• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN DAERAH RAWAN LONGSOR MELALU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGENDALIAN DAERAH RAWAN LONGSOR MELALU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENDALIAN DAERAH RAWAN LONGSOR MELALUI MITIGASI BENCANA DAN PENERAPAN ETIKA LINGKUNGAN DI DUSUN BRAU,

DESA GUNUNGSARI, KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU

Adhi Prayogo 130721607458, Aprilyan David Budiarta 130721607433

choadapit@gmail.com PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Abstrak

Dalam era globalisasi seperti ini banyak pemanfaatan lahan yang hanya difokuskan pada penggunaan untuk kepentingan ekonomi (dengan mencari keuntungan sebesar-besarnya). Hal ini tentu bertolak belakang dengan budaya masyarakat Indonesia yang dari zaman nenek moyang

menerapkan bagaimana untuk hidup berdampingan dengan alam. cara meminimilasir kerugian akibat bencana alam, dalam hal ini bencana alam yang dijadikan fokus utama atadalah tanah longsor. Dalam usaha-usaha meminimalisir peneliti memfokuskan pada penerapan etika lingkungan. Hasil akhir penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman pada pembaca akan pentingnya penerapan etika lingkungan dan mitigasi bencana pada pembaca pada umunya pada masyarakat Dusun Brau Kota Batu pada khususnya. desa gunungsari, wilayah ini merupakan daerah yang berpotensi terhadap bencana longsor. Karena memiliki kontur yang rapat. Dari hasil pengamatan dilapangan, beberapa titik di deas ini

(2)

tersebut ditebang dan menjadi jarang. dengan adanya keaadaan seperti ini kondisi lahan Dusun Brau sangat berpotensi longsor. Tingkat kesadaran warga akan potensi longsor ini sangat kurang karena kebutuhan

perekonomian terpenuhi dari hasil pertanian dilahan dengan kemiringan yang tinggi dan sudah menjadi keseharian yang menaun bagi warga Dusun Brau. Dilihat dari segi kearifan lokal masyarakat Dusun brau yang

merukan petani yang minim akan lahan sehingga aktivitas yang membahayakan keselamatan tidak begitu diperdulikan sehingga untuk peraturan penggunaan lahan tidak diatur oleh sesepuh dusun tersebut dan adat yang mereka anut adalah budaya hidup modern sehingga peraturan terhadap lingkungan yang berasasl dari daerah tersebut tidak ada. Apabila dikaji dari segi pendidikan masyarakat Dusun Brau masih minin yang berpendidikan tingkat sekolah yang berada didusun Brau sendiri hanya sebatas SMP untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi mereka harus menempuh perjalanan ke kota Batu. memberikan pengetahuan pada masyarakat yang memiliki pemukiman yang bahaya longsor dengan cara

mensosialisikan tentang mitigasi bencana. Melakukan penambahan vegetasi yang kuat. Menerapkan tentang konsep dan prinsip etika lingkungan.

A. PENDAHULUAN

Dewasa ini berbagai permasalahan di lapisan geosfer sering terjadi, baik terjadi karena faktor alam dan faktor manusia. Namun perlu disadari bahwa, faktor manusia merupakan faktor utama dalam perubahan bentuk dan pemanfaatan lahan. Dalam era globalisasi seperti ini banyak

pemanfaatan lahan yang hanya difokuskan pada penggunaan untuk

kepentingan ekonomi (dengan mencari keuntungan sebesar-besarnya). Hal ini tentu bertolak belakang dengan budaya masyarakat Indonesia yang dari zaman nenek moyang menerapkan bagaimana untuk hidup berdampingan dengan alam.

(3)

dalam peristiwa bencana alam tersebut menunjukkan dua hal. Pertama, rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat Indonesia tentang bencana alam dan cara menghadapinya. Kedua, lemahnya sistem penanggulangan bencana alam yang disiapkan atau dibuat pemerintah. (Sumarmi, 2014)

Dari kajian diatas penulis mengangkat kajian tentang bagaimana cara meminimilasir kerugian akibat bencana alam, dalam hal ini bencana alam yang dijadikan fokus utama atadalah tanah longsor. Dalam usaha-usaha meminimalisir peneliti memfokuskan pada penerapan etika lingkungan. Hasil akhir penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman pada pembaca akan pentingnya penerapan etika lingkungan dan mitigasi bencana pada pembaca pada umunya pada masyarakat Dusun Brau Kota Batu pada khususnya.

