• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metodologi Studi Sejarah Islam teori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metodologi Studi Sejarah Islam teori "

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

17

Ali Rohmad – 2015 M - Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

Selama Perkuliahan Berlangsung,

setiap alat telekomunikasi, semisal HP wajib dimatikan demi aktualisasi interaksi-edukatif.

(amanat kode etik mahasiswa)

(2)

املسﻹا هللا دنع نيدلا نن إ

ل

نيد يلو مكنيد مكل

(3)

Abuddin Nata,

Abuddin Nata, MSI, MSI,

Sejarah : suatu ilmu yang di dalamnya dibahas

Sejarah : suatu ilmu yang di dalamnya dibahas

berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur

berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur

tempat, waktu, obyek, latar belakang dan pelaku

tempat, waktu, obyek, latar belakang dan pelaku

dari peristiwa tsb h 46.

dari peristiwa tsb h 46.

Sejarah Islam : berbagai peristiwa atau kejadian yang

Sejarah Islam : berbagai peristiwa atau kejadian yang

benar-benar terjadi yang berkaitan dengan

benar-benar terjadi yang berkaitan dengan

pertumbuhan dan perkembangan agama Islam

pertumbuhan dan perkembangan agama Islam

dalam berbagai aspek h 315.

dalam berbagai aspek h 315.

Periode Sejarah Islam : klasik 571-1250M,

Periode Sejarah Islam : klasik 571-1250M,

(4)

““Pendekatan Penelitian Sejarah”, Pendekatan Penelitian Sejarah”,

http://intl.feedfury.com/content/17146947-pendekatan-penelitian-se

a. Manusia adalah makhluk rohani dan jasmani.

a. Manusia adalah makhluk rohani dan jasmani.

Rohani dengan manifestasinya dalam bentuk akal,

Rohani dengan manifestasinya dalam bentuk akal,

rasa, dan kehendak, yang menjadi sumber

rasa, dan kehendak, yang menjadi sumber

eksistensi kemanusiaannya, namun eksistensi

eksistensi kemanusiaannya, namun eksistensi

hanya nyata dalam realitas di dalam alam

hanya nyata dalam realitas di dalam alam

jasmani. Perkembangan rohani manusia menjadi

jasmani. Perkembangan rohani manusia menjadi

nampak dalam wadah agama, kebudayaan,

nampak dalam wadah agama, kebudayaan,

peradaban, ilmu pengetahuan, seni dan teknologi.

peradaban, ilmu pengetahuan, seni dan teknologi.

Manusia juga beraspek individu sekaligus sosial,

Manusia juga beraspek individu sekaligus sosial,

unik (partikular) sekaligus umum (general).

unik (partikular) sekaligus umum (general).

Keduanya sekaligus merupakan keutuhan

Keduanya sekaligus merupakan keutuhan

(integritas), kesatuan (entitas), dan keseluruhan

(integritas), kesatuan (entitas), dan keseluruhan

(totalitas).

(5)

b. Terdapat tiga jenis fakta sejarah, ialah :

b. Terdapat tiga jenis fakta sejarah, ialah :

artifact

artifact, , socifactsocifact, dan , dan mentifactmentifact. Maka . Maka artifact sebagai

artifact sebagai bendabenda fisik adalah fisik adalah

konkret dan merupakan hasil buatan.

konkret dan merupakan hasil buatan.

Sebagai proses artifact menunjuk hasil

Sebagai proses artifact menunjuk hasil

proses pembuatan yang telah terjadi di

proses pembuatan yang telah terjadi di

masa lampau. Analog dengan hal itu

masa lampau. Analog dengan hal itu

maka socifact menunjuk kepada

maka socifact menunjuk kepada

peristiwa

peristiwa sosial yang telah sosial yang telah

mengkristalisasi dalam pranata,

mengkristalisasi dalam pranata,

lembaga, organisasi dan lain sebagainya.

lembaga, organisasi dan lain sebagainya.

Sedang mentifact menunjuk kepada

Sedang mentifact menunjuk kepada

produk

(6)

“Sejarah”, Sejarah”, http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah - diakses 09-12- - diakses 09-12-2010

2010

a.

a. SejarahSejarah, , babadbabad, , hikayathikayat, , riwayatriwayat, , atau

atau tambotambo dalam dalam bahasa Indonesiabahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kejadian dan

dapat diartikan sebagai kejadian dan

peristiwa yang benar-benar terjadi pada

peristiwa yang benar-benar terjadi pada

masa lampau atau asal-usul (keturunan)

masa lampau atau asal-usul (keturunan)

silsilah, terutama bagi raja-raja yang

silsilah, terutama bagi raja-raja yang

memerintah.

memerintah.

b.

b. ilmu sejarahilmu sejarah adalah ilmu yang adalah ilmu yang

digunakan untuk mempelajari peristiwa

digunakan untuk mempelajari peristiwa

penting masa lalu manusia.

(7)

Tim IAIN Sunan Ampel, Tim IAIN Sunan Ampel, Teks Book Dirasat Teks Book Dirasat Islamiyyah III

Islamiyyah III, 1st ed, CV. Aneka Bahagia Offset, , 1st ed, CV. Aneka Bahagia Offset, Surabaya, 1993.

