• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER (1- 3 TAHUN ) DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Hidayatul Laela

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER (1- 3 TAHUN ) DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Hidayatul Laela"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER (1- 3 TAHUN ) DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Hidayatul Laela1, Dera Afiyanti2, Muhammad Khabib Burhanudin Iqomah1 1

Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal 2

Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Semarang Email: khabib.ners @yahoo.com

ABSTRAK

Pendahuluan:Stimulasi merupakan perangsangan yang datangnya dari lingkungan diluar individu anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang dibanding yang kurang mendapatkan stimulasi. Metode:Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan antara stimulasi ibu dengan perkembangan motorik kasar pada anak usiatoddler(1-3 tahun) di Pendidikan anak usia dini (PAUD). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian metode deskriptif korelasi dengan pendektan cross-sectional.Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara stimulasi ibu dengan perkembangan motorik kasar anak usiatoddler(1-3 tahun ) dimana pvalue = 0,000< α = 0,05. Diskusi: Peneliti menyarankan kepada ibu untuk lebih memperhatikan perkembangan anaknya khususnya perkembangan motorik kasar sehingga akan terwujud perkembangan yang optimal dengan memberikan stimulasi secara terus menerus misalnya melatih anak untuk berlari, menendang bola, naik turun tangga dan sebagainya.

Kata kunci:Stimulasi, perkembangan motorik kasar anak.

ABSTRACT

Introduction:Stimulation is the stimulation that comes from the environment outside the individual child. Children who get a lot of stimulation will develop faster than those who get less stimulation.

Methods:Objective of the study to determine the relationship between maternal stimulation and gross motor development in children aged toddler (1-3 years) in early childhood education (early childhood). This research is a quantitative research using descriptive correlation method design research with cross-sectional approach. Results: The results showed that there is a relationship between maternal stimulation with gross motor development of children aged toddler (1-3 years) where pvalue = 0,000 <α = 0 , 05.Discussion: The researcher suggested to the mother to pay more attention to the development of his / her child especially the gross motor development so that will realized the optimum development by providing continuous stimulation such as train the child to run, kick the ball, up and down stairs and so on

Keywords:Stimulation, gross motor development of children.

PENDAHULUAN

Tumbuh kembang dianggap sebagai suatu kesatuan yang mencerminkan sebagai perubahan yang terjadi selama hidup seseorang. Seluruh perubahan tersebut merupakan proses yang dinamis yang menekankan beberapa dimensi yang sangat terkait. Perkembangan merupakan perubahan dan perluasan secara bertahap, perkembangan tahap kompleksitas dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran. Perkembangan meliputi

perkembangan motorik kasar, motorik halus, sensorik, kognitif, bahasa, psikoseksual dan psikologi. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar merupakan gerakan tubuh yang mengunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri (Wong, 2009).

(2)

Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Kendal

merayapi tangga dan dapat melempar objek atau benda. Anak usia 18 bulan mulai bisa berlari, jarang jatuh, menaiki dan menuruni tangga, bermain dengan mainan yang ditarik dan duduk sendiri diatas kursi. Anak usia 24 bulan mulai bisa berjalan naik turun tangga dengan menggunakan kedua kaki pada setiap langkahnya dan membantu membuka baju sendiri. Anak usia 30 bulan mulai bisa menggunakan kedua kakinya untuk melompat, berdiri dengan satu kaki selama satu atau dua detik dan melakukan beberapa langkah dengan berjijit, serta mengendarai sepeda roda tiga. Anak usia 36 bulan mulai bisa memakai dan menganti baju sendiri, berjalan mundur, naik turun tangga dengan kaki bergantian dan berdiri dengan satu kaki (Bezt & Linda, 2009).

Menurut Soetjiningsih (1995) dalam Widianingrum (2012) faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar anak usia toddler antara lain lingkungan biologis yang meliputi ras atau bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, fungsi metabolisme dan hormon. Faktor fisik dapat dipengaruhi oleh cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, keadaan rumah, ventilasi, cahaya, radiasi dan kepadatan penghuninya.Faktor psikologis meliputi stimulasi, motivasi belajar, bersosialisasi baik kepada orang tua atau masyarakat untuk meningkatkan perkembangan.Faktor keluarga yang berpengaruh adalah pekerjaan, pendidikan, menjaga kesehatan dan memilih pendidikan yang baik untuk anaknya.

