• Tidak ada hasil yang ditemukan

MADE ASEP RIDWAN Kajian Kegiatan yang Ad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MADE ASEP RIDWAN Kajian Kegiatan yang Ad"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i MANAJEMEN PENDIDIKAN

KAJIAN KEGIATAN YANG ADA DI SMP NEGERI 2 SAWAN TERHADAP PRAKTIK MMTP

(MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN)

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Phil. I Gusti Putu Sudiarta, M. Si.

Oleh:

Made Asep Ridwan NIM. 1413011095

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

(2)

ii KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis diberikan kemudahan dan kelancaran dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan terkait Mutu Manajemen Terpadu Pendidikan. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang dari semua pihak khususnya pembaca sangat kami harapkan. Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Phil. I Gusti Putu Sudiarta, M. Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan Jurusan Pendidikan Matematika Undiksha yang telah memberikan motivasi dan bimbingan dalam penulisan makalah ini.

2. Pihak keluarga yang telah memberikan dukungan doa dan motivasi kepada penulis.

3. Rekan-rekan mahasiswa yang sudah memberikan motivasi dan bantuan berupa informasi-informasi pendukung dalam proses penulisan makalah ini. Akhir kata, penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya jika ada yang kurang berkenan dalam pembuatan makalah ini dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

(3)

iii ABSTRAK

Made Asep Ridwan

Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Matematika UNDIKSHA asepridwan141195@gmail.com

Mutu pendidikan sangat penting ditingkatkan dalam menciptakan lulusan yang bermutu. Mutu diartikan sebagai produk dan atau jasa yang sesuai dengan standar mutu yang sudah ditetapkan dan memuaskan pelanggan. Tindak lanjut dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu dalam lembaga pendidikan harus dapat menerapkan suatu konsep manajeman yang berorientasikan pada peningkatan mutu, yaitu dengan menerapkan Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP). MMTP merupakan budaya peningkatan mutu pendidikan secara terus-menerus, fokus pada pelanggan sekolah (peserta didik dan masyarakat) demi kepuasan jangka panjang dan partisipasi warga sekolah, keluarga, masyarakat, serta pemerintah. Dalam tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan kajian tentang kegiatan yang ada di SMP Negeri 2 Sawan terhadap praktik MMTP, mengetahui apa saja hambatan praktik MMTP, dan solusi yang dapat ditawarkan dalam mengatasi hambatan tersebut. Dari hasil kajian kegiatan-kegiatan yang ada di SMP Negeri 2 Sawan terhadap praktik MMTP, terlihat bahwa secara umum kegiatan-kegiatan yang ada sudah dilaksanakan memberikan kontribusi yang sangat baik dalam rangka peningkatan mutu pendidikan sehingga nantinya memberikan kepuasan pada pelanggan. Adapun hambatan yang ditemukan berupa partisipasi dari orang tua atau wali siswa yang masih minim misalnya dalam kegiatan rapat. Adapun solusi yang ditawarkan adalah dengan sosialisi yang lebih intensif lagi dan memberikan informasi pentingnya partisipasi orang tua siswa dalam meningkatkan mutu pendidikan.

(4)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 3

2.1 Pengertian Mutu ... 3

2.2 Pengertian Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP) ... 3

BAB III. PEMBAHASAN ... 5

BAB IV. PENUTUP ... 9

4.1 Kesimpulan ... 9

(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya. Dengan adanya pendidikan, memberikan kesempatan pada setiap orang untuk menjadikan dirinya lebih berkualitas, baik dari segi keahlian maupun sikap. Dengan kata lain, peningkatan kualitas atau mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri (Faiqoh, 2015). Maka dari itu, untuk meningkatkan sumber daya manusia harus diawali dengan perbaikan mutu pendidikan karena mutu di satuan pendidikan sangat penting sebagai jaminan dan standar pengelolaan pendidikan (Halik, 2016).

