• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MINYAK ATSIRI DALAM HIBISCUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGGUNAAN MINYAK ATSIRI DALAM HIBISCUS"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MINYAK ATSIRI DALAM HIBISCUS

SABDARIFFA DENGAN FORTIFIKASI SOYGURT SEBAGAI

SUBTITUSI ANTIBAKTERI STREPTOCCOCUS

PNEUMONIAE PADA ANAK

Diusulkan oleh:

Nayla Mabruroh NIM G2A009131 Novilia Lutfiatul K. NIM 22030111120023 Rhea Auliya Anggareni NIM 22030111120049

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

▸ Baca selengkapnya: larutan jenuh minyak atsiri atau zat yang beraroma dalam air disebut

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Penggunaan Minyak Atsiri dalam

Hibiscus sabdariffa dengan Fortifikasi Soygurt sebagai Subtitusi

Antibakteri Streptoccocus Pneumoniae pada Anak 2. Ketua Pelaksana Kegiatan :

a. Nama Lengkap : Nayla Mabruroh

b. NIM : G2A009131

c. Universitas/Institusi/Politeknik : Universitas Diponegoro

d. Alamat Rumah dan No.Telp/HP : Jl. Gergaji II, No.43, Semarang 081326716824

e. Alamat Email : naila_sincan@yahoo.com 3. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang

4. Dosen Pendamping :

a. Nama Lengkap : Dr. Gana Adyaksa

b. NIP : 198307202008121003

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Tembalang Baru V/72, Semarang

Semarang, 12 April 2012 Mengetahui

Pembantu Dekan III Dosen Pembimbing

dr. Edwin Basyar, M.Kes, Sp.B, Sp. BA dr. Gana Adyaksa

(3)

ABSTRAK

Pneumonia merupakan penyebab kematian utama kedua setelah diare pada bayi dan balita di Indonesia, yaitu sebesar 15,5% di antara semua balita..Bakteri patogen yang paling sering menyebabkan pneumonia adalah

Streptococcus pneumonia.

Pengobatan pneumonia dapat dilakukan dengan memberikan antibiotik, namun demikianketidaktepatan diagnosis, pemilihan antibiotik, indikasi hingga dosis, cara pemberian, frekuensi dan lama pemberian menjadi penyebab resistennya bakteri terhadap antibiotik, terutama pada anak. Selain itu, imunitas yang rendah akibat kekurangan gizi juga meningkatkan morbiditas dan mortalitas akibat pneumonia.

Minyak atsiri, yang terkandung dalam rosella (Hibiscus sabdariffa), merupakan salah satu kekayaan herbal Indonesia yang memiliki potensi antibakteri, salah satunya terhadapStreptococcus pneumonia.

Soyghurt merupakan hasil fermentasi susu kedelai yang mengandung gizi tinggi, probiotik, serta rasa yang lezat, yang sangat potensial sebagai suplementasi gizi dan meningkatkan imunitas pada anak.

Potensi sinergis antibakteri minyak atsiri dari rosella, serta kandungan gizi tinggi dari soyghurt yang sangat penting bagi imunitas anak dapat dikombinasikan dengan memfortifikasi minyak atsiri dalam soyghurt menjadi makanan fungsional efektif yang mendukung pengobatan pneumonia.

Kombinasi soygurt dan minyak atsiri diharapakan dapat menekan infeksi S. pneumoniaesebagaipenyebabpenting pneumonia, mencegah resistensi bakteri penyebab pnuemonia, dan pada akhirnya mampu menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pnuemonia.

(4)

KATA PENGANTAR

Pneumonia adalah penyakit yang sedang mewabah saat ini. Pneumonia dapat diobati dengan menggunakan antibiotik yang berdampak negatif pada pembentukan kekebalan tubuh pada anak-anak. Penggunaan antibiotik sejak dini dapat mengakibatkan mikrobakteri pada tubuh menjadi resisten terhadap obat, sehingga penyakit tersebut sulit disembuhkan. Gagasan yang dipaparkan dalam karya ini adalah pemanfaatan minyak atsiri pada Hibiscus sabdariffa sebagai bahan subtitusi antibakteri Streptoccocus pneumonia pada anak.

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT gagasan tertulis ini dapat kami selesaikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dr. Gana adyasa selaku dosen pembimbing, dosen pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan gagasan tertulis ini sehingga penulisan gagasan tertulis ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa gagasan tertulis kami masih membutuhkan kritik dan saran konstruktif untuk penyempurnaan dan perbaikan gagasan tertulis maupun diri kami di masa datang. Semoga gagasan tertulis ini bermanfaat dalam menyajikan informasi bagi pengembangan penelitian selanjutnya maupun bagi pihak yang membutuhkannya.

Semarang, 12 April 2012

(5)
(6)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pneumonia merupakan penyebab utama kematian setelah diare pada bayidan balita di Indonesia, yakni sebesar 15,5% di antara semua balita. Selain itu, pneumonia selalu berada pada daftar 10 penyakit terbesar setiap tahun di fasilitas kesehatan (Riskerdas, 2007).

Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem pernapasan dimana alveoli menjadi radang dan dengan penimbunan cairan. Infeksi bakteri merupakan penyebab utama pada pneumonia yang didapat (acquired pneumonia), dan bakteri patogen yang paling sering menyebabkan pneumonia adalah

Streptococcus pneumoniae.

Pengobatan pneumonia dapat dilakukan dengan memberikan antibiotik penisilin G atau V. Resistensi mikroorganisme terhadap antibiotik dapat terjadi karena adanya mikroorganisme yang menghasilkan enzim yang dapat merusak aktivitas obat. Dengan demikian penggunaan antibiotik pada anak memerlukan perhatian khusus karena absorbsi, distribusi, metabolism dan ekskresi obat termasuk antibiotic pada anak berbeda dengan dewasa sehingga dapat terjadi perbedaan respons terapetik atau efek sampingnya (Dwiprahasto, 1998).

