• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tokoh Sosiologi Pembangunan Teori Sosiol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tokoh Sosiologi Pembangunan Teori Sosiol"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Tokoh Sosiologi Pembangunan, Teori Sosiologi Klasik-Modern, dan

Integrasi Nasional

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Sosiologi-Antropologi

Pembangunan”

Dosen Pengampu: Zaharah M. Ed

Disusun Oleh :

Aisyah Az Zahrah 11140150000052

Niken Kesuma Wardani 11140150000032

Bahrani Anggi Sinta 111401500000009

Zahra Nadhia 11140150000074

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang patut diungkapkan selain puji syukur kehadirat Allah swt yang telah

memberikan nikmat sehat, nikmat iman sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan

dengan baik. Sholawat dan salam terscurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad

saw, para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Dengan terselesainya malakah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Zaharah

M. Ed selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Sosiologi Antropologi Pembangunan yang

penuh pengabdian memberikan bimbingan kepada kami sehingga kami dapat menyusun makalah

ini dengan baik. Dan kami berterima kasih juga kepada teman-teman yang telah membantu kami

dalam menyusun makalah ini.

Kamipun menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki kekurangan dari segi

apapun dan hanya merupakan karya kecil dari ilmu pengetahuan di dunia ini. Kami harap agar

mendapatkan manfaat dan penalaman serta pemahaman yang lebih mendalam tentang

pendidikan.

Jakarta, Oktober 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...

i

DAFTAR ISI ...

ii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ...

1

B.

Rumusan Masalah ...

1

C.

Tujuan Penulisan ...

1

BAB II PEMBAHASAN

A.

Teori Sosiologi dan Sosiologi Pembangunan...

2

B. Ruang lingkup sosiologi pembangunan...

8

C. Teori Sosiologi Klasik dan modern ...

9

D. Integrasi Nasional...

13

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan ...

16

DAFTAR PUSTAKA...

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah Sosiologi menurut Auguste Comte berasal dari bahasa Yunani (latin). Sosiologi berasal dari kata socius yang artinya teman atau sesama dan logos berarti cerita. Jadi menurut arti katanya sosiologi berarti cerita tentang teman atau kawan (masyarakat). Sebagai ilmu, sosiologi merupakan sebuah pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain.

Gagasan Comte mendapat sambutan luas, terbukti dengan munculnya sejumlah ilmuwan di bidang sosiologi. Mereka antara lain, Pitirim A. Sorokin, Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, George Simmel, dan Max Weber. Mereka semua berjasa dalam menyumbangkan beragam pendekatan untuk mempelajari masyarakat yang sangat berguna bagi perkembangan sosiologi.

B. Rumusan Masalah

1. Siapa saja tokoh-tokoh dalam ilmu sosiologi dan apa teorinya ? 2. Apa saja Ruang lingkup dari Sosiologi Pembangunan ?

3. Apakah pengertian Teori Sosiologi Klasik dan Modern ?

4. Apa saja faktor pendorong dan penghambat dari Integrasi Nasional C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui teori, dan tokoh sosiologi

2. Memahami ruang lingkup sosiologi pembangunan 3. Memahami teori sosiologi klasik dan modern

4. Mengetahui faktor pendorong dan penghambat dari integrasi nasional

BAB II

(5)

A. Teori Sosiologi dan Sosiologi Pembangunan

1. Pengertian Teori

Teori adalah seperangkat pernyataan-pernyataan yang secara sistematis berhubungan atau sering dikatakan bahwa teori adalah sekumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang saling kait-mengait yang menghadirkan suatu tinjauan sistematis atas fenomena yang ada dengan menunjukkan hubungan yang khas di antara variabel-variabel dengan maksud memberikan eksplorasi dan prediksi. Di samping itu, ada yang menyatakan bahwa teori adalah sekumpulan pernyataan yang mempunyai kaitan logis, yang merupakan cermin dari kenyataan yang ada mengenai sifat-sifat suatu kelas, peristiwa atau suatu benda.

