• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian teori Implementasi Kurikulum 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kajian teori Implementasi Kurikulum 2013"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI

Implementasi kurikulum 2013 akan dapat menimbulkan masalah bagi peserta didik SMP/MTs yang tidak mampu memantapkan minat belajar secara tepat dan menentukna minat untuk melakukan pilihan pada studi lanjutan, sehingga akan menimbulkan kesulitn dalam belajar dan kecenderungan gagal belajar.

Oleh karena itu diperlukan pelayanan pemintan peserta didik dalam bimbingan dn konseling yang dilkukan oleh guru BK atau Konselor. Dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) upaya pelayanan ini merupakan salah satu bentuk layanan penempatan penyaluran dan keterkaitanya dengan jenis layanan lain serta kegiatan pendukung yang relevan.

Disinilah guru BK atau Konselor memiliki peranan penting untuk membantu peserta didik dalam memantapkan minat belajar dan mampu menentukan minat untuk melakukan pilihan studi lanjut antara Sma/ma atau smk berdasarkan pada kemampuan dasar umum atau ( kecerdasan), bakat, minat, dan kecenderungan arah pilihan masing-masing peserta didik.

(2)

minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik. Pelayanan BK yang dilakukan oleh guru BK atau Konselor di SMP/MTs dalam upaya pelayanan peminatan peserta didik dalm memantapkan minat belajar dan menentukan minat melakukan pilihan studi lajutan merupakan salah satu bentuk layanan penempatan dan penyaluran dalam bidang Bimbingan Belajar dan Bimbingan Karir. Dalam rangka mengoptimalkan peserta didik menuntut adanya kolaborasi yang baik antar guru mata pelajaran, guru wali keas, guru BK atau Konselor, kepala sekolah , orang tua dan wali.

A. Program Bimbingan dan konseling

Dalam permendikbud 81a tahun 2013 mengenai implementasi kurikulum bahwa program layanan dari segi unit waktu sepanjang tahun ajaran pada satuan pendidikan, ada lima jenis program layanan yang disusun dan diselenggarakan dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling yaitu :

1. Program tahunan yaitu program layanan Bimbingan dan Konseling yang meliputi keseluruhan kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas rombongan belajar pada satuan pendidikan.

2. Program semesteran yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran dari program tahunan. 3. Program bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang meliputi

seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakn jabaran program satu semester. 4. Program mingguan yaitu program layanan Bimbingan dan Konseling yang meliputi

seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan. 5. Program harian yaitu program pelaynan yang Bimbingan dan Konseling yang

(3)

Layanan dan/ atau satuan kegiatan pendukung dan rencana kegiatan pendukung pelayanan Bimbingan dan Konseling.

Rancangan program bimbingan dan konseling senantiasa berdasarkan hasil analisis kebutuhan peserta didik dan upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kebutuhan layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik diberikan melalui rancangan program layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan dukungan sistem. Layanan Dasar merupakan layanan yang bersifat antisipatoris, preventif dan pengembangan yang diberikan kepada semua peserta didik. Layanan dasar diarahkan untuk pengembangan kompetensi perkembangan sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan peserta didik.

B. Ratio Guru Bimbingan dan Konseling : Siswa

Sesuai dengan pasal 54 PP RI Nomor 74 tahun 2008 mengenai jumlah siswa yang diampu guru BK yaitu sebagai berikut :

Pasal 54

(1) Beban kerja kepala satuan pendidikan yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah paling sedikit 3 (tiga) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu

atau membimbing 40 (empat puluh) peserta didik bagi kepala satuan pendidikan yang berasal

dari Guru bimbingan dan konseling atau konselor.

(4)

atau membimbing 80 (delapan puluh) peserta didik bagi wakil kepala satuan pendidikan yang berasal dari Guru bimbingan dan konseling atau konselor.

(3) Beban kerja ketua program keahlian satuan pendidikan yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

(4) Beban kerja kepala perpustakaan satuan pendidikan yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

(5) Beban kerja kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi satuan pendidikan yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

(6) Beban kerja Guru bimbingan dan konseling atau konselor yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan.

(7) Beban kerja pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

(8) Beban kerja pengawas satuan pendidikan, pengawas mata pelajaran, atau pengawas kelompok mata pelajaran, dan penilik satuan pendidikan anak usia dini formal

(5)

penilikan yang ekuivalen dengan paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam pembelajaran tatap

muka dalam 1 (satu) minggu.

