BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana penunjang belajar bagi siswa,
menyediakan beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Menurut Suwarno (2011, 5) bahwa keberadaan perpustakaan menjadi sangat penting,
disanalah ,buku-buku yang berisi ilmu pengetahuan berada. Sedangkan menurut
Mulyasa (2011, 179) perpustakaan merupakan sumber belajar yang paling baik untuk
mendapatkan informasi-informasi yang berkaitan dengan tugas-tugas pembelajaran.
Menurut Reitz (2004, 78) yang dikutip oleh Hasugian, bahwa:
Perpustakaan sekolah adalah suatu perpustakaan yang berada pada jenjang sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan baik milik pemerintah (negeri) maupun swasta yang melayani kebutuhan informasi siswanya, kebutuhan kurikulum dari guru dan staf, biasanya dikelola oleh pustakawan sekolah ataupun spesialis media.
Sedangkan menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 2), bahwa:
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru dan siswa, serta perpustakaan sekolah berperan sebagai media dan sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di tingkat sekolah karena perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program penyelenggaraan pendidikan tingkat sekolah.
Pendapat lain yang dikemukan oleh Darmono (2006, 3) bahwa perpustakaan
sekolah sangat diperlukan keberadaanya, karena:
a) Perpustakaan merupakan sumber belajar.
c) Perpustakaan merupakan sumber untuk menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran.
d) Perpustakaan sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan siswa
dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berpikir dan berkomunikasi.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah
berada di lingkungan sekolah yang menyediakan beragam informasi sesuai dengan
kebutuhan penggunanya dan merupakan sumber belajar yang paling baik untuk
mendapatkan informasi-informasi yang berkaitan dengan proses belajar.
2.1.1 Tujuan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah sebagai sarana dalam mendukung proses kegiatan
belajar mengajar memiliki pengaruh dan tujuan yang cukup besar bagi peningkatan
kualitas pendidikan di sekolah.
Menurut Rachmad (2007, 5) bahwa:
Tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar-mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Darmono (2001, 5) bahwa:
Tujuan perpustakaan sekolah adalah untuk menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien, serta memberikan dasar ke arah studi mandiri.
1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca siswa.
2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan
pustakawan.
3. Menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.
4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan
pelaksanaan kurikulum.
5. Memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.
6. Memperluas, memperdalam dan memperkaya pengalaman belajar para
siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.
7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui
kegiatan membaca, khususnya buku – buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi dan cerpen.
Selain pendapat di atas Lasa (2007, 14) bahwa tujuan perpustakaan sekolah
adalah sebagai berikut :
1. Menumbuh kembangkan minat baca. Para siswa dan guru dapat
memanfaatkan waktu untuk mendapatkan informasi di perpustakaan.
2. Mengenalkan teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi
harus terus diikuti pelajar dan pengajar.
3. Membiasakan akses informasi secara mandiri. Pelajar perlu didorong dan
diarahkan untuk memiliki rasa percaya diri dan mandiri untuk mengakses informasi.
4. Memupuk bakat dan minat. Bacaan, tayangan gambar, dan musik di
perpustakaan mampu menumbuhkan bakat dan minat seseorang.
Dari beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa tujuan perpustakaan
sekolah adalah untuk menumbuhkan minat membaca, mendukung kegiatan belajar,
dan sebagai tempat menyediakan berbagai ilmu pengetahuan melalui koleksi
perpustakaan yang sesuai dengan kurikulum dan sehingga menjadi tempat dimana
pengguna perpustakaan dapat mengembangkan bakat, kemampuan, dan
2.1.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah
Fungsi utama perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar.
Keberadaan perpustakaan sekolah berhubungan langsung dengan proses belajar
mengajar. Menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 4) perpustakaan sekolah mempunyai
empat fungsi umum yaitu:
1. Fungsi edukatif, yaitu keseluruhan fasilitas dan sarana yang ada pada
perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep – konsep pengetahuan.
2. Fungsi informatif, yaitu mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan
yang bersifat memberitahu akan hal – hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.
3. Fungsi rekreasi, yaitu sebagai pelengkap untuk memenuhi kebutuhan
sebagian anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual.
4. Fungsi riset atau penelitian, yaitu koleksi perpustakaan sekolah bisa
dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.
Sedangkan menurut Drajat (2009, 18) fungsi perpustakaan sekolah adalah
sebagai:
1) Sumber segala informasi untuk pengguna
2) Untuk membangkitkan dan mengembangkan minat membaca siswa.
3) Sarana atau tempat untuk membangkitkan minat terhadap kesenian dan
keindahan yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni.
4) Memberikan hiburan bagi pembaca
5) Sebagai bahan acuan atau referensi
Pendapat lain dikemukakan oleh Hermawan (2006, 38), Perpustakaan sekolah
1. Fungsi Pendidikan, yaitu perpustakaan sekolah merupakan sarana kegiatan belajar mengajar untuk membantu siswa dalam memperjelas pengetahuan yang diperolehnya di dalam kelas.
2. Fungsi Informasi, yaitu perpustakaan sekolah merupakan sarana untuk
menemukan sumber informasi yang dapat memperkaya pengetahuan siswa dan menunjang proses pembelajaran.