Surabaya, 1993.

a. Klasifikasi ilmu pengetahuan : ilmu-ilmu

a. Klasifikasi ilmu pengetahuan : ilmu-ilmu

alam (

alam (natural sciencesnatural sciences), ilmu-ilmu sosial ), ilmu-ilmu sosial (

(social sciencessocial sciences), ilmu-imu budaya ), ilmu-imu budaya (

(humaniorahumaniora), ilmu-ilmu agama (), ilmu-ilmu agama (ulum al-ulum al-din

(8)

b.

b. Natural sciences Natural sciences vsvs Social sciences Social sciences : 1. : 1. fenomena alam relatif kurang kompleks

fenomena alam relatif kurang kompleks vs vs fenomena sosial amat kompleks

fenomena sosial amat kompleks; 2. ; 2. fenomena alam relatif banyak dapat

fenomena alam relatif banyak dapat

diobservasi secara langsung

diobservasi secara langsung vs vs fenomena fenomena sosial …

sosial …; 3. ; 3. fenomena alam relatif konstanfenomena alam relatif konstan vs

vs fenomena sosial …fenomena sosial …; 4. ; 4. Peneliti obyektif Peneliti obyektif dalam menghadapi fenomena alam

dalam menghadapi fenomena alam vs vs fenomena sosial

fenomena sosial ... ... .. h 1. h 1.

c. Sejarah, history, tarikh :

c. Sejarah, history, tarikh : ceritacerita mengenai mengenai peristiwa yang benar-benar terjadi pada

peristiwa yang benar-benar terjadi pada

masa lampau secara kronologis atau tidak

masa lampau secara kronologis atau tidak

kronologis.

(9)

d.

d. Ibnu KhaldunIbnu Khaldun, , sejarah : catatan tentang sejarah : catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban

masyarakat umat manusia atau peradaban

dunia, tentang perubahan-perubahan yang

dunia, tentang perubahan-perubahan yang

terjadi pada watak-watak masyarakat itu, seprti

terjadi pada watak-watak masyarakat itu, seprti

keliaran, keramah tamahan dan solidaritet

keliaran, keramah tamahan dan solidaritet

golongan, tentang revolusi-revolusi dan

golongan, tentang revolusi-revolusi dan

pemberontakan-pemberontakan oleh

pemberontakan-pemberontakan oleh

segolongan rakyat melawan golongan

segolongan rakyat melawan golongan--golongan golongan yang lain dengan akibat timbulnya

yang lain dengan akibat timbulnya

kerajaan-kerajaan dan negara-negara, dengan tingkat

kerajaan dan negara-negara, dengan tingkat

bermacam-macam; tentang bermacam-macam

bermacam-macam; tentang bermacam-macam

kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk

kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk

mencapai penghidupannya, maupun dalam

mencapai penghidupannya, maupun dalam

bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan,

bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan,

dan pada umumnya, tentang segala perubahan

dan pada umumnya, tentang segala perubahan

yang terjadi dalam masyarakat karena watak

yang terjadi dalam masyarakat karena watak

masyarakat itu sendiri … h 4.

(10)

e.

e. W. BauerW. Bauer, sejarah : ilmu pengetahuan yang , sejarah : ilmu pengetahuan yang berikhtiar untuk melukiskan dan dengan berikhtiar untuk melukiskan dan dengan

penglihatan yang simpatik menjelaskan penglihatan yang simpatik menjelaskan

fenomena kehidupan sepanjang terjadinya fenomena kehidupan sepanjang terjadinya

perubahan karena adanya hubungan perubahan karena adanya hubungan

antara manusia terhadap masyarakatnya. antara manusia terhadap masyarakatnya.

Melihat

Melihat dampaknya pada masa-masa dampaknya pada masa-masa

berikutnya

berikutnya atau yang berhubungan atau yang berhubungan

dengan kualitas mereka yang khas dan dengan kualitas mereka yang khas dan

berkonsentrasi pada berkonsentrasi pada

perubahan-perubahan yang temporer dan di dalam perubahan yang temporer dan di dalam

hubungan terhadap yang tidak dapat hubungan terhadap yang tidak dapat

(11)

f.

f. Sidi GazalbaSidi Gazalba, sejarah : gambaran masa , sejarah : gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya

lalu tentang manusia dan sekitarnya

sebagai makhluk sosial, yang disusun

sebagai makhluk sosial, yang disusun

secara ilmiah dan lengkap, meliputi

secara ilmiah dan lengkap, meliputi

urutan fakta

urutan fakta masa tersebut dengan masa tersebut dengan tafsiran

tafsiran dan penjelasan, yang memberi dan penjelasan, yang memberi pengertian dan

pengertian dan kefahamankefahaman tentang apa tentang apa yang telah berlalu itu h 4.

(12)

g.

g. E. BernheimE. Bernheim, sejarah : ilmu yang , sejarah : ilmu yang

menyelidiki dan menceritakan fakta-fakta

menyelidiki dan menceritakan fakta-fakta

di dalam waktu temporer dan di dalam

di dalam waktu temporer dan di dalam

hubungan dengan perkembangan umat

hubungan dengan perkembangan umat

manusia dalam aktifitas mereka (baik

manusia dalam aktifitas mereka (baik

individu maupun kolektif) sebagai

individu maupun kolektif) sebagai

makhluk sosial di dalam hubungan

makhluk sosial di dalam hubungan

sebab-akibat h 5.

