• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL SKRIPSI STUDI SUMUR RESAPAN PAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL SKRIPSI STUDI SUMUR RESAPAN PAD"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

STUDI SUMUR RESAPAN PADA DRAINASE JALAN DALAM UPAYA PELESTARIAN KESTABILAN AIR TANAH DI WILAYAH 15A IRING MULYO METRO TIMUR KOTA METRO

OLEH

MUHAMAD DESMAWAN NPM. 10510496

FAKULTAS TEKNIK

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah tuhan semesta alam yang maha pengasih lagi maha penyayang, puji syukur penulis penjatkan atas rahmat-Nya dan atas segala karunia-Nya, yang karena semua nikmat yang Dia berikan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan proposal skripsi ini. Dan juga shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW, yang atas perjuangannyalah sehingga penyusun mengenal agama sempurna, agama yang mengajarkan keseimbangan, agama yang begitu indah, adil, bukan agama yang mengadili.

Penulisan Proposal Skripsi ini adalah salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk penulisan skripsi, adapun judul dari proposal skripsi ini adalah Studi sumur resapan pada drainase jalan dalam upaya pelestarian kestabilan air tanah di wilayah 15A Iring Mulyo Metro Timur Kota Metro.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada rektor Universitas Muhammadiyah Metro selaku pembimbing I dan Dekan serta Kajur dan dewan dosen selaku Pembimbing II yang senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan. Serta kepada ayah dan bunda serta kerabat dan sahabat yang selalu memberikan do’a dan dukungan dalam menyelesaikan studi.

Kritik dan saran penulis harapkan guna perbaikan proposal skripsi ini. Dan hanya kepada Allah SWT penulis memohon taufik dan hidayah-Nya. Akhirnya semoga apa yang penulis buat ini bermanfaat, Aammiin.

Metro, 04 Mei 2012 Penulis

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi manusia dan mahkluk hidup lainnya (Danang Endarto. 2009). Kebutuhan terhadap sumber daya air tidak akan bisa digantikan oleh sumber daya alam lainnya. Semisal bagi manusia dalam setiap perjalanan hidupnya dari zaman Nabi Adam hingga saat ini menunjukkan dengan jelas bahwa peran air seperti untuk mandi, minum tidak akan pernah bisa digantikan oleh yang lain, begitupun pula pada hewan. Hal ini menunjukkan peran air yang sangatlah vital bagi kita sebagai makhluk hidup.

Air tanah yang dikeluarkan dari dalam bumi pada dasarnya sama saja dengan pengeluaran bahan/material berharga yang lain seperti : mineral, emas, batu bara, minyak atau gas. Air biasanya mempunyai batasan yang istimewa, yaitu sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Tetapi jika ditinjau secara qualitas air termasuk ke dalam sumber daya alam yang mudah tercemar. Hal ini yang mengakibatkan jumlah volume air yang dapat dimanfaatkan manusia semakin sedikit. Sehingga pemikiran awal bahwa air merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui ini perlu kiranya untuk dikoreksi. Karena sebenarnya anggapan ini hanya dapat berlaku jika terdapat keseimbangan diantara imbuhan air dengan exploitasi didalam kawasan tangkapan/tadahan air.

(4)

khususnya alih fungsi lahan kehutanan. Pada tahun 2011, jumlah lahan kritis semakin meningkat dengan bertambahnya pengalihan fungsi lahan hutan menjadi lahan pemukiman sehingga penutupan lahan berkurang dan hutan gundul (Anonim. 2007). Proses pembangunan kawasan perkotaan dan perumahan sungguh merupakan hal yang kontradiksi jika ditinjau dari ketersediaan air tanah dan peningkatan puncak limpasan air permukaan. Perubahan ini disebabkan oleh terjadinya penurunan imbuhan air tanah dan pertambahan pengeluaran air dari dalam tanah, sehingga mengganggu keseimbangan sistem hidrologi air bawah permukaan, dan menghasilkan penurunan paras air tanah.

