17
Ali Rohmad – 2015 M - Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Selama Perkuliahan Berlangsung,
setiap alat telekomunikasi, semisal HP wajib dimatikan demi aktualisasi interaksi-edukatif.
(amanat kode etik mahasiswa)
املسﻹا هللا دنع نيدلا نن إ
ل
نيد يلو مكنيد مكل
Abuddin Nata,
Abuddin Nata, MSI, MSI,
Sejarah : suatu ilmu yang di dalamnya dibahas
Sejarah : suatu ilmu yang di dalamnya dibahas
berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur
berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur
tempat, waktu, obyek, latar belakang dan pelaku
tempat, waktu, obyek, latar belakang dan pelaku
dari peristiwa tsb h 46.
dari peristiwa tsb h 46.
Sejarah Islam : berbagai peristiwa atau kejadian yang
Sejarah Islam : berbagai peristiwa atau kejadian yang
benar-benar terjadi yang berkaitan dengan
benar-benar terjadi yang berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan agama Islam
pertumbuhan dan perkembangan agama Islam
dalam berbagai aspek h 315.
dalam berbagai aspek h 315.
Periode Sejarah Islam : klasik 571-1250M,
Periode Sejarah Islam : klasik 571-1250M,
““Pendekatan Penelitian Sejarah”, Pendekatan Penelitian Sejarah”,
http://intl.feedfury.com/content/17146947-pendekatan-penelitian-se
a. Manusia adalah makhluk rohani dan jasmani.
a. Manusia adalah makhluk rohani dan jasmani.
Rohani dengan manifestasinya dalam bentuk akal,
Rohani dengan manifestasinya dalam bentuk akal,
rasa, dan kehendak, yang menjadi sumber
rasa, dan kehendak, yang menjadi sumber
eksistensi kemanusiaannya, namun eksistensi
eksistensi kemanusiaannya, namun eksistensi
hanya nyata dalam realitas di dalam alam
hanya nyata dalam realitas di dalam alam
jasmani. Perkembangan rohani manusia menjadi
jasmani. Perkembangan rohani manusia menjadi
nampak dalam wadah agama, kebudayaan,
nampak dalam wadah agama, kebudayaan,
peradaban, ilmu pengetahuan, seni dan teknologi.
peradaban, ilmu pengetahuan, seni dan teknologi.
Manusia juga beraspek individu sekaligus sosial,
Manusia juga beraspek individu sekaligus sosial,
unik (partikular) sekaligus umum (general).
unik (partikular) sekaligus umum (general).
Keduanya sekaligus merupakan keutuhan
Keduanya sekaligus merupakan keutuhan
(integritas), kesatuan (entitas), dan keseluruhan
(integritas), kesatuan (entitas), dan keseluruhan
(totalitas).
b. Terdapat tiga jenis fakta sejarah, ialah :
b. Terdapat tiga jenis fakta sejarah, ialah :
artifact
artifact, , socifactsocifact, dan , dan mentifactmentifact. Maka . Maka artifact sebagai
artifact sebagai bendabenda fisik adalah fisik adalah
konkret dan merupakan hasil buatan.
konkret dan merupakan hasil buatan.
Sebagai proses artifact menunjuk hasil
Sebagai proses artifact menunjuk hasil
proses pembuatan yang telah terjadi di
proses pembuatan yang telah terjadi di
masa lampau. Analog dengan hal itu
masa lampau. Analog dengan hal itu
maka socifact menunjuk kepada
maka socifact menunjuk kepada
peristiwa
peristiwa sosial yang telah sosial yang telah
mengkristalisasi dalam pranata,
mengkristalisasi dalam pranata,
lembaga, organisasi dan lain sebagainya.
lembaga, organisasi dan lain sebagainya.
Sedang mentifact menunjuk kepada
Sedang mentifact menunjuk kepada
produk
“
“Sejarah”, Sejarah”, http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah - diakses 09-12- - diakses 09-12-2010
2010
a.
a. SejarahSejarah, , babadbabad, , hikayathikayat, , riwayatriwayat, , atau
atau tambotambo dalam dalam bahasa Indonesiabahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kejadian dan
dapat diartikan sebagai kejadian dan
peristiwa yang benar-benar terjadi pada
peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lampau atau asal-usul (keturunan)
masa lampau atau asal-usul (keturunan)
silsilah, terutama bagi raja-raja yang
silsilah, terutama bagi raja-raja yang
memerintah.
memerintah.
b.
b. ilmu sejarahilmu sejarah adalah ilmu yang adalah ilmu yang
digunakan untuk mempelajari peristiwa
digunakan untuk mempelajari peristiwa
penting masa lalu manusia.
Tim IAIN Sunan Ampel, Tim IAIN Sunan Ampel, Teks Book Dirasat Teks Book Dirasat Islamiyyah III
Islamiyyah III, 1st ed, CV. Aneka Bahagia Offset, , 1st ed, CV. Aneka Bahagia Offset, Surabaya, 1993.
