PENGETAHUAN SUAMI TENTANG DUKUNGAN TERHADAP IBU HAMIL DI DESA HAMPARAN PERAK KECAMATAN HAMPARAN
PERAK KABUPATEN DELI SERDANG
Nurhaida Br. Kaban, SST.,M.Kes (Dosen Prodi D3 Kebidanan Flora)
Abstrak
Dampak kurangnya dukungan suami pada ibu hamil bisa mengakibatkan strees. Strees ibu hamil akan memberikan dampak negative terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinZdalam kandungan. Karena itu bagi setiap ibu yang sedang mengandung penting sekali menjaga kesehatan kehamilannya baik itu kesehatan secara fisik maupun kesehatan mental.
Penelitian ini bersifat deskriptif. Tehnik pengumpulan data menggunakan data primer, dan analisa data dilakukan secara univariate dan jumlah sampel yaitu total populasi yang berjumlah 55 orang di desa hamparan perak kecamatan hamparan perak kabupaten deli serdang.
Hasil penelitian ditemukan pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil sebagian besar berpengetahuan kurang sebanyak 34 orang (61,82%), berdasarkan umur sebagian besar berpengetahuan kurang pada umur 26-31 tahun sebanyak 14 orang (51,85%), berdasarkan pendidikan sebagian besar berpengetahuan kurang dengan pendidikan lulus SMA sebanyak 17 orang (61,71%), berdasarkan pekerjaan sebagian besar berpengetahuan kurang pada suami yang pekerjaannya wiraswasta sebanyak 32 orang (66,71%), berdasasarkan sumber informasi sebagian besar berpengetahuan kurang pada sumber informasi orang ke orang sebanyak 33 orang (61,11%).
Dengan demikian pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, sumber informasi sebagian besar berpengetahuan kurang, diharapkan agar suami lebih meningkatkan pengetahuannya tentang dukungan terhadap ibu hamil dengan pemahaman yang lebih tinggi dari pemahaman yang sebelumnya.
Kata kunci : Pengetahuan, suami, dukungan terhadap ibu hamil PENDAHULUAN
Latar belakang
ehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita. Proses ini akan menyebabkan terjadinya perubahan fisik, mental dan sosial yang dipengaruhi beberapa faktor diantaranya faktor fisik, psikologis lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi. Psikologis ibu hamil cenderung lebih labil daripada wanita yang tidak hamil sehingga memerlukan banyak dukungan dari keluarga terutama suami. Pada masa kehamilan terkadang ibu dihadapkan pada situasi ketakutan dan kesendirian,sehingga suami diharapkan selalu memotivasi, membantu dan mendampingi ibu hamil dalam menghadapi keluhan kehamilannya, agar ibu tidak merasa sendirian karena kecemasan ibu yang berlanjut akan menyebabkan nafsu makan ibu menurun, kelemahan fisik dan mual muntah berlebihan.
Sekitar 20-30% dari kehamilan mengandung resiko atau komplikasi yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayinya. Salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara adalah Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah wanita yang meninggal mulai dari saat hamil hingga 6 minggu setelah persalinan per 100.000 persalinan. Angka Kematian Ibu menunjukkan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan, kapasitas
pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kualitas kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan. Tingginya AKI dan lambatnya penurunan angka ini menunjukkan bahwa pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanannya.
Menurut data World Health Organitation (WHO), pada tahun 2012, sebanyak 585.000 perempuan meninggal saat hamil atau persalinan. Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu hamil di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara persemakmuran dengan 450 kematian ibu hamil per 100 ribu kelahiran bayi hidup. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 yang mencatat angka kematian ibu (AKI) 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini melonjak tinggi dibandingkan dengan hasil SDKI 2007 yang hanya 228 per 100.000 kelahiran hidup.
TINJAUAN PUSTAKA Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terjadi melalui pasca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Tingkatan pengetahuan
Suatu pengetahuan yang akan langgeng adalah perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan dan sebaliknya apabila perilaku itu tidak di dasari oleh pengetahuan dan kesadaran tidak akan bertahan lama.
a.