Asupan nutrisi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi status gizi dan imunitas pada anak. Kekurangan gizi dihubungkan dengan ketidaknormalan yang konsisten pada respon imun, mengecilnya kelenjar timus, penurunan respon hipersensitivitas kulit ripe lambat, menurunnya bentuk roset limfosit T, terutama CD4+, T sel helper, dan menurunnya aktivitas natural sel killer. (Kusmiyati, 2001). Asupan nutrisi sangat berhubungan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas oleh karena infeksi pada anak. Pada penumonia, anak yang dengan daya tahan tubuh yang terganggu akibat kekurangan energi protein akan menderita pneumonia berulang-ulang atau tidak mampu mengatasi penyakit pneumonia dengan sempurna.

(7)

fitofarmaka mengandung komponen kimia alami yang memiliki aktivitas bakteriosid dan bakteriostatik, di antaranya adalah minyak astiri. Salah satu tumbuhan di Indonesia yang banyak mengandung minyak atsiri adalah rosella (Hibiscus sabdariffa).

Komponen minyak atsiri yang mengandung gugus fenol seperti carvacrol, geraniol, menthon, terpinen-4-ol, linalol, kamfor, 1,8-sineol, menthol, D-limonen dan alfa pinen memiliki aktivitas antibakteri terhadapHaemophilus influenza, Streptococcus pyogens, Streptococcus pneumonia, Staphylococcus aureusdanEschericia coli(Inouye et al., 2001). Aktivitas antibakteri minyak atsiri dipengaruhi oleh komposisi dan konsentrasi serta jumlah dan jenis bakteri (Yuksel et al,2006).

Soyghurt adalah minuman fermentasi yang berasal dari susu kedelai yang selain memiliki rasa yang lezat dan, juga memiliki kandungan protein yang tinggi yang dapat mendukung status gizi dan imunitas tubuh. Selain itu, soygurt juga mengandung probiotik yang akan memberikan efek positif pada kesehatan tubuh pejamu.

Hingga saat penelitian tentang potensi dan uji aktivitas antibakteri kombinasi minyak atsiri rosella dan soygurt belum pernah dilakukan. Dalam rangka usaha pengembangan minyak atsiri serta pemanfaatannya sebaga iobat tradisional maka perlu dilakukan penelitian untuk pendayagunaan potensi sumber daya hayati tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peranan dan mekanisme kerja minyak atsiri yang terkandung dalam tanaman rosella sebagai alternatif terapi bagi pneumonia?

2. Bagaimana cara pemanfaatan minyak atsiri yang terkandung dalam tanaman rosella bersama soyghurt sebagai alternatif terapi bagi pneumonia?

1.3 Tujuan Penulisan

(8)

2. Menjelaskan cara pemanfaatan minyak atsiri yang terkandung dalam tanaman rosella bersama soyghurt sebagai alternatif terapi bagi pneumonia.

II. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pneumoniae

Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem pernapasan dimana alveoli (mikroskopik udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung jawab untuk menyerap oksigen dari atmosfer) mengalami peradangan dan penimbunan cairan. Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam etiologi ,meliputi infeksi karena bakteri,virus,jamur atau parasit. Pneumonia juga dapat terjadi karena bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru,atau secara tak langsung dari penyakit lain seperti kanker paru atau penggunaan Alcohol.

Penularan penyakit ini dapat melalui berbagai cara, antara lain: 1. Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar. 2. Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain.

3. Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru. 4. Menular melalui percikan air ludah.

Serangan pneumonia pneumokokus biasanya mendadak, disertai dengan demam, menggigil dan nyeri pleura yang nyata.Dahak mirip dengan eksudat alveoli, mengandung darah atau seperti karat.Pada permulaan penyakit, ketika demam tinggi, terdapat bakteremia dalam 10-20% kasus.Sebelum adanya kemoterapi, penyembuhan penyakit dimulai antara hari kelima dan hari kesepuluh karena pada saat itu timbul antibodi tipe spesifik. Angka kematian mencapai 30%, bergantung pada usia dan penyakit yang mendasarinya.

(9)

influensa. Di Negara berkembang, termasuk Indonesia, penyebab utama pneumonia adalah bakteri.(Mardjanis).

Pneumonia yang dikarenakan bekteremiaselalu menyebabkan angka kematian yang paling tinggi.Dengan terapi antimikroba, penyakit dapat sembuh dengan cepat, bila diberikan dari awal, timbulnya konsolidasi dapat dihalangi.

Pneumonia adalah penyakit infeksi menular yang merupakan penyebab utama kematian pada anak di dunia.Pada tahun 2007 terjadi sekitar 1.8 juta kematian anak akibat pneumonia atau sekitar 20 % dari total 9 juta kematian pada anak.(WHO, 2007).Di Indonesia sendiri, pneumonia adalah penyebab kematian kedua pada balita setelah diare.(RISKESDAS, 2007)

Tingginya kejadian pneumonia terutama menyerang kelompok usia bayi dan balitaFaktor usia merupakan salah satu faktor risiko kematian pada balita yang sedang menderita pneumonia. Semakin tua usia balita yang sedang menderita pneumonia maka akan semakin kecil risiko meninggal akibat pneumonia dibandingkan balita yang berusia muda.

Selain itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit pneumonia pada anak adalah karena kekurangan energi protein. Anak dengan daya tahan tubuh yang terganggu akan menderita pneumonia berulang-ulang atau tidak mampu mengatasi penyakit pneumonia dengan sempurna.

Data SKRT tahun 1995 menunjukkan bahwa 20,9% kematian bayi disebabkan oleh pneumonia dan merupakan penyebab kematian nomor dua pada bayi. Sedangkan pada anak balita 21,9% kematiannya disebabkan oleh pneumonia dan merupakan penyebab kematian nomor satu dari semua penyebab kematian pada anak balita.Hasil SDKI tahun 1997 menyebutkan bahwa prevalensi pneumonia menurut jenis kelamin lebih tinggi terjadi pada anak laki-laki 9,4%, sedangkan pada anak perempuan 8,5%.Hasil SDKI pada tahun 2001 menunjukkan bahwa prevalensi pneumonia paling tinggi terjadi pada anak usia 1-4 tahun yaitu 33,76% dan prevalensi pada anak usia < 1 tahun yaitu sebesar 31%.Menurut WHO tahun 2005 proporsi kematian balita dan bayi karena pneumonia di dunia adalah sebesar 19% dan 26%.