Teori harus mengandung konsep, pernyataan (statement), definisi, baik itu definisi teoretis maupun operasional dan hubungan logis yang bersifat teoretis dan logis antara konsep tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam teori di dalamnya harus terdapat konsep, definisi dan proposisi, hubungan logis di antara konsep-konsep, definisi-definisi dan proposisi-proposisi yang dapat digunakan untuk eksplorasi dan prediksi.

2. Definisi Sosiologi Menurut Para Ahli

a. Roucek dan Warren

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarmanusia dalam kelompok-kelompok.

b. Pitirim A. Sorokin, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:

• Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala agama, gejala keluarga, dan gejala moral).

• Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial (gejala geografis, biologis)

c. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkoff

Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.

(6)

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.

e. Max Weber

Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakantindakan sosial.

f. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi

Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

g. Hassan Shadily

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuknya hidup bersama serta perubahannya, perserikatan, kepercayaan, dan keyakinan.

h. Paul B. Horton

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan kajian pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

i. Soerjono Soekanto

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan bersama dalam masyarakat. Dalam masyarakat terdapat individu, keluarga, kelompok, organisasi, aturan-aturan dan lembaga-lembaga, yang kesemuanya itu merupakan suatu kebulatan yang utuh. Dalam hal ini sosiologi ingin mengetahui kehidupan bersama dalam masyarakat, baik yang menyangkut latar belakang, permasalahan dan penyebabnya.

(7)

Beberapa ahli mendefinisikan Sosiologi Pembangunan melalui beberapa teori sebagai berikut :

a. Teori Pertumbuhan dan Modernisasi (W.W. Rostow)

W.W. Rostow adalah seorang ekonom Amerika Serikat, pikiran Rostow pada dasarnya dikembangkan dalam konteks perang dingin serta membendung pengaruh sosialisme. Pikiran pertama dituangkan dalam makalah dengan secara jelas sebagai manifesto non-komunis yang berjudul The Stages of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto. Rostow membentangkan pandangan tentang modernisasi yang dianggapnya sebagai cara membendung semangat sosialisme.

Pada dasarnya teori tentang pertumbuhan merupakan versi dan teori modernisasi dan pembangunan, yaitu suatu teori yang meyakini bahwa faktor manusia (bukan struktur dan sistem) menjadi fokus utama perhatian mereka. Teori pertumbuhan adalah suatu bentuk teori modernisasi yang menggunakan metafora pertumbuhan, yaitu tumbuh sebagai organisme. Dia melihat bahwa perubahan sosial yang dilihatnya disebut sebagai pembangunan, sebagai proses evolusi perjalanan dari tradisional ke modern. Pikiran teori pertumbuhan ini dijelaskan secara rinci oleh Rostow (1960) yang sangat terkenal yaitu The five-stage scheme. Asumsinya adalah bahwa semua masyarakat termasuk masyarakat Barat pernah mengalami “Tradisional” dan akhirnya menjadi “Modern”. Sikap manusia tradisional dianggap sebagai masalah. Seperti pandangan Rostow dan pengikutnya, development akan berjalan Secara hampir otomatis melalui akumulasi modal (tabungan dan investasi) dengan tekanan bantuan dan hutang luar negeri. Dia memfokuskan pada perlunya elite wiraswasta yang menjadi motor proses itu.

Dalam buku The Stage of Economic Growth menjelaskan bagaimana perubahan sosial dalam lima tahapan pembangunan ekonomi terjadi. Tahap pertama adalah masyarakat tradisioanal, kemudian berkembang menjadi prakondisi tinggal landas, lantas diikuti masyarakat tinggal landas, kemudian masyarakat pematangan pertumbuhan, dan akhirnya mencapai masyarakat modern yang dicta-citakan, yaitu masyarakat modern yang dicita-citakan dapat tercapai.

Jadi menurutnya, Teori pertumbuhan adalah suatu bentuk teori modernisasi yang menggunakan metafora pertumbuhan, yaitu tumbuh sebagai organisme

(8)

Teori modernisasi lahir dalam bentuknya yang sekarang ini. Paling tidak menurut tokoh-tokoh Amerika Serikat, sebagai produk sejarah tiga peristiwa penting dunia setelah masa perang dunia II.

pertama,munculnya amerika serikat sebagai kekuatan (dominan) dunia. Sekalipun negara-negara barat lainnya semakin melemah setelah perang dunia ke II, AS justru menjadi “pemimpin” dunia sejak pelaksanaan marshall plan yang diperlukan untuk membangun kembali eropa barat akibat perang dunia II. Pada tahun 1950-an secara praktis AS mengambil peran sebagai pengendali pencaturan dunia.

