan hingga enam tahun setelah mencapai menarche (kedatangan haid pertama). Pada masa itulah, remaja merasa bertanggung jawab dan bebas menentukan makanannya sendiri, dan tidak lagi ditentukan oleh orang tua. Pada waktu bersamaan, kelompok usia ini sangat intensif bergaul dengan teman – teman dan mempersiapkan diri untuk masa depan sebagai orang dewasa (Anwar,2006).

Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial / tingkah laku. Periode ini merupakan kurun waktu yang paling menarik dalam kehidupan manusia. Pertumbuhan yang semula dapat dikatakan seragam, secara tiba-tiba mengalami peningkatan yang berlangsung dengan cepat. Perubahan-perubahan fisik dalam masa ini akan berlangsung menurut urutan/ sekuen yang sama (Sayogo, 2006).

Dalam proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh. Dalam periode prepubertas, proporsi lemak dan otot pada anak perempuan cenderung serupa dengan anak laki-laki, yaitu lemak tubuh sekitar 19 % dari berat badan total pada anak perempuan dan 15 % pada anak laki-laki. Selama masa pubertas, terjadi penambahan lemak lebih banyak pada remaja putri sehingga pada masa dewasa, lemak tubuh perempuan kurang lebih 22 % dibanding 15 % pada laki-laki dewasa (Sayogo, 2006).

Tubuh ideal merupakan idaman setiap orang, baik pria maupun wanita, remaja maupun orang dewasa bahkan orang yang telah lanjut usia. Gizi lebih dapat mempengaruhi penampilan/fisik seseorang. Selain itu, gizi lebih juga dapat menimbulkan berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, jantung koroner, diabetes mellitus, kanker, hiperkolesterolemia, serta hipertrigliserida (Purwati, 2001 dlm Rachmawany 2005).

Masalah – masalah yang sering dihadapi oleh para remaja seperti: (1) Anoreksia Nervosa, dimana penderita didorong oleh perasaan takut gemuk dan memaksa tubuhnya agar menjadi kurus, padahal mungkin ukuran tubuhnya sudah proporsional. (2) Bulimia Nervosa, dimana penderita merasa lapar terus menerus dan makan sebagai pelampiasan emosinya. Akibat dari makan yang berlebihan ini, tubuhnya menjadi gemuk. Setelah disadari bahwa tubuhnya gemuk, penderita memutuskan untuk tidak makan selama beberapa hari dan berusaha untuk memuntahkan kembali setiap makanan yang telah disantapnya Anak remaja biasanya senang untuk makan di luar rumah dan umumnya menyukai aneka jenis fast foods (cepat saji) atau junk foods (makanan tidak bergizi). Jadwal makan yang tidak teratur menyebabkan orang tua berpikir bahwa makanan anaknya tidak cukup bergizi. Rata – rata sekitar seperempat total intake kalori remaja berasal dari snacks (Anwar, 2006).

Di DKI Jakarta, prevalensi obesitas meningkat dengan bertambahnya umur. Pada anak yang berumur 6-12 tahun ditemukan yang mengalami obesitas sekitar 4 %, pada remaja yang berumur 12-18 tahun ditemukan 6,2 % dan pada umur 17-18 tahun 11,4 %. Kasus obesitas pada remaja lebih banyak ditemukan pada remaja putri (10,2 %) dibandingkan dengan remaja laki-laki (3,1 %) (Depkes RI,2003). Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Bina Gizi Masyarakat Dep kes RI, sebanyak 210 juta penduduk di Indonesia pada tahun 2000, diperkirakan penduduk mengalami obesitas sekitar 76,7 juta penduduk (36,5 %), sedangkan penduduk yang menderita obesitas jumlahnya lebih dari 9,8 juta penduduk (4,7 %). Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2000 di DKI Jakarta, tingkat prevalensi obesitas pada anak remaja yang berusia 12-18 tahun ditemukan sebanyak 6,2 % (Sjarif,2000).

(4)

Pada remaja di Amerika, prevalensi tentang gizi lebih (obesitas) lebih banyak terjadi pada remaja yang berusia 12-17 tahun, 27 % anak-anak dan 21 % remaja yang mengalami gizi lebih. Pada saat ini 54 % anak-anak dan 39 % remaja menderita kegemukan. Dengan tren yang ada selama ini yang juga dipengaruhi oleh lingkungan maka diperkirakan 70 % remaja yang gizi lebih akan menderita kegemukan pada saat mereka dewasa (Khomsan, 2002 dlm Rachmawany 2005).

Berdasarkan studi yang dilakukan di Amerika hampir 70 % remaja wanita mengungkapkan keinginan mereka untuk mengurangi berat badannya karena merasa kurang langsing padahal hanya 15 % yang mengalami kegemukan, sebaliknya pada remaja pria 59 % menginginkan tubuh yang berisi karena merasa dirinya kurus, padahal hanya 25 % yang benar-benar kurus (Khomsan, 2002 dlm Rachmawany 2005). Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara besaran porsi dan citra tubuh dengan perubahan Body Mass Index (BMI) remaja putri usia 14 – 17 tahun di Pondok Pesantren ASSHIDDIQIYAH ISLAMIC COLLEGE, Kedoya Utara, Jakarta Barat.