(10)

sebanyak 231 pasien, dengan jumlah terbanyak pada anak usia kurang dari 1 tahun (69%). Pada tahun 2005, anak berumur kurang dari 5 tahun yang dirawat sebanayk 547 kasus dengan jumlah terbanyak pada umur 1-12 bulan senyak 337 orang.

Pengobatan pneumonia dilakukan oleh dokter. Pengobatan terhadap bakteri diberi suntikan antibiotik misalnya penisilin G ( atau V atau oral ). Untuk membunuh virus diberi obat isoprinosin.Selain obat-obatan perlu pula dijaga agar penderita mendapat makanan yang bergiziserta banyak mengandung zat putih telur dan vitamin.

1.2 Minyak Atsiri pada Rosella

Sejak zaman dahulu masyarakat sudah mengenal dan memakai tumbuhan berkhasiat obat sebagai salah satu upaya penanggulangan kesehatan.Pengetahuan tentang tumbuhan obat merupakan warisan budaya bangsa yang turun temurun, sehingga perlu dilestarikan dan dikembangkan.

Salah satu komponen kimia yang berkhasiat obat serta dapat dijadikan aset nasional adalah minyak atsiri.Minyak atsiri banyak terdapat pada bagian tumbuhan seperti daun, buah, biji, kayu, dan akar (Sastrohamidjojo, 1987).

(11)

Beberapa penelitian tentang uji aktivitas antibakteri minyak atsiri pada tumbuhan telah banyak dilakukan. Aktivitas antibakteri minyak atsiri disebabkan karena minyak atsiri mengandung senyawa yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri.Komponen minyak atsiri yang mengandung gugus fenol seperti carvacrol, geraniol, menthol,terpinen-4-ol, linalol, kamfor, 1,8-sineol, menthon,D-limonen dan beta pinen memiliki aktivitas antibakteri salah satunya terhadap Streptococcus pneumoniae(Inouye et al., 2001).

Minyak atsiri mengandung dua golongan senyawa, yaitu oleoptena dan stearoptena.Oleoptena adalah bagian hidrokarbon di dalam minyak atsiri dan berwujud cairan.Sedangkan steroptena umumnya terdiri atas senyawa turunan oksigen dari terpena.Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa dan suatu senyawa tertentu biasanya menentukan aroma minyak atsiri.Sebagian besar kompoonen minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpenoid yang bersifat larut dalam lemak.

Beragamnya senyawa yang menyusun komponen minyak atsiri sehingga menghasilkan bau, aroma dan dapat digunakan sebagai obat.Klasifikasi minyak atsiri harus berdasarkan pada komponen yang paling dominan dalam menentukan sifat minyak tersebut. Jika minyak atsiri memiliki kandungan oleoptena dalam jumlah besar dan stearoptena dalam poorsi kecil, maka keguanaannya lebih diutamakan sebagai pemberi bau yang spesifik atau peracah (flavoring), sedangkan minyak atsiri mengandung lebih banyak senyawa golongan hidrokarbon, keton, fenol, ester dari fenol, oksida dan ester, lebih memungkinkan untuk digunakan sebagai obat, karena secara teori diketahui bahwa semua senyawa itu memiliki gugus aktif yang berfungsi melawan suatu jenis penyakit (sastrohamidjojo,2004).

Struktur senyawa yang bersifat antibakteri dapat dilihat pada gambar

(12)

Menurut beberapa penelitian terdahulu, minyak atsiri memiliki aktivitas antibakteri, termasuk salah satunya terhadap bakteri Streptoccocus pneumonia

sebagai penyebab penyakit pneumonia. Antibakteri adalah suatu senyawa yang mampu menghambat pertumbuhan maupun membunuh mikroorganisme (Jawetz dkk., 1986).

Aktivitas antimikroba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, konsentrasi atau intensitas zat antimikroba, jumlah mikroorganisme, keasaman atau kebasaan (pH), potensi suatu zat antimikroba dalam larutan yang diuji, dan kepekaan suatu mikroba terhadap konsentrasi antibakteri (Pelczar dan Chan, 1986).

Berdasarkan sifat toksisitasnya, minyak atsiri termasuk antibakteri yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri, atau disebut juga dengan bakteriostatik. Kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri atau membunuhnya, masing-masing dikenal dengan Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM).Antibakteri tertentu aktivitasnya dapat meningkatkan kemampuan bakterisida.

Secara umum, aktivitas antibakteri terbagidalam lima kelompok: 1. Antibakteri yang menghambat metabolisme sel bakteri.

Pada mekanisme ini diperoleh efek bakteriostatik.Kerja antibakteri ini adalah menghambat pembentukan asam folat.Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya.Antibakteri yang termasuk dalam golongan ini adalah sulfonamide, trimetoprim, asam p-aminosalisilat dan sulfon.Bakteri memperoleh asam folat dengan mensintesis sendiri dari asam para amino benzoat (PABA). Sulfonamid dan sulfon bekerja bersaing dengan PABA dalam pembentukan asam folat. Sedang trimetoprim bekerja dengan menghambat enzim dihidrofolat reduktase (Setiabudy dan Gan, 1995).

2. Antibakteri yang menghambat sintesis dinding sel bakteri.

(13)

dan tidak mempertahankan pertumbuhan sel secara normal, sehingga tekanan osmotik dalam 13 sel bakteri lebih tinggi daripada tekanan di luar sel maka kerusakan dinding sel bakteri akan menyebabkan lisis, yang merupakan dasar efek bakterisidal pada bakteri yang peka (Setiabudy dan Gan, 1995).

3. Antibakteri yang mengganggu membran sel bakteri.

Sitoplasma dibatasi oleh membran sitoplasma yang merupakan penghalang dengan permeabilitas yang selektif. Membran sitoplasma akan mempertahankan bahan-bahan tertentu di dalam sel serta mengatur aliran keluar-masuknya bahan-bahan lain. Jika terjadi kerusakan pada membran ini akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau matinya sel (Pelczar dan Chan, 1986).

