PROGRAM REMEDIAL DAN
PENGAYAAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh
SILFIANI, M.Pd
SMK NEGERI 3 PADANG
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN
PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Mengetahui: Padang, 2017 Wakil Kurikulum Guru Mata Pelajaran,
Dra. Elmayati Silfiani, M.Pd
NIP 195903171984032003 NIP.197002062005012005
Disetujui oleh:
Kepala SMK Negeri 3 Padang
Drs. Dasrizal, MM
NIP.19621226 198803 1 002
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Program Remedial dan Pengayaan ini sebagaimana mestinya. Salawat dan salam dimohonkan kepada Allah kiranya disampaikan untuk Nabi Muhammad SAW.
Penulisan laporan ini merupakan sebahagian tugas pokok guru yang harus dilaksanakan. Tugas seorang guru itu dimulai dari tahap merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melakukan penilaian hasil belajar dan melakukan evaluasi hasil belajar untuk dapat melakukan tindak lanjut dari hasil pembelajaran agar diperoleh hasil yang diharapkan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi dorongan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Program Remedial dan Pengayaan ini sebagaimana mestinya. Mudah-mudahan bantuan tersebut dapat menjadi amal ibadah dan mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Demikianlah laporan ini dibuat semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca semuanya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih terdapat berbagai kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang dapat menambah sempurnanya laporan ini pada waktu mendatang. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat serta berkahNya bagi kita semua. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBARAN SAMPUL………....i
LEMBARAN IDENTITAS ………. …ii
LEMBARAN PENGESAHAN ……… ..iii
KATA PENGANTAR ………..…iv
DAFTAR ISI ……….v
BAB I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………1
B. Landasan ………..1
C. Tujuan ………..2
BAB II. KAJIAN TEORI A. Pengertian Pengajaran Remedial ………..3
B. Tujuan Pengajaran Remedial……….5
C. Fungsi Pengajaran Remedial……….6
D. Strategi dan Pendekatan Pengajaran Remidial………..7
BAB III. PELAKSANAAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN A. Rencana Pelaksanaan………11
B. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil………12
BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan ………16
B. Saran ………..16
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran di sekolah, aktivitas belajar tidak selamanya dapat berjalan dengan lancar. Begitu juga hasil belajar yang diperoleh siswa, ada siswa yang dikatakan berhasil dan ada siswa yang dikatakan belum berhasil dengan acuan keberhasilan siswa berdasarkan KKM yang ditetapkan sekolah. Dalam hal ini tugas guru belumlah selesai, akan tetapi terus berlanjut dengan usaha agar hasil tersebut dapat lebih baik atau memperoleh hasil maksimal yang diharapkan.
Program Remedial dan Pengayaan merupakan tindak lanjut dari evaluasi yang diberikan kepada peserta didik. Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan harus dilengkapi dengan Program Remedial dan Pengayaan. Peserta didik yang lulus dari KKM akan di berikan program pengayaan sedangkan yang tidak lulus akan diberikan program remedial. Pembelajaran pengayaan dapat diartikan sebagai suatu pengalaman atau kegiatan peserta didik yang telah melampaui persyaratan minimal (KKM) yang ditentukan oleh Satuan Pendidikan dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Pembelajaran pengayaan memberikan kesempatan bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sehingga mereka dapat mengembangkan minat dan bakat serta mengoptimalkan kecakapannya. Pengayaan merupakan penguatan pada KD tertentu dengan memberi tugas membaca, tutor sebaya, diskusi, dan lain-lain
Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar.
Landasan tentang pelaksanaan remedial dan pengayaan adalah:
1. Peraturan Pemerintah No. 54 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
2. Peraturan Pemerintah No. 64 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. 3. Peraturan Pemerintah No. 65 tentang Standar Proses
4. Peraturan Pemerintah No. 66 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
5. Peraturan Pemerintah No. 67 tentang Kerangka dasar dan Struktur Kurikulum
C. Tujuan
a. Tujuan dilaksanakannya pembelajaran remedial pada siswa adalah:
1. Agar siswa memahami tentang kekurangan yang dimilikinya.
2. Mempunyai sikap terbuka untuk dapat merubah dirinya dalam belajar, bersikap dalam menekuni pelajaran tersebut. Hal ini perlu untuk prestasi yang lebih baik.