Mutu diartikan sebagai produk dan atau jasa yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan dan memuaskan pelanggan (Usman, 2013). Mutu dalam pendidikan sangat dibutuhkan di era globalisasi karena mutu memberikan suatu kepercayaan bahwa kualitas sistem pendidikan dapat menghasilkan tenaga kerja atau lulusan dengan karakteristik pribadi yang unggul, seperti inovatif, produktif, tangkas, kompetitif, aktif, dan kreatif (Mohamad dalam Ismail, 2014). Konsep-konsep yang berhubungan dengan manajemen mutu sudah sangat berkembang dan banyak diterapkan, termasuk di dalam dunia pendidikan. Mc Laughlin (dalam Syaodih, 2008) menyebutkan bahwa manajemen mutu tidak sekedar suatu pendekatan atau strategi, namun lebih merupakan suatu sistem bahkan suatu jalan hidup untuk mencapai tujuan secara efisien agar dapat memenuhi kepuasan pelanggan dengan jalan penyempurnaan yang di lakukan secara terus menerus.

(6)

2 sehingga dikenal dengan Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP). Menurut Usman (2013), MMTP merupakan budaya peningkatan mutu pendidikan secara terus-menerus, fokus pada pelanggan sekolah (peserta didik dan masyarakat) demi kepuasan jangka panjang dan partisipasi warga sekolah, keluarga, masyarakat, serta pemerintah. Menurut Becket & Brookes (2008) dan Jones (dalam R. Ismail & Ali, 2016), penerapan atau praktik MMT membutuhkan kontribusi dan komitmen dari semua anggota organisasi demi tercapainnya kebutuhan atau kepuasan pelanggan. Melihat betapa pentingnya praktik MMTP dalam dunia pendidikan, tulisan ini lebih jauh akan membahas tentang kajian kegiatan yang ada di SMP Negeri 2 Sawan terhadap praktik MMTP.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, adapun permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana kajian kegiatan yang ada di SMP Negeri 2 Sawan terhadap praktik MMTP?

1.2.2 Apa saja hambatan yang ada dalam praktik MMTP di SMP Negeri 2 Sawan?

1.2.3 Apa saja solusi yang dapat ditawarkan dalam mengatasi hambatan praktik MMTP di SMP Negeri 2 Sawan?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan dengan rumusan masalah di atas, maka penyusunan makalah ini memiliki tujuan yaitu sebagai berikut.

1.3.1 Mendeskripsikan kajian tentang kegiatan yang ada di SMP Negeri 2 Sawan terhadap praktik MMTP.

1.3.2 Memeberikan informasi terkait dengan hambatan yang ada dalam praktik MMTP di SMP Negeri 2 Sawan.

(7)

3 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mutu

Mutu diartikan sebagai produk dan atau jasa yang sesuai dengan standar mutu yang sudah ditetapkan dan memuaskan pelanggan (Usman, 2013). Maksudnya adalah, ketika suatu standar mutu produk yang sudah ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan standar mutu atau spesifikasi dari apa yang diinginkan pelanggan, maka diakatakan bahwa produk tersebut bermutu bagi pelanggan sehingga nantinya menimbulkan keupasan bagi pelanggan tersebut. Khusus di Indonesia, untuk satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah menggunakan standar Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (Rangkuti, 2017). Menurut Halik (2016), secara operasional, mutu ditentukan oleh dua faktor, yaitu terpenuhinya spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya yang disebut quality in fact (mutu sesungguhnya) dan terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan menurut tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa yang disebut quality in perception (mutu persepsi). Rangkuti (2017) menyatakan bahwa mutu terletak pada penilaian orang yang mengamatinya (beholder). Dalam pendekatan mutu terpadu (total quality) pelanggan (customer) adalah penentu mutlak mutu. Sebagai ilustrasi misalnya, pelanggan menilai mutu sebuah restoran dari aspek pelayanan, penyajian makanan, suasana lingkungan, harga, menu pilihan, dan cepat dalam penyajian (Geotsch & Davis, 2013).