4. Antibakteri yang menghambat sintesis protein sel bakteri.

Kehidupan sel bakteri tergantung pada terpeliharanya molekul-molekul protein dan asam nukleat dalam keadaan alamiah.Jika kondisi atau substansi yang dapat mengakibatkan terdenaturasinya protein dan asam nukleat dapat merusak sel tanpa dapat diperbaiki kembali.Suhu tinggi dan konsentrasi pekat beberapa zat kimia dapat mengakibatkan koagulasi (denaturasi) yang bersifat irreversible terhadap komponen-komponen seluler yang vital ini (Pelczar dan Chan, 1986).

5. Antibakteri yang menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel bakteri. Protein, DNA, dan RNA berperan penting dalam proses kehidupan normal sel bakteri. Apabila terjadi gangguan pada pembentukan atau pada fungsi zat-zat tersebut dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel (Pelczar dan Chan, 1986).

Senyawa-senyawa yang terdapat dalam minyak atsiri menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengganggu membrane sel bakteri dan menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel bakteri melalui mekanisme seperti yang telah dijelaskan diatas.

(14)

yaitu pigmen antosianin yang membentuk flavonoid yang berperan sebagai antioksidan.

Pigmen antosianin ini yang membentuk warna merah yang menarik di kelopak bunga rosela. Zat gizi lain yang penting terkandung dalam rosela adalah kalsium, niasin, riboflavin, dan besi yang cukup tinggi. Selain itu, kelopak rosela juga mengandung protein, sodium, vitamin C, dan vitamin A. Kandungan vitamin A dan vitamin C rosela cukup tinggi dibandingkan buah-buahan seperti jeruk, apel, pepaya, dan jambu biji (Mardiah, dkk., 2009).

(15)

Niasin (mg) 0,5

1.3 Soygurt

Susu kedelai banyak diminati karena kandungan gizinya. Susu kedelai juga dapat dibuat menjadi susu asam melalui fermentasi.

Tabel 2.Komposisi gizi susu kedelai dan susu sapi.

Komponen Susu kedelai Susu sapi

Kalori (Kkal) 41,00 61,00

Protein (gram) 3,50 3,20

Lemak (gram) 2,50 3,50

Karbohidrat (gram) 5,00 4,30

Kalsium (mg) 50,00 143,00

Fosfor (gram) 45,00 60,00

Besi (gram) 0,70 1,70

Vitamin A (SI) 200,00 130,00

Vitamin B1 (mg) 0,08 0,03

Vitamin C (mg) 2,00 1,00

Air (gram) 87,00 88,33

.

Susu asam dari susu sapi disebut yoghurt, sedangkan susu asam dari kedelai disebut soyghurt. Proses pembuatan soyghurt dan kultur (biakan murni) starter yang digunakan pada dasarnya sama seperti pada pembuatan yoghurt. Yoghurt merupakan hasil akhir dari proses fermentasi dengan menggunakan kultur starter bakteri Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus

(Santoso, 2009). Proses fermentasi dapat terjadi karena pada susu sapi terdapat protein susu (kasein) dan gula susu (laktosa). Laktosa digunakan oleh kedua starter bakteri di atas sebagai sumber karbon dan energi utama untuk pertumbuhanya. Proses fermentasi tersebut menyebabkan laktosa berubah menjadi asam piruvat, yang selanjutnya dirubah menjadi asam laktat.

(16)

membentuk gel yoghurt, berbentuk setengah padat (semi padat), dan menentukan tekstur yoghurt. Selain itu asam laktat juga berfungsi memberi memberikan ketajaman rasa asam, dan menimbulkan aroma khas pada yoghurt.

Proses fermentasi pada pembuatan soygurt mempunyai kesulitan. Hal ini karena jenis karbohidrat yang terdapat dalam susu kedelai sangat berbeda jauh dengan karbohidrat dari susu sapi. Karbohidrat pada susu kedelai terdiri dari golongan oligosakarida yang tidak dapat digunakan sebagai sumber energi maupun sebagai sumber karbon oleh kultur starter. Maka supaya proses fermentasinya berhasil, susu kedelai terlebih dahulu ditambah sumber gula, sebelum diinokulasi. Sumber gula yang dapat ditambah diantaranya, sukrosa (gula pasir), glukosa, laktosa, fruktosa, atau susu bubuk skim.

Pada pembuatan soygurt, mula-mula susu kedelai dipasteurisasi, dengan merebusnya pada suhu antara 80 dan 90o C selama 30 menit. Kemudian

ditambahkan gula sebanyak 4 sampai 5 persen. Gelatin juga sering ditambahkan (tidak mutlak) sebanyak 0,5 sampai 1,5 persen untuk menjaga agar soyghurt yang dihasilkan stabil dan baik teksturnya. Untuk menambah aroma, dapat pula ditambahkan flavor seperti vanili, orange, strawberi, atau lemon. Hasil campuran ini didinginkan sampai 43o C, baru diinokulasikan (ditambahkan) starter campuran

dengan perbandingan yang sama antara L. bulgaricus dengan S. thermophilus, sebanyak 5 persen dari volume susu kedelai. Lalu diinkubasi suhu 45o C, selama 3

jam, atau pada suhu ruang selama 12 jam, yang hasil akhirnya merupakan soyghurt. Untuk bisa bertahan lama soyghurt disimpan pada suhu dingin atau dipanaskan pada suhu 65o C selama 30 menit, kemudian disimpan.

Penghasil asam laktat dalam fermentasi ini adalah bakteri asam laktat.Bakteri asam laktat merupakan bakteri gram positif, tidak berspora, berbentuk bulat maupun batang. Bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat sebagai mayoritas produk akhir selama memfermentasi karbohidrat (Axelsson, 1998).

(17)

heterofermentatif menghasilkan asam laktat dan senyawa lain yaitu CO2, etanol, asetaldehida, diasetil, serta senyawa lainnya (Fardiaz, 1992).

