• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM K3 HIGIENE DAN SANITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM K3 HIGIENE DAN SANITAS"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM K3 ‘‘HIGIENE DAN SANITASI’’

DI SUSUN OLEH : FINDA ARUM KUSUMA .W

(1711050034)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

A. Tujuan

Tujuan dari acara praktikum ini adalah :

1. Untuk mengetahui cara menjaga hygiene dan sanitasi orang yang bekerja di laboratorium, serta hygiene dan sanitasi laboratorium.

2. Untuk mencegah penyakit.

3. Untuk mengetahui APD yang digunakan di laboratorium

B. Dasar Teori

Kata Higiene berasal dari Bahasa Yunani "hygieine" (artinya healthfull = sehat), seorang nama dewi kesehatan Yunani (Hygieia). Beberapa definisi Higiene adalah:

a. Higiene adalah seluruh kondisi atau tindakan untuk meningkatkan kesehatan (a condition or practice which promotes good health).

b. Higiene adalah tindakan-tindakan pemeliharaan kesehatan (the maintanance of healthfull practices)

c. Higiene adalah ilmu yang berkaitan dengan pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan (the sciene concerned with the prevention of illness and maintanance of health).( Astuti, Yuli Budi, 2006).

Pengertian higiene saat ini terkait teknologi mengacu kepada kebersihan (cleanliness). Higiene juga mencakup usaha perawatan kesehatan diri (higiene personal), yang mencakup juga perlindungan kesehatan akibat pekerjaan. (Astuti, Yuli Budi, 2006).

1. Definisi hygiene laboratorium

(3)

kegiatan lainya sehingga tidak mempengaruhi aktifitas tenaga kerja maupun hasil penelitian yang dilakukan didalamnya.

2. Ruang lingkup hygiene a. Hygiene personal

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Personal Higiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan higiene berarti sehat jadi higiene personal adalah suatu usaha perawatan diri untuk memelihara dan mempertahankan kesehatan diri seseorang baik untuk kesehatan fisik maupun psikis.

b. Higiene umum

Higiene umum adalah Usaha kesehatan pencegahan yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perorangan di lingkungan umum, seperti di pasar atau supermarket, lingkungan kerja (kantor, rumah sakit, dan laboratorium).( Astuti, Yuli Budi, 2006).

Sanitasi menurut Ehlers' & Steel (1958) Adalah usaha-usaha pengawasan yang ditunjukan terhadap faktor -faktor lingkungan yang dapat merupakan mata rantai penularan penyakit.

(4)

teerhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.

Sanitasi tempat-tempat umum ialah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya/penularannya suatu penyakit.

Sanitasi dan Hygiene lingkungan menurut SK Dirjen Par 1988 adalah sanitasi dan Hygiene yang melingkup perorangan, makanan dan minuman serta lingkungan.

Dari pengertian di atas, hygiene dan sanitasi menyangkut ilmu kesehatan dan kebersihan lingkungan agar dapat hidup sehat dimanapun berada (keluarga, tempat kerja, dan masyarakat pada umumnya) (Sudjana. 1992).

1. Definisi sanitasi laboratorium

Usaha pencegahan atau pengawasan terhadap lingkungan laboratorium yang mungkin dapat memberikan akibat yang merugikan kesehatan jasmani dan kelangsungan hidupnya.

2. Ruang lingkup sanitasi a. Sanitasi air

Sanitasi air adalah upaya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan air dari pembuangan limbah manusia untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan.

b. Sanitasi lingkungan

Sanitasi lingkungan adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatan kesehatan manusia.