2.2 Pengertian Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP)

(8)

4 terjadi peningkatan produktivitas dan efisiensi. Penerapan MMT tidak hanya pada

perusahaan-perusahaan saja, namun dapat dilaksankan dalam berbagai organisasi

yang memberikan pelayanan bagi publik atau pelanggan, salah satunya adalah

lembaga pendidikan yang dalam hal ini mislanya seklah. Sehingga MMT yang

memfokus pada dunia pendidikan sering dikenal dengan nama MMTP

(Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan).

(9)

5 BAB III

PEMBAHASAN

Manajemen mutu terpadu dalam dunia pendidikan diartikan sebagai suatu budaya dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan secara terus menerus sehingga memebrikan kepuasan pada pelanggan. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa pelanggan adalah raja dan mutu adalah hal yang nantinya mampu memberikan kepuasan paa pelanggan pendidikan. Dalam membentuk suatu budaya tentu membutuhkan waktu yang relatif lama karena pada dasarnya budaya tersebut terbentuk dari suatu kebiasaan. Di samping itu, hambatan juga pasti akan selalu ada dalam pelaksanaan MMTP dan tugas kita adalah harus meminimalisir hambatan yang akan terjadi tersebut bahkan menghilangkannya.

Sekolah merupakan suatu sarana yang sangat efektif dalam meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia. Secara tidak langsung, dengan memperbaiki mutu yang ada dalam sekolah maka mutu pendidikan juga akan mengalami perbaikan. Di sekolah, tentu terapat bebagai macam kegiatan yang ada kaitannya dengan perbaikan mutu pendidikan yang salah satunya dengan menerapkan Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP). Untuk melihat bagaimana kegiatan yang ada pada sekolah memliki hubungan dengan praktik MMTP, maka dalam tulisan ini akan menggunakan SMP Negeri 2 Sawan sebagai contoh penerapannya. Kajian ini dilakukan penulis beradasarkan temuan-temuan yang ada di SMP Negeri 2 Sawan selama penulis melakukan kegiatan PPL-Real yang kurang lebih selama 10 minggu di sekolah tersebut. Dari temuan tersebut nantinya akan dikaji kegiatan apa saja yang sudah dilakukan sekolah dalam rangka perbaikan mutu pendidikan.

a. Kurikulum yang Digunakan SMP Negeri 2 Sawan

(10)

6 kurikulum baru. Penerapan kurikulum baru merupakan salah satu contoh kegiatan perbaiakan pendidikan yang mana nantinya lulusan SMP Negeri 2 Sawan memliki mutu yang lebih biak dan pengalaman yang lebih luas. Mencoba menerapkan kurikulum baru merupakan suatu perbaikan mutu pendidikan karena pada dasarnya K 13 merupakan penyempurnaan atau perbaikan dari kurikulum sebelumnya (KTSP). Konsep dasar dari dari kurikulum 2013 ini adalah karakter tujuan atau kompetensi lulusan yang dikemas dalam bentuk integrasi dengan menekankan pada pendidikan karakter, karakter pembelajaran yang menekankan pada pendekatan scientific dan kerakter penilaian yang lebih detail dengan menekankan pada penilaian proses (Shafa, 2014). Sehingga dengan ini diharapkan bisa memberikan pengalaman belajar yang lebih pada siswa baik dari segi akademik maupun sikap.

b. Kedisiplinan Siswa

(11)

7 c. Kinerja Kepala Sekolah

Sesuai dengan apa yang sudah dikatakan oleh (Usman, 2013) bahwa praktik MMTP salah satunya dapat dilihat dari kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugas yang ada. Hal ini dikarenakan kepala sekolah memiliki tugas pokok dan fungsinya sebagai leader dan manajer sehingga wajib memberikan sosialisasi MMTP dan mampu menggerakkan bawahannya untuk terlibat di dalamnya (Syukri, 2017). Dalam memenuhi kepuasan dan harapan pelanggan serta perbaikan mutu pendidikan di SMP Negeri 2 Sawan, kepala sekolah terus melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kualitas guru dan siswanya.

