• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Komunikasi Bisnis Magister Manajem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Komunikasi Bisnis Magister Manajem"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Komunikasi Bisnis

Disusun Oleh :

Yogi Nurhadie Djamhari

1414102007

Angkatan 48

Magister Manajemen - Program Pasca Sarjana

Fakultas Bisnis dan Manajemen

(2)

Pengertian Organisasi

Ada banyak sekali ahli yang menyatakan dan berpendapat mengenai definisi organisasi. Diantaranya adalah sebagai berikut:

“An organization is a system of consciously coordinated activities or efforts of two or more persons” merupakan pendapat mengenai pengertian organisasi oleh Chester Barnard, seorang Management Consultant. Menurut pendapat diatas, organisasi merupakan serangkaian perencanaan formal, divisi, karyawan, dan kepemimpinan (Mukherjee, 2013:1).

Bedeian dan Zamnuto menyampaikan bahwa “social entities that are goal directed, deliberately structured activity systems with a permeable boundary” (Ibid).

Sheldon mengatakan bahwa “organization is the process of combining the work, which individuals and groups have to perform with the facilities necessary for its execution, that the duties so performed provide the best channels for the efficient, systematic, positive and coordinated application of the available efforts” (Kondalkar, 2007: 255)

Organisasi menurut Robbin, organisasi diartikan bahwa suatu unit (satuan) sosial yang dikoordinasikan dengan sadar yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama (Robbin, 2001:4 dalam Furqon, 2013:1)

Dari beberapa pendapat diatas, apabila rirangkum menjadi satu, definisi organisasi adalah wadah yang memiliki sistem yang terbentuk dari dua atau lebih orang yang memiliki tugas dan tanggung jawab dan diarahkan dengan kepemimpinan untuk mencapai tujuan bersama.

Hakikat Organisasi

Ada dua pendekatan menurut Pace dan Faules yang dapat digunakan untuk memahami organisasi, yaitu:

1. Pendekatan obyektif

(3)

2. Pendekatan Subyektif

Kegiatan yang dilakukan orang-orang, terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi, dan transasksi yang melibatkan orang-orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus-menerus berubah dan dilakukan oleh satu orang dengan orang lainnya. Jadi, menurut pendekatan subyektif, organisasi adalah proses yakni mengorganisasikan perilaku.

Kesimpulannya, untuk memahami hakikat organisasi, kedua pendekatan baik obyektif dan subyektif bertujuan untuk mengetahui cara pandang terhadap organisasi. Dalam pandangan obyektif, hakikat organisasi merupakan struktur. Sedangkan dalam pandangan sebuyektif, hakikat organisasi adalah sebuah proses.

PENGERTIAN DAN HAKIKAT KOMUNIKASI Pengertian Komunikasi

Dalam berorganisasi, komunikasi merupakan elemen penting. Tanpa adanya komunikasi, sebuah organisasi hanyalah serangkaian manusia, alat-alat, dan proses yang tidak dapat bekerja sama. Pandangan beberapa ahli mengenai pengertian komunikasi antara lain menurut (Mulyana, 2008:68-69):

Carl I. Hovland

Proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate).

Everett M. Rogers

Proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka

Harold Laswell

‘Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect’ yang artinya, ‘Siapa berkata Apa dengan Saluran apa, Kepada Siapa dengan Efek apa’.

(4)

Hakikat Komunikasi

Menurut Chairul Furqon dalam jurnalnya berjudul Hakikat Komunikasi Organisasi, hakikat komunikasi adalah fitrah manusia, selama manusia masih memiliki naluri rasa ingin tahu, dan ingin menyampaikan sesuatu kepada sesamanya, maka selama itu akan ada kegiatan komunikasi.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 70% dari kegiatan manusia adalah berkomunikasi. Hal tersebut menyatakan bahwa sebagian besar waktu yang kita miliki sesungguhnya adalah berkomunikasi. Baik komunikasi secara verbal maupun non-verbal. Semakin kompleks kehidupan manusia, maka semakin sering komunikasi itu akan terjadi.