(9) Ketentuan lebih lanjut tentang beban kerja kepala satuan pendidikan yang ekuivalen dengan 6 (enam) jam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan pengawas atau

penilik yang ekuivalen dengan 24 (dua puluh empat) jam tatap muka sebagaimana dimaksud

pada ayat (8) ditetapkan oleh Menteri.

Sementara dalam modul 1 kurikulum 2013 dan profesionlisasi Bimbingan dan Konseling dihitung secara proforsional berdasarkan beban kerja wajib paling kurang 150 siswa dan paling banyak 250 siswa pertahun.

Jadi dapat disipulkan bahwa beban kerja guru BK atau Konselor adalah paling sedikit 150 siswa dan paling banyak 250 siwa pertahun ajaran.

C. Kualifikasi pendidikan Guru BK

Konselor adalah tenaga pendidik profesional yang telah menyelesaikan pendidikan akademik strata satu (S-1) program studi Bimbingan dan Konseling dan program Pendidikan Profesi Konselor dari perguruan tinggi penyelenggara program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi. Sedangkan bagi individu yang menerima pelayanan profesi bimbingan dan konseling disebut konseli, dan pelayanan bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan formal dan nonformal diselenggarakan oleh konselor.

(6)

1. Sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling.

2. Berpendidikan profesi konselor.

D. Kompetensi Guru BK

Sesuai dengan perturan menteri pendidikan nasional no 27 tahun 2008 SKAKK merumusan Standar Kompetensi Konselor telah dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor. Namun bila ditata ke dalam empat kompetensi pendidik sebagaimana tertuang dalam PP 19/2005, maka rumusan kompetensi akademik dan profesional konselor dapat dipetakan dan dirumuskan ke dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional sebagai berikut.

Kompetensi pedagogik

Kompetensi inti Kompetensi

1.Menguasai teori dan praktisi pendidikan 1.menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuanya

2.mengimplementasikan prinsip - prinsip pendidikan dan proses pembelajaran

3.menguasai landasan dalam praktisi pendidikan.

2.mengapliksikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku social konseli

(7)

dan konseling dalam upaya pendidikan.

2.mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian, individualitas dan perbedaan konseli terhadap sasaran pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam upaya pendidikan.

3. mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar terhadap sasarn pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam upaya pendidikan.

4.mengaplikasikan kaidah-kaidah keberbakatan terhadap sasaran pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam upaya pendidikan

5.mengaplikasikn kaidah-kaidah kesehatan mental terhadap sasaran pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam upaya pendidikan.

3.menguasai esensi pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam jalur, jenis, dan

(8)

Kompetensi kepribadian

4. beriman dan bertqwa kepada tuhan yang maha Esa

1.menampilkan kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2.konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran terhadap agama lain 3.berakhlak mulia dan berbudi luhur 5.menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih

1.mengapikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia makhluk spiritual, bermoral, social, individual, dan berpotensi. 2. menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan konseli 3. peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umunya dan konseling pada khususnya

4.menjunnjung tingkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasinya.

5.toleran terhadap permasalahan konseli 6.bersikap demokratis

6.menunjukan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat

1.menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah dan konsisten.

2.menampilkan emosi yang stabil.

(9)

4.menaampilakn toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadapi stress dan frustasi. 7.menampilkan kinerja berkualitas tinggi 1.menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif,

inivatif, dan produktif

1.memahai dasar, tujuan, organisasi, dan peran pihak-pihak lain (guru, wali kelas, pimpinan sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah)di tempat bekerja

(10)

pihak-2.menaati Kode Etik profesi Bimbingan dan konseling

3.aktif dalam organisasi profesi Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan diri dan profesi.

10.mengimplementasikan kolaborasi antar profesi

1.mengkomunikasikan aspek-aspek professional Bimbingan dan Konseling kepada organisasi profesi lain

2.memahami peran organisasi profesi lain dan memanfaatkannya untuk suksesnya pelayanan Bimbingan dan konseling

3.bekerja dalam tim bersama tenaga para professional dan professional profesi lain.

4.melaksanakan referral kepada alhi profesi lain sesuai dengan keperluan.

Kompetensi professional

11. menguasai konsep dan pratisi asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli

1.mengetahui hakikat asasment

(11)

kebutuhan pelayanan Bimbingan dan Konseling

3.menyusun dan mengembangkan Instrument assesmen untuk keperluan Bimbingan dan Konseling

4.mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-masalah konseli

5.memilih dan mengadministrasikan teknik assessment pengungkpan kemampuan dasar dan kecenderungan pribdi konseli.

