RESUME DAN STUDI KASUS PROSES BISNIS
Kelompok 1 :
Anggita Rahayu Noviasali [06] Ayu Lestari Agustina L T [08] Muhammad Indra Prasetyo [28]
Niko Nainggolan [29]
Yogi Subekti [38]
Kelas 5-14
Program Studi D3 Pajak
Jawaban :
1. Proses bisnis adalah suatu rangkaian aktifitas untuk memproduksi suatu barang atau jasa 2. Perusahaan perlu untuk investasikan sumber seperti material,uang,investasi sebagai input
untuk memproduksi output yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen 3. Contoh-contoh operasi bisnis:
Proses bisnis manufaktur : perakitan produk,proses control kualitas,perawatan. Proses bisnis keuangan : pengeluaran tagihan,proses pembayaran
Proses bisnis perjalanan : pemesanan paket perjalanan
4. Karyawan/tenaga kerja akan cepat bosan dan jenuh karena pekerjaan yang monoton dan karyawan mudah tidak fokus akan pekerjaannya
5. Proses rekayasa ulang solusi untuk mengatasi masalah spesifikasi pekerjaan yang monoton,contohnya ada promosi pegawai,mutasi pegawai ke departemen lain,dan rekrutmen pegawai baru
7. Bisnis proses dari sisi system dinamis kompleks yang terdiri dari input,proses dan output ditambah dalam aktifitas produksinya sudah mempertimbangkan factor-faktor eksternal/lingkungan sekitar tapi tetap ada batasan sehingga tujuan dari suatu bisnis dari organisasi/perusahan tidak menyimpang dari tujuannya.
8. Bisnis proses dimana terdapat pengaruh eksternal yang lebih besar dalam memproduksi barang/jasanya,sehingga dalam bisnis tersebut ketika ada feedback(umpan balik) dari pasar yang pada akhirnya mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam memproduksi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
9. Proses bisnis yang dapat berbeda tergantung pada sudut pandang siapa yang melihat sehingga suatu tahapan dalam suatu proses bisa berbeda arti pada orang yang berbeda pul,contohnya manajer produksi dapat menganggap bahwa pemenuhan proses pemesanan adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa suatu produk diproduksi tepat waktu beda halnya dengan manajer pemasaran yang menganggap hal tersebut sebagai sebuah cara untuk memenuhi keinginan pelanggan
10. A. konsekuensi dari deterministic machines
1. Hanya melihat proses bisnis dari sisi rassional dan teknis,tidak melihat dari sisi kemanusiaan(jam kerja) dan keorganisasian.
2. Hanya melihat bisnis proses dari sudut pandang yang statis dan mengabaikan dari sudut pandang dinamis(yang dapat berubah sewaktu-waktu co:iklim ekonomi) B. konsekuensi dari bisnis proses complex dynamic system
1. pandangan ini membuat analisi lebih kompleks dan lebih beresiko serta membutuhkan lebih banyak sumber daya.
2. dapat mengarah kepada social politik dari proses bisnis terabaikan karena terlalu fokus pada organisasi sebagai system yang rasional.
C. konsekuensi dari bisnis proses interacting feed back loop
1. faktor manusia dianggap sebagai instrument yang dikontrol atau sebagai untuk melaksanakan kontrol .
D. konsekuensi dari proses bisnis social constructs
1. Walaupun proses bisnis ini menyelesaikan permasalahan tabiat manusia yang tidak rasional,tetapi proses bisnis ini juga memiliki beberapa kekurangan jika menggunakan metode ini saja,maka akan sangat sulit untuk menyediakan pengujian secara kuantitatif erhadap perubahan proses bisnis
RESUME CHAPTER 1
BUSINESS PROCESS
“Bukan spesies yang terkuat dan paling cerdaslah yang akan bertahan hidup, tapi hanya mereka yang mampu menyesuaikan dirilah yang akan bertahan.” (Darwin) Hal ini menyatakan bahwa bisnis yang baik dan kokoh bukanlah bisnis yang hanya mengandalkan kekuatan internalnya saja, tetapi juga harus menerima perubahan – perubahan di lingkungannya agar jalannya proses bisnis suatu perusahaan dapat relevan.
Proses bisnis menentukan sifat dan karakteristik dari suatu perusahaan contohnya ialah proses bisnis dari suatu lembaga non-profit akan berbeda dengan proses bisnis suatu perusahaan manufaktur dilihat dari alur kerja masing - masing perusahaan tersebut.