Memahami hakikat komunikasi, setidaknya ada 3 kerangka dasar menurut John R. Wenburg dan William W. Wilmot dan Kenneth K. Sereno serta Edward M. Bodaken (Mulyana, 2008:67-74), yaitu: 1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah

Mengisyaratkan penyampaian pesan dari seorang atau suatu lembaga kepada seseorang atau sekelompok lain baik secara langsung maupun melalui media. Sebenarnya jika dikaitkan dalam konteks komunikasi tatap-muka (interface communication) hal tersebut kurang sesuai karena antara komunikator-komunikan akan saling memberi umpanbalik sehingga bersifat dua arah. Namun jika dikaitkan pada pidato, maka hal ini sesuai.

2. Komunikasi sebagai interaksi

Artinya, komunikasi merupakan kegiatan saling memengaruhi atau mutual influence.

3. Komunikasi sebagai transaksi

(5)

PENGERTIAN KOMUNIKASI ORGANISASI

Komunikasi organisasi sering dikaitkan dengan peranan dan status dari setiap orang dalam organisai karena peranan dan status seseorang menentukan pula cara bagaimana dia berkomunikasi dengan orang lain, juga cara bagaimana kita berkomunikasi dengan dia, oleh karena itu kitapun sering menghubungkan peran dan status dengan pekerjaan.

Dalam masyarakat modern, orang mengenali seseorang karena dia memiliki peran dan status yang beragam. Di dalam organisasi, keragaman itu dilihat melalui pembagian kerja di mana setiap orang akan bekerja menurut bakat dan krmampuan sehingga dia bertanggungjawab atas pekerjaan itu. Ketika jumlah atau jenis pekerjaan semakin banyak, apalagi beragam, maka dibutuhkan jalinan antara jenis-jenis pekerjaan yang berbeda-beda, jalinan antara seorang pemimpin dengan bawahan atau antara kalangan pemimpin yang pada akhirnya membentuk sebuah kekuatan besar yang sinergis untuk menghasilkan keluaran yang lebih berkualitas. Pada tahap ini dibutuhkan komunikasi.

Komunikasi organisasi sering pula diartikan sebagai perilaku pengorganisasian (organizing behavior) yakni bagaimana para karyawan terlibat dalam proses bertransaksi dan memberikan makna atas apa yang sedang terjadi. Oleh karena itu ketika organisasi dianggap sekedar sekumpulan orang-orang berinteraksi maka komunikasi hanya berfungsi sebagai organisasi. Komunikasi tidak sekedar melayani organisasi, tapi dia adalah organisasi itu sendiri. Jadi komunikasi organisasi akan berpusat pada symbol-simbol yang memungkinkan kehidupan organisasi, apakah kata-kata, gagasan-gagasan, dan konstruk yang mendorong, mengesahkan, mengkoordinasikan, dan mewujudkan aktivitas yang terorganisir dalam situasi-situasi spesifik.

(6)

Dengan demikian komunikasi organisasi leboh daripada sekedar apa yang dilakukan orang-orang melainkan sebuah penjelasan teoritis atas praktek-praktek komunikasi dalam organisasi yang “melayani” kebersamaan baik dalam organisasi maupun melayani orang lain yang membutuhkan organisasi.

Dengan kata lain keberadaan komunikasi dalam organisasi itu membuat kita mampu membedakan dua hal yaitu :

1. Menunjukkan bagaimana para anggota bekerja sebagai seorang organisatoris.

2. Bagaimana operasi jaringan kerja yang mengaitkan mereka satu sama lain, jadi bagaimana kedudukan mereka sebagai human actors.

Dalam perspektif seperti ini maka komunikasi itu penting dalam organisasi, yakni komunikasi adalah sebagai jalan, melalui dia orang-orang mencari informasi dan mengembnagkan sejumlah kriteria dalam pekerjaan, serta komunikasi merupakan proses di mana mereka meletakkan mereka yang praktis.

Unsur Komunikasi Organisasi :

1. Komunikator / Pengirim (pihak yang memprakarsai komunikasi)

2. Encode (ing), yaitu aktivitas yang dilakukan seorang pengirim yang memformulasi pesan sedemikian rupa sehingga dengan menggunakan suatu lambang tertentu dia dapat mengoperkan pesan itu kepada komunikan.

3. Saluran (media yang dilalui oleh pesan/symbol yang dikirim)

4. Pesan / Simbol , berisi pikiran, idea tau gagasan , perasaan yang dikirim oleh seorang atasan kepada bawahannya selalu dalam bentuk symbol.