(13)

h.

h. Sejarah sebagai peristiwaSejarah sebagai peristiwa : peristiwa yang : peristiwa yang benar-benar terjadi, sekali jadi dan

benar-benar terjadi, sekali jadi dan tidak tidak bisa diulang

bisa diulang, peristiwa dalam realitas yang , peristiwa dalam realitas yang sesungguhnya h 5.

sesungguhnya h 5. SSOSSO (history as past actuality)

i.

i. Sejarah sebagai kisahSejarah sebagai kisah : hasil : hasil rekonstruksirekonstruksi para sejarawan, hasil karya cipta para

para sejarawan, hasil karya cipta para

penulis sejarah h 5.

penulis sejarah h 5. SSSSSS (history as written)

j.

j. Aloys dan Gilbert CarraghanAloys dan Gilbert Carraghan, konsep , konsep sejarah : 1. sebagai past actuality, 2.

sejarah : 1. sebagai past actuality, 2.

sebagai the record event, 3. sebagai

sebagai the record event, 3. sebagai

methode of inquiry h 5.

methode of inquiry h 5.

History is the memory of human experience

Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penfsiran kejadian-kejadian dalam

(14)

k. Subyektivitas sejarah terletak pada

k. Subyektivitas sejarah terletak pada

interpretasi atau penafsiran terhadap

interpretasi atau penafsiran terhadap

suatu peristiwa sejarah. Sekalipun

suatu peristiwa sejarah. Sekalipun

peristiwa sejarah itu satu, namun

peristiwa sejarah itu satu, namun

penafsiran terhadap satu peristiwa

penafsiran terhadap satu peristiwa

sejarah itu bisa berbeda antara

sejarah itu bisa berbeda antara

sejarawan yang satu dengan sejarawan

sejarawan yang satu dengan sejarawan

yang lain.

yang lain. Subyektivitas Subyektivitas sejarah terjadi sejarah terjadi karena : sikap berat sebelah pribadi

karena : sikap berat sebelah pribadi

(

(personal biaspersonal bias), prasangka kelompok ), prasangka kelompok (

(group prejudicegroup prejudice), teori ), teori interpretasiinterpretasi sejarah yang berlainan,

sejarah yang berlainan, filsafat filsafat yang yang berlainan h 6.

(15)

l.

l. Sejarah sebagai ilmu atau seniSejarah sebagai ilmu atau seni : kisah : kisah atau narasi atas suatu peristiwa

atau narasi atas suatu peristiwa

berdasarkan bukti yang teruji otensitas

berdasarkan bukti yang teruji otensitas

dan kredibilitasnya. Historiografi :

dan kredibilitasnya. Historiografi :

penulisan sejarah.

penulisan sejarah.

m.

m. Pembagian sejarahPembagian sejarah : geografis, dan : geografis, dan thematis h 10. Bidang sejarah dapat

thematis h 10. Bidang sejarah dapat

diklasifikasi secara lebih spesifik.

diklasifikasi secara lebih spesifik.

n.

n. Pendekatan sejarahPendekatan sejarah : peristiwa itu harus : peristiwa itu harus dinarasikan secara kronologis dalam

dinarasikan secara kronologis dalam

konteks waktu dan tempat h 10.

(16)

o.

o. Kegunaan sejarahKegunaan sejarah : sebagai media : sebagai media

‘ibrah/pelajaran (hukum-hukum sejarah

‘ibrah/pelajaran (hukum-hukum sejarah

berlaku secara universal); sebagai media

berlaku secara universal); sebagai media

mengenali identitas diri; sebagai media

mengenali identitas diri; sebagai media

mendapatkan ilham atau inspirasi

mendapatkan ilham atau inspirasi

kepada generasi penerus; sebagai media

kepada generasi penerus; sebagai media

hiburan (rekreatif); sebagai media

hiburan (rekreatif); sebagai media

memperkuat perasaan akan realitas,

memperkuat perasaan akan realitas,

sehingga tidak menimbulkan

sehingga tidak menimbulkan

harapan-harapan yang bersifat hayali; bagi

harapan yang bersifat hayali; bagi

muslim sebagai media memahami latar

muslim sebagai media memahami latar

suatu teks ayat al-Qur’an/al-Hadits dan

suatu teks ayat al-Qur’an/al-Hadits dan

latar ilmu-ilmu keislaman.

latar ilmu-ilmu keislaman.

Hukum Sejarah :

(17)

p.

p. Sejarah menggembleng jiwaSejarah menggembleng jiwa manusia manusia menjadi kuat dan tahan dalam

menjadi kuat dan tahan dalam

menghadapi teror dan kekacauan dalam

menghadapi teror dan kekacauan dalam

kehidupan. Hidup adalah realita, harus

kehidupan. Hidup adalah realita, harus

dihadapi secara realistis. Realitas harus

dihadapi secara realistis. Realitas harus

dihadapi dengan memperteguh

dihadapi dengan memperteguh

keyakinan dan berjuang menuju

keyakinan dan berjuang menuju

kesuksesan. Keyakinan memberi visi

kesuksesan. Keyakinan memberi visi

kehidupan, dan perjuangan merupakan

kehidupan, dan perjuangan merupakan

usaha untuk selalu survive dalam

usaha untuk selalu survive dalam

kehidupan h 13.

(18)

Tim IAIN Sunan Ampel,

Tim IAIN Sunan Ampel, Teks Book Dirasat Islamiyyah Teks Book Dirasat Islamiyyah III

III, 1st ed, CV. Aneka Bahagia Offset, Surabaya, , 1st ed, CV. Aneka Bahagia Offset, Surabaya, 1993.