Kedua, terjadi perluasan gerakan komunis sedunia. Uni Soviet mampu memperluas pengaruh politiknya tidak sampai di Eropa Timur, tetapi juga sampai di Asia, antara lain di Cina dan Korea.

Ketiga, lahirnya negara-negara merdeka baru di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, yang sebelumnya merupakan daerah jajahan negara-negara Eropa.

 Teori evolusi lahir pada awal abad ke-19 sesaat sesudah revolusi industri dan revolusi perancis yang merupakan dua revolusi yang tidak sekedar menghancurkan tatanan lama, tetapi juga membentuk acuan dasar baru. Revolusi industri menciptakan dasar-dasar ekspansi ekonomi. Dengan dilandasi semangat penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, dirumuskan tata cara baru produksi barang yang lebih efisien, yang pada akhirnya berakibat pada peningkatan produktivitas dan perluasan pasar dunia. Revolusi prancis meletakkan kaidah-kaidah pembangunan politik yang berdasarkan keadilan, kebebasan,demokrat dan demokrasi.

 Teori fungsionalisme

(9)

 Teori Ketergantungan

Yang dimaksud ketergantungan adalah keadaan dimana kehidupan ekonomi negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara-negara lain, negara-negara tersebut hanya berperan sebagai penerima akibat saja (Titonio Dos Santos, 1970). Hubungan saling ketergantungan antara dua sistem ekonomi atau lebih terjadi bila ekoomi beberapa negara (yang dominan) bisa berekpansi dan bisa berdisi sendiri, sedangkan ekonomi di negara lainnya (yang bergantung) mengalami perubahan hanya sebagai akibat dari ekspansi tersebut.

Selanjutnya Santos Membedakan tiga bentuk ketergantungan, yaitu:

1) Ketergantungan Kolonial. 2) Ketergantungan Finansial.

3) Ketergantungan teknologi-industiral.

Akibat Dari Ketergantungan

Menurut penganut dari paham liberal, hubungan antar negara-negara pusat dengan negara-negara pinggiran adalah dikatakan sebagai hubungan saling ketergantungan, dimana kedua belah pihak ada dalam posisi saling menguntungkan. Negara pusat membutuhkan bahan baku untuk industrinya, sedangkan negara-negara pinggiran membutuhkan barang-barang industri untuk pembangunaanya. Tetapi yang dilupakan menurut pandangan kaum liberal ini adalah bahwa derajad keuntungan antara negara pusat dan negara pinggiran berbeda.negara-negara pinggiran jelas lebih tergantung pada negara-negara pusat. Hubungan yang terjadi antara negara pusat dengan negara pinggiran dapat disejajarkan dengan hubungan majikan dan buruh. Menurut Frank (1969), keterbelakangan di negara-negara pinggiran bukan karena masyarakat itu kekurangan modal melainkan akibat dari proses ekonomi, politik dan sosial yang terjadi sebagai akibat globalisasi dari sistem kapitalis.

c. Teori Sistem Ekonomi Dunia

(10)

bergantung pada kemampuan negara semi pinggiran melakukan perluasan pasar serta introduksi teknologi modern. Kemampuan bersaing di pasar internasional melalui perang harga dan kualitas.

Negara semi pinggiran yang disampaikan oleh Wallerstein merupakan sebuah pelengkap dari konsep sentral dan pinggiran yang disampaikan oleh teori dependensi. Alasan sederhana yang disampaikannya adalah, banyak negara yang tidak termasuk dalam dua kategori tersebut sehingga Wallerstein mencoba menawarkan konsep pembagian dunia menjadi tiga kutub yaitu sentral, semi pinggiran dan pinggiran.

