• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Sekolah - Pengaruh Pemberian Tugas Oleh Guru Kepada Siswa Terhadap Pemanfaatan Koleksi Pada Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Sekolah - Pengaruh Pemberian Tugas Oleh Guru Kepada Siswa Terhadap Pemanfaatan Koleksi Pada Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana penunjang belajar bagi siswa,

menyediakan beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Menurut Suwarno (2011, 5) bahwa keberadaan perpustakaan menjadi sangat penting,

disanalah ,buku-buku yang berisi ilmu pengetahuan berada. Sedangkan menurut

Mulyasa (2011, 179) perpustakaan merupakan sumber belajar yang paling baik untuk

mendapatkan informasi-informasi yang berkaitan dengan tugas-tugas pembelajaran.

Menurut Reitz (2004, 78) yang dikutip oleh Hasugian, bahwa:

Perpustakaan sekolah adalah suatu perpustakaan yang berada pada jenjang sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan baik milik pemerintah (negeri) maupun swasta yang melayani kebutuhan informasi siswanya, kebutuhan kurikulum dari guru dan staf, biasanya dikelola oleh pustakawan sekolah ataupun spesialis media.

Sedangkan menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 2), bahwa:

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru dan siswa, serta perpustakaan sekolah berperan sebagai media dan sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di tingkat sekolah karena perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program penyelenggaraan pendidikan tingkat sekolah.

Pendapat lain yang dikemukan oleh Darmono (2006, 3) bahwa perpustakaan

sekolah sangat diperlukan keberadaanya, karena:

a) Perpustakaan merupakan sumber belajar.

(2)

c) Perpustakaan merupakan sumber untuk menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran.

d) Perpustakaan sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan siswa

dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berpikir dan berkomunikasi.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah

berada di lingkungan sekolah yang menyediakan beragam informasi sesuai dengan

kebutuhan penggunanya dan merupakan sumber belajar yang paling baik untuk

mendapatkan informasi-informasi yang berkaitan dengan proses belajar.

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah sebagai sarana dalam mendukung proses kegiatan

belajar mengajar memiliki pengaruh dan tujuan yang cukup besar bagi peningkatan

kualitas pendidikan di sekolah.

Menurut Rachmad (2007, 5) bahwa:

Tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar-mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

Sedangkan menurut Darmono (2001, 5) bahwa:

Tujuan perpustakaan sekolah adalah untuk menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien, serta memberikan dasar ke arah studi mandiri.

(3)

1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca siswa.

2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan

pustakawan.

3. Menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.

4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan

pelaksanaan kurikulum.

5. Memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.

6. Memperluas, memperdalam dan memperkaya pengalaman belajar para

siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.

7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui

kegiatan membaca, khususnya buku – buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi dan cerpen.

Selain pendapat di atas Lasa (2007, 14) bahwa tujuan perpustakaan sekolah

adalah sebagai berikut :

1. Menumbuh kembangkan minat baca. Para siswa dan guru dapat

memanfaatkan waktu untuk mendapatkan informasi di perpustakaan.

2. Mengenalkan teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi

harus terus diikuti pelajar dan pengajar.

3. Membiasakan akses informasi secara mandiri. Pelajar perlu didorong dan

diarahkan untuk memiliki rasa percaya diri dan mandiri untuk mengakses informasi.

4. Memupuk bakat dan minat. Bacaan, tayangan gambar, dan musik di

perpustakaan mampu menumbuhkan bakat dan minat seseorang.

Dari beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa tujuan perpustakaan

sekolah adalah untuk menumbuhkan minat membaca, mendukung kegiatan belajar,

dan sebagai tempat menyediakan berbagai ilmu pengetahuan melalui koleksi

perpustakaan yang sesuai dengan kurikulum dan sehingga menjadi tempat dimana

pengguna perpustakaan dapat mengembangkan bakat, kemampuan, dan

(4)

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Fungsi utama perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar.

Keberadaan perpustakaan sekolah berhubungan langsung dengan proses belajar

mengajar. Menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 4) perpustakaan sekolah mempunyai

empat fungsi umum yaitu:

1. Fungsi edukatif, yaitu keseluruhan fasilitas dan sarana yang ada pada

perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep – konsep pengetahuan.

2. Fungsi informatif, yaitu mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan

yang bersifat memberitahu akan hal – hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.

3. Fungsi rekreasi, yaitu sebagai pelengkap untuk memenuhi kebutuhan

sebagian anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual.

4. Fungsi riset atau penelitian, yaitu koleksi perpustakaan sekolah bisa

dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.

Sedangkan menurut Drajat (2009, 18) fungsi perpustakaan sekolah adalah

sebagai:

1) Sumber segala informasi untuk pengguna

2) Untuk membangkitkan dan mengembangkan minat membaca siswa.

3) Sarana atau tempat untuk membangkitkan minat terhadap kesenian dan

keindahan yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni.

4) Memberikan hiburan bagi pembaca

5) Sebagai bahan acuan atau referensi

Pendapat lain dikemukakan oleh Hermawan (2006, 38), Perpustakaan sekolah

(5)

1. Fungsi Pendidikan, yaitu perpustakaan sekolah merupakan sarana kegiatan belajar mengajar untuk membantu siswa dalam memperjelas pengetahuan yang diperolehnya di dalam kelas.

2. Fungsi Informasi, yaitu perpustakaan sekolah merupakan sarana untuk

menemukan sumber informasi yang dapat memperkaya pengetahuan siswa dan menunjang proses pembelajaran.