 Dari segi guru, kepala sekolah selalu melakukan koordinasi dan memberikan pelatihan-pelatihan kerja bagi guru yang mengajar di SMP Negeri 2 Sawan, seperti rapat koordinasi kerja dan pelatihan kinerja guru terutama guru yang mengajar dalam K 13.

Memberikan penghargaan bagi guru dan siswa yang berprestasi.

 Selalu mengikuti kegiatan lomba sekolah baik di tingkat kecamatan hingga provinsi sebagai bahan untuk mengukur kualitas pendidikan yang ada di SMP Negeri 2 Sawan dibandingkan dengan sekolah lain.

 Melakukan rapat koordinasi bersama orang tua siswa terhadap kegiatan-kegiatan dan program yang ada di SMP Negeri 2 Sawan, biasanya dilakukan pada awal tahun ajaran baru.

 Melakukan penataan sekolah dan rehabilitasi sarana maupun prasarana yang kuang maupun rusak.

Dari beberapa deskripsi kegiatan kepala sekolah di SMP Negeri 2 Sawan, terlihat bahwa sudah terdpat beberapa upaya kepala sekolah dalam rangka melaksanakan MMTP demi terciptanya perbaikan mutu dan kepuasan pelanggan.

d. Kinerja Tenaga Pengajar (Guru)

(12)

8 perencanan pembelajaran misalnya RPP yang merupakan administrasi wajib dan penting bagi seorang guru (Afandi, 2009), sebelum guru mengajar mereka sudah menyusun RPP sebelumnya sesuai dengan kurikulum yang diterapkan. Jika dilihat dari praktik MMTP, maka kegiatan tersebut merupakan budaya yang sangat baik agar dalam pelaksanaan pembelajaran mampu memberikan pengajaran yang efektif dan sesuai, sehingga berujung pada kualitas pembelajaran yang dihasilkan akan lebih baik dengan adanya perencanaan yang matang. Selain itu, kepala sekolah dan supervisor juga selalu memantau kelengkapan administrasi guru dan cara mengimplementasikan di dalam kelas.

Dari beberapa kegiatan yang ada pada SMP Negeri 2 Sawan kaitannya dengan praktik MMTP, tentu dalam mewujudkan MMTP yang baik terdapat beberapa hambatan. Menurut bebrapa guru menuturkan bahwa partisipasi orang tua atau wali dari siswa sangat minim ketika ada kegiatan rapat di sekolah yang mengundang mereka untuk hadir. Ketidakhadiran orang tua atau wali siswa secara otomatis mereka setuju terhadap keputusan rapat. Minimnya kehadiran orang tua siswa dalam rapat tentu merupakan budaya yang kurang baik dan secara tidak langsung akan menghambat pelaksanaan MMTP di SMP Negeri 2 Sawan. Karena dengan kedatangan dan partisipasi mereka pihak sekolah bisa mendengar dan menindaklanjuti masukan, saran, kritik, dan keluhan yang akan membantu pihak sekolah dalam mengambil kebijakan yang lebih baik, sehingga nantinya memberikan kepuasan bagi mereka dan anak asuhnya.

(13)

9 BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Mutu diartikan sebagai produk dan atau jasa yang sesuai dengan standar mutu yang sudah ditetapkan dan memuaskan pelanggan. Salah satu pendekatan yang diguanakan dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP). MMTP merupakan budaya peningkatan mutu pendidikan secara terus-menerus, fokus pada pelanggan sekolah (peserta didik dan masyarakat) demi kepuasan jangka panjang dan partisipasi warga sekolah, keluarga, masyarakat, serta pemerintah. Dari hasil kajian kegiatan-kegiatan yang ada di SMP Negeri 2 Sawan terhadap praktik MMTP, terlihat bahwa secara umum kegiatan-kegiatan yang ada sudah dilaksanakan memberikan kontribusi yang sangat baik dalam rangka peningkatan mutu pendidikan sehingga nantinya memberikan kepuasan pada pelanggan. Namun dari kgiatan yang dilaksanakan, masih terdapat hambatan yang berupa partisipasi dari orang tua atau wali siswa yang masih minim misalnya dalam kegiatan rapat. Adapun solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan sosialisi adanya rapat yang lebih intensif lagi dan memberikan informasi pentingnya partisipasi orang tua atau wali siswa dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4.2 Saran