Terdapat dua alasan yang menyebabkan sistem ekonomi kapitalis dunia saat ini memerlukan kategori semi pinggiran, yaitu dibutuhkannya sebuah perangkat politik dalam mengatasi disintegrasi sistem dunia dan sarana pengembangan modal untuk industri dari negara sentral.

d. Teori Alternatif

Teori alternatif adalah teori yang tergolong dalam Teori Kritik (Critical Theory) dengan meminjam pengertian dan analisis yang dikembangkan oleh Stephen Leonard (1990) tentang critical theory yang dituangkan dalam bukunya Critical Theory in Political Practice . Dalam bukunya ia memberikan kritik terhadap institusi dan praktisi politik yang ada di masyarakat yang tidak adil.

Berbagai teori yang dimaksudkan dalam teori alternatif ini meliputi berbagai paradigma yaitu:

 Gerakan feminisme beserta semua aliran mereka  Teori alternatif yang merujuk pada teologi pembebasan

Yang dikategorikan sebagai teori alternatif adalah berbagai pendekatan yang menggunakan atau mendapat pengaruh dari pendekatan postmodernisme.

4. Ruang Lingkup Sosiologi Pembangunan

(11)

sebagai suatu kegiatan yang berorientasikan nilai dan membebaskan manusia dari segala bentuk eksploitasi dan penindasan.

Selain itu, sosiologi pembangunan juga mempertimbangkan aspek rohaniah. Banyak bukti bahwa agama dan kepercayaan berperan penting dalam pembangunan baik secara positif maupun negatif. Proses pembangunan Negara DuniaI (Industri Kapitalis–US ,dkk), Negara Dunia II (US Rusia dkk), Negara Dunia III (negara-negara berkembang) saling berhubungan dan saling mempengaruhi secara sosial, ekonomi dan budaya.

Pembangunan adalah satu bidang yang bersifat interdisipliner, maka masing-masing ilmu mempunyai penekanan yang berbeda.

Proses pembangunan terjadi dalam semua aspek kehidupan masyarakat, baik yang berlangsung pada tingkat nasional maupun wilayah/daerah. Karakteristik yang cukup penting dalam pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan, dan difersifikasi. Kemajuan misalnya, dapat diidentifikasi dari adanya peningkatan dalam rasionalisasi kehidupan masyarakat, teknologi dan efisiensi. Sedangkan pertumbuhan identik dengan kemajuan ekonomi yang ditandai oleh peningkatan pendapatan masyarakat sebagai akibat dari pertumbuhan produktifitas dan diikuti oleh diversifikasi kegiatan ekonomi, baik vertikal maupun horizontal.

Dengan demikian, pembangunan memiliki tiga ciri dasar yaitu: pertumbuhan, diversifikasi/diferensiasi dan perbaikan (progress) yang terjadi pada semua aspek dan tingkat kehidupan masyarakat. Proses pembangunan dapat dibedakan menurut kecepatan (rate), arah (direction) dan level dimana proses tersebut berlangsung. Hal ini terjadi karena variabel-variabel pembangunan berubah dengan rates (kecepatan) yang berbeda di tempat yang berbeda. Sebuah bangsa yang baru membangun mungkin hanya dapat memusatkan usaha-usaha pembangunannya kepada aspek-aspek primer seperti nation building, penurunan angka kelahiran dan kematian, pendidikan dasar, dan infrastruktur seperti jalan/jembatan dan komunikasi.

Penggunaan indikator dan variabel pembangunan bisa berbeda untuk setiap negara atau wilayah. Misalnya, di negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih sekitar pemenuhan berbagai kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sementara itu, untuk negara-negara/wilayah yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

(12)

 Pertumbuhan ekonomi yang mendorong pemerataan, kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup;

 Menguatkan ekonomi nasional/domestik yang dapat memperluas lapangan kerja, sehingga daya beli masyarakat terus meningkat baik untuk barang lokal maupun impor;

 Diversifikasi kegiatan/sektor ekonomi dengan penguatan sektor industri dan jasa disertai dengan keseimbangan antara produksi barang ekspor dan impor;

 Partisipasi masyarakat dalam kehidupan politik dan proses pembuatan keputusan;

 Tersedianya kesempatan untuk memperoleh pendidikan untuk semua lapisan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan;

B. Teori-teori Sosiologi klasik dan modern

1.

Teori Sosiologi Klasik

Beberapa kekuatan sosial yang melatarbelakangi munculnya teori - teori sosial dan sekaligus menjadi fokus perhatian para ahli sosial, diantaranya adalah revolusi politik, revolusi industri, perkembangan kapitalisme, perkembangan sosialisme, feminisme, urbanisasi, perubahan agama, serta pertumbuhan ilmu pengetahuan. Perkembangan teori - teori sosial tersebut tidak hanya terjadi di satu negara, tetapi dibeberapa negara terutama yang terjadi dikawasan Eropa Barat, diantaranya adalah di Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris.

Perubahan berupa revolusi sosial politik serta kebangkitan kapitalisme membawa dampak - dampak yang tidak saja bersifat positif tetapi juga memunculkan masalah - masalah sosial baru. Hal ini telah memacu para ahli sosial dan filsafat untuk menemukan kaidah - kaidah baru yang terkait dengan perkembangan teori sosial dan sekaligus sebagai suatu upaya dalam memahami dan menanggulangi masalah - masalah sosial tersebut, serta mengarahkan bagaimana bentuk masyarakat yang diharapkan di kemudian hari.

Seperti perkembangan kehidupan politik (Revolusi Prancis sejak tahun 1789) menjadi cikal bakal perkembangan teori sosiologi di Prancis. Demikian pula, pertumbuhan kapitalisme di Inggris telah memacu munculnya pemikiran - pemikiran baru dibidang social.

a. Teori Klasik dan para tokohnya :  Aguste Comte

(13)

kemasyarakatan. Saat ini sosiologi menjadi suatu ilmu yang diakui untuk memahami masyarakat dan telah berkembang pesat sejalan dengan ilmu - ilmu lainnya. Dalam hal itu, Aguste Comte diakui sebagai “Bapak” dari sosiologi. Aguste Comte pada dasarnya bukanlah orang akademisi yang hidup di dalam kampus.

Perjalanannya didalam menimba ilmu tersendat - sendat dan putus di tengah jalan. Berkat perkenalannya dengan Saint - Simon, sebagai sekretarisnya, pengetahuan Comte semakin terbuka, bahkan mampu mengkritisi pandangan-pandangan dari Saint-Simon. Pada dasarnya Auguste Comte adalah orang pintar, kritis, dan mampu hidup sederhana tetapi kehidupan sosial ekonominya dianggap kurang berhasil. Pemikirannya yang dikenang orang secara luas adalah filsafat positivisme, serta memberikan gambaran mengenai metode ilmiah yang menekankan pada pentingnya pengamatan, eksperimen, perbandingan, dan analisis sejarah.

Pemikiran Auguste Comte Tentang Individu, Masyarakat, dan Perubahan Sosial Perkembangan masyarakat pada abad ke-19 menurut Comte dapat mencapai tahapan yang positif (positive stage). Tahapan ini diwarnai oleh cara penggunaan pengetahuan empiris untuk memahami dunia sosial sekaligus untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Sosiologi adalah menyelidiki hukum - hukum tindakan dan reaksi terhadap bagian - bagian yang berbeda dalam sistem sosial, yang selalu bergerak berubah secara bertahap. Hal ini merupakan hubungan yang saling menguntungkan (mutual relations) diantara unsur - unsur dalam suatu sistem sosial secara keseluruhan.

 Emile Durkheim

Sosiolog besar ini dilahirkan di Epinal diprovinsi lorraine di perancis timur pada 15 April 1885, sejumlah empat buku yang telah ditulis durkheim untuk mengukuhkan dirinya sebagai seorang sosiolog yang terkenal, bukunya yang pertama adalah yang berjudul ”one the-division of social labor” yang diterbitkan tahun 1893. Dua tahun kemudian pada tahun 1895 terbit buku keduanya “the rules of sociological method” dan buku ketiganya “suicide” terbit pada tahun 1897 sedangkan buku yang keempat atau karyanya yang terakhir “the elemententary forms of religious life” terbit pada tahun 1912.

(14)

kolektif berada diluar individu manusia dan yang yang masuk ke dalam individu tersebut dalam perwujuadan sebagai aturan - aturan moral, agama, tentang baik dan buruk dan lain sebagainya.

Sedangkan dalam sifat nya yang konstraint kesadaran kolektif tersebut memiiki daya memaksa terhadap individu - individu manusia pelanggaran yang dilakukan oleh anggota masyarakat terhadap kesadaran - kesadaran kolektif ini akan mengakibatkan adanya sangsi - sangsi hukuman terhadap anggota masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian kesadarn kolektif itu adalah suatu konsensus masyarakat yang mengatur hubungan sosial diantara masyarakat yang bersangkutan. Kesadaran kolektif ini merupakan bentuk tertinggi dari kehidupan psikis / kejiwaan dan merupakan suatu ‘kesadaran dari kesadaran yang berada di luar dan di atas individu -individu dan dengan kesadaran yang demikian itu maka masyarakat adalah merupakan suatu yang lebih baik dari pada individu

 Karl Marx

Sebagai seorang filsuf, nama Marx mungkin berdengung diseluruh dunia dengan kehebatan yang luar biasa. Bahkan lebih dari itu, Marx dikenal pula sebagai seorang pemikir dalam banyak bidang ilmu. Mulai dari lapangan ekonomi sampai kepada sosiologi. Filsuf yang di lahirkan pada tanggal 5 mei 1818 di kota trier di tepi sungai rhine ini sesungguh nya keturunan seorang borjuis, karya Marx yang pertama kali yang dapat dicatat adalah Disertasinya sendiri di Universitas jana, yang berjudul On the differences between the natural philoshopy of democritus and epicurus (1841) dimana sesungguhnya dia sudah mulai menyerang konsep konsep agama dan karya -karya Marx tidaklah terbilang banyak nya. Mulai dari “The Mesery of philophy, The Poverty of philosophy”, sampai kepada Manifesto Komunis dan Das Kapital. Buku yang di sebut terakhir ini justru merupakan buku yang paling termashur.

Sejarah kehidupan manusia kata Marx, tidak lebih dari pertentangan antar kelas, atau antar golongan, mulai dari golongan atau kelas yang berdiri dari orang-orang yang bebas merdeka dari budak - budak, sampai kepada pertentangan antara kelas penindas dengan yang ditindas. Disinilah keistimewan Marx sebenarnya, yang melihat adanya suatu pertikaian abadi yang menandai sejarah perkembangan manusia.

(15)

Teori sosiologi modren berbeda dari teori sosiologi klasik. Teori sosiologi klasik memusat kan analisanya pada pemikiran tokoh - tokoh sosiologi sedangkan teori - teori sosiologi modren memusatkan analisanya pada aliran sosiologi pergeseran dari para ahli teori sosiologi secara idividual kedalam aliran - aliran sosiologi menunjukkan bahwa sosiologi mengalami perubahan. Pada awal perkembangannya, sosiologi itu di dominasi oleh para ahli termasyur secara individual, seperti Comte, Marx, Durkheim, Weber, ataupun Simmel. Tetapi dewasa ini analisa sosiologi lebih terarah kepada aliran - aliran.

Perkembangan Teori Sosiologi :

1. Awal perkembangan teori sosiologi di Amerika

Pada tahun 1858 ada kuliah tentang masalah - masalah sosial di Universitas Oberlinis, istilah sosiologi yang berasal dari Comte digunakan oleh George Fithugh tahun 1880-an kemudian William Graham Sumner mengajar ilmu sosial di Unversitas Yale pada tahun 1873.Pada tahun 1880-an, kuliah - kuliah yang berjudul sosiologi mulai muncul. Departemen sosiologi pertama didirikan di Universitas Kansas tahun 1889. Tahun 1892 Albion Small pindah ke Universitas Chicago dan mendirikan Departemen sosiologi di Universitas tersebut. Departemen sosiologi dari Universitas Chicago berkembang menjadi satu aliran tersendiri yang di kenal dengan nama “The Chicago School”. Dari departemen ini lahirlah journal of sociology yang masih bertahan hingga saat ini. Dari Universitas ini pula lahirlah American Sociological Society, yakni perkumpulan para ahli sosiologi se - Amerika yang tahun 1959 berubah nama American Sociological Association dan masih bertahan hingga saat ini.

2. Perkembangan teori sosiologi hingga pertengahan abad 20

Perkembangan teori sosiologi pada abad 20 tidak bisa dipisahkan dari perkembangan sosiologi di Universitas Harvard. Kehadiran teori sosioloigi pada Universitas Harvard muncul bersamaan dengan masuknya Peter Sorokin ke Universitas itu pada tahun1930. Sebelum Sorokin tiba belum ada Departemen sosiologi di Harvard. Tetapi pada akhir tahun yang sama departemen sosiologi didirikan di Universitas itu dan dia sendiri dipilih sebagai ketua jurusan. Inilah jasa Sorokin yang terbesar sebab teori - teorinya tentang perubahan sosial dan budaya sebagaimana tertulis dalam buku Social and Cultual Dynamics (1937 dan 1941).

C. Integrasi Nasional

(16)

Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.

Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:

1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.

2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.

4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.

5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.

Faktor-faktor penghambat integrasi nasional sebagai berikut:

1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.

2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas. 3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong

keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. 4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan

menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.

5. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.

(17)

1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi). Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.

2. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman, tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.

3. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari semua propinsi di Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat bangunan tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu masjid (untuk agama Islam), gereja (untuk agama Kristen dan Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan wihara (untuk agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama resmi di Indonesia baru 5 (lima) macam.

Contoh-contoh pendorong integrasi nasional

1. Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih maju dan tangguh di masa yang akan datang.

2. Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu adalah hal yang sangat sulit.

3. Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentangan pihak ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa.

(18)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwa sosiologi lahir sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, muncul pada abad ke-19, yang dipopulerkan oleh seorang filosof Prancis yang bernamaAuguste Comte (1798–1857). Di dalam bukunya Course De Philosophie Positive, ia menjelaskan bahwa untuk mempelajari masyarakat harus melalui urutan-urutan tertentu, yang kemudian akan sampai pada tahap akhir yaitu tahap ilmiah. Dengan

demikian, Comte merintis upaya penelitian terhadap masyarakat, yang selama berabad-abad sebelumnya dianggap mustahil. Atas jasanya memperkenalkan istilah sosiologi maka Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi. Ia mengkaji sosiologi secara sistematis, sehingga sosiologi terlepas dari ilmu filsafat dan berdiri sendiri sejak pertengahan abad ke-19.

Dari beberapa uraian yang ada, dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tata hubungan dalam masyarakat, serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional empiris, bersifat umum dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain yang

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Namun perlu diketahui pula bahwa batasan atau standar yang digunakan dalam pengiriman pada umumnya, yaitu ± 52 jam sehingga penambahan pasir sebesar 62,5 gram (efisiensi bobot)

The purpose of this research was to study the effect of different level of protein addition in goat ration on feed addition in the ration on feed intake and physiological responses

holoselulosa dan α -selulosa bagas oleh ketiga jamur dengan tiga media kultur awal yang berbeda. commit

Untuk mengetahui dimana teknologi Hasil Kajian BPTP Sumatera Utara diuji dan diterapkan, untuk menganalisis tingkat penerapan teknologi padi sawah di Kecamatan Lubuk Pakam dan

Oleh karena perbuatan zina adalah termasuk dalam ranah hukum publik, maka dalam pemeriksaan perkara kebenaran yang dicari adalah kebenaran materiil, sehingga karena hal

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran kepada para pelaku usaha pada Sentra Kicimpring Desa Pagerwangi dalam menggunakan Media Sosial dan Inovasi

Di lain pihak, orang tua dan atau keluarga juga kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup, untuk memahami perubahan dari dinamika kehidupan remaja, sehingga

Studi Recovery Tembaga Dari Limbah Elektrolit Pemurnian Perak Menggunakan Proses Ekstraksi Pelarut-Electrowinning Dengan Mextral 5640H Sebagai Ekstraktan.. Muhammad