3. Fungsi Penelitian, yaitu membantu siswa dalam pelaksanaan penelitian

yang sifatnya sederhana berkaitan dengan mata pelajaran yang dipelajari / diajarkan.

4. Fungsi Rekreasi, yaitu perpustakaan sekolah merupakan tempat rekreasi,

masuk perpustakaan membaca bacaan yang segar untuk menambah wawasan dan pengetahuan merupakan rekreasi yang sehat dan mendidik serta menghilangkan kejenuhan bagi siswa dan guru.

5. Fungsi Kebudayaan, yaitu perpustakaan sekolah merupakan tempat

melestarikan kebudayaan, baik kebudayaan lokal, daerah maupun nasional.

6. Fungsi Kreativitas, yaitu membantu siswa mengembangkan kegemaran

dan hobi. Untuk menunjang hal tersebut diperlukan koleksi yang dapat meningkatkan daya kreasi siswa.

7. Fungsi Dokumentasi, yaitu perpustakaan sekolah menjadi pusat

dokumentasi sekolah dari berbagai kegiatan yang dilakukan sekolah baik siswa maupun guru.

Selain pendapat di atas Suwarno (2011, 13) bahwa fungsi perpustakaan

sebagai berikut :

1. Penyimpanan, artinya perpustakaan memiliki tugas menyimpan koleksi

informasi.

2. Pendidikan, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar

3. Menyediakan berbagai macam koleksi (informasi) untuk keperluan

penelitian yang dilakukan oleh pemakai.

4. Informasi, artinya perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakai.

5. Rekreasi artinya perpustakaan berfungsi menyimpan khazanah budaya

bangsa, perpustakaan berperan meningkatkan apresiasi budaya dari masyarakat sekitar perpustakaan melalui penyediaan bahan bacaan.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diketahui bahwa fungsi perpustakaan

(6)

menambah wawasan siswa, memperdalam ilmu pengetahuan dan menyediakan

informasi yang dapat membantu menyelesaikan tugas sekolah.

2.1.3 Peranan Perpustakaan Sekolah

Berdasarkan tujuan dan fungsi dari perpustakaan sekolah, maka perpustakaan

sekolah dapat disebut sebagai pusat sumber belajar seperti yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dimana

pada pasal 35 undang-undang tersebut dikemukakan bahwa setiap satuan pendidikan

jalur pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh

masyarakat, harus menyediakan sumber-sumber belajar.

Menurut Bafadal (2001, 5) peran perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar

dalam proses pendidikan yaitu sebagai berikut:

a) Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap

membaca.

b) Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar

murid-murid.

c) Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang

akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.

d) Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik

membaca.

e) Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan

berbahasa.

f) Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab.

g) Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam

menyelesiakan tugas-tugas sekolah.

h) Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan

sumber-sumber pengajaran.

i) Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru dan

(7)

Sedangkan menurut Suherman (2009, 32) menyatakan bahwa:

Perpustakaan sekolah bagi anak merupakan wadah untuk mengetahui refrensi,berbagai materi dan bacaan lainya,dan semuanya itu harus di sesuaikan dengan tingkat pendidikan anak-anak dari sarana pengembangan kreatif anak dan mengembangkan daya pikir anak.

Perpustakaan sekolah bermanfaat apabila benar-benar memperlancar

pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak

hanya berupa tinginya prestasi murid-murid, tetapi murid-murid harus mampu

mencari, menemukan, menyaring dan menilai informasi, murid-murid terbiasa belajar

mandiri, murid-murid terlatih kearah tanggung jawab, murid-murid selalu mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendapat lain dikemukakan oleh

Sinaga (2009, 15) bahwa upaya penyelenggaraan perpustakaan sekolah merupakan

upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses

belajar mengajar.

Penggunaan buku atau seluruh jasa perpustakaan bagi sebagian besar siswa

semata-mata hanya untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagian besar siswa mencari

informasi karena didorong oleh tuntutan sekolah mereka. Motivasi terbesar siswa

untuk memanfaatkan jasa perpustakaan sering timbul karena adanya tugas-tugas dari

para guru.

Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa peranan perpustakaan sekolah

yaitu sebagai tempat untuk mencari pengetahuan,sebagai tempat belajar, tempat

(8)

2.1.4 Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan merupakan sarana yang tepat untuk mendukung proses belajar.

Menurut Bafadal (2001, 7) bahwa pemanfaatan perpustakaan sekolah yang dapat

dilakukan oleh siswa antara lain sebagai berikut :

1. Mencari informasi dari referensi buku selain buku yang dipakai di kelas.

2. Melatih kemampuan belajar mandiri.

3. Sebagai sarana belajar kelompok.

Sedangkan menurut Sinaga ( 2009, 17) pemanfaatan perpustakaan sebagai

sumber belajar secara efektif memerlukan keterampilan sebagai berikut:

1. Keterampilan mengumpulkan informasi, yang meliputi keterampilan :

- mengenal sumber informasi dan pengetahuan.

- menentukan lokasi sumber informasi berdasarkan sistem klasifikasi

perpustakaan, cara menggunakan katalog dan indeks.

- menggunakan bahan pustaka baru, bahan referensi seperti

ensiklopedia, kamus, buku tahunan, dll.

2. Keterampilan mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi,

seperti:

- Memilih informasi yang relevan dengan kebutuhan dan masalah.

- Mendokumentasikan informasi dan sumbernya.