Metode Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Pondok Pesantren ASSHIDDIQIYAH ISLAMIC COLLEGE, Kedoya Utara, Jakarta Barat, yang berlangsung selama 9 hari yang akan dimulai pada tanggal 2 – 7 Maret 2009 dan diadakan pemantauan berat badan kembali pada tanggal 10 – 12 Maret 2009. Penelitian asosiatif ini merupakan penelitian eksperimen atau percobaan, dimana dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok yang dikenai perlakuan (kelompok eksperimen) dan kelompok yang tidak dikenai perlakuan (kelompok kontrol). Jenis rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan eksperimen sungguhan (true experiment), dengan menggunakan rancangan pretespostes dengan kelompok kontrol (Pretest Postest with Control Group). Dalam rancangan ini dilakukan secara randomisasi, yaitu pengelompokan anggota-anggota kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan secara acak atau random. Kemudian pada hari pertama sebelum dilakukannya intervensi atau perlakuan, dilakukan pretes (01) pada kedua kelompok tersebut, yaitu dengan melakukan penimbangan berat badan (BB) terlebih dahulu. Setelah itu, dilakukan intervensi atau perlakuan (X) pada kelompok eksperimen. Intervensi atau perlakuan adalah dengan memberikan tambahan porsi kepada kelompok eksperimen. Tambahan porsi yang diberikan berasal dari sumber karbohidrat dan sumber protein hewani. Penambahan porsi untuk sumber karbohidrat dilakukan selama 5 hari berturut-turut, sedangkan untuk penambahan porsi dari sumber hewani hanya dilakukan selama 3 hari yang diberikan secara bergantian. Kemudian pada hari keempat dan hari keenam dilakukan postes (02) pada kedua kelompok tersebut,yaitu dengan cara dilakukan penimbangan berat badan adalah sebagai berikut :

(5)

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer ini terdiri dari hasil w(BB) kembali. Berikut ini merupakan bentuk rancangan pretest-postest with control group awancara yang dilakukan dengan siswi Pondok Pesantren ASSHIDDIQIYAH ISLAMIC COLLEGE, Kedoya Utara, Jakarta Barat. Hal-hal yang diwawancarakan ini meliputi: Identitas dari responden tersebut, Food Recall 1 x 24 jam selama 5 hari berturut-turut, FFQ (Food Frequency Quantity), Berat Badan, Tinggi Badan, Status Gizi (IMT).

Uji Statistik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji korelasi, yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Uji korelasi ini akan menjelaskan besar / kekuatan hubungan antara dua variabel. Pola hubungan kedua variabel tersebut sebelumnya dapat dilihat pada scatter atau diagram tebar.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan pada kelompok umur, responden yang paling banyak adalah pada kelompok umur 17 tahun sebanyak 26 siswi (36,1 %) bila dibandingkan dengan kelompok umur 16 tahun sebanyak 22 siswi (30,6 %), kelompok umur 15 tahun sebanyak 21 siswi (29,2 %), dan kelompok umur 14 tahun sebanyak 3 siswi (4,2 %) dengan jumlah total keseluruhan responden adalah 72 responden. Rata-rata responden berumur 15.99. (lihat tabel 1). Tabel 1 Karakteristik Responden Variabel Mean ± SD Umur 15.99 ± 0.911 BB Awal 52.4 ± 10.4 BB Akhir 52.7 ± 10.4 TB 153.4 ± 5.2

Referensi

Dokumen terkait

Daun sorghum akan digunakan sebagai substrat dalam proses hidrolisis enzimatis dan gula reduksi yang dihasilkan akan digunakan sebagai substrat dalam

Adalah pasien yang tidak berobat 2 bulan berturut-turut atau lebih. sebelum masa

Begitu juga dengan anak usia dini, anak membutuhkan arahan atau suatu permainan yang menarik yang dimana dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak

Dalam upaya memastikan bahwa kegiatan pembangunan sektor pendidikan itu berjalan dengan baik, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti mengajak seluruh stakeholder

yo había salido (I had gone out) nosotros habíamos salido (we had gone out) tú habías salido (you had gone out) ellos habían salido (they had gone out) él había salido

Holes are injected from the base to the emitter in order to maintain the hole density pn (0) in the n-type emitter at the edge of the base-emitter depletion region, predicted by the

(1) Perizinan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 55 ayat (2) huruf b merupakan acuan dan dasar bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian izin pemanfaatan

Demikian Pengumuman Hasil Prakualifikasi ini disampaikan, kepada peserta seleksi yang tidak masuk dalam short list atas partisipasinya dalam seleksi ini disampaikan terima