1. Pengertian
Bahan baku (raw material) adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk dimana bahan
tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan bagian terbesar dari
bentuk barang ).
Biaya bahan baku (raw material cost) adalah seluruh biaya untuk memperoleh sampai dengan
bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga bahan, ongklos angkut, penyimpanan dan
lain-lain.
2. Biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok bahan yang dibeli
Unsur harga pokok bahan yang dibeli adalah semua biaya untuk memperoleh bahan
baku dan untuk menempatkan dalam keadaan siap pakai. Harga beli dan biaya angkut
merupakan unsur yang mudah diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku sedangkan
biaya pesan, biaya penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, pergudangan dan biaya
akuntansi biaya merupakan unsur yang sulit diperhitungkan sehingga pada prakteknya harga
pokok bahan baku yang dicatat sebesar harga beli menurut faktur dari pemasok sebagai
akibatnya biaya penyiapan bahan baku diperhitungkan dalam biaya overhead pabrik.
3. Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi
3.A. Metode pencatatan bahan baku
Ada macam metode pencatatan bahan baku, yaitu:
3.A.1 Metode Fisik
(Fhysical Inventory Method )
Dalam metode ini hanya tambahan persediaan bahan saja yang dicatat sedang
mutasi berkurangnya bahan tidak dicatat untuk mengetahui bahan baku yang diperoleh ,
harus menghitung persediaan bahan baku digudang pada akhir periode akuntansi. Harga
pokok persediaan awal ditambah Harga pokok pembelian dikurang Harga pokok
persediaan akhir yang ada digudang merupakan biaya bahan baku yang dipakai selama
periode akuntansi.
3.A.2. Metode Mutasi Persediaan
( Perpetual Inventory Method)
Dalam metode ini setiap mutasi dicatat dalam kartu persediaan . Pembelian
dicatat dalam kolom Beli di kartu persediaan ,pemakaian dicatat dalam kolom pakai di
kartu persediaan dan jumlah bahan yang tersedian digudang dapat dilihat dalam kolom
sisa di kartu persediaan.
3.B. Metode Penilaian Bahan Baku
3.B.1. Pertama Masuk Pertama Keluar (Fifo)
Metode ini didasarkan anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai
dibebani dengan harga perolehan persatuan dari bahan yang pertama kali masuk
kegudang bahan,atau harga perolehan bahan persatuan yang pertama kali masuk kegudang
bahan akan digunakan untuk menentukan harga perolehan persatuan bahan yang pertama
kali disusul harga perolehan per satuan bahan yang dipakai pertama kali ,disusul harga
perolehan persatuan yang masuk berikutnya.
3.B.2. Metode Rata-Rata (Weighted Average Method)
Pada metode ini dengan pencatatan fisik menghitung rata-rata harga perolehan
persatuan bahan sebagai berikut:
(X1 x P1) + (X2 x P2) +...+(Xn x Pn)
Harga perolehan Rata =
rata persatuan X1 + X2 + ...+ Xn
Didalam kartu kartu persediaan dengan metode ini setiap terjadi tambahan bahan dan ada
bahan yang dipakai memiliki harga perolehan persatuan bahan yang paling baru.
3.B.3. Metode Terakhir Masuk , Pertama Keluar (Lifo)
Metode ini berdasarkan anggapaan bahwa bahan yang pertama kali dipakai
dibebani dengan harga perolehan persatuan bahan dari yang terakhir masuk ,disusul
dengan harga perolehan bahan persatuan yang masuk sebelumnya dan seterusnya.
3.B.4. Metode Persediaan Dasar
Metode ini didasarkan atas anggapan bahwa persediaan minimum atas bahan
harus dimiliki perusahaan pada setiap saat agar kegiatan kontinyu. Pada umumnya
metode persediaan dasar menggunakan metode Lifo .
