• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Amdal Hutan Mangrove

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Amdal Hutan Mangrove"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I Indonesia disebut dengan istilah "Mega biodiversity" atau "keanekaragaman mahluk hidup yang tinggi" umumnya dikenal sebagai Indomalaya atau Malesia bedasarkan penelitian bahwa 10 persen tumbuhan, 12 persen mamalia, 16 persen reptil, 17 persen burung, 25 persen ikan yang ada di dunia hidup di Indonesia, padahal luas Indonesia hanya 1,3 % dari luas Bumi.

Tentunya Indonesia juga memiliki kawasan hutan yang cukup luas, yang tersebar diseluruh pulau. Berdasarkan data dari Forest Watch Indonesia tahun 2009 luas tutupan hutan Indonesia sebesar 88,17 juta ha atau sekitar 46,33 persen dari luas daratan Indonesia. Sebaran tutupan hutan terluas terdapat di pulau Papua dengan presentase sebesar 38,72 persen dari total luas tutupan hutan Indonesia, atau sekitar 34,13 juta ha.

Berdasarkan jenis hutan dapat dibedakan berdasarkan iklim, jenis tanah, dan bentang alam, proses terbentuknya, status, jenis tanaman, dan fungsi. Berdasarkan iklim, terdapat 2 jenis hutan di Indonesia yaitu Hutan hujan tropika dan hutan monsun. Untuk hutan hujan tropika terbagi menjadi 10 jenis hutan yang salah satunya adalah hutan mangrove atau hutan bakau. Hutan mangrove di Indonesia seluas 3,54 juta ha atau sebesar 24 persen luas hutan mangrove di dunia.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan hutan mangrove?

2. Apa saja komponen ekosistem di hutan mangrove dan bagaimana karakteristiknya? 3. Apa saja sumber daya yang terdapat di hutan mangrove dan apa manfaatnya?

(2)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hutan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan, yang dimaksud dengan hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

2.2. Jenis – jenis Hutan

1. Jenis hutan berdasarkan iklim:

a. Hutan Hujan Tropika, adalah hutan yang terdapat didaerah tropis dengan curah hujan sangat tinggi. Hutan jenis ini sangat kaya akan flora dan fauna. Di kawasan ini keanekaragaman tumbuh-tumbuhan sangat tinggi. Luas hutan hujan tropika di Indonesia lebih kurang 66 juta hektar Hutan hujan tropika berfungsi sebagai paru-paru dunia. Hutan hujan tropika terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

b. Hutan Monsun, disebut juga hutan musim. Hutan monsun tumbuh didaerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi, tetapi mempunyai musim kemarau yang panjang. Pada musim kemarau, tumbuhan di hutan monsun biasanya menggugurkan daunnya. Hutan monsun biasanya mempunyai tumbuhan sejenis, misalnya hutan jati, hutan bambu, dan hutan kapuk. Hutan monsun banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

2. Jenis hutan berdasarkan Variasi Iklim, Jenis Tanah, dan Bentang Alam: a. Kelompok Hutan Tropika:

(3)

- Hutan Hujan Pegunungan Rendah - Hutan Tropika Dataran Rendah - Hutan Subalpin

- Hutan Pantai - Hutan Mangrove - Hutan Rawa - Hutan Kerangas - Hutan Batu Kapur

- Hutan pada batu Ultra Basik b. Kelompok Hutan Monsun:

- Hutan Monsun Gugur Daun

- Hutan Monsun yang Selalu Hijau (Evergren)

- Sabana

3. Jenis hutan berdasarkan terbentuknya:

a. Hutan alam, yaitu suatu lapangan yang bertumbuhan pohon-pohon alami yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya. Hutan alam juga disebut hutan primer, yaitu hutan yang terbentuk tanpa campur tangan manusia.

b. Hutan buatan disebut hutan tanaman, yaitu hutan yang terbentuk karena campur tangan manusia.