Dinegara yang telah maju, peningkatan kuantitas penduduk tidak mengganggu ketersediaan air tanah, hal ini disebabkan oleh beralihnya atau ditinggalkannya sumur-sumur individu dan ditukar atau berganti kepada sumur umum dalam yang disediakan oleh instansi tertentu seperti PDAM atau semacamnya yang merupakan bagian dari pemerintah local setempat. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi yang terjadi di Indonesia, karena kecenderungan apabila jumlah penduduk makin bertambah, maka jumlah sumur-sumur yang dibuat oleh individu pun makin banyak.

(5)

membantu memecahkan masalah sistem ini dengan mengantisipasi tingkat pemulihan lahan kritis yang memerlukan waktu relatif panjang selama 25 tahun (Marbun. 2008) dan keadaan iklim indonesia yang terletak di iklim tropika dimana tiap tahun terjadi musim kemarau dan musim hujan dengan curah hujan tiap tahun sebesar 100-340 mm sehingga banjir akan terus terjadi tiap tahun (Atmakusuma. 2009).

Banyak manfaat apabila air tanah di lingkungan kita melimpah. Persediaan air tanah kita juga akan melimpah, sehingga pada waktu musim kemarau manusia tidak perlu khawatir akan kekurangan pasokan air. Dengan cara membuat sumur resapan dapat banyak mengambil banyak keuntungan. Sekarang tinggal bagaimana manusia mengambil langkah untuk dapat selalu dapat menikmati air yang merupakan kebutuhan pokok manusia.

Menurut Departemen Kehutanan (1995), manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain: (1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi; (2) mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.

(6)

(Pasaribu. 1999). Dimana hal tersebut tidak bisa dilakukan hanya sekedar dengan memanfaatkan Drainase. Sebagaimana yang disebutkan oleh Dr. Ir. Suripin, M. Eng. (2004; 7) Drainase adalah suatu sistem mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penanggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Atau secara seerhana penulis sebut bahwa drainase merupakan jalan utama bagi air (air limpasan).

Oleh karena itu, pembuatan sumur resapan perlu dilakukan terutama pada pembangunan gedung, perumahan maupun pertokoan. Manfaat yang dirasakan dari sumur resapan bisa menjadi budaya Indonesia.

Pada umumnya masyarakat Metro dalam pemenuhan kebutuhan air bersih masih bersumber pada sumur dangkal, sumur pompa biasa, dan pompa listrik. Sedangkan pemenuhan kebutuhan air bersih oleh PDAM yaitu PDAM Way Irang pada tahun 2001 sebesar 29% dari jumlah penduduk Kota Metro, dan itupun hanya berpusat pada wilayah pusat kota metro.

Tabel 1.1. Data Kebutuhan Air Bersih di Kota Metro (Dinas PU Metro: 2005) Jumlah

(7)

Sedangkan untuk Wilayah 15A Iring Mulyo Metro Timur kebutuhan akan air bersih ditopang oleh adanya sumur dangkal yaitu berkisar 75% dari total kebutuhan warga. Wilayah 15A Iring Mulyo Kota Metro ini merupakan lokasi pusat pendidikan di Kota Metro. Hal ini menjadikan lokasi tersebut sebagai wilayah yang padat huni dikarnakan banyaknya pelajar dan mahasiswa yang berasal dari luar wilayah metro. Sehingga dapat dipastikan di wilayah ini khususnya lokasi-lokasi asrama maupun kos-kosan menjadi begitu tinggi.

Banyaknya pembangunan konstruksi pendukung pendidikan serta meningkatnya jumlah bangunan tinggal yang mengubah fungsi lahan perkebunan menjadikan volume air limpasan permukaan meningkat sedangkan volume pengeluaran air tanah semakin tinggi akibat wilayah tersebut merupakan wilayah padat huni. Maka, dapat dipastikan volume air tanah semakin menurun, kejadian seperti ini bukan hanya terdapat di satu wilayah di Indonesia sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Syampadzi Nurroh diwilayah Jakarta Barat yang menyimpulkan:

