• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Tri Handiyah Christantinah Ilkafah Cucuk Rahmadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "3. Tri Handiyah Christantinah Ilkafah Cucuk Rahmadi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

Tri Handiyah C*, Ilkafah**, Cucuk Rahmadi***

………….……….…… . . ….…….ABSTRAK…… … . .… …….. .…….……….……

Kematian ibu dan bayi sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bangsa dimasa yang akan datang. Oleh karena itu ibu mempunyai peranan yang penting untuk mewujudkan keluarga bahagia sejahtera dan petugas kesehatan yang terlatih untuk mewujudkannya. Namun sampai saat ini masih ada ibu hamil yang kurang mempehatikan faktor dan hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin diantaranya adalah masih ada ibu hamil yang belum mengikuti program imunisasi Tetanus Toxoid atau TT, yang seharusnya didapatkan 2 kali pada masa kehamilan. Ketidak ikutsertaan ibu melaksanakan imunisasi TT dipengaruhi oleh Pengetahuan.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT dengan kelengkapan imunisasi TT di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatancross-sectionaldengan mengambil sampel secara simple random sampling sehingga didapatkan sampel 33 orang. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Variable dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang imunisasi TT sebagai variabel independen dan kelengkapan imunisasi TT sebagai variabel dependen.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan tingkat signifikansi α = 0,05 dengan uji Fisher’s Exactdiperoleh hasil p = 0,187. Karena p < 0,05 maka H1 ditolak, artinya tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang imunisasi TT dengan kelengkapan imunisasi TT. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan anatra pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT dengan kelengkapan imunisasi TT.

Diharapkan pada masyarakat untuk dapat meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi TT khususnya bagi ibu hamil untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus toksoid.

Kata kunci:Pengetahuan,Imunisasi TT, Kelengkapan imunisasi TT

PENDAHULUAN….…… ….. Anak merupakan penerus bangsa, yang sudah semestinya mendapatkan perhatian dan pengawasan yang dimulai sedini mungkin semenjak masih dalam kandungan untuk mencetak generasi-generasi yang bermutu dalam segala bidang dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin berat dan modern. Kematian ibu dan bayi sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bangsa dimasa yang akan datang. Oleh karena itu ibu mempunyai peranan yang penting untuk mewujudkan keluarga bahagia sejahtera dan petugas kesehatan yang terlatih untuk mewujudkannya (Depkes RI, 2001).

Keberhasilan pelayanan kesehatan dapat diukur dengan angka kematian ibu dan bayi, sedang kesejahteraanya ditentukan oleh penerimaan keluarga terhadap program KB. Oleh karena itu kesejahteraan ibu sangat berpengaruh oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor biologis dan budaya dalam masyarakat berupa perkawinan, kehamilan dan persalinan pada usia muda atau kurang dari 20 tahun dan usia lebih dari 35 tahun, mengakibatkan kematian ibu dan perinatal. (Manuaba, 1998 : 41).

(2)

program imunisasi Tetanus Toxoid atau TT, yang seharusnya didapatkan 2 kali pada masa kehamilan. Vaksin TT adalah vaksin yang mengandung Toxoid Tetanus yang telah dilemahkan, indikasi pemberian vaksin TT ini adalah untuk memberikan kekebelan aktif terhadap Tetanus neonatorum (Depkes RI , 2004 : 09).

Hasil penelitian sebelumnya menunjukan sebanyak 58% responden ibu nifas, imunisasi TT-nya lengkap, dan 42% drop-out (tidak legkap). Dari data tersebut dapat diketahuI bahwa masih banyak ibu hamil yang belum mengikuti program imunisasi TT bisa diakibatkan oleh faktor diantaranya adalah pendidikan, pengetahuan dan informasi, sosial ekonomi dan motifasi (Fitriadi, 2007).

Cakupan TT1 ibu hamil pada tahun 1996 adalah 81,9% dengan kisaran antara 54,7% (di propinsi Nusa Tenggara Timur) dan 94,6% (di propinsi Lampung) sedangkan cakupan TT2 adalah 74,4% dengan kisaran antara 47% (di propinsi Nusa Tenggara Timur) dan 88,4% (di propinsi Lampung). Cakupan imunisasi TT2 ibu hamil dari tahun ke tahun cenderung meningkat dari 63,9% pada tahun 1992/93 menjadi 74,45% pada tahun 1996/97. Jika dilihat dari sasaran akhir Pelita VI cakupan imunisasi TT2 ibu hamil 85%, memang masih dirasa perlu upaya lebih (Bank Data, 2000).

