• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE TOKEN EKONOMI DALAM MEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN METODE TOKEN EKONOMI DALAM MEN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MK MODIFIKASI PERILAKU

“PENERAPAN METODE TOKEN EKONOMI DALAM

MENINGKATKAN PERILAKU MEMBUANG SAMPAH DI TEMPAT SAMPAH PADA SISWA TK PWRI SAWAHAN – SURABAYA”

Disusun o leh :

Eduardo Saratoga 111111145

Ana Zubaidah 111211131026

Lela Trisdiana 111211131041

Meylissa One P. 111211131151

Fathu Rohmi M. 111211131160

Purani Galih R. 111211132011

Siti Zainab Budianti 111211133003

Rossyalita Bunga A. 111211133067

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

▸ Baca selengkapnya: token digunakan atau diterapkan dalam topologi

(2)

BAB I PENDAHULUAN

Menanamkan sejak dini kepedulian dalam menjaga lingkungan sangatlah penting. Hal tersebut dikarenakan masih kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya sehingga banyak orang-orang yang membuang sampah sembarangan. Masalah membuang sampah merupakan suatu dilemma dimana seseorang dihadapkan dengan dua pilihan yaitu apakah ia harus membuang sampah pada tempat sampah atau tidak. Hal ini terkait dengan penalaran moral seseorang, dimana penalaran moral merupakan pertimbangan bagaimana seseorang sampai pada keputusan bahwa sesuatu itu baik atau buruk (Setiono, 2008).

Masalah membuang sampah sembarangan sangat berbahaya jika tertanam dalam diri anak-anak karena anak-anak merupakan generasi muda penerus bangsa. Dalam perkembangan manusia, anak-anak terbentuk dari apa yang ditanamkan sejak kecil. Anak-anak tentunya mempelajari hal-hal baik dan buruk dari orang dewasa atau orang tuanya. Oleh karena itu orang tua dan lingkungan berperan sangat penting untuk mengajarkan dan mencontohkan perilaku yang baik dan buruk. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku membuang sampah pada tempatnya seperti kebiasaan di rumah, lingkungan masyarakat, sekolah, guru yang kurang memberikan contoh teladan atau memperagakan dan anak itu sendiri. Pembiasaan yang dilakukan setiap hari ternyata belum dapat meningkatkan kesadaran anak. Anak belum dapat melakukan hal-hal atau perbuatan yang diharapkan untuk peduli dengan lingkungan sekitar.

(3)
(4)

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori token ekonomi

Token ekonomi adalah program modifikasi perilaku dengan menggunakan kepingan yang diberikan kepada individu setiap kali target perilaku muncul, kemudian kepingan-kepingan yang telah terkumpul dapat ditukarkan dengan hadiah (reward) idaman subjek (Soekadji, 1983). Tujuan dari token ekonomi adalah memperkuat perilaku tertentu dari individu, yang mana perilaku tersebut sangat jarang dilakukan oleh individu dan juga menurunkan perilaku yang ingin ubah. Token ekonomi dapat diterapkan di berbagai seting, misal dalam seting pendidikan, sosial, atau yang lainnya.

Poin yang diterima individu pada saat melakukan perilaku yang diinginkan disebut token. Token dipasangkan dengan penguat yang lain, sehingga token menjadi conditioned reinforcer yang memperkuat perilaku tertentu. Token diberikan kepada individu dengan langsung setelah perilaku tersebut muncul, kemudian token tersebut dikumpulkan oleh individu, dan setelah itu ditukarkan dengan backup reinforcer. Backup reinforcer diperoleh hanya dengan menukarkan sejumlah token yang telah dikumpulkan. Token hanya dapat diperoleh dengan memunculkan perilaku yang diinginkan. Pemilihan backup reinforcer didasarkan pada keberhargaan penguat bagi individu dalam lingkungan modifikasi tersebut dilakukan. Dengan penguat tersebut individu dimotivasi untuk menggunakan perilaku yang diinginkan dan meninggalkan perilaku yang tidak diinginkan. Token ekonomi memiliki beberapa komponen penting yaitu:

1. Target perilaku yang diinginkan diperkuat. 2. Token digunakan sebagai conditioned reinforcer.

(5)

5. Menghitung token-token yang akan ditukarkan menjadi backup reinforcer. 6. Waktu dan tempat untuk menukarkan token-token menjadi backup reinforcer. 2.1 Mengimplementasikan token ekonomi.