(8)

terhadap sistem hidrologi dan aplikasinya terhadap pemukiman

di jakarta barat. 2009)

Sehingga, hal ini menjadi hal yang menarik bagi penulis untuk melakukan penelitian mengenai Sumur Resapan pada Drainase jalan di wilayah 15A Iring Mulyo Metro Timur Kota Metro sebagai upaya pelestarian Sumber Daya Air. Penempatan sumur resapan pada drainase diambil mengingat fungsi drainase sebagai jalan utama bagi air limpasan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengaruh sumur resapan pada drainase jalan terhadap kelestarian air?; 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kestabilan air tanah?;

3. Dimana lokasi yang tepat untuk sumur resapan di wilayah 15A Iring mulyo Metro Timur ?;

4. Bagaimana desain sumur Resapan yang ideal bagi wilayah metro khususnya wilayah 15A Iring Mulyo Metro Timur ?;

5. Berapa jumlah sumur resapan yang tepat untuk setiap meter persegi wilayah yang mengalami alih fungsi diwilayah 15A Iring Mulyo Metro Timur?.

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diketahuinya pengaruh sumur resapan terhadap qualitas sumur resapan. 2. Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan air tanah di

wilayah 15A Iring Mulyo Metro timur.

(9)

4. Diketahuinya hubungan antara luas wilayah yang mengalami alih fungsi dengan jumlah sumur resapan.

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berguna sebagai pengembangan khasanah ilmu pengetahuan. Terutama yang berkaitan dengan teknik sipil.

2. Berguna sebagai solusi dari permasalahan masyarakat Kota Metro terhadap ketersediaan Air bersih yang terganggu oleh upaya pembangunan kota dan kawasan pemukiman khususnya di wilayah 15A Iring Mulyo Metro timur Kota Metro.

5. Memperkenalkan teknologi sumur resapan terhadap masyarakat yang akhirnya mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan Sumber Daya Air.

6. Untuk Meningkatkan kualitas dan kuantitas air tanah di wilayah 15A Iring Mulyo Metro timur Kota Metro yaitu dalam upaya memberikan salah satu solusi dalam pelestarian Sumber Daya Air tanah.

7. Berguna bagi penulis sebagai seorang calon Sarjana Teknik Sipil yang tentunya akan berhadapan dengan pembangunan infrastruktur didalam masyarakat. Bahwa pembangunan infrastruktur-infrastruktur harus tetap memikirkan upaya menjaga kestabilan dari Sumber Daya Alam.

E. Ruang Lingkup

(10)

dan qualitas air tanah di wilayah 15A Iring Multo Kota Metro yang terlihat berkurang. Penelitian dilakukan dengan cara pelaksanaan survey dan pembuatan solusi dari permasalahan air tanah yaitu dengan pembuatan sumur resapan pada drainase jalan.

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

Penulis mengasumsikan bahwa konstruksi bangunan diwilayah metro tidak memberikan celah pada tanah sebagai jalan masuknya air kedalam tanah dan diasumsikan drainase air dari pemukiman berpusat pada drainase jalan. Sehingga penulis membatasi penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Perhitungan jumlah volume air limpasan hanya akibat bangunan konstruksi. Yaitu berupa bangunan sekolah, pemukiman, perkantoran, dan jalan di wilayah 15A Iring Mulyo Metro timur Kota Metro.

(11)

BAB II

STUDI PUSTAKA

A. UMUM

Siklus hidrologi adalah proses perputaran air, dari air menguap menjadi awan, dan apabila sudah mencapai titik jenuh awan tersebut akan jatuh dalam bentuk air hujan begitu seterusnya (Danang Endarto, Geografi 1:2009, Hal 159). Dalam siklus hidrologi air mengalami perubahan bentuk. Berbagai perubahan bentuk air dalam siklus hidrologi diuraikan sebagai berikut.

1. Proses penguapan air permukaan, seperti air laut, sungai, danau, sawah, dan air yang terkandung dalam tumbuhan menguap karena terkena sinar matahari. Proses penguapan tersebut disebut dengan evaporasi, di mana dalam proses ini terjadi perubahan bentuk air dari cair menjadi uap air atau awan.