3. Siswa dapat mengatasi hambatan belajar yang dialaminya, sesuai dengan latar belakang kesulitan belajar yang dihadapi. Sebab setiap siswa mempunyai sebab-sebab kesulitan yang berbeda.
4. Agar siswa terbiasa mengatasi kesulitan, akan menimbulkan sikap baru dalam belajar yang dianggap ada pengaruhnya terhadap prestasinya.
5. Sesudah tercapai hasil yang lebih baik, akan menimbulkan kepuasan diri sehingga dapat mempertebal harga diri dan menambahkan motivasi baru.
6. Dengan adanya perubahan sikap dan prestasinya maka siswa dengan mudah dapat menyelesaikan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diterimanya
b. Tujuan dilaksanakannya Pengayaan pada siswa adalah:
1. Pendalaman dan perluasan dari KD yang sedang diajarkan atau memberikan materi dalam KD yang berikutnya.
BAB II KAJIAN TEORI
Di dalam proses layanan bimbingan belajar, setelah guru menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar maupun sekelompok siswa yang mengalaminya, langkah selanjutnya adalah melakukan tindak lanjut. Siapa yang melakukan tindak lanjut tersebut tergantung kepada berat ringannya kesulitan yang dihadapi. Mungkin cukup dilakukan oleh guru, oleh siswa, kalau masalahnya lebih berat memerlukan bantuan psikolog, dokter dll. Dengan demikian penangannya dilakukan dengan pengajaran remedial (remedial teaching), bimbingan dan konseling maupun psikoterapi atau pendekatan lainnya. Untuk remedial teaching seharusnya dapat dilakukan oleh guru bidang studi sendiri, karena tugas ini merupakan tugas bagi guru bidang studi.
A. Pengertian Pengajaran Remedial
Dilihat dari arti katanya, remedial berarti mengobati atau menyembuhkan atau membuat menjadi lebih baik. Sehingga pengajaran remedial merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, pengajaran yang membuat agar hasil yang dicapai lebih baik dari pengajaran yang diberikan sebelumnya. Secara garis besarnya pengajaran ini merupakan pengajaran mengulang dari pengajaran yang telah diberikan sebelumnya terutama terhadap materi yang dianggap belum dikuasai oleh siswa. Sebab hasil yang telah dicapai belum memuaskan. Yang dapat diperbaiki adalah semua bidang studi yang dianggap kurang baik hasilnya.
Pengajaran remedial memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. Fungsi korektif yang memungkinkan terjadinya perbaikan hasil belajar dan perbaikan
segi-segi kepribadian siswa,
b. Fungsi pemahaman yang memungkinkan siswa memahami kemampuan dan
kelemahannya serta memungkinkan guru menyesuaikan strategi pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa.
c. Fungsi penyesuaian yang memungkinkan siswa menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan memungkinkan guru menyesuaikan strategi pembelajaran sesuai dengan kemampuannya.
d.Fungsi pengayaan yang memungkinkan siswa menguasai materi lebih banyak dan mendalam serta memungkinkan guru mengembangkan berbagai metode yang sesuai dengan karakteristik siswa.
e. Fungsi akseleratif yang memungkinkan siswa mempercepat proses belajarnya dalam
menguasai materi yang disajikan dan yang terakhir
f. Fungsi terapeutik yang memungkinkan terjadinya perbaikan segi-segi kepribadian yang menunjang keberhasilan belajar.
Beberapa pendekatan dalam pengajaran remedial pada akhirnya dikembangkan oleh guru ke dalam berbagai strategi pelayanan pengajaran
remedial, yaitu :
a. Pendekatan kuratif, pendekatan yang dilakukan setelah diketahui adanya siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran. Tiga strategi yang dapat dikembangkan oleh guru, yaitu : strategi pengulangan, pengayaan dan pengukuhan serta strategi percepatan.
b. Pendekatan preventif, pendekatan yang ditujukan kepada siswa yang pada awal
kegiatan belajar telah diduga akan mengalami kesulitan belajar. Strategi pengajaran yang dapat dilakukan, yaitu kelompok homogen, individual, kelas khusus.
c. Pendekatan yang bersifat pengembangan, pendekatan yang didasarkan pada pemikiran
bahwa kesulitan siswa harus diketahui guru sedini mungkin agar dapat diberikan bantuan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
dipergunakan adalah metode pemberian tugas, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, tutor sebaya, dan pengajaran individual Untuk jelasnya prinsip prinsip pengajaran remidi adalah :
1. Pengajaran remedi diberikan setelah kesulitan belajar diketahui. Dengan demikian
merupakan pelayanan khusus bagi mereka yang memerlukannya.