(5)

Beberapa tindakan sanitasi khususnya ditujukan kepada pencegahan penularan penyakit dengan mengurangkan kemungkanan tersebarnya penyakit-penyakit, yakni:

a. Desinfeksi

Tindakan membebaskan sesuatu benda dari kuman-kuman yang berwujud vegetatif dengan memakai bahan-bahan kimiawi. Bahan kimiawi demikian disebut desinfektan. Desinfektan memiliki daya untuk mematikan (bakterisid) bentuk-bentk vegetatif kuman, tetapi mempengaruhi spora.

b. Antiseptis

Tindakan untuk membebaskan jaringan-jaringan tubuh secara setempat (lokal) dari kuman-kuman patogen, sehingga kemungkina terjadinya sepsis (keracunan darah karena penyebaran bibit penyakit ke dalam darah) tidak ada. Untuk tujuan ini digunakan zat-zat kimiawi yang berdaya menahan pertumbuhan bibit penyakit (bakteristatik) dan disebut zatantiseptik. Penggunaan zat-zat antiseptik pada permukaan kulit kadang-kadang secara kurang tepat disebut "desinfeksi kulit" c. Asepsis

Tindakan/cara untuk meniadakan kemungkinan terjadinya sepsis, misalnya dengan menggukakan alat-alat yang suci hama, sarung tangan/ pakaian yang suci hama, bekerja dalam ruangan yang disucihamakan. d. Sterilisasi

Tindakan mensucihamakan sesuatu benda dengan mematikan semua bibit penyakit, baik yang vegetatif begitu juga yang berbentuk spora, patogen atau nonpatogen, yang terdapat pada benda tadi. Alat yang berguna untuk mensterilkan disebut sterilisator.

(6)

Tindakan-tindakan sanitasi yang dikerjakan di laboratorium diarahkan kepada kebersihan ruang dan peralatan laboratorium dengan desinfeksi lantai, saniter dan sebagainya memakai larutan zat-zat golongan kresol dan fenol yang di sini dikenal sebagai lisol dan karbol. (Asmawidjaja,T.1999)

C. Alat dan Bahan 1. Alat

- Kacamata - Masker

- Jas laboratorium - Handscoon

- Sepatu laboratorium - Bolpoint

- Buku - Hp 2. Bahan

- Handwash - Alkhohol 70% - Hand sanitizer

D. Cara Kerja

1. Hal apa yang dilakukan untuk menjaga hygiene dan diri saat bekerja di laboratorium.

(7)

3. Perhatikan berbagai bahan yang dapat digunakan sebagai desinfeksi dan antseptik, sebutkan fungsi dan cara menggunakan masing-masing bahan tersebut.

4. Sanitasi yang dilakukan untuk menjaga kebersihan laboratorium.

E. Hasil Pengamatan

a. Fungsi Desinfeksi dan Sanitasi

- Untuk menghindarkan tubuh dari mikroorganisme yang berbahaya. - Untuk mencegah terjadinya infeksi.

- Untuk mencegah konstaminasi organisme.

- Untuk mencegah konstaminasi terhadap bahan-bahan yang dilakukan biakan murni.

- Untuk menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan. b. APD (Alat Pelindung Diri)

(8)

3. Kacamata

c. Desinfeksi dan Antseptik No

.

Nama Desinfeksi/Antseptik Kegunaan

1. Handwash Antiseptik Menghilangkan atau

membunuh kuman.

2. Hand sanitizer Antiseptik Membunuh kuman,

baik vegetative atau spora yang

pathogen.

3. Alkhohol 70% Desinfeksi Untuk mensterilkan

(9)

F. Pembahasan

Laboratorium adalah tempat yang dilengkapi dengan peralatan dan reagen untuk melakukan percobaan keilmuan, penyelidikan, dan pengujian ilmiah terhadap produk dan proses. Laboratorium terdapat di sekolah dan universitas, lembaga riset pemerintah maupun swasta, dan industry. Laboratorium sesuai dengan bidang keilmuwannya terdapat laboratorium kimia, fisika, biologi, bahasa dan lain-lainnya. Berkat adanya laboratorium manusia menemukanberbagai hal baru dalam dunia ilmu. Laboratorium juga merupakan tempat berlatih para ilmuwan muda. Penemuan dari laboratorium, setelah lewat laboratorium pengembangan dan proyek perintis, akhirnya muncul di pasar sebagi benda-benda yang dapat dibeli oleh masyarakat.(Sugiyono. 2001).

Hygiene adalah suatu usaha kegiatan pencegahan yang menitik beratkan usahanya pada kegiatan-kegiatan yang mendukung kebersihan, kesehatan, dan keselamatan jasmanimaupun rohani manusia dan juga lingkungan hidup sekitarnya.( Mariana, Rina, 2003).

1. Tindakan higiene personal di laboratorium

Contoh tindakan higiene personal dilaboratorium :

 Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat melakukan penelitian. Contohnya : sarung tangan, masker, jas laboratorium, alas kaki tertutup, dll.

 Tidak makan atau minum di dalam laboratorium.

 Tidak meletakkan zat-zat berbahaya di sembarang tempat.

 Tidak memegang alat yang menggunakan arus listrik saat tangan basah.

Mencuci tangan dan menggunakan antiseptik sesering mungkin,setelah

bekerja dan sebelum makan.

(10)

Tidak memakai perhiasan atau melepas perhiasan karena akan menimbulkan kontaminasi mikrobiologis secara tidak langsung atau kontaminasi fisik.

Tujuan personal hygiene

- Meningkatkan derajat kesehatan seseorang. - Memelihara kebersihan diri seseorang. - Memperbaiki higiene personal yang kurang. - Mencegah penyakit

2. Tindakan higiene umum di laboratorium. a) Dilarang merokok.

- Rokok dapat bereaksi dengan bahan kimia yang udah terbakar.

- Rokok dapat terkonstaminasi mikroba yang terdapat dalam sampel pemeriksaan.

- Mengganggu kenyamanan pasien maupun petugas laboratorium lainya. b) Setelah melakukan pemeriksaan meja praktikum dibersihkan menggunakan

desinfektan (kreolin) peralatan disterilkan.

c) Menggunakan inkas ketika melakukan pemeriksaan bakteriologi agar mencegah percikan droplet.

d) Meletakan sampel pada tempatnya, sehingga tidak membahayakan petugas laboratorim yang lainnya.

e) Menyimpan reagen-reagen yang berpotensi bahaya bagi kesehatan maupun keamanan laboratorium pada tempatnya.( Mariana, Rina, 2003)

Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia yang mempengaruhi atau dipengaruhi, sehingga merugikan perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.(Mukono, H.J. 2004)

(11)

ataupun masyarakat umum), sedangkan sanitasi lebih menitikberatkan pengendalian faktor-faktor lingkungan hidup manusia.(Mukono, H.J. 2004)

1. Tindakan sanitasi lingkungan

Contoh lingkungan yang perlu menjadi perhatian tingkat sanitasinya oleh seorang analis kesehatan yang bertugas sebagai pelaksana/penyelia teknis operasional di laboratorium kesehatan maupun sebagai penyuluh dalam bidang laboratorium kesehatan, adalah:

a) Kolam renang Kolam renang yang ideal adalah yang memenuhi syarat-syarat antara lain:

- Keamanan - kebersihan

b) Fasilitas yang brhubungan dengan sanitasi dan kesehatan/kebersihan adalah:

- WC umum

- Tempat sampah

- Sistem pengamanan baik tangga, tangga berjalan, dan lift serta bahaya kebakaran

- Kebersihan/sistem drainase dari rumah makan 2. Tindakan sanitasi lingkungan di laboratorium

a. Melakukan pengolahan terhadap limbah laboratorium yang dapat . berasal dari berbagai sumber :

- Bahan baku yang sudah kadaluarsa

- Bahan habis pakai ( medium perbenihan yang tidak terpakai ) - Produk proses di dalam laboratorium ( misal sisa spesimen )

- Produk upaya penanganan limbah ( misal jarum suntik sekali pakai setelah di autoclave )

(12)

Beberapa manfaat dapat kita rasakan apabila kita menjaga dan memperhatikan sanitasi di lingkungan laboratorium kesehatan misalnya:

- Mencegah penyakit menular. - Mencegah kecelakaan kerja. - Menghindari pencemaran.

- Mengurangi jumlah presentase sakit di tempat kerja.

- Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman.(Putu sudiara, Bagus. 1996).

Bagi seorang pekerja dan perusahaan, keselamatan kerja menjadi hal utama. Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 ini juga diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan. Perusahaan dan pekerja sama-sama harus mengetahui tentang keselamatan kerja sesuai dengan standar yang berlaku, salah satunya dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan standarisasi. (Reksosubroto, Subagio. 1991).

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang digunakan oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan. APD dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Personal Protective Equipment (PPE). Dengan melihat kata "personal" pada kata PPE terebut, maka setiap peralatan yang dikenakan harus mampu memperoteksi si pemakainya. Sebagai contoh, proteksi telinga (hearing protection) yang melindungi telinga pemakainya dari transmisi kebisingan, masker dengan filter yang menyerap dan menyaring kontaminasi udara, dan jas laboratorium yang memberikan perlindungan pemakainya dari kontaminisasi bahan kimia.(Reksosubroto, Subagio. 1991)

Beberapa alat-alat yang digunakan pada pengguna laboratorium tersebut, diantaranya :

(13)

Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung tubuh. Hal ini dimaksud untuk melindungi tubuh dari tumpahan bahan kimia atau api sebelum mengenai kulit pemakainya. Selain itu, pelindung tubuh ini juga melindungi tubuh dari temperatur yang ekstrim, cuaca buruk, bahan kimia atau serpihan metal, semprotan dari tekanan yang bocor, tabrakan atau tertusuk, kontaminasi debu, dan lain-lain.

 Perlindungan Mata

Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung mata. Hal ini dimaksud untuk melindungi mata dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi. Secara umum perlindungan mata terdiri dari:

- Kacamata pelindung atau kacamata Safety - Faceshield

- Visor - Goggle

 Perlindungan Kaki

Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung kaki. Hal ini dimaksud untuk melindungi kaki dari basah, electrostatic build-up, terpeleset, terpotong dan tertusuk, benda berjatuhan, percikan zat kimia dan besi, abrasi. Secara umum alat perlindungan pada kaki terdiri dari :

- Sepatu dan bot safety dengan pelindung jari kaki dan telapak sepatu yang anti tusuk

- Celana Panjang  Pelindung tangan

(14)

kimia, tersetrum, infeksi kulit, sakit atau kontaminasi. Secara umum pelindung tangan terdiri dari:

- Gloves - Gauntlets - Mitts - Wristcuffs - Armlets

 Perlindungan pernafasan

Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung hidung atau pernafasan.Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan

pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai

didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka filter tersebut harus diganti.Secara umum alat perlindungan pada hidung atau pernafasan adalah :

- Masker atau respirator pakai buang - Full atau half respirator

- Breathing apparatus

(Subana, M. Mursetyo Rahadi,2000).

(15)

manusia atau binatang, dan telah digunakan secara luas baik di rumah sakit maupun di sarana kesehatan lainnya dengan tujuan penggunaan secara topical maupun untuk aplikasi pada permukaan.( Sudrajat. 2000).

Antiseptik adalah zat untuk mencegah pertumbuhan bakteri, untuk mengobati infeksi kulit, dan untuk mendisinfeksi luka. Antiseptik berguna dalam menghambat pertumbuhan kuman yang terdapat pada jaringan yang hidup seperti di atas. ( Sudrajat. 2000)

Desinfeksi adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati.( Sudrajat. 2000)

Antiseptik dan desinfeksi memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme, penggunaan antiseptic ditujukan untuk aplikasi pada kulit atau jaringan hidup, dan sebaliknya untuk desinfektan ditujukan untuk aplikasi pada permukaan/objek yang tidak hidup. Dan secara garis besar, desinfektan, termasuk bakterisida, fungisida, virusida, mikobakterisida, tuberkulosida, sporisida, sterilants atau kombinasinya. ( Sudrajat. 2000)

Bahan antiseptik dan desinfeksi, harus memiliki sifat-sifat berikut : - Stabilitas kimia

- Ekonomis

- Tidak berwarna, dengan warna dan bau diterima.

- Bakterisida, tidak hanya statis tetapi mampu menghancurkan spora . - Spektrum kerja yang lebih luas .

 Antiseptik juga harus :

(16)

- Tidak menyebabkan iritasi pada jaringan ketika digunakan. - Non-alergi terhadap subjek.

- Tidak ada toksisitas sistemik (Tidak diserap).