4. Analisis Selisih Bahan Baku ( Raw material variance)
Dalam memgendalikan dan mengawasi biaya banyak perusahaaan menggunakan Biaya
standar (standard cost) yaitu menetapkan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan per satuan
produk , jadi perusahaan akan membuat perencanaan biaya dan pada akhir periode akan
diketahui biaya yang sebenarnya terjadi dan biasanya jarang sekali pengeluaran sesungguhnya
sama dengan standar dan perbedaan ini disebut selisih (Variances).
Selisih Bahan Baku = Biaya Bahan Baku Sesungguhnya - Biaya Bahan Baku Standar
Selisih bahan baku ini dapat dianalisis dalam:
Selisih harga bahan disebabkan karena pengeluaran untuk biaya bahan harga persatuannya
tidak sama dengan standar
Selisih Harga = - Harga Bahan Standar - Harga bahan - x Jumlah sesungguhnya
per satuan sesungguhnya
dibeli/digunakan
-
per satuan
-B) Selisih Pemakaian Bahan
Perbedaan yang disebabkan oleh karena pemakaian bahan menurut standar tidak sama
dengan sesungguhnya.
*** CONTOH SOAL BIAYA BAHAN BAKU ***
PT. ALAM RAYA
adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data
persediaan bahan baku (raw material inventory) yang ada dalam catatan perusahaan adalah
sebagai berikut :
Persediaan Tanggal 1 Januari 1999 = 200 Kg @ Rp 100,00
Pembelian
Tanggal
Jumlah
(Kg)
Harga /
Kg
12 Jan 1999
400
Rp 120
26 Jan 1999
500
Rp 90
31 Jan 1999
100
Rp 110
Pemakaian
Tanggal
Jumlah
16 Jan 1995
500
28 Jan 1995
300
Catatan:
29 Jan 1999 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26
jan 1999
30 Jan 1999 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang diminta tanggal 28
januari dan berasal dari persediaan awal
Perhitungan fisik 31 Jan 1999 sebanyak 350 Kg
Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used) bulan
Jan 1999 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual serta metode penilaian persediaan :
a. Metode FIFO
JAWABAN : *** CONTOH SOAL BIAYA BAHAN BAKU ***
Pembelian kotor (gross purchase)
Rp104.000
Pengembalian pembelian 100 x Rp 90
= 9.000
Pembelian bersih (net purchase) sebanyak 900 Kg
Rp 95.000
Harga perolehan Bahan siap pakai (raw material available to use)1.100 Kg Rp 115.000
Persediaan Bahan per 31 Jan 1999
100 x Rp 110 = Rp 11.000
250 x Rp 90 = Rp 22.500
Rp 33.500
Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used)
Rp 81.500
A.2. Perpetual Fifo
Tanggal
Masuk / Beli
Keluar / Pakai
Sisa
Kuanti
300 100120 20.00036.000 100 120 12.000
26 Jan 99 500 90 45.000 100
Tanggal 12/1/1999 = 400 Kg x Rp 120 = Rp 48.000
26/1/1999
= 500 Kg x Rp 90 = Rp 45.000
31/1/1999
= 100 Kg x Rp 110 = Rp 11.000
1.000 Kg
104.000
Pengembalian pembelian 100 Kg x Rp 90 = 9.000
Pembelian bersih(net purchase)
= 900 Kg
Rp 95.000
Harga perolehan bahan siap pakai (raw material available to use) (1.100 Kg)Rp 115.000
Persediaan Bahan per 31 Januari 1999
200 x Rp 100 = Rp 20.000
150 x Rp 120 = Rp 18.000
Rp 38.000
Harga perolehan bahan baku yang dipakai 750 kg
Rp 77.000
B. 2. Perpetual Lifo
Tanggal
Masuk / Beli
Keluar / Pakai
Sisa
Kuanti
tas biaya satuan Jumlah (Rp) Kuantitas SatuanBiaya Jumlah (Rp) Kuantitas Biayasatuan Jumlah (Rp)
1 jan 99 200 100 20.000
12 jan 99 400 120 48.000 200
400 100120 20.00048.000
16 jan 99 400
100 120100 48.00010.000 100 100 10.000
26 Jan 99 500 90 45.000 100
31 Jan 99 100 110 11.000 100
Pengembalian Pembelian 29/1/99
= (100Kg) x Rp 90 =
Rp( 9.000)
Tanggal
Masuk / Beli
Keluar / Pakai
Sisa
Kuanti
