• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kurikulum Satuan Pendidikan Sekolah Mene

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kurikulum Satuan Pendidikan Sekolah Mene"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Kurikulum Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK N) 11 Semarang

Makalah

untuk melengkapi tugas matakuliah Kurikulum Satuan Pendidikan

Oleh Khoirul Umam Aryan Fontano Hesky Elma Ideari

Abdul Asri Zimam Mulhak

(2)

TAHUN 2013 BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia menempatkan pendidikan kejuruan sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional untuk menyiapkan lulusan bekerja atau melanjutkan kejenjang lebih tinggi atau bekerja mandiri berwirausaha. Sasaran dan tujuan pendidikan kejuruan di Indonesia diatur dalam PP 19 Tahun 2005 Pasal 26 ayat 3 sebagai pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan bidang kejuruannya. Tujuan ini mengandung tiga aspek pokok, yaitu dimilikinya kompetensi kerja, karakter (kepribadian dan ahklak mulia) untuk hidup mandiri (life skills), dan berkembangnya karir melalui pendidikan kejuruan.

SMKN 11 (SMK Grafika) Semarang adalah salah satu sekolah menengah kejuruan negeri di Jawa Tengah yang mengembangkan Program Studi Keahlian Teknik Grafika dan Teknik Komputer dan Informatika (TKI). Sekolah ini didirikan pada tahun 1990, berdasarkan Keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan nomor : 0389/0/1990 dengan nama SMT Grafika Negeri Semarang dan mendapat NNS : 551036304001. Pada tahun 1997 berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor : 036/0/1997 tentang perubahan nomor klatur SMKTA menjadi SMK, SMT Negeri Grafika Semarang berubah menjadi SMK N 11 Semarang hingga sekarang.

(3)

a. Isu permasalahan apa saja yang sering muncul di ruang lingkup pendidikan tingkat SMK di Indonesia?

b. Model kurikulum apa yang sedang digunakan SMK 11 Semarang pada tahun 2013?

c. Model pembelajaran apa yang digunakan dalam proses pembelajaran di SMK 11 Semarang?

d. Berdasarkan konsep, landasan, dan prinsip apakah yang digunakan dalam penggunaan kurikulum di SMK 11 Semarang?

e. Bagaimana langkah-langkah penyusunan kurikulum yang digunakan di SMK 11 Semarang?

f. Bagaimana implementasi kurikulum di SMK 11 Semarang dalam proses belajar mengajar?

g. Seperti apakah evaluasi sebagai hasil belajar atas penggunaak kurikulum di SMK 11 Semarang?

h. Apa sajakah sumber daya pendukung dalam terlaksananya model kurikulum di SMK 11 Semarang?

C. TUJUAN

a. Mengetahui isu permasalahan yang sering terjadi di SMK terhadap perkembangan Negara Indonesia.

b. Untuk mengetahui kurikulum apa yang sedang digunakan di SMK 11 Semarang dan seperti apa proses pembelajarannya.

c. Mengetahui konsep, landasan dan prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum yang diterapkan di SMK 11 Semarang. d. Mengetahui langkah penyusunan desain kurikulum di SMK 11

Semarang.

e. Mengetahui implementasi dan evaluasi desain model kurikulum di SMK 11 Semarang.

f. Mengetahui sumber daya pendukung dalam kurikulum di SMK 11 Semarang.

(4)

Indonesia menempatkan pendidikan kejuruan sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional untuk menyiapkan lulusan bekerja atau melanjutkan kejenjang lebih tinggi atau bekerja mandiri berwirausaha. Sasaran dan tujuan pendidikan kejuruan di Indonesia diatur dalam PP 19 Tahun 2005 Pasal 26 ayat 3 sebagai pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan bidang kejuruannya. Tujuan ini mengandung tiga aspek pokok, yaitu dimilikinya kompetensi kerja, karakter (kepribadian dan ahklak mulia) untuk hidup mandiri (life skills), dan berkembangnya karir melalui pendidikan kejuruan.

