Masihkah Keluarga Menjadi Ruang Pendidikan yang Efektif bagi Anak?
anak, anggaran belanja bulanan, dan kebutuhan-kebutuhan rumah tangga lainnya. Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, ketiga fungsi keluarga tersebut sebenarnya saling berhubungan satu sama lain. Yang pada akhirnya akan mempengaruhi pendidikan anak. Pendidikan pertama yang di ajarkan kepada anak berawal dari keluarga atau yang biasa disebut dengan pendidikan informal. Fungsi pendidikan yang berasal dari keluarga ini bertujuan untuk membentuk karakter dan kepribadian anak yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat berbangsa dan bernegara. Sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik yang nantinya akan berguna untuk lingkungan disekitarnya.
Berkaitan dengan argumen yang telah dipaparkan di atas. Sekarang coba kita melihat perkembangan anak-anak di sekitar kita beberapa tahun terakhir ini. Seiring dengan perkembangan zaman, macam-macam fenomena dan gejala-gejala sosial seringkali terjadi di masyarakat terutama anak-anak. Tak jarang kita menemui anak yang masih kecil maupun anak usia remaja yang melakukan penyimpangan sosial. Banyak faktor yang mempengaruhi masalah-masalah sosial ini. Bisa jadi penyimpangan ini dipengaruhi faktor internal atau mungkin dari faktor eksternal. Namun, gejala-gejala sosial tersebut sudah dianggap sebagai hal yang biasa oleh sebagian masyarakat dan bahkan sudah tidak dikatakan sebagai fenomena lagi. Disini saya akan mencoba mengangkat satu permasalahan sosial yang terjadi pada anak. Dan ada sedikit cerita dari pengamatan saya tentang anak-anak yang berada di lingkungan saya.
anak tetangga saya (katakanlah A dan B) yang masih duduk dibangku sekolah dasar. Si A ini bila berada dirumah di asuh oleh pembantunya ketika orangtuanya sedang bekerja, dan seringkali si A tidak mau menuruti apa yang dikatakan oleh pembantunya, bahkan dia juga sering mengucapkan kata-kata kasar dihadapan orang lain termasuk pembantunya itu ketika sedang marah. Tetapi, ketika dihadapan orangtuanya, dia justru bersikap sopan dan manis, tidak menunjukkan sikap buruknya seperti yang dia lakukan kepada orang lain di belakang. Lalu si B, juga tak jauh beda dengan si A, dia juga sering membantah perkataan orangtua. Semua apa yang menjadi keinginannya harus dituruti, tanpa memikirkan kondisi orangtuanya, serta penting atau tidak keinginannya itu.