Tahu (Know)Tahu diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mengingat kembali suatu materi yang sebelumnya, yakni mengingat kembali secara spesifik dari seluruh bidang yang dipelajari atau yang dirangsang kemudian diterimanya. Oleh sebab itu, “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menyimpulkan, menjelaskan dan sebagainya dari objek yang dipellajarinya
b.
Analisis (Analisys)Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen tetapi masih ada kaitannya satu sama lain, misalnya dapat menjabarkan, membedakan memisahkan dan sebagainya.
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain, misalnya dapat digunakan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian dan lain-lain.
d.
Sintesis (Syntesis)Sintesis berkaitan dengan kemampuan untuk menyusun formulasi dan formulasi- formulasi yang ada misalnya menyusun, dapat merencanakan, meringkas dan sebagainya terhadap suatu materi atau rumusan yang telah ada.
e.
Evaluasi (Evaluation)Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian- penelitian itu didasarkan pada kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada. Kriteria evaluasi yang digunakan meliputi:
1. Baik, apabila dapat menjawab pertanya >75% dari total skor. 2. Cukup, apabila dapat menjawab pertanyaan 60-70% dari total skor. 3. Kurang, apabila dapat menjawab pertanyaan <60% dari total skor.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang kita ingin ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat- tingkat tersebut diatas.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif yaitu menggambarkan pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum di Desa Hamparan Perak Kecamatan Hamparan perak Kabupaten Deli Serdang.
Populasi dan Sampel Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami dari ibu hamil di Desa Hamparan Perak Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang berjumlah 55 orang.
Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi.
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Hamparan Perak Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.
Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 19 desember 2013 s/d 17 Juni 2015
HASIL DAN PENELITIAN Hasil Penelitian
Tabel.1
Distribusi frekuensi pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil berdasarkan pengetahuan. Pengetahuan f % Baik 4 7,28 Cukup 17 30,90 Kurang 34 61,82 Jumlah 55 100
Berdasarkan tabel.1 Distribusi frekuensi pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil sebagian besar berpengetahuan kurang sebanyak 34 orang (61,82%) dan sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (7,28%).
Tabel. 2
Distribusi frekuensi pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil berdasarkan umur.
Umur
Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Total f % f % f % n % 20-25 0 0 1 20 4 80 5 100 26-31 2 7,41 11 40,74 14 51,85 27 100 32-37 1 6,25 4 25 11 68,75 16 100 38-43 1 14,29 1 14,29 5 71,42 7 100
Berdasarkan tabel.2 Distribusi frekuensi pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil sebagian besar berpengetahuan kurang pada umur 26-31 tahun sebanyak 14 orang (51,85%) dan tidak terdapat berpengetahuan baik pada umur 20-25 tahun.
Tabel. 3
Distribusi frekuensi pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil berdasarkan pendidikan.
Pendidikan
Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Total f % f % f % n % Lulus SD 0 0 0 0 9 100 9 100 Lulus SLTP 0 0 6 42,86 8 57,14 14 100 Lulus SLTA Lulus P.T 1 3 3,58 75 10 1 35,71 25 17 0 60,71 0 28 4 100 100
Berdasarkan tabel.3 Distribusi frekuensi pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil sebagian besar berpengetahuan kurang pada pendidikan SMA sebanyak 17 orang (60,71%) dan tidak terdapat berpengetahuan baik dan cukup pada lulus SD lulus SLTP dan tidak terdapat berpengetahuan kurang pada lulusan perguruan tinggi.
Tabel. 4.
Distribusi frekuensi pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil berdasarkan pekerjaaan.
Pekerjaan
Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Total f % f % f % n % Petani 0 0 1 33,33 2 66,67 3 100 Wiraswasta 2 4,16 14 29,17 32 66,67 48 100 PNS 2 50 2 50 0 0 4 100
Berdasarkan tabel.4 Distribusi frekuensi pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil sebagian besar berpengetahuan kurang pada pekerjaan wiraswasta sebanyak 32 orang (66.67%) dan tidak terdapat berpengetahuan baik pada pekerjaan petani dan tidak terdapat berpengetahuan kurang pada pekerjaan PNS.
