• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 9 MENCIPTAKAN EKUITAS MERK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB 9 MENCIPTAKAN EKUITAS MERK"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 9 MENCIPTAKAN

EKUITAS MERK

ANA ANDRIANA

1203683

MANAJEMEN B 2012

(2)

Strategi Merek

Definisi Merek

American Marketing Association

(Kotler & Keller, 2009:258)

mendefinisikan merek sebagai

nama,

istilah, tanda, lambang, atau desain,

atau kombinasinya, yang

dimaksudkan untuk

mengidentifikasikan barang atau jasa

dari salah satu penjual atau

kelompok penjual dan

(3)

Peran Merek

Menurut Kotler & Keller

(2009:259), merek memiliki

fungsi bagi perusahaan sebagai

berikut:

Menyederhanakan penanganan

atau penelusuran produk.

Membantu mengatur catatan

persediaan dan catatan

akuntansi.

Menawarkan perlindungan

hukum kepada perusahaan

(4)

Ruang Lingkup Penetapan Merek (Branding)

Penetapan merek (

branding

) adalah

memberikan kekuatan merek kepada produk

dan jasa. Penetapan merek adalah

menciptakan perbedaan antarproduk (Kotler

& Keller, 2009:260). Pemasar dapat

(5)

Definisi Ekuitas Merek

Ekuitas merek (

brand equity

) adalah

nilai tambah yang diberikan pada

produk dan jasa. Ekuitas merek dapat

tercermin dalam cara konsumen

(6)

Model Ekuitas Merek

1) Penilai Aset Merek (Brand Asset

Valuator/BAV)

Menurut BAV, terdapat lima komponen

ekuitas merek, yaitu:

Diferensiasi: mengukur tingkat sejauh di mana

merek dianggap berbeda dari merek lain.

Energi: mengukur arti momentum merek.Relevansi: mengukur cakupan daya tarik

merek.

Harga diri: mengukur seberapa baik merek

dihargai dan dihormati.

Pengetahuan: mengukur kadar keintiman

(7)

Model BRANDZ

Model yang diciptakan

konsultan riset

pemasaran Millward

Brown dan WPP ini

menggunakan figur

Piramid BrandDynamics

untuk tingkat keterikatan

konsumen terhadap

(8)

Model AAKER

Model yang diciptakan mantan

profesor pemasaran dari UC

Barkeley, David Aaker ini

memandang bahwa ekuitas merek

sebagai kesadaran merek (

brand

awareness

), loyalitas merek, dan

asosiasi merek, yang

(9)

Model Resonansi Merek

Resonansi berarti

intensitas atau

kedalaman ikatan

psikologis yang

dimiliki pelanggan

dengan merek, juga

tingkat aktivitas

(10)

Penggerak Ekuitas Merek

Pemasar membangun

ekuitas merek dengan

menciptakan struktur

pengetahuan merek yang

tepat untuk konsumen

(11)

Memilih Elemen Merek

Menurut Kotler & Keller (2009:269), elemen merek

(brand element) adalah alat pemberi nama dagang yang mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan merek. Terdapat enam kriteria utama untuk memilih elemen merek sebagai berikut:

Dapat diingat.

Berarti. Apakah elemen merek itu kredibel dan

mengindikasikan kategori yang berhubungan dengannya.

Dapat disukai.

Dapat ditransfer. Apakah elemen merek itu dapat

digunakan untuk memperkenalkan produk baru dalam kategori yang sama atau berbeda.

Dapat disesuaikan. Seberapa mudah elemen merek itu

disesuaikan dan diperbarui.

Dapat dilindungi. Seberapa mudah elemen merek itu

(12)

Merancang Kegiatan Pemasaran Holistik

Dalam merancang program pemasaran pembangunan merek, terdapat

tiga pendekatan yang dapat dipergunakan (Kotler & Keller, 2009:270-273) yaitu:

1) Personalisasi

Yaitu memastikan merek dan pemasarannya serelevan mungkin dengan sebanyak mungkin pelanggan.

Integrasi

Maksudnya membaurkan dan menyesuaikan kegiatan pemasaran untuk memaksimalkan efek individual dan kolektif mereka melalui variasi kegiatan pemasaran yang memperkuat janji merek.

Internalisasi

(13)

Mengangkat Asosiasi Sekunder

Maksudnya adalah menciptakan ekuitas merek

(14)

Mengukur Ekuitas Merek

Kotler dan Keller (2009:274-275) mengemukakan

dua pendekatan dasar untuk mengukur ekuitas

merek sebagai berikut:

Pendekatan tidak langsung. Pendekatan ini menilai

sumber ekuitas merek yang potensial dengan

mengidentifikasi dan melacak struktur pengetahuan

merek konsumen.

Pendekatan langsung. Pendekatan ini menilai

dampak aktual pengetahuan merek terhadap

(15)

Mengelola Ekuitas Merek

Pengelolaan merek yang efektif membutuhkan tindakan

pemasaran jangka panjang. Terdapat dua tindakan pengelolaan ekuitas merek menurut Kotler & Keller (2009:277, 279) sebagai berikut:

1) Penguatan merek

Sebagai aset perusahaan yang umurnya panjang, merek perlu dikelola dengan baik, sehingga nilainya tidak menyusut.