2.Tujuan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan instruksional yang akan dicapai sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Perbedaannya terletak pada kesulitan yang dihadapi siswa.
3. Metode yang dipakai pada pengajaran remidi bersifat differensial. Disesuaikan
dengan sifat, jenis dan latar belakang kesulitannya. Dengan demikian satu sama lain berbeda sesuai dengan individu yang dibantu
4. Pelaksanaannya memerlukan kerja sama dengan pihak lain; yaitu pembimbing, guru
bidang studi lain, bahkan kalau perlu dengan psikologi.
5. Memerlukan peralatan dan penunjang lebih banyak. Sebab untuk membantu mereka
diperlukan tambahan alat belajar. Misalnya buku teks lain, mungkin peta, kalkulator, peralatan labor Bahasa dan lain-lain.
6. Alat evaluasi yang diperlukan sesuai dengan keadaan siswa yang diberikan
bantuan, jadi mungkin sekali berbeda dengan siswa lain yang normal. Bahkan seringnya mengadakan evaluasi lebih tinggi.
B. Tujuan Pengajaran Remedial
Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai dalam pengajaran remidi tidak berbeda dengan tujuan instruksional umum. Tetapi karena sasarannya adalah siswa yang mempunyai kesulitan, maka diharapkan melalui proses penyembuhan, perbaikan maupun pelajaran tambahan, tujuannya :
1. Memahami akan kekurangan dirinya, kelemahannya maupun kesulitannya dan
bersedia untuk menerima “uluran” pelajaran remidi dari guru. Kegagalan pengajaran remidi bilamana siswa merasa bahwa dirinya merasa malu untuk menghadapi kenyataan tersebut.
2. Mempunyai sikap terbuka untuk dapat merubah dirinya dalam belajar, bersikap
3. Para siswa dapat memilih materi dan fasilitas belajar yang sesuai dengan yang
diperlukan. Misalnya buku teks tambahan. Alat belajar dan sebagainya.
4. Siswa dapat mengatasi hambatan belajar yang dialaminya, sesuai dengan latar
belakang kesulitan belajar yang dihadapi. Sebab setiap siswa mempunyai sebab-sebab kesulitan yang berbeda.
5. Sesudah terbiasa mengatasi kesulitan, akan menimbulkan sikap baru dalam belajar
yang dianggap ada pengaruhnya terhadap prestasi, misalnya sekarang membiasakan diri belajar pada waktu dini hari, dimana sebelumnya tak pernah dilakukan.
6. Dengan adanya perubahan sikap dan prestasinya maka siswa dengan mudah dapat
menyelesaikan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diterimanya.
7. Sesudah tercapai hasil yang lebih baik, akan menimbulkan kepuasan diri sehingga
dapat mempertebal harga diri dan menambahkan motivasi baru.
C. Fungsi Pengajaran Remedial
Sesuai dengan pengertiannya maka pengajaran remidi mempunyai fungsi yang amat penting dalam proses belajar secara keseluruhan. Sebab dapat menjangkau masalah yang bersifat individual. Hal ini biasnaya terlupakan dalam proses belajar secara klasikal. Fungsi pengajaran remidi adalah :
1. Fungsi Korektif
Korektif berarti membetulkan atau perbaikan terhadap sesuatu yang tidak wajar, yaitu masih rendahnya prestasi yang dicapai siswa. Sasaran korektif baik untuk siswa maupun untuk guru. Perbaikan yang dimaksud meliputi antara lain cara belajar, penggunaan metode mengajar, materi, media yang dipergunakan guru, cara penilaian, dan sebagainya.
2. Fungsi Pemahaman
mengenal dan memahami siswa tersebut secara lebih baik, hubungan guru-siswa akan menjadi lebih erat.
3. Fungsi penyesuaian
Dengan pengajaran remidi siswa dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sekitarnya, terutama yang berhubungan langsung dengan proses belajar mereka. Mereka dituntut untuk menyesuaikan tuntutan kurikulum, cara mengajar guru, lingkungan teman belajar maupun fasilitas belajar yang tersedia dengan kondisi seperti itu diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik. Bagi mereka yang terpaksa harus meninggalkan lingkungan orang tuanya untuk belajar di kota hal tersebut merupakan hambatan yang benar.
