• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDANGAN DAN POTONGAN harga dan biaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PANDANGAN DAN POTONGAN harga dan biaya "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1.1. Pandangan Benda

Gambar lukisan atau foto menunjukkan suatu benda sebagaimana benda itu tampak pada pengamatnya, tetapi tidak sebagaimana adanya. Gambar yang demikian tidak dapat menguraikan benda tersebut sepenuhnya, tidak dari arah mana pun benda tersebut dipandang, karena gambar tersebut tidak menunjukkan bentuk dan ukuran yang tepat pada beberapa bagiannya.

Di bidang industri, uraian lengkap dan jelas tentang bentuk dan ukuran benda yang akan dibuat setepat yang dimaksudkan oleh pendesainnya. Untuk memberikan informasi ini, diberikan sejumlah pandangan yag secara sistematis disusun. Sistem pandangan ini disebut proyeksi pandangan majemuk. Setiap pandangan memberikan informasi yang jelas jika pandangan tersebut dari arah yang tegak lurus dengan muka atau sisi utama bendanya.

Ketiga ukuran utama suatu benda ialah lebar, tinggi, dan kedalaman. Pada gambar teknik, istilah tetap ini digunakan untuk ukuran-ukuran yang diambil dari arah ini, tanpa memandang bentuk bendanya. Istilah “panjang” dan “tebal” tidak digunakan karena kedua istilah ini tidak dapat digunakan untuk semu hal.

Sumber: Anonim, Proyeksi, diakses dari http://body-otomotif.blogspot Gambar 1.1. Proyeksi Benda

1.1.1. Memutar Benda

1 Frederick E. Gieseke, Gambar Teknik (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm: 149.

(2)

Pandangan juga dapat diperoleh dengan memutar bendanya. Pertama, pertahankan bendanya pada kedudukan pandangan depan. Untuk memperoleh pandangan atas, putar bendanya untuk membuat bagian atas benda di atas dan mengarah ke penglihat. Untuk memperoleh pandangan samping kanan, putar bendanya untuk membuat sisi kanan ke arah penglihat. Untuk memperoleh pandangan dari sisi lainnya, penglihat hanya perlu memutar benda untuk membuat sisi dimaksud menghadap ke arah penglihat. Pandangan atas, depan, sisi kanan, yang disusun berdekatan disebut dengan tiga pandangan biasa karena ketiganya merupakan pandangan yang paling sering digunakan.

Sumber : Teknik Body Otomatif , Proyeksi, diakses dari http://body-otomotif.blogspot Gambar 1.2. Tiga Pandangan Biasa

Pada pandangan ini, yang dapat diperhatikan hanyalah sebagai penampakan saja. Pandangan haruslah diberi jarak yang bagus, tetapi masih masih cukup dekat agar satu sama lain tampak berkaitan. Jarak antara pandangan depan dan atas dapat saja sama atau tidak sama dengan jarak pandangan depan dan samping. 2 Keunggulan penting dari suatu pandangan dibandingkan dengan foto

(3)

benda adalah bahwa bagan (features) yang tersembunyi atau tidak tampak dapat secara jelas ditunjukkan dengan bantuan garis tak tampak.

1.1.2. Pandangan Keenam

Sembarang benda dapat dipandang dari enam arah yang saling tegak lurus seperti pada gambar.

Sumber: Anonim, Pandangan Pokok, diakses dari http://dc118.4shared.com Gambar 1.3. Keenam Pandangan

Pandangan atas, depan dan bawah disebariskan mendatar. Menggambar gambar suatu pandangan di luar tempatnya umumnya dianggap sebagai salah satu kesalahan yang terparah di dalam gambar.

1.1.3. Gambar Dua Pandangan

Sering terjadi hanya dua pandangan yang dibutuhkan untuk menguraikan dengan jelas bentuk suatu benda. 3Jika suatu benda hanya membutuhkan dua pandangan dan pandangan samping kiri dan samping kanan sering sama uraiannya, maka pandangan samping kananlah yang lazim dipilih. Jika hanya dua pandangan yang dibutuhkan dan pandangan atas dan bawah sama uraiannya, maka pandaangan ataslah yang lazim dipilih. Jika hanya dua pandangan yang diperlukan dan pandangan atas dan pandangan samping kanan

(4)

sama uraiannya, pilihan gabungan ialah pandangan yang tempatnya paling sesuai dengan kertas gambar.

1.1.4. Gambar Satu Pandangan

Pandangan tunggal yang dilengkapi dengan catatan atau lambing berhuruf sudah cukup untuk menguraikan secara jelas bentuk suatu benda yang relative sederhana. Misalnya, suatu pandangan pelat selip (shim) ditambahkan catatan untuk memperlihatkan tebalnya saja sudah ukup. Hampir seluruh poros, but, sekrup, dan bagian-bagian mesin yang serupa harus disajikan oleh pandangan tunggal secara ini.

1.1.5. Garis-Garis Tak Tampak 4

Umumya, garis tak tampak harus bersambung dengan garis tampak kecuali jika penyambungan itu membuat garis tampak diperpanjang terlalu jauh. Dengan kata lain, biarkan ada celah manakala garis tak tampak merupakan lanjutan dari garis tampak. Garis-garis tak tampak harus berpotongan membentuk sudut L dan T. Garis-garis tak tampak yang sejajar harus digambar sedemikian rupa sehingga goresannya berselang-seling. Apabila dua atau tiga garis tak tampak bertemu pada satu titik, goresannya harus bertemu.

5Garis-garis tak tampak yang digambar secara salah dapat dengan

mudah merusak gambar. Goresan haruslah kira-kira 5 mm panjangnya dan berjarak 1 mm yang ditaksir dengan menggunakan mata. Perjelas awal dan ujung goresan dengan menekan pensil, tanpa memandang apakah gambar dibuat tangan atau secara mekanis.

1.1.6. Garis Sumbu

Garis sumbu digunakan untuk menandai sumbu-sumbu atau fitur-fitur benda simetrik, lingkaran baut dan lintasan gerak. Garis sumbu tunggal dilukis

(5)

pada pandangan memanjang dan garis sumbu melintang dalam pandangan lingkaran. Goresan harus memanjang secara seragam kira-kira 8 mm di luar bagan untuk siapa garis sumbu ini dilukis.

Panjang goresan dari garis sumbu beragam dari 20 hingga 40 mm atau lebih tergantung pada ukuran gambarnya. Goresan pendek haruslah kira-kira 5 mm panjangnya, dengan jarak kira-kira 2 mm. Garis sumbu harus diawali dan diakhiri dengan coretan panjang. Garis sumbu yang pendek , khususnya untuk lubang yang kecil, dapat dibuat garis menerus.

1.2. Proyeksi Benda 6

Untuk menyatakan wujud suatu benda dalam bentuk gambar diperlukan suatu cara yang disebut proyeksi. Gambar proyeksi adalah gambar dari suatu benda nyata atau khayalan, dilukiskan menurut garis-garis pandangan pengamat pada suatu bidang datar (bidang gambar).

7Bidang-bidang proyeksi yang paling banyak dipergunakan adalah

bidang horizontal dan bidang vertikal. Bidang-bidang utama ini membagi seluruh ruang dalam empat kuadran. Bagian ruang di atas bidang horizontal dan di depan bidang vertikal disebut kuadran pertama. Bagian ruang di atas bidang horizontal dan di belakang bidang vertikal disebut kuadran kedua. Kuadran ketiga adalah bagian ruang di bawah bidang horizontal dan di depan bidang vertikal dan kuadran keempat adalah bagian ruang di bawah bidang horizontal dan di belakang bidang vertikal.

8Ada beberapa macam cara menggambar proyeksi. Cara-cara tersebut di

sini akan dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:

1.2.1. Proyeksi Piktorial ( Proyeksi Pandangan Tunggal ) 9

Proyeksi piktorial (pictorial drawing) adalah suatu cara menampilkan gambar benda yang mendekati bentuk dan ukuran sebenarnya secara tiga dimensi,

6Ohan Juhana, Menggambar Teknik Mesin, (Bandung : Pustaka Grafika, 2000) , hlm: 77.

7 Takeshi Sato, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 2003) , hlm: 65.

(6)

dengan pandangan tunggal. Dulu dikenal dengan istilah gambar bagan atau gambar satu pandangan.

Gambar piktorial sering disebut juga gambar ilustrasi teknik, karena sering digunakan sebagai gambar ilustrasi pada buku-buku keteknikan atau pada katalog dari produk industri mesin dan sebagainya. Tetapi perlu dibedakan, bahwa tidak setiap gambar ilustrasi teknik merupakan gambar pictorial. Gambar pictorial menampilkan wujud benda hanya dengan goresan garis-garis, sedangkan gambar ilustrasi teknik meliputi aneka ragam gambar, baik gambar hasil seni grafis ataupun fotografis. Cara proyeksi yang termasuk ke dalam kelompok proyeksi piktorial terdiri atas proyeksi aksonometri, proyeksi miring, dan proyeksi perspektif.

1.2.1.1. Proyeksi Aksonometri

Pada bidang proyeksi hanya tergambar sebuah bidang saja. Cara proyeksi seperti ini disebut sebagai proyeksi ortogonal. Apabila bidang-bidang atau tepi-tepi benda dimiringkan terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda tersebut akan terlihat serentak dan memberikan gambaran bentuk benda seperti sebenarnya. Cara demikian disebut proyeksi aksonometri.

10Aksonometri adalah sebuh sebutan umum untuk pandangan yang

dihasilkan oleh garis proyeksi suatu benda. Dalam penggambaran ini garis-garis pemroyeksi ditarik tegak lurus terhadap bidang proyeksi. Aksonometri

10 Ekkie dkk, Gambar Aksonometri - Proyeksi Isonometri , diakses dari

http://architelago.blog

(7)

Sumber: Takeshi Sato, 2003, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, Jakarta Gambar 1.4. Proyeksi Aksonometri

Proyeksi aksonometri adalah proyeksi miring di mana tiga muka (dimensi) dari benda akan terlihat dengan bentuk dan ukuran yang sebanding benda aslinya. Proyeksi ini disebut juga proyeksi sejajar karena garis-garis objek yang sejajar tetap sejajar. Proyeksi ini dapat juga disebut sebagai proyeksi dengan titik hilang tak terhingga.

Proyeksi aksonometri ini dibagi lagi menjadi tiga cara, yaitu isometri, dimetri, dan trimetri. Ketiga cara ini dibedakan atas dasar besarnya sudut antara sumbu-sumbu (x,y dan z) dan panjang garis pada sumbu-sumbu tersebut.

Tabel 1.1. Pembagian Perbedaan Proyeksi Aksonometri

Cara Proyeksi

Sudut Proyeksi Skala Perpendekan

(α) o (β) Sumbu-x Sumbu-y Sumbu-z

Proyeksi Isometri 30 30 1 1 1

Proyeksi Dimetri Proyeksi Trimetri 35 35 1 1

15 15 1

7 42 1 1

(8)

10 20 1

Sumber: Ohan Juhana, 2000, Menggambar Teknik Mesin 1.2.1.1.1. Proyeksi Isometri 11

Proyeksi isometri, yaitu proyeksi di mana bidang diagonal dari bendanya (berupa kubus) diletakkan tegak lurus dengan bidang proyeksi dan bidang yang horizontal dinaikkan hingga membentuk sudut 35° 16’. Akan didapat suatu gambar proyeksi yang dimetris dan sebangun dengan bendanya. Proyeksi Isometri yang berarti satu ukuran merupakan suatu bentuk proyeksi Aksonometri yang didatarkan sehingga sudut siku-siku pada gambar akan digambarkan menjadi 120o atau 60o. Ukuran panjang, lebar dan tingginya tetap konstan dengan perbandingan 1:1:1

12Untuk mengetahui apakah suatu gambar diproyeksikan dengan cara

isometri atau untuk memproyeksikan gambar tiga dimensi pada bidang dengan proyeksi isometri, maka perlu diketahui ciri-ciri dan syarat-syarat untuk menampilkan suatau gambar dengan proyeksi isometri. Adapun ciri dan syarat proyeksi tersebut sebagai berikut :

1. Ciri pada sumbu.

a. Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis mendatar. b. Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°.

2. Ciri pada ukurannya.

Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda yang digambarnya.

11 Ekkie dkk, Gambar Aksonometri - Proyeksi Isonometri , Diakses dari

http://architelago.blog

pot.com/2012/04/gambar-aksonometri.html, pada 16 Mei 2013 pukul 21.00

12 Agusnie, Proyeksi, Diakses dari http://agusni.wordpress.com/2011/11/18/proyeksi-2/, pada 16

(9)

Sumber: Takeshi Sato, 2003, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, Jakarta Gambar 1.5. Proyeksi Isometri

Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat dilakukan dengan beberapa posisi (kedudukan), yaitu posisi normal, terbalik, dan horizontal

1. Proyeksi isometri dengan posisi normal.

Sumber: Agusni , Proyeksi 2, diakses dari

http://agusni.wordpress.com/2011/11/18/proyeksi-2/

Gambar 1.6. Sudut Proyeksi Isometri Dengan Posisi Normal z

x 120° y

30

°

30

(10)

y x z

120 °

30

°

30

°

titik referensi

Sumber: Agusni , Proyeksi 2, diakses dari http://agusni.wordpress.com/2011/11/18/proyeksi-2/ Gambar 1.7. Proyeksi Isometri Dengan Posisi Normal

2. Proyeksi isometri dengan posisi terbalik

Sumber: Agusni , Proyeksi 2, diakses dari http://agusni.wordpress.com/2011/11/18/proyeksi-2/ Gambar 1.8. Sudut Proyeksi Isometri Dengan Posisi Terbalik

titik referensi

Sumber: Agusni , Proyeksi 2, diakses dari http://agusni.wordpress.com/2011/11/18/proyeksi-2/ Gambar 1.9. Proyeksi Isometri Dengan Posisi Terbalik

z

x y

z

(11)

y

x

z

12

30° 30°

3. Proyeksi isometri dengan posisi horizontal

Sumber: Agusni , Proyeksi 2, diakses dari http://agusni.wordpress.com/2011/11/18/proyeksi-2/ Gambar 1.10. Sudut Proyeksi Isometri Dengan Posisi Horizontal

titik referensi

Sumber: Agusni , Proyeksi 2, diakses dari http://agusni.wordpress.com/2011/11/18/proyeksi-2/ Gambar 1.11. Proyeksi Isometri Dengan Posisi Horizontal

1.2.1.1.2. Proyeksi Dimetri

Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan ketentuan yang perlu diketahui, ciri dan ketentuan tersebut antara lain :

z

x

(12)

1. Ciri pada sumbu.

Pada sumbu x mempunyai sudut 10°, sedangkan pada sumbu y mempunyai sudut 40°.

2. Ketentuan ukuran.

Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1.

Sumber: Agusni , Proyeksi 2, diakses dari http://agusni.wordpress.com/2011/11/18/proyeksi-2/ Gambar 1.12. Sudut Proyeksi Dimetri

Sumber: Takeshi Sato, 2003, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, Jakarta Gambar 1.13. Proyeksi Dimetri

1.2.1.1.3. Proyeksi Trimetri

Proyeksi trimetri adalah proyeksi dengan skala pendekatan tiga sisi dan tiga sudut tidak sama. Aturan yang mendasar untuk proyeksi trimetri adalah terdapat skala pemendekan yang boleh sama / tidak sama terhadap ketiga sumbu atau dua sudut. Jadi untuk proyeksi Isometri bisa dikatakan proyeksi dimetri karena telah memenuhi syarat terdapat skala pemendekan yang sama untuk dua

y

x 10

°

40

°

(13)

sumbu dan dua sudut proyeksi yang sama, dan juga bisa dikatakan Proyeksi Trimetri.

Sumber: Takeshi Sato, 2003, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, Jakarta Gambar 1.14. Proyeksi Trimetri

1.2.1.2. Proyeksi Miring 13

Proyeksi miring adalah semacam proyeksi sejajar, tetapi dengan garis-garis proyeksinya miring terhadap bidang proyeksi. Gambar yang dihasilkan dengan cara ini disebut gambar proyeksi miring. Pada gambar proyeksi miring adalah gabungan dari gambar ortogonal dan gambar isometri, gambar ini caranya dengan menggambar lebih dahulu tampak depan dengan ukuran sebenarnya. Setelah itu garisgaris proyeksi dibuat miring membentuk sudut terhadap bidang proyeksi. Peletakan benda dapat dibuat sesukanya, tetapi biasanya yang memberikan keterangan paling banyak dibuat sejajar dengan bidang proyeksi vertikal (tampak depan). Dengan demikian satu sisi dibuat dengan ukuran sebenarnya seperti gambar ortogonal.

Sudut yang menggambarkan kedalaman biasanya 300, 450 dan 600 terhadap sumbu horisontal. Sudut-sudut ini dipakai karena sudah banyak garisan segitiga yang mempunyai sudut ini. Skala pemendekan ditentukan yaitu 1/3, ½ dan ¾ tergantung dari sudut yang dipergunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

13 Rani Aulia dkk, Laboratorium Gambar dan Perencanaan, Diakses dari http://lgpunhas.blog

(14)

14Jika garis-garis proyeksi tidak tegak lurus bidang proyeksi, tetapi

membentuk sudut sembarang (miring), maka cara proyeksi seperti ini disebut proyeksi miring dan gambarnya disebut gambar miring (oblique).

Panjang kedalaman benda dapat ditentukan sembarang. Jika panjang kedalaman sama dengan panjang sebenarnya disebut proyeksi miring cavalier, sedangkan untuk panjang kedalaman yang diperpendek disebut proyeksi miring kabinet. Proyeksi miring kabinet dengan sudut kedalaman 45o dan skala pemendekan adalah yang paling sering digunakan , karena dapat memberikan kesan visual uang lebih baik dibandingkan proyeksi miring lainnya.

Sumber: Takeshi Sato, 2003, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, Jakarta Gambar 1.15. Proyeksi Miring

1.2.1.3. Proyeksi Perspektif 15

Pada proyeksi perspektif garis-garis pandangan (garis proyeksi) dipusatkan pada satu titik. Titik tersebut dianggap sebagai mata penggambar. Bayangan yang terbentuk pada bidang proyeksi disebut gambar perspektif.

14 Ohan Juhana, Menggambar Teknik Mesin , Pustaka Grafika, Bandung, 2000 , hlm: 80

15 Agusnie, Proyeksi, Diakses dari http://agusni.wordpress.com/2011/11/18/proyeksi-2/, pada 16

(15)

Gambar perspektif merupakan gambar pictorial yang terbaik kesan visualnya, tetapi cara penggambarannya sangat sulit dan rumit, apalagi untuk menggambar bagian-bagian yang rumit dan kecil. Oleh karenanya, cara ini jarang sekali digunakan dalam gambar teknik mesin. Ada tiga cara proyeksi yang paling sering digunakan dalam gambar teknik mesin, yaitu proyeksi isometrik, proyeksi dimetri, dan proyeksi miring kabinet. Dalam gambar teknik, gambar perspektif jarang dipakai. Gambar perspektif dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1. Perspektif Dengan Satu Titik Hilang.

TH (Titik Hilang)

Sumber: Anonim, Penyajian Benda 3 Dimensi, diakes dari blog.ub.ac.id Gambar 1.16. Perspektif Sejajar 1 Titik

2. Perspektif Dengan Dua Titik Hilang.

(16)

3. Perspektif dengan tiga titik hilang.

Sumber: Takeshi Sato, 2003, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, PT. Pradnya Paramitha Jakarta, hlm. 62

Gambar 1.18. Perspektif Sejajar 3 Titik

1.2.2. Proyeksi Ortogonal 16

Kalau proyeksi piktoral menampilkan benda secara tiga dimensi dengan pandangan tunggal, maka dalam proyeksi ortogonal benda ditampilkan secara dua dimensi dengan beberapa pandangan.Oleh karena itu, proyeksi ortogonal sering disebut juga proyeksi pandangan jamak (multiview projection). Pada proyeksi ortogonal garis-garis proyeksinya sejajar satu sama lain dan tegak lurus terhadap bidang proyeksi.

Gambar proyeksi ortogonal dapat memberikan informasi yang lengkap dan tepat mengenai bentuk dan ukuran suatu benda, karena cara ini dapat menampilkan gambar hasil pandangan dari beberapa arah depan, belakang, atas, bawah, kiri, dan kanan.

1.2.2.1. Proyeksi Ortogonal Pada Gambar Kerja 17

Proyeksi ortogonal untuk gambar kerja, menggunakan bidang horizontal dan bidang vertikal sebagai bidang-bidang proyeksi. Bidang-bidang ini membagi ruang menjadi empat sudut ruang atau kuadran.

Jika benda yang akan digambar diletakkan di kuadran I dan diproyeksikan pada bidang-bidangnya, maka cara proyeksi ini disebut cara 16 Ohan Juhana, Menggambar Teknik Mesin, (Bandung: Pustaka Grafika, 2000), hlm: 93.

(17)

proyeksi kuadran I atau sering disebut cara proyeksi Eropa. Jika bendanya diletakkan di kuadran III, maka cara proyeksi ini disebut cara proyeksi kuadran III atau sering disebut cara proyeksi Amerika.

Sumber: Takeshi Sato, 2003, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, Jakarta Gambar 1.19. Proyeksi Ortogonal

1.2.2.1.1. Proyeksi Eropa (Proyeksi Kuadran I)

(18)

1.2.2.1.2. Proyeksi Amerika (Proyeksi Kuadran III)

Menurut cara ini, benda yang akan digambar seolah-olah diletakkan dalam peti yang sisi-sisinya tembus pandang sebagai bidang proyeksi. Pada tiap-tiap bidang proyeksi akan tampak gambar pandangan dari benda menurut arah pandangan yang ditunjukkan oleh arah panah. Pandangan A diproyeksikan pada bidang depan, manghasilkan pandangan depan. Pandangan B diproyeksikan pada bidang atas, menghasilkan pandangan atas. Pandangan C diproyeksikan pada bidang samping kiri, manghasilkan samping kiri.

1.2.2.2. Dasar-Dasar Menggambar Proyeksi Ortogonal

Suatu bangun benda terbentuk dari bidang-bidang, bidang terbentuk dari garis-garis dan garis terbentuk dari titik-titik. Dengan konsep dasar ini dipelajari bagaimana cara menggambar proyeksi suatu benda.

Dasar-dasar menggambar proyeksi ortogonal yang akan dibahas berikut ini menggunakan cara proyeksi kuadran III (proyeksi Amerika)

1. Proyeksi Titik

Proyeksi sebuah titik pada suatu bidang proyeksi ialah titik potong garis proyeksi dengan bidang proyeksi. Jika jarak titik ke bidang proyeksi = 0, maka proyeksinya merupakan titik itu sendiri.

Bila sebuah titik P terletak dalam ruang yang dibatasi oleh bidang a, d, dan s, maka proyeksi titik pada bidang-bidang tersebut adalah P untuk pandangan atas, P untuk pandangan depan, dan P untuk pandangan samping. Kemudian bentangkan ketiga bidang tersebut sehingga membentuk bidang datar, maka kedudukan titik-titik hasil proyeksi dapat dihubungkan oleh garis-garis tipis. Garis-garis tipis pada bentangan bidang tersebut merupakan garis-garis bantu proyeksi.

2. Proyeksi Garis

(19)

Sedangkan gambar yang memperlihatkan proyeksi garis PQ yang tegak lurus bidang proyeksi, dimana hasil proyeksinya berupa titik.

3. Proyeksi Bidang

Memproyeksikan sebuah bidang datar artinya sama dengan memproyeksikan garis-garis atau titik-titik yang membatasi bidang itu.

4. Proyeksi Benda

Gambar

Gambar 1.1. Proyeksi Benda
Gambar 1.2. Tiga Pandangan Biasa
Gambar 1.3. Keenam Pandangan
Gambar 1.4. Proyeksi Aksonometri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Wanita hamil yang berisiko mengalami infeksi saluran kemih berulang (wanita dengan riwayat ISK berulang sebelum kehamilan, bakteriuria bergejala atau tanpa gejala yang menetap

1! Infosys memilih membayar pemerintah sesuai ketentuan daripada memberikan suap kepada petugas pemerintah! i India% suap sangat memberikan pengaruh signifikan

Berikut jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi operasi SKPD A, baik jurnal financial maupun jurnal pelaksanaan anggaran pada pembukuan SKPD A:. 1 Jurna l Fi na ns ia l

Bendung karet merupakan hasil pengembangan jenis bendung tetap menjadi bendung gerak dengan membuat tubuh bendung dari tabung karet yang

Manfaat untuk keluarga pasien adalah keluarga mendapatkan informasi dan pemahaman tentang penyakit anak, penanganan, komplikasi dan prognosis anak sehingga keluarga

Disini dengan adanya manfaat yang besar dari kedua daun tersebut maka dengan menggunakan metode perceptron ini diharapkan bisa menjadi referensi untuk mengetahui

halnya dalam melarutkan aquades.untuk cairan cairan yang saling melarutkan,konsentrasinya akan saling berlawanan karena larutantersebut akan membentuk daerah

• Pembayaran terkait operasional kantor (antara lain: honor terkait operasional kantor, bahan makanan, penambah daya tahan tubuh (hanya diberikan kepada pegawai yang bekerja di