Relevansi masih merupakan isu pokok dari mutu pendidikan kejuruan negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Sebagai pendidikan untuk dunia kerja, pendidikan kejuruan dihadapkan pada isu utama yaitu relevansinya dengan kebutuhan stakeholders. Relevansi pendidikan kejuruan sangat erat kaitannya dengan kecocokan/matching diantara program-program yang diselenggarakan di sekolah, kebutuhan kompetensi kerja di DU-DI (Boutin, Chinien, Moratis, Baalen; 2009), kebutuhan pengembangan diri masyarakat pengguna pendidikan kejuruan (orang tua peserta didik dan peserta didik), kebutuhan pengembangan ekonomi daerah atau kawasan, termasuk kebutuhan sosial, budaya, dan politik. Pelaksanaan program kompetensi keahlian di SMK di seluruh Indonesia relevansinya terhadap kebutuhan DU-DI cenderung masih rendah. Banyak lulusan SMK di beberapa daerah di Indonesia masih belum terserap karena kualifikasi kompetensi lulusan SMK masih banyak yang belum sesuai dengan jenis dan kualifikasi kebutuhan lapangan kerja. Akibatnya SMK yang seharusnya mengentaskan masalah pengangguran malah menjadi penyumbang pengangguran. Mengapa hal ini bisa terjadi?

(5)

akses dan pemerataan pendidikan. SMK diharapkan bisa menampung anak-anak dari keluarga miskin. Untuk itu pemerintah daerah Bupati/Walikota dan Gubernur melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, Dinas Ketenaga Kerjaan, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah bersama DU-DI perlu melakukan pembinaan pengembangan pendidikan kejuruan di SMK. Pihak SMK terus melakukan pemetaan kebutuhan penyelenggaraan bidang dan program keahlian yang relevan dengan kebutuhan pengembangan kawasan dan SDM daerah. Perubahan paradigma dari supply drivent ke demand drivent belum terlaksana secara baik dan benar karena pertumbuhan jumlah dan jenis lapangan kerja tidak mencukupi pertumbuhan pencari kerja. Disisi lain masyarakat pengguna pendidikan kejuruan tidak memiliki informasi yang cukup terhadap arah dan muatan dari program-program kompetensi keahlian yang dikembangkan di SMK.

Masyarakat pengguna pendidikan kejuruan memilih program kompetensi keahlian belum didasarkan atas analisis bakat dan minat serta analisis peluang pekerjaan. Masyarakat pengguna pendidikan kejuruan cenderung memilih program kompetensi keahlian yang baru favorit di masyarakat. Akibatnya terjadi fluktuasi perkembangan peminatan kompetensi keahlian di SMK. Ada kompetensi keahlian yang diperlukan di masyarakat dan diselenggarakan di SMK tetapi tidak diminati oleh masyarakat. Ada kompetensi keahlian yang sedikit diperlukan di DU-DI kebanjiran peminat. Lemahnya relevansi pendidikan kejuruan di SMK juga disebabkan oleh lemahnya kapasitas penyelenggara pendidikan kejuruan di tingkat kabupaten/kota. Perubahan kelembagaan pendidikan kejuruan dari khusus (dulu bernama STM, SMEA, SMKK, SMTK, SMSR, SMIK, dll) menjadi lebih umum dengan nama SMK dimaksudkan untuk memberi ruang kepada SMK agar lebih fleksibel dalam mengembangkan program kompetensi keahlian. Relevansi pendidikan kejuruan secara struktur dapat digambarkan seperti Gambar 1 berikut ini

Masyarakat Pemerintah

(6)

Gambar 1. Tata Hubungan Pengembangan Relevansi Pendidikan Kejuruan

B. PROFIL SMK 11 SEMARANG

SMKN 11 (SMK Grafika) Semarang adalah salah satu sekolah menengah kejuruan negeri di Jawa Tengah. Sekolah ini didirikan pada tahun 1990, berdasarkan Keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan nomor : 0389/0/1990 dengan nama SMT Grafika Negeri Semarang dan mendapat NNS : 551036304001. Pada tahun 1997 berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor : 036/0/1997 tentang perubahan nomor klatur SMKTA menjadi SMK, SMT Negeri Grafika Semarang berubah menjadi SMK N 11 Semarang hingga sekarang. Mengembangkan Program Studi Keahlian: Teknik Grafika dan Teknik Komputer dan Informatika (TKI). Kompetensi Keahlian yang ada meliputi:

