• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Stabilitas Lereng dengan Menggu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Stabilitas Lereng dengan Menggu"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Page | 1 ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN MENGGUNAKAN SLOPE/W 2004 UNTUK BIDANG

GELINCIR MELINGKAR BERDASARKAN GRID&RADIUS

Alva Kurniawan1

1

Teknik Geologi UGM, email: alvakurniawan@live.co.uk

Abstraksi

Analisis stabilitas lereng sangat penting dalam kajian geoteknik untuk mengetahui tingkat

kestabilan suatu lereng secara alami maupun saat beban diberikan. Pemahaman tentang

stabilitas lereng diperlukan untuk menentukan teknik perekayasaan untuk mendapatkan

lereng yang aman bagi suatu kegiatan konstruksi. Salah satu faktor pengontrol stabilitas

lereng adalah bentuk bidang gelincir, pada makalah ini bidang gelincir yang dikaji adalah

bidang gelincir melingkar. Pada dasarnya stabilitas lereng merupakan interaksi antara

driving force dan resisting force, saat nilai driving force lebih besar dibanding resisting force

maka lereng akan bersifat tidak stabil. Interaksi antara driving force dan resisting force

direpresentasikan oleh nilai SF. Pada makalah ini terdapat tiga permasalahan lereng dengan

karakteristik tanah yang sama namun bentuk lereng berbeda. Perhitungan SF dengan

metode Morgenstern-Price dilakukan pada ketiga lereng tersebut dimana masing-masing

lereng dibuat model bidang gelincir dengan teknik Grid & Radius pada software SLOPE/W.

Pembuatan model bidang gelincir melingkar dapat dengan mudah dilakukan dengan

bantuan software SLOPE/W. Perhitungan SF Hasil analisis dengan bantuan software

SLOPE/W menunjukkan bahwa perbedaan bentuk lereng menyebabkan perbedaan driving

force sedangkan karakteristik tanah yang sama pada tiap lereng menyebabkan resisting

force tidak berbeda. Saat driving force meningkat sedangkan resisting force sama atau

konstan maka lereng akan semakin tidak stabil.

(2)

Page | 2 ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN MENGGUNAKAN SLOPE/W 2004 UNTUK BIDANG

GELINCIR MELINGKAR BERDASARKAN GRID&RADIUS

1. Pendahuluan

Analisis stabilitas lereng merupakan salah satu analisis penting dalam kajian

geoteknik. Analisis stabilitas lereng dilakukan untuk mengetahui tingkat kestabilan suatu

lereng secara alami maupun saat beban diberikan. Jika tingkat kestabilan suatu lereng

telah diketahui maka teknik perekayasaan untuk mendapatkan lereng yang aman bagi

suatu kegiatan konstruksi dapat ditentukan.

Kestabilan suatu lereng dikontrol oleh banyak parameter salah satunya adalah

bagaimana bentuk bidang gelincir pada lereng tersebut. Secara umum terdapat lima

macam bentuk bidang gelincir yaitu melingkar, planar, komposit, blok, dan shoring wall

(Gambar 1). Tulisan ini hanya akan membahas tentang bidang gelincir yang berbentuk

melingkar.

(3)

Page | 3

Kestabilan suatu lereng secara matematis merupakan fungsi dari gaya yang

mendorong untuk longsor atau driving force dan gaya yang menahan longsor resisting

force (Cheng & Lau, 2008). Kestabilan suatu lereng dinyatakan dalam safety factor (SF).

Perhitungan safety factor suatu lereng dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai

metode. Metode yang umum digunakan untuk perhitungan SF antara lain Fellenius,

Bishop’s Simplified, Janbu’s Simplified, Corps of Engineering, Lowe & Karfiath, Spencer,

Sarma, dan Morgenstern & Price. Pada bidang gelincir melingkar metode perhitungan SF

yang digunakan secara luas di seluruh dunia adalah Fellenius dan Bishop. Pada

perhitungan SF untuk bidang gelincir yang tidak melingkar maka metode yang sering

digunakan adalah Janbu dan Morgenstern-Price.

Analisis stabilitas suatu lereng dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan

program SLOPE/W 2004. Model bentuk bidang gelincir dapat dibuat dengan

menggunakan teknik grid & radius dan entry & exit. Tulisan ini hanya akan membahas

lebih lanjut tentang penggunaan teknik grid & radius untuk membuat model bidang

gelincir. Dari model bidang gelincir yang ada maka nilai SF dapat dihitung untuk berbagai

macam Fellenius (ordinary), Janbu, Bishop, dan Morgenstern-Price.

2. Konsep Dasar Stabilitas Lereng

Kestabilan suatu lereng dapat diketahui dari perhitungan nilai safety factor atau

SF. Berdasarkan Cheng & Lau (2008), SF dapat dihitung dengan persamaan sebagai

berikut:

SF = ,

dimana F adalah jumlah resisting force, dan Fd adalah jumlah driving force. Menurut Das

(2006, 2008), SF dapat dinyatakan sebagai fungsi dari rerata kuat geser dari tanah ( f)

dan rerata dari tegangan geser yang berkembang pada bidang diskontinyu potensial ( d)

dengan persamaan sebagai berikut:

SF = =

(4)

Page | 4 ’ : drained angle of friction (DAF)

’d : DAF yang berkembang pada bidang diskontinyu potensial

’ : tegangan normal efektif pada bidang diskontinyu potensial

Kriteria kestabilan lereng dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan nilai SF yaitu

stabil, kritis, dan tidak stabil (Das 2006; Das, 2008). Lereng stabil saat SF bernilai > 1 (Das,

2006; Das, 2008; Cheng & Lau, 2008). Lereng bersifat tidak stabil saat SF bernilai < 1

(Das, 2006; Das, 2008; Cheng & Lau, 2008). Lereng dalam kondisi yang kritis saat SF = 1

(Das 2006; Das, 2008).

3. Konsep Dasar Bidang Gelincir Melingkar berdasarkan Grid & Radius pada SLOPE/W 2004

Model bidang gelincir yang berbentuk melingkar dapat dibuat pada software

SLOPE/W dengan teknik grid & radius (Krahn, 2004). Bidang gelincir melingkar dibuat

berdasarkan lingkaran yang memotong lereng dari suatu titik pusat tertentu yang

menyinggung garis radius (Gambar 2). dan teratur dalam bentuk grid maka lingkaran

yang memotong lereng dapat dibuat sebanyak jumlah titik pusat yang ada. Nilai SF untuk

masing-masing lingkaran yang dibuat berbeda-beda, dan dengan menggunakan

SLOPE/W maka nilai SF yang paling sesuai dapat ditentukan dengan melihat pada

karakteristik tanah pada lereng yang mencakup berat satuan (γ), kohesi (c), dan angle of

friction ( ).

Gambar 2. Teknik grid & radius untuk model bidang gelincir melingkar

(5)

Page | 5 4. Permasalahan Stabilitas Lereng pada Suatu Lokasi Tambang Terbuka

Suatu potongan lereng pada tambang terbuka tersusun oleh tanah yang memiliki

karakteristik γ sebesar 16 kN, c sebesar 10 kN, dan sebesar 15°. Geometri potongan

lereng tersebut tampak pada Gambar 3.1, 3.2, dan 3.3. Bagaimanakah model bidang

gelincir melingkarnya dan berapa nilai SF untuk bidang gelincir tersebut?

5. Penggunaan SLOPE/W 2004 untuk Analisis Stabilitas suatu Lereng dengan Bidang Gelincir Melingkar Berdasarkan Grid dan Radius.

a. Langkah Kerja

Buka software GeoStudio 2004

Pilih “create a SLOPE/W analysis”

Pilih “set”, dan lakukan pengaturan untuk “page, scale, grid, axes”

Pilih “KeyIn”, kemudian lengkapi “project id”. Pada bagian “method” pilih “Limit

Equibrilium” dan pilih “Morgenstern-Price” dengan “side function = Half-sine

function”. Setting default pada bagian “PWP, FOS Distribution, dan Advanced”

jangan dirubah kecuali jika ingin melakukan tambahan parameter untuk

dianalisis. Pada bagian “Slip Surface” pilih arah gerakan longsoran pada “Direction of movement”. Untuk “Slip Surface Option” pilih “Grid and Radius”,

untuk setting parameter lain biarkan secara default”. Pilih “Ok”setelah selesai.

Gambar 3.1

(6)

Page | 6 Pilih “Material Properties” pada “KeyIn”, pilih “Strenght Model” dalam “Mohr

-Coloumb” beri kode angka 1 dan berikan label “soil”. Lengkapi parameter dasar

tanah yang terdiri dari berat satuan (γ), kohesi (c), dan angle of friction ( ). Pilih

“Copy” setelah selesai dan “Ok”.

Gambar lereng dengan menggunakan “Draw Regions”, tentukan radius lingkaran dengan menggunakan “Draw Slip Surface Radius”, dan buat grid titik pusat lingkaran dengan menggunakan “Draw Slip Surface Grid”

Pilih “Verify” untuk melihat ada tidaknya kesalahan dalam pendefinisian masalah, jika tidak ada kesalahan pilih “SOLVE”.

Nilai SF akan muncul untuk berbagai metode yaitu Fellenius (ordinary), Janbu,

Bishop, dan Morgenstern-Price.

Pilih “CONTOUR” untuk melihat model bidang gelincir melingkar.

b. Hasil Analisis

Hasil analisis bidang gelincir melingkar menggunakan Grid & Radius pada

SLOPE/W untuk permasalahan Gambar 3.1, 3.2, dan 3.3 tersaji pada Gambar 4.1, 4.2,

dan 4.3. Metode perhitungan SF dilakukan dengan metode Morgenstern-Price.

Pemilihan metode Morgenstern-Price dalam analisis dilakukan karena metode ini

mempertimbangkan enam kriteria yaitu keseimbangan momen, keseimbangan gaya,

gaya normal antar potongan (X), gaya geser antar potongan (E), inklinasi dari

resultan X/E, dan hubungan antara X-E (Krahn, 2004). Penjelasan lebih dalam

tentang penggunaan metode Morgenstern-Price dalam analisis akan dibahas dalam

sub bab selanjutnya.

c. Pembahasan

Penentuan titik sebagai pusat lingkaran dan radius lingkaran untuk

menghasilkan model bidang gelincir dilakukan dengan mengukur jarak antara puncak

lereng dengan kaki lereng. Lingkaran yang dibuat harus memotong puncak hingga

kaki bukit dan tidak boleh memotong batas terluar dari puncak lereng maupun kaki

lereng (Gambar 5.1). Selain pusat lingkaran dan radius lingkaran, model bidang

gelincir dihasilkan berdasarkan data karakteristik tanah yang mencakup berat satuan

(7)

Page | 7

Gambar 4.1 Solusi untuk permasalahan pada Gambar 3.1, SF = 0.939

1

Slice 1 - Morgenstern-Price Method

1.3887

9.3875

5.1693

(8)

Page | 8

Gambar 4.2 Solusi untuk permasalahan pada Gambar 3.2, SF = 0.961

1

Slice 1 - Morgenstern-Price Method

15.237

21.914

25.067

28.229

(9)

Page | 9

Gambar 4.3 Solusi untuk permasalahan pada Gambar 3.3, SF = 0.406

1

Slice 1 - Morgenstern-Price Method

71.232

96.925

73.231

95.569

(10)

Page | 10

Perhitungan SF untuk bidang gelincir melingkar pada umumnya dilakukan

dengan metode Janbu. Namun untuk penyelesaian permasalahan dalam makalah ini

digunakan metode Morgenstern-Price. Alasan dipilihnya metode Morgenstern-Price

untuk analisis adalah dipertimbangkannya enam kriteria yaitu keseimbangan

momen, keseimbangan gaya, gaya normal antar potongan (X), gaya geser antar

potongan (E), inklinasi dari resultan X/E, dan hubungan antara X-E (Krahn, 2004).

Hasil pertimbangan enam kriteria tersebut akan memberikan perhitungan SF dengan

(11)

Page | 11

tingkat error yang minimum (Krahn, 2004). Keunggulan lain dari digunakannya

metode Morgenstern-Price untuk analisis stabilitas lereng menurut Krahn (2004)

adalah variasi dari gaya antar potongan dapat dimodelkan. Perhitungan safety factor

pada dasarnya adalah perhitungan jumlah gaya antar potongan pada model lereng

yang dibuat. Lereng yang dibuat dibagi menjadi potongan-potongan kecil untuk

memudahkan perhitungan (Gambar 5.2). Gaya yang bekerja dapat dengan mudah

dihitung untuk tiap luas dari potongan tersebut dikali dengan satu unit agar

diperoleh volume. Perbandingan jumlah seluruh gaya yang bekerja sebagai driving

force dan resisting force pada potongan-potongan tersebut menghasilkan nilai SF.

Hasil perhitungan nilai SF dengan metode Morgenstern-Price memberikan

hasil yang tidak stabil untuk permasalahan Gambar 3.1 hingga Gambar 3.3.

Perhitungan SF untuk permasalahan Gambar 3.1 memberikan hasil 0.939 (Gambar

4.1). Selanjutnya perhitungan SF untuk permasalahan Gambar 3.2 memberikan hasil

sebesar 0.961 (Gambar 4.2). Sedangkan Perhitungan SF untuk permasalahan Gambar

3.3 memberikan hasil 0.406 (Gambar 4.3). Berdasarkan tiga hasil perhitungan nilai SF

tersebut, nilai SF terbesar pada Gambar 4.2 sedangkan nilai SF terendah pada

Gambar 4.3. Perbedaan nilai SF dikarenakan perbedaan tinggi puncak lereng

terhadap kaki lereng. Pada Gambar 3.1, tinggi pucak lereng lereng terhadap kaki

lereng adalah 12 m. Kemudian pada Gambar 3.2, tinggi puncak lereng terhadap kaki

(12)

Page | 12

lereng adalah 10 m. Pada Gambar 3.3, tinggi puncak lereng terhadap kaki lereng

adalah 100 m. Perbedaan tinggi menghasilkan perbedaan driving force. Semakin

tinggi suatu puncak lereng terhadap kaki lereng maka driving force pada lereng

tersebut akan meningkat. Perbandingan driving force pada 3 lereng tersebut di atas

adalah lereng Gambar 3.2 < Gambar 3.1 < Gambar 3.3. Kriteria berat satuan (γ),

kohesi (c), dan angle of friction ( ) pada lereng Gambar 3.1 hingga 3.3 adalah sama

sehingga resisting force pada 3 lereng tersebut adalah sama atau konstan.

Perbandingan driving force pada 3 lereng yang dikaji adalah lereng Gambar 3.1 =

Gambar 3.2 = Gambar 3.3. Saat driving force meningkat namun resisting force

konstan maka SF akan menurun sehingga pada Gambar 3.1 dengan driving force

terendah diperoleh nilai SF tertinggi, sebaliknya pada Gambar 3.3 dengan driving

force tertinggi diperoleh nilai SF terendah.

6. Kesimpulan

Analisis stabilitas lereng untuk bidang gelincir yang melingkar dapat dengan mudah

dan cepat dilakukan dengan menggunakan software SLOPE/W berdasarkan Grid &

Radius. Hasil analisis berupa hasil perhitungan nilai SF dan model bidang gelincir yang

ada berdasarkan hasil penentuan pusat lingkaran dan radius lingkaran dengan

mempertimbangkan data karakteristik tanah.

7. Daftar Pustaka

Krahn, J. (2004). Stability Modeling with SLOPE/W, An Engineering Methodology.

Alberta: GEO-SLOPE/W International, Ltd.

Cheng, Y. M., & C. K. Lau. (2008). Slope Stability Analysis and Stabilization, New Methods

and Insight. London: Routledge.

Das, B. M. (2006). Principles of Geotechnical Engineering, 5th Edition. Toronto: Thomson.

Das, B. M. (2008). Fundamentals of Geotechnical Engineering, 3rd Edition. Madrid:

Gambar

Gambar 1. Macam-macam bentuk bidang gelincir
Gambar 2. Teknik grid & radius untuk model bidang gelincir melingkar (modifikasi dari Krahn, 2004)
Gambar 3.1
Gambar 4.1 Solusi untuk permasalahan pada Gambar 3.1, SF = 0.939
+5

Referensi

Dokumen terkait

di atas, diketahui bahwa hasil akhir dari perhitungan analisis stabilitas lereng dengan bentuk variasi longsor yang sama.Untuk variasi bidang longsor I - IV dengan

Hasil dari analisis dengan Program Slope W ini merupakan solusi kondisi tanah berpasir adalah kemiringan dan terasering lereng, hal ini dibuktikan bahwa nilai

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis stabilitas lereng dan merencanakan soil nailing untuk perkuatan lereng.Metode analisis stabilitas lereng yang digunakan adalah

Hasil dari analisis dengan Program Slope W ini merupakan solusi kondisi tanah berpasir adalah kemiringan dan terasering lereng, hal ini dibuktikan bahwa nilai safety factor aman

Tujuan studi ini adalah melakukan analisis stabilitas lereng pada kondisi awal sebelum menggunakan perkuatan geogrid dan sheetpile , analisis stabilitas lereng

Judul : Analisis Stabilitas Lereng dengan Perkuatan Talud (Studi Kasus: Jalan Alternatif Lumbir – Ajibarang) Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan

Dengan plaxis 8.2 dan slope/w (geostudio), telah dilakukan analisa stabilitas lereng bendungan terhadap beban normal pada tiga kondisi yaitu:steady state, after

Penentuan titik pusat bidang longsor pada lereng drainase Analisis Stabilitas Lereng Berikut merupakan uraian perhitungan analisis stabilitas lereng dengan menggunakan metode