• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN CKD FLAMBOYAN 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN CKD FLAMBOYAN 3"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA CKD (Cronik Kidney Disease)

1. Pengertian

Gagal ginjal yaitu kehilangan kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan normal. Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu kronik dan akut. Gagal ginjal kronik merupakan pekembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat (biasanya berlangsung beberapa tahun), sebalinya gagal ginjal akut terjadi dalam beberapa hari atau beberapa minggu (Price & Wilson, 2006).

Gagal ginjal kronik (CKD) adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan irreversible diman terjadi kegaglan kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan metabolic, cairan dan elektrolit yang mengakibatkan uremia atau azotemia (wijaya, 2013). Jadi gagal ginjal kronis merupakan penyakit tahap akhir dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolism, keseimbanagan cairan dan elektrolit serta mengarah pada kematian (padila, 2012).

The Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) mengklasifikasikan gagal ginjal kronis sebagai berikut:

Stadium 1: kerusakan masih normal (GFR >90 mL/min/1.73 m2) Stadium 2: ringan (GFR 60-89 mL/min/1.73 m2)

Stadium 3: sedang (GFR 30-59 mL/min/1.73 m2) Stadium 4: gagal berat (GFR 15-29 mL/min/1.73 m2)

Stadium 5: gagal ginjal terminal (GFR <15 mL/min/1.73 m2)

Pada gagal ginjal kronis tahap 1 dan 2 tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan ginjal termasuk komposisi darah yang abnormal atau urin yang abnormal. Untuk menilai GFR (Glomelular Filtration Rate)/ CCT (Clearance Creatinin Test) dapat menggunakan rumus :

(2)

2. Etiologi

a. Gangguan metabolic : Diabetes mellitus

b. Gangguan imunologis : Glumerulonefritis kronis c. Pielonefritis

d. Gangguan pembuluh darah : hipertensi tak terkontrol

e. Obstruksi saluran kemih : batu ginjal, hipertropi prostat, dan kontriksi uretra f. Kelainan congenital dan herediter : Penyakit ginjal polisiklik

g. Gangguan vaskuler h. Lesi herediter

i. Agen toksik (timah, cadmium, dan merkuri) Smelter C,Suzanne, 2002

3. Tanda dan gejala

a. Manifestasi klinis menurut Long,1996 : 369

- Gejala dini : letargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah tersinggung dan depresi

- Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik waktu ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.

b. Manifestasi klinis menurut Smelter, 2005

Hipertensi (akibat cairan dan natrium dari aktivitas system rennin- angiotensin-aldosteron), gagal jantug kongestif dan udem pulmonary (akibat cairan yang berlebihan) dan perikarditis (akibat iritasi pada lapisan pericardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).

c. Manifestasi klinis menurut suyono, 2001

a. Gangguan kardovaskuler : hipertensi nyeri dada dan sesak nafas akibat perikarditis, efusi pericardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edma.

(3)

c. Gangguan gastrointestinal : anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolism protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia.

d. Gangguan musculoskeletal : resiles leg sindrom (pegal pada kaki sehingga selalu digerakkan), burning feet sindrom (rasa kesemutan dan terbakar, terutama di telapak kaki), tremor, miopati ( kelemahan dan hepertropi otot- otot ekstremitas). e. Gangguan integument : kulit berwarna pucat akibat anemia dan

kekuning-kuningan akibat penimbunan urokrom, gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh. f. Gangguan endokrin

Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D. g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam basa : biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.

(4)

4. Patofisiologi

Zat toksik

Vaskuler Infeksi Obstruksi saluran

kemih

ginjal Batu besar dan kasar

Suplai darah ginjal turun

Nutrisi dalam darah turun

lambung Kerusakan integritas kulit

Nausea , vomitus

(5)

Resiko infeksi

(6)

5. Pemeriksaan penunjang a. Urin

- Volume biasanya kurang dari 400ml/24 jam atau tak ada (anuria)

- Warna : secara abnormal urin keruh kemungkinan disebabkan pus, bakteri, lemak, fosfat atau urat sedimen kotor, kecoklatan menunjukkan adanya darah, Hb, mioglobin, porfirin.