6.memilih dan mengadministrasikan instruen untuk mengungkapkan kondisi actual konseli berkaitan dengan lingkungan

7.mengakses data dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan Bimbingan dan konseling

8.menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan Bimbingn dan Konseling dengan tepat

(12)

dalam praktek assessment.

12.menguasai kerangka teoritik dan praksis Bimbingan dan Konseling

1.mengaplikasikan hakikat pelayanan Bimbingan dan Konseling

2.mengaplikasikan arah profesi Bimbingan dan konseling

3.mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan Bimbingan dan Konseling

4.mengaplikasikan pelayanan Bimbingan dan Konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah kerja.

5.mengaplikasikan pendekatan/model/jenis pelayanan dan kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling

6.mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan Bimbingan dan konseling

13.merancang Program Bimbingan dan Konseling

1.menganalisis kebutuhan konseli

(13)

Konseling yang berkelanjtan berdasar kebutuhan peserta didik secara Komprehensif dengan pendekatan perkembangan

3.menyusun rencana pelaksanaan program Bimbingan dan konseling

4.merencanakan sarana dan biaya penyelennggaraan program Bimbingan dan konseling

14.mengimplementasikan program Bimbingan dan konseling yng Komprehensif

1.melaksanakan program Bimbingn dan Konseling

2.melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan Bimbingan dan konseling

3.memfasilitasi perkembangan akademik, karir, personal, dan social konseli

4.mengelola sarana dan biaya program Bimbingan dan konseling

15.menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling

1.melakukan evaluasi hasil, proses, program Bimbingan dan konseling

(14)

3.mengimformasikan hasil pelaksanakan evaluasi pelayanan Bimbingan dan Konseling Kepada pihak terkait.

4.menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program Bimbingan dan Konseling

16.memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional

1.memahami dan mengola kekuatan dan keterbatasan pribadi dan professional

2.menyelengarakan pelyanan sesuai dengn kewenangan dan kode Etik professional konselor.

3.mempertahankan objektivitas dan menjaga agar tidak larut dengan masalah konseli.

4.melaksanakan referral sesuai dengan keperluan

5.peduli terhadap identitas professional dan pengembanganprofesi

(15)

kepentingan pribadi konselor

7.menjaga kerahasian konseli 17.menguasi konsep dan praksis penelitian

dalam Bimbingan dan Konseling

1.memahami berbagai jenis dan metode penelitian

2.mampu merancang penelitian Bimbingan dan konselinng

3.melaksanakan penelitian Bimbingan dan Konseling

4.memanfaatkan hasil penelitian dalam Bimbingan dan konselinng dengan mengakses jurnal pendidikan dan Bimbingan dan konseling

E. Instrument Dan Sarana Yang Tersedia

Berdasarkan Permendibud Nomor 111 Tahun 2014 tentang pendidikan dasar dan menengah Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan layanan dan membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional memerlukan sarana, prasarana, dan pembiayanan yang memadai.

(16)

Ruang kerja bimbingan dan konseling memiliki kontribusi keberhasilan layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan. Ruang kerja bimbingan dan konseling disiapkan dengan ukuran yang memadai, dilengkapi dengan perabot/perlatannya, diletakan pada lokasi yang mudah untuk akses layanan dan kondisi lingkungan yang sehat. Di samping ruangan, dapat dibangun taman sekolah yang berfungsi ganda yaitu untuk kepentingan taman satuan pendidikan, dapat juga ada disain untuk layanan bimbingan dan konseling di taman.

Ukuran ruang bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan kebutuhan jenis dan jumlah ruangan. Ruang kerja konselor atau guru bimbingan dan konselor disiapkan secara terpisah dan antar ruangan tidak tembus pandang dan suara. Jenis ruangan yang diperlukan antara antara lain

(1) ruang kerja sekaligus ruang konseling individual, (2) ruang tamu,

(3) ruang bimbingan dan konseling kelompok, (4) ruang data,

(5) ruang konseling pustaka (bibliocounseling) dan

(6) ruang lainnya sesuai dengan perkembangan profesi bimbingan dan konseling.

Jumlah ruang disesuaikan dengan jumlah peserta didik/konseli dan jumlah konselor atau guru bimbingan dan konseling yang ada pada satuan pendidikan.

(17)

satu segi para peserta didik/konseli yang berkunjung ke ruangan tersebut merasa nyaman, dan segi lain di ruangan tersebut dapat dilaksanakan pelayanan dan kegiatan bimbingan lainnya sesuai dengan asas-asas dan kode etik bimbingan dan konseling. Khusus ruangan konseling individual harus merupakan ruangan yang memberi rasa aman, nyaman dan menjamin kerahasiaan konseli.

Di dalam ruangan hendaknya juga dapat disimpan segenap perangkat instrumen bimbingan dan konseling, himpunan data peserta didik, dan berbagai data serta informasi lainnya. Ruangan tersebut hendaknya juga mampu memuat berbagai penampilan, seperti penampilan informasi pendidikan dan jabatan. Yang tidak kalah penting ialah, ruangan itu hendaklah nyaman yang menyebabkan para pelaksana bimbingan dan konseling betah bekerja. Kenyamanan itu merupakan modal utama bagi kesuksesan program layanan bimbingan dan konseling yang disediakan.

(18)

Alternatif contoh penataan ruang kerja profesi bimbingan dan konseling

(19)

2. Fasilitas Penunjang

Selain ruangan, fasilitas lain yang diperlukan untuk penyelenggaraan bimbingan dan konseling antara lain:

a. Dokumen program bimbingan dan konseling yang disiman dalam almari.

b. Instrumen pengumpul data dan kelengkapan administrasi seperti: 1) Alat pengumpul data berupa tes.

(20)

3) Alat penyimpan data, dapat berbentuk kartu, buku pribadi, map dan file dalam komputer. Bentuk kartu ini dibuat dengan ukuran-ukuran serta warna tertentu, sehingga mudah untuk disimpan dalam almari/ filing cabinet. Untuk menyimpan berbagai keterangan, informasi atau pun data untuk masing-masing peserta didik, maka perlu disediakan map pribadi. Mengingat banyak sekali aspek-aspek data peserta didik yang perlu dan harus dicatat, maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat menghimpun data secara keseluruhan yaitu buku pribadi.

4) Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alat bantu bimbingan perlengkapan administrasi, seperti alat tulis menulis, blanko surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus, dan agenda surat, buku-buku panduan, buku informasi tentang studi lanjutan atau kursus-kursus, modul bimbingan, atau buku materi pelayanan bimbingan, buku hasil wawancara, laporan

kegiatan pelayanan, data kehadiran peserta didik, leger Bimbingan dan Konseling, buku realisasi kegiatan Bimbingan dan Konseling, bahan-bahan informasi pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar maupun karir, dan buku/ bahan informasi pengembangan keterampilan hidup, perangkat elektronik (seperti komputer, tape recorder, film, dan CD interaktif, CD pembelajaran, OHP, LCD, TV); filing cabinet/ lemari data (tempat penyimpanan dokumentasi dan data peserta didik/konseli), dan papan informasi Bimbingan dan Konseling.

(21)

diakases secara cepat dan secara interaktif. Perangkat tersebut memiliki peranan yang sangat strategis dalam pelayananBimbingan dan konseling pada satuan pendidikan.

Dalam konteks ini, para konselor atau guru bimbingan dan konseling dituntut untuk menguasai sewajarnya penggunaan beberapa perangkat lunak dan perangkat keras komputer. Banyak sekali perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling dalam upaya memberikan pepelayanan terbaik, efisien, dan daya jangkau pelayanan yang lebih luas kepada para peserta didik/konseli. Sebagai contoh perangkat lunak itu antara lain, program database peserta didik, perangkat ungkap masalah, analisis tugas dan tingkat perkembangan peserta didik, dan beberapa perangkat tes tertentu.

3. Pembiayaan

Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari pengelolaan bimbingan dan konseling. Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukan untuk mendukung implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam Anggaran dan Belanja Satuan Pendidikan.Memilih strategi pengelolaan yang tepat dalam usaha mencapai tujuan program layanan bimbingan dan konseling memerlukan analisis terhadap anggaran yang dimiliki. Strategi pengelolaan program yang dipilih harus disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki.

(22)

Adapun komponen anggaran meliputi:

a. Anggaran untuk semua aktivitas yang tercantum pada program Bimbingan dan Konseling.

b. Anggaran untuk aktivitas pendukung (seperti untuk asesmen kebutuhan, kunjungan rumah, pengadaan pustaka terapi/buku pendukung, mengikuti diklat/seminar/workshop atau kegiatan profesi bimbingan dan konseling, studi lanjut, kegiatan musyawarah guru bimbingan dan konseling, pengadaan instrumen bimbingan dan konseling, dan lainnya yang relevan untuk operasional layanan bimbingan dan konselinh.

c. Anggaran untuk pengembangan dan peningkatan kenyamanan ruang atau pemberian layanan bimbingan dan konseling (seperti pembenahan ruangan, pengadaan buku-buku untuk konseling pustaka, penyiapan perangkat konseling kelompok).

Sumber biaya selain dari RKAS (rencana kegiatan dan anggaran Sekolah/Madrasah), dengan dukungan kebijakan Kepala Sekolah/Madrasah jika memungkinkan dapat mengakses dana dari sumber-sumber lain melalui kesepakatan lembaga dengan pihak lain, atau menggunakan sumber yang dialokasikan oleh komite Sekolah/Madrasah.

F. Factor Pendukung Dan Penghambatan Pelaksanaan BK

Di samping adanya faktor pendukung kegiatan bimbingan dan konseling juga ada faktor yang menghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Adapun faktor dan masalah yang menghambat bimbingan dan konseling antara lain sebagai berikut:

a) Kekurangan tenaga bimbingan di sekolah.

(23)

harus dipikulnya dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah, bila tenaga pembimbing jumlah sedikit sekali untuk menangani siswa yang begitu banyak tentunya tidak akan efektif dan efisien yang akhirnya akan menjadi kendala bimbingan konseling.

b) Kemampuan teknis bimbingan di sekolah.

Tenaga yang ada, yang secara langsung menangani bimbingan di sekolah kebanyakan tidak sesuai dengan bidangnya, bisa jadi tugasnya merangkap antara profesi satu dengan profesi lainnya. Misalkan Kepala Sekolah yang masih merangkap jadi guru bimbingan dan lain sebagainya, yang akhirnya proses penaganan dan pelaksanaannya tentu tidak sesuai dan tidak tepat sebagaimana mestinya.

c) Sarana dan prasarana.

Layanan bimbingan di sekolah mutlak memerlukan sarana dan prasarana. Kebanyakan sarana dan prasarana yang digunakan masih merangkap dengan fasilitas yang lainnya, seperti misalnya ruangan bimbingan yang masih menyatu dengan ruang kesehatan.

d) Organisasi dan administrasi bimbingan.

Dalam penanganan layanan bimbingan di sekolah, perlu dilakukan dan ditopang oleh kegiatan administrasi. Program bimbingan perlu diorganisir sedemikian rupa supaya memungkinkan terjadinya suatu kerja sama yang harmonis antara pihak sekolah, Kepala Sekolah, Guru bidang studi, pihak ketertiban sekolah dan lainnya. Tanpa adanya kerja sama yang baik pelaksanaan bimbingan konseling akan sulit dilaksanakan.

e) Supervisi bimbingan di sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Ketika melihat reaksi dari orang tua saat mengetahui bahwa dirinya hamil diluar nikah, informan memiliki perasaan sedih, kecewa dengan dirinya karena tidak patuh

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (a) melakukan observasi awal mengenai permasalahan yang

Budući da današnja školska knjižnica nije više samo mjesto skupljanja znanja i njegova posredovanja korisnicima, već i mjesto gdje se to znanje pretražuje i

Pritom je važno naglasiti da kvaliteta usluga u knjižnicama podrazumijeva i kvalitetnu komunikaciju s korisnicima koja se odnosi na svakodnevnu komunikaciju vezanu uz

Jika urutan tampil diatur bergantian antara pria dan wanita, serta finalis dari SMA ”A” tidak tam- pil berurutan, maka susunan urutan tampil yang mungkin ada sebanyak... Diketahui

Aplikasi Komputer Mampu melaksanakan operasi statistik dengan menggunakan aplikasi komputer dengan SPSS. Analisa Jabatan *) Mampu memahami tentang pengertian analisis

Peneliti ingin menghaturkan ucapan terima kasih kepada ayahanda, yang senantiasa memberikan inspirasi dan semangatnya kepada peneliti akan pentingnya menuntut ilmu pengetahuan

Semakin besar nilai inertia akan memberi indikasi bahwa semakin kecil error antara jarak dan nilai kemiripan dari ruang yang disajikan.. ( ) 1' λ λ τ = −