Setelah menentukan perilaku yang ingin dikuatkan dengan token ekonomi, terapis harus membuat rencana komponen-komponen dari token ekonomi secara hati-hati untuk memastikan kesuksesan program token ekonomi. Berikut penjelasan mengenai komponen token ekonomi yang harus disiapkan :

 Menjelaskna target perilaku

Langkah pertama dalam merencanakan token ekonomi adalah mengidenifikasi dan menjelaskan target perilaku yang akan diperkuat dalam program ini. Target perilaku akan bervariasi dalam token ekonomi bergantung pada orang-orang yang diperlakukan dan karakter dari lingkungan perlakuan. Kriteria dalam memilih target perilaku adalah perilaku-perilaku yang penting dalam kehidupan sosial atau bermakna untuk calon individu yang akan mendapat perlakuan. target perilaku yang telah diidentifikasi penting untuk dijelaskan dengan hati-hati. Definisi perilaku yang objektif dari target perilaku membantu untuk memastikan bahwa individu memahami perilaku apa yang diharapkan muncul dari individu.

 Mengidentifikasi item-item yang digunakan sebagai token

(6)

 Mengidentifikasi item-item lain yang juga dapat digunakan sebagai token dalam token ekonomi

Token yang dipilih tidak bisa didapatkan dari sumber yang lain. Token tidak efektif jika individu dapat memperoleh token dari sumber lain. Jadi terapis harus membuat pencegahan dalam pencurian, penggandaan, atau pemalsuan token dari sumber yang lain. Untuk mencegah hal-hal tersebut, terapis membuat tanda jumlah dari poin yang telah diperoleh pada daftar master. Cara lainnya yaitu dengan menyalin rekaman poin yang diperoleh.

 Mengidentifikasi backup reinforcer

Token hanya sebagai conditioned reinnforcer, sehingga keefektifan token ekonomi bergantung pada backup reinforcer. Maag (1999 dalam Miltenberger, 2012) mengatakan bahwa penguat yang berbeda akan memiliki efektifitas yang berbeda juga untuk orang-orang yang berbeda, sehingga backup reinforcer harus dipilih secara khusus untuk orang-orang yang mendapat perlakuan token ekonomi. Backup reinforcer adalah hal-hal yang dapat dikonsumsi seperti, makanan, mainana, atau aktifitas yang bisa menjadi penguat. Backup reinforcer hanya dapat diperoleh dengan sejumlah token. Penguat yang digunakan dalam token ekonomi adalah yang bukan merupakan kebutuhan dasar, misal kebutuhan dasar orang adalah makan, maka yang dijadikan penguat adalah bonus makan snack atau dessert.

 Memutuskan jadwal yang tepat untuk memberikan penguatan

(7)

pemberian penguat dapat menggunakan teknik seperti fixed ratio atau variabel ratio untuk mempertahankan perilaku, misal siswa akan mendapat token setiap menjawab dengan benar selama satu sesi, setelah sesi satu siswa akan mendapat token setiap menjawab benar sebanyak 5 kali, dan syarat mendapatkan token tersebut akan terus meningkat, namun peningkatan ini juga bergantung pada kemampuan individu yang akan diubah perilakunya.

 Menentukan jumlah token yang dapat ditukarkan

Backup reinforcer hanya dapat diperoleh dengan sejumlah token yang didapatkan dari perilaku yang diinginkan muncul. Setiap backup reinforcer harus mempunyai harga, atau tingkatan untuk jumlah token yang dapat ditukarkan dengan backup reinforcer, misal backup reinforcer berupa nonton TV bernilai 5 token dan backup reinforcer berupa jalan-jalan ke mall bernilai 10 token. Item-item yang lebih kecil ditukarkan dengan token yang lebih sedikit dan sebaliknya. Terapis harus menentukan jumlah maksimal token yang dapat diperoleh setiap harinya dan mengatur nilai tukar yang sesuai.

 Menentukan waktu dan tempat untuk menukarkan token

Klien menumpuk token untuk perilaku yang diinginkan dari waktu ke waktu karena mereka berpartisipasi dalam program tersebut. Secara berkala, klien diperbolehkan untuk bertukar token mereka untuk reinforcers cadangan.Untuk itu waktu dan tempat untuk pertukaran yang haruslah direncanakan terlebih dahulu.

 Memutuskan apakah menggunakan response cost

(8)

kehilangan token lebih efektif digunakan sebagai hukuman . Untuk mengimplikasikan response cost, terapis harus menentukan target perilaku yang tidak diinginkan untuk mengambil token yang telah didapat oleh individu.

 Mengatur dan melatih anggota yang lain.

Sebelum token ekonomi diimplementasikan pertama kali, anggota harus dilatih dapat menjalankan program token ekonomi dengan baik. Menulis instruksi semua komponen dari program dan melatih kemampuan dalam berperilaku saat pelaksanaan program.

2.2 Kekurangan dan kelebihan token ekonomi

Kekurangan yang mungkin terjadi dalam penggunaan token ekonomi antara lain :  Waktu dan usaha yang dilakukan untuk mengatur dan melaksanakan program.  Biaya untuk pembelian penguat-penguat / reinforcements cadangan.