Surabaya, 1993.
a. Klasifikasi ilmu pengetahuan : ilmu-ilmu
a. Klasifikasi ilmu pengetahuan : ilmu-ilmu
alam (
alam (natural sciencesnatural sciences), ilmu-ilmu sosial ), ilmu-ilmu sosial (
(social sciencessocial sciences), ilmu-imu budaya ), ilmu-imu budaya (
(humaniorahumaniora), ilmu-ilmu agama (), ilmu-ilmu agama (ulum al-ulum al-din
b.
b. Natural sciences Natural sciences vsvs Social sciences Social sciences : 1. : 1. fenomena alam relatif kurang kompleks
fenomena alam relatif kurang kompleks vs vs fenomena sosial amat kompleks
fenomena sosial amat kompleks; 2. ; 2. fenomena alam relatif banyak dapat
fenomena alam relatif banyak dapat
diobservasi secara langsung
diobservasi secara langsung vs vs fenomena fenomena sosial …
sosial …; 3. ; 3. fenomena alam relatif konstanfenomena alam relatif konstan vs
vs fenomena sosial …fenomena sosial …; 4. ; 4. Peneliti obyektif Peneliti obyektif dalam menghadapi fenomena alam
dalam menghadapi fenomena alam vs vs fenomena sosial
fenomena sosial ... ... .. h 1. h 1.
c. Sejarah, history, tarikh :
c. Sejarah, history, tarikh : ceritacerita mengenai mengenai peristiwa yang benar-benar terjadi pada
peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lampau secara kronologis atau tidak
masa lampau secara kronologis atau tidak
kronologis.
d.
d. Ibnu KhaldunIbnu Khaldun, , sejarah : catatan tentang sejarah : catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban
masyarakat umat manusia atau peradaban
dunia, tentang perubahan-perubahan yang
dunia, tentang perubahan-perubahan yang
terjadi pada watak-watak masyarakat itu, seprti
terjadi pada watak-watak masyarakat itu, seprti
keliaran, keramah tamahan dan solidaritet
keliaran, keramah tamahan dan solidaritet
golongan, tentang revolusi-revolusi dan
golongan, tentang revolusi-revolusi dan
pemberontakan-pemberontakan oleh
pemberontakan-pemberontakan oleh
segolongan rakyat melawan golongan
segolongan rakyat melawan golongan--golongan golongan yang lain dengan akibat timbulnya
yang lain dengan akibat timbulnya
kerajaan-kerajaan dan negara-negara, dengan tingkat
kerajaan dan negara-negara, dengan tingkat
bermacam-macam; tentang bermacam-macam
bermacam-macam; tentang bermacam-macam
kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk
kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk
mencapai penghidupannya, maupun dalam
mencapai penghidupannya, maupun dalam
bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan,
bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan,
dan pada umumnya, tentang segala perubahan
dan pada umumnya, tentang segala perubahan
yang terjadi dalam masyarakat karena watak
yang terjadi dalam masyarakat karena watak
masyarakat itu sendiri … h 4.
e.
e. W. BauerW. Bauer, sejarah : ilmu pengetahuan yang , sejarah : ilmu pengetahuan yang berikhtiar untuk melukiskan dan dengan berikhtiar untuk melukiskan dan dengan
penglihatan yang simpatik menjelaskan penglihatan yang simpatik menjelaskan
fenomena kehidupan sepanjang terjadinya fenomena kehidupan sepanjang terjadinya
perubahan karena adanya hubungan perubahan karena adanya hubungan
antara manusia terhadap masyarakatnya. antara manusia terhadap masyarakatnya.
Melihat
Melihat dampaknya pada masa-masa dampaknya pada masa-masa
berikutnya
berikutnya atau yang berhubungan atau yang berhubungan
dengan kualitas mereka yang khas dan dengan kualitas mereka yang khas dan
berkonsentrasi pada berkonsentrasi pada
perubahan-perubahan yang temporer dan di dalam perubahan yang temporer dan di dalam
hubungan terhadap yang tidak dapat hubungan terhadap yang tidak dapat
f.
f. Sidi GazalbaSidi Gazalba, sejarah : gambaran masa , sejarah : gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya
lalu tentang manusia dan sekitarnya
sebagai makhluk sosial, yang disusun
sebagai makhluk sosial, yang disusun
secara ilmiah dan lengkap, meliputi
secara ilmiah dan lengkap, meliputi
urutan fakta
urutan fakta masa tersebut dengan masa tersebut dengan tafsiran
tafsiran dan penjelasan, yang memberi dan penjelasan, yang memberi pengertian dan
pengertian dan kefahamankefahaman tentang apa tentang apa yang telah berlalu itu h 4.
g.
g. E. BernheimE. Bernheim, sejarah : ilmu yang , sejarah : ilmu yang
menyelidiki dan menceritakan fakta-fakta
menyelidiki dan menceritakan fakta-fakta
di dalam waktu temporer dan di dalam
di dalam waktu temporer dan di dalam
hubungan dengan perkembangan umat
hubungan dengan perkembangan umat
manusia dalam aktifitas mereka (baik
manusia dalam aktifitas mereka (baik
individu maupun kolektif) sebagai
individu maupun kolektif) sebagai
makhluk sosial di dalam hubungan
makhluk sosial di dalam hubungan
sebab-akibat h 5.