Untuk kegiatan imunisasi Ibu hamil yang dijadikan indicator pencepaian hasil kegiatan adalah hasil cakupan imunisasi TT-2. dari hasil cakupan imunisasi TT-2 Kabupaten Lampung Selatan tahun 2007 mencapai 81,4% (Keslamsel, 2008).

Berdasarkan hasil survey awal peneliti di Polindes Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan pada awal bulan November 2008 didapatkan sebanyak 36 ibu hamil. 24 orang (67%) telah mendapatkan imunisasi TT secara lengkap, sedang 12 orang (33%) sisanya belum lengkap.

Faktor yang melatarbelakangi ketidalengkapan pemberian imunisasi TT pada ibu hamil di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan dikarenakan pengaruh sosial budaya, pendidikan dan informasi.

Dari faktor pendidikan dan informasi rata-rata ibu hamil Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan kurang. Disebabkan oleh kurangnya pengetahuan terhadap kesehatan pribadi maupun janin yang dikandungnya. Untuk itu diharapkan kepada petugas kesehatan agar lebih mengoptimalkan sosialisasi terhadap dampak dan manfaat pemberian iminisasi TT terhadap ibu hamil.

Dari uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT dengan kelengkapan imunisasi TT.

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang dapat diambil sebagai berikut, yaitu : Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT dengan kelengkapan pemberian imunisasi TT.

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT dengn kelengkapan imunisasi TT.

METODE PENELITIAN…. …… … Desain penelitian adalah hasil akhir dari tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti dangan mempertimbangkan beberapa keputusan sehubungan dengan metode yang akan dipergunakan dalam upaya untuk menjawab pertanyaan yang mungkin timbul. (Nursalam, 2003)

Penelitian ini menggunakan metode korelatif yaitu meneliti hubungan antara dua variabel. Pada penelitian ini yang diteliti adalah pengetahuan tentang imunisasi TT dan kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

(3)

HASIL PENELITIAN…. … … . 1. Karakteristik responden

1) Karakteristik responden berdasarkan umur ibu

Dari hasil pengumpulan data berdasarkan umur ibu melalui lembar kuesioner dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan umur ibu di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

No. Umur Frekwensi Prosentase

1 18-21 9 27,2

2 22-25 8 24,2

3 26-29 6 18,2

4 30-33 3 9,2

5 34-37 7 21,2

Jumlah 33 100%

Dari hasil pengumpulan data di atas didapatkan bahwa responden yang berumur 18-21 tahun sejumlah 9 orang (27,2%) dan sebagian kecil responden yang berumur 30-33 tahun sejumlah 3 orang (9,2%).

2) Karakteristik responden berdasarkan umur kehamilan

Dari hasil pengumpulan data berdasarkan umur kehamilan melalui lembar kuesioner dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan umur kehamilan di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

No. Umur Frekwensi Prosentase

1 13-16 minggu 3 9,1

2 17-20 minggu 5 15,2

3 21-24 minggu 3 9,1

4 25-28 minggu 7 21,2

5 29-32 minggu 8 24,2

6 33-36 minggu 7 21,2

Jumlah 33 100%

Dari hasil pengumpulan data di atas didapatkan bahwa sebagian responden dengan umur kehamilan 29-32 minggu sejumlah 8 orang (24,2%) dan sebagian kecil responden dengan umur kehamilan 13-16 minggu sejumlah 3 orang (9,1%).

3) Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan

Dari hasil pengumpulan data berdasarkan Pendidikan melalui lembar kuesioner dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

No. Pendidikan Frekwensi Prosentase

1 SD 6 18,2

2 SMP 23 69,7

3 SMA 4 12,1

4 PT 0 0

Jumlah 33 100%

Dari hasil pengumpulan data di atas didapatkan bahwa sebagian besar responden dengan pendidikan terakhir SMP sejumlah 23 orang (69,7%), sedangkan responden yang pendidikan terakhirnya perguruan tinggi tidak ada.