3. Fungsi Penelitian, yaitu membantu siswa dalam pelaksanaan penelitian
yang sifatnya sederhana berkaitan dengan mata pelajaran yang dipelajari / diajarkan.
4. Fungsi Rekreasi, yaitu perpustakaan sekolah merupakan tempat rekreasi,
masuk perpustakaan membaca bacaan yang segar untuk menambah wawasan dan pengetahuan merupakan rekreasi yang sehat dan mendidik serta menghilangkan kejenuhan bagi siswa dan guru.
5. Fungsi Kebudayaan, yaitu perpustakaan sekolah merupakan tempat
melestarikan kebudayaan, baik kebudayaan lokal, daerah maupun nasional.
6. Fungsi Kreativitas, yaitu membantu siswa mengembangkan kegemaran
dan hobi. Untuk menunjang hal tersebut diperlukan koleksi yang dapat meningkatkan daya kreasi siswa.
7. Fungsi Dokumentasi, yaitu perpustakaan sekolah menjadi pusat
dokumentasi sekolah dari berbagai kegiatan yang dilakukan sekolah baik siswa maupun guru.
Selain pendapat di atas Suwarno (2011, 13) bahwa fungsi perpustakaan
sebagai berikut :
1. Penyimpanan, artinya perpustakaan memiliki tugas menyimpan koleksi
informasi.
2. Pendidikan, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar
3. Menyediakan berbagai macam koleksi (informasi) untuk keperluan
penelitian yang dilakukan oleh pemakai.
4. Informasi, artinya perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakai.
5. Rekreasi artinya perpustakaan berfungsi menyimpan khazanah budaya
bangsa, perpustakaan berperan meningkatkan apresiasi budaya dari masyarakat sekitar perpustakaan melalui penyediaan bahan bacaan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diketahui bahwa fungsi perpustakaan
menambah wawasan siswa, memperdalam ilmu pengetahuan dan menyediakan
informasi yang dapat membantu menyelesaikan tugas sekolah.
2.1.3 Peranan Perpustakaan Sekolah
Berdasarkan tujuan dan fungsi dari perpustakaan sekolah, maka perpustakaan
sekolah dapat disebut sebagai pusat sumber belajar seperti yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dimana
pada pasal 35 undang-undang tersebut dikemukakan bahwa setiap satuan pendidikan
jalur pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh
masyarakat, harus menyediakan sumber-sumber belajar.
Menurut Bafadal (2001, 5) peran perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar
dalam proses pendidikan yaitu sebagai berikut:
a) Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap
membaca.
b) Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar
murid-murid.
c) Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang
akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.
d) Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik
membaca.
e) Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan
berbahasa.
f) Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab.
g) Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam
menyelesiakan tugas-tugas sekolah.
h) Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan
sumber-sumber pengajaran.
i) Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru dan
Sedangkan menurut Suherman (2009, 32) menyatakan bahwa:
Perpustakaan sekolah bagi anak merupakan wadah untuk mengetahui refrensi,berbagai materi dan bacaan lainya,dan semuanya itu harus di sesuaikan dengan tingkat pendidikan anak-anak dari sarana pengembangan kreatif anak dan mengembangkan daya pikir anak.
Perpustakaan sekolah bermanfaat apabila benar-benar memperlancar
pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak
hanya berupa tinginya prestasi murid-murid, tetapi murid-murid harus mampu
mencari, menemukan, menyaring dan menilai informasi, murid-murid terbiasa belajar
mandiri, murid-murid terlatih kearah tanggung jawab, murid-murid selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendapat lain dikemukakan oleh
Sinaga (2009, 15) bahwa upaya penyelenggaraan perpustakaan sekolah merupakan
upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses
belajar mengajar.
Penggunaan buku atau seluruh jasa perpustakaan bagi sebagian besar siswa
semata-mata hanya untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagian besar siswa mencari
informasi karena didorong oleh tuntutan sekolah mereka. Motivasi terbesar siswa
untuk memanfaatkan jasa perpustakaan sering timbul karena adanya tugas-tugas dari
para guru.
Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa peranan perpustakaan sekolah
yaitu sebagai tempat untuk mencari pengetahuan,sebagai tempat belajar, tempat
2.1.4 Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan merupakan sarana yang tepat untuk mendukung proses belajar.
Menurut Bafadal (2001, 7) bahwa pemanfaatan perpustakaan sekolah yang dapat
dilakukan oleh siswa antara lain sebagai berikut :
1. Mencari informasi dari referensi buku selain buku yang dipakai di kelas.
2. Melatih kemampuan belajar mandiri.
3. Sebagai sarana belajar kelompok.
Sedangkan menurut Sinaga ( 2009, 17) pemanfaatan perpustakaan sebagai
sumber belajar secara efektif memerlukan keterampilan sebagai berikut:
1. Keterampilan mengumpulkan informasi, yang meliputi keterampilan :
- mengenal sumber informasi dan pengetahuan.
- menentukan lokasi sumber informasi berdasarkan sistem klasifikasi
perpustakaan, cara menggunakan katalog dan indeks.
- menggunakan bahan pustaka baru, bahan referensi seperti
ensiklopedia, kamus, buku tahunan, dll.
2. Keterampilan mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi,
seperti:
- Memilih informasi yang relevan dengan kebutuhan dan masalah.
- Mendokumentasikan informasi dan sumbernya.
3. Keterampilan menganalisis, menginterpretasikan dan mengevaluasi
informasi, seperti:
- Memahami bahan yang dibaca.
- Membedakan antara fakta dan opini.
- Menginterpretasi informasi baik yang saling mendukung maupun yang
berlawanan.
4. Keterampilan menggunakan informasi, seperti:
- Memanfaatkan intisari informasi untuk mengambil keputusan dan
memecahkan masalah.
- Menggunakan informasi dalam diskusi.
Pemanfaatan perpustakaan telah mendapat perhatian pemerintah melalui
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, dalam pasal 45 disebutkan bahwa:
Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
Konsep pendidikan sekarang tidak lagi menempatkan guru sebagai
satu-satunya sumber pengetahuan untuk belajar, tetapi dengan adanya perpustakaan dapat
membantu siswa dalam mencari informasi yang dibutuhkan siswa. Perpustakaan
sekolah akan menjawab segala permasalahan pada siswa yang berkaitan dengan
tugas-tugas dari guru, sehingga perpustakaan merupakan sarana yang diharapkan oleh
seluruh siswa, guru dan karyawan sekolah.
Melalui perpustakaan sekolah kepandaian membaca ini dimanfaatkan dan
dikembangkan, dengan tuntunan guru dan pustakawan sebagai pembimbing siswa
untuk mencari informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
belajar-mengajar.
Pemanfaatan perpustakaan sekolah dan bahan-bahan pustaka yang ada di
sekolah dimaksudkan untuk menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran dalam
mencapai hasil belajar yang di harapkan sehingga kurikulum dapat berhasil
dilaksanakan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Soeatminah dan Marnodi (1992, 12),
1) Sumber informasi
Siswa memperoleh sumber informasi dengan berkunjung dan membaca di perpustakaan sekolah untuk melengkapi materi pelajaran yang ada di sekolah.
a) Membaca buku kaitanya dengan materi pelajaran.
Siswa memanfaatkan buku-buku yang di pinjam dari perpustakaan sekolah dan di manfaatkan dalam pembelajaran di kelas.
b) Kelengkapan buku-buku di perpustakaan
Ketersediaan buku-buku penunjang pelajaran dan sumber-sumber belajar lain seperti diagram, tabel, kamus, CD pembelajaran, peta dan lain- lain sudah memadai.
2) Kemandirian dalam belajar.
a) Siswa mempunyai inisiatif untuk berkunjung ke perpustakaan.
b) Siswa mengunjungi perpustakaan sekolah dan merangkum hal-hal
penting untuk melengkapi materi pelajaran yang ada di sekolah. 3) Sebagai tempat diskusi yang aman, jauh dari keramaian dan kebisingan.
a) Siswa berdiskusi dengan teman di perpustakaan sekolah.
b) siswa mengerjakan tugas yang sumbernya ada di perpustakaan
sekolah.
Selain pendapat di atas, Roestiyah (2001, 69) menyatakan bahwa:
Agar perpustakaan dapat dimanfaatkan berkenaan tugas-tugas belajar, maka salah satu jalan yang dapat diberikan adalah memberikan tugas bacaan halaman-halaman tertentu, bab-bab tertentu kepada pelajar, sehingga mereka merasa mempunyai keperluan yang mendesak untuk mengunjungi perpustakaan dan perpustakaan yang ramai dikunjungi adalah suatu tanda bahwa taraf pendidikan mereka sudah mulai maju.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa
pemanfaatan perpustakaan sekolah dalam proses belajar mengajar dapat menanamkan
kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri,
membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, juga
dapat menimbulkan kecintaan siswa terhadap kegiatan membaca, memperkaya
2.2 Peran Guru Dalam Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
Peran guru sangat mempengaruhi proses belajar siswa untuk memanfaatkan
perpustakaan. Menurut Sulaiman (2009, 187) peran guru dalam pengelolaan
perpustakaan sekolah, adalah:
1. Menyediakan informasi bahan ajar dan mengupayakan darimana dan
bagiamana cara memperoleh sumber-sumber belajar tersebut. Jika guru tidak melakukan perannya dengan baik, maka hal itu akan menjadi salah satu penghambat pemanfaatan perpustakaan sekolah.
2. Guru sebagai kunci pembuka perpustakaan artinya apabila guru tidak
berupaya memotivasi peserta didik untuk memanfaatkan bahan pustaka, maka peserta didik tidak tertarik dan berminat terhadap perpustakaan sekolah.
3. Sebagai fasilitator karena guru mengetahui secara pasti sumber- sumber buku apa saja yang dibutuhkan oleh siswa. Peran guru sebagai fasilitator diantaranya adalah kewajiban untuk dapat menyediakan informasi bahan ajar dan mengupayakan darimana dan bagaimana cara memperoleh sumber-sumber belajar tersebut kepada penyelenggara perpustakaan atapun ke level kepala sekolah.
Sedangkan menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 193) menyatakan bahwa:
Peran guru merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi pembelajaran, karena tanpa adanya peran yang diberikan oleh guru untuk memanfaatkan perpustakaan dalam aktivitas belajarnya siswa tidak akan meningkatkan aktivitas belajarnya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Imam (2009, 167) menyatakan bahwa Peran
yang diberikan oleh guru bukan hanya dalam membangkitkan minat siswa terhadap
pepustakaan, namun juga bisa diberikan dengan pemberian tugas yang mengharuskan
mereka memanfaatkan koleksi perpustakaan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa peran guru dalam
relevan untuk membangkitkan minat siswa berkunjung keperpustakaan dalam
mengerjakan tugas.
2.3 Peran Guru Untuk Mengarahkan Siswa Ke Perpustakaan
Guru sangat berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam
memanfaatkan koleksi di perpustakaan sekolah . Menurut IFLA/UNESCO (2006,
28), bahwa guru dituntut untuk selalu aktif dalam mengarahkan siswa mencari
informasi di perpustakaan karena peran guru sangat mempengaruhi hasil belajar
siswa.
Menurut Sinaga (2009, 16) menyatakan bahwa:
Peran guru untuk mengarahkan siswa ke perpustakaan dilakukan dengan upaya memberikan tugas, menekankan kepada siswa untuk rajin membaca dan meminjam buku di perpustakaan sekolah kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.
Sedangkan menurut Sulaiman (2009, 53) upaya guru untuk mengarahkan
siswa ke perpustakaan dengan memberikan tugas yang menunjang hasil belajar siswa
dilakukan sebagai berikut:
1. Secara langsung, yakni melibatkan siswa dalam kegiatan belajar dengan
memanfaatkan buku di perpustakaan sekolah. Misalya siswa diberi tugas meringkas terkait materi yang di ajarkan pada waktu yang bersamaan. 2. Secara tidak langsung, yakni guru memberikan kegiatan yang berupa tugas
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa peranan guru dalam
mengarahkan siswa ke perpustakaan dapat dilakukan dengan upaya memberikan
tugas kepada siswa untuk mencari referensi yang bersumberkan dari perpustakaan.
2.4 Kerjasama Antara Guru dan Pustakawan Sekolah
Kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah merupakan hal penting dalam
memaksimalkan potensi layanan perpustakaan. Menurut IFLA/UNESCO (2006, 23),
Guru dan pustakawan sekolah bekerja bersama guna pencapaian hal sebagai berikut:
a. Menyediakan koleksi sesuai kurikulum sekolah.
b. Guru memberikan tugas untuk memanfaatkan perpustakaan.
c. Memberi pembelajaran kepada siswa.
d. Menambah pengetahuan informasi kepada siswa.
e. Mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan proyek khusus di
lingkungan pembelajaran yang lebih luas, termasuk di perpustakaan.
f. Mempersiapkan dan melaksanakan program membaca dan kegiatan
budaya mengintegrasikan teknologi informasi kedalam kurikulum.
Sedangkan Menurut Rusmana (2008, 3) Kerjasama antara guru dan
pustakawan dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Guru menentukan dan memilih koleksi yang ingin digunakan.
2) Guru dan pustakawan berdiskusi mengenai dan jenis layanan yang
seharusnya disediakan di perpustakaan.
3) Bekerjasama untuk mendidik siswa dalam memanfaatkan perpustakaan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa kerjasama antara guru
dan pustakawan sekolah merupakan hal penting dalam layanan perpustakaan untuk
2.5 Pemberian Tugas Oleh Guru Kepada Siswa
Perpustakaan sekolah yang terorganisasi secara baik dan sistematis, secara
langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan pengetahuan dan kemudahan
bagi proses belajar mengajar di sekolah dimana perpustakaan itu berada.
Menurut Hamalik (2003, 45), menyatakan bahwa:
Cara menyampaikan pengetahuan yang paling tepat ialah dengan jalan menuangkan ilmu pengetahauan kepada siswa dengan beberapa cara, misalnya memberikan tugas mempelajari halaman maupun tugas-tugas yang bersumber dari buku-buku.
Hal ini terkait dengan kemajuan bidang pendidikan dan dengan adanya proses
belajar mengajar yang dirasakan tidak dapat dipisahkan dari masalah penyediaan
fasilitas dan sarana pendidikan. Salah satu pembelajaran yang digunakan adalah
pemberian tugas. Sedangkan menurut Djamarah dan Zain (2002, 96), pemberian
tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar
siswa melakukan kegiatan belajar dan dapat dilakukan diperpustakaan dan tugas
tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru. Pemberian tugas merangsang peserta
didik aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok. Oleh karena itu,
tugas dapat diberikan secara individual dan dapat pula secara kelompok.
Pendapat lain dikemukakan oleh Darmono (2006, 8) bahwa:
Selain pendapat di atas Roestiyah (2001, 130) bahwa pemberian tugas oleh
guru bukan hanya menyuruh siswa untuk membaca tetapi juga menambahkan dengan
tugas-tugas yang lain, yaitu seperti :
1) Mencari buku-buku lainnya untuk dibaca dan membandingkan dengan
buku pelajaran yang sedang dipakai.
2) Murid disuruh mempelajari situasi dan keadaan, baik secara pribadi
maupun secara kelompok.
3) Mengamati dan membuat analisis suatu kejadian/ peristiwa
4) Berdiskusi memberi tanggapan atau membuat opini atas suatu yang
terjadi.
Sedangkan menurut Inne dan Syaodih (2003, 107) Pemberian tugas
dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada siswa agar lebih memanfaatkan
perpustakaan dalam mengerjakan tugas atau kegiatan yang berhubungan dengan
pelajaran seperti:
1. Membaca buku.
Tugas yang diberikan oleh guru berupa membaca buku yang bersumberkan dari perpustakaan, kemudian isi buku yang telah dibaca tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.
2. Meringkas buku.
Tugas yang diberikan oleh guru untuk memanfaatkan perpustakaan adalah dengan membuat ringkasan atau rangkuman beberapa halaman buku. 3. Berdiskusi di perpustakaan.
Siswa diberi tugas oleh guru untuk berdiskusi di perpustakaan untuk membuat opini atas suatu kejadian yang telah terjadi.
Frekuensi tugas yang diberikan oleh guru sangat mempengaruhi tingkat
berkunjung untuk memanfaatkan koleksi perpustakaan , karena semakin sering tugas
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Diedrich yang di kutip oleh Sardirman
(2004, 101) pemberian tugas yang diberikan oleh guru dalam memanfaatkan
perpustakaan antara lain:
1. Visual activities, seperti: tugas membaca buku, tugas memperhatikan gambar yang ada dibuku, dan tugas menjawab soal-soal yang bersumber dari buku-buku yang ada di perpustakaan.
2. Oral activities, seperti: tugas kelompok berdiskusi di perpustakaan. 3. Listening activities, seperti: tugas mendengarkan cerita.
4. Writing activities, seperti: tugas menulis cerita, menulis karangan, dan meringkas buku yang ada diperpustakaan.
5. Drawing activities, seperti menggambar.
Bentuk-bentuk tugas yang dapat diberikan oleh guru untuk memanfaatkan
perpustakaan dapat dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu:
1. Tugas individual
Menurut Sumaatmadja (1996, 84) bahwa tugas individual adalah tugas
yang diberikan oleh guru yang dikerjakan secara individu atau sendiri.
2. Tugas kelompok
Menurut Sudjana (1996, 86) bahwa tugas kelompok lebih menekankan
aktivitas belajar siswa secara bersama dalam kelompok sehingga
mengembangkan hubungan sosial dalam pemecahan masalah belajar.
Sedangkan Menurut Roestiyah (2001, 76) bentuk pemberian tugas yang
diberikan oleh guru adalah sebagai berikut:
a. Tugas membuat ringkasan
e. Tugas berdiskusi
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa pemberian
tugas adalah suatu cara yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk lebih
memanfaatkan perpustakaan dalam mengerjakan tugas atau kegiatan yang
berhubungan dengan pelajaran.
2.5.1 Tujuan Pemberian Tugas Oleh Guru Kepada Siswa
Perpustakaan sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Untuk
membuat perpustakaan agar dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, maka guru perlu
memberikan tugas-tugas yang mengharuskan siswa untuk lebih sering berkunjung ke
perpustakaan.
Menurut Roestiyah (2001, 134), tujuan pemberian tugas oleh guru adalah
sebagai berikut:
1. Dengan adanya frekuensi tugas yang diberikan oleh guru diharapkan dapat mendorong siswa untuk berkunjung ke perpustakaan, sehingga siswa tidak mudah cepat bosan belajar didalam kelas saja.
2. Dapat membuat peranan perpustakaan sekolah berjalan dengan baik dan
mengembangkan minat baca siswa.
3. Dapat membina kebiasaan siswa memanfaatkan perpustakaan untuk
mencari informasi dan mengolah informasi.
4. Dapat memanfaatkan koleksi yang sudah tersedia di perpustakaan untuk
mengerjakan tugas.
Sedangkan menurut Winarno (2003, 96), tujuan pemberian tugas yang
diberikan oleh guru adalah sebagai berikut:
1. Dapat memupuk rasa percaya diri sendiri.
3. Dapat mendorong belajar siswa, sehingga tidak cepat bosan hanya belajar didalam kelas saja.
4. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
5. Dapat mengembangkan kreativitas siswa.
6. Dapat mengembangkan pola berfikir dan ketrampilan siswa.
Pendapat lain dikemukakan oleh Djamarah dan Zein (2002, 98), tujuan
pemberian tugas oleh guru adalah sebagai berikut:
1) Lebih mendidik siswa untuk aktif belajar individu atau kelompok,
2) Mengembangkan sikap kemandirian siswa di luar pengawasan guru.
3) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa. 4) Mengembangkan kreatifitas siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa tujuan pemberian
tugas sekolah adalah dapat mendorong siswa untuk berkunjung ke perpustakaan
dengan frekuensi tugas yang diberikan, dapat membuat peranan perpustakaan sekolah
berjalan dengan baik, dapat membina kebiasaan siswa memanfaatkan perpustakaan
sekolah, dan dapat memanfaatkan koleksi yang sudah tersedia di perpustakaan untuk
mengerjakan tugas.
2.5.2 Manfaat Pemberian Tugas Oleh Guru Kepada Siswa
Pemberian tugas yang diberikan oleh guru sangat mendukung proses belajar.
Menurut Sinaga (2009,15) manfaat pemberian tugas oleh guru kepada siswa yaitu
sebagai berikut:
a. Siswa dapat menemukan informasi.
b. Siswa terbiasa belajar mandiri.
Sedangkan menurut Parmiti dan Sulastri (2010,10) manfaat pemberian tugas
adalah sebagai berikut:
1) Dengan adanya pemberian tugas siswa memiliki hasil belajar yang lebih
baik.
2) Menambah pengetahuan dan wawasan siswa.
3) Mengembangkan keterampilan siswa.
4) Dapat mengembangkan kreativitas siswa
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa manfaat pemberian
tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa adalah untuk membiasakan siswa
belajar mandiri tanpa mengharapkan bantuan dari guru, memupuk rasa percaya diri
dan mengembangkan kreatifitas siswa.
Sintesis :
Yang dimaksud dengan pemberian tugas adalah suatu cara yang diberikan
oleh guru kepada siswa untuk lebih memanfaatkan perpustakaan dalam
mengerjakan tugas atau kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran, dengan
indikator (1) Membaca buku (2) Meringkas buku dan (3) Berdiskusi di
perpustakaan.
2.6 Koleksi Perpustakaan Sekolah
Koleksi merupakan unsur penting dalam perpustakaan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna. Menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 9) koleksi perpustakaan
sekolah adalah sejumlah bahan atau sumber – sumber informasi, baik berupa buku
ataupun bahan bukan buku yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan
menyatakan bahwa koleksi perpustakaan sekolah adalah koleksi yang sesuai dengan
kebutuhan, pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan, intelektual,
sosial, imajinasi, dan kejiwaan masyarakat sekolah.
Pendapat lain dikemukakan oleh Darmono (2001, 48) bahwa:
Koleksi perpustakaan sekolah adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk tercetak (buku, majalah, surat kabar) dan tidak tercetak (bentuk mikro, bahan audio-visual, peta) yang dapat digunakan untuk memudahkan pengguna dalam menemukan informasi yang dibutuhkan.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa
koleksi perpustakaan sekolah adalah keseluruhan bahan pustaka yang terdiri dari
beragam bentuk dan dikelola secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan informasi
penggunanya. Oleh karena itu, koleksi perpustakaan sekolah haruslah sesuai dengan
kurikulum sekolah, memuat semua mata pelajaran yang dipelajari dan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.
2.6.1 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah
Koleksi perpustakaan tidak hanya buku saja, tetapi meliputi segala macam
cetakan dan rekaman. Koleksi perpustakaan dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu
tercetak dan terekam.
Menurut Sutarno (2006, 54) secara umum koleksi yang dimiliki oleh
perpustakaan ada dua bagian utama yaitu:
b) Bahan pustaka yang terekam yang dalam kelompok ini adalah slide, kaset audio, kaset video, film, strip, CD, dan VCD.
Peningkatan jumlah informasi yang sangat cepat telah berlangsung beberapa
puluh tahun ini. Peningkatan tidak hanya terjadi pada peningkatan buku tetapi juga
pada bahan non buku. Dalam mendukung pelaksanaan program pendidikan,
perpustakaan sekolah mengumpulkan, melestarikan, mengolah, menyediakan
pemanfaatan dan menyebarluaskan informasi kepada pengguna perpustakaan agar
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Sedangkan menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 10) yang termasuk dalam
koleksi perpustakaan sekolah adalah:
a) Koleksi Buku
Buku disini bisa bermacam – macam jenisnya. Bisa buku yang bermateri fiksi maupun yang bersifat non fiksi. Keduanya memiliki jenis yang beragam.
b) Koleksi Bahan Bukan Buku
Yang dimaksud dengan koleksi bahan bukan buku disini adalah bahan atau koleksi yang masih berbentuk cetakan namun bukan berupa buku. Jenis koleksi yang termasuk ke dalam kategori ini banyak macamnya, antara lain adalah berkala, gambar, globe, map, surat kabar dan majalah.
c) Koleksi Bahan Pandang Dengar (Audio Visual)
Yang dimaksud dengan bahan pandang dengar disini adalah koleksi perpustakaan yang dibuat atas hasil teknologi elektronik, bukan hasil dari cetakan dari kertas. Contohnya film suara, kaset video, tape recorder, slide suara dan sebagainya.
Sedangkan menurut Hermawan (2006, 39) mengemukakan bahwa koleksi
perpustakaan sekolah terdiri dari:
1. Buku teks pelajaran yang mendukung mata pelajaran termasuk buku
pegangan guru.
3. Buku semua mata pelajaran yang terdapat di sekolah tersebut atau koleksi lain yang mendukung tujuan umum pendidikan termasuk koleksi yang bersifat hiburan.
4. Sumber belajar lain, diantaranya koleksi multimedia, situs web, globe, dan CD.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa
semua bahan pustaka baik tercetak maupun yang terekam yang dimiliki perpustakaan
diolah secara sistematis agar dapat dicari dan ditemukan setiap saat oleh pengguna.
2.6.2 Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan
Pemanfaatan koleksi mengandung arti adanya aktivitas dalam menggunakan
bahan pustaka oleh pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasinya dalam proses
belajar. Menurut Lasa (2007, 317), Pemanfaatan koleksi adalah banyaknya peminjam
yang datang ke perpustakaan dan jumlah koleksi yang dipinjam biasanya digunakan
sebagai salah satu unsur untuk mengetahui efektifitas suatu perpustakaan.
Pelayanan di perpustakaan mempengaruhi pemanfaatan koleksi perpustakaan.
Pelayanan perpustakaan meliputi kegiatan menyampaikan bantuan kepada pengguna
agar seluruh koleksi perpustakaan dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin oleh
pengguna.
Sedangkan menurut Rubianti (2008, 3) menyatakan bahwa:
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Sinaga (2009, 90), bahwa pemanfaatan
koleksi perpustakaan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu membaca koleksi di
perpustakaan, meminjam koleksi perpustakaan dan memfotokopi koleksi
perpustakaan.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat diketahui bahwa pemanfaatan koleksi
perpustakaan dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan koleksi sebagai sumber
belajar dan mendapatkan pengetahuan serta dimanfaatkan secara optimal oleh
pengguna perpustakaan.
2.6.3 Tujuan Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan
Sebagai pusat informasi, perpustakaan dituntut untuk terus memberikan
pelayanan kepada pengguna. Untuk itu perpustakaan terus berusaha untuk
menyediakan berbagai sumber informasi dan bahan-bahan yang relevan bagi
penggunanya sehingga pengguna lebih efektif dalam pemanfaatan koleksi.
Menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 9) tujuan pemanfaatan koleksi
perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan minat baca.
2. Membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
3. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan
pustakawan.
4. Menambah pengetahuan dan wawasan siswa.
5. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui
Sedangkan menurut Handayani (2007, 28) dari segi pengguna, pemanfaatan
koleksi perpustakaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
A. Faktor internal yang meliputi:
- Kebutuhan, yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan akan
informasi.
- Motif, merupakan sesuatu yang melingkupi semua penggerak, al asan
atas dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.
- Minat, adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. B. Faktor eksternal yang meliputi:
1. Kelengkapan koleksi, yaitu banyaknya koleksi yang dimanfaatkan
informasinya oleh siswa.
2. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna, yaitu
keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat melalui kecepatan mereka dalam memberikan layanan.
3. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali ini yang menjadi
fasilitas pencarian informasi adalah sarana akses koleksi perpustakaan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan pemanfaatan
koleksi perpustakaan adalah memumbuhkan minat membaca, menambah
pengetahuan dan wawasan siswa serta membantu siswa dalam menyelesaikan
tugas-tugas sekolah.
2.6.4 Layanan Perpustakaan Sekolah
Layanan perpustakaan adalah semua kegiatan yang berhubungan langsung
atau tidak langsung dengan pemakai perpustakaan. Penyelenggaraan perpustakaan
sekolah ditujukan untuk melayani kebutuhan informasi penggunanya melalui koleksi
yang dimiliki perpustakaan. Agar setiap koleksi dapat dimanfaatkan secara maksimal
Menurut Rubianti (2008, 3) menyatakan bahwa:
Pelayanan perpustakaan sekolah adalah seluruh kegiatan penyampaian bantuan kepada pemakai melalui berbagai fasilitas, aturan dan cara tertentu pada sebuah perpustakaan agar seluruh koleksi perpustakaan dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin.
Sedangkan menurut Sutarno (2006, 71) berbagai aktifitas layanan
perpustakaan sekolah yaitu:
1) Meminjamkan buku-buku.
2) Melayani kebutuhan-kebutuhan pelajaran dalam kelas.
3) Menyediakan sumber-sumber informasi bagi murid atau guru
perseorangan. Sekolah yang mempunyai perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik dapat mengadakan “jam perpustakaan”.
4) Mendidik anak untuk dapat mencari informasi secara mandiri.
5) Melatih anak untuk mahir menggunakan bahan pustaka, seperti
memakai kamus, ensiklopedia, membaca peta dan globe, mengadakan penelitian sesuai dengan tugas dari guru.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa, layanan perpustakaan
merupakan dasar bagi perpustakaan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan untuk
melayani kebutuhan informasi penggunanya melalui koleksi yang dimiliki
perpustakaan.
2.6.5 Sistem Layanan Perpustakaan Sekolah
Sistem layanan perpustakaan biasanya ditentukan oleh beberapa hal yaitu
jumlah pustakawan, jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan, jumlah pengguna
yang dilayani, jenis layanan, macam layanan yang tersedia, dan besar kecil gedung
perpustakaan.
Menurut Rahayuningsih (2007, 93) sistem layanan perpustakaan yaitu:
Sistem terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan pengguna masuk ke ruang koleksi untuk memilih dan mengambil koleksi yang diinginkan dari jajaran koleksi perpustakaan. koleksi pada sistem ini harus disusun dengan suatu cara yang dapat memudahkan pengguna mencari dan menemukan koleksi yang diinginkan.
2) Sistem tertutup
Sistem tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pengguna mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan. Pengguna bisa memilih koleksi melalui katalog, dan selanjutnya petugas perpustakaan yang akan mengambilkan.
Sedangkan menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 83) sistem pelayanan
perpustakaan yaitu:
1. Pelayanan langsung
Pelayanan perpustakaan yang bersifat langsung adalah layanan perpustakaan yang diberikan secara langsung oleh petugas perpustakaan dan dapat diterima langsung oleh pengguna perpustakaan seperti layanan peminjaman atau koleksi perpustakaan, layanan referensi, pelayanan bimbingan pengguna, dan lain-lain.
2. Pelayanan tidak langsung
Pelayanan tidak langsung adalah bentuk kegiatan yang tidak secara langsung memberikan hasil seketika, yang merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan perpustakaan dalam rangka pembinaan dan pemberian motivasi kepada para siwa dan pengguna lainnya agar berkesinambungan pendayagunaan koleksi perpustakaan tetap terpelihara Seperti kegitan pengadaan koleksi secara terus menerus.
Pendapat lain dikemukakan oleh Bafadal (2001, 14) pelayanan perpustakaan
terbagi dua jenis yaitu:
1) Layanan Teknis
Layanan teknis adalah pekerjaan perpustakaan dalam mempersiapkan sebuah buku seperti katalogisasi, klasifikasi, pengetikan dan labeling agar nantinya dapat digunakan untuk penyelenggaraan layanan baca.
3. Layanan Pembaca
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan memiliki
sistem pelayanan yang berbeda–beda dalam penerapannya dan ditentukan oleh
beberapa hal yaitu jumlah pustakawan, jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan,
jumlah pengguna yang dilayani, jenis layanan, dan macam layanan yang tersedia.
2.6.6 Cara Memanfaatkan Koleksi Perpustakaan Sekolah
Pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan
beberapa cara yaitu membaca koleksi di perpustakaan, meminjam koleksi
perpustakaan dan memfotokopi koleksi perpustakaan.
1. Membaca koleksi di perpustakaan
Membaca merupakan kegiatan yang dapat menambah wawasan dan
pengetahuan. Menurut Sinaga (2009, 95) Membaca merupakan salah satu upaya yang
sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dengan membaca berarti
menerjemahkan, menginterpretasikan tanda–tanda atau lambang–lambang bahasa
yang dipahami oleh pembaca. Pemahaman akan bahan bacaan bergantung pada
pengetahuan awal atau keakraban pembaca dengan subjek bacaannya dan
kemampuan konsentrasi. Setiap orang yang melakukan kegiatan membaca dapat
mengambil manfaat dari bacaannya dan mengaplikasikannya. Dengan membaca
pengguna juga memperoleh keterampilan – keterampilan.
Sedangkan menurut Olivien (2006, 2) ada 4 keterampilan yang diperoleh
a. Keterampilan menyimak atau listening. b. Keterampilan berbicara atau speaking.
c. Keterampilan membaca atau reading.
d. keterampilan menulis atau writing.
Dalam kaitan pemanfaatan koleksi dengan membaca di perpustakaan, maka
perpustakaan menyediakan ruangan yang dapat digunakan pengguna untuk membaca
dan belajar. Luas ruangan tergantung dari jumlah pengguna perpustakaan sekolah
(murid, guru dan staf pegawai) dan secara umum harus dapat menampung 10 persen
dari jumlah murid. Ruangan ini dilengkapi meja, kursi baca dan meja belajar.
2. Meminjam koleksi perpustakaan
Kegiatan peminjaman koleksi perpustakaan dilakukan pada bagian layanan
sirkulasi. Menurut Darmono (2001, 143) bagian layanan sirkulasi mempunyai tugas
melayani pengunjung dalam hal sebagai berikut:
1) Mengawasi keluarnya setiap bahan pustaka dari ruang perpustakaan. 2) Pendaftaran anggota perpustakaan.
3) Peminjaman dan pengembalian bahan pustaka
4) Memberikan sanksi bagi anggota yang terlambat mengembalikan
pinjaman.
5) Memberikan peringatan bagi anggota yang belum mengembalikan
pinjaman.
6) Menentukan penggantian buku yang dihilangkan anggota.
7) membuat statistik sirkulasi. 8) Penataan koleksi di rak
Pada layanan sirkulasi, koleksi yang dapat dipinjam untuk dibawa pulang
memiliki pengecualian pada koleksi referensi yang pemakaiannya hanya boleh di
3. Memfotokopi koleksi Perpustakaan
Memfotokopi koleksi perpustakaan merupakan cara yang biasa dilakukan oleh
pengguna yang memiliki waktu terbatas untuk ke perpustakaan. Menurut Salim
(2002, 425) makna dari memfotokopi adalah membuat salinan barang cetakan atau
barang tulisan lainnya dengan menggunakan mesin fotokopi. Memfotokopi koleksi
perpustakaan berarti membuat salinan dari suatu koleksi perpustakaan dengan
mempergunakan mesin fotokopi.
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa ada beberapa cara untuk
memanfaatkan koleksi perpustakaan yaitu dengan cara membaca koleksi di
perpustakaan, meminjam koleksi perpustakaan dan memfotokopi koleksi
perpustakaan.
Sintesis :
Pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah suatu cara memanfaatkan koleksi
sebagai sumber belajar dan mendapatkan pengetahuan serta dimanfaatkan
secara optimal oleh penggunanya, dengan indikator (1) Frekuensi
pemanfaatan koleksi (2) Pelayanan perpustakaan (3) Cara pemanfaatan