4. Fungsi Pengayaan
Fungsi pengayaan dimaksudkan bahwa pengajaran remedial dapat memperkaya proses belajar mengajar. Karena materi yang tidak disampaikan dalam pengajaran yang biasa (reguler) akan ditambahkan melalui remidi. Selain itu juga dalam bidang metode guru akan menggunakan metode lain bahkan buku maupun alat pelajaran lain sehingga akan memperjelas konsep yang diberikan.dengan cara tersebut maka hasil yang akan dicapai lebih banyak dari yang diberikan secara reguler. Pelajaran yang diperoleh akan lebih banyak. Dengan demikian akan memperkaya pengalaman. 5. Fungsi Akselerasi
Dengan pengajaran remidi, siswa yang lambat belajar akan dipercepat proses belajarnya. Dengan demikian siswa tersebut memperoleh manfaat dengan percepatan waktu yang dipergunakan dalam belajar. Kalau tidak maka dia akan tertinggal, bahkan mungkin akan tinggal kelas.
6. Fungsi Terapeutik
merupakan sikap positif terhadap pembentukan pribadinya. Dengan demikian fungsi terapi dapat dicapai.
D. Strategi dan Pendekatan Pengajaran Remidial
Pada garis besarnya ada 2 macam pendekatan yang dapat ditempuh (Ross & Stanley), yaitu pendekatan kuratif dan preventif. Sedangkan Dinkmeyer & Caldwell menambahkan stu lagi yaitu yang bersifat pengembangan.
1. Strategi Pendekatan yang Bersifat Kuratif Tindakan pengajaran dikatakan bersifat
kuratif bilamana diberikan setelah selesainya program PBM. Utama diselenggarakan. Tindakan tersebut dilakukan setelah melihat kenyataan bahwa adan seseorang atau sebagian siswa bahkan sebagian besar siswa yang dipandang tidak mampu untuk menyelesaikan program PBM yang bersangkutan secara sempurna sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Program tersebut dapat dilihat setiap kali pertemanan, setiap satuan unit pelajaran, atau satuan waktu (mingguan, bulanan bahkan triwulan atau semesteran). Dengan ciri-ciri yang telah dikemukakan di depan, yaitu antara lain prestasi di bawah rata-rata kelas, bahkan siswa yang mempunyai prestasi tinggi di atas rata-rata juga perlu mendapatkan perhatian dengan memberikan tambahan pelajaran ekstra. Sebab selain untuk meningkatkan prestasi secara optimal, juga untuk menyalurkan kepada kesibukan. Karena siswa ini lebih cepat menyelesaikan tugas dibandingkan dari temannya. Selama menanti teman-teman lain yang sedang bekerja atau menyelesaikan tugas berikan tambahan, kalau tidak dia mungkin sekali akan mengganggu teman yang bekerja, atau berkeliaran. Yang jelas prestasi atau kemampuan yang dimiliki lebih tersebut akan ditingkatkan secara maksimal. Justru di kelas-kelas anak yang demikian kurang mendapatkan perhatian guru kelas / bidang studi.
Untuk dapat mencapai sasaran tersebut beberapa tehnik yang dipergunakan dengan pendekatan : pengulangan (repotition), pengayaan (enrichment), dan pengukuhan (Re inforcement) serta pencepatan (acceleration).
Pelaksanaannya :
Pelaksanaannya dapat dilakukan pada tiap akhir jam pelajaran, tiap akhir unit (satuan) pelajaran tertentu, maupuan setiap akhir pokok bahasan. Sasaran dapat diberikan kepada perorangan (individual maupun kelompok, tergantung kepada kebutuhan. Sedangkan waktu penyampaiannya dapat diberikan sesudah pelajaran selesai maupun di luar jam pelajaran. Misalnya pada sore hari. Sering kita lihat ada sementara guru yang memberikan pelajaran tambahan/ulangan pada waktu sore hari pada murid tertentu. Cara lain yang dapat diberikan melalui “kelas remedial” yaitu khusus bagis siwa yang memerlukan bantuan tersendiri lantaran rendah prestasi. Siswa lainnya melaukan proses belajar secara biasa.
b. Pengayaan dan Pengukuhan (Enrichment dan Reinforcement).