1993.

a.

a. Metode penelitian sejarahMetode penelitian sejarah : instrumen : instrumen untuk merekonstruksi suatu peristiwa untuk merekonstruksi suatu peristiwa

sejarah (

sejarah (hirtory as past actualityhirtory as past actuality) menjadi ) menjadi sejarah sebagai kisah (

sejarah sebagai kisah (history of writtenhistory of written).).

b. Penulisan sejarah dituntut untuk b. Penulisan sejarah dituntut untuk

menghasilkan eksplanasi (

menghasilkan eksplanasi (kejelasankejelasan) )

mengenai signifikansi (arti penting) dan mengenai signifikansi (arti penting) dan

makna peristiwa

(19)

c.

c. Louis GottschalkLouis Gottschalk, metode sejarah : proses , metode sejarah : proses menguji dan menganalisis secara kritis

menguji dan menganalisis secara kritis

rekaman dan peninggalan masa lampau;

rekaman dan peninggalan masa lampau;

rekonstruksi yang imajinatif daripada

rekonstruksi yang imajinatif daripada

masa lampau berdasarkan data yang

masa lampau berdasarkan data yang

diperoleh dengan menempuh proses itu

diperoleh dengan menempuh proses itu

disebut historiografi (penulisan sejarah)

disebut historiografi (penulisan sejarah)

h 14.

(20)

d.

d. Gilbert J. GarraghanGilbert J. Garraghan, metode sejarah : , metode sejarah : seperangkat aturan-aturan dan

seperangkat aturan-aturan dan

prinsip-prinsip yang sistimatis untuk

prinsip yang sistimatis untuk

mengumpulkan sumber-sumber sejarah

mengumpulkan sumber-sumber sejarah

secara efektif, menilainya secara kritis,

secara efektif, menilainya secara kritis,

dan menyajikan sintesis daripada

dan menyajikan sintesis daripada

hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis

hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis

h 14.

(21)

e.

e. Ibrahim AlfianIbrahim Alfian, ada 4 tahap dalam , ada 4 tahap dalam penelitian sejarah : 1.

penelitian sejarah : 1. HeuristikHeuristik (mencari (mencari dan menghimpun bukti-bukti sejarah); 2.

dan menghimpun bukti-bukti sejarah); 2.

Kritik

Kritik (menguji dan menilai bukti-bukti (menguji dan menilai bukti-bukti sejarah); 3.

sejarah); 3. AuffasungAuffasung (memahami (memahami makna yang benar atas bukti-bukti

makna yang benar atas bukti-bukti

sejarah yang telah dinilai), interpretasi :

sejarah yang telah dinilai), interpretasi :

menafsirkan keterangan sumber-sumber;

menafsirkan keterangan sumber-sumber;

4.

4. DarstellungDarstellung (penyajian pemikiran baru (penyajian pemikiran baru berdasarkan bukti-bukti sejarah yang

berdasarkan bukti-bukti sejarah yang

telah dinilai dalam bentuk tertulis),

telah dinilai dalam bentuk tertulis),

historiografi h 14.

(22)

f. Heuristik : mencari dan menghimpun

f. Heuristik : mencari dan menghimpun

bukti-bukti sejarah yang merupakan

bukti-bukti sejarah yang merupakan

jejak-jejak masa lampau. Sumber-sumber

jejak-jejak masa lampau. Sumber-sumber

sejarah : 1.Benda; 2. Tertulis; 3. Lisan h

sejarah : 1.Benda; 2. Tertulis; 3. Lisan h

15.

15.

g. Kritik : menguji dan menilai bukti-bukti

g. Kritik : menguji dan menilai bukti-bukti

sejarah,

sejarah, kritik eksternalkritik eksternal untuk menjawab untuk menjawab autentisitas sumber sejarah, dan

autentisitas sumber sejarah, dan kritik kritik internal

internal untuk menjawab kredibilitas untuk menjawab kredibilitas sumber sejarah h 16.

(23)

h. Auffasung/interpretasi : memahami

h. Auffasung/interpretasi : memahami

makna yang benar atas bukti-bukti

makna yang benar atas bukti-bukti

sejarah yang telah dinilai. Sejarawan

sejarah yang telah dinilai. Sejarawan

mencari jawaban : 1.

mencari jawaban : 1. Pertanyaan Pertanyaan peristiwa

peristiwa (apa peristiwa yang terjadi, (apa peristiwa yang terjadi, siapa pelakunya, kapan waktunya, di

siapa pelakunya, kapan waktunya, di

mana tempatnya); 2.

mana tempatnya); 2. Pertanyaan Pertanyaan deskriptif

deskriptif (bagaimana prosesnya, (bagaimana prosesnya, rekonstruksi); 3.

rekonstruksi); 3. Pertanyaan kausalitatifPertanyaan kausalitatif (mengapa peristiwa itu terjadi, apa

(mengapa peristiwa itu terjadi, apa

jadinya, apa dampaknya atau akibatnya,

jadinya, apa dampaknya atau akibatnya,

relevansi).