2. Tingkat pengetahuan responden tentang Imunisasi TT

Dari hasil pengumpulan data tingkat pengetahuan tentang Imunisasi TT melalui lembar kuesioner dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. Tingkat pengetahuan tentang imunisasi TT di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

No. Tingkat

Pengetahuan Frekwensi Prosentase

1 Kurang 12 36,4%

2 Cukup 21 63,6%

Jumlah 33 100%

(4)

3. Kelengkapan imunisasi TT

Dari hasil pengumpulan data kelengkapan imunisasi TT sesudah dilakukan pengisian lembar kuesioner oleh responden dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5. Kelengkapan imunisasi TT di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

No. Kelengkapan

imunisasi TT Frekwensi Prosentase

1 Lengkap 23 69,7%

2 Tidak lengkap 10 30,3%

Jumlah 33 100%

Dari tabel di atas didapatkan bahwa sebagian besar responden mendapatkan imunisasi TT lengkap sejumlah 23 orang (69,7%), dan selebihnya tidak mendapatkan imunisasi TT lengkap.

4. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi TT dengan Kelengkapan Imunisasi TT di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

Dari hasil analisa data dan skoring tingkat pengetahuan dan kelengkapan imunisasi TT ibu hamil di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 6. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi TT dengan Kelengkapan Imunisasi TT di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

Kurang 10(83,3%) 2(16,7%) 12(100%)

Cukup 13(61,9%) 8(38,1%) 21(100%)

Jumlah 23(69,7%) 10(30,3%) 33(100%)

Dari tabel di atas didapatkan bahwa responden yang tingkat pengetahuannya Cukup mayoritas mendapatkan imunisasi TT lengkap sejumlah 13 orang (61,9%), sedangkan responden yang tingkat pengetahuannya Kurang mayoritas mendapatkan imunisasi TT lengkap sejumlah 10 orang (83,3%).

Hasil perhitungan chi squaredengan df = 1 danα= 0,05 diperoleh hasil X2hitung = 1,660 dan p = 0,198 karena p > 0,05. Namun hasil tersebut tidak memenuhi syarat dimana terdapat 25% sel yang nilai fe < 5 maka hasil perlu diuji degan uji fisher’s exactdidapatkan p = 0,187 dimana p > 0,05 maka H1 ditolak artinya tidak ada hubungan antar pengetahuan tentang imunisasi TT dengan kelengkapan imunisasi TT.

PEMBAHASAN…. … … ………

1. Tingkat Pengetahuan tentang imunisasi TT.

Dari table 4. berdasarkan hasil penelitian di Polindes Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan dari 33 ibu hamil didapatkan sebagian mempunyai pengetahuan cukup dan pengetahuan kurang, yaitu masing-masing 21 orang (63,6%) mempunyai pengetahuan cukup dan 12 orang (36,4%) mempunyai pengetahuan kurang, hampir dari 12 ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan kurang rata-rata berpendidikan rendah. Sehingga hal ini sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu hamil.

Disamping berpendidikan rendah terdapat pula minimnya tingkat kesadaran ibu untuk datang mengikuti penyuluhan yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan tentang manfaat Imunisasi. Berdasarkan kenyataan di atas sesuai dengan pendapat Nursalam (2001) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi, sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki dan sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.

(5)

. Dari pengalaman penelitian tertulis bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmojo, 2003). Pengetahuan yang dimiliki oleh setiap orang berbeda hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor : usia, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi dan adat istiadat (Latipun, 2001).

2. Kelengkapan Imunisasi TT

Dari tabel 5. didapatkan bahwa hampir seluruh ibu hamil mendapatkan imunisasi TT lengkap sejumlah 23 orang (69,7%) sedangkan yang tidak lengkap sebanyak 10 orang (30,3%).

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh jarak rumah ibu hamil dari polindes yang dekat sehingga ibu hamil bisa periksa kehamilan secara rutin dan mendapatkan imunisasi TT lengkap.

Kelengkapan Imunisasi TT dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang paling utama adalah peran serta Bidan Desa dalam memberikan penyuluhan serta pelayanan kesehatan tentang pentingnya imunisasi TT pada masyarakat di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

Imunisasi TT (tetanus toksoid) bertujuan terutama melindungi bayi baru lahir dari kemungkinan terkena kejang akibat infeksi pada tali pusat (tetanus neonatorum). Imunisasi ini harus diberikan melalui ibunya, karena janin belum dapat membentuk kekebalan sendiri. Di Indonesia pemberian imunisasi TT dianjurkan dimulai pada pasangan yang hendak menikah atau ibu hamil. Pada ibu hamil, imunisasi TT diberikan 2 kali dengan jarak minimal 4 minggu (Aris Sujarwo, 2006).

3. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi TT dengan Kelengkapan Imunisasi TT

Dari tabel 6. didapatkan bahwa ibu hamil yang tingkat pengetahuannya Sebagian besar mendapatkan imunisasi TT lengkap sejumlah 13 orang (61,9%), sedangkan ibu hamil yang tingkat pengetahuannya Kurang

mayoritas mendapatkan imunisasi TT lengkap sejumlah 10 orang (83,3%).

Dari hasil analisa data hasil jawaban dari kuesioner dengan desain penelitian korelatif yang diolah dengan SPSS versi 11.5 menggunakan uji chi-square dengan taraf signifikan α = 0,05 dan df = 1 didapatkan hasil χ² = 1,660 dan p = 0,198. Karena perhitungan menggunakan chi-square tidak memenuhi syarat maka diuji menggunakan perhitungan fisher’s exact dengan α = 0,05 diperoleh hasil p = 0,259. karena p > 0,05 maka H1 ditolak artinya tidak ada hubungan antar pengetahuan tentang imunisasi TT dengan kelengkapan imunisasi TT.

Hal ini disebabkan oleh peran serta bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan dan memberikan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi TT pada setiap pasien yang datang untuk memeriksakan kehamilannya. Sehingga meskipun ibu hamil di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan ini mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah, mereka bisa mendapatkan imunisasi TT lengkap karena peran aktif bidan desa dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya bagi ibu hamil.

Kelengkapan imunisasi TT secara umum tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor yang lain di antaranya motivasi, pendidikan, Lingkungan dan informasi serta sosial budaya.

Motivasi ibu-ibu hamil di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan untuk mengikuti imunisasi TT sangatlah kuat. Dengan adanya motivasi tersebut ibu hamil berharap dengan mengikuti imunisasi TT proses persalinan dapat berjalan lancar serta bayi dapat lahir dalam keadaan sehat dan terhindar dari penyakit tetanus toksoid. Meskipun pengetahuan ibu hamil rendah tetapi ibu hamil memiliki motivasi yang kuat, sehingga ibu hamil mendapatkan imunisasi TT.

(6)

melaksanakan aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Seseorang akan melakukan sesuatu perbuatan apabila ada motifnya, sehingga motivasi tersebut bisa muncul karena adanya suatu tujuan. Ibu yang memiliki motivasi yang tinggi untuk melaksanakan imunisasi TT pada saat menjadi calon pengantin dan pada saat kehamilan. Sementara tidak adanya motivasi pada ibu untuk melaksanakan imunisasi TT kemungkinan akan berdampak pada diri dan janin yang dikandungnya.

Selain memiliki motivasi yang kuat ibu hamil bisa mendapatkan informasi dengan mudah tentang imunisasi TT melalui media-media maupun masyarakat sekitar, sehingga ibu hamil bisa mendapatkan imunisasi TT lengkap.

Faktor pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap tingkat persepsi dan pemahaman seseorang. Pendidikan sangat diperlukan manusia untuk mendapatkan informasi. Menurut Nursalam (2002) makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah pula mereka mencerna informasi dan pengetahuan yang mereka miliki sehingga informasi yang diperoleh masyarakat dapat mempengaruhi kelengkapan imunisasi TT.

Lingkungan di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan banyak yang mengikuti imunisasi TT sehingga menggerakkan para ibu hamil untuk rutin periksa kehamilan dan mendapatkan imunisasi TT.

Hal ini dipengaruhi juga oleh sosial budaya yang baik sehingga dapat menciptakan kerukunan antar masyarakat dan kekeluargaan yang kental. Dengan kerukunan tersebut para ibu hamil bisa datang bersama-sama saat jadwal periksa kehamilan dan mendapatkan imunisasi TT.

Sosial Budaya adalah adat istiadat yang berlaku disetiap daerah akan berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Ketidakcocokan sosial budaya dalam lingkungan tertentu dapat berakibat resistensi pada seseorang dan akan menghambat pengetahuan seseorang tentang suatu hal (Latipun, 2001).