 Pelatihan staff dan management. Token ekonomi akan mengalami kesulitan penerapan ketika diberikan dalam keadaan yang kompleks, rumit dan melibatkan individu dalam skala besar.

Keuntungan penggunaan token ekonomi antara lain :

 Token dapat digunakan untuk mereinforce target perilaku sesaat setelah terjadinya perilaku

 Sebuah token ekonomi sangatlah terstruktur sehingga target perilaku yang diinginkan seringkali direinforce secara lebih konsisten.

 Fungsi token sebagai penguat tidak terlalu dihiraukan pada pembentukan keadaan khusus yang memungkinkan untuk bertahan lama pada klien setiap saat karena token merupakan penguat / reinforce yang dikondisikan secara umum, penguat / reinforce dipasangkan dengan berbagai macam penguat / reinforce lain.

(9)

 Token reinforcement dapat diukur dengan mudah sehingga perilaku yang berbeda dapat menerima reinforcement yang berbeda pula, lebih besar atau lebih kecil ( token yang lebih banyak atau lebih sedikit ).

 Respon yang diiginkan akan lebih mudah dilaksanakan karena penerima telah menyimpan banyak token yang mungkin dihilangkan seluruhnya pada saat perilaku yang bermasalah sedang terjadi.

(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alasan pemilihan metode

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen time-series. Dimana peneliti memberikan perlakuan kepada subjek selama beberapa hari sehingga pengambilan data pun dilakukan sejumlah hari yang ditentukan. Kemudian peneliti akan membandingkan data pretest dan postest. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi dengan event recording sebagai teknik pencatatannya.

Peneliti menggunakan metode token ekonomi dalam memodifikasi perilaku subjek. Metode token ekonomi merupakan program modifikasi perilaku dengan menggunakan kepingan yang diberikan kepada individu setiap kali target perilaku muncul, kemudian kepingan-kepingan yang telah terkumpul dapat ditukarkan dengan hadiah (reward) idaman subjek (Soekadji, 1983). Penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shadiqi, dkk (2010) yang memprediksikann bahwa token ekonomi juga efektif digunakan dalam mengendalikan pola perilaku membuang sampah di sungai pada masyarakat pinggiran sungai Martapura. Sehingga peneliti mencoba membuktikan prediksi tersebut dengan menerapkan metode token ekonomi dalam meningkatkan perilaku membuang sampah di tempat sampah.

3.3 Alasan pemilihan subjek

(11)

membuang sampah di tempat sampah. Oleh karena itu, peneliti menerapkan penelitian ini pada siswa di TK B PWRI Sawahan, Surabaya.

3.4 Desain pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di TK PWRI dengan subjeknya adalah 50 siswa dari TK B. Pengambilan data dilakukan selama 5 kali dengan keterangan: 1 kali sebagai data baseline, 3 kali sebagai data dengan penerapan perlakuan, dan 1 kali sebagai postest. Berikut adalah rinciannya:

Pada hari pertama, tim peneliti akan melakukan observasi selama proses pembelajaran. Kemudian pada akhir pembelajaran, tim akan melakukan sosialisasi dengan siswa. Sosialisasi tersebut dilakukan di halaman sekolah. Inti dari sosialisasi tersebut adalah berkenalan dengan siswa TK B, menjelaskan tata cara pelaksanaan kegiatan, serta membagikan Nametag.

Pada hari kedua, selama + 15 menit sebelum proses pembelajaran dimulai, tim akan mengingatkan aktivitas apa yang akan dilakukan pada hari tersebut. Tim juga mengajak siswa untuk menyepakati berapa chip yang harus mereka kumpulkan pada hari tersebut. Chip yang harus mereka kumpulkan adalah rentang 3 sampai 5 chips. Chip tersebut diperoleh setiap kali siswa membuang sampah di tempat sampah. Chip yang telah diperoleh akan ditarik kembali oleh tim peneliti ketika diketahui bahwa subjek tidak membuang sampah di tempat sampah. Jika siswa telah berhasil mengumpulkan sejumlah chip yang telah disepakati, siswa dapat menukarkan chips tersebut kepada tim peneliti. Siswa berhak memilih hadiah apa yang mereka inginkan. Penukaran chip hanya berlaku pada hari itu saja.

(12)

inginkan. Penukaran chip hanya berlaku pada hari itu saja. Begitu juga untuk hari ketiga. Namun, chip yang harus mereka kumpulkan adalah rentang 5 sampai 7 chips.

Untuk melihat apakah perilaku membuang sampah di tempat sampah pada siswa TK B PWRI menetap, maka posttest perlu dilakukan. Posttest merupakan pengambilan data yang dilakukan dengan tanpa memberikan perlakuan apapun terhadap subjek yang telah memperoleh perlakuan sebelumnya. Posttest dilaksanakan pada hari Senin, 27 April 2015, yakni 3 hari setelah pemberian perlakuan. Pada posttest ini, tim peneliti akan melakukan observasi. Pada akhir sesi, + 09.00 s/d 9.30, tim peneliti akan menginformasikan kepada siswa mengenai siapa yang telah terpilih sebagai ‘Duta Lingkungan’. Setelah itu, tim peneliti berpamitan dan penelitian berakhir.