Stimulasi merupakan perangsangan yang datangnya dari lingkungan diluar individu anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang dibanding yang kurang mendapatkan stimulasi.Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat. Stimulasi yang dilakukan sejak dini dan berlangsung lama akan memberi manfaat lebih besar dibanding dengan stimulasi yang terlambat atau dalam waktu yang singkat. Stimulasi yang dilaksanakan sejak neonatal menujukkan manfaat terbesar pada kemampuan kognitif dan pra akademik. Stimulasi yang dilakukan setiap hari dan dimonitor setiap bulan, selama 3tahun menunjukkan hasil nyata untuk perkembangan intelektual dan perilaku anak pada usia 36 bulan (Nurjaya, 2006).

Peran stimulasi terhadap perkembangan anak dapat dilakukan dengan membuat

lingkunganyang menarik dan merangsang sehingga anak dapat mempelajarin sendiri

lingkungannya. Namun menurut

Gordon,orangtua adalah guru utama anak dimulai pada masa bayi.Disamping menyediakan lingkungan belajar, perilaku orangtua dan keterlibatan dalam bermain adalah penting untuk perkembangan anak.Lima peran orang tua menurut Gordon (5 P) adalah penyediaan lingkungan pembelajaran, sikap orang tua dapat diramalkan (predictability), bermain dengan prosesping-pong (timbal balik), mendorong anak secara persisten untuk tetap tertarik didalam aktivitas dan jangan menjadi professor (selalu berbicara, tidak memberi kesempatan pada anak). Selain itu orang tua harus merangsang 4 R yaitu: responsiveness, reasoning, rasionality dan reading. Menurut Wass (kehangatan,mencintai,perduli) sangat diperlukan agar 5 P dan 4 R berfungsi baik (Nurjaya, 2006).

Dari hasil studi pendahuluan yang sudah dilakukan oleh peneliti di Pendidikan anak usia dini (PAUD) Aisyiyah 01 Desa Sarirejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal didapatkan data jumlah siswa 38 anak, terdiri dari 23 anak laki-laki dan 15 anak perempuan dengan rentang usia 1-3 tahun. Hasil wawancara terhadap 5 orang ibu yang sedang menunggu anaknya, 3 orang ibu mengatakan tidak tahu bagaimana caranya memberikan stimulasi yang baik pada anak, permainan yang sesuai dengan usia anak dan bagaimana cara mengasuh anak dengan baik. Dari tes yang telah dilakukan kepada 10 anak diketahui bahwa 2 anak tidak bisa berdiri dengan satu kaki selama dua detik.

(3)

METODE

Penelitian ini mengunakan rancangan deskriptif kolerasi merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengambarkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sebagai hasil penelitian yang sudah dilakukan, dan mengunakanpendekatan cross-sectionaldimana

pengembalian data untuk variabel dilakukan bersama pada waktu yang relatif singkat dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data dan pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010).

HASIL

A.

Karakteristik Responden

Hasil penelitian tentang karakteristik meliputi : usia anak, usia ibu, pekerjaan ibu dan pendidikan ibu. a. Usia Anak

Tabel 1.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Anak (n = 38)

Variabel Mean SD Min-Max 95% CI

Usia Anak (bulan) 35,79 7,14 22 - 47 33,44-38,14

Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa rata-rata (mean) usia anak adalah 35,79 bulan.

Usia anak termuda 22 bulan dan usia anak tertua 47 bulan.

b. Usia Ibu

Tabel 2.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Ibu (n=38)

Variabel Mean SD Min-Max 95% CI

Usia ibu (tahun) 28,26 2,892 23 - 35 27,31-29,21

Berdasarkan tabel 2 diatas, diketahui bahwa rata-rata (mean) usia ibu adalah 28,26 tahun.

Usia ibu termuda 23 tahun dan usia ibu tertua 35 tahun.

c. Pekerjaan ibu

Tabel 3.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu (n=38)

Pekerjaan Ibu Frequency Percent

PNS 5 13.2

Swasta 23 60.5

Tidakbekerja 10 26.3

Total 38 100.0

Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu pekerjaannya swasta

sebayak 23 responden(60,5%), sedangkan sebagian kecil PNS (13,2%)

d. Pendidikan ibu

Tabel 4.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu (n=38)

Pendidikan Ibu Frequency Percent

SMP 5 13.2

SMA 13 34.2

PerguruanTinggi 20 52.6

Total 38 100.0

Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pendidikan ibu merupakan

perguruan tinggi sebanyak 20 responden (52,65%).

e. Stimulasi Ibu Pada Anak

Tabel 5.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Stimulasi Ibu (n=38)

Stimulasi Ibu Frequency Percent

Baik 33 86.8

Kurang 5 13.2

(4)

Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Kendal

Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan bahwa rata-rata ibu memberikan stimulasi yang baik

untuk anaknya yaitu sebanyak 33 responden(86,8%).

f. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 1-3 tahun Tabel 6.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perkembangan Motorik Kasar Anak (n=38)

Perkembangan motorik kasar Frequency Percent

Normal 30 78.9

Suspect 8 21.1

Total 38 100.0

Berdasarkan tabel 6 dapat disimpulkan bahwa rata-rata perkembangan motorik kasar anak

adalah normal yaitu sebanyak 30 responden(78,9%)

B. Hasil Analisis Bivariat

Tabel 7.

Hubungan Antara Stimulasi Ibu Dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak UsiaToddler(1-3 Tahun).

Perkembangan Motorik Kasar Anak

Total P Value

Stimulasi Ibu Normal Suspect

Baik 30 (90,9%) 3(9,1%) 33(86,8%)

0,000

Kurang 0(0%) 5(62,5%) 5(13,2%)

Total 30 (78,9%) 8(21,1%) 38(100%)

Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa stimulasi ibu yang baik dengan total sebanyak 33 responden (86,8%) yang meliputi perkembangan motorik kasar normal 30 responden (90,9%) dan perkembangan motorik kasar yang suspect 3 responden (9,1%). Stimulasi ibu yang kurang dengan total sebanyak 5 responden (13,2%) yang meliputi perkembangan motorik kasar normal 0

responden (0 %) dan perkembangan motorik kasar suspect 5 responden (62,5%). Berdasarkan uji statistic Chi-Square diperoleh p value sebesar 0,000. Dengan Keputusan Uji p value <alpha, dimana nilai alpha adalah 0,05, sehingga p value < dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara stimulasi ibu dengan perkembangan motorik kasar anak usiatoddler(1-3 tahun ).

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Toddler(1-3 Tahun)

Analisis menunjukan bahwa perkembangan motorik kasar anak usia toddler (1-3 tahun) di PAUD Aisyiyah 01 Desa Sarirejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal merupakan perkembangan motorik kasar normal. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar anak usia toddler(1-3 tahun) di PAUD Aisyiyah 01 Desa Sarirejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal selama dilakukan penelitian mempunyai perkembangan motorik kasar normal.

Motorik kasar merupakan gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau

kematangan fisik anak, contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya (Judarwanto, 2010).

Motorik kasar merupakan aspek yang berhubungan dengan aspek gerakan dan sikap tubuh yang memerlukan kerja otot lebih, besar sehingga memerlukan cukup tenaga untuk melakukan aktifitas misalnya berjalan dan berlari (Nursalam, 2008). Anak usiatoddler(1– 3tahun) dikategorikan kedalam masa kanak-kanak awal. Masa ini anak mulai bergerak sambil berdiri sampai mereka masuk sekolah, dicirikan dengan aktifitas tinggi dan penemuan–penemuan. Serta merupakan saat perkembangan fisik dan kepribadian yang besar, dan perkembangan motorik yang berlangsung terus menerus (Wong, 2009).

(5)

ketika mereka diajarkan atau dilatih suatu gerakan hanya diam saja dan tidak mau mengikutinya. Sebagian dari ibu mengatakan tidak biasa memberikan stimulasi secara terus menerus dikarenakan sibuk dengan pekerjaan sehingga masih terdapat anak yang mengalami gangguan perkembangan motorik.

B. Stimulasi Ibu Pada Anak

Hasil analisis menunjukan bahwa stimulasi ibu di PAUD Aisyiyah 01 Desa Sarirejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal menunjukan bahwa sebagian besar ibu memberikan stimulasi baik pada anaknya. Menurut survey yang dilakukan stimulasi yang baik diperoleh dari faktor pendidikan orang tua yang baik yaitu perguruan tinggi dan stimulasi yang kurang baik dipengaruhi oleh faktor pendidikan yang kurang, pekerjaan orang tua,orang tua yang melarang anak untuk melakukan gerakan motorik kasar seperti berlari, naik turun tangga, meloncat dan sebagainya.

Anak perlu mendapatkan stimulus secara rutin, terus menerus dan sedini mungkin pada setiap kesempatan. Stimulasi dapat dilakukan oleh ibu, ayah (orang terdekat dengan anak), pengasuh anak, anggota keluarga lain dan masyarakat dilingkungan tempat tinggal. Kurang stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap (Departemen kesehatan, 2006).

C. Hubungan Antara Stimulasi Ibu Dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Toddler(1-3 Tahun).

Berdasarkan hasil analisis data, menunjukkan bahwa stimulasi ibu yang baik dengan total sebanyak 33 responden yang memiliki anak dengan perkembangan motorik kasar normal 30 responden dan perkembangan motorik kasar yang suspect 3 responden. Stimulasi ibu yang kurang dengan total sebanyak 5 responden yang memiliki anak dengan perkembangan motorik kasar normal 0 responden dan perkembangan motorik kasar suspect 5 responden.

Berdasarkan uji statistic Chi-Square diperoleh p value sebesar 0,000. Dengan Keputusan Uji p value < alpha, dimana nilai alpha adalah 0,05, sehingga p value < dari 0,05. Maka dapat

stimulasi ibu dengan perkembangan motorik kasar anak usiatoddler(1-3 tahun ).

Penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Kustantinah (2012) yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara stimulasi ibu dengan perkembangaan motorik kasar anak usia 3-5 tahun. Selain itu penelitian ini sejalan dengan pendapat Novi (2009) yang mengatakan bahwa ada hubungan antara pola asuh dengan perkembangan motorik anak usia prasekolah di desa Plagitan Kecamatan Pati yang dilihat dari keterlambatan sebanyak 6 responden.

Menurut survey yang dilakukan stimulasi yang baik diperoleh dari faktor pendidikan orang tua yang baik yaitu perguruan tinggi dan stimulasi yang kurang baik dipengaruhi oleh faktor pendidikan yang kurang, pekerjaan orang tua, orang tua yang melarang anak untuk melakukan gerakan motorik kasar seperti berlari, naik turun tangga, melonjat dan sebagainya. Anak perlu mendapatkan stimulus secara rutin, terus menerus dan sedini mungkin pada setiap kesempatan. Stimulasi dapat dilakukan oleh ibu, ayah (orang terdekat dengan anak), pengasuh anak, anggota keluarga lain dan masyarakat dilingkungan tempat tinggal. Kurang stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap (Departemen kesehatan, 2006).

Perkembangan motorik kasar bergantung pada kematangan otot dan syaraf.Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh otak.Otak yang mengatur setiap gerakan yang dilakukan oleh anak. Semakin anak sering diberikan stimulasi secara terus menerus maka perkembangan sistem saraf otak yang mengatur kemampuan otot, semakin baik kemampuan motorik anak, serta didukung dengan kekuatan anak yang baik (Kustantinah, 2012).

(6)

Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Kendal

berlompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain itu, penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalkan motorik kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari sehingga anak menjadi bisa dan mampu untuk melakukan aspek perkembangan tanpa ada keterlambatan (Judarwanto, 2010).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Stimulasi ibu di PAUD Aisyiyah 01 Sarirejo Kaliwungu Kendal dalam kategori baik. 2. Perkembangan motorik kasar anak usia

toodler(1-3 tahun) di PAUD Aisyiyah 01 Sarirejo Kaliwungu Kendal dalam kategori normal.

3. Ada hubungan antara stimulasi ibu dengan perkembangan motorik kasar anak usia toodler(1-3 tahun) di PAUD Aisyiyah 01 Sarirejo Kaliwungu Kendal.

Saran

1. Bagi ibu

Diharapkan kepada ibu untuk lebih memperhatikan perkembangan anaknya khususnya perkembangan motorik kasar sehingga akan terwujud perkembangan yang optimal dengan memberikan stimulasi secara terus menerus misalnya melatih anak untuk berlari, menendang bola, naik turun tangga dan sebagainya.

2. Bagi pengelola PAUD

Diharapkan untuk staf pengajar/guru memberikan stimulasi motorik kasar sebelum memulai pelajaran supaya tidak ada anak yang mengalami gangguan motorik kasar dan jangan memgabaikan kebutuhan perkembangan anak-anak yang lainya. 3. Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan untuk memberikan penyuluhan tentang perkembangan motorik kasar kepada ibu agar ibu mengetahui bagaimana cara memberikan stimulasi yang baik kepada anak yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.

4. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai faktorfaktor lain yang mempengaruhi perkembangan anak misalnya pekerjaan, pendidikan dan status kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Betz.Cecily Lynn & Linda A. Sowen. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Jakarta:EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2011.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.Jakarta : Salemba Medika

Judarwanto,W. 2010. Deteksi dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini http://childrengroup.wordpress.com/2012 /08/12/deteksi-dan-stimulasi-motorik anak-sejak-dini/ diakses pada tanggal 4 Oktober 2012.

Kustantinah, F. 2012. Hubungan Stimulasi Ibu dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3-5 Tahun di TK Pertiwi III Desa Tamping Winarno Kecamatan

Sukorejo Kabupaten

Kendal.SkripsiStikes Kendal

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurjaya, Oka. 2006.Peran Stimulasi Dini pada

Perkembangan Konitif

Bayi.http://rsudbima.wordpress.com/200 9/03/09/101/ diakses pada tanggal 4 Oktober2012

(7)

Analisis Data Kesehatan.Yogjakarta : Nuha Medika

Setiawati, Santun & Agus C. D. 2009.Ketrampilan Khusus Praktik Keperawatan Anak.Jakarta : Trans Info

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfa Beta

Suherman. 2000. Buku Saku Perkembangan Anak.Jakarta : EGC

Sujono, Riyadi & Sukarmin.2009. Asuhan Keperawatan pada Anak.Yogjakarta :Graha Ilmu

Widyaningrum, L. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Anak dengan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) di Pendidikan Anak Usia Dini Harapan Bangsa IV Desa Bulugede Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Skripsi Stikes Kendal

Referensi

Dokumen terkait

pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan dengan kekhasan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun

3.207 Output Gaya Lintang Akibat Beban Hidup Pada Portal Memanjang 4-4.... 3.210 Output Gaya Normal Akibat Beban Kombinasi Pada Portal

PBR dapat dengan cepat dan mudah untuk mendeteksi apabila terjadi keragaman yang diluar batas toleransi pada proses produksi mereka, untuk itu perlu dirancang suatu aplikasi

1) Mentaati atau melaksanakan apa yang diperintahkan rasul. 2) Menjadikan manusia selalu berhasil dalam usahanya. 3) Tidak membedakan antara rasul yang satu dengan rasul

Atas segala limpahan rahmat, anugerah, dan hidayah Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Wujud dan Strategi Imperatif dalam Pidato Habib

Hasil pengukuran pencarian citra dengan metode recall dan precision diatas 0.8 dari rentang nilai 0 sampai dengan 1, hal ini menunjukkan bahwa sistem sudah bisa memberikan

Gerak, Desain atas, desain lantai, tema, Dinamika, Dramatik, Musik, Komposisi Kelompok, Properti, Tata rias dan busana, Tata panggung, tata lampu dan tata suara.. Desain Atas

Rencana evolusi model bisnis Rencana evolusi model bisnis Rencana evolusi fungsi layanan Rencana evolusi fungsi layanan Perkiraan evolusi perilaku konsumen Perkiraan evolusi