1. Persiapan Grafika (Pre Press)

2. Produksi Grafika (Press & post Press) 3. Multimedia

4. Animasi

Perkembangan terkini SMK N 11 Semarang termasuk dalam kelompok SMK SBI - INVEST (Sekolah Bertaraf Internasional - Indonesian Vocational Education Strengtening). Untuk Kompetensi Keahlian Persiapan Grafika dan Produksi Grafika pada tanggal 13 Oktober 2006 telah terakreditasi dengan nilai A, sedangkan Kompetensi Keahlian Multimedia pada tanggal 12 Desember 2007 juga terakreditasi dengan nilai A. Perkembangan terkini SMK N 11 Semarang

SMK

(7)

termasuk dalam kelompok SMK SBI INVEST (Sekolah Bertaraf Internasional -Indonesian Vocational Education Strengtening) dan bersertifikat ISO 9001 : 2000 dengan nomor ; 01 100 075842.

B.1 VISI MISI SMK 11 SEMARANG

VISI

Mewujudkan SMK yang mampu menciptakan sumber daya manusia yang professional dan berbudi pekerti luhur

MISI

1. Menjadi SMK yang mandiri.

2. Menyiapkan tenaga terampil di Bidang Grafika.

3. Menyiapkan tenaga terampil di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Multimedia dan Animasi)

4. Membentuk tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu mengembangkan diri.

5. Menyiapkan wirausahawan yang handal dan professional B.2 KOMPETENSI KEAHLIAN

a. PERSIAPAN Visi

Mewujudkan Program Keahlian yang mampu menciptakan sumber daya manusia yang profesional dalam Kompetensi Keahlian Persiapan Grafika. Misi

(8)

2. Membentuk tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu mengembangkan diri.

3. Menyiapkan wira usahawan yang handal

Pada bagian Persiapan Grafika dipelajari materi-materi yang berhubungan dengan penyiapan pencetakan suatu barang cetakan. Siswa Persiapan Grafika akan mendapat 3 kompetensi utama, yaitu:

1. Desain Grafis

Pada kompetensi desain grafis siswa diajarkan tentang pembuatan desain suatu barang cetakan secara manual dan dengan menggunakan komputer. 2. Setting

Dalam materi setting siswa diberikan kompetensi tata letak halaman (layout) suatu barang cetakan menggunakan komputer. Pekerjaan yang sering dilakukan diantaranya meliputi setting untuk leaflet, booklet, majalah, tabloid, suratkabar dan bentuk barang cetakan lainnya.

3. Fotoreproduksi

Fotoreproduksi adalah suatu kompetensi dalam mereproduksi hasil susunan untuk dibuatkan film negatif atau positif, yang kemudian dilakukan montase film sampai pada pembuatan acuan cetak.

b. PRODUKSI Visi

(9)

tuntutan dunia usaha dan dunia industri, berwawasan luas, berbudi pekerti yang luhur, serta memiliki sikap hidup yang mandiri.

Misi

1. Mengembangkan kepribadian luhur dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Menuasai perngetahuan dan keterampilan dalam bidang Produksi Grafika. 3. Mengembangkan sikap yang baik (etos kerja) sesuai tuntutan dunia usaha

dan dunia industry pada bidang keahlian Produksi Grafika. 4. Mampu mengikuti perkembangan teknologi Produksi Grafika. 5. Mampu berwirausaha dalam peluang usaha Produksi Grafika. 6. Mewujudkan tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu

mengembangkan diri.

7. Mewujudkan tamatan yang bertaraf Internasional.

Pada Program Keahlian Produksi Grafika diberikan kompetensi-kompetensi yang berhubungan dengan proses mencetak dan penyelesaian barang cetakan. Kompetensi Produktif yang diberikan pada siswa meliputi:

1. Cetak Ofset

Pada kompetensi cetak ofset siswa diberikan keahlian mencetak barang cetakan menggunakan mesin ofset 1 unit, dari mencetak 1 warna, warna masukan dan separasi warna (full color).