Apa itu proses bisnis? Menurut Davenport, “Proses bisnis ialah serangkaian kegiatan yang teratur, terukur, yang sengaja dibuat untuk menghasilkan suatu produk keluaran yang diingiinkan secara spesifik oleh konsumen atau pasar tertentu.” Hal ini mengimplikasikan penekanan pada bagaimana suatu pekerjaan dilaksanakan dalam organisasi ketimbang hanya menekankan kepada apa yang menjadi produk utama dari suatu organisasi. Definisi diatas juga didukung dengan definisi yang diutarakan oleh Rummler dan Brache, “Proses bisnis ialah serangkaian tahap yang dirancang untuk memproduksi suatu produk atau jasa, yang kebanyakan prosesnya berbentuk lintas fungsional dan menyebar ke seluruh “kotak putih” (jabatan) dalam suatu organisasi.” Bahwa internal organisasi juga merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam proses bisnis.
Proses bisnis dapat dibagi menjadi 3 secara umum, yaitu : a. Proses Inti (Core)
Proses ini merupakan proses yang menciptakan alur nilai tambah utama bagi pelanggan suatu organisasi contohnya : Pembelian, Manufaktur, dan Penjualan
b. Proses Pendukung (Supporting)
Berperan sebagai pendukung proses inti biasanya melalui bidang – bidang seperti : Pencatatan, SDM, Teknologi informasi dll.
c. Proses Manajemen
Proses yang mengarahkan, memerintahkan, dan mengatur proses inti dan pendukung.
Ada beberapa pandangan mengenai proses bisnis, dan menurut Melao dan Pidd, sedikitnya ada 4 yaitu :
1. Proses bisnis sebagai mesin yang teratur
Pandangan ini melihat suatu proses bisnis sebagai suatu rangkaian proses yang tetap dan teratur dimana manusia mengubah input menjadi output sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh perusahaan melalui SOP sehingga nilai – nilai kemanusiaan tidak dibahas disini, dan manusia dianggap seperti “robot” yang hanya melakukan kegiatan sesuai dengan apa yang disebutkan dalam SOP. Berikut ialah grafik yang menunjukkan pandangan ini :
2. Proses bisnis sebagai sistem dinamis kompleks
Pandangan ini melihat proses bisnis sebagai semacam makhluk hidup yang memandang dan berinteraksi dengan sekelilingnya dan beradaptasi agar dapat bertahan dari perubahan namun pada kenyataannya kemampuan adaptasi tersebut didapat dari sistem terbuka yang terdiri dari input, perubahan, output, dan batasan yang memisahkan pihak internal dan eksternal. Sehingga yang diperhatikan perusahaan tidaklah hanya efisiensi pengerjaan, tapi juga kualitas dan tingkat pelayanan atas produknya
3. Proses bisnis sebagai perputaran umpan balik yang saling berinteraksi
perusahaan sehingga seakan – akan perusahaan tidak memiliki prinsip yang ia pegang teguh sendiri dan hanya mengikuti masukan – masukan yang ia terima. Situasi ini menjadikan manusia hanya sebagai pelaksana dari suatu kontrol atau malah menjadi subjek yang dapat dikontrol dengan mudah.
4. Proses bisnis sebagai bentukan sosial
Pandangan ini melihat proses bisnis sebagai suatu abstraksi pemikiran dari seseorang dimana proses bisnis diniliai dari subjektivitas seseorang. Contohnya, seorang manajer produksi menganggap proses pemenuhan pesanan pelanggan adalah cara untuk mengetahui apakah produk yang dipesan diproduksi tepat waktu sesuai pesanan dan menurut manajer pemasaran, jadinya produk yang diproduksi oleh bagian manufaktur merupakan cara untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa, tiap – tiap proses dapat dianggap berbeda oleh orang tergantung peranannya dalam organisasi dan pada akhirnya pandangan – pandangan tersebut dapat merubah cara kerja dalam tiap proses agar sesuai dengan pemikiran subjek yang bersangkutan.
Aplikasi dari keempat pandangan
Kebutuhan untuk meningkatkan proses bisnis sekarang sudah menjadi bahan bahasan populer, karena seperti yang sudah disebutkan dalam paragraf pertama, bahwa yang dapat beradaptasilah yang bertahan, (dalam hal ini adaptasi yang dimaksud ialah efisiensi dalam proses) timbullah beberapa area potensi permasalahan bagi perusahaan untuk diperhatikan dan ditangani secara serius:
1. Organisasi – Berkaitan dengan pengambilan keputusan berkala dll. 2. Manajemen – Miskomunikasi antara manajer dan bawahan.
3. Pegawai – Kebosanan, kepuasan pegawai menurun dll. 4. Pelanggan – Permasalahan customer service.
STUDI KASUS PROSES BISNIS PADA PT NESTLE INDONESIA
INFORMASI PERUSAHAAN 1. PROFIL PERUSAHAAN
Nestlé Indonesia adalah anak perusahaan Nestlé SA, perusahaan yang terdepan dalam bidang gizi, kesehatan dan keafiatan, yang berkantor pusat di Vevey, Swiss. Nestlé SA didirikan lebih dari 140 tahun lalu oleh Henri Nestlé, seorang ahli farmasi yang berhasil meramu bubur bayi guna membantu seorang ibu menyelamatkan bayinya sangat sakit dan tidak mampu menerima air susu ibu.