5. Decode (ing), yaitu aktivitas yang dilakukan oleh seorang penerima informasi baik seorang pemimpin maupun sebaliknya yang memformulasikan sinyal, tanda, dan symbol yang dia terima ke dalam bentuk pesan yang berstruktur yang dapat dia pahami sebagai sebuah makna

6. Komunikan / penerima, yaitu pihak yang menerima pesan tertentu.

(7)

Tujuan dan Fungsi Komunikasi Organisasi : 1. Sebagai tindakan koordinasi

2. Membagi informasi (information sharing) 3. Untuk menampilkan perasaan dan emosi

Fungsi Komunikasi Organisasi

Fungsi Umum :

1. To tell (menceritakan informasi terkini mengenai sebagian atau keseluruhan hal yang berkaitan dengan pekerjaan).

2. To sell (menjual gagasan dan ide, pendapat, fakta, termasuk menjual sikap organisasi, sikap tentang sesuatu yang merupakan subyek layanan.

3. To learn (meningkatkan kemampuan karyawan agar mereka bisa belajar tentang organisasi)

4. To decide (memutuskan dan menentukan)

Fungsi Khusus :

1. Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu-isu organisasi lalu menerjemahkannya ke dalam tindakan tertentu di sebuah “komando”.

2. Membuat para karyawan menciptakan dan menangani “relasi” antara sesama bagi peningkatan produk organisasi

3. Membuat para karyawan memiliki kemampuan untuk menangani keputusan-keputusan dalam keadaan yang ambigu dan tidak pasti.

TEORI-TEORI ORGANISASI

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pengertian organisasi dan hakikatnya. Pada tahap selanjutnya, akan dijelaskan secara rinci mengenai teorinya. Ada beberapa teori organisasi yang dikenal dan sering diaplikasikan.

Manajemen Ilmiah dan Klassik

(8)

pada 1900-an adalah Frederick Taylor, seorang insinyur Amerika, Henry Fayol, seorang industrialis Perancis, dan Max Weber, seorang profesor universitas Jerman. Berikut adalah ulasan masing-masing di antaranya:

1. Manajemen Ilmiah Taylor

Frederick Taylor prihatin terutama dengan studi ilmiah dan desain proses kerja. Sebagian besar dari prinsip-prinsipnya ditujukan pada masalah efisiensi kerja, dan ia juga menawarkan rekomendasi mengenai struktur organisasi dan proses. Pada dasarnya, Taylor (1947) mengajukan empat ide dasar, yakni sebagai berikut :

a. Ada "satu cara terbaik" untuk mengatasi dalam hal pekerjaan apa pun. Cara terbaik dapat ditentukan melalui analisis ilmiah. Misalnya, untuk melakukan tugas secara efisien, hanya dibutuhkan waktu dan gerak yang singkat. Percobaan dapat menentukan kondisi kerja phisycal di mana produktivitas akan tertinggi.

b. Personil harus dipilih secara ilmiah. Salah satu harus memilih dan menetapkan orang untuk tugas-tugas sesuai dengan keahlian atau potensi untuk mengembangkan keterampilan mereka.

c. Para pekerja harus dilunasi secara insentif yang membayar mereka dalam proporsi langsung dengan pekerjaan yang mereka hasilkan. Pekerja akan menghasilkan lebih banyak jika mereka menyadari bahwa mereka akan dibayar sesuai.

d. Buruh harus dibagi sehingga manajer merencanakan pekerjaan dan pekerja mengikuti rencana. Dalam skema Taylor, setiap aspek dari tugas apapun diawasi oleh "mandor fungsional" yang berbeda. Seorang pekerja diberikan atau menerima perintah dari salah satu atau semua mandor ini, tergantung pada karakteristik tugasnya.

2. Manajemen Umum Fayol

Jika Taylor memfokuskan pada rincian teknis bagian produksinya, berbeda dengan Henry Fayol. Ia memfokuskan terutama pada prinsip-prinsip dasar struktur organisasi dan praktek manajemen. Fayol menawarkan empat belas prinsip dasar yang umumnya merupakan resep atau tips untuk struktur dan desain organisasi :

a. Pembagian kerja (division of work)

b. Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility) c. Disiplin (discipline)

d. Kesatuan perintah (unity of command) e. Kesatuan pengarahan (unity of direction)

f. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri (subordination of individual interests to the general interests)

(9)

i. Hirarki (hierarchy) j. Tata tertib (order) k. Keadilan (equity)

l. Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel) m. Inisiatif (Inisiative)

n. Semangat kesatuan (esprits de corps)

