• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lay-up Shoot Permainan Bolabasket

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lay-up Shoot Permainan Bolabasket"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Bolabasket sebagai salah satu cabang olahraga yang ada di Indonesia banyak mendapat perhatian dari kalangan remaja khususnya para pelajar. Permainan bolabasket banyak diminati dan diikuti oleh para pelajar yang tinggal daerah perkotaan. Kebanyakan para pelajar yang suka akan permainan bolabasket ini akan menyalurkan hobi dan bakatnya pada klub-klub bolabasket

di sekitar tempat tinggalnya. Walaupun demikian, sebenarnya para pelajar juga mendapat mata pelajaran olahraga khususnya bolabasket di sekolah. Sebagai upaya untuk mengembangkan permainan bolabasket maka banyak cara yang ditempuh, salah satu di antaranya adalah program ekstrakulikuler bolabasket di sekolah.

Untuk dapat mencapai hasil belajar secara optimal di perlukan sistem pengajaran pendidikan jasmani. Ada beberapa komponen yang digunakan dalam sistem pengajaran pendidikan jasmani antara lain guru, siswa, metode, sarana dan prasarana pengajaran pendukung, keterlibatan seorang guru dan siswa dalam pelajaran tidak terlepas dari interaksi edukatif untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.

Seorang guru dituntut untuk membimbing siswa untuk membantu dan

memacu perkembangan dalam mencapai hasil belajar. Seorang guru harus dapat memilih dan menentukan cara atau metode yang dilaksanakan dalam lingkungan pendidikan formal, dan instruksional yang akan di capai pada materi yang akan diajarkan. Permainan bolabasket mempunyai peranan yang sangat banyak pengaruh pada sikap dan respek yang baik, menyenangkan, menggairahkan, dan memberi pesona. Banyak keuntungan yang diperoleh dalam basket seperti konsentrasi, keteguhan hati, dan keyakinan hati akan menjadi modal besar yang dapat membantu dalam bermain.

Keberhasilan suatu gerakan lay up

dipengaruhi oleh tingkat kelompok belajar pendidikan jasmani salah satunya didapat melalui proses pembelajaran dengan berbagai perangkat di dalamnya. Salah satunya perangkat pembelajaran, didalamnya terdapat metode atau bentuk-bentuk untuk meningkatkan kemampuan fisik tubuh. Artinya, beberapa macam komponen fisik dapat mendukung keberhasilan dalam penampilan keterampilan teknik pada cabang olahraga.

Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengajaran metode progresif, dan metode bagian berulang, terhadap keterampilan

(2)

tembakan lay-up dalam permainan bolabasket pada siswa putri kelas 1 SMAN 1 Tambelang,tahun pelajaran 2011/2012, serta untuk mengetahui manakah yang lebih baik dari metode bagian progresif dan bagian berulang terhadap keterampilan tembakan lay-up dalam permainan bolabasket pada siswa putri kelas 1 SMAN 1 Tambelang,tahun pelajaran 2011/2012.

Permainan Bolabasket

Permainan bolabasket adalah suatu olahraga bolabesar dengan 5 pemain pada masing-masing tim yang bertujuan mencetak angka ke keranjang lawan serta mencegah lawan melakukan hal serupa. Apabila teknik-teknik dasar tersebut telah dikuasai dengan baik maka pemain tersebut sudah dapat bermain dengan baik. Selanjutnya, tinggal memperbanyak latihan ulangan (drill) yang sehingga dapat menjadi gerakan yang otomatis.

Salah satu penentu kemanangan dalam pertandingan bolabasket adalah

shooting. Untuk meningkatkan prestasi ini adalah menjadi tugas guru maupun pelatih bolabasket. Berikut ini teknik menembak (shooting) menurut Imam Sadikun (1992: 59 ) antara lain: (1) tembakan dengan dua tangan di dada, (2) tembakan dengan dua tangan diatas kepala, (3) tembakan dengan satu

tangan, (4) tembakan lay-up, (5) tembakan didahului dengan menggiring bola dan langsung mengadakan tembakan lay-up, (6) tembakan loncat dengan dua tangan, (7) tembakan kaitan, dan (8) tembakan lain gaya.

