• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Laporan Pendahuluan Konsep Keluarga.d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1. Laporan Pendahuluan Konsep Keluarga.d"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP KELUARGA

A. Konsep Keluarga 1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yaitu terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI 1988). Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota.

Menurut Bailon dan Maglaya (1989), keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota dalam Harmoko (2012).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan secara umum bahwa keluarga adalah sekumpulan manusia yang memiliki hubungan darah perkawinan dan adopsi yang terdiri dari kepala keluarga dan anggota keluarga yang menempati suatu tempat dalam satu aatap dan saling bergantungan.

B. Tujuan Dasar Keluarga

(2)

b. Membentuk anggota keluarga sebagai anggota masyarakat yang sehat biopsikososial spiritual

c. Memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai anggota masyarakat

d. Memperhatikan secara total segi-segi kehidupan anggotanya

e. Membentuk identitas dan konsep dari individu-individu yang menjadi anggotanya

C. Ciri-Ciri Keluarga a. Diikat tali perkawinan

b. Ada hubungan darah

c. Ada ikatan batin

d. Tanggung jawab masing-masing

e. Ada pengambil keputusan

f. Kerjasama

g. Interaksi

D. Tahap Perkembangan Keluarga Tahap perkembangan keluarga:

a. Tahap I ( keluarga pasangan baru/ beginning family)

Keluarga baru di mulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing, secara psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru. (Harmoko, hal 52; 2012).

(3)

Tahap II mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Transisi ke masa menjadi orangtua adlah salah satu kunci dalam siklus kehidupan keluarga. Dengan kelahiran anak pertama, keluarga menjadi kelompok trio, membuat sistem yang permanen pada keluarga untuk pertama kalinya (yaitu, sistem berlangsung tanpa memerhatikan hasil akhir dari pernikahan). ( McGoldrick, Heiman, & Carter, 1993 dalam Marilyn M. Friedman, hal 108: 2010)

c. Tahap III ( keluarga dengan anak prasekolah/ families with prescholl)

Tahap III siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 21/2 tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan putri-saudara perempuan. Keluarga menjadi lebih kompleks dan berbeda ( Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 111: 2010

d. Tahap IV ( keluarga dengan anak sekolah/ families with children)

Tahap ini dimulai pada saat anak tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas sekolah, masing anak memiliki aktifitas di sekolah, masing-masing akan memiliki aktifitas dan minat sendiri. Demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas berbeda dengan anak. (Harmoko, hal 56; 2012)

e. Tahap V ( keluarga dengan anak remaja/ families with teenagers)

(4)

usia sekolah. Tujuan utama keluarga pada tahap anak remaja adalah melongarkan kebebasan remaja yang lebih besar dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda. (Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 115: 2010)

f. Tahap VI ( keluarga dengan anak dewasa/ launching center families)

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lama tahap ini bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orangtua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepaskan anaknya untuk hidup sendiri. (Harmoko, hal 59; 2012)

g. Tahap VII ( keluarga usia pertengahan/ middle age families)

Tahapan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meningglakan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Beberapa pasangan pada fase ini akan dirasakan sulit karena masalah usia lanjut, perpisahan dengan anak, dan perasaan gagal sebagai orang tua. Pada tahap ini semua anak meninggallkan rumah, maka pasangan berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas. (Harmoko, hal 60; 2012)

h. Tahap VIII ( keluarga usia lanjut)

Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun salah satu atau kedua pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan lainnya. (Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 122: 2010).

E. Tipe Keluarga

Tipe keluarga Suprajitno (2004) bergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan adalah:

(5)

Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

a) Keluarga inti (Nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi maupun keduanya.

b) Keluarga besar (Extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, paman, bibi).

b. Secara Modern

Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang mengikutinya, diantaranya menurut Mubarak, dkk. (2009) adalah:

a) Traditional Nuclear

Keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) tinggal disuatu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.

b) Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri, tinggal dalam pembentukan suatu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun dari hasil perkawinan baru.

c) Niddle Age atau Aging Couple

(6)

d) Sigle Parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah

e) Dual Carier

Suami istri atau keduanya orang karir dan tana anak

f) Commuter Married

Suami istri atau keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu

g) Gay and lesbian Family

Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.

F. Fungsi Keluarga

Friedman (1998) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai berikut:

a. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

(7)

mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan/ pemeliharaan kesehatan (the health care function). Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan (Setyowati, 2008).

G. Tugas keluarga

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi: (Suprajitno, 2004)

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/ keluarga.

2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

(8)

menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Dalam hal ini termasuk mengambil keputusan untuk mengobati sendiri.

3. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar. Tetapi keluarga mempunyai keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.

4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.

H. Tahap Perkembanngan Keluarga

1. Keluarga baru menikah (maried couple)

a. membina hubungan Intim

b. bina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok sosial

c. mendiskusikan rencana punya anak

2. Keluarga. Dengan anak baru lahir (Childbearing Family)

a. persiapan menjadi orang tua

b. adaptasi keluarga baru , interaksi keluarga, hubungan Seksual

(9)

a. memenuhi kebutuhan Anggota keluarga : rumah, rasa aman

b. membantu anak untuk bersosialisasi

c. mempertahankan hubungan yg sehat keluarga intern dan luar

d. pembagian tanggung jawab

e. kegiatan untuk stimulasi perkembangan Anak

4. Keluarga dengan anak usia sekolah (School Age Children)

a. membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar

b. mempertahankan keintiman pasangan

c. memenuhi kebutuhan yang meningkat

5. Keluarga dengan anak remaja (Teenagers)

a. memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab

b. mempertahankan hubungan Intim dengan keluarga

c. komunikasi terbuka : hindari, debat, permusuhan

d. persiapan perubahan Sistem peran

6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa (Young Adult)

a. perluas jaringan keluarga dari keluarga inti ke extended

b. pertahnakan keintiman pasanagan

c. mabantu anak untuk mandiri sbg keluarga baru

(10)

7. Keluarga usia pertengahan (Middle Aged Family)

a. pertahankan kesehatan Individu dan pasangan usia pertengahan

b. hubungan Serasi dan memuaskan dengan anak- anaknya dan sebaya

c. meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia tua (Elderly Family)

a. pertahankan suasana saling menyenangkan

b. adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek. Fisik,penghasilan

c. pertahankan keakraban pasangan

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini bisa dilihat dari hasil uji butir pertanyaan bahwa pengurus Badan Amil Zakat (BAZ) menganggap bahwa pengukuran akuntansi pada PSAK No. 109 kurang tepat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh citra merek, persepsi harga, dan atribut produk terhadap keputusan pembelian konsumen atas Toyota Avanza pada

Mengingat arti strategis dokumen Renja SKPD dalam mendukung penyelenggaraan program pembangunan tahunan pemerintah daerah, maka sejak awal tahapan penyusunan

Evaluasi yang berkaitan dengan perkembangan studi dilakukan pada tahun kedua (4 semester), tahun ketiga dan tahun keempat, dan agar ketepatan waktu studi tercapai disediakan

Menurut COSO (2004), Risk Management dapat diartikan sebagai berikut: “ERM adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya, yang

Sesuai dari hasil perancangan pada node Transmitter ini terdiri dari rangkaian sensor dengan mikrokontroler serta modul wireless dan potensiometer yang