(24)

i. Darstellung/ historiografi : penyajian

i. Darstellung/ historiografi : penyajian

pemikiran baru berdasarkan bukti-bukti

pemikiran baru berdasarkan bukti-bukti

sejarah yang telah dinilai dalam bentuk

sejarah yang telah dinilai dalam bentuk

tertulis sebagai laporan ilmiah dengan

tertulis sebagai laporan ilmiah dengan

bahasa yang baik (sederhana, cermat,

bahasa yang baik (sederhana, cermat,

indah).

indah).

j.

j. Ilmu-ilmu dasar sejarahIlmu-ilmu dasar sejarah : paleografi (khat), : paleografi (khat), diplomatik (keaslian dokumen), epigrafi

diplomatik (keaslian dokumen), epigrafi

(inskripsi : tulisan pada monumen),

(inskripsi : tulisan pada monumen),

kronologi (kesatuan waktu), sigilografi

kronologi (kesatuan waktu), sigilografi

(segel), heraldry (simbol istimewa),

(segel), heraldry (simbol istimewa),

numismatik (mata uang), genealogi (asal

numismatik (mata uang), genealogi (asal

usul dan silsilah) h 17-19.

(25)

k.

k. Ilmu-ilmu bantu sejarahIlmu-ilmu bantu sejarah : geografi, ilmu : geografi, ilmu ekonomi, psikologi sosial, sosiologi, ilmu

ekonomi, psikologi sosial, sosiologi, ilmu

politik, antropologi, arkeologi, filologi.

politik, antropologi, arkeologi, filologi.

l.

l. Pendekatan sinkronisPendekatan sinkronis : membuat : membuat

pemotretan terhadap suatu masyarakat

pemotretan terhadap suatu masyarakat

mengenai berbagai kehidupannya,

mengenai berbagai kehidupannya,

sebagai bagian dari suatu kesatuan atau

sebagai bagian dari suatu kesatuan atau

sistem.

sistem. Pendekatan diakronisPendekatan diakronis : membuat : membuat pemotretan terbatas pada

pemotretan terbatas pada

pengungkapan tentang proses

pengungkapan tentang proses

pertumbuhan dan perubahan h 22.

(26)

Moh. Nurhakim, Moh. Nurhakim, Metodologi Studi IslamMetodologi Studi Islam, 2nd ed, UMM Press, , 2nd ed, UMM Press, Malang, 2005.

Malang, 2005.

a. Islam agama rahmatan li al-‘alamin

a. Islam agama rahmatan li al-‘alamin

(pembawa rahmat bagi alam) yang

(pembawa rahmat bagi alam) yang

pelaksanaannya meniscayakan

pelaksanaannya meniscayakan

penerjemahan ajaran-ajaran normatif

penerjemahan ajaran-ajaran normatif

menjadi kerja-kerja konkrit dalam

menjadi kerja-kerja konkrit dalam

kehidupan manusia, di samping perjuangan

kehidupan manusia, di samping perjuangan

yang terus menerus (jihad). Bagi umat

yang terus menerus (jihad). Bagi umat

Islam, nilai-nilai ketuhanan harus

Islam, nilai-nilai ketuhanan harus

dioperasionalkan dan sedapat mungkin

dioperasionalkan dan sedapat mungkin

dapat mewarnai perjalanan peradaban

dapat mewarnai perjalanan peradaban

manusia h 204. kesadar

manusia h 204. kesadaraan ketuhanan n ketuhanan (kesadaran profetik).

(27)

b.

b. W. Montgomery Watt, Marshall G.S W. Montgomery Watt, Marshall G.S

Hodgson. John Obert Voll. John Obert Voll,

Hodgson. John Obert Voll. John Obert Voll,

Islam Continuity and Change in the

Islam Continuity and Change in the

Modern World

Modern World, 1997, 1997 : peradaban umat : peradaban umat Islam masih terus berkembang dan

Islam masih terus berkembang dan

mengalami dinamikanya sendiri;

mengalami dinamikanya sendiri;

dinamika tersebut disebabkan oleh

dinamika tersebut disebabkan oleh

kemampuan Islam beradaptasi secara

kemampuan Islam beradaptasi secara

kreatif setiap menghadapi perubahan

kreatif setiap menghadapi perubahan

zaman h 205.

(28)

c.

c. Islam mencita-citakanIslam mencita-citakan suatu masyarakat suatu masyarakat yang percaya kepada tuhan, bermoral

yang percaya kepada tuhan, bermoral

yang tinggi, tegaknya hukum, dan

yang tinggi, tegaknya hukum, dan

terdapat keadilan sosial, demi terwujud

terdapat keadilan sosial, demi terwujud

kesejahteraan manusia yang

kesejahteraan manusia yang

sebenar-benarnya. Peradaban merupakan sarana

benarnya. Peradaban merupakan sarana

untuk mencapai cita-cita tersebut h 205.

(29)

d.

d. PeradabanPeradaban adalah bentuk kebudayaan adalah bentuk kebudayaan yang paling ideal dan puncak sehingga

yang paling ideal dan puncak sehingga

menunjukkan keadaban (madaniyah),

menunjukkan keadaban (madaniyah),

kemajuan (taqaddum), dan kemakmuran

kemajuan (taqaddum), dan kemakmuran

(‘umran) suatu masyarakat. Kebudayaan

(‘umran) suatu masyarakat. Kebudayaan

merupakan konsep-konsep abstrak

merupakan konsep-konsep abstrak

seperti sain murni, peradaban

seperti sain murni, peradaban

merupakan penerapan sain dan

merupakan penerapan sain dan

produk-produknya; kebudayaan merupakan

produknya; kebudayaan merupakan

ekspresi-ekspresi bersifat subyektif dan

ekspresi-ekspresi bersifat subyektif dan

partikular (individual), peradaban bersifat

partikular (individual), peradaban bersifat

objektif dan universal h 206.