3.5 Penjelasan A-B-C

Dalam pelaksanaan modifikasi perilaku ini yang merupakan anteseden adalah kegiatan siswa saat di kelas dan di halaman. Siswa yang sebelumnya sedang dalam proses mengajar belajar dan sedang istirahat menjadi alasan perilaku. Dalam proses belajar siswa di TK tersebut, sering menggunakan bahan-bahan dan materi nyata, mengakibatkan banyak serpihan materi atau sampah-sampah kecil yang menjadi sampah di dalam kelas. Siswa kelas B taman kanak-kanak disini diajarkan mengenai lingkungan dan diinstruksikan untuk membuang sampah pada tempatnya. Baik sampahnya yang berada di sekitar tempat duduknya maupun sampah di tempat lain. Siswa diajarkan untuk bersih terhadap lingkungannya. Sehingga, instruksi yang diberikan ini menjadi salah satu bentuk intervensi yang diberikan kepada siswa kelas B.

Kemudian, dengan anak-anak memahami pentingnya kebersihan dan memahami instruksi, maka anak membuang sampah pada tempatnya. Perilaku membuang sampah pada tempatnya ini merupakan behavior. Nantinya, perilaku ini akan diperkuat dengan memberikan pujian atas sikapnya membuang sampah pada tempatnya, juga mendapat token yang dapat ditukar dengan hadiah., sehingga perilaku anak akan menetap dan bertahan. Di akhir hari pemberian perilaku aka nada pemilihan siswa sadar lingkungan di depan kelas.

(13)
(14)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil perolehan data Pretest (Senin, 20 April 2015)

Observer tidak di tempat sampahMembuang sampah Membuang sampah ditempat sampah I (Rossallyta B. A) 20 perilaku 10 perilaku

II (Ana Zubaidah) 18 perilaku 6 perilaku III(Siti Zainab B.) 13 perilaku 12 perilaku

Jumlah 51 28

Rata-rata kemunculan 1,13 0,6

Data diatas merupakan data pretest sebelum perlakuan diberikan kepada subjek. Pelaksanaan pretest dilakukan pada hari senin, 20 april 2015 dari jam 7.00 s/d 9.30. Terdapat perbedaan yang signifikan antara frekuensi perilaku membuang sampah di tempat sampah sebanyak 28 dengan frekuensi perilaku tidak membuang sampah di tempat sampah sebanyak 51. Data menunjukkan bahwa rata-rata perilaku membuang sampah tidak di tempat sampah lebih tinggi, sebanyak 1,13 dibandingkan perilaku membuang sampah di tempat sampah, yakni sebanyak 0,6.

Test hari ke-1 (Selasa, 21 April 2015) Observer 1: Rossallyta Bunga Asmara Observer 2: Purani Galih Rutinata

Kelas B1 Jumlah perilaku yang muncul: 27

No Nama Lengkap Panggilan

1 Astrit Firdiana P Astrit 2 3

Perilaku

4 Anya Aurelia Anya 5 3

5 Az-Zahra M. K Zahra 0 3

(15)

Perilaku

13 Isabela Regina P Isabela 2 3

14 M. Ircham J Anto 1 3

15 M. Arif S Arif 3 3

16 Nindhi R. H Nindhi 0 3

17 Rafael Alvino R Rafael 0 3

18 Reivina Z Reivina 0 3

19 Ryan Adi P Ryan 1 3

20 Siti Sarah N. K Sarah 4 3

21 Wahyu Adi N Wahyu 1 3

22 Yanuar Yoga P Yoga 3 3

23 Shera Ivana T Shera 0 3

Kelas B2 Jumlah perilaku yang muncul: 24

1 Aisyah A Aisyah 1 3

(16)

Data diatas merupakan data hari pertama penerapan token ekonomi. Siswa diberikan chip setiap kali mereka membuang sampah di tempat sampah. Pada hari pertama, siswa harus mengumpulkan 3 chip. Observasi dilakukan selama jam sekolah subjek, yaitu jam 7.00 hingga 9.30. Data menunjukkan bahwa perilaku membuang sampah pada tempat sampah muncul dengan frekuensi total sebanyak 51 dan terdapat 6 siswa yang berhasil memenuhi target capaian yakni mengumpulkan minimal 3 chip. Maka, rata-rata kemunculan perilaku adalah 1,13. Artinya, pada hari pertama rata-rata siswa membuang sampah di tempat sampah satu kali.

Test hari ke-2 (Rabu, 22 April 2015) Observer 1: Fathu Rohmi Mashula Observer 2: Siti Zainab

Kelas B1 Jumlah perilaku yang muncul: 78

No Nama Lengkap Panggilan

1 Astrit Firdiana P Astrit 1 5

Perilaku

4 Anya Aurelia Anya 4 5

5 Az-Zahra M. K Zahra 0 5

13 Isabela Regina P Isabela 3 5

14 M. Ircham J Anto 0 5

15 M. Arif S Arif 6 5

16 Nindhi R. H Nindhi 2 5

17 Rafael Alvino R Rafael 0 5

18 Reivina Z Reivina 0 5

19 Ryan Adi P Ryan 6 5

(17)

21 Wahyu Adi N Wahyu 5 5

22 Yanuar Yoga P Yoga 5 5

23 Shera Ivana T Shera 2 5

Kelas B2 Jumlah perilaku yang muncul: 74

1 Aisyah A Aisyah 3 5

Akumulasi perilaku yang muncul di Kelas B1 + B2 152

(18)

Test hari ke-3 (Kamis, 23 April 2015) Observer 1: Edoardo Saratoga

Observer 2: Meylysa One P

Kelas B1 Jumlah perilaku yang muncul: 111

No Nama Lengkap Panggilan

1 Astrit Firdiana P Astrit 1 7

Perilaku

4 Anya Aurelia Anya 0 7

5 Az-Zahra M. K Zahra 0 7

13 Isabela Regina P Isabela 6 7

14 M. Ircham J Anto 6 7

15 M. Arif S Arif 3 7

16 Nindhi R. H Nindhi 8 7

17 Rafael Alvino R Rafael 7 7

18 Reivina Z Reivina 2 7

19 Ryan Adi P Ryan 12 7

20 Siti Sarah N. K Sarah 6 7

21 Wahyu Adi N Wahyu 6 7

22 Yanuar Yoga P Yoga 7 7

23 Shera Ivana T Shera 0 7

Kelas B2 Jumlah perilaku yang muncul: 100

(19)

9 Friska Dewi R Friska 11 7

Akumulasi perilaku yang muncul di Kelas B1 + B2 211

Pada hari ketiga, subjek diberikan tawaran untuk berapa chip yang harus dikumpulkan. Kemudian, dengan kesepakatan antara subjek dan tim peneliti, pada hari tersebut subjek harus mengumpulkan minimal 7 chip. Data diatas menunjukkan bahwa kemunculan perilaku membuang sampah pada tempat sampah mencapai frekuensi total sebanyak 211 dengan 13 subjek yang berhasil memenuhi target capaian untuk mengumpulkan minimal 7 chip. Maka, rata-rata kemunculan perilaku pada hari ketiga adalah 4,9. Artinya, rata-rata subjek menunjukkan perilaku membuang sampah di tempat sampah sebanyak 4-5 kali.

Postest (Senin, 27 April 2015)

Observer Membuang sampah tidak di tempat sampah

Membuang sampah di tempat sampah

I (Edoardo Saratoga) 0 10 perilaku

II (Ana Zubaidah) 0 9 perilaku

Jumlah 0 19

Rata-Rata kemunculan 0 0,42

(20)

Dengan begitu, peneliti memperoleh gambaran hasil dari penerapan metode token ekonomi pada perilaku membuang sampah di tempat sampah pada siswa TK B PWRI Sawahan, Surabaya.

Data pretest menunjukkan bahwa kemunculan perilaku membuang sampah tidak di tempat sampah adalah sebesar 1,13 dan perilaku membuang sampah di tempat sampah adalah sebesar 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku membuang sampah di tempat sampah pada siswa TK B PWRI Sawahan, Surabaya belum cukup tinggi. Hal ini didukung oleh pernyataan guru sekolah yang mengungkapkan bahwa sebagian dari mereka membuang sampah di tempat sampah setelah disuruh oleh guru. Ketika ada sampah di dekat mereka, mereka belum memiliki inisiatif untuk membuangnya meskipun bukan sampah miliknya.

(21)

yang merupakan backup reinforcer. Data menunjukkan bahwa rata-rata kemunculan perilaku membuang sampah di tempat sampah adalah sebesar 1,13. Data ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perilaku membuang sampah di tempat sampah pada penerapan hari pertama.

Pada hari kedua, chip yang harus dikumpulkan adalah 5. Artinya mereka harus memunculkan perilaku membuang sampah di tempat sampah sebanyak 5 kali untuk memperoleh 5 chip yang kemudian ditukarkan dengan Yakult yang merupakan backup reinforcer. Data menunjukkan bahwa rata-rata kemunculan perilaku membuang sampah di tempat sampah adalah sebesar 3,37. Data ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perilaku membuang sampah di tempat sampah pada penerapan hari kedua dibandingkan hari pertama.