3. Teori Birokrasi Weber

Max Weber meminjam istilah Perancis, “bureuaucracy”, sebagai label untuk konsep tentang organisasi modern yang ideal. Weber percaya bahwa kompleksitas organisasi di era industri diperlukan kecepatan, ketepatan, kepastian, dan kontinuitas. Kondisi ini dapat direalisasikan paling efektif jika desain organisasi adalah semaksimal mungkin. Menurut Weber (1947), mesin birokrasi harus memiliki enam fitur dasar:

a. Hirarki kewenangan yang jelas

b. Pembagian kerja sesuai dengan spesialisasi

c. Sebuah sistem yang lengkap dari aturan mengenai hak, tanggung jawab, dan tugas personil d. Prosedur lengkap untuk kinerja

e. Impersonalitas dalam hubungan organisasi manusia

f. Seleksi dan promosi personil semata-mata atas dasar kompetensi teknis

Teori Transisional

Jika teori-teori ilmiah dan klasik fokus lebih sempit seputar struktur organisasi dan desain pekerjaan, setidaknya dua teori transisional ditujukan konsentrasi yang lebih luas, termasuk kekuasaan digunakan, psikologi kepatuhan, variabilitas dalam perilaku anggota organisasi individu, dan pentingnya komunikasi dalam proses organisasi. Mary Parker Follet memperkenalkan pertama kalinya pada tahun 1920.

Chester Barnard mengembangkan kedua pada 1930-an. Teori ini diidentifikasi sebagai teori transisi karena mereka termasuk ide-ide yang kembali dekade kemudian di berbagai bidang seperti teori pengembangan sumber daya manusia dan teori system.

1. Teori Administrasi Follett

(10)

a. Prinsip saling memberikan respon. Interaksi manusia selalu mencakup pengaruh bersama dan simultan.

b. Tujuan dari integrasi yaitu kondisi yang harmonis dari penggabungan hal-hal yang berbeda, yang menghasilkan bentuk baru, entitas baru.

2. Fungsi Eksekutif Bernard

Fungsi Eksekutif dari Chester Barnard sebagai mantan Presiden New Jersey Bell Telephone dan pemimpin National Science Foundation, Barnard merasa bahwa teori-teori klasik mengenai organisasi telah gagal dalam menjelaskan perilaku organisasi yang telah ia alami sebelumnya. Barnard kemudian mengajukan tiga area untuk menutupi kekurangan pada teori-teori klasik, yaitu perilaku individu, pemenuhan (compliance), dan komunikasi (Daniels, Spiker, dan Papa, 1997). Barnard mengatakan bahwan organisasi adalah sistem orang, bukan struktur struktur yang diawasi dengan mesin.

Menurut Barnard, keberadaan sebuah organisasi (sebagai sistem kooperatif) tergantung pada kemampuan manusia untuk berkomunikasi dan kemauan mereka untuk melayani dan berusaha untuk suatu tujuan bersama. Oleh karena itu, fungsi eksekutif adalah mengembangkan dan memelihara sistem komunikasi (Pace & Faules, 1994).

E. INDIVIDU DALAM ORANISASI

Perilaku hakikatnya adalah suatu fungsi dari interakasi antara seorang individu dengan lingkungannya. Dilihat dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disesbabkan karena perbedaan kemampuan, kebutuhan, dan cara berpikir dimana hal itu menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi setiap orang.

Adapun pendekatan yang digunakan untuk memahami perilaku manusia adalah pendekatan kognitif, rainforcement, dan psikoanalitis. Setiap pendekatan tersebut memiliki 6 hal yang menjadi acuan bahasannya yaitu penekanan, penyebab timbulnya perilauk, prosesnya, kepentingan masa lalu dalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.

1. Penekanan

(11)

Pendekatan reinforcement menekankan kepada peranan lingkungan dalam perilkau manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan dan memperkuat reaksi – reaksi perilaku.

Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas dalam menentukan suatu perilaku individu di dalam lingkungan organisasi. Menurut Sigmund Freud, ingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan-keinginan Id.

2. Penyebab Timbulnya Perilaku

Dalam pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidaksesuaian pada struktur kognitif yang dapat dihasilkan dari persepsi-persepsi tentang lingkungan.

Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa perilaku ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil suatu perilaku sebelumnya.

Adapun menurut pendejatan psikoanalitis, sebuah perilaku ditimbulkan oleh tekanan-tekannan yang dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan-keinginan yang berasal dari Id.

3. Proses

Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah proses mental, yang menyempurnakan dan disempurnakan struktur kognitif yang ada. Akibat adanya ketidaksesuaian di dalam struktur sebuah organisasi, akan menghasilkan sebuah perilaku yang diharapkan dapat mengurangi ketidaksesuasian tersebut.

Dalam pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam individu mengundang suatu respon yang dittentukan oleh keturunan dan sejarah masa lalu. Sifat dan reaksi lingkungan pada respon tersebut menentukan kecenderungan-kecenderungan perilaku individu di masa mendatang.

Dalam pendekatan Psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan oleh ID, kemuduan diproses dan dikerjakan oleh Ego dan di bawah pengamatan Superego. Hasil-hasil perilaku dari keputusan Ego adalah tentang bagaimana memuaskan keinginan Id dan hambatan dari Superego.

4. Kepentingan Masa Lalu dalam Menentukan Perilaku

Menurut pendekatan Psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadi suatu penentu yang relatif penting untuk menentukan perilakunya. Sifat Id, Superego, dan kekuatan Ego akan ditentukan oleh interaksi-interaksi dan pengembangan yang dimiliki individu di masa lalu.

(12)

Pendekatan reinforcement adalah pendekatan yang bersifat historis. Suatu respon seseorang pada stimulus tertentu merupakan suatu refleksi atas sejarah masa lalu lingkungannya.

5. Tingkat Kesadaran

Dalam lpendekatan kognitif, memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, akan tetapi kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir, dan memahami akan dipertimbangkan dalam pendekatan ini.

Reinforcement tidak membedakan secara spesifik antara keadaan seseorang yang sadar dan tidak sadar. Dalam kenyataannya, biasanya aktivitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lainperilaku dan tidak dihubungkan dengan faktor eksternal lainnya.

Menurut pendekatan Psikoanalitis, hampir sebagian besar aktivitas mental adalah tidak sadar. Menurutnya, aktivitas tidak sadar Id dan Superegolah yang akan menentukan terbentuknya perilaku seorang individu.

6. Data

Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap-sikap, nilai-nilai, pengertian, dan pengharapan seseorang dikumpulkan lewat kegiatan survey. Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik dan dapat diamati melalui observasi langsung.

Sedangkan pendekatan Psikoanalits menggunakan data ekspresi dari keinginan-keinginan, harapan-harapan, dan bukti penekanan dan penghambatnya melalui analisis mimpi, asosiasi bebas, dan juga hipnotos.

F. PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI

Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa memiliki kecenderungan untuk berinteraksi dengan sesamanya. Membentuk kelompok merupakan perwujudan dari kebutuhan interkasi setiap individu.

(13)

saling menularkan aktivitas dan interaksi. Dalil ini dikemukakan oleh George C. Homans dalam bukunya

The Human Group.

Alasan-alasan praktis ekonomi membuat sekelompok orang bergabung dalam suatu serikat buruh untuk menuntut kenaikan upah, juga memacu orang-orang yang tidak mempunyai penghasilan tetap, bergabung bekerja dalam proyek. Demikian pula banyak alasan yang mendorong kelompok-kelompok dalam melakukan suatu hal tertentu.

Teori-teori Pembentukan Kelompok

No Teori Keterangan

1 Teori Propinquity Seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya.

2 Teori Interaksi o Teori ini dikembangkan oleh George Homans. o Teori ini didasarkan pada interaksi-interaksi dan

sentimen-sentimen (perasaan atau emosi).

3 Teori Keseimbangan Seseorang tertarik kepada yang lain untuk membentuk kelompok karena didasarkan pada kesamaan sikap dalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu sama lain.

4 Teori Perkembangan Teori ini ada korelasinya dengan teori motivasi dalam bekerja.

Teori ini didasarkan pada interaksi dan susunan hadiah – biaya – dan hasil.

5 Teori Alasan Praktis Kelompok terbentuk karena didasarkan pada alasan praktis.

(14)

keamanan, atau alasan sosial lainnya.

Jenis – jenis Kelompok

Kelompok didasarkan atas jenisnya dapat dibagi dua yaitu, kelompok formal dan kelompok informal.