12 jan 99 400 120 48.000 600 113,333 68.000
16 Jan 99 500 113,333 56.667 100 113,333 11.333
26 Jan 99 500 90 45.000 600 93,888 56.333
28 Jan 99 300 93,888 28.166 300 93.888 28.167
29 Jan 99 (100 90 9.000) 200 95.835 19.167
30 jan 99 (50 93,888 4.594) 250 95,444 23.861
31 jan 99 100 110 11.000 350 99,603 34.861
PT. “ PESONA AWANI” adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan minuman kaleng. Berikut ini adalah data-data pembelian ( purchasing ) dan pemakaian bahan baku bulan Mei 1999 :
Persediaan ( inventory ) tanggal 1 Mei 1999 300 kg @ Rp. 200,00
Pembelian :
Tanggal Jumlah (kg) Harga / kg 4 Mei 1999 500 Rp. 230 15 Mei 1999 400 Rp. 250 20 Mei 1999 1.100 Rp. 220
Pemakaian
Tanggal Jumlah 13 Mei 1999 600 16 Mei 1999 400 25 Mei 1999 900
Keterangan Lain:
28 Mei 1999 dikembalikan ke supplier sebanyak 150 Kg dari pembelian tanggal 20 Mei 1999
30 Mei 1999 dikembalikan oleh produksi ke gudang bahan yang diminta tgl 25 Mei 1999 sebanyak 100 Kg
Perhitungan fisik bahan baku per 31 mei 1999 sebanyak 350 Kg Data -data produksi yang lain adalah :
a. Biaya Tenaga Kerja ( direct labor cost ) Rp 1.200.000 b. Biaya overhead pabrik ( FOH ) Rp 1.800.000
Diminta :
1. Hitunglah nilai persediaan akhir bahan baku (ending raw material inventory) dan berapakah nilai bahan baku yang dipakai ( raw material used ) dengan menggunakan metode pencatatan fisik maupun perpetual dan dengan menggunakan metode penilaian:
a. MPKP (FIFO) b. MTKP (LIFO) c. Rata-rata (Average)
2. Berapakah Harga Pokok Produksi ( production cost / cost of goods manufactured )PT. Pesona Awani pada bulan Mei 1999 dengan masing-masing metode pada poin 1 diatas.
PT. Pesona adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data persediaan bahan baku (raw material inventory) yang ada dalam catatan perusahaan adalah sebagai berikut :
Persediaan (inventory) Tanggal 1 Januari 1999 = 200 Kg @ Rp 100,00
Pembelian
Tanggal Jumlah (Kg) Harga / Kg 12 Jan 1999 400 Rp 120 26 Jan 1999 500 Rp 90 31 Jan 1999 100 Rp 110
Pemakaian
Tanggal Jumlah 16 Jan 1999 500 28 Jan 1999 300
Catatan:
29 Jan 1999 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26 jan 1999 30 Jan 1999 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang diminta tanggal 28 januari
dan berasal dari persediaan awal (beginning inventory) Perhitungan fisik 31 Jan 1999 sebanyak 350 Kg
Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used) bulan Jan 1999 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual serta metode penilaian persediaan :
a. Metode FIFO b.Metode LIFO c.Metode Average
PT. “PESONA MENTARI” adalah perusahaan manufaktur, perusahaan ini bergerak dalam pembuatan obat-obatan. Data bahan baku yang ada dalam catatan gudang untuk bahan baku AD bulan April 1999 adalah sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Jumlah Kuantitas Harga Pokok / Unit 1 Mei 1999 Persediaan awal 11.000 Rp. 200,00 3 Mei 1999 Pembelian 5.000 Rp. 220,00 5 Mei 1999 Pemakaian 6.000 9 Mei 1999 Pembelian 8.000 Rp. 215,00 15 Mei 1999 Pemakaian 10.000 -22 Mei 1999 Pembelian 12.000 Rp. 210,00 29 Mei 1999 Pemakaian 11.000
-Keterangan lain yang dimiliki oleh perusahaan adalah :
a) Perusahaan menggunakan metode persediaan pasar dalam penentuan nilai persediaan dan persediaan bahan AD yang ditentukan perusahaan sebagai persediaan dasar 8.000 unit dengan harga per unit Rp. 200,00.
b) Dari hasil perhitungan phisik 30 April 1999 sebesar 9.000 unit.