Pada hari ketiga, chip yang harus dikumpulkan adalah minimal 7. Artinya mereka harus memunculkan perilaku membuang sampah di tempat sampah minimal 7 kali untuk memperoleh 7 chip yang kemudian ditukarkan dengan pensil yang merupakan backup reinforcer. Data menunjukkan bahwa rata-rata kemunculan perilaku membuang sampah di tempat sampah adalah sebesar 4,9. Data ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perilaku membuang sampah di tempat sampah pada penerapan hari ketiga dibandingkan hari kedua.

Sementara itu hasil postest menunjukkan bahwa kemunculan perilaku membuang sampah di tempat sampah adalah 0,42. Dibandingkan dengan hasil pretest yang sebesar 0,6 rata-rata kemunculan perilaku pada postest mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena selama pembelajaran tidak ada aktivitas yang memungkinkan untuk membuang sampah dan waktu istirahat mereka hanya berkisar 7 – 10 menit dari yang seharusnya yaitu 15 menit. Meskipun perilaku membuang sampah di tempat sampah itu menurun pada postest, namun kualitas dari 0,42 tetap lebih tinggi dibanding 0,6. Hal ini telah disepakati berdasarkan pertimbangan dari perilaku membuang sampah tidak di tempat sampah yang tidak muncul.

(22)

BAB V

PENUTUP

5.1 Evaluasi

Pelaksanaan dari penerapan rancangan modifikasi perilaku yang telah kami buat dapat dinyatakan berjalan cukup baik dan berhasil. Hal ini dikarenakan respon dari siswa-siswa TK kelas B cukup antusias ketika pelaksanaa kegiatan rancangan modifikasi dimulai. Terlihat pada saat hari pertama diterapkan, tidak terdapat siswa yang membuang sampah sembarangan. Siswa sudah langsung mengerti bahwa sampah seharusnya di buang di tempat sampah. Sama halnya seperti hari kedua, kelas siswa semakin bersih. Tidak ada sampah jajan maupun makanan di dalam kelas karena sudah di buang di temapt sampah. Apabila terdapat teman yang menghasilkan sampah, maka siswa mengingatkan temannya untuk membuang pada tempat sampah.

Hanya saja, kami tidak dapat menggeneralisasikan bahwa metode yang telah kami rancang berjalan sangat efektif. Hal ini dikarenakan, kami hanya menggunakan sampel satu sekolah di Surabaya. Kemudian, kurangnya hari untuk menerapkan metode ini juga berpengaruh karena kami hanya menggunakan waktu 3 hari untuk melakukan metode ini di sekolah. Maka dari itu, untuk penelitian selanjutnya lebih baik dilakukan dalam waktu yang cukup lama dan dilakukan di beberapa sekolah di Surabaya agar terbukti keefektifitasannya.

5.2 Kesimpulan

(23)

B sekolah PWRI. Sehingga dengan meningkatnya perilaku membuang sampah pada tempat sampah, siswa TK PWRI kelas B diharapkan mampu menjaga kebersihan lingkungan kelas dan sekolahnya dan menciptakan lingkungan bersih.

5.3 Saran

(24)

Daftar Pustaka

Asril, N.M., Ni, Luh.P.,& Desak, P.P. (2014). Penerapan Teknik Token Economy Berbantuan Media Kartu Pasangan Dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Usia Dini. E-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Vol 2 No 1

Boniecki, Kurt dan Stacy Moore. (2003). Breaking the Silence: Using a Token Economy to Reinforce Classroom Participation. Teaching Of Psychology, vol. 30, no. 3.

http://apadiv2.org/ebooks/tips2011/I-12- 03Boniecki2003.pdf. (28 april 2012) Miltenberger, R.G. (2012). Behavior modification: principle and procedur, fifth edition.

Belmont. Wadsworth.

Mulyani, R.R. (2013). Penerapan Token Economy untuk Meningkatkan Atensi dalam Mengerjakan Tugas Pada Anak ADHD. Jurnal SAINS dan Praktik Psikologi. Vol 1(I), 37-47

Nurmawati,Eka Indah. (2013). Penerapan Metode Modifikasi Perilaku Token Economy

untuk Mengurangi Conduct Disorder. Tersedia pada:

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/pskip/article/viewFile/1373/1467. Diakses pada tanggal 28 April 2015.

Shadiqi, dkk (2010). Token economy dalam modifikasi perilaku membuang sampah ke sungai pada masyarakat pinggiran sungai Martapura. Banjarbaru. Universitas Lambung Mangkurat

Setiono, Kusdwiratri. (2008). Psikologi Perkembangan, Kajian Teori Piaget,Selman, Kohlberg, dan Aplikasi Riset. Widya Padjadjaran.