B. KAJIAN PUSTAKA 1. Etika Lingkungan

Etika Lingkungan berasal dari dua kata,

yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Ada tiga teori

mengenai pengertian etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi, dan etika Keutamaan. Etika Deontologi adalah suatu tindakan di nilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika Teologi adalah baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan atau akibat suatu tindakan. Sedangkan Etika keutamaan adalah mengutamakan pengembangan karakter moral pada diri setiap orang.

(4)

Hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan etika lingkungan sebagai berikut:

 Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak

terpisahkan sehngga perlu menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri.

 Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk emnjaga terhadap pelestarian , keseimbangan

dan keindahan alam.

 Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas

termasuk bahan energy.

 Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan

juga untuk makhluk hidup yang lain.

Dalam penelitian ini etika yang lebih difokuskan adalah etika ekosentris, etika ekosentris adalah etika yang memandang bahwa

manusia dan alam harus berjalan dengan cara yang beriringan dan berkisambungan, dan singkron. Etika ekosentris adalah:

 Secara ekologis: mahluk hidup (biotis) dan benda-benda

abiotis lainnya saling terkait satu sama lainnya.

 Kewawajiban dan tanggung jawab moral hanya dibatasi ada mahluk hidup.

 Menuntut suatu etika baru yang berpusat pada manusia, tetapi

berpusat pada mahluk hidup seluruhnya dalam kaitannya dengan upaya mengatasi persoalan lingkungan hidup.  Manusia dan kepentinagan bukan lagi ukuran bagi segala

sesuatu yang lain.

 Manusia bukan lagi pusat dunia moral, namun memusatkan

perhatian kepada semua spesies atau biosfer secara keseluruhan (Yusuf dalam Sumarmi, 2014). 2. Mitigasi bencana

(5)

disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung

meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Bencana alam dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan penyebabnya yaitu

bencana geologis, klimatologis dan ekstra-terestrial. Bencana alam

geologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh gaya-gaya dari dalam

bumi. Sedangkan bencana alam klimatologis adalah bencana alam yang

disebabkan oleh perubahan iklim, suhu atau cuaca. Lain halnya dengan

bencana alam ekstra-terestrial, yaitu bencana alam yang disebabkan oleh

gaya atau energi dari luar bumi, bencana alam geologis dan klimatologis

lebih sering berdampak terhadap manusia. Tanah Longsor merupakan

salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran

keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya

kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor

terjadi karena ada gangguan kestabilan pada tanah/batuan penyusun

lereng.

Faktor-faktor penyebab terhjadinya tanah longsor dipengaruhi oleh,

hujan, kemringan lereng yang terjal, tanah yang padat dan tebal, struktur

batuan, penggunaan lahan, getaran dan erosi (BKSDA SULSEL, 2014)

C. METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang dilaksanakan dalam 1 bulan yaitu bulan Oktober sampai bulan November 2015.

Bahan dan alat yang digunakan adalah peta kecamatan bumiaji,

peta kontur dusun brau, peta potensi longsor dusun brau (Digitasi oleh HMJ Geografi Volcano Universitas Ngeri Malang), abney level, yallon, dan meteran.

Metode yang dilakukan adalah survey lapangan secara langsung dengan melakukan pengukuran kemiringan lereng. Variabel yang diteliti adalah kemiringan lereng, vegetasi dan kearifan lokal penduduk.

(6)

di lapangan. 5. Menganalisis hasil penelitian dan data sekunder. 6. Menyajikan data hasil penelitian.

D. HASIL DAN PENELITIAN

Kecamatan Bumiaji terletak di wilayah admisnistrasi Kota Batu, daerah kecamatan ini berbatasan dengan:

 Sebelah barat: Kecamatan Pujon  Sebelah utara: Kabupaten Mojokerto  Sebelah timur: kecamatan batu  Sebelah selatan: kecamatan batu

Kecamatan bumiaji memiliki iklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson. Suhu rata-rata harian di kecamatan bumiaji 18°C-33°C, dengan curah hujan sedang. Penggunaan lahan di dusun brau, desa gunungsari, kecamatan bumiaji dimanfaatkan untuk lahan perkebunan (sayuran, karet, pinus), pemukiman, dan hutan.