Bakteri asam laktat bersifat biopreservatif karena berkontribusi dalam menghambat pertumbuhan bakteri lain khususnya patogen dan mampu membawa dampak positif bagi kesehatan manusia (Smid dan Gorris, 2007). Bakteri asam laktat (BAL) memproduksi asam organik, hidrogen peroksida, diasetil (Messens dan De Vugst, 2002), komponen anti jamur seperti asam laktat (Corsetti et al.,

1998) atau asam fenulaktik (Lavermicocca et al., 2000) dan bakteriosin (Vuyst dan Vandamme, 1994). Kemampuan bakteriosin dalam melakukan aktivitasnya sebagai biopreservatif dicapai oleh efek penghambatannya terhadap mikroorganisme patogen yang berbahaya (Savadogo et a., 2006).

Bakteri asam laktat digunakan secara alami pada makanan fermentasi karena dapat memproduksi asam laktat dan asetat yang akan menimbulkan cita rasa asam (asidifikasi). Efek asam tersebut diakibatkan oleh adanya perubahan karbohidrat selama fermentasi.Hal tersebut merupakan karakteristik penting guna memperpanjang masa simpan dan keamanan produk (Vuyst dan Vandamme, 1994).

Beberapa spesies LAB banyak digunakan dalam pembuatan soygurt sebagai probiotik yang bermanfaat dalam kesehatan. Susu fermentasi sebagai probiotik efektif sangat dibutuhkan pada berbagai kondisi lingkungan dan kepentingan, sehingga mikroba yang digunakan sebagai probiotik yang efektif harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1) dapat bertahan hidup selama persiapan sampai produksi dengan skala industri; 2) stabil dan tetap hidup dalam jangka waktu lama pada periode penyimpanan dan kondisi lapangan; 3) dapat bertahan hidup, mampu bersaing, tidak hanya sekedar tumbuh dalam saluran pencernaan; dan 4) mampu menimbulkan efek yang menguntungkan bagi inang (Wahyudi dan Samsundari, 2008).

III. METODE PENULISAN

(18)

Data-data yang dipergunakan dalam karya tulis ini bersumber dari berbagai referensi atau literatur yang relevan dengan topik permasalahan yang dibahas.Validitas dan relevansi referensi yang digunakan dapat dipertanggung-jawabkan.Jenis data yang diperoleh berupa data sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

1.2 Pengumpulan Data

Dalam penulisan karya ilmiah ini digunakan metode studi pustaka yang didasarkan atas hasil studi terhadap berbagai literatur yang telah teruji validitasnya, berhubungan satu sama lain, relevan dengan kajian tulisan serta mendukung uraian atau analisis pembahasan.

1.3 Analisis Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, dilakukan pengolahan data dengan menyusun secara sistematis dan logis.Teknik analisa data yang dipilih adalah analisis deskriptif argumentatif, dengan tulisan yang bersifat deskriptif, menggambarkan tentang pemanfaatan soygurt terfortifikasi minyak atsiri dalam rosella sebagai anti pneumonia.

1.4 Penarikan Simpulan

Setelah proses, dilakukan proses sintesis dengan menghimpun dan menghubungkan rumusan maslah, tujuan penulisan serta pembahasan yang dilakukan. Selanjutnya ditarik kesimpulan yang bersifat umum kemudian direkomendasikan beberapa hal sebagai upaya transfer gagasan.

IV. ANALISIS DAN SINTESIS

(19)

mikroplasma, jamur, atau bahan kimia/benda asing yang terspirasi.Streptococcus pneumonia merupakan penyebab paling utama pada pneumonia bacterial.

Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri.Di samping kegunaannya, obat antibiotik memilki efek samping yang luas baik pada tubuh. Efek samping yang umumnya dijumpai akibat pemakaian obat antibiotik seperti diare, muntah, resistensi bakteri,dan lain-lain.. Penggunaan antibiotik pada anak memerlukan perhatian khusus karena absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat termasuk antibiotik pada anak berbeda dengan dewasa sehingga dapat terjadi perbedaan respons terapetik atau efek sampingnya..Penggunaan antibiotik pada anak juga akan mengganggu pertumbuhan maupun perkembangan serta berpengaruh terhadap proses pembentukan ketahanan tubuh anak.

Alternatif yang dapat dilakukan untuk pengganti antibiotik pada anak adalah penggunaan fitofarmaka yang melimpah di Indonesia. Salah satunya adalah penggunaan minyak atsiri yang terdapat pada tumbuhan.

Minyak atsiri dari beberapa tumbuhan mempunyai aktivitas biologis sebagai antibakteri terhadap bakteri patogen.Aktivitas antibakteri minyak atsiri disebabkan karena minyak atsiri mengandung senyawa yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri.Komponen minyak atsiri yang mengandung gugus fenol seperti carvacrol, geraniol, menthol, terpinen-4-ol, linalol, kamfor, 1,8-sineol, menthon, D-limonen dan beta pinen memiliki aktivitas antibakteri salah satunya terhadap Streptococcus pneumoniae (Inouye et al., 2001).

Minyak atsiri bekerja menghambat bakteri dengan caramengganggu membrane sel bakteri dan menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel bakteri. Dengan demikian, minyak atsiri dapat digunakan sebagai subtitusi antibiotik yang aman dan alami tanpa memberikan efek samping apapun pada tubuh anak.

(20)

Pada uji aktivitas antibakteri kandungan yang berkhasiat sebagai antibakteri pada tanaman ini antara lain glikosida jantung, flavonoid, saponin, dan alkaloid. Kelopak rosella memperlihatkan aktivitas antibakteri dengan minimum inhibitory concentration (MIC) 0,30±0,2-1,30±0,2 mg/ml terhadap

Staphylococcus aureus, Bacillus stearothermophilus, Micrococcus luteus, Serratia mascences, Clostridium sporogenes, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Bacillus cereus, Pseudomonas fluorescence dengan metode disc-diffusion (Olaleye, 2007).