2. Uap air dari hasil penguapan pada ketinggian tertentu berubah menjadi awan dan ada yang terbawa angin naik ke pegunungan, karena pengaruh udara dingin air berubah menjadi awan. Dalam proses ini terjadi perubahan bentuk air dari cair menjadi gas (uap) dan berubah lagi menjadi embun bahkan menjadi kristal-kristal es (benda padat).

(12)

tanah. Air yang berada di permukaan tanah akan menguap lagi menjadi uap air dan awan, kemudian

4. Turun menjadi hujan, begitu seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar siklus hidrologi berikut ini.

Gambar 2.1 :Siklus Hidrologi (Sumber: Danang Endarto, Geografi 1 untuk SMA, 2009:160)

Dari gambar dan penjelasan siklus hidrologi diatas dapat disimpulkan bahwa bertambahnya jumlah bangunan beton yang ada dipermukaan bumi membuat keadaan air tanah tidak seimbang antara pengeluaran dan pemasukan sedangkan jumlah air limpasan di permukaan tanah akan semakin meningkat. Hal tersebut yang akhirnya membuat banjir menjadi tradisi disetiap tahunnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah lalu yang dilakukan oleh Syampadzi Nurroh diwilayah Jakarta Barat yang menyimpulkan:

(13)

tangkapan air. Akan tetapi partisipasi masyarakat terhadap pembuatan sumur resapan dirumah sendiri belum antusias walaupun manfaat dari sumur resapan efektif untuk pencegahan banjir dan membantu ketersediaan air pada musim kemarau. Sehingga dengan kegiatan ini masyarakat dapat merasakan secara langsung manfaat dari sumur resapan dan menjadikan sumur resapan sebagai budaya keluarga Indonesia”. (Syampadzi Nurroh. Pengaruh sumur resapan terhadap sistem hidrologi dan aplikasinya terhadap pemukiman

di jakarta barat: 2009)

Sumur resapan secara istilah memiliki pengertian yaitu sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. Susmur resapan merupakan kebalikan dari sumur air minum. Sumur resapan berfungsi memasukkan air kedalam tanah, sedangkan sumur air minum berfungsi untuk menaikkan air tanah ke permukaan (Kusnaedi, Sumur Resapan, Penebar Swadaya: 2011. Hal 6)

Sedangkan drainase adalah suatu sistem mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air (Dr. Ir. Suripin, M. Eng: 2004). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

(14)

pengertian sumur resapan pada drainase jalan adalah mengalirkan, membuang, atau mengalihkan air kedalam permukaan tanah sehingga mampu menstabilkan keadaan air tanah.

B. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan sumur resapan.

Dalam perencanaan pembuatan sumur resapan perlu dipertimbangkan faktor iklim, kondisi air tanah, kondisi tanah, tata guna lahan, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

1. Faktor Iklim

Iklim merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan sumur resapan. Faktor yang perlu mendapat perhatian adalah besarnya curah hujan. Semakin besar curah hujan disuatu wilayah berarti semakin besar atau banyak sumur resapan yang diperlukan. Besarnya curah hujan dapat dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu curah hujan rendah (<1.500 mm/tahun), curah hujan sedang (1.500-2.500 mm/tahun), dan curah hujan tinggi (>2.500 mm/tahun) (Kusnaedi, Sumur Resapan, Penebar Swadaya: 2011. Hal 21). Dan pada wilayah 15A Iring mulyo Kota metro memiliki intensitas curah hujan 2.264-2.868 mm (BPS Metro, Metro In Figure: 2011).

2. Kondisi air tanah

(15)

sumur resapan ini kurang efektif dan tidak akan berfungsi dengan baik terutama pada daerah rawa dan pasang surut.

Tabel 2.1 Jumlah sumur resapan yang harus dibuat berdasarkan kondisi permeabilitas dan luas bidang tanah (Kusnaedi, Sumur Resapan, Penebar Swadaya: 2011. Hal 21).