(30)

e.

e. Pendekatan studi sejarahPendekatan studi sejarah : pertanyaan : pertanyaan 4

4w+1H, fakta empirik-obyektif, w+1H, fakta empirik-obyektif,

interpretasi analisis-kritis,

interpretasi analisis-kritis,

peradaban-komprehensif, terikat pola logika ketika

komprehensif, terikat pola logika ketika

peristiwa terjadi, kritis-selektif sumber,

peristiwa terjadi, kritis-selektif sumber,

ibrah solusi atas problema kontemporer

ibrah solusi atas problema kontemporer

h 210-212.

h 210-212.

f.

f. Model studi sejarah peradaban IslamiyModel studi sejarah peradaban Islamiy : : politis kronologis, analisis komprehensif,

politis kronologis, analisis komprehensif,

tematik (deskriptif, analisis kritis) h

tematik (deskriptif, analisis kritis) h

213-214.

(31)

C

Cara memilah informasi sejarahara memilah informasi sejarah :: 1.

1. Berdasarkan kurun waktu (kronologis)Berdasarkan kurun waktu (kronologis) 2.

2. Berdasarkan wilayah (geografis)Berdasarkan wilayah (geografis) 3.

3. Berdasarkan negara (nasional)Berdasarkan negara (nasional) 4.

4. Berdasarkan kelompok suku bangsa Berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis)

(etnis)

5.

5. Berdasarkan topik/pokok bahasan Berdasarkan topik/pokok bahasan (topikal)

(32)

Sejarah penting Sejarah penting bagibagi kehidupan karena: kehidupan karena:

1. 1. Sejarah merupakan gambaran kehidupan Sejarah merupakan gambaran kehidupan masyarakat di masa lampau.

masyarakat di masa lampau.

2. 2. Dengan sejarah kita dapat lebih mengetahui Dengan sejarah kita dapat lebih mengetahui peristiwa/kejadian yang terjadi di masa

peristiwa/kejadian yang terjadi di masa lampau.

lampau.

3. 3. Peristiwa yang terjadi di masa lampau Peristiwa yang terjadi di masa lampau

tersebut dapat dijadikan pedoman dan acuan tersebut dapat dijadikan pedoman dan acuan

dalam kehidupan masa kini dan yang akan dalam kehidupan masa kini dan yang akan

datang. datang. 4.

4. Dengan sejarah kita tidak sekedar mengingat Dengan sejarah kita tidak sekedar mengingat data-data dan fakta-fakta yang ada tetapi

data-data dan fakta-fakta yang ada tetapi lebih memaknainya dengan mengetahui lebih memaknainya dengan mengetahui

mengapa peristiwa tersebut terjadi. mengapa peristiwa tersebut terjadi.

(33)

Sejarah mempunyai sifat yang khas :

Sejarah mempunyai sifat yang khas :

1. 1. Adanya masa lalu yang berdasarkan Adanya masa lalu yang berdasarkan urutan waktu atau kronologis.

urutan waktu atau kronologis.

2. 2. Peristiwa  sejarah menyangkut tiga Peristiwa  sejarah menyangkut tiga

dimensi waktu yaitu masa lampau, masa

dimensi waktu yaitu masa lampau, masa

kini, dan masa yang akan datang

kini, dan masa yang akan datang..

3. 3. Ada hubungan sebab akibat atau Ada hubungan sebab akibat atau kausalitas dari peristiwa tersebut

kausalitas dari peristiwa tersebut..

4. 4. Kebenaran dari peristiwa sejarah bersifat Kebenaran dari peristiwa sejarah bersifat sementara (merupakan hipotesis) yang

sementara (merupakan hipotesis) yang

akan gugur apabila ditemukan data

akan gugur apabila ditemukan data

pembuktian yang baru.

(34)

SSebuah peristiwa dapat dikatakan ebuah peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah

sebagai sejarah bilabila memenuhi memenuhi kriteria :kriteria :

1. 1. Peristiwa tersebut berhubungan dengan Peristiwa tersebut berhubungan dengan kehidupan manusia

kehidupan manusia yang penting yang penting baik baik sebagai individu maupun kelompok.

sebagai individu maupun kelompok.

2. 2. Memperhatikan dimensi ruang dan Memperhatikan dimensi ruang dan waktu (kapan dan dimana)

waktu (kapan dan dimana)..

3. 3. Peristiwa tersebut dapat dikaitkan Peristiwa tersebut dapat dikaitkan dengan peristiwa yang lain

dengan peristiwa yang lain.. 4.

4. Adanya hubungan sebab-akibat dari Adanya hubungan sebab-akibat dari peristiwa tersebut.

peristiwa tersebut.

5.

5. Peristiwa sejarah yang terjadi merupakan Peristiwa sejarah yang terjadi merupakan sebuah perubahan dalam kehidupan.

sebuah perubahan dalam kehidupan.