Soygurt yang merupakan produk fermentasi dari kedelai memiliki beberapa kelebihan antara lain dapat dikonsumsi oleh vegetarian,rendah lemak, tidak mengandung kolesterol, mengandungprotein, isoflavon, vitamin, dan nutrisilainnya yang sangat membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain bergizi, soygurt juga memiliki cita rasa yang tinggi sehingga sangat memungkinkan untuk disukai anak.

Aktivitas antibakteri soygurt berasal dari bakteri asam laktat (LAB). Bakteri yang memfermentasi susumenjadi soygurt, seperti L. bulgaricus danS. thermophilus, dapatmenghasilkan asam laktat dan antibakteribakteriosin (Surono, 2004). Asam laktat juga dapat menyebabkan penurunan pH soygurt yang akhirnya akan menghambat patogen yang umumnya tidakdapat bertahan hidup pada pH rendah.Wong dan Chen, di DeVuyst danVan Damme menunjukkan bahwa hambatan pertumbuhan pathogen oleh bakteri asam laktat dalam soygurt adalahkarena produksi asam(Vuyst dan Vandamme, 1994).De Vuyst menemukan bahwa produksi asam oleh L. bulgaricus danS. thermophilus di soygurt terjadi pada 2 jam inkubasi, dan pH menurun dengan cepatsampaijam ke 8(Vuyst, 2000).

(21)

hasil fermentasi susu kedelai, mengalami peningkatan dalam jangka waktu 24 jam (Gunadnya, 1985).

Fermentasi oleh bakteri asam laktat mengurangi ketersediaan karbohidrat dan menghasilkan molekul organik yang memperlihatkan aktivitas antimikroba.Molekul organik yang paling umum adalah asam laktat, asam asetat, asam propionat sedangkan subtansi antimikroba lainnya adalah hidrogen peroksida, karbondioksida dan diasetil. Bakteriosin dan subtansi antimikroba yang spesifik juga telah banyak dihasilkan dari berbagai strain (Ouwehad dan Vesterlund, 2004). Semua kemungkinan penghambatan atau daya hambat yang dihasilkan oleh kultur starter seharusnya merupakan faktor kombinasi senyawa-senyawa antimikroba yang dihasilkannya (Gililand, 1985).

Flavour yogurt ditentukan oleh terbentuknya asam laktat, asetaldehida, asam asetat dan diasetil (Rahman et al., 1992). Sebagian dari bakteri asam laktat misalnya Lactobacillus dapat menghasilkan senyawa penghambat seperti hydrogen peroksida pada suhu refrigerasi (Jenie dan Rini, 1995).Starter Streptococcusthermophilus dan beberapa strainnya memproduksi sejumlah bakteriosin yaitu STB 40 dan 78, ST 10, dan thermophilin 13.Bakteriosin tersebut mampu menghambat bakteri Gram positif dan Gram negatif.Lactobacillus bulgaricus dan beberapa strainnya juga memproduksi bakteriosin bulgarican. (Tamime dan Robinson, 1999).

Efek antimikroba dari asam organik disebabkan oleh molekul yang tidak terdisosiasi. Konstanta disosiasi (pKa) asam adalah 4,8 untuk asam asetat, 4,9 untuk asam propionat, dan 3,8 untuk asam laktat. Efektivitas antimikroba asam laktat adalah terendah disebabkan pKanya yang rendah (Ray, 2003).Diasetil diproduksi bakteri asam laktat dalam jumlah besar melalui metabolisme sitrat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diasetil mampu melawan banyak bakteri Gram positif dan Gram negatif dan jika diasetil dikombinasikan dengan panas, maka daya hambatnya akan bertambah. Aktivitas antimikroba diasetil mampu melawan Bacillus sp. (Ray, 2003).

(22)

cukup untuk menyebabkan bakteriostatik (68 μg/ml), tetapi jarang menimbulkan bakteriosidal (3040 μg/ml). Hidrogen peroksida bisa melawan bakteri, jamur, dan virus (bakteriopage) (Ray, 2003).

Bakteriosin adalah komponen yang disintesis secara ribosomal, dihasilkan oleh bakteri dengan tujuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri lain. Bakteriosin bisa dianggap sebagai antibiotik, tetapi berbeda dari antibiotik karena: a) bakteriosin disintesis secara ribosomal, b) sel inang kebal terhadap bakteriosin, c) mode aksinya berbeda dari antibiotik, d) daya hambatnya sempit sehingga hanya mampu melawan bakteri yang berhubungan dekat dengan strainnya (Ouwehand dan Vesterland, 2004).

Selain dari sisi anti bakteri, soygurt juga memiliki kelebihan dari sisi bahan asalnya yang relatif aman. Protein susu kedelai mempunyai susunan asam amino yang mirip susu sapi dan memiliki laktosa rendah sehingga dapat dijadikan pengganti susu sapi bagi mereka yang alergi (lactose intolerance) atau bagi mereka yang tidak menyukai susu sapi (Astawan, 2004).

Orang-orang yang alergi susu sapi, yaitu orang-orang yang tidak punya atau kekurangan enzim laktase dalam saluran pencernaannya, sehingga tidak mampu mencerna laktosa yang terkandung dalam susu sapi. Ketahanan tubuh masing-masing orang terhadap susu hewani yang mengandung laktosa berbeda-beda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kandungan enzim laktase dalam mukosa usus.Enzim laktase ini berguna untuk menghidrolisis laktosa menjadi gula sederhana yaitu glukosa dan galaktosa agar dapat digunakan untuk metabolisme dalam tubuh manusia. Bila kekurangan enzim lactase maka laktosa tidak dapat dicerna dengan baik, sebagai akibatnya laktosa akan tertimbun dalam jaringan tubuh manusia sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh. Lebih dari 70% orang-orang dewasa di Afrika, Asia, dan Indian Amerika menunjukkan adanya kekurangan enzim laktase (Budimarwanti).

(23)

dan gas, kemudian timbullah gejala-gejala sakit perut, mulas, kejang perut dan diare.