(10)

Pada kompetensi cetak sablon siswa diberikan keahlian mencetak barang cetakan menggunakan teknik cetak sablon pada media kertas, plastic dan kaca.

3. Purna Cetak (Finishing)

Kompetensi purna cetak adalah keahlian yang berhubungan dengan proses penyelesaian suatu barang cetakan. Pada purna cetak siswa diberikan keahlian menjilid buku, melipat kertas secara manual dan mesin, mengomplit, menjahit benang dan kawat, memotong kertas, kemasan (packaging) dan beberapa bentuk penjilidan khusus.

Untuk kegiatan praktik industri para siswa ditempatkan di industri percetakan pada bagian produksi. Skala industri tempat praktik meliputi industri kecil, menengah dan besar. Lokasi industri berada di beberapa kota besar di Indonesia dengan lama praktik 6 bulan.

c. MULTIMEDIA Visi

Mewujudkan tenaga kerja menengah yang professional dalam bidang Multimedia, dengan bekal keterampilan, sikap kerja (etos kerja) sesuai tuntutan dunia usaha dan dunia industri, berwawasan luas, berbudi pekerti yang luhur, serta memiliki sikap hidup yang mandiri.

Misi

1. Mengembangkan kepribadian luhur dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Menuasai perngetahuan dan keterampilan dalam bidang Multimedia. 3. Mengembangkan sikap yang baik (etos kerja) sesuai tuntutan dunia usaha

(11)

4. Mampu mengikuti perkembangan teknologi Multimedia. 5. Mampu berwirausaha dalam peluang usaha Multimedia.

6. Mewujudkan tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu mengembangkan diri.

7. Mewujudkan tamatan yang bertaraf Internasional.

Program keahlian multimedia merupakan program pengembangan di SMK N 11 Semarang yang berbasis teknologi informasi dan teknologi dengan dasar sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang ada telah terpenuhi. Kompetensi yang dimiliki tamatan program keahlian tersebut meliputi kemampuan dalam pembuatan desain web, animasi, video shooting dan penggunaan internet. Strategi pembelajaran yang diterapkan adalah berdasar sistem belajar tuntas (mastery learning) dengan penguasaan pada masing-masing kompetensi secara tuntas. Setiap kali peserta telah menguasai kompetensi/topik tertentu, maka mereka dapat melanjutkan ke kompetensi/topik berikutnya. Bidang pekerjaan yang dapat menampung tamatan multimedia meliputi, periklanan, pembuatan desain web, warnet dan industri televisi.

d. ANIMASI Visi

Mewujudkan tenaga kerja menengah yang professional dalam bidang Animasi, dengan bekal keterampilan, sikap kerja (etos kerja) sesuai tuntutan dunia usaha dan dunia industri, berwawasan luas, berbudi pekerti yang luhur, serta memiliki sikap hidup yang mandiri.

Misi

1. Mengembangkan kepribadian luhur dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Menuasai perngetahuan dan keterampilan dalam bidang Animasi.

3. Mengembangkan sikap yang baik (etos kerja) sesuai tuntutan dunia usaha dan dunia industry pada bidang keahlian Animasi

(12)

6. Mewujudkan tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu mengembangkan diri.

7. Mewujudkan tamatan yang bertaraf Internasional.

C. MODEL KURIKULUM DAN PROSES PEMBELAJARAN

Saat ini SMK N 11 Semarang masih menggunakan kurikulum KTSP, meskipun model kurikulum 2013 sudah diterapkan di beberapa tingkat pendidikan namun SMK N 11 Semarang memilih menunda penerapan kurikulum 2013 secara menyeluruh. Hal ini dikarenakan ada perangkat pembelajaran yang belum tepenuhi seperti buku ajar untuk menerapkan model kurikulum 2013 di semua kompetensi keahlian.

a. Muatan Kurikulum

1. Kelompok Mata Pelajaran

Peraturan Pemerintah (PP) No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa kurikulum untukjeis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi d. Kelompok mata pelajaran estetika