3. Keterampilan menganalisis, menginterpretasikan dan mengevaluasi

informasi, seperti:

- Memahami bahan yang dibaca.

- Membedakan antara fakta dan opini.

- Menginterpretasi informasi baik yang saling mendukung maupun yang

berlawanan.

4. Keterampilan menggunakan informasi, seperti:

- Memanfaatkan intisari informasi untuk mengambil keputusan dan

memecahkan masalah.

- Menggunakan informasi dalam diskusi.

(9)

Pemanfaatan perpustakaan telah mendapat perhatian pemerintah melalui

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional, dalam pasal 45 disebutkan bahwa:

Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.

Konsep pendidikan sekarang tidak lagi menempatkan guru sebagai

satu-satunya sumber pengetahuan untuk belajar, tetapi dengan adanya perpustakaan dapat

membantu siswa dalam mencari informasi yang dibutuhkan siswa. Perpustakaan

sekolah akan menjawab segala permasalahan pada siswa yang berkaitan dengan

tugas-tugas dari guru, sehingga perpustakaan merupakan sarana yang diharapkan oleh

seluruh siswa, guru dan karyawan sekolah.

Melalui perpustakaan sekolah kepandaian membaca ini dimanfaatkan dan

dikembangkan, dengan tuntunan guru dan pustakawan sebagai pembimbing siswa

untuk mencari informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

belajar-mengajar.

Pemanfaatan perpustakaan sekolah dan bahan-bahan pustaka yang ada di

sekolah dimaksudkan untuk menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran dalam

mencapai hasil belajar yang di harapkan sehingga kurikulum dapat berhasil

dilaksanakan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Soeatminah dan Marnodi (1992, 12),

(10)

1) Sumber informasi

Siswa memperoleh sumber informasi dengan berkunjung dan membaca di perpustakaan sekolah untuk melengkapi materi pelajaran yang ada di sekolah.

a) Membaca buku kaitanya dengan materi pelajaran.

Siswa memanfaatkan buku-buku yang di pinjam dari perpustakaan sekolah dan di manfaatkan dalam pembelajaran di kelas.

b) Kelengkapan buku-buku di perpustakaan

Ketersediaan buku-buku penunjang pelajaran dan sumber-sumber belajar lain seperti diagram, tabel, kamus, CD pembelajaran, peta dan lain- lain sudah memadai.

2) Kemandirian dalam belajar.

a) Siswa mempunyai inisiatif untuk berkunjung ke perpustakaan.

b) Siswa mengunjungi perpustakaan sekolah dan merangkum hal-hal

penting untuk melengkapi materi pelajaran yang ada di sekolah. 3) Sebagai tempat diskusi yang aman, jauh dari keramaian dan kebisingan.

a) Siswa berdiskusi dengan teman di perpustakaan sekolah.

b) siswa mengerjakan tugas yang sumbernya ada di perpustakaan

sekolah.

Selain pendapat di atas, Roestiyah (2001, 69) menyatakan bahwa:

Agar perpustakaan dapat dimanfaatkan berkenaan tugas-tugas belajar, maka salah satu jalan yang dapat diberikan adalah memberikan tugas bacaan halaman-halaman tertentu, bab-bab tertentu kepada pelajar, sehingga mereka merasa mempunyai keperluan yang mendesak untuk mengunjungi perpustakaan dan perpustakaan yang ramai dikunjungi adalah suatu tanda bahwa taraf pendidikan mereka sudah mulai maju.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa

pemanfaatan perpustakaan sekolah dalam proses belajar mengajar dapat menanamkan

kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri,

membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, juga

dapat menimbulkan kecintaan siswa terhadap kegiatan membaca, memperkaya

(11)

2.2 Peran Guru Dalam Pengelolaan Perpustakaan Sekolah

Peran guru sangat mempengaruhi proses belajar siswa untuk memanfaatkan

perpustakaan. Menurut Sulaiman (2009, 187) peran guru dalam pengelolaan

perpustakaan sekolah, adalah:

1. Menyediakan informasi bahan ajar dan mengupayakan darimana dan

bagiamana cara memperoleh sumber-sumber belajar tersebut. Jika guru tidak melakukan perannya dengan baik, maka hal itu akan menjadi salah satu penghambat pemanfaatan perpustakaan sekolah.

2. Guru sebagai kunci pembuka perpustakaan artinya apabila guru tidak

berupaya memotivasi peserta didik untuk memanfaatkan bahan pustaka, maka peserta didik tidak tertarik dan berminat terhadap perpustakaan sekolah.

3. Sebagai fasilitator karena guru mengetahui secara pasti sumber- sumber buku apa saja yang dibutuhkan oleh siswa. Peran guru sebagai fasilitator diantaranya adalah kewajiban untuk dapat menyediakan informasi bahan ajar dan mengupayakan darimana dan bagaimana cara memperoleh sumber-sumber belajar tersebut kepada penyelenggara perpustakaan atapun ke level kepala sekolah.

Sedangkan menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 193) menyatakan bahwa:

Peran guru merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi pembelajaran, karena tanpa adanya peran yang diberikan oleh guru untuk memanfaatkan perpustakaan dalam aktivitas belajarnya siswa tidak akan meningkatkan aktivitas belajarnya.

Pendapat lain dikemukakan oleh Imam (2009, 167) menyatakan bahwa Peran

yang diberikan oleh guru bukan hanya dalam membangkitkan minat siswa terhadap

pepustakaan, namun juga bisa diberikan dengan pemberian tugas yang mengharuskan

mereka memanfaatkan koleksi perpustakaan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa peran guru dalam

(12)

relevan untuk membangkitkan minat siswa berkunjung keperpustakaan dalam

mengerjakan tugas.

2.3 Peran Guru Untuk Mengarahkan Siswa Ke Perpustakaan

Guru sangat berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam

memanfaatkan koleksi di perpustakaan sekolah . Menurut IFLA/UNESCO (2006,

28), bahwa guru dituntut untuk selalu aktif dalam mengarahkan siswa mencari

informasi di perpustakaan karena peran guru sangat mempengaruhi hasil belajar

siswa.

Menurut Sinaga (2009, 16) menyatakan bahwa:

Peran guru untuk mengarahkan siswa ke perpustakaan dilakukan dengan upaya memberikan tugas, menekankan kepada siswa untuk rajin membaca dan meminjam buku di perpustakaan sekolah kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.

Sedangkan menurut Sulaiman (2009, 53) upaya guru untuk mengarahkan

siswa ke perpustakaan dengan memberikan tugas yang menunjang hasil belajar siswa

dilakukan sebagai berikut:

1. Secara langsung, yakni melibatkan siswa dalam kegiatan belajar dengan

memanfaatkan buku di perpustakaan sekolah. Misalya siswa diberi tugas meringkas terkait materi yang di ajarkan pada waktu yang bersamaan. 2. Secara tidak langsung, yakni guru memberikan kegiatan yang berupa tugas

(13)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa peranan guru dalam

mengarahkan siswa ke perpustakaan dapat dilakukan dengan upaya memberikan

tugas kepada siswa untuk mencari referensi yang bersumberkan dari perpustakaan.

2.4 Kerjasama Antara Guru dan Pustakawan Sekolah

Kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah merupakan hal penting dalam

memaksimalkan potensi layanan perpustakaan. Menurut IFLA/UNESCO (2006, 23),

Guru dan pustakawan sekolah bekerja bersama guna pencapaian hal sebagai berikut:

a. Menyediakan koleksi sesuai kurikulum sekolah.

b. Guru memberikan tugas untuk memanfaatkan perpustakaan.

c. Memberi pembelajaran kepada siswa.

d. Menambah pengetahuan informasi kepada siswa.

e. Mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan proyek khusus di

lingkungan pembelajaran yang lebih luas, termasuk di perpustakaan.

f. Mempersiapkan dan melaksanakan program membaca dan kegiatan

budaya mengintegrasikan teknologi informasi kedalam kurikulum.

Sedangkan Menurut Rusmana (2008, 3) Kerjasama antara guru dan

pustakawan dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Guru menentukan dan memilih koleksi yang ingin digunakan.

2) Guru dan pustakawan berdiskusi mengenai dan jenis layanan yang

seharusnya disediakan di perpustakaan.

3) Bekerjasama untuk mendidik siswa dalam memanfaatkan perpustakaan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa kerjasama antara guru

dan pustakawan sekolah merupakan hal penting dalam layanan perpustakaan untuk

(14)

2.5 Pemberian Tugas Oleh Guru Kepada Siswa

Perpustakaan sekolah yang terorganisasi secara baik dan sistematis, secara

langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan pengetahuan dan kemudahan

bagi proses belajar mengajar di sekolah dimana perpustakaan itu berada.

Menurut Hamalik (2003, 45), menyatakan bahwa:

Cara menyampaikan pengetahuan yang paling tepat ialah dengan jalan menuangkan ilmu pengetahauan kepada siswa dengan beberapa cara, misalnya memberikan tugas mempelajari halaman maupun tugas-tugas yang bersumber dari buku-buku.

Hal ini terkait dengan kemajuan bidang pendidikan dan dengan adanya proses

belajar mengajar yang dirasakan tidak dapat dipisahkan dari masalah penyediaan

fasilitas dan sarana pendidikan. Salah satu pembelajaran yang digunakan adalah

pemberian tugas. Sedangkan menurut Djamarah dan Zain (2002, 96), pemberian

tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar

siswa melakukan kegiatan belajar dan dapat dilakukan diperpustakaan dan tugas

tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru. Pemberian tugas merangsang peserta

didik aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok. Oleh karena itu,

tugas dapat diberikan secara individual dan dapat pula secara kelompok.

Pendapat lain dikemukakan oleh Darmono (2006, 8) bahwa:

(15)

Selain pendapat di atas Roestiyah (2001, 130) bahwa pemberian tugas oleh

guru bukan hanya menyuruh siswa untuk membaca tetapi juga menambahkan dengan

tugas-tugas yang lain, yaitu seperti :

1) Mencari buku-buku lainnya untuk dibaca dan membandingkan dengan

buku pelajaran yang sedang dipakai.

2) Murid disuruh mempelajari situasi dan keadaan, baik secara pribadi

maupun secara kelompok.

3) Mengamati dan membuat analisis suatu kejadian/ peristiwa

4) Berdiskusi memberi tanggapan atau membuat opini atas suatu yang

terjadi.

Sedangkan menurut Inne dan Syaodih (2003, 107) Pemberian tugas

dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada siswa agar lebih memanfaatkan

perpustakaan dalam mengerjakan tugas atau kegiatan yang berhubungan dengan

pelajaran seperti:

1. Membaca buku.

Tugas yang diberikan oleh guru berupa membaca buku yang bersumberkan dari perpustakaan, kemudian isi buku yang telah dibaca tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.

2. Meringkas buku.

Tugas yang diberikan oleh guru untuk memanfaatkan perpustakaan adalah dengan membuat ringkasan atau rangkuman beberapa halaman buku. 3. Berdiskusi di perpustakaan.

Siswa diberi tugas oleh guru untuk berdiskusi di perpustakaan untuk membuat opini atas suatu kejadian yang telah terjadi.

Frekuensi tugas yang diberikan oleh guru sangat mempengaruhi tingkat

berkunjung untuk memanfaatkan koleksi perpustakaan , karena semakin sering tugas

(16)

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Diedrich yang di kutip oleh Sardirman

(2004, 101) pemberian tugas yang diberikan oleh guru dalam memanfaatkan

perpustakaan antara lain:

1. Visual activities, seperti: tugas membaca buku, tugas memperhatikan gambar yang ada dibuku, dan tugas menjawab soal-soal yang bersumber dari buku-buku yang ada di perpustakaan.

2. Oral activities, seperti: tugas kelompok berdiskusi di perpustakaan. 3. Listening activities, seperti: tugas mendengarkan cerita.

4. Writing activities, seperti: tugas menulis cerita, menulis karangan, dan meringkas buku yang ada diperpustakaan.

5. Drawing activities, seperti menggambar.

Bentuk-bentuk tugas yang dapat diberikan oleh guru untuk memanfaatkan

perpustakaan dapat dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu:

1. Tugas individual

Menurut Sumaatmadja (1996, 84) bahwa tugas individual adalah tugas

yang diberikan oleh guru yang dikerjakan secara individu atau sendiri.

2. Tugas kelompok

Menurut Sudjana (1996, 86) bahwa tugas kelompok lebih menekankan

aktivitas belajar siswa secara bersama dalam kelompok sehingga

mengembangkan hubungan sosial dalam pemecahan masalah belajar.

Sedangkan Menurut Roestiyah (2001, 76) bentuk pemberian tugas yang

diberikan oleh guru adalah sebagai berikut:

a. Tugas membuat ringkasan

(17)

e. Tugas berdiskusi

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa pemberian

tugas adalah suatu cara yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk lebih

memanfaatkan perpustakaan dalam mengerjakan tugas atau kegiatan yang

berhubungan dengan pelajaran.

2.5.1 Tujuan Pemberian Tugas Oleh Guru Kepada Siswa

Perpustakaan sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Untuk

membuat perpustakaan agar dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, maka guru perlu

memberikan tugas-tugas yang mengharuskan siswa untuk lebih sering berkunjung ke

perpustakaan.

Menurut Roestiyah (2001, 134), tujuan pemberian tugas oleh guru adalah

sebagai berikut:

1. Dengan adanya frekuensi tugas yang diberikan oleh guru diharapkan dapat mendorong siswa untuk berkunjung ke perpustakaan, sehingga siswa tidak mudah cepat bosan belajar didalam kelas saja.

2. Dapat membuat peranan perpustakaan sekolah berjalan dengan baik dan

mengembangkan minat baca siswa.

3. Dapat membina kebiasaan siswa memanfaatkan perpustakaan untuk

mencari informasi dan mengolah informasi.

4. Dapat memanfaatkan koleksi yang sudah tersedia di perpustakaan untuk

mengerjakan tugas.

Sedangkan menurut Winarno (2003, 96), tujuan pemberian tugas yang

diberikan oleh guru adalah sebagai berikut:

1. Dapat memupuk rasa percaya diri sendiri.

(18)

3. Dapat mendorong belajar siswa, sehingga tidak cepat bosan hanya belajar didalam kelas saja.

4. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.

5. Dapat mengembangkan kreativitas siswa.

6. Dapat mengembangkan pola berfikir dan ketrampilan siswa.

Pendapat lain dikemukakan oleh Djamarah dan Zein (2002, 98), tujuan

pemberian tugas oleh guru adalah sebagai berikut:

1) Lebih mendidik siswa untuk aktif belajar individu atau kelompok,

2) Mengembangkan sikap kemandirian siswa di luar pengawasan guru.

3) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa. 4) Mengembangkan kreatifitas siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa tujuan pemberian

tugas sekolah adalah dapat mendorong siswa untuk berkunjung ke perpustakaan

dengan frekuensi tugas yang diberikan, dapat membuat peranan perpustakaan sekolah

berjalan dengan baik, dapat membina kebiasaan siswa memanfaatkan perpustakaan

sekolah, dan dapat memanfaatkan koleksi yang sudah tersedia di perpustakaan untuk

mengerjakan tugas.

2.5.2 Manfaat Pemberian Tugas Oleh Guru Kepada Siswa

Pemberian tugas yang diberikan oleh guru sangat mendukung proses belajar.

Menurut Sinaga (2009,15) manfaat pemberian tugas oleh guru kepada siswa yaitu

sebagai berikut:

a. Siswa dapat menemukan informasi.

b. Siswa terbiasa belajar mandiri.

(19)

Sedangkan menurut Parmiti dan Sulastri (2010,10) manfaat pemberian tugas

adalah sebagai berikut:

1) Dengan adanya pemberian tugas siswa memiliki hasil belajar yang lebih

baik.

2) Menambah pengetahuan dan wawasan siswa.

3) Mengembangkan keterampilan siswa.

4) Dapat mengembangkan kreativitas siswa

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa manfaat pemberian

tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa adalah untuk membiasakan siswa

belajar mandiri tanpa mengharapkan bantuan dari guru, memupuk rasa percaya diri

dan mengembangkan kreatifitas siswa.

Sintesis :

Yang dimaksud dengan pemberian tugas adalah suatu cara yang diberikan

oleh guru kepada siswa untuk lebih memanfaatkan perpustakaan dalam

mengerjakan tugas atau kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran, dengan

indikator (1) Membaca buku (2) Meringkas buku dan (3) Berdiskusi di

perpustakaan.

2.6 Koleksi Perpustakaan Sekolah

Koleksi merupakan unsur penting dalam perpustakaan untuk memenuhi

kebutuhan pengguna. Menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 9) koleksi perpustakaan

sekolah adalah sejumlah bahan atau sumber – sumber informasi, baik berupa buku

ataupun bahan bukan buku yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan

(20)

menyatakan bahwa koleksi perpustakaan sekolah adalah koleksi yang sesuai dengan

kebutuhan, pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan, intelektual,

sosial, imajinasi, dan kejiwaan masyarakat sekolah.

Pendapat lain dikemukakan oleh Darmono (2001, 48) bahwa:

Koleksi perpustakaan sekolah adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk tercetak (buku, majalah, surat kabar) dan tidak tercetak (bentuk mikro, bahan audio-visual, peta) yang dapat digunakan untuk memudahkan pengguna dalam menemukan informasi yang dibutuhkan.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa

koleksi perpustakaan sekolah adalah keseluruhan bahan pustaka yang terdiri dari

beragam bentuk dan dikelola secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan informasi

penggunanya. Oleh karena itu, koleksi perpustakaan sekolah haruslah sesuai dengan

kurikulum sekolah, memuat semua mata pelajaran yang dipelajari dan mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

2.6.1 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah

Koleksi perpustakaan tidak hanya buku saja, tetapi meliputi segala macam

cetakan dan rekaman. Koleksi perpustakaan dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu

tercetak dan terekam.

Menurut Sutarno (2006, 54) secara umum koleksi yang dimiliki oleh

perpustakaan ada dua bagian utama yaitu:

(21)

b) Bahan pustaka yang terekam yang dalam kelompok ini adalah slide, kaset audio, kaset video, film, strip, CD, dan VCD.

Peningkatan jumlah informasi yang sangat cepat telah berlangsung beberapa

puluh tahun ini. Peningkatan tidak hanya terjadi pada peningkatan buku tetapi juga

pada bahan non buku. Dalam mendukung pelaksanaan program pendidikan,

perpustakaan sekolah mengumpulkan, melestarikan, mengolah, menyediakan

pemanfaatan dan menyebarluaskan informasi kepada pengguna perpustakaan agar

dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Sedangkan menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 10) yang termasuk dalam

koleksi perpustakaan sekolah adalah:

a) Koleksi Buku

Buku disini bisa bermacam – macam jenisnya. Bisa buku yang bermateri fiksi maupun yang bersifat non fiksi. Keduanya memiliki jenis yang beragam.

b) Koleksi Bahan Bukan Buku

Yang dimaksud dengan koleksi bahan bukan buku disini adalah bahan atau koleksi yang masih berbentuk cetakan namun bukan berupa buku. Jenis koleksi yang termasuk ke dalam kategori ini banyak macamnya, antara lain adalah berkala, gambar, globe, map, surat kabar dan majalah.

c) Koleksi Bahan Pandang Dengar (Audio Visual)

Yang dimaksud dengan bahan pandang dengar disini adalah koleksi perpustakaan yang dibuat atas hasil teknologi elektronik, bukan hasil dari cetakan dari kertas. Contohnya film suara, kaset video, tape recorder, slide suara dan sebagainya.

Sedangkan menurut Hermawan (2006, 39) mengemukakan bahwa koleksi

perpustakaan sekolah terdiri dari:

1. Buku teks pelajaran yang mendukung mata pelajaran termasuk buku

pegangan guru.

(22)

3. Buku semua mata pelajaran yang terdapat di sekolah tersebut atau koleksi lain yang mendukung tujuan umum pendidikan termasuk koleksi yang bersifat hiburan.

4. Sumber belajar lain, diantaranya koleksi multimedia, situs web, globe, dan CD.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa

semua bahan pustaka baik tercetak maupun yang terekam yang dimiliki perpustakaan

diolah secara sistematis agar dapat dicari dan ditemukan setiap saat oleh pengguna.

2.6.2 Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan

Pemanfaatan koleksi mengandung arti adanya aktivitas dalam menggunakan

bahan pustaka oleh pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasinya dalam proses

belajar. Menurut Lasa (2007, 317), Pemanfaatan koleksi adalah banyaknya peminjam

yang datang ke perpustakaan dan jumlah koleksi yang dipinjam biasanya digunakan

sebagai salah satu unsur untuk mengetahui efektifitas suatu perpustakaan.

Pelayanan di perpustakaan mempengaruhi pemanfaatan koleksi perpustakaan.

Pelayanan perpustakaan meliputi kegiatan menyampaikan bantuan kepada pengguna

agar seluruh koleksi perpustakaan dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin oleh

pengguna.

Sedangkan menurut Rubianti (2008, 3) menyatakan bahwa:

(23)

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Sinaga (2009, 90), bahwa pemanfaatan

koleksi perpustakaan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu membaca koleksi di

perpustakaan, meminjam koleksi perpustakaan dan memfotokopi koleksi

perpustakaan.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat diketahui bahwa pemanfaatan koleksi

perpustakaan dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan koleksi sebagai sumber

belajar dan mendapatkan pengetahuan serta dimanfaatkan secara optimal oleh

pengguna perpustakaan.

2.6.3 Tujuan Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan

Sebagai pusat informasi, perpustakaan dituntut untuk terus memberikan

pelayanan kepada pengguna. Untuk itu perpustakaan terus berusaha untuk

menyediakan berbagai sumber informasi dan bahan-bahan yang relevan bagi

penggunanya sehingga pengguna lebih efektif dalam pemanfaatan koleksi.

Menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 9) tujuan pemanfaatan koleksi

perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

1. Menumbuhkan minat baca.

2. Membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

3. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan

pustakawan.

4. Menambah pengetahuan dan wawasan siswa.

5. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui

(24)

Sedangkan menurut Handayani (2007, 28) dari segi pengguna, pemanfaatan

koleksi perpustakaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

A. Faktor internal yang meliputi:

- Kebutuhan, yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan akan

informasi.

- Motif, merupakan sesuatu yang melingkupi semua penggerak, al asan

atas dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.

- Minat, adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. B. Faktor eksternal yang meliputi:

1. Kelengkapan koleksi, yaitu banyaknya koleksi yang dimanfaatkan

informasinya oleh siswa.

2. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna, yaitu

keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat melalui kecepatan mereka dalam memberikan layanan.

3. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali ini yang menjadi

fasilitas pencarian informasi adalah sarana akses koleksi perpustakaan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan pemanfaatan

koleksi perpustakaan adalah memumbuhkan minat membaca, menambah

pengetahuan dan wawasan siswa serta membantu siswa dalam menyelesaikan

tugas-tugas sekolah.

2.6.4 Layanan Perpustakaan Sekolah

Layanan perpustakaan adalah semua kegiatan yang berhubungan langsung

atau tidak langsung dengan pemakai perpustakaan. Penyelenggaraan perpustakaan

sekolah ditujukan untuk melayani kebutuhan informasi penggunanya melalui koleksi

yang dimiliki perpustakaan. Agar setiap koleksi dapat dimanfaatkan secara maksimal

(25)

Menurut Rubianti (2008, 3) menyatakan bahwa:

Pelayanan perpustakaan sekolah adalah seluruh kegiatan penyampaian bantuan kepada pemakai melalui berbagai fasilitas, aturan dan cara tertentu pada sebuah perpustakaan agar seluruh koleksi perpustakaan dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin.

Sedangkan menurut Sutarno (2006, 71) berbagai aktifitas layanan

perpustakaan sekolah yaitu:

1) Meminjamkan buku-buku.

2) Melayani kebutuhan-kebutuhan pelajaran dalam kelas.

3) Menyediakan sumber-sumber informasi bagi murid atau guru

perseorangan. Sekolah yang mempunyai perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik dapat mengadakan “jam perpustakaan”.

4) Mendidik anak untuk dapat mencari informasi secara mandiri.

5) Melatih anak untuk mahir menggunakan bahan pustaka, seperti

memakai kamus, ensiklopedia, membaca peta dan globe, mengadakan penelitian sesuai dengan tugas dari guru.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa, layanan perpustakaan

merupakan dasar bagi perpustakaan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan untuk

melayani kebutuhan informasi penggunanya melalui koleksi yang dimiliki

perpustakaan.

2.6.5 Sistem Layanan Perpustakaan Sekolah

Sistem layanan perpustakaan biasanya ditentukan oleh beberapa hal yaitu

jumlah pustakawan, jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan, jumlah pengguna

yang dilayani, jenis layanan, macam layanan yang tersedia, dan besar kecil gedung

perpustakaan.

Menurut Rahayuningsih (2007, 93) sistem layanan perpustakaan yaitu:

(26)

Sistem terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan pengguna masuk ke ruang koleksi untuk memilih dan mengambil koleksi yang diinginkan dari jajaran koleksi perpustakaan. koleksi pada sistem ini harus disusun dengan suatu cara yang dapat memudahkan pengguna mencari dan menemukan koleksi yang diinginkan.

2) Sistem tertutup

Sistem tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pengguna mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan. Pengguna bisa memilih koleksi melalui katalog, dan selanjutnya petugas perpustakaan yang akan mengambilkan.

Sedangkan menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 83) sistem pelayanan

perpustakaan yaitu:

1. Pelayanan langsung

Pelayanan perpustakaan yang bersifat langsung adalah layanan perpustakaan yang diberikan secara langsung oleh petugas perpustakaan dan dapat diterima langsung oleh pengguna perpustakaan seperti layanan peminjaman atau koleksi perpustakaan, layanan referensi, pelayanan bimbingan pengguna, dan lain-lain.

2. Pelayanan tidak langsung

Pelayanan tidak langsung adalah bentuk kegiatan yang tidak secara langsung memberikan hasil seketika, yang merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan perpustakaan dalam rangka pembinaan dan pemberian motivasi kepada para siwa dan pengguna lainnya agar berkesinambungan pendayagunaan koleksi perpustakaan tetap terpelihara Seperti kegitan pengadaan koleksi secara terus menerus.

Pendapat lain dikemukakan oleh Bafadal (2001, 14) pelayanan perpustakaan

terbagi dua jenis yaitu:

1) Layanan Teknis

Layanan teknis adalah pekerjaan perpustakaan dalam mempersiapkan sebuah buku seperti katalogisasi, klasifikasi, pengetikan dan labeling agar nantinya dapat digunakan untuk penyelenggaraan layanan baca.