N

o Luas BidangTadah (m2)

Jumlah Sumur (buah) Permeabilitas

sedang Permeabilitasagak sedang Permeabilitascepat 80 cm 140 cm 80cm 140 cm 80 cm 140 cm Untuk kondisi air tanah diwilayah metro termasuk kedalam kategori sedang dikarnakan bukan merupakan daerah rawa dan juga tidak memiliki permukaan air tanah yang dalam.

3. Kondisi Tanah

Kondisi tanah diwilayah metro bertekstur tanah lempung dan liat berdebu (www.metrokota.go.id: diakses pada tanggal 20 Mei 2012). Kondisi tanha berpengaruh terhadap daya resap tanah terhadap air hujan. Oleh karenanya konstruksi sumur resapan harus mempertimbangkan sifat fisik tanah.

(16)

Tekstur tanah Kecepatan infiltrasi(mm/Jam) Kriteria

Pasir berlempung 25 - 50 Sangat cepat

Lempung 12,5 - 25 Cepat

Lempung berdebu 7,5 - 15 Sedang

Lempung berliat 0,5 – 2,5 Lambat

Liat <0,5 Sangat lambat

4. Tata guna lahan

Berdasarkan pengamatan penulis wilayah 15A Iring Mulyo Kota Metro merupakan wilayah dengan kategori sedang dalam hal padat huni, namun memiliki potensi pertambahan wilayah padat huni yang cukup tinggi. Hal ini mempengaruhi persentase air yang meresap ke dalam tanha dengan aliran permukaan. Karena pada tanah yang banyak tertutup beton bangunan, air hujan yang mengalir pada permukaan tanah akan lebih besar dibandingkan dengan air yang meresap kedalam tanah. Dengan demikian semakin tinggi persentase wilayah huni maka semakin banyak jumlah sumur resapan yang diperlukan.

Tabel 2.3 Perbedaan daya resap tanah pada berbagai kondisi permukaan tanah (Fajar Hadi: 1979)

N

o Tata guna tanah (Land Use) Daya resap tanah terhadapair hujan (%) 1 Daerah hutan, pekarangan lebat, kebun,

ladang, berumput 80-100

2 Daerah taman kota 75-95

3 Jalan tanah 40-85

5 Daerah dengan bangunan terpencar 30-70

6 Daerah pemukiman agak padat 5-30

7 Daerah pemukiman padat 0-5

5. Kondisi sosial ekonomi masyarakat

(17)

kontruksinya dapat dibuat dari bahan yang benar-benar kuat. Sebaliknya pada kondisi sosial ekonomi masyarakat yang rendah, sumur resapan harus terbuat dari bahan-bahan yang murah dan mudah didapat serta kontruksinya sederhana. Selain itu, pendanaan sumur resapan pada daerah minim sebaiknya beruapa bantuan dari pemerintah melalui proyek APBD dan APBN.

C. Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi drainase yang tepat untuk lokasi sumur Resapan

Drainase yang dipilih sebagai lokasi pembuatan sumur resapan hendaknya memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Terletak di wilayah yang memiliki hunian penduduk terpadat diwilayah tersebut, hal ini disebabkan agar manfaat sumur resapan dapat langsung dirasakan oleh masyarakat;

2. Konstruksi drainase disekitarnya dalam kondisi baik, hal ini agar anggaran dana dapat lebih efisien dikarnakan tidak perlu merenovasi drainase lagi; 3. Memiliki elevasi yang rendah, sehingga memungkinkan air terkumpul

pada lokasi tersebut.