Lay-up Shoot

Tembakan Lay-up oleh Imam Sadikun (1992:64) Mengatakan bahwa jenis tembakan yang efektif yaitu tembakan yang dilakukan sedekat-dekatnya dengan basket. Lebih lanjut Imam Sadikun (1992: 65) menyatakan bahwa teknik tembakan lay-up ini ada dua cara yaitu:

1. Melalui operan kawan

Cara ini dilakukan melalui operan kawan secara tepat (bola setinggi dada), siswa berusaha menjemput bola sambil melompat, dan pada saat melayang inilah hendaknya penangkapan bola dilakukan.setelah itu menumpu kaki yang lain untuk melompat sambil membawa bola untuk ditembakan.

2. Menggiring bola

Cara ini dengan menggiring bola sendiri ke basket, setelah dekat ke basket kemudian melakukan tembakan lay-up tergantung pada perkiraan dan keterampilan masing masing. Penangkapan bola dilakukan dari pantulan bola dari lantai sambil

(3)

melayang (melompat), melangkah, melompat untuk menembak persis seperti lay-up yang diperoleh dari teman. Bedanya hanyalah pada saat menerima bola yaitu dari teman dan dari diri sendiri disaat menggiring.

Ditinjau dari segi gerakannya, tembakan lay-up ini lebih kompleks dibandingkan tembakan melompat. Gerakan tembakan lay-up terdiri dari lompat, langkah, lompat, serta menembak. Atau bisa berawal dari menggiring bola, menangkap bola sambil melompat, serta menembak.tembakan sambil melompat.

Dalam melakukan tembakan lay-up

ini, oleh Imam Sadikun (1992:64) menyatakan ada tiga hal yang perlu diperhatikan antara lain: (1) saat menerima bola: pada saat melayang,dimana saat menerima bola disini dilakukan dengan penangkapan bola daripantulan bola yag digiring, (2) saat melangkah: langkah yang pertama harus lebar (jauh) untuk memelihara keseimbangan,langkah yang kedua pendek untuk memperoleh awalan tolakan yang kuat agar dapat melompat setinggi tingginya, dan (3) saat melepaskan bola untuk tembakan, bola harus dilecutkan dengan kekuatan lecutan ujung ujung jari dan sebaliknya memantul dipapan pantul disekitar garis tegak sebelah kanan pada petak kecil

diatas basket, bila lay-up dilakukan dari sebelah kanan dan sebelah kiri pada petak kecil diatas basket.

Metode Mengajar Keterampilan

Pengertian belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumnya. Belajar gerak merupakan sebagian dari belajar, pada prinsipnya ini menekankan pada aktifitas gerak tubuh.Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1992: 234) “Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon

muscular yang diekspresikan dalam gerak tubuh atau bagian tubuh’’. Sedangkan tujuan belajar gerak menurut Sugiyanto (1996: 43) dalah untuk menguasai beberapa keterampilan gerak dan mengembangkannya dengan keterampilan gerak yang dikuasai biasa dilakukan dengan menyelesaikan tugas-tugas untuk mencapai sasaran tertentu.

Dalam usaha menguasai keterampilan gerak yang dipelajari diperlukan suatu proses belajar gerak menurut Sugiyanto (1996:43) “Yang dominan keterlibatannya dalam proses belajar gerak adalah aspek fisik dan psikomotor”. Lebih lanjut Sugiyanto mengemukakan “dominan disini dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa ada keterlibatan yang lebih intensif dari salah satu aspek pungsi dalam diri pelajar,sementara aspek

(4)

pungsi yang lain juga terlibat namun dengan intensitas yang lebih rendah’’.

Namun demikian aspek yang lain yaitu aspek kognitif dan afektif juga terlibat dalam proses belajar gerak. Menurut Rusli Lutan (1998: 102) ”Meskipun tekanan belajar motorik ialah penguasaan keterampilan tidaklah berarti aspek lain, seperti peranan dominan kognitif diabaikan”. Akan tetapi pada kenyataannya keterlibatan aspek tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan dengan aspek psikomotor.

Berdasarkan pengertian belajar motorik tersebut menuntujukan bahwa agar terampil melakukan tembakan bebas dalam bolabasket,maka siswa ditutntut untuk belajar secara baik dan teratur serta dilakukan berulang ulang. Melalui belajar yang teratur akan diperoleh motorik yang baik dan terus dikembangkan menjadi suatu keterampilan dalam penampilan yang efektif dan efisien untuk memperoleh kecakapan dalam keterampilan termasuk dalam melakukan gerakan tembakan bolabasket.

Menurut Sarwoto (1993:21) “secara garis besar yang dapat dipengaruhi proses belajar gerak dapat dikelompokan yaitu: (1) faktor internal, (2) faktor eksternal, (3) faktor psikologis”. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa. Faktor

psikologis yang mempengaruhi proses belajar siswa. Sedangkan menurut Sugiyanto (2000: 112) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara

lain sebagai berikut: (1) faktor pelajar, kemampuan atau

kondisi yang ada pada diri pelajar yang merupakan potensi untuk berprestasi meliputi beberapa hal, dan perlu diperhatikan dalam belajar gerak antara lain perhatian, persepsi, motivasi, emosi, kepribadian (personality), dan karakteristik fisik, dan (2) faktor guru, guru mempunyai peranan penting dalam proses belajar gerak. Oleh sebab itu, yang harus dilakukan oleh guru dalam proses belajar gerak antara lain menentukan tujuan pengajaran, menentukan materi pengajaran, menentukan strategis belajar mengajar, menyiapkan sarana pengajaran, dan menyiapkan alat evaluasi.

Mengenai pentingnya metode mengajar, Supandi (1992: 41) mengatakan: “Kegiatan yang paling strategis di dalam proses belajar adalah pemilihan dan penetapan metode pembelajaran sebelum proses tersebut dilaksanakan”. Lebih lanjut dikatakan pula bahwa apabila ditinjau dari fungsinya, metode mengajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya pengajaran pendidikan jasmani oleh

(5)

karena itu menentukan suatu metode pengajaran didasarkan prinsip-prinsip yang mendasarinya. Prinsip-prinsip yang mendasari metode-metode proses belajar dapat bersumber pada pihak siswa dan bahan pelajaran dalam proses belajar mengajar”.

Untuk memilih metode mengajar yang baik adalah sulit, namun yang terpenting bahwa metode yang dipakai dapat mencapai tujuan yang diinginkan, efektif dan efisien. Seperti yang dikemukan oleh Subroto (2001: 19) bahwa metode dikatakan baik apabila mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien. Demikian pula dalam mengajar pendidikan jasmani untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, maka perlu penerapan metode mengajar yang tepat, efektif, dan juga efisien.

Mengajar tembakan lay-up di dalam permainan bolabasket juga diperlukan penggunaan metode mengajar yang tepat. Hal ini supaya dalam menyampaikan materi kepada siswa mudah diterima dan dikuasai oleh siswa.

Salah satu metode mengajar adalah metode bagian. Metode bagian menurut Geoch dalam Sukintaka (1982: 20) metode bagian dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Metode bagian murni

Metode bagian ini setiap unsur dipelajari sendiri sendiri secara

khusus,misalnya unsur pertama yang dipelajari dulu sampai dikuasai, kemudian unsur kedua dipelajari sampai dapat dikuasai pula, kemudian baru dapat bermain yang sesungguhnya.

2. Metode bagian progresif

Cara mengajar dengan metode ini adalah unsur kesatu dan kedua di pelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru disatukan. Selanjutnya, unsur ketiga juga dipelajari secara terpisah pula, setelah dikuasai digabungkan dengan unsur 1, 2 ,dan 3, demikian seterusnya sehingga semua unsur dapat dikuasai, setelah itu barulah bermain yang sesungguhnya.

3. Metode bagian berulang

Untuk metode ini pertama kali diajarkan unsur yang kesatu, setelah unsur kesatu dikuasai berikutnya diajarkan unsur kesatu dan kedua secara bersamaan. Selanjutnya, diajarkan unsur kesatu, kedua, dan ketiga secara besamaan pula dan seterusnya. Demikian seterusnya apabila unsur telah dapat dikuasai baru bermain yang sesungguhnya.

Metode mengajar tembakan lay-up dengan menggunakan metode progresif

(6)

Cara mengajar dengan metode ini adalah sebagai berikut:

1. Mula - mula diajarkan men-dribbel

bola, sampai dapat dikuasai oleh siswa.

2. Setelah itu diajarkan cara menangkap bola sampai dapat dikuasai oleh siswa.

3. Kemudian diajarkan cara men-dribbel

bola dilanjutkan menangkap bola sampai dikuasai oleh siswa.

4. Kemudian diajarkan irama langkah atau gerakan melangkah dan melompat sampai dikuasai oleh siswa. 5. Setelah itu diajarkan men-dribbel bola, menangkap bola, irama langkah, dan melompat.

6. Kemudian diajarkan menembak ke dalam basket (keranjang atau ring). 7. Setelah semua diajarkan dan

benar-benar sudah dikuasai dengan baik, maka baru disatukan dari awal yaitu gerakan men-dribbel bola, menangkapnya dan gerakan melangkah, melompat, serta menembak atau memasukan ke dalam basket (keranjang atau ring). Demikian seterusnya sehingga menjadi kesatuan gerakan tembakan lay-up dalam permainan bolabasket. Kelebihan dari metode ini adalah siswa dapat memahami gerakan lay-up shoot satu per satu, kesalahan teknik dapat diketahui sejak dini,

sedangkan kelemahannya adalah banyaknya waktu yang terbuang untuk merangkaikan gerakan lay-up shoot

satu per satu.

Metode mengajar tembakan lay-up dengan menggunakan metode bagian berulang.

Pelaksanaan pengajaran dan unsur-unsur tembakan lay-up menurut metode bagian berulang adalah sebagai berikut:

1. Mula mula diajarkan men-dribbel bola sampai dapat dikuasai oleh siswa. 2. Kemudian diajarkan men-dribbel bola

dirangkaikan dengan menangkap bola sampai dapat dikuasai oleh siswa. 3. Setelah itu diajarkan men-dribbel bola,

menangkap bola, serta melangkah dua kali, dan melompat sampai dapat dikuasai oleh siswa.

3. Kemudian diajarkan men-dribbel bola, menangkap bola, melangkah dan menangkap serta menembakan bola, atau memasukan bola ke dalam basket (keranjang).

4. Demikian seterusnya pengajaran lay-up diberkian pada siswa secara berulang ulang dari unsur pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya secara bertahap, sehingga menjadi satu kesatuan gerakan lay-up secara utuh.

(7)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan matching subjek by design yang biasa disebut dengan pola M-S. Pembagian menjadi dua klompok tersebut berdasarkan prestasi individu pada tes awal tembakan lay-up shoot

bolabasket, untuk menyeimbangkan kelompok dalam penelitian ini digunakan cara subjek matching ordinal pairing yaitu anak coba yang memiliki kemampuan tembakan lay-up shoot bolabasket yang seimbang dipasangkan kemudian setiap pasangan pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Secara lebih jelas dapat dilihat sebagai berikut:

Kelompok 1 Kelompok 2 1 2 4 3 5 6 Dst 7 Gambar 1.

Pembagian kelompok secara matching ordinal pairing

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putri kelas X SMAN 1 Tambelang tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 115 siswi.Teknik pengambilan sampel menggunakan

proposional random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak menurut porsinya. Pengambilan sampel dengan cara proposional random sampling untuk masing-masing kelas secara rinci adalah sebagai berikut:

Kelas X.1 = 18 x 35% = 6,3 = 6 Kelas X.2 = 19 x 35% = 6,6 = 7 Kelas X.3 = 20 x 35% = 7 = 7 Kelas X.4= 20 x 35% = 7 = 7 Kelas X.5 = 20 x 35% = 7= 7 Kelas X.6 = 18 x 35% = 6,3 = 6

Jadi, semua sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 siswa putri.

Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran yakni menggunakan tes keterampilan lay-up shoot bolabasket dari Imam Sodikun (1992: 15) yang bertujuan untuk mengukur keterampilan dan ketepatan

lay-up shoot bolabasket. Uji realibilitas data dalam penelitian ini menggunakan kofisien reabilitas belah dua. Kemudian hasil perhitungan korelasi dimasukan dalam rumus spearman brown. Selanjutnya, untuk menguji normalitas data digunakan uji lillefors, dan untuk uji perbedaan digunakan rumus t- test.

HASIL

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan hasil dari tes dan pengukuran pada tes awal dan akhir lay-up shoot pada siswa putri kelas 1 SMAN 1 Tambelang tahun pelajaran 2011 / 2012. Hasil uji realibilitas adalah 0.68522 artinya dalam kategori cukup.

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode liliefors.

(8)

Adapun hasil uji normalitas yang dilakukan pada hasil tes lay-up shoot

bolabasket pada siswa putri kelas 1 SMAN 1 Tambelang tahun pelajaran 2011/2012.dirangkum pada tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 1.

Hasil Uji Normalitas Data Kelompok 1 (metode mengajar bagian berulang), dan

Kelompok 2 (metode mengajar bagian progresif)

Kel N M SD Lhitung Lt 5%

Kel 1 20 2.50 1.5652 0.1375 0.190

Kel 2 20 2.40 1.2806 0.1832 0.190

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1 diperoleh nilai Lhitung = 0.1375, di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikan 5% yaitu 0.190, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 1 termasuk berdistribusi normal sedangkan pada kelompok 2 diperoleh nilai Lhitung = 0.1832,yang ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol pada taraf signifikan 5% yaitu 0.190, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 2 termasuk distribusi normal.

Hasil uji homogenitas data tes lay-up shoot pada siswa putri kelas 1 SMAN 1 Tambelang tahun pelajaran 2010/2012, dirangkum pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2.

Rangkuman hasil uji homogenitas data

Kelompok N SD2 F hitung F t 5%

Kelompok 1 20 2.15 0.7628 2.165

Kelompok 2 20 1.64 0.7628 2.165

Dari hasil uji homogenitas yang dilakukan,diperoleh nilai Fhitung = 0.7628, sedangkan dengan db = 19 lawan 19, angka F tabel 5% = 2.165 yang ternyata bahwa nilai F hitung = 0.7628 lebih kecil dari Ftabel 5% = 2.165 karena F hitung lebih kecil dari Ftabel ,maka hiotesis nol diterima.dengan demikian dapat disimpulkan kelompok 1 dan kelompok 2 memiliki varians yang homogen.

Selanjutnya, di cari uji perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2 yang dilakukan sebelum diberi perlakuan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.

Rangkuman hasil uji perbedaan tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2

Kelompok N M Md T hitung T tabel

5%

Kel 1 20 2.50 -0.1 -1.0000 1.729

Kel 2 20 2.40 -0.1 -1.0000 1.729

Dari uji yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa nilai t yang diperoleh sebesar T hitung = -1.0000,sedangkan dengan db = N-1 = 20-1 = 19 dan taraf signifikan 5% nilai t dalam tabel = 1.729, ternyata nilai t yang diperoleh lebih kecil dari t tabel 5% dengan demikian hipotesis nol dapat diterima, yang berarti bahwa sebelum diberi perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok 1 dengan kelompok 2.

(9)

Selanjutnya, setelah diberi perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan beupa metode mengajar bagian berulang dan kelompok 2 diberi perlakuan metode mengajar bagian progresif, kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam penelitian ini hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.

Rangkuman uji perbedaan hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1

Tes N M Md T hitung T tabel 5%

Awal 20 2.50 0.90 2.5376 1.729

Akhir 20 3.40 0.90 2.5376 1.729

Dari uji yang diperlakukan dapat diperoleh nilai t sebesar 2.5376 yang ternyata nilai tesebut lebih besar dari nilai t tabel 5% yaitu 1.729 dengan demikian hipotesis nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 1, berarti bahwa setelah mendapat perlakuan kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan,keterampilan tembakan lay-up shoot bola basketyang signifikan

Tabel 5.

Rangkuman hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2.

Tes N M Md T hitung T tabel 5%

Awal 20 2.40 0.5 2.1269 1.729

Akhir 20 2.90 0.5 2.1269 1.729

Dari uji t yang dilakukan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 2.1269,yang ternyata nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel 5% yaitu

1.729.dengan demikian hipotesis nol ditolak,yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 2.berarti bahwa setelah mendapat perlakuan kelompok 2 memiliki peningkatan keterampilan tembakan lay-upshoot bola basket yang signifikan.

Selanjutnya, hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6.

Rangkuman hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2

Tes N M Md T hitung T tabel 5%

Awal 20 2.40 0.5 1.9494 1.729 Akhir 20 2.90 0.5 1.9494 1.729 Dari uji t yang dilakukan dapat diperoleh nilai t sebesar t hitung sebesar 1.9494, yang ternyata nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel 5%,yaitu 1.729 dengan demikian hipotesis no ditolak, yang berarti bahwa setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan antara tes akhir pada kelompok 1 dan kelompok 2.

Untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki persentase peningkatan yang lebih baik diadakan penghitungan perbedaan persentase peningkatan terhadap tiap-tiap kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan keterampilan tembakan lay-up shoot bola basket dalam persen pada kelompok 1 dan

(10)

kelompok 2 dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.

Tabel 7.

Rangkuman hasil perbedaan keterampilan tembakan lay-up shoot

pada kelompok 1 dan kelompok 2

Kel N M pre-tes M post-tes M different Persentase Kel 1 20 2.50 3.40 0.90 36% Kel 2 20 2.40 2.90 0.50 20.83%

Dari hasil tes diatas dapat diketahui bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan keterampilan tembakan lay-up shoot bola basket sebesar 36%, sedangan kelompok 2 memiliki peningkatan keterampilan tembakan lay-up shoot bola basket sebesar 20.83 %.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan keterampilan tembakan lay-up shoot bola basket yang lebih besar dari pada kelompok 1.

PEMBAHASAN

Dari hasil penghitungan uji perbedaan yang dilakukan antara tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 di peroleh thitung sebesar –1,0000, sedangkan nilai t tabel = 1,729.ternyata nilai yang diperoleh lebih kecil dari nilai t tabel,yang berarti hipotesis nol diterima.dengan demikian kelompok 1

dan kelompok 2 sebelum diberi perlakukan dalam keadaan seimbang, yang berarti apabila setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan hal itu karena adanya perbedaa perlakuan yang diberi selama penelitian.

Dari uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 diperoleh nilai t sebesar 2,5376. Ternyata nilai t hitung tersebut lebih besar dari t tabel 5% = 1.729.yang berarti hipotesis nol ditolak.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan lay-up yang signifikan.yang berarti bahwa latihan tembakan lay-up dengan metode bagian berulang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan lay-up.

Dari uji perbedaan yang dilakukan terdapat hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 dan 2 diperoleh nilai t sebesar 2,1269.ternyata nilai t hitung tersebut lebih besar dari t tabel 5% = 1.729,yang berarti hipotesis nol ditolak.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan lay-up yang signifikan.yang berarti bahwa latihan tembakan lay-up dengan metode bagian progresif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan lay-up.

(11)

Dari uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes akhir pada kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai t sebesar 1.9494 sedangkan nilai t tabel 5% = 1.729. Ternyata nilai t yang diperoleh lebih besar dari t tabel,yang berarti hipotesa ditolak.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes akhir pada kelompok 1 dan kelompok 2 perbedaan bentuk latihan yang diberi perlakuan berpengaruh terhadap hasil tembakan atau keterampilan lay-up sampel.dalam penelitian ini bentuk latihan yang diberikan pada kelompok 1 adalah latihan tembakan dengan metode bagian berulang dan kelompok 2 adalah latihan tembakan dengan metode bagian progresif.

Dari hasil uji penghitungan terdapat peningkatan kemampuan lay-up setelah berulang memiliki prosentase yang lebih tinggi = 36,00%,dari pada dilakukan penelitian ternyata kelompok 1 dengan metode bagian berulang, kelompok 2 dengan metode bagian progresif yaitu sebesar 20,83 %.dengan demikian metode bagian berulang memilki pengaruh yang lebih baik dari pada metode bagian progresif terhadap keterampilan kemampuan lay-up pada siswa putri kelas 1 SMA Negeri 1 Tambelang Kabupaten Bekasi.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima,dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh yang

signifikan antara metode mengajar bagian berulang dan bagian progresif terhadap keterampilan tembakan lay-up shoot bola basket pada siswa putri kelas 1 SMAN 1 Tambelang, yaitu t

hitung = 1.9494 lebih bsar dari t tabel 5% = 1.729.

2. Metode mengajar bagian berulang memiliki pengaruh yang lebih baik dari pada metode mengajar bagian progresif terhadap keterampilan tembakan lay-up shoot bola basket pada siswa putri kelas 1 SMAN 1 Tambelang.peningkatan keterampilan tembakan lay-up shoot pada kelompok 1 adalah 36 % lebih besar dari keterampilan tembakan lay-up shoot bola basket pada kelompok 2,yaitu 20.83 %.Dengan demikian terdapat perbedaan antara hipotesis dan hasil akhir. Hal ini dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan pada masing - masing kelompok.

Berdasarkan simpulan di atas, maka pengajar hendaknya menerapkan metode mengajar bagian berulang untuk meningkatkan keterampilan tembakan

(12)

lay–up shoot dalam permainan bola basket, selain itu dalam upaya menigkatkan keterampilan tembakan

lay–up shoot, perlu diberikan metode mengajar yang dapat membentuk pola gerak didalam meningkatkan keterampilan tembakan lay–up shoot bolabasket, diantaranya yaitu diberikan metode mengajar bagian berulang.

DAFTAR PUSTAKA

Imam Sadikun. (1992). Olahraga pilihan bola basket. Surakarta: FKIP UNS.

Rusli Lutan. (1988). Belajar keterampilan motorik pengantar teori dan metode. Jakart : Depdikbud Dirjendikti.

Subroto. (2000). Asas asas pengetahuan umum olahraga. Jakarta: Depdikbud.

Sugiyanto dan Sudjarwo. (1992).

Perkembangan dan belajar gerak. Jakarta: Depdikbud proyek penetaran Guru SD setara D II bagian proyek penataran guru Pendidikan jasmani SD setara D-II.

Sugiyanto. (1996). Belajar gerak.

Surakarta: UNS Press

Sukintaka. (1982). Permainan dan metodik. Jakarta: Percetakan Negara RI

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

1)

Suparman Sade adalah dosen

penjaskesrek, FKIP, Universitas Islam “45” Bekasi.

2)

Sarpa adalah mahasiswa penjaskesrek, FKIP, Universitas Islam “45” Bekasi.

Referensi

Dokumen terkait

Atmosfer dari planet merkurius terdiri dari gas natrium dan kalium yang sangat tipis sehingga kadang-kadang dikatakan bahwa planet ini tidak memiliki atmosfer.. Jarak

[r]

empat faktor penilaian tingkat kesehatan bank yang tidak signifikan yaitu faktor.. rentabilitas dan

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penerapan Model pembelajaran Teaching factory 6 Langkah (Model TF-6m) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

“Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)”, Skripsi Fakultas

dan satu proposal sebagai anggota atau dua proposal sebagai anggota pada skema yang.. 2 berbeda) dan dua proposal pengabdian kepada masyarakat (satu proposal sebagai ketua.. dan

tercapai dengan menggunakan tes yang telah valid untuk bidang ini.. Hasil uji coba instrumen, kemudian dilakukan perhitungan. Hasil perhitungan seluruh soal yang