Nestlé telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971, dan pada saat ini perusahaan mempekerjakan lebih dari 2.600 karyawan untuk menghasilkan beragam produk Nestlé di tiga pabrik: Pabrik Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur untuk mengolah produk susu seperti DANCOW, BEAR BRAND, dan NESTLÉ DANCOW IDEAL; Pabrik Panjang di Lampung untuk
Moto Nestlé “Good Food, Good Life” menggambarkan komitmen perusahaan yang berkesinambungan untuk mengkombinasikan ilmu dan teknologi guna menyediakan produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia akan makanan dan minuman bergizi, serta aman untuk dikonsumsi serta lezat rasanya.
PT Nestlé Indonesia, sebagai salah satu produsen makanan terbesar di Indonesia memiliki misi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Adapun visi dari PT Nestlé Indonesia sebagai perusahaan produksi makanan terbesar di dunia, Nestlé Indonesia memusatkan perhatian untuk meningkatkan gizi (nutrition), kesehatan (health), dan keafiatan (wellness) dari konsumen,meraih kepercayaan konsumen, dan menjadi perusahaan makanan dan nutrisi yang terkemuka serta terpandang di Indonesia.
PT Nestlé Indonesia juga menetapkan motto perusahaan mereka, yaitu “Passion for Our Consumers”. Melalui motto ini, PT Nestlé Indonesia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi konsumennya. Berdasarkan hal ini pula, PT Nestlé Indonesia menerapkan beberapa kebijakan Kualitas dan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan.
Nestlé tidak hanya akan memproduksi produk berkualitas tinggi dan bergizi bagi para konsumen, namun juga akan membantu ribuan petani untuk meningkatkan kualitas dan
produktivitas hasil pertanian mereka, menciptakan lapangan pekerjaan baru, menggunakan bahan baku dalam negeri yang akan diolah menjadi produk bernilai tambah dan berkualitas tinggi – dengan demikian menciptakan manfaat bersama sepanjang mata rantai perusahaan.
Gambar 1 logo perusahaan Nestlé
1. PROSES BISNIS PERUSAHAAN
Nestle Indonesia adalah anak perusahaan dari Nestle SA. Perusahaan Nestle Indonesia mendistribusikan beberapa produk dari nestle.
1. Kembang Gula & Coklat
32.Proses bisnis utama PT. Nestle Indonesia untuk produk KitKat adalah sebagai berikut.
a. Inbound Sales Logistic
33. Proses penerimaan produk KitKat dari Malaysia, Menyimpan, dan distribusi dalam gudang.
b. Outbound Sales Logistic
34. Proses mendistribusikan dan meberikan service produk ke beberapa distributor point yang ada di seluruh Indonesia.
35. Proses operasi dari produk diterima digudang sampai produk dikirim ke beberapa distributor point produk KitKat.
d. Marketing
36. Kegiatan menghimpun, mengajak, mempengaruhi pelanggan untuk membeli produk KitKat.
e. Services
37. Dukungan produk KitKat terhadap pelanggan yang mana di Indonesia dilayani melalui sahabatnestle.co.id
38.
39.Untuk proses bisnis pendukung utama PT. Nestle Indonesia untuk produk KitKat adalah sebagai berikut.
a. Procurement
40. Proses pengadaan sumber daya untuk kegiatan produksi, seperti pengadaan bahan baku, mesin, tenaga kerja dan lain sebagainya.
b. Human Resource
41. Proses seleksi dan rekrutmen calon pekerja untuk perusahaan PT. Nestle Indonesia.
c. Technology Development
42. Proses untuk mengimprove perusahaan PT. Nestle Indonesia d. Firm Infrastructure
44. 45.
46.Gambar 3 Core dan support process
47.
48.2. CORE PROCESS
49.a. Indound Sales Logistic
50.1.1 Menerima Barang dari supplier ke perusahaan
51. 1.1.1 Menyiapkan dokumen pemesanan
52. 1.1.2 Verifikasi dokumen pengiriman barang 53. 1.1.3 Konfirmasi barang ke Supplier
54.1.2 Mengidentifikasi Barang yang datang ke peruhaan dari supplier 55. 1.2.1 Pengecekan kesesuaian barang
56. 1.2.2 Verifikasi barang masuk 57. 1.2.3 Membuat berita acara masuk
60. 1.3.2 Penyimpanan Barang 61.2 Outbond Sales Logistic
62.2.1 Penyusunan Pengiriman Barang ke distributor
63. 2.1.1 Membuat berkas pengiriman barang 64. 2.1.2 Membuat jadwal pengiriman
65. 2.1.3 Penjadwalan armada pengiriman
66. 2.1.4 Pengirimkan Barang ke Distribution Point 67. 2.1.5 Pengawasan Pengiriman Barang
68.2.2 Identifikasi Status Pengiriman Barang
69. 2.2.1 Konfirmasi jadwal pengiriman
70. 2.2.2 Membuat berita acara status pengiriman barang 71.