Kedelai merupakan bahan pangan sumber protein nabati utama yang murah dan mudah didapat oleh masyarakat (Deptan, 2009).Kandungan asam amino lisin yang tinggi pada kedelai dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia (Susanto dan Saneto, 1994).Kacang kedelai mengandung asam pitat yang tinggi, yang dapat menghambat penyerapan zat besi dan zink. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya menghambat aktivitas asam pitat pada kedelai adalah dengan fermentasi. Proses fermantasi memiliki keuntungan antara lain dapat meningkatkan kadar nutrisi, menghilangkan oligosakarida dan juga meningkatkan beberapa jenis vitamin, yaitu vitamin B, vitamin E, vitamin C, vitamin K, dan karoten (Suyanti, 2008). Kedelai juga mengandung toksik misalnya anti tripsin yang menghambat kerja enzim tripsin dan bau langu.Kedelai memerlukan pengolahan lebih lanjut untuk dapat dikonsumsi secara aman dan perlu pemanasan untuk merusak zat toksik (Sediaoetama, 1993). Keunggulan lain dari susu kedelai dibandingkan susu sapi adalah susu kedelai tidak mengandung kolesterol.

Kerja minyak atsiri dalam Hibiscus sabdariffa dan soyghurt dalam menghambat bakteri memberikan kemungkinan minyak atsiri difortifikasikan dalam soygurt sebagai makanan fungsional.Konsumsi soygurt dengan probiotik dan minyak atsiri dapat menekan infeksi S. pneumoniae sebagai penyebab penting pneumonia.Walaupun begitu, penggunaan antibiotik untuk menekan infeksi S. pneumoniae juga tetap dapat digunakan.

Konsumsi soygurt dengan probiotik dan minyak atsiri rosella lebih bermanfaat dibandingkan dengan penggunaan antibiotik saja. Salah satu manfaat lebih yang didapatkan dengan mengonsumsi produk kombinasi minyak atsiri dan soygurt adalah mencegah terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik.

(24)

pertama kali diberikan akan berkurang dan untuk mengobatinya diperlukan antibiotik jenis lainnya yang mungkin harganya akan semakin mahal dan memiliki efektivitas tidak sebaik antibiotik yang pertama kali diberikan.

Konsumsi minyak atsiri dalam Hibiscus sabdariffa yang difortifikasi kedalam soygurt secara bersamaan akan memiliki manfaat yang lebih dibandingkan dengan penggunaan minyak atsiri atau probiotik soygurt saja.

Dengan demikian, kombinasi minyak atsiri dalam Hibiscus sabdariffa

dengan soygurt diarapkan dapat menjadi produk antibakteri Streptoccocus pneumonia yang murah dan aman. Dengan tampilan yang menarik dan cita rasa yang tinggi diharapkan juga mampu menarik minat anak-anak penderita pneumonia untuk mengkonsumsinya.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

1. Aktivitas antibakteri minyak atsiri yang terdapat dalam rosella disebabkan karena minyak atsiri mengandung senyawa yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri. Komponen minyak atsiri yang mengandung gugus fenol seperti carvacrol, geraniol, menthol,terpinen-4-ol, linalol, kamfor, 1,8-sineol, menthon,D-limonen dan beta pinen memiliki aktivitas antibakteri salah satunya terhadap Streptococcus pneumonia. Zat gizi lain yang penting terkandung dalam rosela adalah kalsium, niasin, riboflavin, dan besi yang cukup tinggi. Selain itu, kelopak rosela juga mengandung protein, sodium, vitamin C, dan vitamin A.

(25)

memiliki manfaat dibandingkan dengan penggunaan antibiotik saja. Salah satu manfaat lebih dengan mengonsumsi soygurt, minyak atsiri rosella, atau kombinasi keduanya adalah mencegah terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik.

1.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemungkinan pemanfaatan soygurt terfortifikasi minyak atsiri dalam rosella sebagai anti pneumonia. Seluruh komponen masyarakat hendaknya dapat memanfaatkan dan mengembangkan peranan soygurt terfortifikasi minyak atsiri dalam rosella sebagai anti pneumonia.

2. Perlunya pengembangan manfaat soygurt terfortifikasi minyak atsiri dalam rosellaini tidak hanya dalam bidang klinis melainkan dalam bidang industri sebab belum pernah dimanfaatkan secara komersial sebagai produk yang bermanfaat bagi kesehatan khususnya sebagai anti pneuomonia.

VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Andryani, S. 2011. Antibiotika

2. Axelsson, L. 1998. Lactic acid bacteria: classification and physiology, pp. 1-72. n, S. Salminen and A. Von Wright (eds). Lactic Acid Bacteria: Microbiology and Functional Aspects, 2nd edition. Marcel Dekker, Inc, New York.

3. Budimarwanti.Komposisi Dan Nutrisi Pada Susu Kedelai.Kimia FMIPA UNY.

4. Corsetti. 1998. Antimould activity of sourdough lctic acid bacteria: identification of a mixture of organic acids produced by Lactobacillus sanfransisco CB1.

(26)

6. DNR Marbun .2011. KarakteristikPenderita Pneumonia Pada Balita.

7. Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.

8. Gunadnya. 1985. Chemical and microbiological change during soybean sere fermentation. Bogor: IPB.

9. Jawetz, dkk.1996. Mikrobiologi Kedokteran, ed 20, 143, Kedokteran EGC.

10. Jenie, B. S. L dan S. E. Rini. 1995. Aktivitas antimikroba dari beberapa spesies Lactobacillus terhadap mikroba patogen dan perusak makanan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. 6 (2) : 4651.

11. Johnson, Arthur G. 1994. Mikrobiologi dan Imunologi, 36-37. Jakarta: Binarupa Aksara.

12. Koeswardono, Gerard Bonang Enggar S.1992. Mikrobiologi untuk Laboratorium dan Klinik, 79-80. Jakarta: Gramedia.Pustaka

13. Lavermicocca et al. 2000.Antifungal Activity of Phenyllactic Acid

against Molds Isolated from Bakery Products.

aem.asm.org/content/69/1/634.full

14. Masna Riftania, Falahi. Kajian Penggunaan Antibiotic Pada Pasien Anak. 15. Misgiyarta. 2003. Isolasi, Identifikasi, dan Efektifitas Bakteri Asam Laktat

Lokal Untuk Fermentasi Susu Kacang-kacangan. [Isolation, identification, and effectiveness of lactic-acid bacteria for fermentation of bean milk].