h.
h. Sejarah sebagai peristiwaSejarah sebagai peristiwa : peristiwa yang : peristiwa yang benar-benar terjadi, sekali jadi dan
benar-benar terjadi, sekali jadi dan tidak tidak bisa diulang
bisa diulang, peristiwa dalam realitas yang , peristiwa dalam realitas yang sesungguhnya h 5.
sesungguhnya h 5. SSOSSO (history as past actuality)
i.
i. Sejarah sebagai kisahSejarah sebagai kisah : hasil : hasil rekonstruksirekonstruksi para sejarawan, hasil karya cipta para
para sejarawan, hasil karya cipta para
penulis sejarah h 5.
penulis sejarah h 5. SSSSSS (history as written)
j.
j. Aloys dan Gilbert CarraghanAloys dan Gilbert Carraghan, konsep , konsep sejarah : 1. sebagai past actuality, 2.
sejarah : 1. sebagai past actuality, 2.
sebagai the record event, 3. sebagai
sebagai the record event, 3. sebagai
methode of inquiry h 5.
methode of inquiry h 5.
History is the memory of human experience
Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penfsiran kejadian-kejadian dalam
k. Subyektivitas sejarah terletak pada
k. Subyektivitas sejarah terletak pada
interpretasi atau penafsiran terhadap
interpretasi atau penafsiran terhadap
suatu peristiwa sejarah. Sekalipun
suatu peristiwa sejarah. Sekalipun
peristiwa sejarah itu satu, namun
peristiwa sejarah itu satu, namun
penafsiran terhadap satu peristiwa
penafsiran terhadap satu peristiwa
sejarah itu bisa berbeda antara
sejarah itu bisa berbeda antara
sejarawan yang satu dengan sejarawan
sejarawan yang satu dengan sejarawan
yang lain.
yang lain. Subyektivitas Subyektivitas sejarah terjadi sejarah terjadi karena : sikap berat sebelah pribadi
karena : sikap berat sebelah pribadi
(
(personal biaspersonal bias), prasangka kelompok ), prasangka kelompok (
(group prejudicegroup prejudice), teori ), teori interpretasiinterpretasi sejarah yang berlainan,
sejarah yang berlainan, filsafat filsafat yang yang berlainan h 6.
l.
l. Sejarah sebagai ilmu atau seniSejarah sebagai ilmu atau seni : kisah : kisah atau narasi atas suatu peristiwa
atau narasi atas suatu peristiwa
berdasarkan bukti yang teruji otensitas
berdasarkan bukti yang teruji otensitas
dan kredibilitasnya. Historiografi :
dan kredibilitasnya. Historiografi :
penulisan sejarah.
penulisan sejarah.
m.
m. Pembagian sejarahPembagian sejarah : geografis, dan : geografis, dan thematis h 10. Bidang sejarah dapat
thematis h 10. Bidang sejarah dapat
diklasifikasi secara lebih spesifik.
diklasifikasi secara lebih spesifik.
n.
n. Pendekatan sejarahPendekatan sejarah : peristiwa itu harus : peristiwa itu harus dinarasikan secara kronologis dalam
dinarasikan secara kronologis dalam
konteks waktu dan tempat h 10.
o.
o. Kegunaan sejarahKegunaan sejarah : sebagai media : sebagai media
‘ibrah/pelajaran (hukum-hukum sejarah
‘ibrah/pelajaran (hukum-hukum sejarah
berlaku secara universal); sebagai media
berlaku secara universal); sebagai media
mengenali identitas diri; sebagai media
mengenali identitas diri; sebagai media
mendapatkan ilham atau inspirasi
mendapatkan ilham atau inspirasi
kepada generasi penerus; sebagai media
kepada generasi penerus; sebagai media
hiburan (rekreatif); sebagai media
hiburan (rekreatif); sebagai media
memperkuat perasaan akan realitas,
memperkuat perasaan akan realitas,
sehingga tidak menimbulkan
sehingga tidak menimbulkan
harapan-harapan yang bersifat hayali; bagi
harapan yang bersifat hayali; bagi
muslim sebagai media memahami latar
muslim sebagai media memahami latar
suatu teks ayat al-Qur’an/al-Hadits dan
suatu teks ayat al-Qur’an/al-Hadits dan
latar ilmu-ilmu keislaman.
latar ilmu-ilmu keislaman.
Hukum Sejarah :
p.
p. Sejarah menggembleng jiwaSejarah menggembleng jiwa manusia manusia menjadi kuat dan tahan dalam
menjadi kuat dan tahan dalam
menghadapi teror dan kekacauan dalam
menghadapi teror dan kekacauan dalam
kehidupan. Hidup adalah realita, harus
kehidupan. Hidup adalah realita, harus
dihadapi secara realistis. Realitas harus
dihadapi secara realistis. Realitas harus
dihadapi dengan memperteguh
dihadapi dengan memperteguh
keyakinan dan berjuang menuju
keyakinan dan berjuang menuju
kesuksesan. Keyakinan memberi visi
kesuksesan. Keyakinan memberi visi
kehidupan, dan perjuangan merupakan
kehidupan, dan perjuangan merupakan
usaha untuk selalu survive dalam
usaha untuk selalu survive dalam
kehidupan h 13.