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, M. (2009). Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Dasar. Jurnal Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).

Becket, N., & Brookes, M. (2008). Quality Management Practice in Higher Education-What Quality are We Actually Enhancing? Journal of Hospitality, Leisure, Sport and Tourism Education, 40–54.

Faiqoh, N. (2015). Implementasi Total Quality Management (TQM) di Pesantren, Madrasah, dan Sekolah: Perspektif Manajemen Pendidikan. Innovatio, 15(1), 65–81.

Geotsch, D. L., & Davis, S. B. (2013). Quality Management for Organizational Excellence: Introduction to Total Quality. New Jersey: Pearson.

Halik, A. (2016). Manajemen Pengendalian Mutu Sekolah: Implementasi pada SMA Negeri di Parepare. Prosiding, 2(1).

Ismail, R., & Ali, M. (2016). Workplace Incivility a Hurdle in TQM Practices Implementation in Higher Education Institutes of Balochistan. Journal of Education and Practice, 7(16), 60–72.

Ismail, S. N. (2014). Total Quality Management (TQM) Practices and School Climate Amongst High, Average and Low Performance Secondary Schools. Malaysian Journal of Learning and Instruction, 11, 41–58.

Partanto, P. A. (1994). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola.

Permendikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Permendikbud.

Rangkuti, A. A. (2017). Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Diambil 31 Desember 2017, dari https://idocslide.com/manajemen-mutu-terpadu-pendidikan.

Sallis, E. (1993). Total Quality Management in Education. London: Kogan Page Educational Managament Series.

Shafa, S. (2014). Karakteristik Proses Pembelajaran Kurikulum 2013. Dinamika Ilmu: Jurnal Pendidikan, 14(1), 81–96.

(15)

Syaodih, N., dkk. (2008). Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah. Bandung: Refika Aditama.

Syukri, M. (2017). Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MMT) di SD Negeri 03 Muara Pawan Kabupaten Ketapang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Untan, 2(4).

Tjiptono, F., & Diana, A. (1995). Total Quality Management. Yogyakarta: Andi Offset.

Referensi

Dokumen terkait

Persamaan ini memperlihatkan variasi turunan arus dengan waktu dan sebagaimana diketahui bahwa sesaat setelah saklar ditutup, pada rangkaian tidak mengalir arus (karena sifat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara parsial variabel faktor-faktor ketrampilan dan etos kerja terhadap produktifitas pada CV Mandiri Trans di Surabaya,

Sehingga dalam studi kasus tugas akhir ini akan membahas tentang penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan yang digunakan untuk

Pada Gambar 5 dapat dilihat desain alat secara keseluruhan yang sebenarnya terdiri dari dua bagian.Bagian pertama adalah bagian sistem mekanik alat ukur yang terdiri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa income, financial literacy, financial attitude, primary agents, secondary agents, dan childhood consumer experience

Wilcox (dalam Ratna Widiastuti, 2010) misalnya menggunakan pendekatan ” key incident ” dalam analisis deskripsi kualitatif tentang kegiatan pendidikan. Pendekatan key

Jadi, hipotesis penelitian ini adalah kontras warna (color contrast) dan reflektansi ruang(room reflectance) akan mempengaruhi kuat pencahayaan bidang kerja membatik;

Menyatakan Pasal 15 beserta lampiran huruf a Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 itu tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dengan segala akibat hukumnya, sepanjang tidak