Revitalisasi merek

Hal pertama yang harus dilakukan dalam merevitalisasi merek adalah memahami sumber-sumber apa dari ekuitas merek

(16)

10 MEREK PALING BERNILAI DI DUNIA

TAHUN 2006

Peringkat Merek Nilai Merek th 2006

1 Coca-cola $ 67,00

2 Microsof $ 56,93

3 IBM $ 56,20

4 GE $ 48,91

5 Intel $ 38,32

6 Nokia $ 30,13

7 Toyota $ 27,94

8 Disney $ 27,85

9 McDonalds $ 27,50

(17)

Merencanakan Strategi Penetapan

Merek

(Branding Strategy)

Strategi penetapan merek perusahaan mencerminkan

jumlah dan jenis, baik elemen merek umum maupun

unik yang diterapkan perusahNama individual.

Kelebihan utama strategi ini adalah perusahaan tidak

menghubungkan reputasinya dengan produk. Jika

produk gagal atau memiliki kualitas rendah, citra

perusahaan tidak akan terganggu.

Nama keluarga

Nama keluarga terpisah untuk semua produk

(18)

Perluasan Merek

(Brand Extension)

Perluasan merek dapat dibagi menjadi dua

kategori, yaitu:

Perluasan lini, dimana merek induk mencakup

produk baru di dalam kategori produk yang

dilayaninya saat ini, seperti rasa, bentuk, warna,

bahan, dan ukuran kemasan yang baru.

Perluasan kategori, dimana merek induk

(19)

Keunggulan perluasan merek adalah:

Meningkatnya peluang keberhasilan produk baru. Perluasan merek

merupakan cara yang kuat untuk memasuki pasar konsumen. Konsumen dapat menyusun ekspektasi tentang komposisi dan kinerja produk baru berdasarkan apa yang telah mereka ketahui tentang merek induk dan sejauh mana mereka merasa informasi tersebut relevan dengan produk baru.

Efek umpan balik positif. Perluasan merek dapat membantu

mengklarifikasi arti merek dan nilai merek intinya atau

(20)

Portofolio Merek

Portofolio merek (brand portofolio) adalah kumpulan semua merek dan lini merek yang

ditawarkan perusahaan tertentu untuk dijual dalam satu kategori atau segmen pasar tertentu (Kotler & Keller, 2009:285). Pentingnya melakukan portofolio merek karena beberapa alasan sebagai berikut:

Meningkatkan kehadiran di rak dan ketergantungan pengecer di toko.

Menarik konsumen pencari keragaman yang mungkin dapat beralih ke merek lain.Meningkatkan kompetisi internal dalam perusahaan.

Mencapai skala ekonomis dalam iklan, penjualanm perdagangan, dan distribusi fisik.

Karakteristik portofolio merek yang optimal adalah kemampuan setiap merek didalamnya

untuk memaksimalkan ekuitas bersama-sama dengan semua merek lain didalamnya. Prinsip dasar dalam merancang portofolio merek adalah memaksimalkan cakupan pasar, sehingga tidak ada pelanggan potensial yang diabaikan- melainkan untuk mengurangi tumpang tindih merek, jadi merek tidak bersaing untuk mendapatkan persetujuan

(21)

perluasan merek juga memiliki kelemahan sebagai berikut:

Menyebabkan nama merek tidak terlalu kuat teridentifikasi dengan produk manapun. Hal ini dapat dikatakan sebagai dilusi merek, yaitu

terjadi ketika konsumen tidak lagi mengasosiasikan merek dengan produk yang spesifik atau produk yang sangat mirip dan mulai kurang

memikirkan merek.

Perusahaan kerap melewatkan peluang untuk menciptakan merek baru dengan citra unik dan ekuitasnya sendiri.

Jika perluasan merek gagal dilakukan, maka akan mempengaruhi citra merek induk dalam prosesnya.

Sekalipun penjualan perluasan merek tinggi, namun pendapatannya mungkin datang dari konsumen yang beralih ke perluasan dari

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara dengan partisipan didapatkan hasil bahwa didalam merumuskan sebuah diagnosa keperawatan Klien Skizofrenia dengan Kebutuhan Personal

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (i) Kompetensi Profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Guru,(ii) Motivasi Kerja berpengaruh

0, 16,6 48,1 54,71 489, Industri Karet, Barang dari karet dan Plastik Industri Logam Dasar, Barang Logam,… Perdagangan dan Reparasi Transportasi, Gudang dan Telekomunika si

Hasil analisis cross sectional approach yaitu perbandingan rasio saham tidur dengan perusahaan sejenis pada tahun 2012, diketahui perusahaan yang memiliki kinerja baik

1) Riba dapat mengakibatkan atau menimbulkan permusuhan antara pelaku ekonomi yang akibatnya mengancam semangat kerja sama antara mereka. 2) Riba dapat mengakibatkan lahirnya

(4) Laporan keuangan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan laporan ikhtisar realisasi kinerja dan laporan keuangan BUMD/perusahaan

Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Daerah yang selanjutnya disebut RANHAM Daerah adalah rencana akai yang disusun sebagai pedornan pelaksanaan penghormatan,

Tidak hanya menempuh pendidikan formal ia juga menempuh pendidikan informal yang diberikan ayahnya secara langsung ia mendapatkan pendidikan agama dari ayahnya