Bogor: IPB.

16. Oswari, E.`1995. Penyakit dan Penanggulannya

17. Ouwehand, A. C dan Satu, V. 2004.Antimicrobial components from lactic acid bacteria.Dalam: Sepposalminen dan A. V. Wright (Editor). Lactic Acid Bacteria.

18. Marcell Deker Inc., New York

19. Rahman, A., S. Fardiaz, W. P. Rahaju, Suliantari dan C. C. Nurwitri. 1992.

Teknologi Fermentasi Susu. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor: IPB.

(27)

22. S. K, Fransisca, Fak. Kedokteran Wijaya Kusuma Surabaya. 2000.

Pneumonia

23. Santoso. 2009. Susu dan Yoghurt Kedelai. Lab Kimia Pangan Faperta UWG. 24. Savadogo et al. 2006.Bacteriosins and Lactic Acid

Bacteria.Afrika.www.academicjournls.org

25. Smid dkk. 2007. The in vitro antibacterial activity of dietary spice

and medicinal herb extracts.

26. Surono. 2004. Probiotik, Susu Fermentasi, dan Kesehatan. [Probiotic, fermentation, and health]. Jakarta: YAPMMI.

27. Tamime, A. Y., dan R. K. Robinson. 1999. Yoghurt: Science and Technology. Edisi ke2. Woodhead Publishing Ltd., Inggris.

28. Vuyst dkk. 1994. Bacteriocins of lacticacid bacteria: microbiology, genetics, and applications. London: Chapman and Hall.

29. Wahyudi dkk. 2008. Studi Pembuatan Yoghurt Susu Buncis: Kajian Penambahan Starter dan Susu Bubuk Skim serta Perbandingannya dengan Yoghurt Susu Sapi. Malang: UMM Press.

30. Winarno. 1993. Pangan (Gizi, Teknologi, dan Konsumen).[Foodstuff: nutrition, technology, and consumer]. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 31. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d535_0607326_chapter2.pdf 32. http://www.scribd.com/nila_sukmawati/d/80711092-BAB-I

33. http://etd.eprints.ums.ac.id/5929/1/K100050165.pdf ANDRIAN NUR WIDYARTO

VII. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Nailaa Mabruroh

Tempat dan tanggal lahir : Kudus, 16 Juni 1991

(28)

KMS pada Ibu Balita dan pada Tenaga/Kader Kesehatan ”

2. Usulan Penelitian “Pengaruh Pamflet Kontrasepsi Post Partum terhadap Tingkat Kepatuhan Penggunaan Kontrasepsipada Ibu Post Partum”

3. Gagasan Tertulis “Soyghurt Hasil Fermentasi LAB Plant-Derived : Novel Therapy Obesitas”

4. Gagasan Tertulis “Suplementasi Riboflavin sebagai Upaya Pencegahan Primer pada Preeklamsia”

5. Gagasan Tertulis “Pre-Eclampsia Community Guideline (PRECOG) : Metode Baru Penurunan Angka KematianIbu Akibat Preeklamsia di Indonesia”

6. Gagasan Tertulis “Probiotik

Oxalobacter Formigenesdengan Teknologi Mikroenkapsulasi sebagai Solusi Batu Saluran Kemih untuk Pencegahan Gagal Ginjal Kronik”

7. Gagasan Tertulis ”Soygurt Terfortifikasi Imunoglobulin Y (Ig Y) Spesifik sebagai Imunoterapi Traveler’s Diarrhea”

(29)

3. Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional Hasanuddin Scientific Fair 2012

2. Nama : Novilia Lutfiatul Khoiriyah Tempat dan tanggal lahir : Riau, 09 November 1993

Karya Ilmiah :1. Pemanfaatan Daun Singkong dan Labu Kuning sebagai Bahan Substitusi dalam Pembuatan Biskuit untuk Jajanan Sehat Anak-Anak

2. Pemanfaatan Spirulina sp. Dalam upaya penyembuhan atherosklerosis

3.Pemanfaatan minyak atsiri sebagai antiserangga

Penghargaan :

---3. Nama : Rhea Auliya Anggareni

Tempat dan tanggal lahir : Ngawi, 25 Januari 1993

Karya Ilmiah : 1. Pemanfaatan Klinik Wisata di Bidang Travel Medicine

2. Pemanfaatan Daun Singkong dan Labu Kuning sebagai Bahan Substitusi dalam Pembuatan Biskuit untuk Jajanan Sehat Anak-Anak

Gambar

Tabel 1.Komposisi kimia buah rosella
Tabel 2.Komposisi gizi susu kedelai dan susu sapi.

Referensi

Dokumen terkait

Daha sonra Avrupa Birli ğ i’nin sosyal politikasının tarihsel geli ş imi incelenecek ve Birlik içindeki refah devleti modelleri ele alınarak ülkelerdeki sosyal refah harcamaları

menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Indeks Pembangunan Manusia terhadap Kualitas Lingkungan di Indonesia: Pembuktian Hipotesis

PERHITUNGAN ASAM LEMAK MINYAK KELAPA

This study is aimed to make a set of designed materials that is expected to help the sixth grade students of SD Kanisius Kanutan to learn and develop English skills based on

1) ISTMI (Ikatan Sarjana Teknik dan Manajemen Industri), dalam penyelenggaraan program Pembicara Tamu pada mata kuliah tertentu. 2) Institut Teknologi Bandung dan

Designing English Academic Writing Instructional Materials For The Dentistry Students At Gadjah Mada University Yogyakarta.. Yogyakarta: Sanata

potato, the nutrient of sweet potato, the definition of pizza, the history of pizza, the variety of pizza, the pizza dough composition, pizza dough making process4.

bahwa dengan berlakunya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011