Diminta : Hitung bahan baku AD yang dipakai dengan menggunakan metode : a. Metode Phisik
b. Metode Perpetual
I. Pengertian
Biaya tenaga kerja (direct labor cost) adalah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan
kepada semua karyawan , elemen biaya tenaga kerja yang merupakan biaya produksi adalah
biaya tenaga kerja untuk karyawan di pabrik.
II. Program Gaji dan Upah Intensif
Tujuan program insentif adalah meningkatkan produktifitas karyawan yang berarti
meningkatkan penghasilan karyawan yang produktifitasnya tinggi sekaligus menekan biaya
produksi satuan.
a. Sistem premi bonus berdasarkan jam kerja
1. Premi Sistem Halsey
Dihitung dengan rumus :
G = T (JS + 1/2 JH)
2. Premi Sistem Rowan
Dihitung dengan rumus :
G = ( 1 + JH/JSt) (JS x T)
3. Premi Sistem Bart
Dihitung dengan rumus :
G = (
JSt x JS ) T
Dimana : G = Jumlah gaji atau upah
T = Tarif upah per Jam
JS = Jam sesungguhnya
JH = Jam dihemat, sebesar Jst - JS
JSt = Jam standar
b. Sistem Premi Bonus Berdasar Satuan Hasil
Sistem ini dikenal dengan istilah : Payment By Result Schames (PBR Schemes) dihitung
dengan menggunakan rumus :
G = JP x T
Dimana: G = Gaji atau Upah
Sistem ini meliputi :
1. Straight Piece-Work
Pada sistem ini apabila standar waktu yang sudah ditentukan dapat menghasilkan
jumlah produk yang melebihi standar jumlah produk yang dihasilkan akan memperoleh premi
tertentu dalam presentase yang jumlahnya sama. sedangkan apabila hasil produksi besarnya
sama atau berada dibawah standar jumlah produksi yang dihasilkan tidak memperoleh premi.
2. Sistem Taylor
Pada sistem ini apabila dalam waktu standar karyawan dapat menghasilkan produk
yang melebihi hasil standar diberikan upah diatas tarif upah standar,karyawan yang
menghasilkan jumlah produk sama dengan hasil standar diberikan upah sama dengan upah
standar, Karyawan yang hasilnya dibawah hasil standar hanya diberikan upah dibawah tarif upah
standar.
3.Selisih Upah Langsung (direct labo variance)
Selisih upah langsung adalah perbedaan antara upah langsung standar dengan uapah
langsung yang dibayarkan sesungguhnya .
Jumlah selisih upah langsung dicari sebagai berikut:
Upah Langsung Sesungguhnya
xxx
Upah Langsung Standar
xxx
-Selisih Upah Langsung
xxx
Sebab-sebab adanya Selisih Upah Langsung
3.a. Selisih Tarif Upah
selisih ini disebabkan oleh perbedaan antara tarif menurut standar dengan tarif
sesungguhnya yang dikomsumsi
Selisih upah dicari sebagai berikut:
Selisih Tarif Upah = (Tarif Standar - Tarif Sesungguhnya) X Jam kerja sesungguh
perjam kerja perjam kerja
nya dikomsumsi
3.b. Selisih Penggunaan Jam Kerja /Selisih Efisiensi
Selisih antara jam kerja yang digunakan seharusnya (menurut standar) dengan jam kerja
digunakan sesungguhnya bisa dicari sebagai berikut :
Selisih Efisiensi = (Jam Kerja Standar - Jam kerja sesungguhnya)X Tarif standar per jam
PT. PESONA BUMI ALAMI Adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri perkayuan. dalam menghitung gaji untuk karyawannya menggunakan program
gaji dan upah intensif .
Berikut ini data-data karyawan PT. Pesona Bumi Alami .
Nama
Jam Kerja Nama
Jam kerja
Bagus S
18
Desi R
17
Eva K
17
Dini P
18
Tina S
19
Santi S
19
Heny F
20
Andry F
16
Rosa G
15
Sani M
20
Standart waktu pekerjaan No. 009 untuk setiap 12 Produk = 20 jam, Tarif upah perjam Rp 750.
Diminta :
Hitung upah masing-masing karyawan dan berapa upah rata-rata perjam dengan menggunakan :
a. Premi Sistem Halsey
KASUS 2
PT PESONA SAMUDRA BAHARI Adalah sebuah perusahaan yang produksinya
melaluui 4 departemen produuksi dan beroperasi sesuai pesanan dari pelanggan .
Berikut ini data data yang diambil dari perusahaan untuk bulan April 1999
Keterangan
Departemen produksi
I
II
III
IV
Jam kerja standart persatuan
2 jam
1 jam
4 jam
3 jam
Tarif upah standart perjam kerja langsung
Rp 700
Rp 750
Rp 650
Rp 800
Pesanan yang dikerjakan
No. 001 sebanyak 500 unit dikerjakan di dept I,II,III,IV
No. 002 sebanyak 300 unit dikerjakan di dept I , II , dan IV
No. 003 sebanyak 450 unit dikerjakan di dept II,III, dan IV
No. 004 sebanyak 400 unit dikerjakan di dept I,II,Dan III
No. 005 sebanyak 100 unit dikerjakan di dept I,III, dan IV
Data jumlah jam kerja langsung sesungguhnya dan jumlah upah langsung untuk tiap
departemen adalah sebagai berikut :
Departemen
Jumlah jam kerja
langsung sesungguhnya
Jumlah upah
langsung
Dept I
2.500 jam
1.850.000
Dept II
1.600 jam
1.200.000
Dept III
5.900 jam
3.900.000
Dept IV
4.000 jam
3.100.000
Diminta :
KASUS 1
PT. “ PESONA AWANI” adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan minuman kaleng. Berikut ini adalah data-data pembelian ( purchasing ) dan pemakaian bahan baku bulan Mei 1999 :
Persediaan ( inventory )tanggal 1 Mei 1999 300 kg @ Rp. 200,00
Pembelian :
Tanggal Jumlah (kg) Harga / kg 4 Mei 1999 500 Rp. 230 15 Mei 1999 400 Rp. 250 20 Mei 1999 1.100 Rp. 220
Pemakaian
Tanggal Jumlah 13 Mei 1999 600 16 Mei 1999 400 25 Mei 1999 900
Keterangan Lain:
28 Mei 1999 dikembalikan ke supplier sebanyak 150 Kg dari pembelian tanggal 20 Mei 1999
30 Mei 1999 dikembalikan oleh produksi ke gudang bahan yang diminta tgl 25 Mei 1999 sebanyak 100 Kg
Perhitungan fisik bahan baku per 31 mei 1999 sebanyak 350 Kg Data -data produksi yang lain adalah :
a. Biaya Tenaga Kerja ( direct labor cost ) Rp 1.200.000 b. Biaya overhead pabrik ( FOH ) Rp 1.800.000
Diminta :
3. Hitunglah nilai persediaan akhir bahan baku dan berapakah nilai bahan baku yang dipakai
( raw material used ) dengan menggunakan metode pencatatan fisik maupun perpetual dan dengan menggunakan metode penilaian:
a. MPKP (FIFO) b. MTKP (LIFO) c. Rata-rata (Average)
4. Berapakah Harga Pokok Produksi ( production cost / cost of goods manufactured )PT. Pesona Awani pada bulan Mei 1999 dengan masing-masing metode pada poin 1 diatas.
JAWABAN KASUS 1
Pembelian kotor (gross purchase) Rp 457.000 Pengembalian pembelian (purchase return) =150 x Rp 220 (Rp 33.000)Pembelian bersih (net purchase) 1850 Rp 424.000
Harga pokok bahan siap pakai (raw material available to use) Rp 484.000 Persediaan (inventory) bahan per 31 mei 1999
B. Metode LIFO (MTKP) fisik : Persediaan (inventory)bahan per 31 mei 1999
300 kg x 200 = Rp 60.000
100 230200 20.000115.000 200 200 40.000
Jumlah 1850 424.000 1800 411.000
C. Metode rata-rata bergerak (average) fisik :
Persediaan (inventory) per 1 mei 1999 300 x Rp 200 = Rp 60.000
Harga pokok bahan siap pakai (raw material available to use) = 2150 * 225,1 Rp 484.000 Persediaan (inventory) bahan per 31 mei 1999
350 kg x 225,12 Rp 78.792
Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used) Rp 405.216 1800 x 225,12
s SatuanBiaya Jumlah(Rp) kuantitas SatuanBiaya Jumlah(Rp) Kuantitas SatuanBiaya Jumlah(Rp)
01/05/99 - - - 300 200 60.000
04/05/99 500 230 115.000 - - - 800 218,75 175.000 13/05/99 - - - 600 218,75 131.250 200 218,75 43.750 15/05/99 400 250 100.000 - - - 600 239,58 143.750
FIFO = 407.000 + 1.200.000 + 1.800.000 = Rp 3.407.000 LIFO = 411.000 + 1.200.000 + 1.800.000 = Rp 3.411.000 Rata = 405.490 + 1.200.000 + 1.800.000 = Rp 3.405..490
KASUS 2
PT. Pesona adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data persediaan bahan baku (raw material inventory) yang ada dalam catatan perusahaan adalah sebagai berikut :
Persediaan (inventory) Tanggal 1 Januari 1999 = 200 Kg @ Rp 100,00
Pembelian
Tanggal Jumlah (Kg) Harga / Kg 12 Jan 1999 400 Rp 120 26 Jan 1999 500 Rp 90 31 Jan 1999 100 Rp 110
Pemakaian
Tanggal Jumlah 16 Jan 1999 500 28 Jan 1999 300
Catatan:
29 Jan 1999 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26 jan 1999 30 Jan 1999 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang diminta tanggal 28 januari
dan berasal dari persediaan awal (beginning inventory) Perhitungan fisik 31 Jan 1999 sebanyak 350 Kg
Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used) bulan Jan 1999 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual serta metode penilaian persediaan :
JAWABAN KASUS 2
Karena pembelian hanya 1 jenis bahan baku maka tanpa alokasi : (300 unit x 525) + 20.000 = 177.500
C.
Tanggal A B C D
20 Mei 1999 110.000 165.000 110.000 165.000 25 Mei 1999 138.680 121.160 - 131.160
28 Mei 1999 - - 177.500
KASUS 3
PT. “PESONA MENTARI” adalah perusahaan manufaktur, perusahaan ini bergerak dalam pembuatan obat-obatan. Data bahan baku yang ada dalam catatan gudang untuk bahan baku AD bulan April 1999 adalah sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Jumlah Kuantitas Harga Pokok / Unit 1 Mei 1999 Persediaan awal 11.000 Rp. 200,00 3 Mei 1999 Pembelian 5.000 Rp. 220,00 5 Mei 1999 Pemakaian 6.000 9 Mei 1999 Pembelian 8.000 Rp. 215,00 15 Mei 1999 Pemakaian 10.000 -22 Mei 1999 Pembelian 12.000 Rp. 210,00 29 Mei 1999 Pemakaian 11.000
-Keterangan lain yang dimiliki oleh perusahaan adalah :
c) Perusahaan menggunakan metode persediaan pasar dalam penentuan nilai persediaan dan persediaan bahan AD yang ditentukan perusahaan sebagai persediaan dasar 8.000 unit dengan harga per unit Rp. 200,00.
d) Dari hasil perhitungan phisik 30 April 1999 sebesar 9.000 unit.
Diminta : Hitung bahan baku AD yang dipakai dengan menggunakan metode : a. Metode Phisik
JAWABAN KASUS 3
a. Metode perpetual :
Keterangan kuantitas HP/unit jumlah
Persediaan dasar 8.000 200 1.600.000 Kelebihan persediaan 3.000 210 630.000 Jumlah persed awal 11.000 2.230.000 Pembelian 03/04/99 5.000 220 1.100.000 Jumlah 16.000 3.330.000 Pemakaian 05/04/99 (6000 unit) 5.000 220 1.100.000 1.000 210 210.000 jumlah 10.000 2.020.000 pembelian 09/04/99 8.000 215 1.720.000
Jumlah 18.000 3.740.000
KASUS 1
PT. PESONA BUMI ALAMI Adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri perkayuan. dalam menghitung gaji untuk karyawannya menggunakan program gaji dan upah intensif .
Berikut ini data-data karyawan PT. Pesona Bumi Alami . Nama Jam Kerja Nama Jam kerja
Bagus S 18 Desi R 17
Eva K 17 Dini P 18
Tina S 19 Santi S 19
Heny F 20 Andry F 16
Rosa G 15 Sani M 20
Standart waktu pekerjaan No. 009 untuk setiap 12 Produk = 20 jam, Tarif upah perjam Rp 750.
Diminta :
Hitung upah masing-masing karyawan dan berapa upah rata-rata perjam dengan menggunakan : a. Premi Sistem Halsey
b. Premi Sistem Rowan a. Premi Sistem Bart
KASUS 2
PT PESONA SAMUDRA BAHARI adalah sebuah perusahaan yang produksinya melalui 4 departemen produksi dan beroperasi sesuai pesanan dari pelanggan .
Berikut ini data data yang diambil dari perusahaan untuk bulan April 1999
Keterangan Departemen produksi
I II III IV
Jam kerja standart persatuan 2 jam 1 jam 4 jam 3 jam Tarif upah standart perjam kerja langsung Rp 700 Rp 750 Rp 650 Rp 800
Pesanan yang dikerjakan
No. 001 sebanyak 500 unit dikerjakan di dept I,II,III,IV No. 002 sebanyak 300 unit dikerjakan di dept I , II , dan IV No. 003 sebanyak 450 unit dikerjakan di dept II,III, dan IV No. 004 sebanyak 400 unit dikerjakan di dept I,II,Dan III No. 005 sebanyak 100 unit dikerjakan di dept I,III, dan IV
Data jumlah jam kerja langsung sesungguhnya (actual direct labor hours) dan jumlah upah langsung (direct labor cost) untuk tiap departemen adalah sebagai berikut:
Departemen Jumlah jam kerja langsung sesungguhnya
Jumlah upah langsung Dept I 2.500 jam 1.850.000 Dept II 1.600 jam 1.200.000 Dept III 5.900 jam 3.900.000 Dept IV 4.000 jam 3.100.000
Diminta :
JAWABAN KASUS 2
Keterangan Dept
I II III IV Jumlah Pesanan yang dikerjakan
No.001 500 500 500 500 No.002 300 300 ---- 300 No.003 ---- 450 450 450 No.004 400 400 400 ----No.005 100 --- 100 100
1300 1650 1450 1350 jam kerja langsung standar per
satuan produk 2 jam 1 jam 4 jam 3 jam jam kerja langsung standar 2.600 jam 1.650 jam 5.800 jam 4.050 jam selisih efisiensi upah
langsung (dlm jam) 100 jam 50 jam 100 jam 50 jam tarif upah langsung standar Rp 700 Rp 750 Rp 650 Rp 800
70.000 37.500 65.000 40.000 82.500 (laba) (laba) (rugi) (laba) (laba)
a. selisih tarif upah langsung
Keterangan Dept
I II III IV Jumlah Jam kerja langsung sesungguhnya 2.500 1.600 5.900 4.000
Tarif upah langsung standar Rp 700 Rp 750 Rp 650 Rp 800 1.750.000 1.200.000 3.835.000 3.200.000 jumlah upah langsung
sesungguhnya 1.850.000 1.200.000 3.900.000 3.100.000