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Dari kelima kelompok mata pelajaran tersebut, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 11 Semarang, kompetensi keahlian masih dijabarkan menjadi:

a. Kelompok normatif - Pendidikan agama

- Pendidikan kewarganegaraan - Bahasa indonesia

- Pendidiksn jasmani olahraga dan kesehatan - Seni budaya

(13)

- Bahasa inggris kompetensi peserta didik yang disesuaikan dengan ciri khas dan sumber daya sekolah di Semarang sebagai kota jasa perdagangn dan pariwisata. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional. Muatan lokal untuk kompetensi keahlian animasi yang dikembangkan adalah bahasa jawa sesuai SK gubernur Jateng.

3. Pengembangan Diri

Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang diikuti oleh semua peserta didik.

(14)

- Kepramukaan

- Latihan kepemimpinan, KIR, PMR - Seni, olahraga, pecinta alam, jurnalistik b. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram

- Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti upaca bendera, senam, ibadah, pemeliharaan lingkungan.

- Spontan, yaitu kegiatan yang tidak terjadwal seperti pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah.

- Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti berpakaian rapi, berbahasa yang baik, datang tepat waktu.

4. Pengaturan Beban Belajar

a. Alokasi waktu kelompok adaptif dan kelompok dasar kejuruan serta kelompok kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian dan dapat diselenggarakan dalam sistem blok waktu atau alternatif lain.

b. Materi dasar kejuruan dan kompetensi kejuruan sesuai dengan kebutuhan kompetensi keahlian untuk memenuhi standar kompetensi kerja.

c. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda d. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.

e. Bebean belajr SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah, dan kegiatan kerja di dunia usaha/industri ekuivalen dengan 36 sd. 44 jam pelajaran perminggu.

f. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 114 minggu per tiga tahun.

g. Lama penyelenggaraan pendidikan SMK 3 tahun. 5. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran

a. Strategi pembelajaran dengan sistem paket b. Pendekatan pembelajaran.

- Pembelajaran tuntas

Yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan penguasaan materi (topik/kompetensi) yang di persyaratkan untuk tingkat kemampuan tertentu.

- Pembelajaran berbasis produksi

(15)

- Yaitu KBM yang memposisikan peserta didik sebagai subjek yang mampu mengelola proses pembelajaran secara swakelola (mandiri) - Pembelajaran berbasis kompetensi

Yaitu interaksi antara guru dan peserta didik dalam KBM yang mengacu pada penguasaan ,pengetahuan,keterampilan dan sikap secara utuh dan menyeluruh.

- Pembelajaran berwawasan lingkungan

Yaitu proses KBM yang memasukkan dasar-dasar pendidikan lingkungan hidup secara terintegrasi dalam setiap materi pembelajaran. - Pembelajaran berbasis normative dan adaptif

Yaitu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses pembentukan watak,sikap,kepribadian,ekonomi.

- Pembelajaran sepanjang hari

Yaitu merupakan pendekatan KBM yang mengacu pada proses dan karakter obyek yang di pelajari secara alamiah,cirinya antara lain:waktu pembelajaran boleh jadi terjadwal dan tidak terjadwal ,KBM dilkasanakan secara bersela sesuai dengan kebutuhan baik pada waktu pagi atau siang, waktupembelajarn khususnya praktik sangat di tentukan oleh kebutuhan obyek yang di pelajari ,dan waktu belajar peserta didik tidak harus belajar 24 jam terus menerus.

c. Tempat pembelajaran

Pola penyelenggaraan pembelajaran dilaksanakan secara terpadu melalui pola pendidikan sistem ganda dengan pengaturan sebagai berikut:

1) Pembelajaran di sekolah melakukan pembelajaran normatif, adaptif dan produktif, untuk pembeljaran produktif di tekankan pada penguasaan dasar-dasar keahlian animasi, bila memungkinkan dapat melibatkan unsur industri dalam proses pembelajarannya.di samping itu di kembangkan kelas wirausaha dan pengelolaan unit produksi animasi.

2) Pembelajaran industri / dunia kerja kegiatan pelatihan di industri / dunia usaha dilaksanakan sesuai program bersama yang telah di sepakati dan di lengkapi dengan jurnal kegiatan, daftar kemajuan pelatihan, perangkat monitoring dan dan asuransi kecelakaan kerja. Untuk pelkasaannya di lakukan langkah-langkah berikut:

(16)

Sebelum peserta didik melaksanakan praktik industri, peserta didik melksanakan raktik di sekolah. Setiap siswa yang akan mengikuti praktik kerja industri di industri animasi wajib membuat produk animasi terlebih dahulu.

b) Pemprograman bersama

Program prakerin di buat bersama antara sekolah (PKS bidang PSG/ Humas) dengan DU/DI agar apa yang di kerjakan peserta didik selama praktik industri bisa di ketahui bersama.

c) Guru tamu

Sekolah secara periodik mendatangkan guru tamu yang akan memberi informasi tentang dunia industri animasi untuk menambah wawasan peserta didik.

6. Pendidikan Kecakapan Hidup

Bertujuan menfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya dimasa mendatang. Tujuan khususnya mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi, merancang pendidikan agar fungsional bagi kehidupan peserta didik dalam menghadapi kehidupan di masa mendatang, memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembagkan pembelajaran yang lebih fleksible sesuai prinsip pendidikan berbasis luas, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.

7. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

(17)

menghadapi kehidupan di masa mendatang, memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembagkan pembelajaran yang lebih fleksible sesuai prinsip pendidikan berbasis luas, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.

D. EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN Penilaian

a. Kriteria penilaian

- Penilaian tugas proyek

- UTS

- UAS

- Ujian Sekolah

- UN

- Penilaian sikap

- Proyek work dan uji produktif b. Kenaikan kelas dan kelulusan

- Kenaikan kelas

 Kehadiran kumulatif minimal 90%  Nilai mata pelajaran minimal 75

 Nilai mata pelajaran produktif tuntas >75

 Mata pelajaran diluar poin 2 dan 3 maksimum 3 mata pelajaran/standar kompetensi, sedang pada mata pelajaran di semester ganjil harus tuntas semua.

- Kelulusan sekolah

 Menyelesaikan seluruh proram pembeajaran

 Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir

 Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

 Lulus ujian nasional. c. Penjurusan

Penjurusan pada SMK didasarkan pada sperktrum pendidikan kejuruan yang diatur oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

d. Penentuan Jenis Penilaian

Gambar

Gambar 1. Tata Hubungan Pengembangan Relevansi Pendidikan Kejuruan

Referensi

Dokumen terkait

vulkanik didaerah Cangkringan Kabupaten Sleman dengan metode analisis aktivasi neutron cepat,” Seminar nasional V SDM teknologi nuklir.. Efendy, Hadi, 2005,

[r]

Utilization of e-commerce that is conducted at a firm will influence and impact. These impacts can be positive impact so the excess and create a competitive

Pada Penelitian yang berjudul Aplikasi Informasi Geografis Pemetaan Lokasi Polsek berbasis Android di wilayah Provinsi Bangka Belitung yang dibuat dengan menggunakan

AICS - Inventarisasi Bahan Kimia Australia; ASTM - Masyarakat Amerika untuk Pengujian Bahan; bw - Berat badan; CERCLA - Undang-Undang Tanggapan, Kompensasi, dan Tanggung Jawab

BADAN URUSAN ADMINISTRASI (01) Kode/Nama Satker (005) : : KALIMANTAN TENGAH MAHKAMAH AGUNG : 1 Halaman : III.. (dalam ribuan rupiah) KODE

“sebelumnya kami mendiskusikan terlebih dahulu mengenai jumlah peserta yang akan ditargetkan, jumlah tersebut ditentukan berdasarkan pertimbangan kesiapan tempat,

Saat ini keluarga Tn. M sedang berada pada tahap perkembangan dewasa awal dimana anak pertama berusia 22 tahun. M berusaha memberikan kebebasan dan tanggung jawab pada anak –