D. Prinsip kerja Sumur Resapan

(18)

Permukaan

Gambar 2.2 :Proses masuknya air kedalam akuifer bebas (Sumber:

http://architectaria.com/sistem-drainase-sumur-resapan-part-i.html. di download

Gambar 2.2 :Proses masuknya air kedalam akuifer bebas (Sumber:

http://architectaria.com/sistem-drainase-sumur-resapan-part-i.html. di download

tgl 25 April 2012) Dari gambar 2.2 diatas berlaku persamaan sbb:

Q=π . K(hw

2

(19)

Sedangkan untuk gambar 2.3 berlaku persamaan:

Q=π . K(hw−ho) ln(ro/rw) Dimana :

Q = Debit Aliran

K = Koefisien Permeabilitas Tanah

rw = Jari-jari sumuran

ro = Jari-jari pengaruh aliran

ho = Tinggi muka air tanah

hw = Tinggi muka air setelah imbuhan

Semakin banyak air yang mengalir kedalam tanah berarti akan banyak tersimpan air tanah dibawah permuakaan bumi. Air tersebutdapat dimanfaatkan kembali melalui sumur-sumur atau mata air yang dapat dieksploitasi setiap saat.

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Penentuan Lokasi Penelitian

Penentuan drainase jalan yang digunakan dalam penelitian ditentukan melalui survei wilayah, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Lokasi drainase jalan harus berada di sekitar rumah warga, hal ini agar fungsi dari sumur resapan pada drainase jalan dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.

2. Lokasi drainase harus merupakan titik kumpul aliran, sehingga sumur resapan pada drainase jalan dapat berfungsi secara maximal.

3. Lokasi drainase jalan memiliki kondisi struktur yang baik, sehingga mampu meminimalis dana yang digunakan.

4. Lokasi drainase dipilih berdasarkan jalan dari rumah warga, hal ini dikarnakan agar tidak mengganggu kebersihan dari air tanah.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan diatas, maka lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah jalan pada Gg. Terong sepanjang 500 m kearah barat dimulai dari pertigaan dibarat lapangan Kampus 15A Iring Mulyo Kota Metro.

B. Peralatan Penelitian 1. Alat pengukur debit air

(21)

Gambar 3.1 : Alat pengukur debit air (Sumber: Syampadzi nurroh, Pengaruh Sumur Resapan terhadap Sistem Hidrologi dan Aplikasinya terhadap Pemukiman

di Jakarta Barat, Program Kreatif Mahasiswa, 2009 )

Penggunaan alat ini berfungsi agar debit air dilokasi tersebut dapat diketahui. Dikarenakan hal tersebut sangat mempengaruhi design sumur resapannya.

2. Alat pengukur ketinggian air

Alat yang digunakan adalah (...) dengan alat tersebut dapat diketahui ketinggian permukaan plazionometri (permukaan air tanah).

Gambar 3.2 : Alat pengukur ketinggian air (Sumber: Syampadzi nurroh, Pengaruh Sumur Resapan terhadap Sistem Hidrologi dan Aplikasinya terhadap Pemukiman

(22)

3. Alat pengukur curah hujan

Dengan alat (...) maka kita akan dapat mengetahui curah hujan dilokasi tersebut. Sehingga pemodelan dari sumur resapan bisa ditentukan.

Gambar 3.3: Alat pengukur curah hujan (Sumber: Syampadzi nurroh, Pengaruh Sumur Resapan terhadap Sistem Hidrologi dan Aplikasinya terhadap Pemukiman

di Jakarta Barat, Program Kreatif Mahasiswa, 2009 ) C. Metode Pengambilan Data

1. Data Primer

Data primer yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah intensitas curah hujan, debit aliran air pemukaan, luas wilayah alih fungsi, kedalaman permukaan air, panjang drainase jalan, perhitungan volume air limpasan. Data-data primer tersebut didapat melalui penelitian secara ilmiah dan juga dengan cara mencari referensireferensi terkait.

2. Data Sekunder

(23)

Iring Mulyo Kota Metro, durasi rata-rata hujan yang terjadi di wilayah 15A Iring Mulyo Kota Metro. Data ini diperoleh melalui wawancara.