Tim IAIN Sunan Ampel,
Tim IAIN Sunan Ampel, Teks Book Dirasat Islamiyyah Teks Book Dirasat Islamiyyah III
III, 1st ed, CV. Aneka Bahagia Offset, Surabaya, , 1st ed, CV. Aneka Bahagia Offset, Surabaya, 1993.
1993.
a.
a. Metode penelitian sejarahMetode penelitian sejarah : instrumen : instrumen untuk merekonstruksi suatu peristiwa untuk merekonstruksi suatu peristiwa
sejarah (
sejarah (hirtory as past actualityhirtory as past actuality) menjadi ) menjadi sejarah sebagai kisah (
sejarah sebagai kisah (history of writtenhistory of written).).
b. Penulisan sejarah dituntut untuk b. Penulisan sejarah dituntut untuk
menghasilkan eksplanasi (
menghasilkan eksplanasi (kejelasankejelasan) )
mengenai signifikansi (arti penting) dan mengenai signifikansi (arti penting) dan
makna peristiwa
c.
c. Louis GottschalkLouis Gottschalk, metode sejarah : proses , metode sejarah : proses menguji dan menganalisis secara kritis
menguji dan menganalisis secara kritis
rekaman dan peninggalan masa lampau;
rekaman dan peninggalan masa lampau;
rekonstruksi yang imajinatif daripada
rekonstruksi yang imajinatif daripada
masa lampau berdasarkan data yang
masa lampau berdasarkan data yang
diperoleh dengan menempuh proses itu
diperoleh dengan menempuh proses itu
disebut historiografi (penulisan sejarah)
disebut historiografi (penulisan sejarah)
h 14.
d.
d. Gilbert J. GarraghanGilbert J. Garraghan, metode sejarah : , metode sejarah : seperangkat aturan-aturan dan
seperangkat aturan-aturan dan
prinsip-prinsip yang sistimatis untuk
prinsip yang sistimatis untuk
mengumpulkan sumber-sumber sejarah
mengumpulkan sumber-sumber sejarah
secara efektif, menilainya secara kritis,
secara efektif, menilainya secara kritis,
dan menyajikan sintesis daripada
dan menyajikan sintesis daripada
hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis
hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis
h 14.
e.
e. Ibrahim AlfianIbrahim Alfian, ada 4 tahap dalam , ada 4 tahap dalam penelitian sejarah : 1.
penelitian sejarah : 1. HeuristikHeuristik (mencari (mencari dan menghimpun bukti-bukti sejarah); 2.
dan menghimpun bukti-bukti sejarah); 2.
Kritik
Kritik (menguji dan menilai bukti-bukti (menguji dan menilai bukti-bukti sejarah); 3.
sejarah); 3. AuffasungAuffasung (memahami (memahami makna yang benar atas bukti-bukti
makna yang benar atas bukti-bukti
sejarah yang telah dinilai), interpretasi :
sejarah yang telah dinilai), interpretasi :
menafsirkan keterangan sumber-sumber;
menafsirkan keterangan sumber-sumber;
4.
4. DarstellungDarstellung (penyajian pemikiran baru (penyajian pemikiran baru berdasarkan bukti-bukti sejarah yang
berdasarkan bukti-bukti sejarah yang
telah dinilai dalam bentuk tertulis),
telah dinilai dalam bentuk tertulis),
historiografi h 14.
f. Heuristik : mencari dan menghimpun
f. Heuristik : mencari dan menghimpun
bukti-bukti sejarah yang merupakan
bukti-bukti sejarah yang merupakan
jejak-jejak masa lampau. Sumber-sumber
jejak-jejak masa lampau. Sumber-sumber
sejarah : 1.Benda; 2. Tertulis; 3. Lisan h
sejarah : 1.Benda; 2. Tertulis; 3. Lisan h
15.
15.
g. Kritik : menguji dan menilai bukti-bukti
g. Kritik : menguji dan menilai bukti-bukti
sejarah,
sejarah, kritik eksternalkritik eksternal untuk menjawab untuk menjawab autentisitas sumber sejarah, dan
autentisitas sumber sejarah, dan kritik kritik internal
internal untuk menjawab kredibilitas untuk menjawab kredibilitas sumber sejarah h 16.
h. Auffasung/interpretasi : memahami
h. Auffasung/interpretasi : memahami
makna yang benar atas bukti-bukti
makna yang benar atas bukti-bukti
sejarah yang telah dinilai. Sejarawan
sejarah yang telah dinilai. Sejarawan
mencari jawaban : 1.
mencari jawaban : 1. Pertanyaan Pertanyaan peristiwa
peristiwa (apa peristiwa yang terjadi, (apa peristiwa yang terjadi, siapa pelakunya, kapan waktunya, di
siapa pelakunya, kapan waktunya, di
mana tempatnya); 2.
mana tempatnya); 2. Pertanyaan Pertanyaan deskriptif
deskriptif (bagaimana prosesnya, (bagaimana prosesnya, rekonstruksi); 3.