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

1) Sebagian besar ibu hamil mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup.

2) Sebagian besar ibu hamil mendapatkan imunisasi TT lengkap.

3) Tidak terdapat hubungan pengetahuan tentang imunisasi TT dengan kelengkapan imunisasi TT, P = 0,187

2. Saran

Diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut yang lebih sempurna dan dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan mengkaji lebih dalam bukan hanya tentang pengetahuan melainkan juga faktor lain yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi TT serta dilakukan dengan metode penelitian dan tempat yang berbeda.

Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan baik data maupun pemikiran bagi perkembangan ilmu kebidanan.

Hendaknya lebih aktif lagi dalam meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan khususnya tentang imunisasi TT dengan datang mengikuti penyuluhan dan membaca KMS.

…DAFTAR PUSTAKA

A.A. Alimul H. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika.

A.A. Alimul H. (2007). Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Ayu Wulandari. (2006). Suntik TT. http://www.mail-archive.com. Diakses tanggal 28 Oktober 2008.

Bank Data. (2000). Upaya Kesehatan Ibu dan Anak. http://bankdata. depkes.go.id. Diakses tanggal 2 November 2008.

(7)

Depkes RI. (2004). Modul Pelatihan Pengolaan Rantai Vaksin Program Imunisasi. Jakarta.

Depkes RI. (2005). Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi. http://www. denpasarkota.go.id. Diakses tanggal 28 Oktober 2008.

Depkes RI. (2005). Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Jakarta.

Deswita. (2005). Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) pada Ibu Hamil (Bumil). http://putriazka.wordpress.com. Diakses tanggal 02 November 2008.

Dinkes. (2003 & 2004). LB III KIA. Lamongan.

Dinkes. (2003). Modul Latihan Penyuntikan yang Aman (Injection Safety) dan Imunisasi.Jawa Timur.

Fajar. (2006). Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Pranikah. http://cetak.fajar.co.id. Diakses Tanggal 2 November 2008.

Manuaba, Ida Gde Bagus. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Keslamsel. (2008). Upaya Pemberantasan

Penyakit Menular.

http://keslamsel. wordpress.com. Diakses tanggal 16 Oktober 2008.

Latipun. (2001). Psikologi Konseling. Malang : Unmu Malang.

Masdar. (2006). Imunisasi. http://www.tnial.mil.id. Diakses tanggal 26 Oktober 2008.

Nursalam. (2003). Metode Riset Keperawatan.Jakarta : CV. Agung Seto.

Nursalam dan Siti Pariani. (2002). Pendekatan Praktis Metode Keperawatan. Jakarta : CV. Info Medika.

Sarwono Prawirohardjo. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC.

Soekidjo Notoatmodjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Gambar

Tabel 1. Karakteristik

Referensi

Dokumen terkait

Dimana tahun ini telah dirasakan dampak negatif dari pengembangan benih jagung hibrida oleh petani Dusun Satu Sudimoro, yakni mulai munculnya berbagai penyakit yang

Harmoni sosial adalah suatu keadaan keseimbangan dalam suatu poros kehidupan, harmoni sosial merupakan keadaan yang selalu di dambakan oleh masyarakat dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa status sosial ekonomi dan demografi wanita kawin di Provinsi Jambi kaitannya dengan pelayanan KB dan Kesehatan reproduksi

Dimensi etis juga membuat kemenangan sering dipandang sebagai sesuatu yang tak bisa dilepas- kan dari yang transendental, sebagaimana banyak diutamakan dalam

Nors logika logiðkai ir neimplikuo- janti etikos, taèiau, Apelio teigimu, galima teigti, kad logika – o kartu su ja ir visi mokslai bei techno- logijos – numato etikà kaip savo

Aktiviti pada peringkat perancangan ini dilakukan melalui 3 cara iaitu perancangan secara verbal iaitu murid telah melalui proses perbincangan tentang alat atau

Proyeksi peningkatan dan optimalisasi lahan dengan tujuan untuk menambah nilai tambah pendapatan dilakukan dengan melanjutkan pembuatan master plan Wisata Agro

3. Pendekatannya seperti pada kadens authentik, tetapi beberapa akor lain menggunakan not tonika pada akor terakhir. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa