• Tidak ada hasil yang ditemukan

Front Matter Jurnal Vektor Penyakit Vol. 11 No. 1 (2017)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Front Matter Jurnal Vektor Penyakit Vol. 11 No. 1 (2017)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

p-ISSN: 1978-3647

e-ISSN: 2354-8835

JURNAL

VEKTOR PENYAKIT

Journal of Disease Vector

Vol. 11

No. 1

Juni 2017

(2)

Dewan Redaksi

Volume 11 No.1

Juni 2017

Jurnal Vektor Penyakit merupakan media publikasi dan informasi hasil - hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan hasil - hasil penelitian, metodologi dan pendekatan-pendekatan baru dalam penelitian yang berkaitan dengan vektor

penyakit dan usaha pengendalian penyakit bersumber binatang.

Jurnal ini merupakan jurnal publikasi ilmiah resmi Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Balai Litbang P2B2) Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,

Kementerian Kesehatan RI.

Penanggung Jawab :

Muh. Faozan, SKM, MPH (Kepala Balai Litbang P2B2 Donggala)

Pemimpin Redaksi :

Anis Nurwidayati, S.Si, M.Sc (Biologi Lingkungan, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes)

Anggota Dewan Redaksi :

w Sitti Chadijah, SKM, M.Si (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes) w Junus Widjaja, SKM, M.Sc (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes) w Hayani Anastasia, SKM, MPH (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes) w Made Agus Nurjana, SKM, M.Epid (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes)

w Rosmini, SKM, M.Sc (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes) w Anwar Mallongi, S.K.M, M.Sc., Ph.D ( Kesehatan Lingkungan, FKM, Universitas Hasanuddin) w Dra. Shinta, M.S. (Biologi Lingkungan, Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat, Badan Litbangkes)

Mitra Bestari:

w Prof.(Riset) dr. Emiliana Tjitra,DTM&H, M.Sc, Ph.D (Biomedik, Badan Litbangkes)

w Prof. dr. Agus Suwandono,MPH,Dr.PH (Epidemiologi dan Kebijakan Kesehatan, FKM, Universitas Diponegoro) w Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes, M.ScPH (Epidemiologi , FKM, Universitas Hasanuddin) w Prof. Dr. drg A Arsunan Arsin, M.Kes (Epidemiologi Penyakit Menular, FKM, Universitas Hasanuddin) w dr. Tri Baskoro Tunggul Satoto, M.Sc., Ph.D ( Parasitologi - Entomologi Kedokteran, FK, Universitas Gadjah Mada)

w dr. Hasanuddin Ishak, M.Sc, PhD (Entomologi Kesehatan, FKM, Universitas Hasanuddin ) w Dr. Lif.Sc I Nengah Suwastika, M.Sc, M.Lif.Sc (Biologi Sel dan Molekuler, FMIPA, Universitas Tadulako ) w Triwibowo Ambar Garjito, S.Si, M.Kes (Epidemiologi dan Biostatistik, B2P2VRP Salatiga, Badan Litbangkes)

wArief Mulyono, S.Si, M.Sc (Biologi Lingkungan, B2P2VRP Salatiga, Badan Litbangkes)

Redaksi Pelaksana: Mujiyanto, S.Si, MPH

Sekretaris:

Riri Arifah Patuba, SKM

Staf Sekretariat:

Ni Nyoman Veridiana, SKM Meiske Elisabeth Koraag, S.Si

Alamat Redaksi:

Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Balai Litbang P2B2) Donggala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Jl. Masitudju No.58, Labuan Panimba, Labuan, Donggala, Sulawesi Tengah 94252 Website e-journal : http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/vektorp

E-mail : vektorpenyakit@litbang.kemkes.go.id , jvektorpenyakit@gmail.com Terbit dua kali setahun, edisi Juni dan Desember

Dalam proses akreditasi

JURNAL

(3)

Pengantar Redaksi

Jurnal Vektor Penyakit mulai Volume 11 No 1 Juni 2017 ini merubah logo Kementerian Kesehatan pada bagian cover sampul depan, menyesuaikan dengan perubahan logo Kementerian Kesehatan yang baru. Hal ini dilakukan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/589/2016 Tentang Penetapan Logo Kementerian Kesehatan.

Jurnal Vektor Penyakit Volume 11 No. 1 Juni 2017 menyajikan lima artikel terkait pengendalian penyakit bersumber binatang. Artikel pertama adalah “Identifikasi Serkaria Trematoda dan Keong Hospes Perantara pada Ekosistem Perairan Rawa Tiga Kabupaten di Kalimantan Selatan” yang ditulis oleh Budi Hairani, dkk. Keong yang ditemukan sebanyak enam genus, yaitu Pomacea, Bellamya, Indoplanorbis, Lymnaea, Gyraulus dan Melanoides. Serkaria yang berhasil diidentifikasi adalah tipe Gymnocephalus cercariae dan Ocelifera cercariae.

Artikel dengan judul “Daya Tetas dan Perkembangan Larva Aedes aegypti menjadi Nyamuk Dewasa pada Tiga Jenis Air Sumur Gali dan Air Selokan” ditulis oleh Yahya, dkk. Tujuan penelitian untuk membandingkan perilaku bertelur nyamuk Ae. aegypti pada tiga jenis air sumur gali, air selokan, dan air bersih (aquades). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh media air terhadap daya tetas dan perkembangan Ae. aegypti menjadi nyamuk dewasa (p<0,05).

Artikel ketiga dalam edisi ini adalah “Investigasi Kejadian Luar Biasa Pertama Demam Berdarah Dengue di Kaimana, Papua Barat” yang ditulis oleh Hana Krismawati dkk. Artikel ini bertujuan untuk mempelajari distribusi kasus DBD yang berkaitan dengan lingkungan tempat tinggal pasien. Survei entomologi menunjukkan bahwa Ae. aegypti tidak ditemukan di Kaimana sementara Ae. albopictus ditemukan melimpah. Hasil PCR menunjukkan bahwa sampel nyamuk dan larva yang dikoleksi positif virus dengue.

“Status Resistensi Anopheles barbirostris terhadap Permethrin 0.75% di Desa Wawosangula Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara” yang ditulis oleh Andi Dhani Arasy, dkk menjadi artikel keempat dalam edisi ini. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kematian nyamuk An. barbirostris terhadap insektisida permethrin 0,75% di Desa Wawosangula masih 100 %.

Artikel penutup pada edisi ini adalah “Perbedaan Index Entomologi Pemantauan Jumantik Dewasa dan Jumantik Anak di Dusun Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta” oleh Fardhiasih Dwi Astuti, dkk. Artikel ini memberikan gambaran adanya perbedaan secara signifikan indeks entomologi hasil pemantauan jentik oleh jumantik dewasa dan jumantik anak.

Semoga tulisan pada edisi ini dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan program pengendalian penyakit bersumber binatang. Saran dan masukan demi perbaikan jurnal ini sangat kami nantikan untuk penerbitan selanjutnya.

Salam Sehat

Dewan Redaksi

Volume 11 No. 1 Juni 2017

Journal of Disease Vector

e-ISSN: 2354-8835

(4)

Volume 11 Nomor 1 Juni 2017

DAFTAR ISI

ARTIKEL

vektorpenyakit@litbang.kemkes.go.id

Journal of Disease Vector

1–8

9–18

19–26

27–32

33–42

Identifikasi Serkaria Trematoda dan Keong Hospes Perantara

pada Ekosistem Perairan Rawa Tiga Kabupaten di

Kalimantan Selatan

(

Budi Hairani dan Deni Fakhrizal)

Daya Tetas dan Perkembangan Larva

Aedes aegypti

menjadi

Nyamuk Dewasa pada Tiga Jenis Air Sumur Gali dan Air Selokan

(Yahya dan Sulfa Esi Warni )

Investigasi Kejadian Luar Biasa Pertama Demam Berdarah

Dengue di Kaimana, Papua Barat

(Hana Krismawati, Tri Nury Kridaningsih, Mardi Raharjo, dan

Evy Iriani Natalia)

Status Resistensi

Anopheles barbirostris

terhadap Permethrin

0,75% Desa Wawosangula, Kecamatan Puriala, Kabupaten

Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara

(Andi Arahmadani Arasy dan Anis Nurwidayati)

Perbedaan Indeks Entomologi Pemantauan Jumantik Dewasa dan

Jumantik Anak di Dusun Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping,

Sleman, Yogyakarta

(5)

Journal of Disease Vector

Volume 11 No. 1 Juni 2017

ABSTRACT SHEET

NLM : QX 353

Budi Hairani and Deni Fakhrizal

(Zoonoses Research Office of Tanah Bumbu, NIHRD, Ministry of Health Republic of Indonesia)

Identification Cercaria of Trematode and Snail as Intermediate Host on Water Swamp Ecosystem in Three Districts in South Kalimantan

Journal of Disease Vector Vol. 11 No. 1, Juni 2017; p 1– 8

Areas with swamp aquatic ecosystem types which covers three districts in South Kalimantan holds the potential transmission of trematode worms into humans. Swamp waters inundated most of the year are very good conditions for the development of the snail population that have become an intermediate host of trematodes. Humans can be infected by trematodes if swallowing infective forms contained in the water or aquatic plants. This study aimed to identify the presence of trematode worms in the cercaria form and type of snails become intermediate host around the settlements. The study was an explorative study with cross-sectional design that conducted in June 2015. Snail sampling conducted in Sungai Papuyu, Sungai Buluh and Pihanin Raya village by hand collecting methods. Methods to find serkaria on snail was done by crushing techniques. The results of sampling over three villages showed there were six genus snail namely, Pomacea, Bellamya, Indoplanorbis, Lymnaea, Gyraulus and Melanoides. There were two types of cercariae namely : Gymnocephalus cercariae and Ocelifera cercariae was found in snail Pomacea, Bellamyâ and Gyraulus in Sungai Papuyu Village and Pihanin Raya Village, whereas in Sungai Buluh Village not found infected snail. In conclusion, this study proves the peoples and livestock in Sungai Papuyu Village and Pihanin Raya Village in South Kalimantan potentially infected with trematodes. Further research need to be done in the form of worm disease examination to villagers that potentially infected with trematodes to confirm these current research findings.

Keywords: cercariae, snail, South Kalimantan

_________________________________________________________________ NLM : QX 525

Yahya and Sulfa Esi Warni

(Zoonoses Research Office of Baturaja, NIHRD, Ministry of Health Republic of Indonesia)

Hatchability and Development of Aedes aegypti Larvae to Become and Adult Mosquito in Three Types of Well Drilled and Sewage Water

Journal of Disease Vector Vol. 11 No. 1, Juni 2017; p 9–18

Research on Aedes aegypti hatchability and larval development into adult mosquitoes were conducted to compare the egg laying behavior of mosquitoes in different types of water (water from wells, sewage and clean water or distilled water). It also want to compare the durability of the larvae until the adult mosquitoes. This research was conducted on August to October 2012 in Entomology Laboratory Vector Borne Disease Research and Development Baturaja. The study design was a complete randomized design with different type of water as the treatment and used four level and six repetition. The observed variables were color, odor and turbidity of the water. Data analysis was performed by One-Way ANOVA Post Hoc Tests with Least Significant Difference (LSD). The results showed that there was a significant influence on the hatchability and development of Ae. aegypti larvae into the adult stage in regard of the type of water (p<0,05). It can be concluded that Ae. aegypti can grow into adult stage on the outside of clean water media and also on the soil contaminated water.

Keywords : larvae hatchability, behaviour egg laying of

Ae. aegypti, growth medium

_________________________________________________________________ NLM : WC 528

Hana Krismawati, Tri Nury Kridaningsih, Mardi Raharjo, and Evy Iriani Natalia

(Biomedic Research Office of Papua, NIHRD, Ministry of Health Republic of Indonesia)

Investigation of First Dengue Hemorhagic Fever Outbreak in Kaimana District, West Papua Province

Journal of Disease Vector Vol. 11 No. 1, Juni 2017; p 19–26

The first case of Dengue Hemorhagic Fever (DHF) occurred in May-June in Kaimana district of West Papua. This investigation was aimed to identify the distribution of dengue cases related to the patient’s living environment. This was an observational research. An entomological survey was conducted to identify species, breeding habitats and vector confirmation through virus detection in mosquitoes. Interviews in patients with dengue positive as well as entomological surveys were conducted in June 2012. Mosquito samples were collected by resting habitat and human landing collection. Larvae were collected from water containers at 25 sampling sites consisting of patient's house hold, school and hospital. Larvae collection were rearranged in Entomology Laboratory. Dengue virus in mosquitoes was detected using RT-PCR method using Lanciotti primer. The results showed that the age of infected patients was predominantly 6-12 years (48.1%) and dominated by

(6)

Keywords: susceptibility, Anopheles barbirostris,

permethrin, puriala

_________________________________________________________________ NLM : WC 528

Fardhiasih Dwi Astuti and Amalia Susanti

(Faculty of Public Health, Ahmad Dahlan University)

The Entomological Index Difference Between Adult and Child Jumantik in Mejing Kidul Sub-Village, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta

Journal of Disease Vector Vol. 11 No. 1, Juni 2017; p 33–42

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still the main problem in Indonesia. A continuous mosquito breeding places control can reduce vector density. The monitoring of mosquito breeding places control has been done by larvae surveyor (jumantik) in community. In Mejing Kidul, larvae monitoring program has been done by children since 2012. This study aimed to compare the entomology index monitored by children and adult in Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping, Sleman. This research was an observational analytic research with a cross-sectional design. The population of this study was the people in Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping, Sleman. Samples were taken using total sampling technique from secondary data. Data were analysed using independent T-test and linear regression. The House Index (HI), Container Index (CI), Breteau Index (BI) and Larva Free Index (ABJ) monitored by adult jumantik were 14.99%, 6.92%, 19.01, and 85.01% respectively. Whereas House Index (HI),

Container Index (CI), Breteau Index (BI) and Larva Free Index (ABJ) monitored by children jumantik were 21.35%, 11.39%, 27.89, and 78.65% respectively. T-test analysis showed that the p-value of HI, CI, BI, and ABJ were 0.009, 0.028, 0.038, and 0.009 respectively. This indicates that there is a difference in entomology index monitored by children and adult. There was a difference in average of HI, CI, BI, and ABJ monitored by adult and children.

Keywords : dengue, larva monitoring by children, entomology index

_________________________________________________________________ showed that Aedes aegypti was not found in Kaimana

while the second vector of Ae. albopictus was found abundantly. Molecular detection of dengue virus with Lanciotti primer showed that positive dengue virus was detected in mosquito and also larvae sample collections.

Keywords : dengue, Kaimana, Aedes albopictus

________________________________________________________________________

NLM : QX 600

Andi Arahmadani Arasy and Anis Nurwidayati (BTKL Makassar, Ministry of Health Republic of Indonesia)

(Zoonoses Research Office of Donggala, NIHRD, Ministry of Health Republic of Indonesia)

The Anopheles barbirostris Resistance Status To Permethrin 0.75% in Wawosangula Village, Puriala District, Konawe Regency, South East Sulawesi

Journal of Disease Vector Vol. 11 No. 1, Juni 2017; p 27–32

(7)

NLM : QX 353

Budi Hairani dan Deni Fakhrizal

(Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI )

Identifikasi Serkaria Trematoda dan Keong Hospes Perantara pada Ekosistem Perairan Rawa Tiga Kabupaten di Kalimantan Selatan

Jurnal Vektor Penyakit Vol. 11 No. 1, Juni 2017; Hal 1–8

Wilayah dengan tipe ekosistem perairan rawa yang mencakup tiga kabupaten di Kalimantan Selatan menyimpan potensi penularan cacing trematoda pada manusia. Perairan rawa yang tergenang hampir sepanjang tahun merupakan kondisi yang sangat baik bagi perkembangan populasi keong yang dapat menjadi hospes perantara trematoda. Manusia dapat terinfeksi trematoda jika menelan bentuk infektif yang terdapat di air maupun tanaman air. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan cacing trematoda dalam bentuk serkaria serta mengidentifikasi jenis keong yang menjadi hospes perantara di sekitar pemukiman penduduk. Penelitian merupakan studi eksploratif dengan desain potong lintang yang dilaksanakan pada tahun 2015. Sampling keong dilakukan di Desa Sungai Papuyu, Sungai Buluh dan Pihanin Raya dengan metode hand collecting. Serkaria pada keong dideteksi dengan teknik crushing. Hasil sampling di ketiga desa didapatkan enam genus keong yaitu Pomacea, Bellamya, Indoplanorbis, Lymnaea, Gyraulus dan

Melanoides. Di Desa Sungai Papuyu ditemukan

Gymnocephalus cercariae dan Ocelifera cercariae pada keong Pomacea dan Bellamya, di Desa Pihanin Raya ditemukan Gymnocephalus cercariae pada keong Gyraulus, sedangkan di Desa Sungai Buluh tidak ditemukan keong yang positif serkaria. Penelitian ini membuktikan bahwa penduduk dan ternak di daerah perairan rawa Desa Sungai Papuyu, dan Desa Pihanin Raya di Kalimantan Selatan berpotensi terinfeksi cacing trematoda. Perlu dilakukan penelitian lanjutan berupa pemeriksaan kecacingan pada penduduk desa yang berpotensi terinfeksi cacing trematoda untuk konfirmasi temuan tersebut.

Kata kunci: serkaria, keong, Kalimantan Selatan

_________________________________________________________________ NLM : QX 525

Yahya dan Sulfa Esi Warni

(Loka Litbang P2B2 Baturaja, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI )

Daya Tetas dan Perkembangan Larva Aedes aegypti

menjadi Nyamuk Dewasa pada Tiga Jenis Air Sumur Gali dan Air Selokan

Volume 11 No.1 Juni 2017

LEMBAR ABSTRAK

Journal of Disease Vector

e-ISSN 2354-8835

p-ISSN 1978-3647

Jurnal Vektor Penyakit Vol 11 No. 1, Juni 2017; Hal 9–18

Penelitian mengenai daya tetas dan perkembangan larva

Aedes aegypti menjadi nyamuk dewasa dilakukan untuk membandingkan perilaku bertelur nyamuk Ae. aegypti

pada tiga jenis air sumur gali, air selokan, dan air bersih, serta untuk melihat daya tahan Ae. aegypti sampai menjadi nyamuk dewasa. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga Oktober tahun 2012 di Laboratorium Entomologi Loka Litbang P2B2 Baturaja. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah rancangan acak kelompok, dengan faktor perlakuan adalah air sebagai media bertelur, dengan empat taraf dan enam pengulangan. Variabel yang diamati dibedakan berdasarkan warna, bau dan kekeruhan air. Analisis data dilakukan dengan One-Way ANOVA Post Hoc Tests dengan Least Significant Difference

(LSD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh media air terhadap daya tetas dan perkembangan Ae. aegypti menjadi nyamuk dewasa (p<0,05). Penelitian membuktikan bahwa Ae. aegypti

dapat berkembang biak menjadi dewasa di luar media air bersih dan air yang dasarnya mengandung tanah.

Kata kunci : daya tetas larva, perilaku bertelur Ae. aegypti, media pertumbuhan

________________________________________________________________ NLM : WC 528

Hana Krismawati, Tri Nury Kridaningsih, Mardi Raharjo, dan Evy Iriani Natalia

(Balai Litbang Biomedis Papua, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI )

Investigasi Kejadian Luar Biasa Pertama Demam Berdarah Dengue di Kaimana, Papua Barat

Jurnal Vektor Penyakit Vol. 11 No. 1, Juni 2017; Hal 19–26

Kasus pertama Demam Berdarah Dengue (DBD) telah terjadi pada bulan Mei-Juni di Kabupaten Kaimana Papua Barat. Investigasi ini bertujuan mempelajari distribusi kasus DBD yang berkaitan dengan lingkungan tempat tinggal pasien. Jenis penelitian ini adalah observasional. Survei entomologi dilakukan untuk mengidentifikasi spesies, breeding habitat dan melakukan konfirmasi vektor melalui deteksi virus pada nyamuk. Wawancara pada pasien yang positif menderita dengue serta survei entomologi dilakukan pada bulan Juni 2012. Sampel nyamuk dikoleksi pada resting habitat dan umpan orang. Larva dikoleksi dari kontainer yang berada pada 25 titik

(8)

menggunakan metode RT PCR dengan primer Lanciotti. Laporan kasus menunjukkan bahwa usia pasien yang terinfeksi sebagian besar adalah 6-12 tahun (48,1%) dan didominasi oleh perempuan (63%). Penelitian menunjukkan satu kasus meninggal (3,7%) dan 26 pasien sakit (96,3%). Survei entomologi menunjukkan bahwa Ae. aegypti tidak ditemukan di Kaimana sementara vektor kedua Ae. albopictus ditemukan melimpah. Deteksi molekuler virus dengue dengan lancioti primer menunjukkan bahwa virus positif terdeteksi pada koleksi sampel nyamuk dan larva.

Kata kunci : Demam Berdarah Dengue, Kaimana, Aedes albopictus

_________________________________________________________________ NLM : QX 600

Andi Arahmadani Arasy dan Anis Nurwidayati (Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit Makassar, Kementerian Kesehatan RI)

(Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI )

Status Resistensi Anopheles barbirostris terhadap Permethrin 0,75% Desa Wawosangula, Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara Jurnal Vektor Penyakit Vol. 11 No. 1, Juni 2017; Hal 27–32

Insektisida permethrin adalah senyawa atau insektisida dari golongan Piretroid (sp) yang dikenal sebagai

synthetic pyretroid yang bekerja menganggu system syaraf. Golongan SP banyak digunakan dalam pengendalian vektor untuk serangga dewasa (space spraying dan IRS) kelambu celup atau Insectiside Treated Net (ITN) atau Long Lasting Insectisidal Net (LLINs) dan berbagai formulasi insketisida rumah tangga. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah kematian nyamuk Anopheles barbirostris menurut dosis permethrin dan lama kontak. Metode yang digunakan adalah

susceptibility Test. Sampel berjumlah 125 ekor nyamuk

An. barbirostris yang terdiri dari 100 ekor nyamuk untuk kelompok uji dan 25 ekor nyamuk untuk kelompok kontrol yang berasal dari populasi yang sama. Sampel didapatkan melalui penangkapan nyamuk di kandang dekat rumah penduduk di Desa Wawosangula, Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe. Hasil penelitian menunjukkan kerentanan atau susceptible dimana kematian nyamuk uji 100% untuk Permethrin dengan dosis 0,75%. Walaupun hasil pengujian menunjukkan kerentanan dan bahan uji masih dapat digunakan namun diharapkan, dalam penyemprotan di lapangan dilakukan variasi dosis dan meningkatkan lama kontak antara

rapat untuk meningkatkan kematian nyamuk.

Kata kunci : kerentanan, Anopheles barbirostris, permethrin, puriala

_________________________________________________________________ NLM : WC 528

Fardhiasih Dwi Astuti, dan Amalia Susanti

(Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan )

Perbedaan Indeks Entomologi Pemantauan Jumantik Dewasa dan Jumantik Anak di Dusun Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta

Jurnal Vektor Penyakit Vol 11 No. 1, Juni 2017; Hal 33–42

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi permasalahan di Indonesia. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin dapat membantu menurunkan kepadatan vektor. Pelaksanaan PSN di monitoring dengan menggerakkan kader juru pemantau jentik (jumantik) di masyarakat. Di Mejing Kidul pemantauan dilakukan oleh anak anak sejak tahun 2012. Penelitian ini ingin membandingkan perbedaan indeks entomologi hasil pemantauan jumantik dewasa dan pemantauan jumantik anak di dusun Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping, Sleman. Penelitian ini merupakan penelitan observasional analitik dengan desain crossectional. Populasi dalam studi adalah masyarakat di Dusun Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping, Sleman. Penelitian ini menggunakan total sampel data sekunder. Data dianalisis menggunakan uji independent T tes dan regresi linier. Berdasarkan hasil penelitian, nilai House index (HI), Container index (CI), Breteau index (BI) dan Angka Bebas Jentik hasil pemantauan jumantik dewasa 14,99%, 6,92%, 19,01 dan 85,01%. House index(HI), Container index (CI), Breteau index (BI) dan angka bebas jentik hasil pemantauan jumantik anak 21,35%, 11,39%, 27,89 dan 78,65%. Hasil analisis statistik menggunakan uji T tes menunjukkan

House index (HI) p-value 0,009, Container index (CI) p-value 0,028, Breteau Index (BI) p-value 0,038 dan Angka Bebas Jentik p-value = 0,009. Hasil tersebut menunjukan ada perbedaan rata-rata indeks entomologi hasil pemantauan jumantik dewasa dan pemantauan jumantik anak. Terdapat perbedaan rata-rata HI, CI, BI dan angka bebas jentik yang dipantau jumantik dewasa dan anak-anak.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa untuk menentukan, visualisasi, kontruksi, dan mendokumentasikan artifact (bagian dari informasi yang digunakan atau

Pada Penelitian ini: membahas mengenai kedekatan produk yang dominan dibeli oleh konsumen dan produk sejenis untuk memperoleh efisien jarak sehingga dapat

Untuk reaksi grafting akrilamida pada pati singkong menggunakan inisiator KMnO 4 memberikan nilai % add-on yang paling tinggi jika dibandingkan dengan dua

Perhitungan tinggi fisik huruf memiliki azat optikal matematis, dalam pengertian bahwa dalam perhitungan angka, beberapa huruf dalam alfabet memiliki tinggi yang

Karena sebagian ikhwah Salafiyin tidak tunduk dan hormat dengan nasehat dan bantahan para Ulama Kibar, bahkan ada diantara mereka mencela para Ulama –

Hal ini menunjukkan bahwa besarnya variasi yang memberikan pengaruh bersama-sama antara motivasi dan kompensasi terhadap disiplin kerja dosen dan karyawan di Sekolah

Kegiatan kajian ini merupakan penelitian kualitatif, pertimbangan pemilihan metodologi ini karena mampu menangkap pengalaman-pengalaman yang kontekstual sebagai upaya