(35)

Sejarah sebagai kisah :

Sejarah sebagai kisah :

1. Kepentingan yang diperjuangkan.

1. Kepentingan yang diperjuangkan.

2. Kelompok sosial di mana peristiwa terjadi.

2. Kelompok sosial di mana peristiwa terjadi.

3. Keluasan pengetahuan.

3. Keluasan pengetahuan.

4. Kemampuan bahasa.

(36)

Sejarah

Kisah dalam al-Qur’an/al-Sunnah :

Definisi : Peristiwa : Kisah :

SSO (history as past actuality)

SSS (history as written)

Tujuan : pikiran, ucapan, perbuatan sbg sebab perubahan

Urgensi : ةربع

Tahap :

Heuristik :

Kritik : Eksternal : autensitas fakta Internal : kredibilitas sumber Auffasung/interpretasi

Darstelung/historiografi

Sumber :benda - tulisan- lisan

Fakta :Artifak (benda)- Sosifak (persistiwa)- Mentifak (ide)

Urutan :fakta - data - interpretasi - pemahaman

Pertanyaan :

Peristiwa :

Deskriptif : Kausalitatif :

apa, siapa, kapan, di mana

bagaimana

mengapa, dampak, relevansi

Teknik :sinkronik (berbagai segi)- diakronik

yl - yad

(37)

Metodologi Studi Sejarah : Metodologi Studi Sejarah :

1. Obyek : pikiran-ucapan-perbuatan sbg kunci 1. Obyek : pikiran-ucapan-perbuatan sbg kunci

perubahan penting manusia. perubahan penting manusia. 2. Paradiqma : SS0, SSS.

2. Paradiqma : SS0, SSS.

3. Pendekatan : naqliy, ‘aqliy, kasyfiy. 3. Pendekatan : naqliy, ‘aqliy, kasyfiy.

4. Metode : heuristik, kritik, interpretasi, 4. Metode : heuristik, kritik, interpretasi,

historiografi. historiografi.

5. Teknik : sinkronik, diakronik. 5. Teknik : sinkronik, diakronik.

6. Model : ilmu, seni. 6. Model : ilmu, seni.

7. Hasil : kecenderungan sebagai acuan. 7. Hasil : kecenderungan sebagai acuan.

8. Implikasi : realisasi tugas

(38)

SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA

SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA DAN DAN KISAH KISAH (

(ILMUILMU))

SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA (SSO) (Kejadian di masa lalu)

SEJARAWAN

(ingin tahu tentang masa lalu)

MENYUSUN FAKTA-FAKTA YANG DIMILIKI

(dengan mengajukan pertanyaan/mencari pendapat untuk mendekati kebenaran)

Objektivitas sejarah

(39)

PERISTIWA (SSO) Kejadian,

Kenyataan,

Aktualitas masa lalu

ILMU

1. Metode khas sejarawan untuk merekonstruksi secara kritis, analitis, imajinatif masa lampau manusia berdasarkan data, peninggalan, bukti tulisan, rekaman

2. Pernyataan, pendapat + pandangan

KISAH (SSS)

Cerita, Kesan, Memori, Tafsiran tentang persitiwa, Pengalaman pada masa lalu

ILMU : sejumlah pengetahuan yang tersusun (a body of knowledge) dengan syarat

(40)

Peristiwa (Aktual, sudah berlalu dan tidak terlihat lagi)

Evidensi

Interpretasi / Deskripsi

Ceritera Peristiwa /

perilaku manusia

Waktu : - tempo

- periodisasi

Ruang / tempat

Penafsiran : - kausalitas - arah

Keunikan

(Terlihat jejaknya, tidak lengkap)

(Dalam pemikiran

sejarawan, tidak terlihat)

(Dalam bentuk buku / tulisan sejarah, terlihat)

(41)

KRITERIA ILMU / ASAS-ASAS ILMU

KRITERIA ILMU / ASAS-ASAS ILMU

 SasaranSasaran  SistematisSistematis

 Koheren (taat asas)Koheren (taat asas)

 Valid (dapat dipercaya)Valid (dapat dipercaya)  Akurat (tepat)Akurat (tepat)

 ObjektifObjektif

 Mempunyai hukum, dalil, dan generalisasiMempunyai hukum, dalil, dan generalisasi  Dapat memprediksiDapat memprediksi

(42)

METOD

METODE STUDE STUDI SEJARAHI SEJARAH

TAHAPAN STUDI SEJARAH

I II III

HISTORIOGRAFI

H

E

U

R

I

S

T

I

K

ANALISIS :

Kritik Eksternal

Kritik Internal

Penafsiran/Interpretasi

Penjelasan/Eksplanasi

(43)

1. HEURISTIK Mencari dan menemukan sumber

manusia (pelaku, saksi yang sejaman)

Masalah yang muncul :

• sumber sudah sangat tua

• sumber tidak boleh sembarangan dibaca (pada daerah

tertentu yang boleh membaca hanya orang-orang tertentu) • Kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan

• Lebih banyak menggunakan tulisan tangan (sumber-sumber tua)

• Sumber masih tertutup (batas dibukanya sumber sekitar 25

Tempat sumber sejarah :

Sumber tertulis museumarsip

perpustakaan internet

koran

(44)

2. KRITIK Dilakukan terhadap sumber yang diperoleh untuk mendapatkan FAKTA (harus objektif)

Kritik Eksternal

Kritik Internal

Kritik yang dikenakan pada fisik sumber : • asli / tidak asli

• turunan

Kritik yang dikenakan pada isi (content) sumber

Dalam tahapan Heuristik dan Kritik inilah sejarah dipandang sebagai ilmu sebab objektif sifatnya.