Tabel.5
Distribusi frekuensi pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil berdasarkan sumber informasi.
Pengetahuan
Sumber Informasi Baik Cukup Kurang Total f % f % f % n % Media Massa Orang 0 4 0 7,41 0 17 0 31,48 1 33 100 61,11 1 54 100 100
Berdasarkan tabel.5 Distribusi frekuensi pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil sebagian besar berpengetahuan kurang pada orang (tenaga kesehatan, keluarga, teman) sebanyak 33 orang (61,11%) dan tidak terdapat berpengetahuan baik dan cukup pada media massa.
PEMBAHASAN
Pengetahuan Suami Tentang Dukungan Terhadap Ibu Hamil
Hasil penelitian diketahui pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil sebagian besar kurang sebanyak 34 orang (61,82%) sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (61,82%).
Menurut pendapat Nadler, Pengetahuan adalah proses belajar manusia mengenai kebenaran atau jalan yang benar secara mudahnya mengetahui apa yang harus diketahui untuk dilakukan. Sedangkan menurut Ngatimin (1990) pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang telah dipelajari dan ini mungkin manyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi apa diberikan
menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai. Penelitian ini tidak sesuai dengan teori Nadler, yang menyatakan pengetahuan adalah proses belajar manusia mengenai kebenaran atau jalan yang benar secara mudahnya mengetahui apa yang harus diketahui untuk dilakukan. Karena dari 55 orang terdapat 34 (61,82%) orang berpengetahuan kurang.
.
Pengetahuan Suami Tentang Dukungan Terhadap Ibu Hamil Berdasarkan Umur.
Hasil penelitian diketahui pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil berdasarkan umur sebagian besar berpengetahuan kurang sebanyak 14 orang (51,85%) tidak terdapat berpengetahuan baik pada umur 20-25 tahun.
Menurut Harlock, umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan baru. Umur atau usia adalah satuan waktu yang megukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu itu dihitung. Usia adalah lamawaktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan).
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Harlock, yang menyatakan umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan baru. Umur berperan penting dalam memahami ilmu pengetahuan, karena semakin tua umur seseorang, maka makin bijaksana pula orang tersebut, dimana terdapat sebagian besar berpengetahuan kurang pada umur 26-31 tahun kurang mengetahui tentang dukungan suami pada ibu hamil.
Pengetahuan Suami Tentang Dukungan Terhadap Ibu Hamil Berdasarkan Pendidikan. Hasil penelitian diketahui pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil berdasarkan pendidikan sebagian besar berpengetahuan kurang pada pendidikan lulus SLTA sebanyak 17 orang (60,71%) dan tidak terdapat berpengetahuan baik dan cukup pada lulus SD dan SLTP, dan tidak terdapat berpengetahuan kurang pada lulus perguruan tinggi.
Menurut Arikunto, Budiono (2007) pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi, baik dari orang lain maupun media massa.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arikunto dan Budiono dimana sebagian besar suami berpengetahuan kurang pada pendidikan SMA sebanyak 17 orang (60,71%), hal ini terjadi disebabkan pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah seseorang menerima informasi dan makin luas pula pengetahuannya.
Pengetahuan Suami Tentang Dukungan Terhadap Ibu Hamil Berdasarkan pekerjaan. Hasil penelitian diketahui pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil berdasarkan pekerjaan sebagian besar berpengetahuan kurang pada suami yang pekerjaan wiraswasta sebanyak 32 orang (66,67%) dan tidak terdapat berpengetahuan baik pada suami
yang pekerjaan petani. Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Menurut Thomas (2007), pekerjaan berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang semakin baik pekerjaan semakin baik pula tingkat pengetahuannya, karena suami bisa juga dapat memperoleh pengetahuan dari temannya sendiri atau orang lain sewaktu bekerja, jadi informasi yang diperoleh dapat mempengaruhi pekerjaan suami. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Thomas (2007), dapat dilihat dari sebagian besar berpengetahuan kurang pada pekerjaan wiraswasta sebanyak 32 orang (66,67%.).