rekonstruksi); 3. Pertanyaan kausalitatifPertanyaan kausalitatif (mengapa peristiwa itu terjadi, apa
(mengapa peristiwa itu terjadi, apa
jadinya, apa dampaknya atau akibatnya,
jadinya, apa dampaknya atau akibatnya,
relevansi).
i. Darstellung/ historiografi : penyajian
i. Darstellung/ historiografi : penyajian
pemikiran baru berdasarkan bukti-bukti
pemikiran baru berdasarkan bukti-bukti
sejarah yang telah dinilai dalam bentuk
sejarah yang telah dinilai dalam bentuk
tertulis sebagai laporan ilmiah dengan
tertulis sebagai laporan ilmiah dengan
bahasa yang baik (sederhana, cermat,
bahasa yang baik (sederhana, cermat,
indah).
indah).
j.
j. Ilmu-ilmu dasar sejarahIlmu-ilmu dasar sejarah : paleografi (khat), : paleografi (khat), diplomatik (keaslian dokumen), epigrafi
diplomatik (keaslian dokumen), epigrafi
(inskripsi : tulisan pada monumen),
(inskripsi : tulisan pada monumen),
kronologi (kesatuan waktu), sigilografi
kronologi (kesatuan waktu), sigilografi
(segel), heraldry (simbol istimewa),
(segel), heraldry (simbol istimewa),
numismatik (mata uang), genealogi (asal
numismatik (mata uang), genealogi (asal
usul dan silsilah) h 17-19.
k.
k. Ilmu-ilmu bantu sejarahIlmu-ilmu bantu sejarah : geografi, ilmu : geografi, ilmu ekonomi, psikologi sosial, sosiologi, ilmu
ekonomi, psikologi sosial, sosiologi, ilmu
politik, antropologi, arkeologi, filologi.
politik, antropologi, arkeologi, filologi.
l.
l. Pendekatan sinkronisPendekatan sinkronis : membuat : membuat
pemotretan terhadap suatu masyarakat
pemotretan terhadap suatu masyarakat
mengenai berbagai kehidupannya,
mengenai berbagai kehidupannya,
sebagai bagian dari suatu kesatuan atau
sebagai bagian dari suatu kesatuan atau
sistem.
sistem. Pendekatan diakronisPendekatan diakronis : membuat : membuat pemotretan terbatas pada
pemotretan terbatas pada
pengungkapan tentang proses
pengungkapan tentang proses
pertumbuhan dan perubahan h 22.
Moh. Nurhakim, Moh. Nurhakim, Metodologi Studi IslamMetodologi Studi Islam, 2nd ed, UMM Press, , 2nd ed, UMM Press, Malang, 2005.
Malang, 2005.
a. Islam agama rahmatan li al-‘alamin
a. Islam agama rahmatan li al-‘alamin
(pembawa rahmat bagi alam) yang
(pembawa rahmat bagi alam) yang
pelaksanaannya meniscayakan
pelaksanaannya meniscayakan
penerjemahan ajaran-ajaran normatif
penerjemahan ajaran-ajaran normatif
menjadi kerja-kerja konkrit dalam
menjadi kerja-kerja konkrit dalam
kehidupan manusia, di samping perjuangan
kehidupan manusia, di samping perjuangan
yang terus menerus (jihad). Bagi umat
yang terus menerus (jihad). Bagi umat
Islam, nilai-nilai ketuhanan harus
Islam, nilai-nilai ketuhanan harus
dioperasionalkan dan sedapat mungkin
dioperasionalkan dan sedapat mungkin
dapat mewarnai perjalanan peradaban
dapat mewarnai perjalanan peradaban
manusia h 204. kesadar
manusia h 204. kesadaraan ketuhanan n ketuhanan (kesadaran profetik).
b.
b. W. Montgomery Watt, Marshall G.S W. Montgomery Watt, Marshall G.S
Hodgson. John Obert Voll. John Obert Voll,
Hodgson. John Obert Voll. John Obert Voll,
Islam Continuity and Change in the
Islam Continuity and Change in the
Modern World
Modern World, 1997, 1997 : peradaban umat : peradaban umat Islam masih terus berkembang dan
Islam masih terus berkembang dan
mengalami dinamikanya sendiri;
mengalami dinamikanya sendiri;
dinamika tersebut disebabkan oleh
dinamika tersebut disebabkan oleh
kemampuan Islam beradaptasi secara
kemampuan Islam beradaptasi secara
kreatif setiap menghadapi perubahan
kreatif setiap menghadapi perubahan
zaman h 205.
c.
c. Islam mencita-citakanIslam mencita-citakan suatu masyarakat suatu masyarakat yang percaya kepada tuhan, bermoral
yang percaya kepada tuhan, bermoral
yang tinggi, tegaknya hukum, dan
yang tinggi, tegaknya hukum, dan
terdapat keadilan sosial, demi terwujud
terdapat keadilan sosial, demi terwujud
kesejahteraan manusia yang
kesejahteraan manusia yang
sebenar-benarnya. Peradaban merupakan sarana
benarnya. Peradaban merupakan sarana
untuk mencapai cita-cita tersebut h 205.
d.