(25)

Disusun o leh :

Eduardo Saratoga 111111145

Ana Zubaidah 111211131026

Lela Trisdiana 111211131041

Meylissa One P. 111211131151

Fathu Rohmi M. 111211131160

Purani Galih R. 111211132011

Siti Zainab Budianti 111211133003

Rossyalita Bunga A. 111211133067

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

PROPOSAL

PENERAPAN

MODIFIKASI

PERILAKU

(26)

INFORMED CONCENT

(Surat Pernyataan Kesediaan)

Kami mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, akan melakukan penelitian di TK PWRI kecamatan Sawahan untuk memenuhi tugas mata kuliah Modifikasi Perilaku. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode Token Ekonomi dalam meningkatkan perilaku membuang sampah di tempat sampah pada siswa TK B.

Dengan demikian, kami meminta kesediaan Bapak/ Ibu selaku pihak sekolah untuk mengizinkan kami melaksanakan penelitian ini di TK PWRI kecamatan Sawahan. Data yang kami peroleh akan dijamin kerahasiaannya dan dipertanggungjawabkan sebagai data ilmiah.

Menyetujui,

Kepala TK PWRI

Ketua Penelitian

(27)

PENERAPAN METODE TOKEN EKONOMI DALAM

MENINGKATKAN PERILAKU MEMBUANG SAMPAH DI

TEMPAT SAMPAH

Token ekonomi merupakan sebuah program modifikasi perilaku dengan menggunakan kepingan yang diberikan kepada individu setiap kali target perilaku muncul, kemudian kepingan-kepingan yang telah terkumpul dapat ditukarkan dengan hadiah (reward) idaman subjek (Soekadji, 1983). Telah banyak penelitian yang meneliti tentang efektivitas metode token sampah di tempat sampah. Sehingga, indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah: (1) setelah makan atau melakukan hal yang menghasilkan sampah, siswa membuang sampah di tempat sampah, (2) siswa menemukan sampah, kemudian membuang sampah di tempat sampah, (3) siswa melakukan hal tersebut tidak dalam arahan, perintah dan paksaan dari orang lain.

Berikut adalah jadwal pelaksanaan kegiatan:

Hari

pelaksanaan Waktu Rencana kegiatan Checklist

Kamis, 16 April

2015 11.25 s/d 12.10 Survei tempat pengambilan data Senin, 20 April

2015 6.30 – 7.00 Tim melakukan sosialisasi dengan guru mengenai teknis pelaksanaan

Yang harus ada:

Surat izin, Jadwal kegiatan, kontrak dan desain kegiatan.

7.00 – 9.30 Tim melakukan observasi sebagai data awal (pretest)

Yang harus ada:

Form observasi dan ATK

9.30 – 9.45 Tim melakukan sosialisasi dengan siswa.

Yang harus ada:

(28)

diberikan pada siswa

Selasa, 21 April

2015 7.00 – 9.30 Sebelum tim melakukan pengambilan data, tim menyampaikan kembali mengenai panduan pelaksanaan kegiatan

Yang harus ada:

Form observasi, Pocker chip berwarna merah sejumlah + 200, reward (Fullo, momogi, chocolatos, richeese)

Rabu, 22 April

2015 7.00 – 9.30 Sebelum tim melakukan pengambilan data, tim menyampaikan kembali mengenai panduan pelaksanaan kegiatan

Yang harus ada:

Form observasi, Pocker chip berwarna kuning sejumlah + 300, reward (buku tulis, buku gambar A5)

Kamis, 23 April

2015 7.00 – 9.30 Sebelum tim melakukan pengambilan data, tim menyampaikan kembali mengenai panduan pelaksanaan kegiatan

Yang harus ada:

Form observasi, Pocker chip berwarna hijau sejumlah + 200, reward (Rautan, pensil dan penghapus)

7.00 – 9.15 Tim melakukan observasi sebagai data akhir (posttest)

Yang harus ada: Form observasi

9.15 – 9.30 Tim melakukan terminasi dengan siswa dan pihak sekolah

Yang harus ada:

(29)
(30)

KONTRAK UNTUK PIHAK SEKOLAH DAN ORANG TUA

Sasaran kegiatan ini adalah untuk SISWA TK B sejumlah + 50 siswa. Kegiatan ini berupa keharusan membuang sampah di tempat sampah selama di sekolah. Kegiatan ini akan dilaksanakan selama tiga hari:

Selasa, Rabu, Kamis. Sehingga selama tiga hari tersebut kami meminta kesediaan pihak sekolah untuk bekerjasama dalam beberapa hal sebagai berikut:

1. Baik pihak sekolah maupun orangtua dimohon untuk tidak

menyediakan atau membawakan sampah dari rumah dan/atau luar sekolah.

2. Baik Tim peneliti, pihak sekolah maupun orang tua dimohon untuk tidak memberikan stimulus apapun dalam bentuk instruksi atau arahan untuk siswa supaya membuang sampah. Artinya, kita

tidak diperbolehkan untuk menyuruh atau memaksa siswa untuk membuang sampah. (biarkan mereka melakukan atas kesadaran dan inisiatif mereka sendiri)

3. Pihak sekolah sebaiknya tidak membersihkan sampah, kecuali

untuk membersihkan debu, tanah, dan air. (kondisional). Sebab, Tim peneliti berharap supaya sampah berupa plastik, kertas, bekas rautan atau menghapus, serta bungkus makanan dan minuman dapat dibuang oleh siswa TK B.

(31)

KONTRAK UNTUK SISWA

Kegiatan akan dilakukan selama 3 hari. Kegiatan ini berupa keharusan membuang sampah di tempat sampah. Sampah yang boleh dibuang adalah sampah milik siswa sendiri maupun milik orang lain. Artinya, jika siswa menemukan sampah meskipun bukan miliknya, siswa diperbolehkan untuk membuang sampah tersebut di tempat sampah.

Siswa perlu mengetahui bahwa setiap kali siswa membuang sampah (dengan jumlah satu atau lebih) di tempat sampah, berhak memperoleh satu chip berupa gerbong kereta Thomas. Apabila pada hari pertama, siswa dapat mengumpulkan 3 sampai 5 chip (sesuai kesepakatan pada hari itu) maka siswa berhak menukarkan chips tersebut kepada tim peneliti untuk memperoleh hadiah (sesuai pilihan siswa).

Pada hari kedua, apabila siswa dapat mengumpulkan 4 sampai 6 chip

(sesuai kesepakatan pada hari itu) maka siswa berhak menukarkan

chips tersebut kepada tim peneliti untuk memperoleh hadiah pengganti (sesuai pilihan siswa).

Pada hari ketiga, apabila siswa dapat mengumpulkan 5 sampai 7 chip

(sesuai kesepakatan pada hari itu) maka siswa berhak menukarkan

chips tersebut kepada tim peneliti untuk memperoleh hadiah pengganti (sesuai pilihan siswa). kelas. Bukan dari hasil memetik.

3. Membuang sampah dapat dilakukan selama proses pembelajaran, dengan ketentuan tidak mengganggu proses belajar

4. Siswa akan memperoleh satu chip dalam setiap membuang sampah di tempat sampah.

5. Siswa boleh menyimpan chip yang belum atau telah ditukarkan dengan hadiah. Artinya, kalau siswa menghendaki untuk menyimpan chips, siswa harus menukarkan dulu.

6. Siswa hanya diperkenankan membuang sampah yang ada di lingkungan sekolah. Tidak diperkenankan membawa sampah dari rumah dan/atau luar sekolah.

(32)

Persyaratan memperoleh dan menukarkan chip

1. Setiap kali siswa membuang sampah di tempat sampah, siswa berhak memperoleh satu chip. Artinya, satu kali membuang sampah di tempat sampah, siswa akan memperoleh satu chip. 2. Siswa diperkenankan membuang sampah lebih dari satu. Namun,

jumlah chip yang diperoleh tetap dihitung berdasarkan berapa kali siswa membuang sampah di tempat sampah. Misalnya: salah satu siswa membuang 3 sampah, maka jumlah chip yang akan ia peroleh adalah 1. Bukan 3 chip. (perhatikan kembali aturan No. 2).

3. Setelah mengumpulkan sejumlah chip yang telah disepakati, siswa berhak memperoleh hadiah dengan menukarkan chip yang memiliki warna yang sama pada tim peneliti.

Gambar

Grafik penerapan token ekonomi

Referensi

Dokumen terkait

3. Hasil karya ilmiah sesuai dan memenuhi persyaratan sebagai tulisan ilmiah. Mahasiswa adalah pihak yang menempuh skripsi dan akan melakukan proses pembimbingan. Dosen Pembimbing

Langkah-langkah konkrit pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Melakukan studi pustaka dengan membaca literatur yang berkaitan dengan keterampilan

7.. nara sumber, yaitu: siswa, guru dan kepala sekolah; 2) Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktifitas pembelajaran PKn dan aktifitas lain yang berkaitan; 3)

Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang l engket pada piringan, juga membantu

Setelah dilakukan analisa penyebab kecelakaan tersebut adalah pekerja tidak mematuhi prosedur penggantian benang pada mesin hiraoka, yang seharusnya mematikan mesin dulu,

Gambar 11 menunjukkan bahwa dari sampel nomor 71 sampai 80 yang berasal dari Kecamatan Medan Baru, ternyata tidak ditemukan satu pun sampel yang positif mengandung virus

Hemodialisis adalah proses yang digunakan pada pasien dalam keadaan kronis dan memerlukan terapi dialysis jangka pendek atau pasien dengan penyakit.. ginjal stadium akhir

Workshop ini dilaksanakan untuk memberikan gambaran secara umum tentang manfaat dari lidi sehingga dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat, dengan mendatangkan nara