Pengetahuan Suami Tentang Dukungan Terhadap Ibu Hamil berdasarkan Sumber Informasi.
Hasil penelitian diketahui pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil berdasarkan sumber informasi sebagian besar berpengetahuan kurang dan mendapat sumber informasi dari orang sebanyak 33 orang (61,11%) dan tidak terdapat berpengetahuan baik pada sumber informasi yang tidak mendapatkan informasi.
Menurut Notoatmodjo (2007), sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam penyampain informasi baik melalui media maupun orang ke orang. Bila seseorang banyak memperoleh informasi, maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Notoatmodjo, dimana dalam penelitian ini sebagian besar berpengetahuan kurang pada medsia massa, hal ini terjadi karena suami tidak mencari atau mendengar dari media lain. Sehingga suami harus meningkatkan lagi pengetahuannya dan mencari informasi dari media lain guna menambah pengetahuannya mengenai dukungan terhadap ibu hamil.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Pengetahuan suami tentang dukungan terhadap ibu hamil berpengetahuan kurang. 1. Berdasarkan umur sebagian besar suami berpengetahuan kurang pada umur 32-37
tahun.
2. Berdasarkan pendidikan sebagian besar suami berpengetahuan kurang pada pendidikan lulus SMA.
3. Berdasarkan pekerjaan sebagian besar suami berpengetahuan kurang pada pekerjaan wiraswasta.
4. Berdasarkan sumber informasi sebagian besar suami berpengetahuan kurang dengan media massa.
Diharapkan pada suami untuk meluangkan waktunya mencari informasi tentang dukungan terhadap ibu hamil guna menambah pengetahuan dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang dukungan terhadap ibu hamil.
1. Diharapkan pada suami yang berumur 32- 37 tahun agar mengikuti penyuluhan-penyuluhan atau mencari informasi dari medis non medis.
2. Diharapkan pada suami yang memiliki tingkat pendidikan lulus SMA untuk dapat mengikuti penyuluhan-penyuluhan, seminar-seminar tentang dukungan terhadap ibu hamil.
3. Diharapkan pada suami yang tidak bekerja dapat meningkatkan pengetahuannya dengan cara mencari informasi tentang dukungan terhadap ibu hamil.
4. Diharapkan pada suami agar menggunakan semua sumber informasi yang ada baik itu dari media maupun orang melalui tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Asrinah. Kehamilan. Jakarta: eprintis; 2010 (diakses 25 desember 2013): http//.www.uns.ac.id.
Tiran.Angka kematian ibu menurut WHO. Jakarta: 2012 (diakses 25 desember 2013): http//.www.wopresss.com.
SDKI angka kematian ibu .Jakarta: 2012 (diakses 26 desember 2013): http//.ww.Bkkbn.go.id. Prawihardjo, sarwono. Ilmu kebidanan. Jakarta: Bina pustaka; 2007.
Heidim. Tips info sehat mual muntah. Jakarta: 2008 (diakses 29 desember 2013): http//.www.info ibu .com.
Cardi, Bahaya stress ibu hamil pada janin. Jakarta: 2013 (diakses 02 April 2014): http//.www.info ibu. Com
Notoatmodjo,S. Kesehatan Masyrakat Ilmu&Seni. Jakarta :Rineka Cipta; 2007
Yohana,Yovita & Yessica.Kehamilan & pesalinan. Jakarta:Garda Medika; 2011.
Nirwana,A. kapita Selekta Kehamilan. Yogyakarta:Nuha Medika; 2011.
Maulani Mirza.Kehamilan dan Persalinan. Yogyakarta.Tunas. 2009.
Kuntjoro, Dukungan Suami. Jakarta: eprintis; 2002 (diakses 03 April 2014). http//.
www.uas.ac.id.
Dagun, S.Psikologi Keluarga. Jakarta.Rineka Cipta. 2002.
Bobak, Lowdermik & Jensen.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta: EGC.2005.
Musbikin, dukungan psikolok.Jakarta: eprintis; 2010 (diakses 13 februari 2014). http//.www.uns.ac.id.
Hidayat, A. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data.Jakarta:Selemba Medika;2007