d. PeradabanPeradaban adalah bentuk kebudayaan adalah bentuk kebudayaan yang paling ideal dan puncak sehingga
yang paling ideal dan puncak sehingga
menunjukkan keadaban (madaniyah),
menunjukkan keadaban (madaniyah),
kemajuan (taqaddum), dan kemakmuran
kemajuan (taqaddum), dan kemakmuran
(‘umran) suatu masyarakat. Kebudayaan
(‘umran) suatu masyarakat. Kebudayaan
merupakan konsep-konsep abstrak
merupakan konsep-konsep abstrak
seperti sain murni, peradaban
seperti sain murni, peradaban
merupakan penerapan sain dan
merupakan penerapan sain dan
produk-produknya; kebudayaan merupakan
produknya; kebudayaan merupakan
ekspresi-ekspresi bersifat subyektif dan
ekspresi-ekspresi bersifat subyektif dan
partikular (individual), peradaban bersifat
partikular (individual), peradaban bersifat
objektif dan universal h 206.
e.
e. Pendekatan studi sejarahPendekatan studi sejarah : pertanyaan : pertanyaan 4
4w+1H, fakta empirik-obyektif, w+1H, fakta empirik-obyektif,
interpretasi analisis-kritis,
interpretasi analisis-kritis,
peradaban-komprehensif, terikat pola logika ketika
komprehensif, terikat pola logika ketika
peristiwa terjadi, kritis-selektif sumber,
peristiwa terjadi, kritis-selektif sumber,
ibrah solusi atas problema kontemporer
ibrah solusi atas problema kontemporer
h 210-212.
h 210-212.
f.
f. Model studi sejarah peradaban IslamiyModel studi sejarah peradaban Islamiy : : politis kronologis, analisis komprehensif,
politis kronologis, analisis komprehensif,
tematik (deskriptif, analisis kritis) h
tematik (deskriptif, analisis kritis) h
213-214.
C
Cara memilah informasi sejarahara memilah informasi sejarah :: 1.
1. Berdasarkan kurun waktu (kronologis)Berdasarkan kurun waktu (kronologis) 2.
2. Berdasarkan wilayah (geografis)Berdasarkan wilayah (geografis) 3.
3. Berdasarkan negara (nasional)Berdasarkan negara (nasional) 4.
4. Berdasarkan kelompok suku bangsa Berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis)
(etnis)
5.
5. Berdasarkan topik/pokok bahasan Berdasarkan topik/pokok bahasan (topikal)
Sejarah penting Sejarah penting bagibagi kehidupan karena: kehidupan karena:
1. 1. Sejarah merupakan gambaran kehidupan Sejarah merupakan gambaran kehidupan masyarakat di masa lampau.
masyarakat di masa lampau.
2. 2. Dengan sejarah kita dapat lebih mengetahui Dengan sejarah kita dapat lebih mengetahui peristiwa/kejadian yang terjadi di masa
peristiwa/kejadian yang terjadi di masa lampau.
lampau.
3. 3. Peristiwa yang terjadi di masa lampau Peristiwa yang terjadi di masa lampau
tersebut dapat dijadikan pedoman dan acuan tersebut dapat dijadikan pedoman dan acuan
dalam kehidupan masa kini dan yang akan dalam kehidupan masa kini dan yang akan
datang. datang. 4.
4. Dengan sejarah kita tidak sekedar mengingat Dengan sejarah kita tidak sekedar mengingat data-data dan fakta-fakta yang ada tetapi
data-data dan fakta-fakta yang ada tetapi lebih memaknainya dengan mengetahui lebih memaknainya dengan mengetahui
mengapa peristiwa tersebut terjadi. mengapa peristiwa tersebut terjadi.
Sejarah mempunyai sifat yang khas :
Sejarah mempunyai sifat yang khas :
1. 1. Adanya masa lalu yang berdasarkan Adanya masa lalu yang berdasarkan urutan waktu atau kronologis.
urutan waktu atau kronologis.
2. 2. Peristiwa sejarah menyangkut tiga Peristiwa sejarah menyangkut tiga
dimensi waktu yaitu masa lampau, masa
dimensi waktu yaitu masa lampau, masa
kini, dan masa yang akan datang
kini, dan masa yang akan datang..
3. 3. Ada hubungan sebab akibat atau Ada hubungan sebab akibat atau kausalitas dari peristiwa tersebut
kausalitas dari peristiwa tersebut..
4. 4. Kebenaran dari peristiwa sejarah bersifat Kebenaran dari peristiwa sejarah bersifat sementara (merupakan hipotesis) yang
sementara (merupakan hipotesis) yang
akan gugur apabila ditemukan data
akan gugur apabila ditemukan data
pembuktian yang baru.
SSebuah peristiwa dapat dikatakan ebuah peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah
sebagai sejarah bilabila memenuhi memenuhi kriteria :kriteria :
1. 1. Peristiwa tersebut berhubungan dengan Peristiwa tersebut berhubungan dengan kehidupan manusia
kehidupan manusia yang penting yang penting baik baik sebagai individu maupun kelompok.
sebagai individu maupun kelompok.
2. 2. Memperhatikan dimensi ruang dan Memperhatikan dimensi ruang dan waktu (kapan dan dimana)
waktu (kapan dan dimana)..
3. 3. Peristiwa tersebut dapat dikaitkan Peristiwa tersebut dapat dikaitkan dengan peristiwa yang lain
dengan peristiwa yang lain.. 4.
4. Adanya hubungan sebab-akibat dari Adanya hubungan sebab-akibat dari peristiwa tersebut.
peristiwa tersebut.
5.
5. Peristiwa sejarah yang terjadi merupakan Peristiwa sejarah yang terjadi merupakan sebuah perubahan dalam kehidupan.
sebuah perubahan dalam kehidupan.
Sejarah sebagai kisah :
Sejarah sebagai kisah :
1. Kepentingan yang diperjuangkan.
1. Kepentingan yang diperjuangkan.
2. Kelompok sosial di mana peristiwa terjadi.
2. Kelompok sosial di mana peristiwa terjadi.
3. Keluasan pengetahuan.
3. Keluasan pengetahuan.
4. Kemampuan bahasa.
Sejarah
Kisah dalam al-Qur’an/al-Sunnah :
Definisi : Peristiwa : Kisah :
SSO (history as past actuality)
SSS (history as written)
Tujuan : pikiran, ucapan, perbuatan sbg sebab perubahan
Urgensi : ةربع
Tahap :
Heuristik :
Kritik : Eksternal : autensitas fakta Internal : kredibilitas sumber Auffasung/interpretasi
Darstelung/historiografi
Sumber :benda - tulisan- lisan
Fakta :Artifak (benda)- Sosifak (persistiwa)- Mentifak (ide)
Urutan :fakta - data - interpretasi - pemahaman
Pertanyaan :
Peristiwa :
Deskriptif : Kausalitatif :
apa, siapa, kapan, di mana
bagaimana
mengapa, dampak, relevansi
Teknik :sinkronik (berbagai segi)- diakronik
yl - yad
Metodologi Studi Sejarah : Metodologi Studi Sejarah :
1. Obyek : pikiran-ucapan-perbuatan sbg kunci 1. Obyek : pikiran-ucapan-perbuatan sbg kunci
perubahan penting manusia. perubahan penting manusia. 2. Paradiqma : SS0, SSS.
2. Paradiqma : SS0, SSS.
3. Pendekatan : naqliy, ‘aqliy, kasyfiy. 3. Pendekatan : naqliy, ‘aqliy, kasyfiy.
4. Metode : heuristik, kritik, interpretasi, 4. Metode : heuristik, kritik, interpretasi,
historiografi. historiografi.
5. Teknik : sinkronik, diakronik. 5. Teknik : sinkronik, diakronik.
6. Model : ilmu, seni. 6. Model : ilmu, seni.
7. Hasil : kecenderungan sebagai acuan. 7. Hasil : kecenderungan sebagai acuan.
8. Implikasi : realisasi tugas
SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA
SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA DAN DAN KISAH KISAH (
(ILMUILMU))
SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA (SSO) (Kejadian di masa lalu)
SEJARAWAN
(ingin tahu tentang masa lalu)
MENYUSUN FAKTA-FAKTA YANG DIMILIKI
(dengan mengajukan pertanyaan/mencari pendapat untuk mendekati kebenaran)
Objektivitas sejarah
PERISTIWA (SSO) Kejadian,
Kenyataan,
Aktualitas masa lalu
ILMU
1. Metode khas sejarawan untuk merekonstruksi secara kritis, analitis, imajinatif masa lampau manusia berdasarkan data, peninggalan, bukti tulisan, rekaman
2. Pernyataan, pendapat + pandangan
KISAH (SSS)
Cerita, Kesan, Memori, Tafsiran tentang persitiwa, Pengalaman pada masa lalu
ILMU : sejumlah pengetahuan yang tersusun (a body of knowledge) dengan syarat
Peristiwa (Aktual, sudah berlalu dan tidak terlihat lagi)
Evidensi
Interpretasi / Deskripsi
Ceritera Peristiwa /
perilaku manusia
Waktu : - tempo
- periodisasi
Ruang / tempat
Penafsiran : - kausalitas - arah
Keunikan
(Terlihat jejaknya, tidak lengkap)
(Dalam pemikiran
sejarawan, tidak terlihat)
(Dalam bentuk buku / tulisan sejarah, terlihat)
KRITERIA ILMU / ASAS-ASAS ILMU
KRITERIA ILMU / ASAS-ASAS ILMU
SasaranSasaran SistematisSistematis
Koheren (taat asas)Koheren (taat asas)
Valid (dapat dipercaya)Valid (dapat dipercaya) Akurat (tepat)Akurat (tepat)
ObjektifObjektif
Mempunyai hukum, dalil, dan generalisasiMempunyai hukum, dalil, dan generalisasi Dapat memprediksiDapat memprediksi
METOD
METODE STUDE STUDI SEJARAHI SEJARAH
TAHAPAN STUDI SEJARAH
I II III
HISTORIOGRAFI
H
E
U
R
I
S
T
I
K
ANALISIS :
Kritik Eksternal
Kritik Internal
Penafsiran/Interpretasi
Penjelasan/Eksplanasi
1. HEURISTIK Mencari dan menemukan sumber
manusia (pelaku, saksi yang sejaman)
Masalah yang muncul :
• sumber sudah sangat tua
• sumber tidak boleh sembarangan dibaca (pada daerah
tertentu yang boleh membaca hanya orang-orang tertentu) • Kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan
• Lebih banyak menggunakan tulisan tangan (sumber-sumber tua)
• Sumber masih tertutup (batas dibukanya sumber sekitar 25
Tempat sumber sejarah :
Sumber tertulis museumarsip
perpustakaan internet
koran
2. KRITIK Dilakukan terhadap sumber yang diperoleh untuk mendapatkan FAKTA (harus objektif)
Kritik Eksternal
Kritik Internal
Kritik yang dikenakan pada fisik sumber : • asli / tidak asli
• turunan
Kritik yang dikenakan pada isi (content) sumber
Dalam tahapan Heuristik dan Kritik inilah sejarah dipandang sebagai ilmu sebab objektif sifatnya.
3. HISTORIOGRAFI Dalam tahap ini 3 langkah dikerjakan secara serentak yakni :
KAUSALITAS SEJARAH
KAUSALITAS SEJARAH
Kusalitas adalah
Kusalitas adalah suatusuatu rangkaian peristiwa (I) yang rangkaian peristiwa (I) yang mendahului peristiwa yang menyusul (II)
mendahului peristiwa yang menyusul (II)
SEBAB AKIBAT
SEBAB AKIBAT
SEBAB AKIBAT
SEBAB
Kontinum waktu
Sebab langsung : jangka pendek/ lantaran/ gara-gara/ kasus belli Sebab tidak langsung : banyak faktor
Sebab langsung
• sebagai suatu kebetulan penggerak
• bukan merupakan suatu sebab yang sungguh-sungguh • hanya merupakan suatu titik dalam suatu peristiwa
• dalam hal ini sebab langsung merupakan petunjuk yang baik untuk menemukan anteseden yang lebih tepat diberi sebutan “sebab-sebab”
Sebab tidak langsung
• merupakan hal sangat kompleks karena dapat didasarkan berbagai faktor
• memerlukan filosofi sejarah, teori sebab musabab dalam sejarah, generalisasi
Metodologi Studi Sejarah Islamiy : pertumbuhan – keemasan - kemunduran Metodologi Studi Sejarah Islamiy : pertumbuhan – keemasan - kemunduran
ىلاعتو هناحبس هللا
ALAM -
ةداهشلا بئاغلا WAHYU
–
ثيدحلا نارقلا Agama
KEMATANGAN BERISLAM نيملاعللةمحر
Filsaft Sejarah - Metodlgi
Politik Ekonomi Pendidkn Iptek, ...
ةربعلا
wilayah sejarah
Sejarah
Kebudayaan Barat Materialisme
571M
1250 M
Era industialisasi
Era Globalisasi … M
Era Modern
m as
a k em
un du
ran
mas a ke
bang kita
n-ke maj
571M
....M
....M
FUNGSI DAN KEGUNAAN SEJARAH
FUNGSI DAN KEGUNAAN SEJARAH : :
MENDAPATKAN ‘IBRAH : hukum sejarah.MENDAPATKAN ‘IBRAH : hukum sejarah. MEMBANTU MENGENALI IDENTITAS DIRI.MEMBANTU MENGENALI IDENTITAS DIRI.
MEMBANGKITKAN IMAJINASIMEMBANGKITKAN IMAJINASI UNTUK MEMPEROLEH ILHAM- UNTUK MEMPEROLEH ILHAM-INSPIRASI.
INSPIRASI.
MEMPERLUAS WAWASAN INTELEKTUALMEMPERLUAS WAWASAN INTELEKTUAL.. MEMPERDALAM SIMPATIMEMPERDALAM SIMPATI dan ANTIPATI. dan ANTIPATI.
MEMBANTU MENGENDALIKAN KHAYALANMEMBANTU MENGENDALIKAN KHAYALAN. .
MENGAJARKAN KEPADA MASYARAKAT CARA BERPIKIRMENGAJARKAN KEPADA MASYARAKAT CARA BERPIKIR REALISTIS. REALISTIS. MENGGEMBLENG JIWA DALAM BERJUANG-BERJIHAD SABILILLAH.MENGGEMBLENG JIWA DALAM BERJUANG-BERJIHAD SABILILLAH. MENINGKATKAN KREATIVITASMENINGKATKAN KREATIVITAS SEBAGAI SEBAGAI هل لااهل لااا دبعا دبعDANDANهل لااهل لااا ةفيلخا ةفيلخ..
Implikasi
Implikasi
a. Pahami realitas sejarah peradaban
a. Pahami realitas sejarah peradaban
Islamiy.
Islamiy.
b. Analisis kritis komprehensif atau tematik.
b. Analisis kritis komprehensif atau tematik.
c. Ibrah solusi atas problematika
c. Ibrah solusi atas problematika
kontemporer
kontemporer dalam merealisasikan dalam merealisasikan tugas tugas
هل لااا دبع