1. Kelompok Formal

Diciptakan oleh keputusan manajerial untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh organisasi tersebut. Tuntutan dan proses organisasi mengarah pada pembentukan jenis-jenis kelompok yang berbeda. Khususnya, timbul dua jenis kelompok formal, kelompok pimpinan/komando (command group) dan kelompok tugas (task).

a. Kelompok Komando. Kelompok komando ditetapkan oleh bagan organisasi. Kelompok tersebut terdiri atas bawahan yang melapor langsung kepada seorang penyelia tertentu. Hubungan wewenang antara seorang manajer departemen dengan para penyelia, atau antara seorang perawat senior dengan bawahannya adalah contoh dari kelompok komando.

b. Kelompok Tugas. Kelompok tugas terdiri dari para karyawan yang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas atau projek tertentu. Sebagai contoh, aktivitas para pegawai administrasi dari suatu perusahaan asuransi jika klaim suatu kecelakaan diajukan, adalah tugas-tugas yang diwajibkan. Aktivitas ini menciptakan suatu situasi di mana beberapa pegawai administrasi harus berkomunikasi dan berkoordinasi satu sama lain jika klaim tersebut ingin ditangani dengan pantas. Tugas-tugas yang diwajibkan dan interaksi tersebut memudahkan pembentukan suatu kelompok tugas.

2. Kelompok Informal

Kelompok informal adalah pengelompokan orang-orang secara alamiah dalam suatu situasi kerja sebagai tanggapan terhadap kebutuhan social. Dengan kata lain kelompok informal tidak muncul sebagai hasil rencana yang disengaja tetapi berkembang secara agak alamiah. Ada dua jenis khusus kelompok informal : kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan.

(15)

Kelompok Persahabatan. Banyak kelompok yang dibentuk karena para anggotanya mempunyai kebersamaan tentang suatu hal, seperti umur, keyakinan politik, atau latar belakang etnis. Kelompok persahabatan ini sering memperluas interaksi dan komunikasi mereka dalam berbagai aktivitas di luar kerja. Perbedaan yang utama antara kedua kelompok itu adalah bahwa kelompok formal (komando dan tugas) dirancang oleh organisasi formal dan merupakan alat untuk mencapai sasaran, sedangkan kelompok informal (kepentingan dan persahabatan) adalah penting bagi kepentingannya sendiri. Mereka memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk berhimpun.

ALUR KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Komunikasi dalam organisasi pada dasarnya merupakan kegiatan intern di dalam organisasi, akan tetapi perlu diketahui bahwa alam prakteknya kegiatan komunikasi dalam organisasi itu dapat melampaui batas organisasi itu sendiri.

Pemimpin organisasi membutuhkan informasi yang cepat dan tepat, oleh karena itu komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam organisasi. untuk mencapai tujuan organisasi, seorang manajer harus mampu berkomunikasi dengan karyawan di semua bidang dan tingkat. Seberapa pentingnya komunikasi dalam suatu organisasi akan terlihat dari daftar di bawah ini:

1. Menimbulkan rasa loyalitas dan kesetiakawanan dalam organisasi 2. Meningkatkan motivasi kerja pegawai

3. Semua informasi yang dibutuhkan oleh para pegawai dapat dengan cepat dan tepat diperoleh 4. Meningkatkan rasa tanggungjawab semua pegawai

5. Menimbulkan saling pengertian, semangat korp dan team work di antara pegawai

Komunikasi dalam suatu organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam tergantung dari segi peninjauannya.

1. Dari segi sifatnya dapat dibedakan menjadi: a. Komunikasi Lisan

adalah komunikasi yang melalui ucapan kata-kata atau kalimat, melalui apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya. Komunikasi lisan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu komunikasi lisan secara langsung (face to face) dan komunikasi lisan secara tidak langsung (melalui telepon, intercom, interpon).

b. Komunikasi Tertulis

(16)

dipergunakan dibedakan menjadi dua macam, yaitu media tertulis intern (surat dinas,nota dinas, surat keputusan) dan media tertulis ekstern (surat kawat, selebaran, spanduk, majalah, surat kabar).

2. Menurut arahnya, dibedakan menjadi:

a. Komunikasi ke atas, adalah komunikasi yang berlangsung dari bawahan ke atasan, atau dari suatu organisasi yang lebih rendah dengan satuan organisasi yang lebih tinggi. Jadi komunikasi ke atas dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari segi personifikasi dan dari segi ketatalembagaan.

b. Komunikasi ke bawah. Dilihat dari personifikasinya, komunikasi ke bawah dalah komunikasi yang berlangsung dari pimpinan kepada bawahan. Dilihat dari segi ketatalembagaan, komunikasi ke bawah dalah komunikasi yang berlangsung dari satuan organisasi yang lebih tinggi kepada satuan organisasi yang ada di bawahnya. Jadi komunikasi ke bawah mengalir dari pimpinan kepada bawahan, dari tingkat manajemen puncak ke manajemen menengah, ke manajemen tingkat bawah terus megalir kepada para pekerja, melalui saluran hierarki.

c. Komunikasi horizontal. Komunikasi horizontal adalah komunikasi antara pimpinan atau pejabat yang setingkat dalam suatu organisasi. Sedangkan secara ketatalembagaan, komunikasi horizontal adalah komunikasi antar satuan organisasi yang setingkat dalam suatu organisasi. Misalnya Biro Hukum dengan Biro Kepegawaian, dsb.

d. Komunikasi satu arah adalh komunikasi yang tidak mendapat respon dari pihak penerima informasi (komunikan). Komunikan sengaja tidak member tanggapan karena suatu hal, atau komunikator memang sengaja tidka member kesempatan kepada komunikan untuk memberikan tanggapan. Contohnya dalam organisasi adalah komando atau perintah dari pimpinan yang pelaksanaannya dilakukan oleh pekerja. Komunikasi satu arah ini bersifat top down, cepat dan efisien, tetapi tidak memberikan kepuasan bagi komunikan, karena ada kesan otoriter dalam komunikasi ini.

e. Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang berlangsung secara timbal balik, dimana komunikator mendapat respon dari pihak komunikan sehingga muncul saling pengertian di antara kedua belah pihak. Komunikasi dua arah meskipun berlangsung lambat namun dapat mengindari terjadinya kesalahpahaman sehingga dapat menciptakan situasi kerja yang akrab, penuh kekeluargaan dan demokratis.

3. Menurut lawannya dapat dibedakan menjadi:

a. Komunikasi satu lawan satu adalah komunikasi antar-pribadi. Komunikasi ini dapat terjadi antara seorang pimpinan dengan bawahan, antara seorang pimpinan dengan pimpinan yang setingkat, dsb.

(17)

c. Komunikasi banyak lawan satu adalah komunikasi kelompok dengan seseorang dalam suatu organisasi. d. Komunikasi kelompok lawan kelompok adalah komunikasi antara sekelompok pegawai atau karyawan

dengan sekelompok pegawai atau karyawan yang lain. Komunikasi ini biasanya dalam rangka mendapatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kerja antar unit, antar stuan kerja dalam organisasi. Saluran media komunikasi yang dipergunakan bisa dalam bentuk rapat, lokakarya,dsb.

4. Menurut keresmiannya, dibedakan menjadi:

a. Komuniaksi formal adalah komunikasi yang terjadi di antara para anggota organisasi yang secara tegas diatur dan telah ditentukan dalam struktur organisasi. Komunikasi formal berkaitan erat dengan proses penyelenggaraan kerja dan bersumber dari perintah-perintah resmi, sehingga komunikasi formal mempunyai sanksi resmi. saluran media komunikasi yang dipergunakan bermacam-macam, yaitu perintah (lisan maupun tertulis), laporan, rapat, konferensi, saran, keluhan, surat tugas, dsb.

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon normal terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan

c. Mahasiswa dan Lulusan: 1) Secara kuantitatif, jumlah mahasiswa baru yang diterima Prodi PAI relatif stabil dan di atas rata-rata dibandingkan dengan jumlah

Alat itu digunakan pada proses terakhir yaitu pada proses pengaduk telur omlet, dimana alat tersebut bekerja menggunakan sumber daya dari motor listrik yang menggerakkan

Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo ) Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo ) LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK POS

Menyatakan Pasal 15 beserta lampiran huruf a Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 itu tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dengan segala akibat hukumnya, sepanjang tidak

Dekomposisi serasah memainkan peran yang sangat penting dalam kesuburan tanah, seperti regenerasi dan keseimbangan nutrisi dari senyawa organik yang ada di

Pustakawan dan Guru Pustakawan Perpustakaan Sekolah harus dapat memahami secara baik apa yang menjadi tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan pada Sekolah Dasar, Sekolah