Sasarannya ditujukan kepada siswa yang mempunyai kelemahan ringan atau bahkan siswa yang mempunyai kemampuan tingi. Materi yang diberikan yaitu yang masih ada kaitannya (ekuivalen). Dengan materi pokok atau dapat juga merupakan tambahan (suplementer) sehingga akan memperoleh cakrawala yang lebih luas dari materi tersebut. Dengan demikian bagi siwa yang berkemampuan lebih mempunyai kesibukan yang bersifat positif. Baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya, sedang kemampuannya dapat ditingkatkan secara optimal. Pelaksanaannya dapat dengan memberikan tugas-tugas (take home) bakat siswa yang lemah dengan dikerjakan di rumah atau tambahan pada saat temannya yang lain sedang mengikuti pelajaran utama, mereka yang berkemampuan lebih mendapat tugas tambahan. Setelah selesai tugas tersebut sebaiknya diperiksa oleh guru.
c. Percepatan (acceeleration, akselerasi).
banyak sehingga mungkin dapat menyelesaikan program lebih cepat. Sayangnya sistim di sekolah lanjutan hal tersebut masih jarang.
Kalau ketiga cara pendekatan tersebut dapat dipergunakan secara baik. Oleh guru, maka kesulitan yang dihadapi para siswa secara kuratif dapat diatasi hasil karya tambahan tersebut perlu dibukukan dalam kemajuan akademik siswa sehingga dapat merupakan bahan masukan untuk menentukan prestasi akademiknya. Hal ini akan merupakan tambahan motivasi bagi siswa tersebut. 2. Strategi Pendekatan Bersifat Preventif Pada pendekatan kuratif ditujukan pada siswa
yang secara nyata telah mempunyai kesulitan tertentu, sedangkan pada pendekatan preventif ditujukan kepada siswa yang diperkirakan mempunyai kesulitan berdasarkan informasi yang diperoleh. Sehingga langkah ini merupakan antisipasi atau pencegahan agar apa yang mungkin terjadi dapat dicegah. Sehingga pendekatan tersebut disebut juga sebagai pencegahan. Siswa yang digolongkan dalam usaha tersebut adalah mereka yang diperkirakan dapat menyelesaikan program belajar lebih cepat dari waktu yang direncanakan, atau mereka yang diperkirakan akan lebih lambat dari waktu yang telah diprogramkan. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara kelompok maupun secara individual tergantung pada siswanya. 3. Strategi Pendekatan Pengajaran Remidi bersifat Pengembangan (Developmental).
BAB III
PELAKSANAAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN
A. Rencana Pelaksanaan
21 Nadia Putri 90 Pengayaan sebanyak 16 orang, sedangkan jumlah siswa yang masuk kelas pengayaan sebanyak 15 orang siswa.
Kegiatan remedial dan Pengayaan ini dilaksanakan pada 3 tahap yaitu: 1. Pelaksanaan pembelajaran remedial
Berdasarkan jumlah siswa yang akan mengikuti remedial, yaitu sebanyak 52% atau lebih dari setengah dari jumlah siswa yang tidak tuntas, maka guru menentukan metode pembelajaran yaitu dengan cara memaparkan kembali materi, menegaskan dan mengulang kembali penanaman konsep-konsep untuk pemahaman siswa, serta tanya jawab. Siswa diberi latihan soal dan dibahas guru bersama dengan siswa. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa yaitu sebanyak 31 orang.
2. Pelaksanaan ujian dari hasil pembelajaran remedial
Pelaksanaan ujian remedial dilakukan pada pertemuan berikutnya dengan jumlah peserta remedial sebanyak 16 orang siswa, sedangkan peserta pengayaan sebanyak 15 orang.
3. Evaluasi hasil remedial untuk melakukan tindak lanjut, jika masih terdapat kekurangan atau hasil masih belum sesuai
B. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil
penekanan-penekanan terhadap konsep yang belum dikuasai siswa. Guru menerapkan metoda Tanya jawab dan latihan terbimbing untuk melatih kemampuan siswa.
Setelah proses pembelajaran selesai yaitu satu kali pertemuan, untuk pertemuan berikutnya guru melakukan ujian untuk mengukur kemampuan siswa atas daya serap siswa terhadap materi yang telah diterima siswa. Untuk melihat hasil yang diperoleh siswa setelah pembelajaran remedial dapat dilihat seperti di bawah ini:
HASIL UJIAN REMEDIAL UH-1
1 Budi Syahputra T 10 Remedial 70 TDK TUNTAS 2 Bunga Dahlia 55 Remedial 100 TUNTAS 3 Dwi Chintia Adriani 10 Remedial 30 TDK
TUNTAS 4 Dwi Marita Yulia 10 Remedial 50 TDK
TUNTAS 5 Firma Hidayat 50 Remedial 100 TUNTAS 6 Fitri Diana 10 Remedial 10 TDK
TUNTAS 7 Melyani Putri Fadma 55 Remedial 100 TUNTAS 8 Hesty Amelia 60 Remedial 50 TDK
TUNTAS 9 Marlida Nadia 55 Remedial 85 TUNTAS 10 Putri Mahesa 35 Remedial 95 TUNTAS 11 Reza Rahmayani 10 Remedial 70 TDK
TUNTAS 12 Riska Ayu Admila 10 Remedial 75 TUNTAS 13 Shelvia Indriyanti 40 Remedial 75 TUNTAS 14 Suci Rahmadhani 10 Remedial 10 TDK
TUNTAS 15 Tika Fadila 50 Remedial 50 TDK
TUNTAS Dari hasil remedial yang diikuti 16 orang siswa tersebut, siswa yang tuntas sesuai KKM adalah sebanyak 7 orang, sedangkan 9 orang siswa lainnya nilainya belum memenuhi KKM. Agar 8 orang siswa yang tidak tuntas tersebut dapat menuntaskan pembelajaran sesuai indikator yang ditetapkan, guru mencarikan alternatif solusi diantaranya dengan : 1. Mencarikan tutor teman sebaya
2. Memberikan soal-soal untuk dikerjakan siswa sebagai latihan. 3. Melakukan pendekatan secara individu.
Selanjutnya siswa yang akan diremedi disuruh memilih cara Pelaksanaan pembelajaran remedial yang yang akan mereka ikuti.
Adapun alternatif pembelajaran remedial yang dipilih siswa serta hasilnya dapat dilihat seperti di bawah ini:.
1 Budi Syahputra T 10 pendekatan secara individu
80 TUNTAS
2 Reza Rahmayani 10 pendekatan secara individu
80 TUNTAS
3 Dwi Chintia Adriani 10 pendekatan secara individu
80 TUNTAS
6 Fitri Diana 10 pendekatan secara individu
80 TUNTAS
7 Suci Rahmadhani 10 pendekatan secara individu
80 TUNTAS
8 Tika Fadila 50 Memberikan soal-soal untuk dikerja kan siswa sebagai latihan.
80 TUNTAS
9 Wanda Lioni H 10 pendekatan secara individu
80 TUNTAS
A. Kesimpulan
Kegiatan remedial (perbaikan) dalam proses pembelajaran merupakan salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan yang berupa kegiatan perbaikan yang telah diprogram dan disusun secara sistematis. Tantangan, krisis dan kesenjangan belajar berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah siswa yang mengalami kesulitan belajar di sekolah, terutama bagi siswa lamban belajar dan berprestasi rendah.Dalam proses pembelajaran, akan selalu ada siswa-siswa yang memerlukan bantuan, baik dalam hal mencerna materi pelajaran maupun dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang dialaminya. Sering ditemui seorang atau sekelompok siswa yang tidak mencapai prestasi belajar yang diinginkan. Hasil belajar seorang siswa kadang-kadang berada di bawah rata-rata bila dibandingkan dengan hasil belajar teman-teman sekelasnya. Siswa-siswa seperti inilah yang perlu memperoleh pengajaran remedial.
B. Saran
Dalam proses pembelajaran, seorang guru sudah barang tentu bertanggung jawab untuk membantu dan membimbing siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Seorang guru sangat diharapkan untuk dapat menciptakan situasi pembelajaran yang efektif, efisien, dan relevan. Agar hal ini dapat tercapai, maka seorang guru harus memiliki kompetensi yang beraneka ragam.
DAFTAR PUSTAKA
Mukhtar dan Rusmini, 2005. Pengajaran Remedial. Jakarta: Nimas Multima. Ischak dan Warji, 1987. Program Remedial. Yogyakarta: Liberty.