3. Layanan Pembaca

(27)

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan memiliki

sistem pelayanan yang berbeda–beda dalam penerapannya dan ditentukan oleh

beberapa hal yaitu jumlah pustakawan, jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan,

jumlah pengguna yang dilayani, jenis layanan, dan macam layanan yang tersedia.

2.6.6 Cara Memanfaatkan Koleksi Perpustakaan Sekolah

Pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan

beberapa cara yaitu membaca koleksi di perpustakaan, meminjam koleksi

perpustakaan dan memfotokopi koleksi perpustakaan.

1. Membaca koleksi di perpustakaan

Membaca merupakan kegiatan yang dapat menambah wawasan dan

pengetahuan. Menurut Sinaga (2009, 95) Membaca merupakan salah satu upaya yang

sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dengan membaca berarti

menerjemahkan, menginterpretasikan tanda–tanda atau lambang–lambang bahasa

yang dipahami oleh pembaca. Pemahaman akan bahan bacaan bergantung pada

pengetahuan awal atau keakraban pembaca dengan subjek bacaannya dan

kemampuan konsentrasi. Setiap orang yang melakukan kegiatan membaca dapat

mengambil manfaat dari bacaannya dan mengaplikasikannya. Dengan membaca

pengguna juga memperoleh keterampilan – keterampilan.

Sedangkan menurut Olivien (2006, 2) ada 4 keterampilan yang diperoleh

(28)

a. Keterampilan menyimak atau listening. b. Keterampilan berbicara atau speaking.

c. Keterampilan membaca atau reading.

d. keterampilan menulis atau writing.

Dalam kaitan pemanfaatan koleksi dengan membaca di perpustakaan, maka

perpustakaan menyediakan ruangan yang dapat digunakan pengguna untuk membaca

dan belajar. Luas ruangan tergantung dari jumlah pengguna perpustakaan sekolah

(murid, guru dan staf pegawai) dan secara umum harus dapat menampung 10 persen

dari jumlah murid. Ruangan ini dilengkapi meja, kursi baca dan meja belajar.

2. Meminjam koleksi perpustakaan

Kegiatan peminjaman koleksi perpustakaan dilakukan pada bagian layanan

sirkulasi. Menurut Darmono (2001, 143) bagian layanan sirkulasi mempunyai tugas

melayani pengunjung dalam hal sebagai berikut:

1) Mengawasi keluarnya setiap bahan pustaka dari ruang perpustakaan. 2) Pendaftaran anggota perpustakaan.

3) Peminjaman dan pengembalian bahan pustaka

4) Memberikan sanksi bagi anggota yang terlambat mengembalikan

pinjaman.

5) Memberikan peringatan bagi anggota yang belum mengembalikan

pinjaman.

6) Menentukan penggantian buku yang dihilangkan anggota.

7) membuat statistik sirkulasi. 8) Penataan koleksi di rak

Pada layanan sirkulasi, koleksi yang dapat dipinjam untuk dibawa pulang

memiliki pengecualian pada koleksi referensi yang pemakaiannya hanya boleh di

(29)

3. Memfotokopi koleksi Perpustakaan

Memfotokopi koleksi perpustakaan merupakan cara yang biasa dilakukan oleh

pengguna yang memiliki waktu terbatas untuk ke perpustakaan. Menurut Salim

(2002, 425) makna dari memfotokopi adalah membuat salinan barang cetakan atau

barang tulisan lainnya dengan menggunakan mesin fotokopi. Memfotokopi koleksi

perpustakaan berarti membuat salinan dari suatu koleksi perpustakaan dengan

mempergunakan mesin fotokopi.

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa ada beberapa cara untuk

memanfaatkan koleksi perpustakaan yaitu dengan cara membaca koleksi di

perpustakaan, meminjam koleksi perpustakaan dan memfotokopi koleksi

perpustakaan.

Sintesis :

Pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah suatu cara memanfaatkan koleksi

sebagai sumber belajar dan mendapatkan pengetahuan serta dimanfaatkan

secara optimal oleh penggunanya, dengan indikator (1) Frekuensi

pemanfaatan koleksi (2) Pelayanan perpustakaan (3) Cara pemanfaatan

Referensi

Dokumen terkait

tentang perwakafan tanah milik (pasal 1 ayat (2)), wa>qif adalah orang atau orang-orang ataupun badan hukum yang mewakafkan.

Apabila ditotal, maka terdapat 71 responden atau sebanyak 76% responden termasuk ke dalam persepsi pembangunan bandara kelas tinggi, yang berarti bahwa lebih dari setengah

Pengaruh Assets Growth dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Profitabilitas Perbankan yang Listing di BursaEfek Indonesia (BEI) dengan Kecukupan Modal Sebagai Pemoderasi.

Dilihat dari hasil penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk melakukan pengembangan buku saku berbasis android dengan mengubah materi pembelajaran yang akan digunakan selain

Menyadan pentingnya keberadaan merchandiser sebagai pelaksana program merchandising, pihak departemen CEA sebagai pihak yang menangani program merchandising Unilever merasa

manfaat dari penelitian ini adalah membantu Columbus Palembang dalam menyusun basis data terdistribusi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta menyelesaikan permasalahan yang

Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Berulu adalah :Dalam menentukan perolehan tanaman, biaya-biaya yang dikeluarkan merupakan hasil dari kapitalisasi biaya

hitung = 1.9494 lebih bsar dari t tabel 5% = 1.729. Metode mengajar bagian berulang memiliki pengaruh yang lebih baik dari pada metode mengajar bagian progresif