- Berat jenis : kurang dari 1,010 menunjukkan kerusakan ginjal berat

- Osmoalitas : kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan ginjal tubular dan rasio urin/serum sering 1:1

- Kreatinin : mungkin agak turun

- Natrium : >40 mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi natrium

- Protein : derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukkan kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada

b. Darah

- BUN/ Kreatinin : meningkat, kadar kreatinin 10 mg/dl diduga tahap akhir - Ht: menurun pada adanya anemia. Hb biasanya kurang dari 7-8 gr/dl - SDM : menurun, defisiensi eritropoietin

- GDA : asidosis metabolic, ph kurang dari 7,2 - Natrium serum rendah

- Kalium meningkat - Magnesium meningkat - Kalsium menurun

- Protein (albumin) menurun

c. Osmolaritas serum lebih dari 285 mOsm/kg

d. Pelogram retrograde : abnormalitas pelvis ginjal dan ureter

e. Ultrasono ginjal : menentukan ukuran ginjal dan adanya masa, kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas

f. Endoskopi ginjal, nefroskopi : untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif

(7)

h. EKG : keseimbangan elektrolit dan asam basa (padila,2012)

6. Pengkajian keperawatan a. Riwayat kesehatan dahulu

Kemungkinan adanya DM, nefrosklerosis, hipertensi, GNC/GGA yang tak teratasi, obstruksi/ infeksi trak.urinarius, penyalahgunaan analgetik.

b. Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat asidosi tubulus ginjal dan penyakit polikistik dalam keluarga. c. Riwayat kesehatan sekarang

- Aktivitas/istirahat : kelelahan yang ekstrem, kelemahan, malaise

- Sirkulasi : memiliki riwayat hipertensi lama yang berat, palpitasi, nyeri dada - Integritas ego : factor stress , contoh financial, hubungan dan sebagainya.

Perasaan tak berdaya, tak ada harapan , tak ada kekuatan

- Eliminasi : penurunan frekuensi urin, oligouria, anuria, abdomen kembung, diare/ konstipasi

- Makanan atau cairan : BB naik (edema), BB turun (malnutrisi), anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut (nafas amoniak), penggunaan diuretic

- Neurosensori : sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot atau kejang, sindrom kaki gelisah, kebas arasa terbakar pada telapak kaki, kelmahan terutama pada ekstremitas bawah (neuropati perifer).

- Nyeri/ kenyamanan : nyeri panggul, sakit kepala, kram otot (memburuk pada malam hari)

- Pernafasan : nafas pendek, dispnoe nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum kental dan banyak

(8)

7. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul 1. Kerusakan integritas kulit b.d uremia

2. Kelebihan volume cairan b.d penurunan kemampuan ginjal

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, mual dan muntah 4. Nyeri b.d proses perjalanan penyakit

5. Gangguan pertukaran gas

6. Intoleransi aktivitas b.d suplai oksigen ke jaringan tidak adekuat 7. Ketidakefektifan perifer

8. Intervensi keperawatan

1. Kerusakan integritas kulit b.d uremia Intervensi :

- Kaji kulit dari kemerahan, kerusakan, memar, turgor dan suhu - Jaga kulit tetap kering dan bersih

- Beri perawatan kulit dengan lotion untukp mneghindari kekeringan - Bantu pasien untuk mengubah posisi tiap 2 jam jika pasien tirah baring - Beri perlindungan pada tumit dan siku

- Tangani area edema dengan hati-hati

2. Kelebihan volume cairan b.d penurunan kemampuan ginjal Intervensi :

- Pantau balance cairan / 24 jam - Timbang BB harian

- Pantau peningkatan tekanan darah - Monitor elektrolit darah

- Kaji edema perifer dan distensi vena leher - Batasi masukan cairan

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, mual dan muntah Intervensi :

- Kaji status nutrisi - Kaji pola diet nutrisi

(9)

- Menyediakan makanan kesukaan klien dalam batas –batas diet

- Anjurkan cemilan tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium diantara waktu makan