3. HISTORIOGRAFI Dalam tahap ini 3 langkah dikerjakan secara serentak yakni :

(45)

KAUSALITAS SEJARAH

KAUSALITAS SEJARAH

Kusalitas adalah

Kusalitas adalah suatusuatu rangkaian peristiwa (I) yang rangkaian peristiwa (I) yang mendahului peristiwa yang menyusul (II)

mendahului peristiwa yang menyusul (II)

SEBAB AKIBAT

SEBAB AKIBAT

SEBAB AKIBAT

SEBAB

Kontinum waktu

Sebab langsung : jangka pendek/ lantaran/ gara-gara/ kasus belli Sebab tidak langsung : banyak faktor

(46)

Sebab langsung

• sebagai suatu kebetulan penggerak

• bukan merupakan suatu sebab yang sungguh-sungguh • hanya merupakan suatu titik dalam suatu peristiwa

• dalam hal ini sebab langsung merupakan petunjuk yang baik untuk menemukan anteseden yang lebih tepat diberi sebutan “sebab-sebab”

Sebab tidak langsung

• merupakan hal sangat kompleks karena dapat didasarkan berbagai faktor

• memerlukan filosofi sejarah, teori sebab musabab dalam sejarah, generalisasi

(47)

Metodologi Studi Sejarah Islamiy : pertumbuhan – keemasan - kemunduran Metodologi Studi Sejarah Islamiy : pertumbuhan – keemasan - kemunduran

ىلاعتو هناحبس هللا

ALAM -

ةداهشلا بئاغلا WAHYU

ثيدحلا نارقلا Agama

KEMATANGAN BERISLAM نيملاعللةمحر

Filsaft Sejarah - Metodlgi

Politik Ekonomi Pendidkn Iptek, ...

ةربعلا

wilayah sejarah

Sejarah

(48)
(49)

Kebudayaan Barat Materialisme

571M

1250 M

Era industialisasi

Era Globalisasi … M

Era Modern

m as

a k em

un du

ran

mas a ke

bang kita

n-ke maj

(50)

571M

....M

....M

(51)
(52)

FUNGSI DAN KEGUNAAN SEJARAH

FUNGSI DAN KEGUNAAN SEJARAH : :

 MENDAPATKAN ‘IBRAH : hukum sejarah.MENDAPATKAN ‘IBRAH : hukum sejarah.  MEMBANTU MENGENALI IDENTITAS DIRI.MEMBANTU MENGENALI IDENTITAS DIRI.

 MEMBANGKITKAN IMAJINASIMEMBANGKITKAN IMAJINASI UNTUK MEMPEROLEH ILHAM- UNTUK MEMPEROLEH ILHAM-INSPIRASI.

INSPIRASI.

 MEMPERLUAS WAWASAN INTELEKTUALMEMPERLUAS WAWASAN INTELEKTUAL..  MEMPERDALAM SIMPATIMEMPERDALAM SIMPATI dan ANTIPATI. dan ANTIPATI.

 MEMBANTU MENGENDALIKAN KHAYALANMEMBANTU MENGENDALIKAN KHAYALAN. .

 MENGAJARKAN KEPADA MASYARAKAT CARA BERPIKIRMENGAJARKAN KEPADA MASYARAKAT CARA BERPIKIR REALISTIS. REALISTIS.  MENGGEMBLENG JIWA DALAM BERJUANG-BERJIHAD SABILILLAH.MENGGEMBLENG JIWA DALAM BERJUANG-BERJIHAD SABILILLAH.  MENINGKATKAN KREATIVITASMENINGKATKAN KREATIVITAS SEBAGAI SEBAGAI هل لااهل لااا دبعا دبعDANDANهل لااهل لااا ةفيلخا ةفيلخ..

(53)

Implikasi

Implikasi

a. Pahami realitas sejarah peradaban

a. Pahami realitas sejarah peradaban

Islamiy.

Islamiy.

b. Analisis kritis komprehensif atau tematik.

b. Analisis kritis komprehensif atau tematik.

c. Ibrah solusi atas problematika

c. Ibrah solusi atas problematika

kontemporer

kontemporer dalam merealisasikan dalam merealisasikan tugas tugas

هل لااا دبع

(54)

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan penurunan vigor benih dapat diatasi dengan peningkatan kerapatan benih untuk meningkatkan jumlah kecambah normal kuat yang akan digunakan untuk kegiatan

- Melatih mahasiswa merumuskan masalah ilmiah dalam bidang biologi molekuler, morfologi, ekologi atau pun sosio-etologi hewan (termasuk manusia).. - Melatih mahasiswa

Data untuk Hambatan Samping dan tipe Lingkungan Jalan; berdasarkan visualisasi ditentukan ke- las tipe lingkungan jalan di daerah pengamatan termasuk daerah akses terbatas, karena

Dengan diberikannya terapi desensitisasi sistematik diharapkan dapat meminimalisir reaksi cemas, yakni terjadi penurunan tingkat kecemasan penderita fobia jarum

BIAYA BAHAN BAKU ( RAW MATERIAL COST ).. Metode FIFO b.Metode LIFO c.Metode Average.. “PESONA MENTARI” adalah perusahaan manufaktur, perusahaan ini bergerak

Titanica merupakan seorang perempuan dengan disabilitas netra low vision yang berasal dari etnisitas dan kelas tertentu yang saat penelitian berlangsung berdomisili di Jakarta

Dari hasil pemecahan masalah dan wawancara dapat dikatakan bahwa pada saat memeriksa kembali penyelesaian, subjek melakukan aktivitas metakognisi, yaitu: (1) menyadari

Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baikf. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius