• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KRED (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KRED (1)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT DAN INSTRUMENT DERIVATIF PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH BANTEN

Wianti Universitas Trilogi

I. LATAR BELAKANG MASALAH

Lembaga keuangan bank maupun non bank selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam bidang kredit. Bentuk dari jasa perkreditan yaitu melepaskan sejumlah uang kepada para debitur dan diganti dengan serangkaian ikatan perjanjian kredit. Dalam hal ini pihak bank akan selalu dihadapkan pada resiko yang cukup besar apakah dana dan bunga kredit yang dipinjamkan tersebut akan diterima kembali sesuai yang telah diperjanjikan. Proses pemberian kredit menyangkut berbagai kemungkinan yang akan membawa kerugian finansial bagi bank yang bersangkutan apabila kredit tersebut tidak dikelola dengan baik. BPD Banten adalah salah satu Lembaga keuangan yang melayani pemberian kredit kepada pengusaha mikro, kecil dan menengah. Makalah ini akan membahas bagaimana BPD Banten mengelola resiko kredit sebagai salah satu resiko usaha yang dihadapi BPD Banten.

II. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu untuk menentukan dan menganalisis instrument derivative untuk mengatasi resiko kredit di Bank BPD banten

III. LITERATUR A. Resiko Kredit

Risiko kredit merupakan risiko kerugian yang mungkin terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) dalam memenuhi kewajibannya. sepanjang tahun 2016, bank berhasil menjaga Non Performing Loan(NPL net) sesuai dengan ketentuan pengawas (BI/OJK), di bawah 5%. rasio kredit bermasalah (NPL net) setelah memperhitungkan cadangan kerugian kredit sebesar 4,76%.

(2)

B. Penerapan Manajemen Resiko Kredit

1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi

Komite-komite dalam lingkup dewan komisaris, yaitu komite Pemantau risiko dan komite audit. sedangkan dalam lingkup direksi, yaitu komite manajemen risiko dan komite kebijakan kredit.

2. kecukupan kebijakan, Prosedur dan Penetapan limit

Bank telah melakukan pengkinian kebijakan, prosedur dan penetapan limit pada aktivitas terkait risiko kredit.

3. Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian risiko

Proses identifikasi risiko dilakukan dengan menganalisis kelompok portofolio nasabah.Pengukuran dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik setiap jenis transaksi yang terekspos risiko kredit, kondisi keuangan debitur, jangka waktu kredit yang dikaitkan dengan perubahan potensial di pasar, aspek jaminan serta kemampuan bank untuk menyerap potensi kegagalan.Pemantauan risiko dilakukan mulai dari Risk Taking unit sebagai unit pengelola , satuan kerja manajemen risiko (skmr) sampai dengan komite manajemen risiko yang dilakukan secara berkala dan terus menerus. manajemen juga telah membuat “Dashboard System” untuk memantau kinerja aktivitas perkreditan dan kualitas kredit yang telah diberikan.Pengendalian risiko dilaksanakan melalui beberapa cara, seperti mitigasi risiko, pengelolaan posisi dan risiko portofolio secara aktif, penetapan target batasan risiko konsentrasi dalam rencana tahunan bank, penetapan tingkat kewenangan dalam proses persetujuan penyedian dan analisis konsentrasi secara berkala, yang sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.

4. Sistem Pengendalian Internal

beberapa langkah pengendalian internal yang dilakukan oleh bank terkait dengan risiko kredit adalah sebagai berikut:

a. menerapkan Proactive Risk Management sebagai upaya melakukan mitigasi risiko kredit;

b. Pemberian batas Wewenang memberi kredit secara selektif; c. Pembentukan komite kredit kantor Pusat untuk kredit komersial; d. Peningkatan Peran administrasi kredit kantor Pusat;

(3)

e. Pelatihan terkait risiko kredit; dan mempercepat penyelesaian Non Performing Loan (NPL)

C. Transaksi Drivative

Transaksi derivatif yang sering dilakukan oleh bank pada umumnya adalah Foreign Exchange Swap, Currency Forward, Cross Currency Swap (CCS), dan Interest Rate Swap (IRS). Transaksi Repo dan Reverse Repo, Secara umum, selama ini BPD Banten hanya melakukan transaksi repo maupun reverse repo dengan underlying aset Surat Berharga Pemerintah Republik Indonesia (Surat Utang Negara)

IV. KESIMPULAN

Salah satu resiko usaha yang dihadapi BPD Banten adalah Resiko kredit atau credit risk.Di samping risiko suku bunga, risiko kredit merupakan salah satu risiko utama dalam pelaksanaan pemberian kredit bank dan hal ini juga akan berpengaruh terhadap kolektibilitas kredit. BPD Banten menerapkan fungsi manajemen risiko seara efektif dan efesien yang disesuaikan dengan kebijakan, ukuran dan kompleksitas usaha.

V. REKOMENDASI

Bank BPD banten harus mampu mempertahankan NPL untuk tahun berikutnya sesuai ketentuan BI/OJK yaitu dibawah 5%.Pemberian kredit harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian sesuai kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk pengendalian resiko.Analisa berkala atas kemampuan debitur untuk membayar pokok dan bunga pinjaman.

VI. REFERENSI

Kisman, Z.(2017). Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of Internet Banking andCommerce, December 2017, vol. 22, no. 3.

https://www.bankbanten.co.id/assets/uploads/2016/09/ANNUAL-REPORT-BANK-BANTEN-2016-Website.pdf diakses tanggal 17 Januari 2018 jam 13.00

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai salah satu bagian dari resolusi konflik Aceh pengaktifan kembali lembaga tuha puet gampoengtidak terlepas dari bagian keistiumewaan Aceh di bidang adat sebagaimana diatur

Sebenarnya untuk warga nelayan yang berada di sepanjang pantai utara jepara telah memiliki atau tergabung dalam organisasi yang bernama Forum Nelayan (Fornel), namun karena

memperoleh jawaban yang tepat. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar.. merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil atau

Berkembangnya system ke- percayaan ini ketika Pangeran Madrais tinggal di Cireundeu dan bertemu den- gan Haji Ali, kakek dari abah Emen (ket- ua adat Cireundeu) pada tahun

[r]

KESATU : Mengangkat dalam jabatan baru Personel yang nama dan pangkat/golongannya tersebut dalam lampiran Keputusan ini, diangkat dalam jabatan baru sebagaimana

Skripsi dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) Terhadap Hasil Belajar. Matematika Siswa Kelas

yang aktual yang hidup dalam masyarakat. Dengan demikian, menurut Dahlan Thaib , Undang-Undang Dasar dibuat secara sadar sebagai perangkat kaidah fundamental yang