- Tetap Aktif , dengan adanya cairan tubuh misalnya : darah & nanah.  Desinfektan juga harus :

- Non-korosif

- Mampu berpenetrasi dengan baik

- Kompatibel dengan senyawa organik lain seperti sabun. (Widyati, Retno, 2002)

Macam-macam desinfeksi dan antiseptik yang digunakan pada praktikum hygiene dan sanitasi :

 Alkhohol

Alkohol merupakan antiseptik yang kuat, yang akan membunuh kuman yang terkena dengan cepat. Para tenaga medis biasanya

menggunakan alkohol sebelum melakukan tindakan seperti suntik dan infus. Tetapi jarang digunakan pada bagian luka bakar karena

menimbulkan rasa sakit.  Sabun antibakteri

Untuk menghilangkan kotoran dan meminimalkan kuman di tangan dengan air yang mengalir dan dapat dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan tertentu. Mencuci tangan dapat mencegah lebih dari 1 juta kematian per tahun karena masalah diare, sementara mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi diare hingga 47%.

 Hand sanitizer

(17)

log10 (99,9%) atau lebih, atau tingkat yang dapat diterima yang ditetapkan

oleh otoritas kesehatan federal atau provinsi. (Widyati, Retno, 2002)

G. Kesimpulan

- Hygiene dan sanitasi menyangkut ilmu kesehatan dan kebersihan lingkungan agar dapat hidup sehat dimanapun berada (keluarga, tempat kerja, dan masyarakat pada umumnya).

- Alat pelindung diri yang digunakan pada pengguna laboratorium yaitu pelindung tubuh, pelindung mata, pelindung kaki, pelindung tangan, dan pelindung pernafasan.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

- Asmawidjaja, Tatang, 1999. Dasar-dasar K3. Bandung: Sekolah Menengah Kejuruan Sandhy Putra.

- Astuti, Yuli Budi, 2006. Modul Prosedur Sanitasi Dan Higiene Di Tempat Kerja. Jakarta: tinggi DKI

- Mariana, Rina, 2003. Hygiene Sanitasi dan K3. Jakarta: Erlangga

- Mukono, H.J. 2004. Higiene Sanitasi di laboratorium. Surabaya: Airlangga University Press

- Putu sudiara, Bagus. 1996. Hygiene dan sanitasi di lingkungan. Jakarta: Depdikbud.

- Reksosubroto, Subagio. 1991. Dasar-dasar praktikum K3. Jakarta: UI Press. - Subana, M. Mursetyo Rahadi, 2000. Macam-macam Alat Pelindung Diri.

Jakarta: Erlangga

- Sudjana. 1992. Buku pedoman K3. Bandung: Tarsito

- Sudrajat. 2000. Antiseptik dan Desinfeksi. Bandung: CV Pustaka Setia. - Sugiyono. 2001.Higiene dan sanitasi laboratorium. Bandung: Alfabeta

(19)

H. Lampiran

Kacamata

Masker

Handwash

Handscoon

Hand sanitizer

Jas laboratorium

Referensi

Dokumen terkait

Jadi setelah kita melaksanakan praktek tentang pengenalan alat dan bahan di laboratorium kimia kita kita dapat mengetahui nama-nama alat dan bahan serta fungsinya.dan kita juga

Strategi umum menjaga pekerja di laboratorium aman selama bekerja dengan bahan kimia atau tempat kerja lainnya yang berbahaya adalah dengan menggunakan hirarki kontrol yang

Laboratorium kimia boleh jadi merupakan suatu tempat yang berbahaya, terutama bila kita ceroboh dan kurang

Mahasiswa perlu diperkenalkan dengan semua potensi bahaya yang ada, tindakan yang tidak aman di laboratorium, prosedur bekerja dengan bahan kimia, alat pelindung diri, dan

Makanan yang masuk ke tubuh dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan, dengan proses air ditarik melalui pori-pori ke dalam ronga tengah, spongosol,

Dalam meneliti mikroorganisme diperlukan teknik atau cara – cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik sifat

Jadi setelah kita melaksanakan peraktek tentang pengenalan alat dan bahan di laboratorium kimia kita kita dapat mengetahui nama-nama alat dan bahan serta fungsinya.dan kita