D. Pengolahan Data

Beberapa alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan sumur resapan ini antara lain:

1. alat gali 2. global water 3. buis beton 4. tutup buis 5. bak kontrol

6. tutup bak kontrol 7. paralon

8. saringan platporm 9. ijuk

(24)

11. Prosedur kerja pada pembuatan sumur resapan ini dilaksanakan harus memenuhi Persyaratan teknis pada pembuatan sumur resapan ini, yaitu antara lain:

1. Perhitungan penentuan jumlah sumur resapan pada wilayah 15A Iring Mulyo Kota Metro, yaitu dengan menghitung volume air limpasan dan dibagi dengan kapasitas 1 sumur resapan pada jangka waktu tertentu. 2. Penentuan jarak antar sumur resapan ditentukan dengan cara panjang

drainase jalan dibagi dengan hasil perhitungan pertama yaitu jumlah sumur resapan yang dibutuhkan.

3. Sumur resapan air hujan dibuat pada lahan yang lulus air dan tahan longsor, harus terbebas dari pencemaran limbah, serta air yang masuk ke dalam sumur resapan hanya air hujan melalui saluran drainase air hujan 4. Mempertimbangkan aspek hidrologi, geologis dan hidrogeologi

5. Keadaan muka air tanah dengan kedalaman pada musim penghujan 6. Permeabilitas yang diperkenankan 2-12,5 cm/jam

7. Penempatan Jarak terhadap tangki septik 2 m, resapan tangki septik tank/cubluk/saluran air limbah 5 m, sumur air bersih 2 m

8. Lokasi berada di sepanjang drainase jalan kanan kiri pada ruas jalan Gg. Terong sepanjang 500 m kearah barat dimulai dari pertigaan dibarat lapangan Kampus 15A Iring Mulyo Kota Metro.

(25)

12.

13.

14. Gambar 3.4 : Skematik sumur resapan (Sumber: Dokumen penulis, 2012)

15. Variabel x didapat dari hasil perhitungan.

(26)

16. Setelah pengolahan data selesai maka dilakukan analisis perbandingan antara volume air limpasan pada saat hujan sebelum dan sesudah pembuatan sumur resapan pada drainase jalan, serta analisi pengaruh adanya sumur resapan terhadap keadaan air tanah yang dilihat pada sumur-sumur dangkal.

F. Pelaporan

17. Tahapan ini dilakukan setelah tahapan pengolahan data diatas dilaksanakan.

(27)

Mulai

Survey lapangan dan penentuan lokasi penelitian

Perhitungan debit air, volume air limpasan dan volume sumur resapan yang direncanakan

Pengolahan Data

Analisis pengolahan data

Kesimpulan

Selesai 19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

Gambar

gambar siklus hidrologi berikut ini.
Tabel 2.2 Hubungan kecepatan infiltrasi dan tekstur tanah (Sitanala Arsyad:1976)
Tabel 2.3 Perbedaan daya resap tanah pada berbagai kondisi permukaan tanah(Fajar Hadi: 1979)
Gambar 2.2 :Proses masuknya air kedalam akuifer bebas (Sumber:
+5

Referensi

Dokumen terkait

Bagian pokok proposal skripsi terdiri atas: (1) Judul, (2) Pendahuluan, yang berisi: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

Buku Panduan Penulisan dan Penyusunan Proposal Skripsi ini disusun dengan tujuan membantu mahasiswa dalam menyusun laporan Proposal Skripsi agar sesuai dengan

Penulisan Hukum Tugass Akhir ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk mendapatkan gelar sarjana, adapun judul penulisan hukum ini adalah

Tujuan dari penulisan Laporan Akhir ini adalah dalam rangka untuk memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan studi pada politeknik Negeri Sriwijaya Jurusan Administrasi

Penulisan proposal penelitian ini disusun guna melengkapi sebagian syarat untuk memperoleh persetujuan untuk melanjutkan proses skripsi.Adapun judul penulisan skripsi ini adalah

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Skripsi dengan judul “Judul Tugas Akhir/Skripsi mahasiswa “ dibuat untuk melengkapi persyaratan menjadi Sarjana Komputer

Tujuan penulisan skripsi ini adalah dalam rangka mencari ilmu pengetahuan dan menyelesaikan tugas akhir guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana pada jurusan

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Tugas Akhir Program Studi Sistem Infomasi Universitas Komputer Indonesia.. Penulis menyadari