(4)

a. Hutan negara, yaitu hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah. b. Hutan hak, yaitu hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah. Hak atas

tanah, misalnya hak milik (HM), Hak Guna Usaha (HGU), dan hak guna bangunan (HGB).

c. Hutan adat, yaitu hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat. 5. Jenis hutan berdasarkan jenis tanamannya:

a. Hutan Homogen (Sejenis), yaitu hutan yang arealnya lebih dari 75 % ditutupi oleh satu jenis tumbuh-tumbuhan. Misalnya: hutan jati, hutan bambu, dan hutan pinus.

b. Hutan Heterogen(Campuran), yaitu hutan yang terdiri atas bermacam-macam jenis

Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan konservasi terdiri atas :

1. Hutan Suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan, satwa dan ekosistemnya serta berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan. Kawasan hutan suaka alam terdiri atas cagar alam, suaka margasatwa dan Taman Buru. 2. Kawasan Hutan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik

(5)

serta pemanfaatan secara lestari sumber alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan pelestarian alam terdiri atas taman nasional, taman hutan raya (TAHURA) dan taman wisata alam.

c. Hutan Produksi

Hutan produksi adalah kawasan hutan yang diperuntukkan guna produksi hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya serta pembangunan, industri, dan ekspor pada khususnya. Hutan produksi dibagi menjadi tiga, yaitu hutan produksi terbatas (HPT), hutan produksi tetap (HP), dan hutan produksi yang dapat dikonversikan (HPK).

2.3. Pengertian Hutan Mangrove

Hutan mangrove atau disebut juga hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.

Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi* tanah; salinitas** tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.

*Aerasi adalah penambahan oksigen ke dalam air dengan memancarkan air atau melewatkan gelembung udara ke dalam air.

**Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah.

(6)

Hutan-hutan bakau menyebar luas di bagian yang cukup panas di dunia, terutama di sekeliling khatulistiwa di wilayah tropika dan sedikit di subtropika. Penyebaran beberapa spesies mangrove terdapat di sekitar ekuator antara 32 o LU dan 38 o LS, pada iklim A,B,C dan D dengan nilai Q yang bervariasi. Semakin jauh dari ekuator spesies mangrove semakin sedikit dan pohonnya semakin kecil. Lokasi mangrove paling utara adalah di bagian tenggara pulau Kyushu, Jepang, dimana hanya ditemukan satu spesies saja (Kandelia candel), sedangkan lokasi paling selatan adalah bagian utara Selandia Baru dimana hanya teridentifikasi satu spesies yaitu Avicenia marina.

Menurut Chapman (1975) penyebaran mangrove dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :

a. The old worl mangrove, yang meliputi Afrika Timur, Laut Merah, India, Asia Tenggara, Jepang, Filipina, Australia, Selandia Baru, Kepulauan Pasifik dan Samoa.

b. The new world mangrove, yang meliputi pantai Atlantik dan Afrika dan Amerika, Meksiko dan Pasifik Amerika dan Kepulauan Galapagos.

(7)

2.5. Ekosistem dan Karakteristik Hutan Mangrove 2.5.1. Ekosistem Hutan Mangrove

Hutan mangrove terdapat di sepanjang garis pantai di kawasan tropis, dan menjadi pendukung berbagai jasa ekosistem, termasuk produksi perikanan dan siklus unsur hara. Ekosistem mangrove ini sebenarnya masuk ke dalam lingkup ekosistem pantai sebab ia terletak di kawasan perbatasan laut dan juga darat. Ia terletak di wilayah pantai dan juga muara sungai. Hutan mangrove, sebagai sebuah hutan yang tumbuh di wilayah pasang dan surut akan tergenang air di masa pasang dan akan bebas dari genangan air pada saat air surut. Komunitas yang ada di dalam hutan mangrove ini sangat adaptif terhadap kadar garam air laut. Sebagai sebuah ekosistem, hutan mangrove terdiri dari beragam organisme yang juga saling berinteraksi satu sama lainnya.

2.5.2. Karakteristik Hutan Mangrove

Ada beberapa karakteristik yang bias dijumpai di hutan mangrove, yaitu: 1. Wilayah tanah yang tergenang secara periodic atau berkala.

