• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah mengenal lebih dalam perspektif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah mengenal lebih dalam perspektif"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Menggali Lebih dalam:

Mengetahui siswa sebagai peserta didik

Jan telah membahas ilmu yang telah dipelajari dengan brian dan kepala sekolah menengah lainnya dalam pertemuan kelompok mereka minggu lalu dan ia tahu ia sudah siap untuk mengambil langkah berikutnya. Dia yakin bahwa untuk mencapai tujuan tergantung sekolah dalam memahami kebutuhan belajar siswa mereka. Sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah, Barness butuh staf yang berbakat dan tahu lebih banyak tentang siswanya, bekerja sama di bidang studi, dan fokus pada pembelajaran di sekolah tersebut. "Bagaimana kita bisa lebih tahu siswa kita sebagai pelajar?" Adalah pokok dari rencana. Jan merasa beruntung bahwa Mr Chapman telah sepakat untuk bekerja sama dengan dia untuk menunjukkan kemampuan dari pendekatan ini untuk seluruh staf.

Untuk pertemuan pengembangan profesional berikutnya di Eastville School Tengah, Jan ingin memberikan stafnya contoh yang akan menunjukkan mengenai kekuatan pendekatan ini, jadi dia meminta Mr Chapman untuk membahas profil Paul’s perkembangan saraf dan bagaimana ia datang untuk mengetahui Paul sebagai pelajar. Dia mulai dengan menjelaskan kepada Pauls kekuatan secara keseluruhan dan infinitas. Kemudian ia berbagi cerita dengan kelompok tentang perjuangan Paulus, khususnya perbedaan antara partisipasi kelas dan bagaimana ia melakukan tes. Dia menggambarkan bagaimana Paulus membuat kontribusi yang kaya dan berharga selama diskusi kelas, bersinar selama proyek tim, dan mengembangkan produk karya kreatif dan efektif. Selain itu, Paulus sering mengambil peran kepemimpinan ketika bekerja dalam kelompok dan mendorong anggota timnya dengan sikap yang positif. Sebaliknya, ia berjuang dengan tes, sering mencapai hasil yang mengecewakan. Chapman juga membuat titik tenun beberapa contoh tentang bagaimana ia telah mengamati interaksi rekan Paulus, berbicara dengan orang tuanya, menatap lekat-lekat contoh karyanya, Ulasan folder kumulatif, dan berbicara dengan guru Paulus lainnya.

(2)

mereka pelajari hari itu. Ini adalah petunjuk nyata pertama Mr Chapman bahwa salah satu kekuatan Paulus adalah dalam memesan spasial.

Dalam titik pertemuan ini nampak terlihat seluruh staf Eastville bahwa Mr Chapman tahu Paul dengan baik. Ms Cox, yang guru IPS Paulus, skeptis berkomentar, "Saya bersama Paulus untuk jumlah waktu yang sama yang anda lakukan setiap minggu, dan aku tidak tahu bahwa ia milik liga sepak bola lokal dan memiliki pemikiran spasial yang baik. Itu agak menarik, tapi kedengarannya cukup memakan waktu untuk mencari tahu”.

Jan telah menonton bahasa tubuh stafnya saat mereka mendengarkan penjelasan Mr Chapman profil belajar Paulus, dan ia tidak terkejut bahwa Ms Cox mengeluarkan pertanyaan itu. Dia tahu bahwa akan ada berbagai tingkat penerimaan di kalangan stafnya, yang merupakan salah satu alasan ia begitu senang bahwa Mr Chapman sudah menemukan kesuksesan dengan pendekatan ini di kelas nya. Dia akan menjadi aset kunci untuk mendatangkan staf di tahun ini. Atas pertanyaan Ms Cox sepertinya mengurangi beberapa kecemasan, terutama ketika ia menjelaskan bahwa Paulus saat ini siswa yang paling membingungkan dan mengakui bahwa hal itu membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha untuk mengenal dengan dalam. Mr Chapman menyimpulkan bagiannya pertemuan dengan memperkuat kebutuhan untuk mengetahui siswa yang lebih baik, terutama yang berjuang, dan bagaimana membantu memahami lebih lanjut tentang ilmu pembelajaran adalah proses.

Sebagain staf pecah menjadi kelompok-kelompok kecil dan mulai diskusi mereka, tema umum muncul. Staf Jan merekomendasikan bahwa mereka semua lebih banyak belajar tentang ilmu belajar dan kerangka perkembangan saraf. Tampaknya menjadi elemen penting untuk mengenal siswa lebih dalam, dan itu jelas bahwa Mr Chapman memiliki perintah yang besar dari bagian pengetahuan. Ada beberapa orang yang bertanya-tanya tentang kemampuan mereka untuk mempelajari konsep-konsep ilmiah yang Mr Chapman punya, tapi Jan senang bahwa tidak ada pembagian nyata di antara stafnya. Mereka secara kolektif membuat rekomendasi kepadanya, yang merupakan perbaikan besar atas perang pedagogis inisiatif masa lalu. Dia merasa yakin bahwa dia bisa bertindak atas rekomendasi mereka, tapi dia pasti akan mendapatkan bantuan dari para pelaku kelompok untuk memikirkan rencana yang realistis.

Bab ini akan membahas

• Mengembangkan profil perkembangan saraf siswa

• Sumber Pertambangan data untuk menginformasikan profil siswa • Seni "anak menonton": menjadi pengamat hati-hati siswa

(3)

Afinitas: Topik bahwa seseorang mengejar dengan semangat (misalnya, ikan paus) atau keterampilan dan kegiatan yang seseorang suka lakukan, bahkan jika mereka tidak terlalu baik pada mereka (misalnya, memasak). Baca lebih lanjut tentang meningkatkan afinitas pada Bab Lima.

Sebuah Potret pelajar

Setiap siswa memiliki kombinasi unik dari kekuatan, afinitas, dan kelemahan masing-masing adalah suatu maha karya yang dimilikinya. Pemimpin masa depan kami berpikir secara berbeda, bekerja dengan cara berbeda, dan berbagi kekuatan mereka dengan cara masing-masing, keragaman yang akan memungkinkan kita untuk memenuhi kebutuhan ekonomi global dan tenaga kerja di tahun-tahun mendatang.

Pendidik memiliki hak istimewa dan tanggung jawab merayakan dan memelihara pikiran unik yang lahir dari ruang kelas dan sekolah. Satu mungkin berpikir sekolah dan ruang kelas adalah galeri untuk maha karya dan diberi kepercayaan untuk merawat kami yang melibatkan tidak hanya perlindungan dan memelihara tapi kesempatan untuk berkembang. Dengan cara yang sama kita menghargai seni untuk kualitas yang unik, kita juga bisa datang untuk menghargai peserta didik untuk belajar masing-masing profil kekuatan, afinitas, dan kelemahan yang mempengaruhi bagaimana siswa terlibat dengan tuntutan sekolah. Ada siswa yang bahasa reseptif mendukung kesenangan membaca, terutama misteri. Siswa lain menunjukkan kekuatan dalam bahasa ekspresif, mudah menggunakan kata-kata untuk fasih berbagi ide atau pengalaman. Siswa lain berjuang untuk menghasilkan kata-kata dan kalimat tetapi dapat menggunakan gambar dan diagram untuk mengkomunikasikan ide-ide dan perasaan seefektifnya. Masing-masing siswa ini menambah hidup kelas, terutama ketika dia atau kekuatan dan kedekatan diakui dan dipelihara.

PICTURE THIS !

(4)

Guru seperti Mr Chapman terus berusaha untuk memahami profil belajar yang unik dari siswa mereka untuk melukis potret dari apa yang memungkinkan setiap siswa menjadi sukses. Sebuah apresiasi dan keinginan untuk lebih memahami beragam pelajaran sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang terpusat pada pelajar. Di samping nilai, siswa menghadapi harapan akademis yang ketat. Sebuah pemahaman yang mendalam mengenai kebutuhan belajar siswa memungkinkan guru untuk mengembangkan strategi yang diperlukan untuk mendukung mereka sukses dalam mencapai harapan ini. Pada saat yang sama, konten harus relevan dengan yang mereka pelajari itu. Memanfaatkan kedekatan siswa dapat menguatkan hubungan antara konten dan ketertarikan, membuat pembelajaran lebih relevan dan meningkatkan motivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan ilmiah, baik sekarang dan sepanjang hidup. Ketat dan relevan pengalaman belajar diperlukan hubungan guru dengan murid yang sehat, hubungan yang dibangun agar guru mengetahui siswa dengan baik. Pendidik dilengkapi dengan berbagai alat untuk memahami siswa, termasuk data dari penilaian, nilai, dan observasi. Selama bertahun-tahun, nilai IQ telah menjadi bagian dari komponen yang diterima secara luas untuk mengukur kemampuan dan prestasi. Sedangkan jenis informasi pasti bisa membantu menginformasikan gambar, itu adalah jauh dari deskripsi lengkap dari setiap siswa. Douglas Reeves menyatakan dalam bukunya The Learning Leader, "Tidak semua angka dapat dihitung, tidak semua yang dapat diamati dapat dinyatakan dalam istilah kuantitatif." Menerapkan konsep ini untuk memahami siswa, kita harus mempertimbangkan apa yang dapat dipelajari dari berbagai sumber informasi.

Kunci Mengetahui Pembelajar Data Mining dari Beberapa Sumber

(5)

kebutuhan belajar siswa. Sepotong teka-teki untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang siswa sebagai peserta didik adalah data kuantitatif yang kita kumpulkan dari sumber variou. Dengan menggunakan data untuk membuat keputusan tentang cara belajar mengajar yang baru di antara para pendidik. Saat ini trend dalam pendidikan mendorong sekolah untuk menggunakan penilaian formatif sebagai sarana yang diambil secara cepat, snapshot sering kemajuan siswa dan menggunakan data tersebut segera untuk menginformasikan keputusan kurikuler dan instruksional apa Earl sebut sebagai "penilaian untuk belajar." Banyak sekolah melakukan interim penilaian sepanjang tahun akademik sebagai cara untuk melacak kemajuan yang sedang berlangsung siswa dalam menguasai konsep dan keterampilan yang ditetapkan oleh standar negara bagian atau lokal. Hasil akhir - of - kelas atau akhir - tes tentu juga berfungsi untuk mengukur kemajuan siswa (yaitu, penilaian pembelajaran).

Semakin spesifik data, semakin baik pula kita memahami bagaimana siswa belajar dan lebih mempunyai target perantara yang dilakukan. Dengan menggunakan data untuk membuat keputusan tentang belajar mengajar bukan ide baru diantara para pemimpin belajar. Saat ini trend dalam pendidikan mendorong sekolah untuk menggunakan penilaian formatif yang berarti pengambilan cepat keputusan, tingkat sasaran kemajuan siswa dan penggunakan data tersebut dapat segera menginformasikan keputusan kurikuler dan instruksional apa yang Earl sebut sebagai "penilaian belajar" Banyak sekolah melakukan penilaian sementara sepanjang tahun akademik sebagai cara untuk melacak kemajuan yang sedang berlangsung pada siswa dalam penguasaan konsep dan keterampilan yang ditetapkan negara untuk mengukur kemajuan siswa (yaitu, penilaian pembelajaran).

Ada penilaian yang jelas dalam mengambil sasaran berkala tentang informasi penting untuk kemajuan siswa dapat dikumpulkan tentang bagaimana siswa belajar dan seberapa baik dia mengingatnya. Hasilnya juga dapat berfungsi sebagai bendera merah untuk menunjukkan daerah keterampilan lemah dan memberikan petunjuk untuk mulai bekerjasama dengan mahasiswa. Sebagai contoh, skor rendah pada penilaian membaca untuk menunjukkan bidang akademis ini sebagai "hot spot." Idealnya, data yang lebih rinci juga tersedia, seperti kinerja pada item yang terkait dengan pengkodean, pengembangan kosakata, atau pemahaman teks informasi. Semakin spesifik data, semakin baik kita memahami bagaimana siswa belajar dan lebih dapat bertarget dalam rencana intervensi. Penggunaan kerangka perkembangan saraf yang mendukung tingkat spesifisitas.

(6)

Pertimbangkan contoh ini; nilai siswa kelas enam pada tingkat 2 pada penilaian sementara matematika.

Kemungkinan Hipotesis: Mahasiswa belum menguasai subskills tertentu dalam matematika. Dengan penyelidikan lebih lanjut dalam data, kita menemukan bahwa siswa telah melewatkan beberapa item yang diperlukan dalam menafsirkan data dari diagram atau grafik. Tanggapan dari masalah kata yang melibatkan probabilitas yang juga salah. Kemungkinan Hipotesis: Siswa tidak membaca masalah kata hati-hati dan kehilangan informasi penting.

Menerapkan lensa perkembangan saraf dapat membuka pintu untuk menentukan potensi kerusakan poin untuk poin siswa yang dapat ditingkatkan secara spesifik, strategi yang ditargetkan.

Kemungkinan kerusakan poin:

a. Siswa tersebut bergumul dengan permintaan spasial dalam membaca diagram atau grafik (bagaimana informasi dalam diagram atau grafik terkait dengan judul, sumbu vertikal dan horisontal, untuk informasi lain yang disediakan, dan sebagainya).

b. Siswa menemukan kesulitan untuk mengelola pengolahan perhatiannya untuk bisa fokus pada data yang relevan pada grafik perlu menanggapi pertanyaan itu.

c. Mahasiswa berjuang untuk memahami kosakata teknis matematika (misalnya, median, jangkauan, modus).

d. Daya ingat siswa bekerja aktif sehingga mengalami kelebihan beban ketika memecahkan macam-macam masalah (yaitu, ada banyak informasi yang dibicarakan sehingga banyak ruang pada desktop-nya), sehingga informasi akan hilang.

Pameran 4.1. Contoh Profil Perkembangan Mental

Membangun/ Fungsi Kelemahan ↔ Kelebihan Catatan

Perhatian: Energi Mental x Masalah Menyebabkan kegelisahan? Mencoba waspada?

Perhatian: Proses x Lebih tertatik pada topik;

mengambil keputusan paling penting

Perhatian: Produksi x Membutuhkan pekerjaan

dalam strategi mengawasi diri

Memori: Jangka Pendek x Lebih keras jika arahan melalui lisan

(7)

menulis menyebabkan

(8)

umum seperti "Dia tidak hanya melakukan apa pun" untuk deskripsi siswa sebagai peserta didik.

Barbara memperkenalkan stafnya untuk Semua Jenis kerangka pikir pada tahun 2007, mendorong anggota kelas luar (termasuk guru khusus pendidikan, anggota tim intervensi akademik, dan guru ESL) untuk bergabung dengannya dalam mengikuti berbagai macam pemikiran. Kelompok ini berpendapat bahwa kerangka kerja untuk menjadi jaringan yang hilang dalam strategi pendekatan mereka untuk belajar siswa. Mereka mulai memikirkan kembali pendekatan dan strategi mereka, menganalisis yang terbaik untuk mengakomodasi siswa dan poin apa yang menjadi hal penting dalam campur tangan. "Kami menemukan kenyataan diri dalam berpikir hati-hati tentang apa yang kita coba lakukan dengan masing-masing peserta secara individual," Barbara menjelaskan.

Dengan keputusan untuk memulai dengan Limabelas atau duapuluh siswa tampil di Tingkat 1 dan 2, staf mulai menggali mendalam melalui pendekatan baru untuk mengumpulkan data tentang siswa. "Kami harus mencari tahu mengapa siswa tersebut tidak memunculkan kemampuan. Di mana rincian untuk masing-masing siswa tersebut? "Komentar Barbara. Tim layanan pendukung, bekerja bersama-sama dengan guru kelas pendidikan umum, mulai menggunakan alat dan proses yang diperoleh melalui pelatihan mereka untuk mengidentifikasi profil belajar siswa, menghubungkan profil tersebut dalam keterampilan akademik yang lemah, dan mengembangkan rencana pembelajaran yang cocok untuk siswa bagaimana belajar terbaik. Seiring waktu, mereka mulai melihat kemajuan dalam kemajuan kelas yang berlanjut dan diwakili oleh keuntungan untuk subkelompok tertentu pada penilaian akhir tahun. Banyak siswa yang sebelumnya mencetak nilai pada Level 1 atau 2 mengalami peningkatan nilai mereka pada Level 3 atau 4, sebuah tren yang telah berlangsung selama dua tahun terakhir.

(9)

Penggalian nilai mendalam terlihat pada pengalaman Liz Swearingen, seorang guru di Tulsa, Oklahoma. Liz, bersama dengan dari rekannya dari sekolah dan kabupatennya, mengikuti kursus pengembangan profesional dari Semua Jenis pemikiran. Melalui pengalamannya dengan Semua jenis pendekatan pemikiran yang dianggap masih cukup baru, ia mulai mengamati murid-muridnya dengan hati-hati dan mempunyai pemikiran berbeda tentang apa yang dilihatnya.

Suatu kesempatan untuk mencoba pendekatan baru untuk datang mengajar ketika beberapa siswa di kelas lima meraih hasil buruk pada tes kekuatan termal. Siswa menunjukkan konsep ilmu mereka di kelas satu hari tidak dapat mengkomunikasikan bahwa pemahaman yang sama pada tes pilihan ganda berikutnya. "Dimana rincian untuk siswa ini?" Ia bertanya-tanya. Berdasarkan pengamatannya dari mereka selama kegiatan kelas, Liz telah melihat bukti bahwa murid-muridnya memahami konsep, tetapi nilai tes tidak menunjukkan hasil yang sama. Apa itu tentang tes yang menghambat para siswa dalam menunjukkan tentang apa yang mereka ketahui?

Liz menghabiskan beberapa minggu mengamati dan merenungkan kekuatan dan kelemahan murid-muridnya, kemudian diterapkan pemahamannya kerangka untuk informasi yang dia kumpulkan. Dia menyadari ada ketidaksesuaian antara bagaimana murid-muridnya belajar terbaik dan bagaimana ia meminta mereka untuk menunjukkan pengetahuan. Berbekal hipotesis profil belajar siswanya, keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru, dan kebutuhan untuk pilihan yang memungkinkan siswa untuk bermain dengan kekuatan mereka, Liz mulai dengan perubahan sederhana: memungkinkan siswa untuk menggambarkan tiga cara kekuatan termal ditransfer dan menamai transfer yang terjadi dan apa yang disebut. Pilihan ini untuk menunjukkan pengetahuan tentang konsep ini, menggunakan pendekatan spasial daripada mengandalkan bahasa dan memori, mengakibatkan dua belas siswa lulus tes yang dinyatakan mungkin tidak dimiliki.

(10)

Memahami bahwa posisi siswa sebagai pembelajar , yaitu dengan memanfaatkan kerangka kerja berdasarkan penelitian ilmu kognitif didalam imu pembelajaran. Kerangka ini memberikan pendidika atau pengetahuan dan cara untuk menjelaskan kelebihan dan kelemahan dalam diri siswa . selain itu kerangka ini juga mempertimbangkan potensi kelemahan dan kelebihan tersebut dengan tuntutan yang diprogamkan di sekolah dalam waktu tertentu.

Kerangka ini mendukung guru dalam membuat keputusan berdasaran bukti tanpa terikat hanya dengan potensi tunggal siswa. dengan model pengamatan siswa secara menyeluruh, guru dapat memahami secara baik kelebihan dan kelemahan yang mempengaruhi motivasi belajar siswa disekolah.

Penggunaan kerangka kerja ini adalah untuk mengapresiasi kelebihan dan kelemahan pembelajar (siswa), dan agar guru lebih teliti dalam mengamati serta menjelaskan kondisi siswa berdasarkan bukti untuk membuat keputusan yang strategis. Selain tujuan tersebut, model kerangka kerja ini berfungsi memfasilitasi kebutuhan pembelajaran siswa dan melindungi siswa dari berbagai pengaruh negatif, seperti : judmen negatif, penghinaan dll, yang meyebabkan rasa inferioritas siswa muncul.

Dari awal penyampaiannya dalam komponen kerangka kerja (siswa sebagai pembelajar) tercermin bahwa guru tidak memandang sebelah mata atau hanya setengah dalam mengamati, membelajari kondisi potensi (kelemahan/kelebihan), tetapi tugas terpenting dari eksistensi guru adalah mengamati serta membelajari secara komprehensif apa yang ada dalam diri siswa dan apa yang seharusnya ia lakukan, serta memberikan stimulus agar siswa sadar potensinya untuk mengembangkan proses belajarnya sebagai bagian dari pendidikan sepanjang hayat.

“Mengamati siswa yang efektif memerlukan penilaian dan interpretasi peristiwa yang berfokus pada gambaran fenomena yang kita lihat”

4 langkah model pemecahan masalah

Apa yang dilakukan ? Apa yang kita lakukan

1 Apa yang kita lihat ? bukti kekuatan, kedekatan, dan kelemahan dalam menghindari asumsi dan interpretasi awal.

pengamatan di sekolah (di berbagai kelas, waktu yang berbeda hari, dan dari beberapa guru).

(11)

2 Apa yang kita pikirkan ? mengidentifikasi pola/ tema yang muncul yang menghubungkan pola fungsi perkembangan saraf terkait. Pembentukan hipotesis tentang profil belajar siswa

3 Apa yag kita lakukan ? strategi yang akan diterapkan di sekolah atau dirumah (mengenai pembahasan permasalahan belajar dengan orang tua atau pengasuh siswa )

4 Apa yang akan kita rencanakan selanjutnya ?

mengidentifikasi/ pengecekan hasil apa yang akan terjadi setelah kita menerapkan berbagai langkah tersebut?

Guru-guru sebagai peneliti

Guru-guru adalah sebuah posisi yang unik untuk meneliti dan secara nyata menjelaskan tentang murid-murid. Mereka adalah para profesional yang melihat murid-murid saat belajar konteks dari kurang lebih enam jam sehari, lima hari seminggu, hingga satu tahun pelajaran penuh. Tidak hanya guru-guru dengan murid-murid untuk waktu yang lama, mereka melihat murid-murid dalam seting yang berbeda-beda—konteks akademi seperti diskusi kelas, praktek mandiri, dan kolaborasi dengan teman sebaya, begitu pula dalam konteks sosial seperti di lorong-lorong kelas dan saat makan siang. Dalam beberapa kasus, beberapa guru berbagi tanggungjawab dalam pekerjaan dengan beberapa murid, menawarkan kesempatan lain untuk mengorbservasi dari sudut pandang lain. Bersama dan berseberangan dengan bermacam seting dan waktu dalam hari, intinya adalah murid ini sukses dan terikat? Intinya adalah murid berjuang? Apakah ada waktu saat dia sepenuhnya tidak terikat? Saat profesional pendidikan yang menjadi pagian dari masa belajar komunitas sisiwa berbagi pendekatan yang umum dan pembangunan pola pikir untuk memahami pelajar-pelajar, pertanyaan-pertanyaan ini lebih mudah dijawab dan murid memahami dengan lebih baik. Ini membuat pekerjaanj guru lebih efektif, dan pelajar adalah dermawan yang sesungguhnya.

(12)

Gambaran penuh seorang murid sebagai pelajar meliputi, tetapi tidak juga terbtas pada, apa yang terjadi di hari sekolah. Petunjuk-petunjuk untuk sebuah pembelajaran murid memerlukan juga termasuk di rumah, di pekerjaan, atau melalui aktifitas-aktifitas ekstrakulikular seperti Pramuka atau partisipasi dalam kelompok olahraga. Penelitian-penelitian dibuat pada seting ini dapat membuka kekuatan dan kelemahan yang tidak terungkap di sekolahan tetapi jelas berpengaruh di dalam gambaran secara keseluruhan.

Regina, seorang kepala sekolah dari Kalifornia Selatan mengatakan tentang anak lelakinya, Jason, yang berjuang melawan keterbatasaannya mengeja sejak sekolah dasar. Sebagai seorang kelas lima, Jason melanjutkan perjuangannya mengeja, dan itu mulai menjadi sebuah faktor signifikan pada kemampuannya untuk mengkomunikasikan ide-idenya pada media menulis. Sepagai seorang pendidik, regina menerima banyak training mebaca dan instruksi, tetapi dia tetap berjuang untuk membantu anaknya menemukan kesuksesan di sisa area akademiknya. Dia dan karyawannya memilih untuk mengeksplorasi semua pikiran anak sebagi sumber lain untuk mendukung pembelajaran siswa. Pengalaman Regina selama masa training adalah ganda: sebagai seorang pemimpin sekolahan dan sebagai seorang ibu. Dia dengan cepat mengidentifikasi banyak kesempatan untuk pendekatan ini untuk meningkatkan keja mereka dengan murid-murid di berbagai sekolah. Di waktu yang bersamaan, dia juga masuk pada pemahaman yang besar untuk anaknya sendiri. Dilengkapi dengan kerangka belajar, dia mulai untuk meneliti Jason lebih dekat di rumah sambil membantunya mengerjakan pekerjaan rumah dan mencatat sebuah arah gejala permasalahan dengan tugas-tugas yang melibatkan perintah contoh sementara. Dia juga mencatat bebrapa kelemahan memori, tetpai tidak selalu. Selagi dia berjuang untuk menggabungkan hal-hal seperti huruf-huruf ejaan ke dalam memori panjang anaknya, Jason sangat melampaui dengan pemahaman, mengingat kembali, dan menggunakan aturan-aturan (juga sebuah fungsi memori). Pembukaan rahasia ini menuntunnya untuk mengambil sebuah pendekatan baru untuk mengeja bersama Jason, menciptakan sebuah notebook tentang aturan ejaan biasa dan menggunakan aturan-aturan itu untuk membimbing ejaan anaknya. Notebook ini menjadi sumber yang digunakan Jason untuk mengeja tugas-tugas rumahnya. Semakin banyak dia mempraktekkan peraturan-peraturan mengeja, semakin banyak ia mengetahui mereka, dan mereka menjadi otomatis untuknya. Akhirnya, setelah beberapa tahun, Jason menemukan ini menjadi lebih mudah untuk mengkomunikasikan ide-idenya, terimakasih untuk seorang ibu yang gigih dan sumber informasi yang baik.

(13)

Bab kedua sumber penelitian mengungkapkan tentang meningkatkan pemahaman diri —pelajar-pelajar memahami lebih baik kekuatan, afinitas-afdinitas, dan kelemahan-kelemahan mereka. Pemahamandiri muncul sebagi sebuah hasil dari timbal balik luar dan refleksi diri. Murid-murid dapat sering berbicara sangat jujur dan akurat tentang aspek apa sekolah menjadi mudah dan sulit dan strategi-trstegi apa yang bekerja paling baik untuk mereka. Ini benar untuk pelajar muda kelas dua, walaupun pengalaman dalam hal duniawi dan spesifitas dengan yang mana mereka menjelaskan diri mereka sendiri bervariasi tergantung umur dan kelas mereka.

Murid-murid juga menyediakan kita dengan pemahaman untuk afintas-afinitas mereka —topik-topik, kemampuan-kemampuan, atau pengalaman-pengalaman mereka yang dengan benar merka cintai dan nikmati saat melakukannya, bahkan jika mereka tidak sangat baik di dalamnya. Afinitas-afinitas adalah elemen esensial lain dari potret data; mereka dapat menjadi pengungkit untuk membuat belajar menjadi menarik dan menyenagkan untuk murid-murid pejuang. Saat murid-murid-murid-murid peduli terhadap afinitas mereka dan afinitas-afinitas tersebut diungkit dan dipelihara, murid-murid semakin terikat dalm proses belajar.

Belajar dari Pekerjaan Murid

Pekerjaan hasil seorang murid meneydiakan pemahaman yang besar untuk menjadi patokan dari kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan, membuka petunjuk-petunjuk untuk bagaimana pikiran murid terikat dengan tuntutan pembelajaran dari tugas. Dari tugas kelas sehari-hari hingga tugas jangka waktu lama, hasil akhir adalah sebuah sumber data yang kritis. Tugas biasa untuk murid-murid pada setiap kelas adalah hasil tertulis, seperti tulisan narasi, tugas penelitian, laporan-laporan lab IPA, dan respon-respon terhadap tes terbuka (lihat Bab Tujuh untuk lebih tentang menulis). Disamping meneliti pekerjaan murid, seorang guru mungkin menemukannya sebagai topik mati atau tidak akurat, atau ini mungkin secara konsep benar tetapi tidak memiliki penjelasan yang tepat untuk secara jelas mendemonstrasikan pemahaman murid.

(14)

dapat membuat kita bertanya, dengan demikian memperdalam pemahaman kita tentang murid-murid. Banyak protokol tersedia untuk pendidik untuk mendukung penelitian hati-hati dan analisis pekerjaan murid, termasuk mereka dari Sekolah Inisiatif Perbaikan dan Koalisi untuk Sekolah Esensial. Digabungkan dengan semua macam kerangka pemikiran sebagai sebuah lensa untuk menganalisis dan mengartikan penelitian untuk pekerjaan murid, pendidik-pendidik dapat bekajar sebuah kesepakatan besar dari sumber data (lihat tabel 4.2).

Alat-alat Perdagangan : Penjelasan fenomena Lawan Penggunaan Label-Label

Jika data-pemandu pembuat keputusan adalah tentang lebih dari nilai-nilai, dan anggota sebuah komunitas pembelajaran murid—guru-guru, orang tua-orang tua, murid-murid itu sendiri—adalah semua peneliti-peneliti kritis, kemudian apa yang harus kita perhatikan? Informasi apa yang paling efektif membantu kitamendukung kesuksesan murid? Keputusan-keputusan kita buat tentang pembelajaran murid harus menjadi dasar bukti—bukti bahwa ada perkumpulan melalui penelitian dan pencarian untuk tema-tema yang terulang.

Mengambil sebuah momen untuk pekerjaan singkat ini (kamu akan membutuhkan sedikit kertas dan sebuah pena atau pencil): Lihat Gambar 4.1 dan catat apa yang kamu lihat.

Tabel 4.2 Seni Penglihatan Anak : Mulai

(15)

lama, memperlihatkan tanda-tanda perjuangan akademik pada sebuah area sebagian isi, berjuang untuk bisa bergabung dengan yang lain)

Fokuskan koleksi datamu dengan sebuah pertanyaan hangat bermulai “Saya heran ....” (sebagai contoh, Saya heran kenapa dia berjuang untuk memahami apa yang dia baca walaupun dia menguraikan kata-katanya sendiri dengan baik?)

Guru-guru sebagai peneliti: Apa yang sudah saya teliti tentang murid di kelas-kelas saya? Informasi apa yang saya butuhkan dari teman saya yang juga mengajar murid ini?

Apakah juga ada orang lain di sekolahan ini yang juga tertarik dengan murid ini secara tetap?

Pertanyaan cepat apa yang dapat saya tanyakan kepada mereka, untuk menagkap penelitian mereka (bukan asumsi mereka)? Apakah ada sebuah survey singkat dapat saya sediakan untuk membimbing penelitian-penelitian mereka?

Orang tua atau pemerhati

Sebagai peneliti: informasi apa yang mungkin dapat saya gali dari sudut pandang orang tua?

Apa yang saya butuhkan untuk mengetahui murid ini di luar sekolah?

Murid-murid sebagai peneliti: seberapa peduli murid ini pada isu-isu yang saya khawatirkan?

Saya akan memulai sebuah percakapan dengan murid dengan menanyakan beberapa pertanyaan berikut ini;

Beberapa contoh percakapan bermula:

Saya memperhatikanmu terlihat frustasi selama pelajaran aljabar. Katakan lebih padaku tentang apa yang mengganggumu.

(16)

Saya sangat menikmati presentasimu di Mt. Everest. Kamu membagikan banyak informasi menarik dengan teman-teman sekelasmu melalui slide powerponit mu. Faktanya, lebih banyak informasi di presentasimu dari pada di laporan tertulismu. Apakah menulis merupakan sesuatu yang susah untukmu?

MelihatPekerjaan Murid Apakah ada contoh-contoh pekerjaan murid yang akan menyediakan pengetahuan untuk isu-ini?

Sekarang pikirkan tentang apa yang kamu catat. Untuk tingkat apa yang yang kamu tangkat hanya apa yang kamu lihat ( seperti dua buah set jalan, satu set lebih besar daripada yang lain, pengaturan konvergen atau berasal dari area melingkar berisi lagu campuran, dan sebagainya)? Sejauh apakah Anda melampaui pengamatan dan mulai menafsirkan data, seperti "Sepertinya hewan bergerak secara fisik (misalnya, perkelahian, tarian) dan satu muncul tanpa yang lain (mungkin membawa dia)? ".

Latihan ini menunjukkan perbedaan antara mengamati fenomena dan membuat makna dari itu. Kadang-kadang, upaya kita untuk menemukan solusi secepat mungkin, kita membuat asumsi yang baik tetapi membawa ke jalan yang salah atau meremehkan masalah yang nyata di tangan. Untuk alasan ini, penting untuk mengamati, menjelaskan, dan mencari tema berulang.

Seperti disebutkan sebelumnya, guru berada dalam posisi terbaik untuk menggambarkan siswa sebagai peserta didik. Memanfaatkan kesempatan untuk melihat siswa di seluruh pengaturan, guru dan personil sekolah lainnya memiliki akses pada berbagai perspektif dan pengamatan kritis. Namun, pendidik harus berhati-hati untuk tetap fokus pada pengamatan dan menggambarkan apa yang mereka lihat melampaui interpretasi atau asumsi yang ada.

(17)

Guru dalam contoh ini mampu fokus pada fenomena - apa yang dia telah amati tentang siswa. Sering, deskripsi siswa diwarnai oleh interpretasi dari apa kita lihat, bukan bukti itu sendiri. Guru lain mungkin sebaliknya berbicara tentang siswa yang sangat berbakat, tapi pemain yang buruk dalam tim, atau bahkan pengganggu di pengadilan. Label dan pernyataan umum seperti "Berbakat," "pemain yang buruk tim," dan "pengganggu" tidak memberi informasi yang kita butuhkan untuk benar-benar memahami siswa. "berbakat," sementara positif dalam nada, masih gagal untuk memberitahu kami tentang keterampilan dan kemampuan yang bekerja dengan baik bagi siswa. Dia berbakat dalam hal apa? Ini penting bahwa para pemimpin belajar menjaga fokus pada menggambarkan fenomena dan menghindari label bila memungkinkan.

Menggunakan berbagai jenis kerangka, guru dapat mengkonstruksi tugas ini dari basket dan mulai membuat beberapa hipotesis tentang mengapa siswa ini berjuang meskipun kekuatannya dengan keterampilan diskrit. Dalam pengaturan permainan, pemain harus memproses banyak informatisi dengan cepat dan menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan. Ini menempatkan beban berat pada pengolahan dan mengontrol pemain dari perhatian dan memori kerja aktif nya. Pemain basket ini mungkin memiliki waktu sulit menyulap beberapa aspek permainan secara terus menerus. Dia mungkin berjuang ketika informasi harus diproses dengan cepat. Dalam prakteknya, dia hanya perlu memperhatikan satu hal pada suatu waktu dan bisa melakukannya pada kecepatan yang lebih lambat. Perspektif ini memungkinkan pelatihnya untuk memahami di mana kerusakan yang terjadi dan bagaimana untuk membantu pemain selama situasi permainan. Ini bisa melibatkan secara bertahap dan kecepatan latihan selama latihan sehingga dia lebih siap untuk permainan. Tabel 4.3 menawarkan beberapa fungsi perkembangan saraf yang ikut bermain untuk berbagai tugas akademik. Perhatikan bahwa tabel ini diselenggarakan di tingkat konstruk. Melihat lebih dalam pada tingkat fungsi akan mengungkapkan variabilitas yang lebih besar mengenai tuntutan tugas, seperti perbedaan antara tuntutan bahasa reseptif dan ekspresif atau kerja aktif dan tuntutan memori jangka panjang.

(18)

mungkin telah terjawab sebelumnya, atau tidak muncul dalam cahaya tertentu yang Anda pertama ditemui seni. Ini menggambarkan fenomena dari sebuah karya yang memungkinkan kita untuk berbicara tentang seni dalam kekayaan dan kompleksitas, dan itu adalah pendekatan yang sama yang memungkinkan kita untuk menggambarkan dan memahami kompleksitas siswa kami sebagai peserta didik.

Tabel 4.3 Tuntutan perkembangan saraf untuk Jenis Tugas Umum

Tugas

(19)

gairah dengan merangkul kesempatan. Afinitas merupakan elemen kunci untuk meningkatkan keterlibatan, ketekunan, dan kinerja dari semua peserta didik.

Budaya ini juga mulai menyebar ke luar dinding sekolah untuk membangun hubungan dengan orang tua dan pengasuh. Melalui jenis-jenis percakapan dengan orang tua, sekolah mampu membangun kepercayaan dengan orang tua dan siswa, dengan anggota komunitas belajar mampu berkontribusi terhadap dana dengan fokus pada kekuatan, menggambarkan kelemahan yang spesifik, menghindari label, kolaboratif mengidentifikasi strategi, dan merangkul keragaman peserta didik. Dana ini menjadi landasan untuk membangun hubungan yang sehat di antara semua anggota dan untuk masa depan yang optimis.

Bayangkan menjadi bagian dari komunitas tersebut untuk siswa yang berjuang dengan tuntutan sekolah. Mungkin putra atau Putri, seorang kerabat, atau seorang siswa yang telah bekerja dengan selama Anda berkarir. Anda adalah bagian dari tim orang yang menghargai bagaimana siswa adalah pengikat untuk belajar dan yang hanya berfokus pada membantu siswa menjadi sukses baik sekarang dan di masa depan. Ketika siswa bimbang, tim yang ada untuk mengingatkan dia kekuatannya, gunakan daya tarik untuk membuat pembelajaran yang relevan, dan mengidentifikasi strategi untuk menopang bidang kelemahan. Ketika belajar akan sulit, kepercayaan dibangun melalui bahan bakar motivasi aliansi ini untuk terus mencoba.

Memulai dengan Kemenangan Kecil

Kemenagan kecil = konkret, signifikan tidak bisa tugas yang menghasilkan hasil yang terlihat saat bergerak selangkah lebih dekat untuk visi baru atau satu langkah menjauh dari kondisi yang tidak dapat diterima.

Bagaimana mungkin Jan Stewart, kepala sekolah di Eastville, memimpin stafnya untuk lebih mengenal siswa mereka sebagai peserta didik? Bagaimana Anda bisa menciptakan lingkungan belajar yang menghargai peserta didik yang beragam dan berusaha untuk mengenal mereka dengan baik? Beberapa langkah pertama meliputi:

 Mulailah percakapan tentang peserta didik dengan berbicara tentang kekuatan dan kedekatan sebelum berbicara tentang kelemahan (misalnya, dalam tim studi anak, dengan orang tua selama orang tua - konferensi guru).

(20)

 Gunakan kerangka perkembangan saraf untuk menggambarkan siswa sebagai peserta didik (Bab 3 menyediakan sumber daya bermanfaat untuk menghubungkan pengamatan umum untuk konstruksi perkembangan saraf dan fungsi).

 Kekuatan dan kedekatan untuk mencapai tujuan memanfaatkan siswa.

 Mulailah dengan pengamatan yang cermat sebelum melompat ke asumsi (misalnya, ketika memeriksa pekerjaan siswa dalam kelompok pembelajaran kolaboratif).

 Mengumpulkan informasi tentang seorang siswa berjuang dari berbagai sumber, termasuk guru, orang tua dan pengasuh, siswa, penilaian, dan pekerjaan siswa.

 Undang anggota komunitas belajar siswa untuk membentuk dana perwalian, bekerja sama untuk mencapai keberhasilan. Anda untuk menggali lebih dalam untuk benar-benar mengenal siswa dan dapat melukis potret data dia. Gunakan alat ini secara mandiri, dengan tim, atau seluruh staf sebagai katalis untuk menciptakan siswa - lingkungan belajar yang berpusat.

Contoh: Psikolog sekolah bertemu dengan tim dari sekolah dasar untuk membahas keprihatinan mereka tentang siswa tertentu. Mereka menduga dia mungkin memiliki ketidakmampuan belajar dan ingin memulai proses rujukan. Psikolog ingin memfasilitasi percakapan untuk mengumpulkan lebih banyak bukti dan mencoba strategi yang lebih sebelum mempertimbangkan rujukan.

Asumsi umum,

(21)

duduk diam cukup

lama untuk

menyelesaikan tugas

bebatuan di kursi. dan meminta

interpretasi tentang nya tantangan dan kedekatan.

Lihatlah lebih dalam sampel kerja dari semua mata pelajaran, termasuk tugas tidak lengkap.

(22)

Asumsi umum, interpretasi, atau label

Apakah data,

pengamatan, dan bukti yang ada?

Bagaimana kita bisa melukis lebih kaya, lebih menyeluruh potret data?

Gambar

grafik.  Tanggapan dari masalah  kata yang  melibatkan probabilitas yang  juga salah.
Tabel 4.3 Tuntutan perkembangan saraf untuk Jenis Tugas Umum

Referensi

Dokumen terkait

3.5 Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan

Pada awal tahun 1956, selama perayaan Tahun Baru Tibet (Losar), saya mengalami pertemuan yang sangat menarik dengan ramalan Nechung, yang berbunyi: “Permata yang memenuhi harapan

Uji pendahuluan aktivitas antioksidan Tujuan dilakukan uji pendahuluan ini adalah untuk mengetahui secara kualitatif aktivitas antioksidan dari fraksi etil asetat

Pada birama 8 membentuk chord C-F-A yang merupakan inversi kedua, dari posisi alas yaitu chord F-A-C Dari pembalikan chord tersebut menghasilkan penyempitan

Perbandingan terhadap waktu standar pada setiap tahapan pengerjaan (Gambar 10) menunjukkan bahwa responden mahasiswa mengalami kendala penyelesaian tahap [1-2] (memilih

mendukung kelancaran perjalanan kereta api dibutuhkan sistem telekomunikasi yang andal antara Pusat Kendali (PK) perkeretaapian dan stasiun kereta maupun

Teristimewa kepada ayahanda dan ibunda tercinta Miswardi Tanjung dan Sumiati, yang tak pernah merasa lelah mendidik dan memberikan motivasi bagi penulis untuk belajar serta

menu Reservasi Hotel yang berfungsi untuk melakukan pengelolaan transaksi reservasi dihotel yang meliputi data booking kamar, check in dan pembayaran biaya hotel dan