(7)

Dikaji dari peta kontur desa gunungsari, wilayah ini merupakan daerah yang berpotensi terhadap bencana longsor. Karena memiliki kontur yang rapat. Dari hasil pengamatan dilapangan, beberapa titik di deas ini

pemanfaatan lahannya kurang sesuai. Terutama dalam pemanfaatan lahan sebagai pemukiman penduduk, beberapa pemukiman terletak didaerah dengan kemiringan > 40°. Hal ini sangatlah berbahaya untuk dimanfaatkan sebagai daerah pemukiman karena kondisi tanah akan terlalu terbebani dengan struktur bangunan. Kondisi masyarakat Dusun Brau yang mayoritas mata pencahariannya adalah bertani di lahan yang memiliki kemiringan tinggi hal ini mengakibatkan vegetasi yang ada di daerah tersebut ditebang dan menjadi jarang. dengan adanya keaadaan seperti ini kondisi lahan Dusun Brau sangat berpotensi longsor. Tingkat kesadaran warga akan potensi longsor ini sangat kurang karena kebutuhan

perekonomian terpenuhi dari hasil pertanian dilahan dengan kemiringan yang tinggi dan sudah menjadi keseharian yang menaun bagi warga Dusun Brau. Dilihat dari segi kearifan lokal masyarakat Dusun brau yang

merukan petani yang minim akan lahan sehingga aktivitas yang membahayakan keselamatan tidak begitu diperdulikan sehingga untuk peraturan penggunaan lahan tidak diatur oleh sesepuh dusun tersebut dan

(8)

pekerjaan orang tuanya sehingga potensi bencana longsor yang berada di Dusun Brau hanya di anggap mitos bagi warga sekitar.

E. PENUTUP

Dari hasil penelitian ada sekitar 50 rumah warga yang berada di lahan dengan kemiringan > 40° dengan kondisi seperti ini Dusun Brau sangat berpontensi dengan bencana longsor. Tingkat kesadaran warga masih sangat kurang akibat dari kebiasaan mereka tinggal dan berkebun di lahan dengan kemiringan tersebut di tambah lagi tingkat pendidikan yang di tempuh warga Dusun Brau hanya sebatas seekolah menengah pertama. Dengan keadaan pendidikan dan gaya hidup yang modern kesadaran terhadap keadaan lingkungan yang berpotensi longsor tidak begitu mereka perhatikan bahkan cenderung tidak mau tahu. Ditambah lagi dari segi mata pencaharianya yang bertani sehingga pembukaan lahan tidak terkendali, penebangan vegetasi sebagai penopang tanah juga tidak beraturan karena peraturaan adat sendiri tidak ada di daerah tersebut, keadaan seperti ini semakin menguatkan potensi longsor di Dusun Brau. Peneliti memberikan saran dari hasil penelitian ini yakni memberikan pengetahuan pada

masyarakat yang memiliki pemukiman yang bahaya longsor dengan cara

mensosialisikan tentang mitigasi bencana. Melakukan penambahan vegetasi yang kuat. Menerapkan tentang konsep dan prinsip etika lingkungan.

F. DAFTAR PUSTAKA

Sumarmi. 2014. Geografi Lingkungan. Malng:Aditya Media.

Peta Digitasi Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. 2013. HMJ Geografi Volcano Universitas Negeri Malang:Malang. Sefle, Luter. 2013. KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN DENGAN

MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI

KECAMATAN LOLAK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW.

Manado:Universitas Sam Ratulangi.

BKSDA Sulawesei Selatan. 2014. Tanah Longsor (Penyebabnya).

Makasar:BKSDA.

Gambar

Gambar. 1.1 Peta Lokasi penelitian (Digitasi oleh HMJ Geografi Volcano UM)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1) Apakah ada perbedaan penerapan pembelajaran berbasis masalah

Skenario uji coba yang dilakukan, yaitu uji coba pengaruh koefisien energi untuk kategori normal dan tidak normal, kategori massa dan mikrokalsifikasi, kategori jinak

 PBl  Kerja Proyek  Mengidentifikasi peralatan pangkas rambut Mengamati model pangkasan rambut  Mengoperasikan gunting dan sisir pangkas pada proses pangkas rambut

Para konsultan warna kami dapat membantu Anda menciptakan skema warna yang disesuaikan dari kumpulan warna Nippon Paint yang luas, sesuai dengan kebutuhan dan anggaran pembi-..

Penelitian ini menggunakan algoritma decision tree untuk melakukan prediksi mahasiswa non aktif dengan menggunakan data yang ada pada Universitas Dian Nuswantoro

Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan dari Desember 2010 sampai Juni 2011 dengan bidang kajian Klasifikasi Dokumen Bahasa Indonesia

Hampir semua isolat rizobakteri yang diintroduksi pada tanaman kedelai mampu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit pustul bakteri dari kategori agak rentan (kontrol)

‰ Jika diberi bahan dielektrik diantara kedua pelat maka untuk beda potensial yang sama, muatan kapasitor menjadi bertambah, sehingga kapasitasnya pun bertambah.. Efek