• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNTUK TELEKOMUNIKASI KERETA API DI PT. KAI DAOP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNTUK TELEKOMUNIKASI KERETA API DI PT. KAI DAOP"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Seminar Kerja Praktek

WAYSTATION NA100 UNTUK TELEKOMUNIKASI KERETA API

DI PT. KAI DAOP IV SEMARANG

Ardea Satya H (L2F 007 013)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

ABSTRAK

Seiring dengan berubahnya waktu, manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan yang senantiasa akan menuntut untuk terpenuhi. Dahulu kebutuhan dasar bagi manusia adalah berupa sandang, pangan dan papan. Namun saat ini kebutuhan dasar tersebut telah meluas seiring dengan kehidupan manusia yang semakin dinamis. Tidak hanya berupa sandang, pangan dan papan saja tetapi juga kebutuhan akan komunikasi dan transportasi pun saat ini telah menjadi kebutuhan dasar bagi umat manusia.

Salah satu kebutuhan yang mendesak bagi umat manusia saat ini adalah adanya sarana transportasi yang aman, nyaman dan bebas dari macet. Sejak didirikan dengan nama Djawatan Kereta Api Republik Indonesia pada tahun 1945 hingga saat ini berganti nama menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero), PT. Kereta Api Indonesia (Persero) senantiasa berkomitmen untuk selalu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam penyediaan sarana transportasi. Untuk mendukung kelancaran perjalanan kereta api dibutuhkan sistem telekomunikasi yang andal. Untuk untuk menunjang hal tersebut maka PT Kereta Api Indonesia (Persero) menggunakan Waystation untuk melakukan pemantauan terhadap perjalanan kereta api agar senantiasa aman, lancar dan terkendali.

Kata Kunci : Telekomunikasi, Waystation, Kereta api.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di era sekarang ini merupakan bukti nyata bahwa manusia selalu berjuang untuk mencari solusi praktis dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya yang semakin kompleks. Perkembangan dunia yang mampu memenuhi hal tersebut kini telah menjadi sebuah tuntutan bagi kalangan intelektual, khususnya elemen pendidikan tinggi untuk senantiasa berusaha melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, kompetitif, dan profesional.

Melihat semakin berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi saat ini, tuntutan terhadap metode pengajaran, pendidikan, dan materinya juga

harus ditingkatkan. Untuk itu, Universitas

Diponegoro Semarang sebagai lembaga akademis

yang berorientasi pada riset dan teknologi,

menetapkan kurikulum yang mampu mengakomodasi perkembangan yang ada. Bidang teknik elektro merupakan salah satu bidang yang terus mengalami perkembangan yang begitu pesat. Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro, yang merupakan pendidik ahli di bidang teknik elektro, dalam hal ini selalu berusaha menciptakan kompetensi lulusan yang diharapkan dapat menghadapi persaingan global yang dapat bermanfaat bagi kepentingan umat manusia.

Salah satu kebutuhan yang mendesak saat ini adalah adanya sarana transportasi yang aman, nyaman dan bebas dari macet.

Sejak didirikan tahun dengan nama Djawatan Kereta Api Republik Indonesia pada tahun 1945 hingga saat ini berganti nama menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero), PT. KAI senantiasa berkomitmen untuk selalu

memenuhi kebutuhan masyarakat dalam

penyediaan sarana transportasi. Untuk

mendukung kelancaran perjalanan kereta api dibutuhkan sistem telekomunikasi yang andal antara Pusat Kendali (PK) perkeretaapian dan stasiun kereta maupun lokomotif . Untuk menunjang hal tersebut maka PT. KAI menggunakan Waystation untuk melakukan

pemantauan atau komunikasi terhadap

perjalanan kereta api agar senantiasa aman, lancar dan terkendali.

1.2 Tujuan

Tujuan dari Kerja Praktek di PT. KAI DAOP IV Semarang adalah :

a. Mengetahui tentang

perangkat-perangkat yang digunakan pada sistem telekomunikasi radio kereta api. b. Mengetahui prinsip kerja Waystation.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam melakukan penyusunan makalah kerja praktek ini, agar pembahasan menjadi terarah, penulis akan membatasi kajian mengenai masalah yang dibahas. Adapun pembahasan yang penulis angkat adalah :

(2)

a. Sistem telekomunikasi radio Waystation. b. Bagian hardware Waystation secara umum. c. Cara operasional waystation secara umum

2. SISTEM TELEKOMUNIKASI DI PT

KERETA API INDONESIA (PERSERO)

2.1 Gambaran Umum

Sistem telekomunikasi di PT Kereta Api Indonesia meliputi :

a. Digital Communication

Merupakan backbone telekomunication system untuk mengawasi perjalanan kereta api yang terdirir dari microwave, line communicaton, carries telephony, dan data traffic. Jaringan microwave terdirir dari dua jalur untuk transmisi 34 Mbit/s dan 75 jalur untuk transmisi 8+8 Mbit/s. Kapasitas bearer-nya adalah :

 34 Mbps (dua jalur) yang digunakan antara Manggarai – Karawang.

 8+8 Mbps (76 jalur).

b. Train Dispatching System

Merupakan sistem komunikasi suara dan persinyalan antara Train Dispatch Centre dengan waystation dan locomotive untuk mengontrol lalu lintas kereta api. Dengan komunikasi semi duplex panggilan dan laporan dari setiap waystation akan diterima oleh train dispatch centre (TDC) . Dari train dispatch centre inilah lalu lintas kereta api bisa dikontrol. Setiap kereta api yang datang kepada stasiun tertentu, jam kedatangan dan kondisinya akan dilaporkan oleh stasiun tersebut melalui pesawat waystation kepada train dispatch centre, sehingga adanya kecelakaan maupun keterlambatan kereta api bisa diketahui oleh train dispatch centre.

c. Utility Radio System

d. PABX Network

Adapun rute transmisi jaringan radionya diperlihatkan pada gambar 1 berikut:

Gambar 1 Rute Transmisi Jaringan Radio

2.2 Train Dispatch Section

Jaringan PT Kereta Api Indonesia di Pulau Jawa terbagi menjadi 25 section untuk keperluan train dispatching system. Tiap section memiliki Train Dispatch Control Centre (TDCC) yang mengatur perjalanan kereta api yang berada di section tersebut. Adapun pembagian section tersebut terdapat dalam tabel 1 dan gambar 2 berikut:

(3)

Tabel 1.Train dispatch Section 162.2 Hz 173.8 Hz 186.2 Hz 173.8 Hz 162.2 Hz 186.2 Hz 186.2 Hz 162.2 Hz 173.8 Hz 162.2 Hz 173.8 Hz 186.2 Hz 186.2 Hz 186.2 Hz 162.2 Hz 173.8 Hz 186.2 Hz 186.2 Hz 162.2 Hz 173.8 Hz 186.2 Hz 162.2 Hz 162,2 Hz 173,8 Hz 162,2 Hz S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 TAMBUN TO CIKAMPEK CIKAMPEK TO CIREBON CIREBON TO TEGAL TEGAL TO SEMARANG SEMARANG TO BOJONEGORO BOJONEGORO TO SURABAYA CIKAMPEK TO BANDUNG BANDUNG TO BANJAR BANJAR TO KROYA KROYA TO KUTOARJO KUTOARJO TO YOGYAKARTA YOGYAKARTA TO WALIKUKUN CISAUK TO MERAK WALIKUKUN TO KERTOSONO MOJOKERTO TO BLITAR MOJOKERTO TO SURABAYA CIREBON TO PRUPUK TEGAL TO KROYA SURABAYA TO MALANG BANGIL TO JEMBER JEMBER TO MENENG BPL-ST PASARMINGGU TO BOGOR JAKARTA – MANGGARAI – BEKASI

TANAHABANG – SERPONG - TANGERANG E G D A F B A D F G B D B A C G B C D A C C G A C CTCSS FREQUENCY MANGGARAI CIREBON CIREBON SEMARANG SEMARANG SURABAYA BANDUNG BANDUNG PURWOKERTO PURWOKERTO YOGYAKARTA YOGYAKARTA MANGGARAI MADIUN MADIUN SURABAYA CIREBON PURWOKERTO SURABAYA JEMBER JEMBER BPL-ST MANGGARAI MANGGARAI MANGGARAI TD

SECTION LOCATION DISPATCH CONSOLELOCATION FREQUENCYQUADRUPLE

R69 Banyuwangibar u R14 Semarang R 39 Solobalapan R60 Malang R62 Probolinggo R11 Pekalongan R19 Cepu R50 Serang R49 Rangkasbitung R48 Parungpanjang R1A Manggarai R1 Jakarta R2 Bekasi R3 Krawang R4 Cikampek R5 Pegadenbaru R5A Cilegeh R6 Jatibarang R7 Cirebon R8 Cileduk R9 Tegal R10 Pemalang R12 Plabuhan R13 Kaliwungu R17 Sulur R18 Randublatung R22 Lamongan R46 Sidoarjo R61 Grati R64 Klakah R24 Sasaksaat R25A Cimahi R26 Bandung R27 Nagreg R28 Cipeundeuy R29 Tasikmalaya R25 Padalarang R30 Banjar R31 Jeruklegi R52 S on gg om R5 3 P ru pu k R5 4 S ing ku p R5 5 S ind an g R5 6 P urw ok ert o R5 7B ro dju l R38 Klaten R40 Sragen R41 Walikukun R41A Paron R59 Lawang R33 Ijo R34 Kutowinangun R35 Bukitjeruk R37 Yogyakarta R43 Saradan R42 Madiun R44 Kertosono R45 Mojokerto R32 Kroya R31A Cilacap R4 7 S um be rla w an g R37A Prambanan RU 1 Ple red De po k R66 Jember R23 Surabaya R16 Gambringan R15 Tegowanu R21 Babat R20 Bojonegor o RU6 Kediri RU7 Tulungagung RU8 Blitar RU9 Kesamben RU10 KarangkatesRU11 Ngebruk R58 Bangil Ga mbi r S 2 4 B 3 S 1 A 1 E 2 RU 2 Tu nn el 1 A A 2 A 2 A 1 3 A A 2 S 7 D 3 D 2 D 1 S 8 S 9 F 1 F 2 S 1 8 S 1 7 S 3 R U 3 T un ne l C 2 C 1 C 1 A 3 A 2 S 4 A 1 S 5 F 1 F 3 F 2 F 2 F 3 C 2 G 1 G 2 G 3 R U 3 T u n n e lS 1 1B 3 D 3 D 2 1 D3 D D 3 A 2 A 1 A 3 D 3 G 1 C 2 C 3 C 1 C 2 D 1 D 3 D 2 D 3 D 1 2 D B 1 B 3 S 6 G 2 C 1 S 1 5 S 1 6 S 1 9 A 1 A 2 A 3 S 2 0 C 1 RU12 Tunnel C 2 C 3 C 3 S 2 1 S 1 2 S 1 4 S 1 0 G 2 G 1 G 3 S 2 D 3 D 2 B 3 B 1 S 1 3 S 2 3 Bo go r G 1 Pasa rm in gg u Ta na ha ba ng25 SangTanger C 3 3 A A 2 C 1 2 C B 2 B 1 G 3 G 2 BPL -ST C 3 S 22 u

Gambar 2 Section Map

2.3 Train Dispatch System Radio Network

System TDSRN menyediakan

komunikasi suara dan persinyalan antar 25 train dispatch section (TDS) dan lebih dari 402 pesawat Waystation serta 170 lokomotif. Lokasi 25 TDS tersebar di 9 Daerah Operasi PT Kereta Api Indonesia.

Train Dispatch System Radio Network (TDSRN) terdiri atas sejumlah omnibus yang terkoneksi pada VHF radio basestation yang beroperasi pada 170 MHz band pada komunikasi semi duplex. Semi duplex antara TD dan lokomotif atau Waystation. Koneksi antar basestation dipengaruhi oleh kanal jaringan microwave. Adapun basestation berfungsi sebagai repeater talk through full duplex dan jangkauannya mencakupi seluruh bagian section melalui koneksi omnibus menuju basestation lain.

Adapun komunikasi antar waystation, antar lokomotif maupun antara waystation dengan lokomotif dapat dilakukan dengan sistem simplex. Akan tetapi, komunikasi ini hanya dapat berlangsung setelah mendapat persetujuan dari Train Dispatch Centre.

Adapun diagram blok networknya

diperlihatkan pada gambar 3 berikut:

(4)

3. WAYSTATION NA100 3.1 Tinjauan Umum

Pesawat radio berfungsi untuk mengirimkan pembicaraan atau salah satu berita dari jarak jauh melelui media udara. Radio pada PT. Kereta Api Indonesia digunakan sebagai salah satu sarana komunikasi antar stasiun , antar kantor dan juga untuk fasilitas telepon lokal PT. KAI sehingga biaya operasional untuk komunikasi dapat lebih ditekan. Karena dalam pelaksanaan pekerjaan setiap hari komunikasi sangatlah penting dari pengaturan jalur kereta api sampai dengan pengaturan tiket kereta api , semuanya menggunakan alat komunikasi radio. Perangkat radio yang digunakan pada PT. KAI DAOP 4 Semarang adalah sebagai berikut :

1. Sistem Radio Digital 2. Sistem Radio Analog

Radio dalam PT. KAI juga dimanfaatkan untuk : 1. FAX

2. TOKA (Telepon Otomatis Kereta Api) 3. WS (Way Station)

4. Radio Locomotive

Stasiun di lintas DAOP IV Semarang berjumlah kira – kira 40 set yang tersebar di Pusat Pengendali Kereta. Stasiun di lintas terdiri dari bentuk telepon WSCC (Waystation Kontrol Console) yang memberikan fasilitas panggilan secara khusus.

Pesawat waystation terdiri dari sebuah telepon konsol yang dilengkapi dengan beberapa kontrol dan indikator untuk mengoperasikan perlatan Train Dispatch System.

Khususnya lampu (LED) indikator

menunjukan stasiun sibuk atau tidak sibuk dari sistem serta adanya panggilan masuk yang dapat diindikasikan secara visual maupun audio. Hal ini

dilakukan untuk memperbolehkan pemakaian

pembedaan antara beberapa waystation yang

mungkin terpasang pada satu lokasi.

Untuk stasiun di lintas terkecil maka stasiun repeater gelombang mikro dihubungkan oleh radio

VHF, yang bertenaga matahari, agar bisa

berhubungan dengan pusat stasiun VHF terdekat. .

Pesawat dari waystation ini mendapat suplai tenaga dari matahari dan aki.

Suplai tenaga ini digunakan untuk membangkitkan yang dibutuhkan oleh Tx (transmitter) dan Rx (receiver) sehingga perlatan tersebut dapa bekerja sebagaimana mestinya. Tx dan Rx tersebut dihubungkan ke sebuah unit yang disebut Audi dan Kontrol dengan tipe NA100. Unit NA100 adalah sebuah unit untuk mengolah data sehingga data yang akan dikirim oleh Tx tidak bercampur dengan data yang diterima oleh Rx. Tx dan Rx tersebut dikontrol oleh pesawat waystation yang terletak pada masing – masing stasiun kereta api.

Spesifikasi pesawat Waystation :  Power Supply 12 Volt

 Arus DC Power Supply 95 mA sampai 5 mA (kondisi tengah), 140 mA (kondisi maksimum)

 Impedansi input dan Output 600 Ohm  Return Losses Input / Output 20 dB

(kondisi maksimum)

 Harga Input (nominal Input) -8 dB  Nominal Output level

 FFSK Tone -5 sampai 1,5 dBm

 Output Loudspeaker 1 watt

(maksimum)

Gambar 4 pesawat Waystation

3.2

Konsul Pengendali Stasiun di

Lintas

Konsul Pengendali Stasiun di Lintas atau Waystation Kontrol Console (WSCC) dipasang dengan opertaor pengendali untuk

(5)

mengidentifikasi dan penerimaan dari dan ke Pusat Pengendali Kereta Api.

Indikator disediakan untuk memperlihatkan kesibukan atau status keadaan dari sistem. Operator bersiap – siap menerima panggilan dengan kedua indikasi yang dapat terlihat dan terdengar.

Liquid Crystal Display (LCD) menunjukan waktu yang terjadi pada Sistem Pengendali Kereta Api. Program pengendali WSCC yang terdapat pada LCD memberikan format HH : MM atau angka pertama dan kedua menunjukan jam, angka ketiga dan keempat menunjukan menit.

Keterangan ini disalurkan pleh TDSC setiap ada pesan atau perintah setiap 5 menit. Jika tidak ada waktu diterima oleh WSCC, maka penunjukan waktu akan menyala. Untuk jenis yang sama dari WSCC digunakan untuk kedua radio dan kabel stasiun di lintas serta fungsi suara dan isyarat yang tersedia.

3.3

Antena padaWaystation

Antena pada pesawat waystation adalah antena dipole tipe SV1, yang dipasang diatas tanah setinggi 6,5 meter pada sebuah batang baja yang berlapis seng. Semua bagian sistem antena dihubungkan ke tanah untuk memberikan perlindungan yang tebaik. Antena ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

 Frequency Range ( MHz) :148 – 174  Impedansi (Ohm) :50  VSWR :<1,5 : 1  Berat (kg) :1,5  Length of element (mm) :840  Boom Length (mm) :910  Boom Diameter (mm) :910

 Wind Load at 160 Km/h (knot) : 0,077

3.4 Modul Transmiter

Output handset mikropon dikuatkan kurang lebih 0 dBm. Sebelum melewati rangkaian peneken suara ( The Voice Mute

Circuit), yang diikuti dengan sebuah

penyangga amplifier (buffer amplifier), yang mana output radio pemancar (Tx) diteruskan ke pemancar radio pesawat waystation atau Line Circuit.

Selama pentransmisian, peneken suara diatur ulang oleh mikrokontroler, dan secara

berkala, sinyal digital ditransmisikan.

Sedangkan peneken suara diaktifkan, ini dilakukan mencegah terjadinya transmisi suara. Sebab apabila terjadi transmisi suara maka akan merusak data.

3.5 Modul Receiver

Penerimaan audio dari pemancar

pesawat waystation atau Line Circuit melewati penyanggan amplifier. Output buffer amplifier dilewatkan pada sebuah pengatur suara, dan akan diteruskan ke loudspeaker yang telah ada. 3.6 PETRANSMISIAN SINYAL

Sinyal penerimaan audio adalah tetap, kemudian disambungkan atau dihubungkan ke input FFSK modem, lalu diubah oleh FFSK modem ke bentuk digital. Sinyal digital yang

dihasilkan ini kemudian dilewatkan ke

mikrokontroller untuk selanjutnya diteruskan ke kontrol perangkat lunak.

Ketika sinyal digital ini telah dapat diketahui, input loudspeaker dan earpiece ditekan, sehingga pemasukan suara tidak ada. Hal ini dilakukan untuk menghindari rusaknya data. Ketika sinyal digital yang dihasilkan akan ditransmisikan maka output suara dari FFSK modem disangga dan sinyal yang melewati penekan FFSK modem digabungkan dengan sinyal suara yang akan menghasilkan sinyal output sinyal suara pemancar (Tx).

Selama pentransmisian sinyal digital,

suara digital ditekan untuk mencegah

kemungkinan rusaknya data. Ketika sinyal digital sudah penuh, FFSK suara saklarnya di “OFF” kan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya noise transmisi dari modem.

(6)

3.7 Input dan Output Mikrokontroller Input mikrokontroller terdiri dari :

1. Pembawa sinyal RF

2. Kunci masukan / perintah RTS a. PC

b. EMERG c. ALM CANCEL 3. Input Alarm Radio 4. Saklar PTT (handset)

Dalam pesawat waystation, pembawa sinyal RF diatur untuk mencegah terjadinya transmisi berita

digital (menghindari rusaknya data) sambil

menempatkan pada channel waystation dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal selama “CALL”.

Adapun yang dihasilkan dari mikrokontroller adalah : 1. Tanda status busy

2. STATUS 3. Tx 4. CALL

5. Waktu TDS (Train Dispatch System) 6. Pengatur waktu transmisi

Gambar 5 blok diagram

3.8 Operasional Waystation 3.8.1 RTS

Panggilan normal adalah panggilan untuk kereta api yang sedang berjalan, Waystation lokomotif dalam kondisi RTS. Adapun cara pemanggilannya adalah sebagai berikut :

1. Lihat apakah sistem sibuk atau tidak (ditandai adanya “BUSY” atau tidak) 2. Tekan kunci RTS jika sistem “BUSY” 3. Tx menyala merah sebagai tanda

sebentar lagi tanda “STATUS” akan muncul

4. Bila “STATUS”, maka operator

mengangkat handset sehingga muncul tanda “CALL”. Setelah muncul tanda “CALL” dapat mulai berkomunikasi. 5. Untuk mengakhiri pembicaraan tekan

tombol “ALARM CANCEL”.

3.8.2 Priority Call

Merupakan panggilan khusus kepada kereta api yang sedang melaju. Adapun langkah – langkah untuk memanggil adalah sebagai berikut :

1. Tekan tombol “PC”

2. Keluar indikasi “STATUS”

3. Angkat handset sehingga muncul “CALL”

4. Operator dapat berkomunikasi kepaad pengemudi kereta api yang sedang berjalan.

5. Untuk mengakhiri pembicaraan tekan tombol “ALARM CANCEL”.

3.8.3 Emergency Call

Cara pengoperasian sama dengan di atas hanya dengan mengubah menekan tombol EC (Emergency Call).

(7)

3.8.4 Incomming Call

Cara pengoperasiannya sama dengan di

atas

hanya

dengan

mengubah

penekan

tombolnya yaitu IC (Incomming Call).

3.9 Radio Stasiun di Lintas

Semua stasiun di Lintas ini dihubungkan ke dalam Sistem Pengendali Kereta Api lewat stasiun VHF. Ini menghubungkan juga komunikasi dan pengisyaratan antara stasiun di lintas dengan pusat pengendali kereta api dan juga lewat kapasitas bawah radio link UHF.Perlengkapan Radio Stasiun di Lintas ini menggunakan Penerima Radio HF SIMPLEX tipe NEC NA100.

4. KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Peralatan Waystation menyediakan sistem

komunikasi full dupleks antara train dispatch console atau Pusat Kendali (PK) perjalanan kereta api dengan lokomotif maupun stasiun.

2. Peralatan Waystation secara umum dapat dibagi

menjadi empat bagian, yaitu:

transmitter module, receiver module, Antena dan control/monitoring.

3. Pada Waystation dalam penggunaanya menurut

situasi dan kondisi. Bila kondisi biasa untuk

mengatur jalannya kereta api maka

menggunakan RTS, untuk kondisi khusus menggunakan PC, untuk kondisi darurat menggunakan Emergency Call.

DAFTAR PUSTAKA

[1] ---, Sistem Manual, Perumka. 1989. Perumka Telecommunications System Manual Volume 1. LSE Technology Pty.Limted.

[2] ---, Train Dispatch System, Perumka. 1898.

Miscellaneous Equipment Manual.

VARIOUS.

[3] ---, VHF BASE STATION Equipment, Perumka. 1898. VHF Base Station SR2000 Technical Manual. Radiolab.

Manual Volume 2. LSE Technology Pty. Limited.

[5] ---, Java Telecommunication Network, Perumka. 1989. Microwave Digital

Radio Relay Equipment. LSE

Technology Pty. Limited.

[6] ---, Java Telecommunication Network, Perumka. 1989. NA 100 Series Radio Equipment. LSE Technology Pty. Limited.

[7] ---, Java Telecommunication Network,

Perumka. 1989. PCM Multiplex

Equipment. LSE Technology Pty. Limited.

[8] ---, Buku Manual Perangkat VFT Sistem WT-1000D, 1989. LEN.

[9] ---, STE-Buku-M-01. 2011. PT Kereta Api Indonesia (Persero).

[10] ---,www.kereta-api.co.id Januari

2012.

BIODATA

Ardea Satya H

(L2F007013). Lahir di Semarang, 27 Juli 1989. Penulis telah menempuh pendidikan di SDN 02 Wonosari, SMPN 1 Semarang, SMAN 3 Semarang, dan sekarang tercatat sebagai Mahasiswa Teknik Elektro UNDIP, Angkatan 2007, Konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi..

Menyetujui Dosen Pembimbing

Darjat, S.T., M.T.

Gambar

Gambar 1 Rute Transmisi Jaringan Radio  2.2   Train Dispatch Section
Gambar 2 Section Map
Gambar 4 pesawat Waystation   3.2   Konsul  Pengendali  Stasiun  di
Gambar 5 blok diagram

Referensi

Dokumen terkait

Seperti kita ketahui bahwa pemasangan Instalasi penerangan pada Kereta Api sama dengan pemasangan Instalasi pada rumah tinggal, bedanya hanya pada instalasi Kereta Api tidak

Kereta Api Indonesia (KAI) selaku regulator kereta api di Indonesia. Permasalahan yang dimunculkan adalah: 1.Bagaimana pertanggungjawaban pidana penjaga lintasan kereta api

Kualitas pelayanan Kereta Api Logawa Kelas Ekonomi-AC dapat dikatakan sebagai ukuran kebaikan suatu produk jasa yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan didalam Kereta

konservasi dalam bentuk Preservasi, Restorasi dan Adaptasi untuk melestarikan bangunan eksisting di Kawasan Museum Kereta Api Ambarawa yaitu bangunan stasiun, dipo

Warga Kebonharjo, Kelurahan Tanjung mas, Kecamatan Semarang Utara, bersikukuh menolak rencana reaktivitas rel kereta api jalur Stasiun Tawang-Pelabuhan Tanjung Emas, yang

Kemudian, setelah didapatkan data sebagai penunjang perancangan data warehouse dari persebaran data, dan diketahui setiap kategori dari faktor penyebab kecelakaan kereta api,

Dari uraian diatas, di Kotamadya Surakarta pada proyeksi tahun 2020 dibutuhkan stasiun kereta api yang mampu mewadahi kebutuhan dan keinginan pengguna jasa kereta api,

Tabel waktu tinggal maksimal masing-masing kereta api pada setiap rel Nilai pada tabel diatas diperoleh dengan mengasumsikan untuk waktu pada saat kereta api berada di rel