4. Nyeri b.d proses perjalanan penyakit Intervensi :

- Identifikasi nyeri dengan komprehensif (P,Q,R,S,T)

- Bantu klien untuk menemukan koping untuk mengatasi nyeri (ralaksasi nafas dalam)

- Evaluasi keefektifan control nyeri

- Kolaborasi dengan tenaga medis memberikan terapi untuk mengurangi nyeri 5. Intoleransi aktivitas b.d suplai oksigen ke jaringan tidak adekuat

Intervensi :

- Kaji factor yang menimbulkan keletihan

- Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang dapat ditoleransi - Anjurkan aktivitas akternatif sambil istirahat

- Anjurkan istirahat setelah dialysis

- Beri semangat untuk mencapai kemajuan aktivitas bertahap yang dapat ditoleransi - Kaji respon pasien untuk peningkatan aktivitas

6. Gangguan pertukaran gas Intervensi :

- Monitoring pola nafas : bradipnea, takipnea, kumasul, hiperventilasi, cheyne stroke, blot

- Monitor suara nafas seperti dengkur - Auskultasi suara nafas

Airway management :

- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi - Monitor respirasi dan status O2

(10)

9. Kepustakaan

Price, Sylvia Anderson, Wilson. Lorraine Mc Carty, 2006. Patofisiologi konsep klinis

proses-proses penyakit, Ed.6, volume 1 &2, EGC,Jakarta

Wijaya, Andra Safery. Yessie Mariza Putri, 2013. Keperawatan medical bedah I, Nuha medika, Yogyakarta

Padila, 2012. Buku ajar keperawatan medical bedah, Nuha medika, Yogyakarta

Smeltzer, Suzanna C, 2002. Buku ajar keperawatan medical bedah. Brunner & suddart edisi 8 volume 1,2,3. EGC, Jakarta.

Long, B C. 1996. Perawatan medical bedah (suatu pendekatan proses keperawatan).— Smeltzer, Suzanna C, 2005. Buku ajar keperawatan medical bedah. Brunner & suddart.

Alih bahasa agung waluyo,dkk. Ed 8. Jakarta: EGC

Suyono, Slamet. 2001. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 3. Jilid III. Jakarta : balai penerbit FKUI

Tambahan diagnose DO:

- Klien bernafas menggunakan cuping hidung - Klien Nampak gelisah

- Pernafasan klien takikardi DS:

- Klien mengatakan sesak nafas

- TTV

Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi perfusi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan.. dengan criteria hasil : 1. Monitoring tanda-tanda vital klien dalam batas normal

(11)

4. Berikan posisi yang nyaman pada klien untuk memaksimalkan ventilasi 5. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan klien

6. Catat adanya kelaianan pada pernafasan klien 7. Ajarkan klien untuk bernafas dengan normal

8. Ajarkan pada klien untuk melakukan penyapihan oksigen

Referensi

Dokumen terkait

5. Nilai indeks dimensi dakwah pada masyarakat Desa Tambarana yaitu 0,96. Nilai indeks tersebut termasuk kedalam kategori sangat baik yang artinya desa tidak diprioritaskan

Kapal yang berlayar di perairan wajib pandu secara tepat dan teratur kurang dari 24 jam serta dinakhodai oleh seseorang Nakhoda yang memiliki

Berdasarkan teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian mengenai pengaruh kredibilitas model iklan terhadap niat beli konsumen, maka dapat dirumuskan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas antibakteri Chito- Oligosakarida (COS) terhadap Escherichia coli ATCC 25922, Staphylococcus aureus ATCC 25923

AAAAAAAAAAA,A

Tabel Hasil Uji Independent Samples T-Test Kadar Air Bagian Paha.. Independent

Dikarenakan aktivitas penuangan dilakukan dengan frekuensi yang tinggi, hal inilah yang membuat hasil analisa dan penarikan kesimpulan dari penuangan bahan memiliki level yang

Bahan yang digunakan untuk uji mukolitik adalah sirup ekstrak etanolik bunga kembang sepatu warna merah, mukus usus sapi dewasa, dapar fosfat pH 7 yang terbuat