2. Tempat tersebut juga mendapat aliran air tawar yang cukup dari daratan.

3. Wilayah tersebut terlindung dari gelombang besar juga arus pasang surut laut yang kuat. 4. Air di wilayah tersebut memiliki kadar garam payau.

5. Jenis pepohonan yang relatif terbatas.

6. Akar pepohonan terbilang unik sebab berbentuk layaknya jangkar dengan melengkung juga menjulang di bakau atau Rhizphora Spp.

7. Terdapat beberapa pohon yang akarnya mencuat secara vertical layaknya pensil di pidada atau Sonneratia dan juga api-api atau Avicennia Spp.

8. Terdapat biji atau propagul dengan sifat vivipar atau mampu melakukan proses perkecambahan pada kulit pohon.

(8)

2.6.1. Flora Hutan Mangrove

Mangrove adalah sekumpulan pohon dan semak-semak yang tumbuh di daerah intertidal (daerah pasang surut). Bakau (Mangrove) merupakan suatu komponen ekosistem yang terdiri atas komponen mayor dan komponen minor. Komponen mayor merupakan komponen yang terdiri atas mangrove sejati, yakni mangrove yang hanya dapat hidup di lingkungan mangrove (pasang surut). Komponen minor merupakan komponen mengrove yang dapat hidup di luar lingkungan mangrove (tidak langsung kena pasang surut air laut). Mangrove yang merupakan komponen mayor disebut juga dengan mangrove sejati, sedangkan mangrove yang termasuk komponen minor disebut dengan mangrove ikutan.

Mangrove sejati digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Rhizoporaceae

(9)

Gambar 1. Akar tunjang pada Rhizophoraceae - Ceriops decandra

Spesies ini tidak memiliki akar tunjang (akar tunjang sangat kecil). Propagulnya tumbuh ke arah atas dan melengkung sehingga ketika ketika jatuh dan terlepas dari tangkainya propagul dapat menancap di lumpur.

(10)

Ciri yang dimiliki Avicenniaceae adalah adanya akar napas yang selalu muncul ke permukaan air untuk menyerap oksigen. Family Avicenniaceae dapat dilihat di table berikut:

Gambar 2. Akar nafas pada Avicenniaceae

3. Sonneratiaceae

(11)

Gambar 3. Akar nafas pada Sonneratiaceae Mangrove ikutan digolongkan sebagai berikut:

1. Nipha frutican

Nama daerahnya disebut juga Bunyuk. Termasuk dalam palmae. Ciri khas yang terdapat pada spesies ini, antara lain: memiliki spata (semacam pelepah besar) dan memiliki tongkol bunga/tangkai bunga majemuk yang menebal (spadik) sehingga disebut juga tanaman berpadik (spadiksiflorae).

2. Exoecharea agaloka

(12)

3. Dolix handrone spathacea

Nama daerah spesies ini kayu jaran, memiliki buah/biji bersayap. Termasuk dalam Bignoniaceae.

4. Lumnitzera rasemosa

Nama daerah Teruntum, satu family dengan Ketapang. 5. Tespeshia palpulnea

Nama daerah waru lot. Daun mirip waru. Tepi daun integer. Bunga lebih tebal. 2.6.2. Fauna Hutan Mangrove

Fauna yang terdapat di ekosistem mangrove merupakan perpaduan antara fauna ekosistem terestrial, peralihan dan perairan. Fauna terestrial kebanyakan hidup di pohon mangrove sedangkan fauna peralihan dan perairan hidup di batang, akar mangrove dan kolom air. Beberapa fauna yang umum dijumpai di ekosistem mangrove dijelaskan sebagai berikut:

1. Mamalia

(13)

umum terdapat di hutan mangrove namun jarang terlihat. Sedangkan Lumba-lumba seperti lumba-lumba Gangetic (Platanista gangetica) dan lumba-lumba biasa (Delphinus delphis) juga umum ditemukan di sungai-sungai hutan mangrove, yaitu seperti Manatees (Trichechus senegalensis dan Trichechus manatus latirostris) dan Dugong (Dugong dugon), meskipun spesies-spesies ini pertumbuhannya jarang dan pada beberapa tempat terancam mengalami kepunahan.

2. Reptil dan Amphibia

(14)

hewan-hewan tersebut ular juga dapat ditemukan di sekitar area mangrove, khususnya pada dataran yang mengarah ke laut.

3. Burung

Pada saat terjadinya perubahan pasang surut merupakan suatu masa yang ideal bagi berlindungnya burung (dunia burung), dan merupakan waktu yang ideal bagi burung untuk melakukan migrasi. Menurut Saenger et al. (1954), tercatat sejumlah jenis burung yang hidup di hutan mangrove yang mencapai 150-250 jenis. Beberapa penelitian tentang burung di Asia Tenggara telah dilakukan oleh Das dan Siddiqi 1985 ; Erftemeijer, Balen dan Djuharsa, 1988; Howes,1986 dan Silvius, Chan dan Shamsudin,1987. Di Kuba, terdapat beberapa spesies yang menempati tempat atau dataran tinggi seperti Canario del manglar (Dendroica petechis gundlachi) dan tempat yang lebih rendah seperti Oca del manglar (Rallus longirostris caribaeus). Burung yang paling banyak adalah Bangau yang berkaki panjang. Dan yang termasuk burung pemangsa adalah Elang laut (Haliaetus leucogaster), Burung layang-layang (Haliastur indus), dan elang pemakan ikan (Ichthyphagus ichthyaetus). Burung pekakak dan pemakan lebah adalah burung-burung berwarna yang biasa muncul atau kelihatan di hutan mangrove.

4. Ikan

Ikan di daerah hutan mangrove cukup beragam yang dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu :

a. Ikan penetap sejati, yaitu ikan yang seluruh siklus hidupnya dijalankan di daerah hutan mangrove seperti ikan Gelodok (Periopthalmus sp).

b. Ikan penetap sementara, yaitu ikan yang berasosiasi dengan hutan mangrove selama periode anakan, tetapi pada saat dewasa cenderung menggerombol di sepanjang pantai yang berdekatan dengan hutan mangrove, seperti ikan belanak (Mugilidae), ikan Kuweh (Carangidae), dan ikan Kapasan, Lontong (Gerreidae).

(15)

d. Ikan pengunjung musiman. Ikan-ikan yang termasuk dalam kelompok ini menggunakan hutan mangrove sebagai tempat asuhan atau untuk memijah serta tempat perlindungan musiman dari predator.

5. Crustacea dan Mollusca

Berbagai jenis fauna yang relatif kecil dan tergolong dalam invertebrata, seperti udang dan kepiting (Krustasea), gastropoda dan bivalva (Moluska), Cacing (Polikaeta) hidup di hutan mangrove. Kebanyakan invertebrata ini hidup menempel pada akar-akar mangrove, atau di lantai hutan mangrove. Sejumlah invertebrata tinggal di dalam lubang-lubang di lantai hutan mangrove yang berlumpur. Melalui cara ini mereka terlindung dari perubahan temperatur dan faktor lingkungan lain akibat adanya pasang surut di daerah hutan mangrove.

(16)

melebihi 10 meter. Waktu untuk bertelur dimulai bulan Juni dan berlanjut sampai akhir Januari.

Molusca yang memiliki nilai ekonomis biasanya sudah jarang ditemukan di ekosistem mangrove karena dieksploitasi secara besar-besaran. Contohnya adalah spesies Anadara sp saat ini jarang ditemukan di beberapa lokasi ekosistem mangrove karena dieksploitasikan secara berlebihan. Bivalva lain yang paling penting di wilayah mangrove adalah kerang darah (Anadara granosa) dan gastropod yang biasanya juga dijumpai terdiri dari Cerithidia obtusa, Telescopium mauritsii dan T telescopium. Kerang-kerang ini merupakan sumber daya yang penting dalam produksi perikanan, dan karena mangrove mampu menyediakan substrat sebagai tempat berkembang biak yang sesuai, dan sebagai penyedia pakan maka dapat mempengaruhi kondisi perairan sehingga menjadi lebih baik. Kerang merupakan sumberdaya penting dalam pasokan sumber protein dan sumber penghasilan ekonomi jangka panjang. Untuk penduduk sekitar pantai menjadikan kerang sebagai salah satu jenis yang penting dalam penangkapan di wilayah mangrove.

Gambar 4. Fauna perairan yang hidup di ekosistem mangrove

(17)

perairan adalah rantai makanan detritus. Detritus diperoleh dari guguran daun mangrove yang jatuh ke perairan kemudian mengalami penguraian dan berubah menjadi partikel kecil yang dilakukan oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur.

Keberhasilan dari pengaturan menggabungkan dari mangrove berupa sumber penghasil kayu dan bukan kayu, bergantung dari pemahaman kepada; satu parameter dari ekologi dan budaya untuk pengelolaan kawasan hutan (produksi primer) dan yang kedua secara biologi dimana produksi primer dari hutan mangrove merupakan sumber makanan bagi organisme air (produksi sekunder). Pemahaman aturan tersebut merupakan kunci dalam memelihara keseimbangan spesies yang merupakan bagian dari ekosistem yang penting.

Rantai ini dimulai dengan produksi karbohidrat dan karbon oleh tumbuhan melalui proses Fotosintesis. Sampah daun kemudian dihancurkan oleh amphipoda dan kepiting. (Head, 1971; Sasekumar, 1984). Proses dekomposisi berlanjut melalui pembusukan daun detritus secara mikrobial dan jamur (Fell et al., 1975; Cundel et al., 1979) dan penggunaan ulang partikel detrital (dalam wujud feses) oleh bermacam-macam detritivor (Odum dan Heald, 1975), diawali dengan invertebrata meiofauna dan diakhiri dengan suatu spesies semacam cacing, moluska, udang-udangan dan kepiting yang selanjutnya dalam siklus dimangsa oleh karnivora tingkat rendah. Rantai makanan diakhiri dengan karnivora tingkat tinggi seperti ikan besar, burung pemangsa, kucing liar atau manusia.

(18)

Gambar 5. Jaring makanan di ekosistem mangrove

2.8. Manfaat Hutan Mangrove

Manfaat dari hutan mangrove dapat ditinjau dari 3 segi yaitu: 1. Fungsi Fisik Hutan Mangrove

a. Sebagai penjaga garis pantai juga tebing sungai agar terhindar dari erosi atau abrasi. b. Memacu percepatan perluasan lahan.

c. Mengendalikan intrusi dari air laut.

d. Berperan sebagai pelindung daerah belakang hutan mangrove dari pengaruh buruk hempasan gelombang juga angin yang kencang.

e. Sebagai kawasan penyangga dari rembesan air lautan. f. Sebagai pusat pengolahan limbah organik.

g. Membantu proses pengendapan lumpur yang berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur hara air.

h. Sebagai sarana transportasi.

(19)

2. Fungsi Ekonomis Hutan Mangrove

a. Sebagai sumber kayu untuk bahan bakar juga bahan bangunan bagi manusia.

b. Sebagai penghasil beberapa unsur penting seperti obat-obatan, minuman, makanan, tannin juga madu.

c. Sebagai lahan untuk produksi pangan. d. Sebagai tempat wisata.

e. Sebagai sumber bahan pangan alternatif. 3. Fungsi Biologis Hutan Mangrove

a. Sebagai tempat untuk mencari makanan, tempat memijah, tempat untuk berkembang-biak berbagai organisme seperti ikan, udang dan lain-lain.

b. Sebagai salah satu sumber plasma nutfah*. c. Sebagai habitat satwa langka.

d. Mencegah berkembangnya tanah sulfat masam. e. Memelihara iklim mikro.

*Plasma Nutfah adalah substansi pembawa sifat keturunan yang dapat berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan atau hewan serta mikroorganisme.

**Iklim mikro merujuk kepada keadaan iklim bagi suatu kawasan kecil atau iklim tempatan.

(20)

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Hutan mangrove atau disebut juga hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut.

2. Ekosistem mangrove ini sebenarnya masuk ke dalam lingkup ekosistem pantai sebab ia terletak di kawasan perbatasan laut dan juga darat. Komunitas yang ada di dalam hutan mangrove ini sangat adaptif terhadap kadar garam air laut.

3. Karakteristik dari hutan mangrove yaitu wilayahnya tergenang secara periodik, mendapatkan aliran air tawar dari darat, terlindung dari gelombang besar, air didaerah tersebut memiliki kadar garam payau, jenis pohon terbatas, akar pohon yang unik, terdapat biji atau propagul dengan sifat vivipar.

4. Flora di daerah hutan mangrove terdiri dari mangrove sejati dan mangrove ikutan. Anggota mangrove sejati yaitu Rhizoporaceae, Avicenniaceae, Sonneratiaceae. Sedangkan untuk mangrove ikutan yaitu Nipha frutican, Exoecharea agaloka, Dolix handrone spathacea, Lumnitzera rasemosa, dan Tespeshia palpulnea.

5. Fauna di daerah hutan mangrove terdiri dari Mamalia, Reptil dan Amphibia, burung, ikan, serta Crustacea dan Mollusca.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

http://bkpp4k.rembangkab.go.id/index.php/publikasi/1-manfaat-hutan

http://bphm-i.sim-rlps.dephut.go.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=49:basic&catid=36:infohut&Itemid=63

http://ekosistem-ekologi.blogspot.com/2013/02/berkenalan-dengan-ekosistem-mangrove.html

http://faridmuzaki.blogspot.com/2011/01/fauna-mangrove.html

http://hutan-bakau1.blogspot.com/

http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_bakau

http://web.ipb.ac.id/~dedi_s/index.php?option=com_content&task=view&id=18

http://www.dephut.go.id/uploads/INFORMASI/RRL/RLPS/mangrove.htm

http://wwwbiotell.blogspot.com/2011/05/praktikum-mangrove.html

(22)

TUGAS KELOMPOK

“HUTAN MANGROVE”

DISUSUN OLEH:

1. Giovianne F. Marantika (0910613045)

2. Yoga Prananta (0910610102)

3. Yogi Cahyo Utomo (0910613014)

4. Wilfridus Efendi (0910610099)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(23)

Gambar

Gambar 1. Akar tunjang pada Rhizophoraceae
Gambar 2. Akar nafas pada Avicenniaceae
Gambar 3. Akar nafas pada Sonneratiaceae
Gambar 4. Fauna perairan yang hidup di ekosistem mangrove
+2

Referensi

Dokumen terkait

• Dalam Agama Kristen, terdapat beberapa aliran sesat, di antaranya Saksi Saksi Yehuwa (mereka menggunakan Alkitab Terjemahan Dunia Baru di mana ada beberapa bagian ditambahkan

Jika telah habis batas waktu sewa, pemohon dapat mengajukan permohonan perpanjangan sewa ke Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Madiun.. Jika sewa sudah

Panoftalmitis atau peradangan supuratif pada isi bola mata memiliki gejala yaitu terdapatnya nanah, palpebra yang bengkak, dan mata masih dapat digerakkan

Usluga, kao primarni elemenat marketing miksa inansijske organizacije, mora biti usklađena sa potre- bama klijenata.Speciičnost inansijskih usluga u od- nosu na druge je u tome što

Ilmu psikologi merupakan ilmu yang secara mendalam mempelajari perilaku manusia serta proses mental yang melatarbelakangi perilaku tersebut.. Berbagai pendekatan dan

Berdasarkan data pada Tabel 5, dapat disimpulkan bahwa seluruh media dengan metode penanaman apapun baik digunakan untuk pengujian benih kecipir lot Pesawaran,

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan fotokatalis lapisan tipis adalah absorbansi, energi gap, ukuran bulir, dan ketebalan.. Hal ini dipengaruhi

Pengaruh apa yang muncul dengan adanya musik pengiring band dalam kegiatan ibadah terhadap jemaat di Gereja Baptis Indonesia Ngadinegaran Yogyakarta.. Untuk