72.3 Operation
73.3.1 Permintaan & Penawaran Barang 74. 3.1.1 Peramalan demand 75. 3.1.2 Laporan status persediaan 76.
77.3.2 Proses Administrasi Barang
78. 3.2.1 Persyaratan penerimaan barang 79. 3.2.2 Kriteria Penerimaan Barang 80.3.3 Proses Pengendalian
83. 3.3.3 Pengendalian Peronalia 84.
85.4 Marketing
86.4.1 Analisis Pasar
87. 4.1.1 Riset pasar
88. 4.1.2 Analisis kompetitor 89. 4.1.3 Analisis market share 90. 4.1.4 Analisis SWOT 91.4.2 Penyusunan Program Pemasaran
92. 4.2.1 Perencanaan tujuan pemasaran 93. 4.2.2 Penyusunan strategi pemasaran 94. 4.2.3 Pembuatan jadwal pemasaran 95. 4.2.4 Perencanaan media pemasaran 96. 4.2.5 Perhitungan biaya pemasaran
97. 4.2.6 Perhitungan ketersediaan produk pasar 98.4.3 Pelaksanaan Program Pemasaran
99. 4.3.1 SetUp Sumber Daya
100. 4.3.2 Pelaksanaan proses pemasaran 101. 4.4 Controlling Proses Pemasaran
102. 4.4.1 Pengawasan proses pemasaran 103. 4.4.2 Pengukuran performansi pemasaran 104. 4.4.3 Identifikasi goal
106. 5.1 Pre Sales Services
107. 5.1.1 Penawaran Kembali 108. 5.1.2 Profiling pelanggan 109. 5.2 After Sales Services
110. 5.2.1 Promo
111. 5.2.2 Call Center Suaran Konsumen
112.
113. 3. OUTPUT DAN OUTCOME
114. Indound Sales Logistic
115.
118.
119.
120. Outbond Sales Logistic
121.
122. Operation
123.
125.
126. Service
127.
129.
130. ANALISIS PROSES BISNIS
131. 1. PERBANDINGAN DENGAN KOMPETITOR
melakukan kegiatan marketing produknya di televisi tidak seintensif kegitan marketing yang dilakukan oleh Silver Queen.
133.
134. 2. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
135. a. Variasi Produk
136. Variasi produk yang dihasilkan oleh peusahaan Kit Kat kurang beraneka ragam.
137. b. Logistik
138. Produk Kit kat di Indonesia masih mengandalkan import dari Malaysia.
139. c. Distribusi
140. Distribusi dari produk Kit kat hanya menembus pasar sampai minimarket saja.
d. Marketing
141. Frekuensi penyangan iklan dari produk kit kat masih minim.
e. Packaging
142. Kemasan produk kit kat yang standard dan kurang menarik dalam pemasaran produknya.
143.
144.
145. 3. USULAN PERBAIKAN
a. Variasi Produk
tidak semua orang menyukai produk coklat yang sifatnya original. Pada pada dasarnya sifat dari manusia itu mudah bosan, makan perlu adanya variasi lain.
b. Logistik
147. Jadi, Kit kat perlu mempertimbangkan untuk membuka pabrik di Indonesia. Hal ini dikarenakan untuk mempermudah dalam hal logistik produk Kit Kat. Beberapa manfaat yang akan didapat adalah biaya distribusi produk Kit Kat akan lebih murah dan waktu untuk aktivitas distribusi produk Kit Kat tersebut menjadi lebih cepat.
c. Distribusi
148. Jadi, perusahaan Nestle Indonesia dalam melakukan kegiatan distirbusi produk Kit Kat perlu distribusikan ke distribusi point yang lebih dalam yaitu sampai ke level toko – toko yang ada sekitar pemukiman warga. Sehingga konsumen lebih mudah untuk mendapatkan produk Kit Kat.
d. Marketing
149. Jadi, perusahaan Nestle harus meningkatkan frekuensi dalam melakukan kegiatan promosi produk Kit Kat di televisi agar target pasar memiliki Brand Awareness yang lebih besar dibandung produk Silver Queen. Selain itu, manfaat yang akan didapat adalah akan terdapat brand recall dipikiran konsumen. Hal itu akan bermanfaat terhadap perusahaan karena akan meningkatkan nilai brand produk Kit Kat.
e. Packaging